SKRIPSI
PUTRI PERMATASARI
NPM: 0806336791
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
PUTRI PERMATASARI
NPM: 0806336791
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Pada hakekatnya, penyusunan skripsi ini
tidak akan berjalan dengan baik dan lancar tanpa bantuan dan partisipasi dari
semua pihak yang terkait. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah tulus membantu dengan meluangkan
waktunya untuk membantu proses penyusunan skripsi ini. Rasa hormat dan terima
1. Bpk. Polsiswar dan Ibu Yanuarti, Abang, Kak Kiki dan keluarga tercinta yang
2. dr. Adang Bachtiar, MPH, DSc selaku Kepala Departemen Administrasi dan
v Universitas Indonesia
6. Ibu Emil, Dr. Sita, Dr. Djati, Pak Elly, Ibu Dartini, dan Pak Ipul yang telah
bersedia untuk menjadi informan penelitian. Terima kasih atas informasi dan
7. Ibu Dr. E. Ruhayati Sadili, M. Kes selaku Kepala Bagian Pendidikan dan
Penelitian Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Ibu Sita, Ibu Erna, Ibu Sri,
Pak Dadang, Pak Ipul, Mas Dwi, Mba Fitri, Mba Eci, Pak Atmo atas segala
sangat berkesan.
8. Maliq Fajar Pradana yang telah memberikan bantuan, keceriaan, semangat dan
Icha, Indah, Dudu, Lilis, Wilda, Mbak, Amak, Bunga, teman-teman AKK dan
dan sharing selama penyusunan skripsi ini. Terima kasih banyak. Keep in
touch ya teman-teman.
Akhir kata kiranya Allah SWT yang dapat membalas segala doa dan
Penulis
vi Universitas Indonesia
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : Januari 2012
Yang menyatakan
(Putri Permatasari)
Kata Kunci:
Pelatihan, Manajemen Pelatihan, Identifikasi Kebutuhan Pelatihan, Perencanaan
dan Perancangan Pelatihan, Pengembangan Materi Pelatihan, Pelaksanaan
Pelatihan, Evaluasi Pelatihan
Key words:
Training, Training Management, Analysis Needs, Planning and Designing the
Approach, Developing the Training Material, Delivering the Training, Evaluating
ix Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................ 6
1.4.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
1.5.1 Bagi Rumah Sakit.. ................................................................ 6
1.5.2 Bagi Peneliti .......................................................................... 7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 7
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel 5.1 Jumlah Karyawan RSUP Fatmawati Jakarta Per April 2011
Gambar 6.5 Proses Ketersediaan Alat Bantu dan Ruang Pelatihan di RSUP
Fatmawati Jakarta Tahun 2011
xv Universitas Indonesia
PENDAHULUAN
Diketahui bahwa pada awal tahun 2010 jumlah rumah sakit di Indonesia ada
1.523, sedangkan hingga awal Juni 2011 diketahui jumlah rumah sakit sudah
meningkat jadi 1.668. Hal ini berarti dalam kurun waktu sekitar 15 bulan bertambah
145 rumah sakit, sehingga rata-rata setiap bulannya ada 9 rumah sakit baru. Dari total
1668 jumlah rumah sakit di Indonesia, diantaranya 832 merupakan rumah sakit
pemerintah dan 836 diantaranya rumah sakit swasta (Kemenkes, 2011). Dari data
tersebut terlihat bahwa laju pertumbuhan rumah sakit ini terbilang tinggi.
Perkembangan jumlah rumah sakit yang terjadi dari tahun ke tahun, membuat
persaingan semakin meningkat. Rumah sakit dituntut dapat bersaing dalam
meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat.
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati merupakan rumah sakit pusat rujukan
di wilayah Jakarta Selatan dan sekitarnya serta berfungsi sebagai rumah sakit
Universitas Indonesia
pendidikan (Depkes RI, 1984). RSUP Fatmawati sebagai rumah sakit pendidikan
juga ditetapkan fungsinya sebagai RS Pusat Rujukan karena sudah dilengkapi
fasilitas SDM-ahli, sarana pelayanan dan penunjang serta sistem pelayanan rujukan
medis spesialis dan subspesialis yang memadai dibandingkan dengan rumah sakit
lainnya.
Pada tahun 2010, Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati menjadi RS tipe A
Pendidikan dan menjadi pusat rujukan wilayah Jakarta Selatan. Sebagai upaya
strategis dalam meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan pelayanan, maka
Bagian Pendidikan dan Penelitian (DIKLIT), sebagai pengelola pendidikan,
pelatihan dan penelitian berusaha melaksanakan langkah-langkah manajemen mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pelaporan dan evaluasi. Salah satu
fungsi Bagian DIKLIT adalah menyelenggarakan kegiatan pelatihan dimana
sebagian besar adalah pelatihan internal bagi seluruh karyawan di lingkungan Rumah
Sakit Umum Pusat Fatmawati.
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil evaluasi program kerja Bagian Diklit pada tahun 2011
semester I, pencapaian bagian Diklit diukur dengan beberapa kegiatan. Kegiatan-
kegiatan pencapaian tersebut terdiri dari penyusunan perencanaan pelatihan,
penyusunan modul pelatihan, pelaksanaan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi
manajemen penyelenggaraan pelatihan. Berikut adalah tabel pencapaian pelayanan
Pelatihan Bagian Diklit pada tahun 2011 semester pertama
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati merupakan rumah sakit pusat rujukan
di wilayah Jakarta Selatan dan sekitarnya serta berfungsi sebagai rumah sakit
pendidikan (Depkes RI, 1984). Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sangat
berperan penting dalam proses pendidikan, penelitian-pengembangan, dan pelatihan
profesi kedokteran, di samping tugas dan fungsi pokok dalam pelayanan kesehatan
komprehensif kepada perorangan dan masyarakat.
Universitas Indonesia
1.4.2 Khusus
1. Menganalisis tahap-tahap pengelolaan pelatihan secara rinci yang terdiri atas
identifikasi identifikasi kebutuhan pelatihan, perencanaan dan perancangan
pelatihan, pengembangan materi pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan
evaluasi pelatihan di Bagian Pendidikan dan Penelitian RSUP Fatmawati
Jakarta pada tahun 2011.
2. Memperoleh alur proses dan jalannya kordinasi antar unit dalam pengelolaan
pelatihan di Bagian Pendidikan dan Penelitian RSUP Fatmawati Jakarta pada
tahun 2011.
3. Memperoleh informasi mengenai tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan
pelatihan di Bagian Pendidikan dan Penelitian RSUP Fatmawati Jakarta pada
tahun 2011.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
b. Misi
Misi adalah upaya-upaya untuk mewujudkan visi atau impian organisasi
tersebut. Upaya-upaya organisasi dalam mencapai cita-cita organisasinya
sangat tergantung dari SDM dari organisasi yang bersangkutan.
c. Tujuan
Tujuan adalah apa yang ingin dicapai setiap upaya atau program organisasi.
Untuk mencapai tujuan ini diperlukan perencanaan yang baik, serta
implementasi perencanaan tersebut secara tepat.
d. Strategi pencapaian tujuan
Misi dan tujuan suatu organisasi mungkin mempunyai persamaan dengan
organisasi lain, tetapi strategi untuk mencapai misi dan tujuan tersebut
berbeda. Oleh sebab itu setiap organisasi mempunyai strategi yang tertentu.
Untuk itu diperlukan kemampuan karyawannya dalam memperkirakan dan
mengantisipasi keadaan diluar yang dapat mempunyai dampak terhadap
organisasinya.
e. Sifat dan jenis kegiatan
Sifat dan jenis kegiatan organisasi sangat penting pengaruhnya terhadap
pengembangan SDM dalam organisasi yang bersangkutan.
f. Jenis teknologi yang digunakan
Hal ini perlu diperhitungkan dalam program pengembangan SDM dalam
organisasi tersebut. Pengembangan SDM disini sangat diperlukan, baik untuk
mempersiapkan tenaga guna menangani atau mengoperasikan teknologi itu,
atau mungkin terjadinya otomatisasi kegiatan-kegiatan yang semula dilakukan
oleh manusia.
2. Faktor Eksternal
Suatu organisasi berada di lingkungan tertentu, dan tidak terlepas dari pengaruh
lingkungan dimana organisasi itu berada. Agar organisasi itu dapat melaksanakan
visi, misi, dan tujuannya, maka ia harus memperhitungkan faktor-faktor
lingkungan atau faktor-faktor eksternal organisasi tersebut. Faktor-faktor eksternal
tersebut antara lain:
Universitas Indonesia
a. Kebijaksanaan pemerintah
Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, baik yang dikeluarkan melalui
perundang-undangan, peraturan pemerintah, surat keputusan menteri, dan
sebagainya dapat mempengaruhi program-program pengembangan SDM
dalam organisasi yang bersangkutan
b. Sosio Budaya Masyarakat
Faktor sosio budaya masyarakat tidak dapat diabaikan suatu organisasi. Hal
ini karena suatu organisasi apapun didirikan untuk kepentingan masyarakat
yang mempunyai belakang sosio budaya yang berbeda-beda. Sehingga dalam
menyelenggarakan program-program pengembangan SDM harus
mempertimbangkan sosio budaya.
c. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar organisasi dewasa ini
telah sedemikian pesatnya. Untuk itu maka organisasi harus mampu untuk
memilih teknologi yang tepat untuk organisasinya dan kemampuan karyawan
organisasi harus diadaptasikan dengan kondisi tersebut.
2.2 Pelatihan
2.2.1 Pengertian Pelatihan
Pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang
dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja
yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang
brtujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
h. Diskusi kelompok
i. Permainan manajemen
j. Kombinasi.
Universitas Indonesia
b. Program pelatihan
Program pelatihan akan menjadi hambatan apabila disusun tanpa
menjabarkan sistem pelatihan, tidak mempertimbangkan ketersediaan waktu
calon peserta latihan, tidak memperhatikan cara dan gaya belajar masyarakat
dari mana peserta pelatihan berasal, dan ketersediaan sarana, prasarana, dan
dana yang diperlukan dalam pelatihan.
c. Manajemen pelatihan
Manajemen pelatihan mungkin menjadi hambatan apabila pelatihan tidak
disusun berdasarkan fungsi –fungsi manajemen secara runtut antara lain yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian, dan
pengembangan atau fungsi manajemen yang dipersingkat yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian.
Perencanaan
Pelatihan
Evaluasi Pelaksanaan
Pelatihan Pelatihan
Universitas Indonesia
Identifikasi
Kebutuhan
Pelatihan
Pelaksanaan Pengembangan
Pelatihan Materi Pelatihan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
d. Handouts
e. Visual Aids
Sesuai dengan jenis atau metode yang dipergunakan oleh setiap pengaturan
ruang dapat diatur sesuai kebutuhan (Atmodiwirio, 2005). Ada beberapa macam
bentuk/formasi yang dikenal, yaitu:
a. Bentuk lingkaran tanpa meja
Dalam bentuk ini disediakan tempat bagi seorang pemimpin, jarak antara
peserta dengan pimpinan sedemikian rupa sehingga tampak adanya seorang
peserta yang dominan sebagai pemimpin.
b. Bentuk lingkaran memakai meja
Dalam bentuk lingkaran ini dipakai meja, menjadikan ruang menjadi terbatas.
c. Bentuk segi empat
Meja dan kursi disusun sedemikian rupa sehingga di tengah membentuk
ruang kosong. Ini tergantung kepada dimana papan tulis atau instruktur
berada.
d. Bentuk persegi panjang
Penataan ruang kelas dapat dibuat persegi panjang. Meja dan kursi
memanjang disusun saling berhimpit sehingga tidak ada ruang yang tersedia.
e. Bentuk huruf U
Dengan bentuk huruf U ruang gerak instruktur lebih besar dan lebih mudah
untuk mengadakan komunikasi dengan peserta.
Universitas Indonesia
dimuat dalam instrumen awal dapat bersamaan atau hampir sama dengan yang
dimuat dalam instrumen evaluasi akhir sehingga hasilnya dapat diukur dengan
menggunakan pengkuran yang valid dan dapat dipercaya (Sudjana, 2007).
Universitas Indonesia
a. Level 1: Reaksi
b. Level 2: Pembelajaran
c. Level 3: Perilaku
d. Level 4: Hasil
Dua level yang pertama terjadi pada saat pelatihan, sedangkan dua level yang
terakhir terjadi di tempat kerja setelah mengikuti pelatihan.
a. Level 1 – Reaksi
- Level evaluasi ini memberikan informasi mengenai kualitas pengalaman
peserta.
- Informasi ini cenderung jangka pendek dan bersifat subjektif serta
membeerikan indikasi bagian dari pelatihan yang perlu mendapat perhatihan
khusus dari peserta.
- Evaluasi reaksi ini juga berisi umpan balik untuk instruktur mengenai metode
pembelajaran, efisiensi, dan sebagainya.
- Evaluasi rekasi sangat populer, namun nilainya menjadi kecil apabila menjadi
satu-satunya pendekatan yang digunakan untuk mengevaluasi pelatihan.
- Pada intinya penyelenggara berupaya unutuk mendapat pandangan peserta
mengenai dampak pelatihan tersebut dan dapat dimanfaatkan sebagai umpan
balik untuk instruktur.
b. Level 2 – Pembelajaran
- Mengevaluasi pembelajaran memberikan informasi mengenai banyaknya
pelajaran yang dapat dipetik oleh peserta selama mengikuti pelatihan.
- Evaluasi ini akan memberi umpan balik bagi penyelenggaraan pelatihan
maupun instruktur dan peserta untuk membentunya mengikuti siklus
pembelajaran.
- Evaluasi ini juga memberi umpan balik bagi instruktur mengenai efektivitas
metode yang digunakan.
- Sasaran merupakan patokan mengenai apa yang harus dapat dilakukan oleh
peserta berdasarkan standar tertentu dalam kondisi tertentu.
Universitas Indonesia
c. Level 3 – Perilaku
- Evaluasi pada level ini adalah untuk menilai apakah peserta telah menerapkan
pembelajarannya dalam bentuk perubahan perilaku di tempat kerja.
- Evaluasi difokuskan pada peningkatan hasil atau kinerja. Mengevaluasi
perilaku kerja juga merupakan peluan umpan balik bagi instruktur mengenai
metodi dan strategi pembelajaran.
- Evaluasi ini juga membantu menentukan relevansi sasaran pembelajaran yang
telah ditetapkan dengan kebutuhan pelatihan yang sesungguhnya.
d. Level 4 – Hasil
- Evaluasi ini meneliti dampak jangka panjang pelatihan
- Peserta mungkin dapat mendemonstrasikan keterampilan baru yang
diperolehnya dan juga untuk mengukur apakah terdapat perubahan efisiensi
dan profitabilitas pada unit kerja tempat peserta bekerja.
- Ini merupakan upaya untuk mengukur kinerja organisasi dan
membandingkannya dengan biaya pelatihan yang telah dikeluarkan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Identifikasi
Kebutuhan
Pelatihan
Perencanaan dan
Evaluasi
Perancangan
Pelatihan
Pelatihan
Pelaksanaan Pengembangan
Pelatihan Materi
26
Universitas Indonesia
Identifikasi Kebutuhan
Pelatihan
Proses identifikasi
kebutuhan pelatihan
Evaluasi Pelatihan Perencanaan dan
Perancangan Pelatihan
Evaluasi terhadap
fasilitator Perumusan tujuan
Evaluasi terhadap pelatihan
penyelenggaraan Penyusunan
Evaluasi efektivitas anggaran pelatihan
di unit kerja Penyusunan
pedoman pelatihan
Pengembangan Materi
Pelaksanaan
Pelatihan
Pemilihan
Instruktur
Pelaksanaan
Test Peserta Penyusunan
modul pelatihan
Proses
Ketersediaan Alat
Pembelajaran
Bantu dan Ruang
Pelatihan
Universitas Indonesia
31
2. Data sekunder: diperoleh dengan melakukan telaah dokumen dan data-data yang
berhubungan dengan Manajemen Pelatihan di Bagian Pendidikan dan Penelitian
RSUP Fatmawati Jakarta seperti laporan kegiatan pelatihan, laporan evaluasi
pelatihan, SOP, kerangka acuan pelatihan, modul pelatihan, soal tes awal dan
akhir peserta pelatihan dan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan pelatihan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
35
Dan pada tanggal 8 April 2010 RSUP Fatmawati ditetapkan menjadi Rumah Sakit
Kelas A Pendidikan berdasarkan Kepmenkes RI No. 472/Menkes/SK/IV/2010. Pada
tahun 2011, RSUP Fatmawati berada di usia emas yaitu 50 tahun.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
DIREKTUR UTAMA
KEPALA BAGIAN
PENDIDIKAN DAN PENELITIAN
KA UR KA. UR KA UR KA. UR
PENDIDIKAN PENDIDIKAN PELATIHAN DAN ADMINISTRASI
DOKTER NON DOKTER PENELITIAN
STAF
REALISASI
No KEGIATAN Realisasi Jmlh Sasaran
Fisik Pst
1 Balakar 17,18 Mar 150 M, NM,Pwt
2 Pasien Safety 19,26 Mar 51 M, NM,Pwt
Universitas Indonesia
REALISASI
No KEGIATAN Realisasi Jmlh Sasaran
Fisik Pst
14 Workshop KPI 10,11 Mei 70 Manajemen
15 K3 RS 26,27 Juli 42 M, NM
4,5,6,7
16 F- One Gelombang 3 32 Pwt
Ags
17 ESQ 27 Ags 174 M, NM
18 PONEK 18-23 Okt 21 M, Pwt,Bdn
19 Disaster Plan IGD 2,3,4 Nov 113 M, NM
Hand Hygiene untuk 5
20 8-12 Nov 323 M,NM,Pwt
Instalasi
Hand Hygiene untuk
21 13-Nop 42 M,NM,Pwt
IBS
Manajemen Mutu
22 9-11 Nov 20 Pwt
Asuhan Keperawatan
Keterampilan untuk 30 Nov,
23 105 NM
satpam 1&2 Des
29,30Nov
24 Clinical Instructure 20 Pwt
& 1,3 Des
1,2,8,9
25 Gizi Kuliner 30 NM
Des
TOTAL 2294
Sumber: Profil Diklit 2011
Universitas Indonesia
Mulai
Tidak Ya
Persetujuan
Direksi
Pembuatan Surat
Tugas
Pelaksanaan Monev,
Laporan Kegiatan
Selesai
Universitas Indonesia
46
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Koordinasi Bagian Diklit dengan Bagian SDM berjalan dengan baik dalam
identifikasi kebutuhan pelatihan. Bagian Diklit berkoordinasi dengan bagian SDM
dalam bentuk rapat yang membahas mengenai penyelenggaraan pelatihan.
“Baik ya, bagian Diklit dan SDM berkoordinasi pada saat rapat pembahasan
penyelenggaraan pelatihan” (Kasubag Monev)
“Sejauh ini, baik-baik saja. Namanya juga 1 rumah sakit harus bisa saling
berkoordinasi biar kegiatannya terselenggara”
(Kasubag Pengembangan SDM)
“Bagian SDM dan unit kerja saling kerja sama. Sama-sama mempunyai
tanggung jawab. Usulan kebutuhan pelatihan ada di unit kerja dan bagian
SDM yang akan menindaklanjuti usulan tersebut”
(Kasubag Pengembangan SDM)
Bagian Diklit dengan unit kerja juga saling berkoordinasi dalam identifikasi
kebutuhan pelatihan. Bagian Diklit menetapkan nama peserta pelatihan dari masing-
masing unit kerja. Masing-masing unit kerja memberikan list nama peserta peserta
yang akan ikut.
“Diklit dan unit kerja saling berkoordinasi dalam penetapan nama peserta
pelatihan” (KepalaUnit Kerja)
= Garis Proses
a
2 1 = Garis Koordinasi
b
Kegiatan : Dokumen :
3 4
1 Penyebaran Kuesioner a : Kuesioner Kebutuhan
Pelatihan dari Bagian
SDM
5 5 5 2 Penentuan Kebutuhan
3 Pengembalian Kuesioner b : Kuesioner yang
telah diisi oleh
4 Rapat Pembahasan Unit Kerja
6 5 Hasil Keputusan
6 Penetapam Peserta
Pelatihan
“Di unit kerja dilakukan analisis kompetensi serta tergantung juga dengan
program rumah sakit menuju JCI”
(Staf Ur. Pelatihan)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
“Kalau saya menilai sepertinya belum, karena kekurangan biaya dan banyak
usulan pelatihan yang mendadak” (Staf Ur. Pelatihan)
Hanya saja untuk masalah anggaran dan usulan pelatihan mendadak dapat
ditangani dengan cara menambahkan anggaran pelatihan di tahun depan dan
menunda pelatihan yang sudah direncanakan di awal.
“Untuk biaya yang kurang, bagian Diklit menambah anggaran untuk tahun
sebelumnya. Kemudian untuk pelatihan yang mendadak, mau ga mau
pelatihan yang udah direncanakan tadinya jadi ditunda dan dialihkan ke
pelatihan yang mendadak” (Staf Ur. Pelatihan)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
“Tujuan pelatihan itu ada di kerangka acuan pelatihan. Yang buat unit kerja
awalnya lalu diserahkan ke bagian Diklit untuk disempurnakan”
(Kepala Unit Kerja)
“Kerangka acuan itu yang buat unit kerja. Bagian Diklit hanya
menyempurnakannya” (Staf Urusan Pelatihan)
Koordinasi bagian Diklit dengan unit kerja terjalin dengan baik. Bagian Diklit
mengadakan rapat koordinasi dengan unit kerja terkait. Bagian Diklit juga membuat
kepanitiaan pelatihan yang terdiri atas pihak Diklit dan unit kerja.
“Berjalan dengan baik. Bagian Diklit mengundang unit kerja terkait ke rapat
koordinasi. Di sana akan dibahas semuanya” (Kasubag Renbang)
“Koordinasi terjalin dengan baik antara bagian Diklit dengan unit kerja
terkait. Ada rapat koordinasi dan pembentukan panitia” (Kasubag Monev)
Universitas Indonesia
“Hubungan Diklit dengan unit kerja terkait sampai sekarang terjalin baik.
Bagian Diklit bertemu dengan unit kerja dalam rapat koordinasi”
(Staf Ur. Pelatihan)
= Garis Proses
a
1 2 = Garis Koordinasi
Kegiatan : Dokumen :
b 1 Pembuatan kerangka a : Kerangka Acuan kasar
acuan kasar b : Kerangka Acuan yang
3 3 2 Penyempurnaan telah disempurnakan
kerangka acuan kasar
3 Hasil kerangka acuan
“Saya dapat menjadikan tujuan pelatihan yang sudah disusun oleh unit kerja
sebagai pedoman saya dalam menyampaikan materi. Jika tidak saya tidak
tahu tujuan saya menyampaikan materi ini apa”
(Instruktur Pelatihan)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bagian Diklit dan unit kerja berkoordinasi dengan baik. Bagian Diklit
mengadakan rapat koordinasi dengan unit kerja terkait. Bagian Diklit juga membuat
kepanitiaan pelatihan yang terdiri atas pihak Diklit dan unit kerja.
“Koordinasi terjalin dengan baik antara bagian Diklit dengan unit kerja
terkait. Ada rapat koordinasi dan pembentukan panitia” (Kasubag Monev)
“Hubungan Diklit dengan unit kerja terkait sampai sekarang terjalin baik.
Bagian Diklit bertemu dengan unit kerja dalam rapat koordinasi”
(Staf Ur. Pelatihan)
Hasil dari rapat koordinasi tersebut adalah penentuan besar anggaran yang
akan diajukan ke bagian Keuangan.
“Koordinasinya terjalin pada saat rapat koordinasi. Disana akan dibahas
mengenai anggaran pelatihan. Bagian Diklit akan membicarakan anggaran
pelatihan yang akan diajukan ke bagian Keuangan” (Kepala Unit Kerja)
Universitas Indonesia
= Garis Proses
a = Garis Koordinasi
1 2
Kegiatan : Dokumen :
Universitas Indonesia
“Pedoman pelatihan adalah tugas Diklit dan unit kerja” (Kasubag Renbang)
“Kalo untuk penyelenggaraan pelatihan secara umum itu Diklit, kalo untuk
khusus suatu pelatihan Diklit dibantu oleh unit kerja terkait”
(Kasubag Monev)
Universitas Indonesia
“Pedoman pelatihan belum ada karena kesibukan kami. Kami sibuk dengan
tugas rutin” (Kasubag Renbang)
Upaya yang akan dilakukan oleh Bagian Diklit dan unit kerja untuk
menangani tantangan tersebut adalah menambah SDM yang bertugas khusus untuk
menyusun pedoman pelatihan dan menyediakan waktu khusus di luar rutinitas
pekerjaan untuk melakukan penyusunan pedoman pelatihan.
“Penyusunan pedoman pelatihan dapat dilakukan oleh bagian Diklit dan unit
kerja mungkin dengan menambah SDM khusus untuk menyusun pedoman
pelatihan dan menyediakan waktu khusus yang digunakan hanya untuk
menyusun buku pedoman pelatihan di luar rutinitas pekerjaan”
(Kasubag Monev)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
= Garis Proses
= Garis Koordinasi
1 2
Kegiatan : Dokumen : Dokumen yang harus
ada :
1 Rekomendasi a : Form Kesediaan
instruktur pelatihan menjadi instruktur a : SK Instruktur
a a pelatihan
3 3 4 2 Penentuan instruktur
pelatihan
3 Keputusan instruktur
yang terpilih
4 Kesediaan menjadi
instruktur pelatihan
Universitas Indonesia
“Modul pelatihan belum ada. Hanya ada handouts presentasi dari instruktur.
Materi diberikan sebelum peserta masuk ke ruang” (Kepala Unit Kerja)
“Ini menjadi keluhan peserta pelatihan kepada panitia. Tapi belum bisa
disediakan” (Staf Ur. Pelatihan)
“Modul peltihan hanya ada untuk pelatihan yang dijual. Pelatihan yang
memakai pihak ketiga” (Kasubag Monev)
Modul pelatihan adalah bahan belajar mandiri yang akan digunakan oleh
peserta pelatihan tanpa bantuan keberadaan instruktur (Atmodiwirio, 2005). Modul
pelatihan mempunyai empat ciri, yaitu:
1. Mempunyai kalimat yang mampu menjelaskan sendiri; uraiannya jelas tidak
perlu adanya penjelasan tambahan;
Universitas Indonesia
“Modul pelatihan itu tanggung jawab orang Diklit. Tapi sampai sekarang
Diklit belum menyusunnya”
(Staf Ur. Pelatihan)
Namun bagian Diklit tidak bisa bekerja sendiri untuk menyusun modul
pelatihan. Bagian Diklit harus bekerja sama dengan unit kerja terkait yang
mengetahui tentang materi pelatihan yang diberikan kepada peserta pelatihan. Ini
juga disadari oleh bagian monev dan unit kerja.
“Diklit membutuhkan unit kerja terkait untuk menyusun modul pelatihan.
instruktur yang lebih mengerti materi pelatihan. Modul pelatihan sebagian
besar berisi materi pelatihan yang diberikan kepada peserta pelatihan”
(Kasubag Monev)
“Unit kerja sebaiknya harus menyusun sebuah modul pelatihan. Setelah itu
bagian Diklit menyempurnakannya” (Kepala Unit Kerja)
Universitas Indonesia
dengan unit kerja. Bagian Diklit masih merencanakan pembuatan modul pelatihan
yang nanti akan bekerja sama dengan unit kerja terkait.
“Modul pelatihan belum ada. Jadi belum terjalin koordinasi dengan unit
kerja terkait” (Kepala Unit Kerja)
“Modul pelatihan belum ada karena kesibukan kami. Kami sibuk dengan
tugas rutin” (Kasubag Renbang)
“Modul pelatihan baru direncanakan untuk ada. Bagian Diklit belum fokus
ke sana. Karena keterbatasan waktu dan SDM di bagian Diklit”
(Staf Ur. Pelatihan)
Langkah yang akan dilakukan oleh Bagian Diklit dan unit kerja untuk
menghadapi tantangan tersebut adalah menambah SDM yang bertugas khusus untuk
menyusun pedoman pelatihan dan menyediakan waktu khusus di luar rutinitas
pekerjaan untuk melakukan penyusunan modul pelatihan.
“Penyusunan modul pelatihan dapat dilakukan oleh bagian Diklit dan unit
kerja mungkin dengan menambah SDM khusus untuk menyusun modul
Universitas Indonesia
Koordinasi Antar Unit dalam Ketersediaan Alat Bantu dan Ruang Pelatihan
Bagian Diklit berkoordinasi dengan unit kerja terkait secara baik. bagian
Diklit mengadakan rapat koordinasi dengan unit kerja terkait untuk membahas
kebutuhan fasilitas pelatihan yang harus disiapkan pada saat pelatihan. Apabila
bagian Diklit tidak bisa menyediakan maka unit kerja terkait yang akan
mengusahakan sendiri.
“Bagian Diklit dan unit kerja berkoordinasi dengan baik, saling membantu
dalam menyediakan alat bantu dan ruang pelatihan” (Instruktur Pelatihan)
Universitas Indonesia
“Koordinasi bagian Diklit dan unit kerja sejauh ini baik dan lancar. Jika
Diklit tidak bisa menyediakan, unit kerja yang mengusahakannya”
(Staf Ur. Pelatihan)
“Alat bantu dan ruang pelatihan selalu dibahas pada saat rapat koordinasi”
(Kasubag Renbang)
= Garis Proses
a
1 2 = Garis Koordinasi
5 4 Pencarian Kebutuhan
yang tidak ada
“Jika bagian unit kerja juga tidak punya, langkah yang dilakukan adalah
dengan menyewa. Bagian Diklit berusaha agar alat tsb tetap tersedia”
(Kasubag Renbang)
Jika dilihat dari aspek K3, ruang pelatihan juga tidak memenuhi aspek
keselamatan. Ruang pelatihan hanya memiliki satu pintu dan tidak memiliki pintu
darurat. Upaya tindak lanjut yang bisa dilakukan yaitu memperbaiki tata ruang ruang
Universitas Indonesia
pelatihan sesuai dengan aspek K3. Hasil temuan ini didapat dari observasi dan
wawancara mendalam.
“Jika dilihat dari aspek K3, ruang pelatihan tidak memenuhi aspek
keselamatan dimana hanya memiliki satu pintu dan tidak ada pintu darurat”
(Instruktur Pelatihan)
“Dengan cara memperbaiki tata ruang pelatihan sesuai dengan aspek K3”
(Instruktur Pelatihan)
Soal tes awal dan akhir peserta pelatihan dibuat sama. Tujuannya agar bisa
menilai sejauh mana kepahaman peserta pelatihan terhadap apa yang disampaikan
Universitas Indonesia
oleh instruktur pelatihan. Hasil temuan ini didapat dari telaah data sekunder dan
wawancara mendalam.
“Instruktur dapat melihat tingkat pengetahuan peserta pelatihan sejauh
mana dari hasil pre dan post test. Biasanya soal pre dan post test dibuat
sama” (Instruktur Pelatihan)
Alat evaluasi awal dan evaluasi akhir digunakan untuk mengukur perbedaan
tingkat kemampuan peserta pelatihan pada saat sebelum memasuki program
pelatihan dan setelah mengikuti program pelatihan. Pertanyaan/penyataan yang
dimuat dalam instrumen evaluasi awal dapat bersamaan atau hampir sama dengan
yang dimuat dalam instrumen evaluasi akhir sehingga hasilnya dapat diukur dengan
menggunakan pengkuran yang valid dan dapat dipercaya (Sudjana, 2007).
Tahap pelaksanaan tes awal dan akhir peserta pelatihan di Bagian Pendidikan
dan penelitian RSUP Fatmawati sudah sesuai dengan teori yang ada. Test awal dan
akhir peserta pelatihan bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta
pelatihan pada saat pelatihan. Pertanyaan test awal dan akhir dibuat sama agar
hasilnya dapat terukur dengan valid dan reliable.
Koordinasi Antar Unit dalam Pelaksanaan Tes Awal dan Akhir Peserta
Pelatihan
Bagian Diklit dan unit kerja terkait berkoordinasi dengan baik dalam
pelaksanaan tes awal dan akhir peserta pelatihan. Bagian Diklit berbagi tugas dengan
unit kerja terkait. Bagian Diklit membantu pelaksanaan test awal dan akhir peserta
pelatihan pada saat pelatihan berlangsung. Di dalam unit kerja, beberapa instruktur
saling berkoordinasi dalam pembuatan soal tes awal dan akhir peserta pelatihan.
“Kami saling berkoordinasi dengan baik. Saling berbagi tugas satu sama
lain. Pelaksanaan pre dan post test terlaksana dengan baik berkat kerja sama
yang solid” (Kepala Unit Kerja)
Universitas Indonesia
= Garis Proses
a a = Garis Koordinasi
1 2 3
b Kegiatan : Dokumen :
1 a : Lembar Soal
b Pembuatan Soal
6 5 4
2 Penggandaan Soal b : Lembar Jawaban
b c : Rekapitulasi Hasil
3 Pembagian Soal
Tes
c
6 4 Pelaksanaan Tes
5 Penyerahan Lembar
c Jawaban
6 Pemeriksaan Hasil
7 Tes
7 Pembuatan
Rekapitulasi Hasil
Tes
Dalam pelaksanaan tes awal dan akhir peserta pelatihan, tantangan yang
dihadapi adalah tes awal dan akhir peserta pelatihan adalah terdapat peserta pelatihan
yang tidak menuliskan nama di lembar jawaban tes awal dan akhir peserta pelatihan.
Sehingga bagian Diklit dan unit kerja terkait mengalami kesulitan dalam pendataan
hasil tes awal dan akhir peserta pelatihan.
“Pada pelaksanaan pre dan post test, terdapat peserta yang tidak
mencantumkan nama di lembar jawaban. Sehingga Kami terkendala dalam
melakukan pendataan nilai” (Kepala Unit Kerja)
“Banyak peserta yang ga nulis nama di lembar jawaban pre dan post
sehingga kesulitan pada saat membuat rekapitulasi penilaian”
(Staf Ur. Pelatihan)
Universitas Indonesia
“Bagian Diklit bersama unit kerja mencari tahu nama peserta yang tidak
menuliskan nama di lembar jawaban lewat absensi peserta pelatihan”
(Kasubag Renbang)
Pelaksanaan tes awal dan akhir peserta pelatihan secara umum sudah
berjalan dengan baik. Mulai dari penyusunan instrumen hingga pelaksanaan tes awal
dan akhir peserta pelatihan. Hanya saja terdapat sedikit tantangan dalam pendataan
hasil tes peserta pelatihan karena peserta tidak menuliskan nama di lembar jawaban.
Bagian Diklit dan unit kerja terkait harus mengecek absensi peserta pelatihan untuk
mendapatkan nama yang tidak ada tersebut.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
= Garis Proses
= Garis Koordinasi
a a
1 2 3 Kegiatan : Dokumen : Dokumen yang
a 1
harus ada :
Pembuatan Slide
Materi Pelatihan a : Handouts a : Kontrak
Pelatihan Pembelajaran
a 2 Penggandaan
4 4 Handouts Pelatihan
3 Pembagian Handouts
5 Pelatihan
4 Proses Pembelajaran
5 Monitoring Proses
Pembelajaran
Universitas Indonesia
= Garis Proses
= Garis Koordinasi
a a
1 2 3 Dokumen yang harus
Kegiatan : Dokumen :
ada :
1 Pembuatan dan a : Form Evaluasi
a : Laporan
b b Penggandaan Form Penyelenggaraan
5 4 3 Pelatihan yang
Evaluasi
2 Pembagian Form Penyelenggaraan
kosong
c Pelatihan
3 Pengisian Form b : Form Evaluasi
6 4 Penyerahan Form
Penyelenggaraan
Pelatihan yang
a 5 Penginputan Hasil telah diisi oleh
Evaluasi peserta
d
7 7 7 6 Pembuatan c : Rekapitulasi Hasil
Rekapitulasi Hasil Evaluasi
Evaluasi Penyelenggaraan
7 Pembuatan Pelatihan
Laporan Kegiatan d : Laporan Kegiatan
Pelatihan Pelatihan
Jika dikaitkan dengan teori yang ada bahwa evaluasi instruktur pelatihan di
Bagian Pendidikan dan Penelitian RSUP Fatmawati merupakan evaluasi
pembelajaran. Evaluasi instruktur pelatihan akan membantu siklus proses
pembelajaran agar menjadi lebih baik dan akan menjadi umpan balik bagi instruktur
pelatihan mengenai efektifitas metode yang digunakan.
Bagian SDM dan unit kerja terkait. Tidak ada rapat evaluasi dengan instruktur
pelatihan setelah pelatihan diselenggarakan.
”Tidak ada rapat evaluasi setelah pelatihan dengan instruktur pelatihan”
(Instruktur Pelatihan)
= Garis Proses
= Garis Koordinasi
a a
1 2 3 Dokumen yang harus
Kegiatan : Dokumen :
ada :
1 Pembuatan dan a : Form Evaluasi
a : Laporan
b b Penggandaan Form Instruktur
5 4 3 Pelatihan yang
Evaluasi
2 Pembagian Form Instruktur
kosong
c Pelatihan
3 Pengisian Form b : Form Evaluasi
6 4 Penyerahan Form
Instruktur
Pelatihan yang
a 5 Penginputan Hasil telah diisi oleh
Evaluasi peserta
d
7 7 7 6 Pembuatan c : Rekapitulasi Hasil
Rekapitulasi Hasil Evaluasi
Evaluasi Instruktur
7 Pembuatan Pelatihan
Laporan Kegiatan d : Laporan Kegiatan
Pelatihan Pelatihan
Universitas Indonesia
Tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah sebaiknya hasil evaluasi instruktur
pelatihan diinformasikan kepada instruktur yang bersangkutan. Hasil rekapitulasi
evaluasi instruktur pelatihan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi instruktur
dalam proses pembelajaran yang selanjutnya. Instruktur pelatihan dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan materi pelatihan.
“Evaluasi efektivitas pelatihan baru ada tahun 2010 oleh SDM. Formnya
dibagikan ke masing-masing unit yang pernah mengirimkan pegawainya
mengikuti pelatihan” (Kasubag Pengembangan SDM)
“Koordinasi dengan unit kerja untuk menilai efektivitas pelatihan yang sudah
pernah ada” (Staf Ur. Pelatihan)
Universitas Indonesia
= Garis Proses
= Garis Koordinasi
“Kepala unit kerja tidak tahu apa yang akan dinilai. Karena bukan
bidangnya. Misal kepala unit keuangan menilai efektivitas pelatihan
kebakaran. Beliau tidak tahu aspek-aspek penilaian kinerja stafnya”
(Kepala unit Kerja)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab
sebelumnya dalam skripsi “Analisis Pengelolaan Pelatihan di Bagian Pendidikan dan
Penelitian RSUP Fatmawati Jakarta Tahun 2011” ini, secara umum dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan pelatihan berdasarkan siklus penyelenggaraan
pelatihan yang diterapkan RSUP Fatmawati Jakarta masih belum optimal pada
identifikasi kebutuhan pelatihan yaitu seringnya pelatihan dan peserta yang sama
berulang-ulang pada tiap tahunnya, penyusunan pedoman pelatihan, penyusunan
modul pelatihan, dan evaluasi pelatihan sehigga penyelenggaraan pelatihan menjadi
tidak optimal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor
kekurangan SDM, waktu, kemampuan pegawai dalam melakukan manajemen
pelatihan berdasarkan siklus penyelenggaraan pelatihan, perubahan kebijakan
pimpinan rumah sakit terkait penyelenggaraan pelatihan.
84
b. Koordinasi antara Bagian Diklit dan unit kerja berjalan dengan baik
dalam perumusan tujuan pelatihan yang dituliskan dalam kerangka acuan
pelatihan.
c. Perumusan tujuan berjalan dengan baik sesuai dengan kaidah yang ada.
d. Tujuan pelatihan akan menjadi tolok ukur penilaian keberhasilan
pelatihan yang diselenggarakan dan pedoman bagi instruktur dalam
menyampaikan materi pelatihan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
7.2 Saran
Sesuai dengan hal-hal yang terkait dengan belum optimalnya penerapan
manajemen pelatihan di RSUP Fatmawati Jakarta, saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Azhary, M. Emil. 2009. Potret Bisnis Rumah Sakit Indonesia. Economic Review
Nomor 218.
http://www.bni.co.id/Portals/0/Document/Ulasan%20Ekonomi/Rumah%2
0sakit%20(net).pdf
UI.
Sakit Ibu dan Anak Hermina Depok Tahun 2010. Depok : FKM UI.
Aksara.
Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).
Bandung : Alfabeta.
Universitas Indonesia
Analisis pengelolaan..., Putri Permatasari, FKM UI, 2012
Kaswan. 2011. Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM.
Bandung : Alfabeta.
UI%20-SK-Rektor-2008.pdf
Jakarta.
Noe, Ramond A. 2001. Employee Training and Development (2nd ed). New York
Rae, Leslie. 2005. The Art of Training and Development : Effective Planning
Universitas Indonesia
Analisis pengelolaan..., Putri Permatasari, FKM UI, 2012
Stoner, James A, dkk. 1996. Manajemen Jilid I Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta :
PT. Prenhallindo.
Sudjana, D. 2007. Sistem dan Manajemen Pelatihan : teori dan aplikasi. Bandung :
Widajat, Rochmanadji. 2009. Being Great and Sustainable Hospital. Jakarta : PT.
Universitas Indonesia
Analisis pengelolaan..., Putri Permatasari, FKM UI, 2012
MATRIKS RANGKUMAN WAWANCARA MENDALAM
Informan :
1. Kepala Sub Bagian Pengembangan SDM I1
2. Kepala Unit Kerja I2
3. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengembangan I3
4. Kepala Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi I4
5. Staf Urusan Pelatihan I5
6. Fasilitator I6
NO Pertanyaan I1 I2 I3
1. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
Bagaimana gambaran Sumber : Sumber :
tahap identifikasi dilihat dari standar kompetensi pegawai Bagian Diklit mendapat order pelatihan
kebutuhan pelatihan yang di unit kerja dengan melihat yang harus diadakan dari bagian SDM
pernah dilakukan? kesenjangan kompetensi pegawai yang sebelumnya telah dilakukan
(Sumber identifikasi dengan standar kompetensi yang telah analisis kompetensi di unit kerja.
kebutuhan pelatihan dan ditentukan.. Proses :
proses identifikasi Proses : - SDM mendata kebutuhan pelatihan
kebutuhan pelatihan)
- SDM membagikan form kebutuhan
- di tiap unit kerja setiap tahunnya
pelatihan ke unit kerja - SDM menentukan pelatihan apa saja
- Kepala unit kerja melakukan analisis yang akan diadakan selama satu
kompetensi pegawai lalu tahun berdasarkan skala prioritas.
mengajukan pelatihan yag - SDM menginformasikan ke bagian
dibutuhkan selama satu 1 tahun. Diklit untuk menyelenggarakan
- Form dikembalikan ke bagian SDM pelatihan-pelatihan tsb.
Informan :
7. Kepala Sub Bagian Pengembangan SDM I1
8. Kepala Unit Kerja I2
9. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengembangan I3
10. Kepala Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi I4
11. Staf Urusan Pelatihan I5
12. Fasilitator I6
NO Pertanyaan I4 I5 I6
1. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
Bagaimana gambaran Sumber : Sumber :
tahap identifikasi Berdasarkan standar kompetensi. Unit Perserta pelatihan dipilih berdasarkan
kebutuhan pelatihan yang kerja hanya melakukan analisis standar kompetensi yang harus dipenuhi
untuk jabatan tertentu. Serta seiring
pernah dilakukan? kompetensi individu.
dengan keperluan akreditasi RS
(Sumber identifikasi Proses : sehingga diperlukan adanya pelatihan-
kebutuhan pelatihan dan - Di unit kerja dilakukan analisis pelatihan tertentu.
proses identifikasi kompetensi lalu merumuskan Proses :
kebutuhan pelatihan) pelatihan yang cocok untuk -
- Bagian SDM membagikan surat
kompetensi tsb. edaran dan form kebutuhan pelatihan
- Unit kerja melaporkan ke bagian yang harus diisi oleh masing-masing
SDM. unit kerja.
- SDM dan diklit mengadakan rapat - Unit kerja mengembalikan form tsb
tersendiri untuk membahas ke bagian SDM untuk ditindak
pelatihan-pelatihan apa yang akan lanjuti.
diselenggarakan selama 1 tahun.
Bagaimana koordinasi Bagian Diklit tidak melakukan Tidak ada koordinasi antara bagian
Bagian Diklit dengan koordinasi dengan unit kerja untuk Diklit dengan unit kerja terkait dengan
Bagian unit kerja terkait identifikasi kebutuhan pelatihan. identifikasi kebutuhan pelatihan.
-
dalam identifikasi
kebutuhan pelatihan?
Apakah proses identifikasi Proses identifikasi kebutuhan pelatihan Proses identifikasi kebutuhan pelatihan
kebutuhan pelatihan sudah belum berjalan dengan baik. kurang berjalan dengan baik.
berjalan dengan baik? Penyebab : Penyebab :
Karena bagian SDM kekurangan SDM Realisasi biaya pelatihan kurang
Probing : jika belum, apa -
untuk melakukan identifikasi kebutuhan mencukupi.
penyebabnya? pelatihan serta belum ada konsep yang
jelas.
Bagaimana koordinasi Bagian Diklit mengalami kesulitan Baik, pada saat pelatihan dimulai ada
antara bagian Diklit dalam memonitor pelaksanaan pelatihan pihak Diklit yang menemani unit kerja
dengan unit kerja dalam karena kekurangan SDM sehingga berada di ruang pelatihan minimal
-
tahap pelaksanaan kurang bisa berkoordinasi dengan unit sampai fasilitator mulai mengajar.
pelatihan? kerja terkait.
Bagaimana koordinasi Baik, walaupun sering terjadi perubahan Baik, tetapi sering terjadi kendala Baik, bagian Diklit turut membantu
antara bagian Diklit jadwal. jadwal fasilitator. fasilitator dalam pelaksanaan dengan
dengan fasilitator pelatihan mengirim 1 orang yang standby.
dalam tahap pelaksanaan
pelatihan?
Apakah tahap pelaksanaan Proses pelaksanaan kurang berjalan Pelaksanaan pelatihan sering terlambat Pelaksanaan pelatihan belum berjalan
pelatihan sudah berjalan dengan baik. Penyebab : fasilitator sering dengan baik.
dengan baik? Penyebab : jadwal yang tidak sesuai, membatalkan untuk mengisi pelatihan Penyebab : materi yang disampaikan
Probing : jika belum, apa materi yang tidak diberikan tepat waktu pada hari H. oleh fasilitator tidak menarik perhatian
penyebabnya? serta sering terjadi kesalahan teknis. peserta pelatihan.
Bagaimana koordinasi Belum ada koordinasi antara bagian Ada jika ada pelatihan yang dijual yaitu
antara bagian Diklit Diklit dengan Bagian SDM dalam pelatihan yang bekerja sama dengan
dengan SDM dalam tahap evaluasi pelatihan. pihak ketiga. -
evaluasi pelatihan?
Bagaimana koordinasi Belum ada koordinasi antara bagian Unit Diklit tidak berkoordinasi dengan
antara bagian Diklit Diklit dengan unit kerja dalam evaluasi unit kerja dalam evaluasi pelatihan.
dengan unit kerja dalam pelatihan. -
tahap evaluasi pelatihan?
REALISASI
TAHAP
OBJEK
NO MANAJEMEN KEGIATAN KETERANGAN
OBSERVASI YA TIDAK
PELATIHAN
1. Pengembangan Ketersediaan Alat APAR √ Tersedia lengkap dan berfungsi dengan baik
Materi Peraga Pelatihan (1 Kg, 2 Kg, 3.5 Kg)
Masker √ Tersedia lengkap dan berfungsi dengan baik
NO TAHAP REALISASI
MANAJEMEN JENIS DOKUMEN YA TIDAK KETERANGAN
PELATIHAN
1. Manajemen Pelatihan SOP Kegiatan Pelatihan √ Isinya tentang prosedur dan alur penyelenggaraan
pelatihan
2. Identifikasi Kebutuhan Form Kebutuhan Pelatihan √ Isinya tentang nama pelatihan, jumlah peserta, nama
Pelatihan peserta, penyelenggara, dan perkiraan biaya yang
dibutuhkan oleh unit kerja dalam 1 tahun
3. Perencanaan dan Kerangka Acuan Pelatihan √ Isinya antara tujuan dan anggaran pelatihan
Perancangan Pelatihan
Pedoman Pelatihan √ Belum ada, akan diusahakan
4. Pengembangan Materi Modul Pelatihan √ Belum ada, akan diusahakan
Handouts √ Materi pelatihan yang akan disampaikan oleh instruktur
pelatihan di dalam kelas
5. Pelaksanaan Pelatihan Pertanyaan Pre dan Post Test √ Pertanyaan Pre dan Post Test dibuat sama
Jawaban Pre dan Post Test Ditemukan banyak peserta pelatihan yang tidak
menuliskan nama
Laporan Kegiatan Pelatihan √ Di dalamnya terkandung semua mengenai laporan
pelaksanaan pelatihan
Laporan Monev Pelatihan √ Belum ada, baru ada laporan kegiatan pelatihan
6. Evaluasi Pelatihan Form Evaluasi √ Isinya tentang konsumsi, fasilitas, akomodasi pelatihan
Penyelengaraan Pelatihan
Form Evaluasi Instruktur √ Isinya tentang cara/metode, intonasi, instruktur dalam
Pelatihan menyampaikan materi
KETERANGAN WAWANCARA
Hari/tanggal/jam :
Tempat :
IDENTITAS SUBJEK
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama Bekerja :
No. HP :
KETERANGAN WAWANCARA
Hari/tanggal/jam :
Tempat :
IDENTITAS SUBJEK
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama Bekerja :
No. HP :
KETERANGAN WAWANCARA
Hari/tanggal/jam :
Tempat :
IDENTITAS SUBJEK
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama Bekerja :
No. HP :
KETERANGAN WAWANCARA
Hari/tanggal/jam :
Tempat :
IDENTITAS SUBJEK
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama Bekerja :
No. HP :
1. Bagaimana gambaran tahap pelaksanaan pelatihan? (pelaksanaan test awal dan akhir
peserta, proses pembelajaran)
KETERANGAN WAWANCARA
Hari/tanggal/jam :
Tempat :
IDENTITAS SUBJEK
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama Bekerja :
No. HP :
1. Bagaimana gambaran tahap pelaksanaan pelatihan? (pelaksanaan test awal dan akhir
peserta, proses pembelajaran)
KETERANGAN WAWANCARA
Hari/tanggal/jam :
Tempat :
IDENTITAS SUBJEK
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama Bekerja :
No. HP :
1. Bagaimana gambaran tahap pelaksanaan pelatihan? (pelaksanaan test awal dan akhir
peserta, proses pembelajaran)
2. Siapa yang bertanggung jawab? (pelaksanaan test awal dan akhir peserta, proses
pembelajaran)
3. Bagaimana hasil test awal dan test akhir peserta pelatihan pada umumnya? Probing :
apakah menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta pelatihan?
4. Bagaimana koordinasi antara bagian Diklit dengan fasilitator pelatihan dalam tahap
pelaksanaan pelatihan?
5. Apakah tahap pelaksanaan pelatihan sudah berjalan dengan baik?
Probing : jika belum, apa penyebabnya?
6. Apakah terdapat kendala dalam tahap pelaksanaan pelatihan?
Probing : jika ada, apa tindak lanjut dalam mengatasi kendala tersebut?
REALISASI
TAHAP
OBJEK
NO MANAJEMEN KEGIATAN KETERANGAN
OBSERVASI YA TIDAK
PELATIHAN
1. Pengembangan Ketersediaan Alat APAR
Materi Peraga Pelatihan (1 Kg, 2 Kg, 3.5 Kg)
Masker
Sarung Tangan
Line Safety
Kantong Plastik K3
Tutup Kepala
Tutup Mata
Bahan B3
Ketersediaan Laptop
Media Pelatihan
LCD
Flipchart
Ponters
Sound System
Ruang kuliah
kapasitas 40 orang
Ruang kuliah
kapasitas 30 orang
Ruang kuliah
kapasitas 20 orang
NO TAHAP REALISASI
MANAJEMEN JENIS DOKUMEN YA TIDAK KETERANGAN
PELATIHAN
1. Manajemen Pelatihan SOP Kegiatan Pelatihan
2. Identifikasi Kebutuhan Form Kebutuhan Pelatihan
Pelatihan
3. Perencanaan dan Kerangka Acuan Pelatihan
Perancangan Pelatihan
Pedoman Pelatihan
4. Pengembangan Materi Modul Pelatihan
Handouts
5. Pelaksanaan Pelatihan Pertanyaan Pre dan Post Test
Jawaban Pre dan Post Test
Laporan Kegiatan Pelatihan
Laporan Monev Pelatihan
6. Evaluasi Pelatihan Form Evaluasi
Penyelengaraan Pelatihan