ARK
i
LEMBAR PENGESAHAN
Dr.JOHNI RIBO TANDISAU Sp.B-KBD Direktur BLUD RSUD Nabire 5 november 2018
ii
PEMERINTAH KABUPATEN NABIRE
BLUD RSUD NABIRE
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang rawat intensif adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf
yang khusus dan perlengkapan yang khusus pula, yang ditujukan untuk observasi,
perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-
penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa. Ruang-ruang
tersebut menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus
untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf
medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-
keadaan tersebut.
Pada unit perawatan tersebut, perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan
melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang
bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim multidisiplin yang kuat sangat penting
dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain itu dukungan sarana, prasarana
serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan.
BLUD RSUD NABIRE sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang
mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan rawat intensif ICU
yang profesional dan berkualitas dengan mengedepankan mutu dan keselamatan
pasien. Oleh karena itu, mengingat diperlukannya tenaga-tenaga khusus serta
terbatasnya sarana dan prasarana, maka perlu dibuat suatu panduan yang mengatur
kriteria pasien yang masuk dan keluar ruang rawat intensif agar penggunaannya
menjadi lebih efisien.
B. Tujuan
Meningkatkan efisiensi penggunaan ruang ICUBLUD RSUD NABIRE
C. Manfaat
Menjadi acuan dalam penerimaan dan pemindahan pasien di ruang ICU, BLUD
RSUD NABIRE.
D. Sasaran
1. Instalasi Rawat Intensif
2. Instalasi Rawat Inap
1
3. Instalasi Gawat Darurat
E. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 / 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia No 44 / 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 29 / 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1778 / 2010 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit.
2
BABA II
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan ICU diantaranya adalah:
1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang
mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit
sampai beberapa hari.
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
pelaksanaan spesifik problema dasar.
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang
ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik.
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat
tergantung pada alat/mesin dan orang lain.
Bidang kerja ICU meliputi pengelolaan pasien, administrasi unit, pendidikan dan
penelitian. Kebutuhan dari masing-masing bidang akan tergantung dari tingkat
pelayanan tiap unit.
1. Pengelolaan pasien
- Dilakukan secara primer oleh dokter intensivis
- Melakukan pendekatan pengelolaan total pada pasien sakit kritis
- Menjadi ketua tim dari berbagai pendapat konsultan atau dokter yang ikut
merawat pasien
2. Administrasi Unit
- Pelayanan dimaksudkan untuk memastikan suatu suatu lingkungan yang
menjamin pelayanan yang aman, tepat waktu dan efektif
- Diperlukan partisipasi dokter intensivis dalam aktivitas manajemen
3. Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian
- Pelatihan pemantauan (monitoring)
- Pelatihan ventilasi mekanis
- Pelatihan terapi cairan, elektrolit, dan asam basa
- Pelatihan penatalaksanaan infeksi
- Pelatihan manajemen ICU
3
F. Sasaran
4. Instalasi Rawat Intensif
5. Instalasi Rawat Inap
6. Instalasi Gawat Darurat
G. Dasar Hukum
5. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 / 2009 tentang Kesehatan
6. Undang-Undang Republik Indonesia No 44 / 2009 tentang Rumah Sakit
7. Undang-Undang Republik Indonesia No 29 / 2004 tentang Praktek Kedokteran
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1778 / 2010 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit.
4
BAB III
A. PENGERTIAN
Ruang Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu unit yang merupakan bagian dari
unit pelayanan di BLUD RSUD NABIRE. Ruang lingkup pelayanannya meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam
nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa
hari;
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
penatalaksanaan spesifik problema dasar;
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang
ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik;
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat
tergantung pada alat/mesin dan orang lain.
6
4. Overdosis obat atau keracunan obat
a. Keracunan obat dengan hemodinamik tidak stabil
b. Keracunan obat dengan penurunan kesadaran signifikan dengan
ketidakmampuan proteksi jalan napas
c. Kejang setelah keracunan obat
5. Penyakit Gastrointestinal
a. Perdarahan gastrointestinal yang mengancam nyawa termasuk hipotensi,
angina, perdarahan yang masih berlangsung, atau dengan penyakit
komorbid
b. Gagal hati fulminan
c. Pankreatitis berat
d. Perforasi esophagus dengan atau tanpa mediastinitis
6. Endokrin
a. Ketoasidosis diabetikum dengan komplikasi hemodinamik tidak stabil,
penurunan kesadaran, pernapasan tidak adekuat atau asidosis berat
b. Badai tiroid atau koma miksedema dengan hemodinamik tidak stabil
c. Kondisi hiperosmolar dengan koma dan/atau hemodinamik tidak stabil
d. Penyakit endokrin lain seperti krisis adrenal dengan hemodinamik tidak
stabil
e. Hiperkalsemia berat dengan penurunan kesadaran, membutuhkan
monitoring hemodinamik
f. Hipo atau hipernatremia dengan kejang, penurunan kesadaran
g. Hipo atau hipermagnesemia dengan hemodinamik terganggu atau disritmia
h. Hipo atau hiperkalemia dengan disritmia atau kelemahan otot
i. Hipofosfatemia dengan kelemahan otot
7. Bedah
a. Pasien pasca operasi yang membutuhkan monitoring hemodinamik/
bantuan ventilator atau perawatan yang ekstensif
8. Lain-lain
a. Syok sepsis dengan hemodinamik tidak stabil
b. Monitoring ketat hemodinamik
Trauma faktor lingkungan (petir, tenggelam, hipo / hipertermia).
8
c. Anuria
d. Obstruksi jalan napas
e. Koma
f. Kejang berlanjut
g. Sianosis
h. Tamponade jantung
(Sumber: Guideline for ICU Admission, Discharge and Triage. Society Of Critical
Care Medicine, 1999)
9
3. Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit
10
F. KRITERIA PASIEN KELUAR
Pasien yang sudah stabil dan tidak membutuhkan pemantauan yang ketat dapat
dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh DPJP ruang ICU dan
tim yang merawat pasien.
1. Kriteria Umum
a. Bila kondisi fisiologis pasien stabil dan kebutuhan monitor dan perawatan
ICU sudah tidak diperlukan lagi
b. Bila kondisi fisiologis pasien memburuk dan tidak ada lagi rencana
intervensi aktif, layak untuk keluar dari ICU dan mendapatkan tingkat
perawatan lebih rendah.
2. Tanda vital
a. Nadi > 60 atau < 100 kali/menit
b. Mean arterial pressure> 65 mmHg
c. Tekanan darah diastolik < 110 mmHg
d. Frekuensi napas 8 - 30 kali/menit
e. Diuresis >0,5ml/kgBB/jam
f. SpO2 > 93% dengan nasal kanul
g. Pasien sadar /tidak sadar sudah terpasang Tracheostomi tube
3. Nilai laboratorium
a. Natrium serum 125- 150 mEq/L
b. Kalium serum 3 - 5,5 mEq/L
c. PaO2 > 60 mmHg
d. pH 7,3 - 7.5
e. Glukosa serum 80 - 180 mg/dl
f. Kalsium serum 2 - 2,5 mmol/L
g. Laktat plasma perbaikan (kurang dari 2)
11
BAB IV
PENUTUP
12