Anda di halaman 1dari 295

0

,
,
,
PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGGARA
Tahun 2017
Kendari, 2o18

DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA


2018

i
TIM PENYUSUN

Pengarah
dr. H. ZUHUDDIN KASIM, MM
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Ketua
SAFIUDDIN ALIBAS, SP, ME
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN PROGRAM & SDK

Editor
TUSIMAN, SKM, M.Kes
KEPALA SEKSI DATA & INFORMASI

Anggota
ASNUR AIM, S.SOS, M.SI
SIJA TIKU, SKM
HEFRI MUSTAMIN IGA, SKM
FITRIANI SAFAA, S.SI
WD. DEWI FITRIANA, SKM

Kontributor

Badan Pusat Statistik Prov. Sultra;


UPT Dinas Kesehatan Prov. Sultra;
Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Sultra;
Rumah Sakit se-Sultra;
Institusi Pendidikan Kesehatan se-Sultra;
Bappeda Prov. Sultra;
Kabid, Kasie & Programmer Lingkup Dinkes Prov. Sultra

ii
KATA PENGANTAR

PKesehatan
uji & syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya buku Profil
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 ini, sebagai salah satu
wujud partisipasi pembangunan kesehatan seluruh jajaran kesehatan di
Provinsi Sulawesi Tenggara.

Undang-undang nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan; pasal 7


mengamanatkan bahwa Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan
edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab. Publikasi
data dan informasi kesehatan melalui profil kesehatan provinsi, dalam hal ini
yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, merupakan
salah satu upaya memenuhi amanat tersebut, bahkan dalam perkembangannya,
buku profil kesehatan ini telah menjadi acuan data kesehatan yang relatif lengkap dan komprehensif.
Sebelum tersusun menjadi sebuah buku, data-data yang ditampilkan telah terlebih dahulu melewati
proses yang panjang, mulai dari tahap pengumpulan data, verifikasi, pemutakhiran dan validasi serta
analisa sehingga data yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan.

Seperti pada edisi-edisi sebelumnya, data yang ditampilkan dalam buku profil ini dapat
membantu pembaca untuk membandingkan situasi kesehatan antar daerah di Sulawesi Tenggara dalam
satu atau beberapa periode waktu serta melihat capaian kinerja kesehatan di daerah. Sistematika dan
struktur buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 ini secara garis besar tetap
mengacu pada petunjuk tekhnis penyusunan profil dari Pusdatin Kementerian Kesehatan RI, sehingga
dalam edisi ini pembaca masih menemukan paparan data yang diuraikan dalam bab-bab mengenai
Demografi, Sarana dan Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, Kesehatan Keluarga,
Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan di Sulawesi Tenggara Pada Tahun 2017.
Namun demikian ada sedikit nuansa yang berbeda pada edisi ini jika dibandingkan dengan edisi
sebelumnya, yakni penambahan data, informasi dan pembahasan program-program yang belum
tercakup dalam juknis standar selama ini. Langkah ini sebagai upaya kami untuk memberikan
gambaran dan profil yang lebih utuh dan lengkap mengenai program kesehatan yang dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kesulitan dan hambatan adalah hal yang niscaya selalu timbul dari pekerjaan seperti ini,
terutama bila berbicara mengenai data yang sangat mengedepankan akurasi dan membutuhkan
ketelitian serta kesabaran. Karena itu, besar kemungkinan pembaca sekalian akan menemukan
banyak kekurangan dalam terbitan ini, untuk itu kami mohon maaf. Kami telah dan selalu berupaya
maksimal untuk menyajikan yang terbaik. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Profil
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2017 ini. Masukan, kritik dan saran dari pembaca sekalian akan
menjadi energi dan motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas profil ini di masa yang akan
datang. Akhir kata, semoga bermanfaat. Wassalam & Terima Kasih.

Kendari, Juni 2017

Kepala Bidang Pengembangan


Program dan SDK

Safiudin Alibas, SP, ME


NIP. 19700620 199203 1 004

iii
KATA SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
hanya dengan limpahan rahmat dan perlindungan-Nya sehingga kita bisa
menyelesaikan tugas-tugas dan kewajiban kita.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara selalu berkomitmen


untuk mendukung pembangunan kesehatan nasional sesuai dengan visi dan
misi Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI, dimana
pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut, dalam pelaksanaannya dijabarkan dalam berbagai bentuk kebijakan, strategi dan
pendekatan program. Untuk menjamin efektifitas dan efisisensi kebijakan, strategi, dan berbagai
pendekatan program tersebutlah dukungan data dan informasi sangat krusial.

Buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2017 sebagai media publikasi data dan
informasi kesehatan yang komprehensif harus benar-benar dimanfaatkan sebagai landasan penentuan
kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, selain fungsi
sebagai pemenuhan hak bagi masyarakat terhadap akses untuk memperoleh informasi dan edukasi
tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab, serta tentu saja sebagai salah satu wujud
akuntabilitas dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam upaya mendukung visi & misi
pembangunan sektor kesehatan di lingkup Provinsi Sulawesi Tenggara.

Melihat manfaat dan fungsinya yang luas dan vital, saya sangat berharap agar Profil
Kesehatan Sulawesi Tenggara dapat terus menerus ditingkatkan kualitasnya baik dari segi isi maupun
waktu penerbitannya, sehingga di masa yang akan datang profil kesehatan yang lengkap seperti ini
bisa terbit lebih cepat lagi dengan data yang lebih akurat dan lebih valid, sekaligus lebih menarik,
serta benar-benar aktual sesuai kondisi kesehatan di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dan berkontribusi dalam penyusunan buku profil kesehatan ini, terutama kepada tim pengelola data
provinsi dan kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara sebagai penanggungjawab teknis. Saya mengajak
semua pihak bersama-sama untuk mewujudkan manajemen data satu pintu yang telah digagas oleh
Bidang Pengembangan Program & Sumber Daya Kesehatan Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara, dan
telah menjadi agenda utama Pusdatin Kemkes RI. Saya berharap semoga buku Profil Kesehatan
Sulawesi Tenggara 2017 ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan
kesehatan tidak hanya di Sulawesi Tenggara tetapi juga di Indonesia. Wassalam.

Kendari, Juni 2017

Kepala Dinas Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara

dr. H. ZUHUDDIN KASIM, MM


PEMBINA UTAMA MADYA, IV/d
NIP. 19600917 198902 1 001
iv
DAFTAR ISI
Tim Penyusun......................................................................................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................................................................................... iii
Kata Sambutan ..................................................................................................................... iv
Daftar Isi ................................................................................................................................ v
Daftar Gambar ..................................................................................................................... vii
Daftar Tabel ......................................................................................................................... xiii
Daftar lampiran.................................................................................................................... xv
Daftar Singkatan..................................................................................................................xxi
Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) ......................................................................xxv

BAB 1 DEMOGRAFI ............................................................................................................... 1


A. KONDISI GEOGRAFIS .............................................................................................. ..1
B. KEADAAN PENDUDUK ................................................................................................ 3
C. KEADAAN EKONOMI .................................................................................................. 6
D. KEADAAN PENDIDIKAN ............................................................................................. 8
E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA......................................................................... 11

BAB 2 SARANA KESEHATAN ............................................................................................... 13


A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT .......................................................................... 11
1. Puskesmas Dengan PONED ........................................................................................17
2. Puskesmas Dengan PKPR ...........................................................................................18
B. RUMAH SAKIT .......................................................................................................... 19
C. USAHA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) .........................21
1. Posyandu ............................................................................................................21
2. Desa Siaga .................................................................................................. ........24
3. Posekesdes/Polindes dan Posbindu.........................................................................25

BAB 3 TENAGA KESEHATAN................................................................................................ 27


A. JUMLAH, JENIS DAN RASIO TENAGA KESEHATAN ................................................. 27
B. TENAGA KESEHATAN DI SARANA KESEHATAN DAN INSTITUSI LAIN .................. 33
1. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS ...........................................................33
2. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ........................................................36
3. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN DAN SARANA PELAYANAN
KESEHATAN LAINNYA.................................................................................................. 39
4. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI TIDAK TETAP .................................39

BAB 4 PEMBIAYAAN KESEHATAN....................................................................................... 43


A. ANGGARAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA................................. 43
B. JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT..................................................................44
C. BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN................................................................46
D. JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) .................................................................47

BAB 5 KESEHATAN KELUARGA ........................................................................................... 49


A. KESEHATAN IBU....................................................................................................... 49
1. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL.........................................................................50
2. PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN........................................................................ 53
3. PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS ............................................................................. 56
4. PELAYANAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN ..................................................... 58
v
5. PELAYANAN KONTRASEPSI ......................................................................................70

B. KESEHATAN ANAK.................................................................................................... 73
1. BERAT BADAN LAHIR BAYI........................................................................................... 73
2. PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL .....................................................................75
3. PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL............................................................................. 78
4. PELAYANAN KESEHATAN BAYI/BALITA.......................................................................... 81
5. CAKUPANPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF ........................................................................... 86
6. CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A BALITA ........................................................ 87
7. IMUNISASI .................................................................................................................. 89
8. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA ......................................................................... 92
9. PELAYANAN KESEHATAN PADA SISWA SD DAN SETINGKAT ........................................... 94

C. STATUS GIZI............................................................................................................. 95
1. STATUS GIZI PADA BALITA .......................................................................................... 95
2. CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU (D/S) .................................................. 97

BAB 6 PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN .............................. 101


A. PENGENDALIAN PENYAKIT ................................................................................... 101
1. PENYAKIT MENULAR................................................................................................... 101
a. Tuberkolosis Paru ...................................................................................................... 101
b. HIV/AIDS .................................................................................................................. 105
c. Pneumonia ................................................................................................................ 112
d. Kusta ........................................................................................................................ 113
e. Diare ........................................................................................................................ 116
f. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) ............................................... 117
g. Demam Berdarah Dengue (DBD) ................................................................................ 119
h. Filariasis.................................................................................................................... 122
i. Malaria...................................................................................................................... 123
j. Rabies....................................................................................................................... 126
2. PENYAKIT TIDAK MENULAR ........................................................................................ 127
a. Hipertensi ................................................................................................................. 127
b. Obesitas ................................................................................................................... 127
c. Kanker ...................................................................................................................... 128

B. KESEHATAN LINGKUNGAN ...................................................................................... 130


1. Air Minum ................................................................................................................. 130
2. Sanitasi Layak ........................................................................................................... 131
3. Sanitasi Total berbasis Masyarakat .............................................................................. 132
4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ................................................................................. 133

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 135


LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR
Hal

Gambar 1.1 : Peta Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 2


Gambar 1.2 Persentase Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Yang
: Bermukim Di Wilayah Kepulauan & Daratan Tahun 2017 3
Gambar 1.3 : Jumlah Penduduk Sulawesi Tenggara Menurut Jenis Kelamin 4
Tahun 2013-2017
Gambar 1.4 : Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi 5
Tenggara Tahun 2017
Gambar 1.5 : Piramida Penduduk Sulawesi Tenggara
Tahun 2017 6
Gambar 1.6 : Laju Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Kemiskinan,Inflasi Harga
Dan Pengangguran Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-
2017 7
Gambar 1.7 : Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek
Huruf Berdasarkan Jenis Kelamin Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017 9
Gambar 1.8 : Presentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 10
Gambar 2.1 : Jumlah Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 s.d
2017 14
Gambar 2.2 : Status Puskesmas (Rawat Inap Dan Non Rawat Inap)Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 S.D 2017 14
Gambar 2.3 : Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Menurut Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 15
Gambar 2.4 : Peta Kabupaten Menurut Rasio Puskesmas per 30.000
Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 15
Gambar 2.5 : Jumlah Puskesmas Poned Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara 2017 17
Gambar 2.6 : Jumlah Puskesmas Yang Melaksanakan Kegiatan PKPR Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 18
Gambar 2.7 : Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017 21
Gambar 2.8 : Jumlah Posyandu Berdasarkan Strata Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017 22
Gambar 2.9 : Presentase Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 23
Gambar 2.10 : Rasio Posyandu Terhadap Desa/Kelurahan Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 24
Gambar 2.11 : Presentase Desa Siaga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 25
Gambar 2.12 : Jumlah Poskedes Dan Polindes Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 26
Gambar 3.1 : Jumlah Dan Jenis Tenaga Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017 28
Gambar 3.2 : Rasio Dan Jenis Tenaga Kesehatan Terhadap 100.000 Penduduk
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 28

vii
Gambar 3.3 : Rasio Dokter Spesialis/100.000 Penduduk Menurut Kabupaten
/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 29
Gambar 3.4 : Rasio Dokter Umum Terhadap 100.000 Menurut Kabupaten
/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 30
Gambar 3.5 : Rasio Perawat Terhadap 100.000 Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi sulawesi tenggara tahun 2017 31
Gambar 3.6 : Rasio Bidan Terhadap 100.000 Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 32
Gambar 3.7 : Jenis, Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di
Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 33
Gambar 3.8 : Rasio Tenaga Kesehatan Terhadap Puskesmas Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 34
Gambar 3.9 : Rasio Tenaga Bidan Terhadap Desa Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017 35
Gambar 3.10 : Jumlah Tenaga Kesehatan yang Bekerja Di Rumah Sakit
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 36
Gambar 3.11 : Distribusi Tenaga Dokter Spesialis Di Rumah Sakit Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 37
Gambar 3.12 : Distribusi Tenaga Dokter Umum dan Dokter Gigi Di Rumah Sakit
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 38
2017
Gambar 3.13 : Jumlah & Jenis Pegawai Tidak Tetap (PTT) Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 40

Gambar 3.14 : Jumlah Perawat Dan Bidan PTT Berdasarkan Tempat Bekerja
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 41
Gambar 5.1 : Presentase Cakupan Pelayanan K1 & K4 Ibu Hamil Provinsi
sulawesi tenggara tahun 2013 s.d 2017 51
Gambar 5.2 : Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 52
Gambar 5.3 : Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (Pn) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013 s.d 2017 53
Gambar 5.4 : Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (Pn) Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 54
Gambar 5.5 : Proporsi Kelahiran Berdasarkan Tempat Bersalin Di Provinsi
Sulawesi Tenggara Riskesdes Tahun 2013 55
Gambar 5.6 : Proporsi Penolongan persalinan Dengan Kualifikasi Tertinggi Di
Indonesia, Riskesdes Tahun 2013 56
Gambar 5.7 : Cakupan Ibu Bersalin/Nifas Mendapat Yankes Nifas (KF3)
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 57
Gambar 5.8 : Cakupan Ibu Bersalin/Nifas Mendapat Yankes Nifas Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 58
Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan (%) Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 -2017 59
Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 60
Gambar 5.11 : Kematian Ibu Menurut Penyebab Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017 61
Gambar 5.12 : Jumlah Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
s.d 2017 62

viii
Gambar 5.13 : Kematian Ibu Menurut Penolong Persalinan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 63
Gambar 5.14 : Kematian Ibu Menurut Tempat Meninggal Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 64
Gambar 5.15 : Kematian Ibu Menurut Usia Ibu Melahirkan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 65
Gambar 5.16 : Kematian Ibu Menurut Fase Kehamilan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 66
Gambar 5.17 : Sebaran Kasus kematian Ibu Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 67
Gambar 5.18 : Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 Kelahiran Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 68
Gambar 5.19 : Angka Kematian Ibu (AKI) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 69
Gambar 5.20 : Persentase Peserta KB Aktif Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013 s.d 2017 70
Gambar 5.21 : Persentase Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 71
Gambar 5.22 : Persentase Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 72
Gambar 5.23 : Persentase Peserta KB Aktif Menurut Menurut Tenaga
Pemasang Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 72
Gambar 5.24 : Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 73
Gambar 5.25 : Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Menurut
Kab/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 74
Gambar 5.26 : Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 75
Gambar 5.27 : Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kab/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 76
Gambar 5.28 : Jumlah Kematian Neonatal Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013 s.d 2017 77
Gambar 5.29 : Angka Kematian Neonatal (AKN) Per 1000 KH Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 77
Gambar 5.30 : Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) dan KN Lengkap
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 Tahun 2013 s.d 2017 79
Gambar 5.31 : Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 79
Gambar 5.32 : Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 80
Gambar 5.33 : Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 81
Gambar 5.34 : Jumlah Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
s.d 2017 82
Gambar 5.35 : Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 Kelahiran Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 83
Gambar 5.36 : Sebaran AKB Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 83
Gambar 5.37 : Jumlah Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-
2017 84

ix
Gambar 5.38 : Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 KH Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017 84
Gambar 5.39 : Angka Kematian Balita (AKABA) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 85
Gambar 5.40 : Cakupan Pemberian Asi Ekslusif Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013 s.d 2017 86
Gambar 5.41 : Cakupan Pemberian Asi Ekslusif bagi Bayi 0-6 Bulan Menurut
Kab/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 87
Gambar 5.42 : Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 88
Gambar 5.43 : Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 88
Gambar 5.44 : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 89
Gambar 5.45 : Cakupan Desa/ Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 90
Gambar 5.46 : Persentase Cakupan Imunisasi Campak Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 91
Gambar 5.47 : Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 92
Gambar 5.48 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 93
Gambar 5.49 : Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 94
Gambar 5.50 : Jumlah Kasus Gizi Buruk Pada Balita Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013 s.d 2017 95
Gambar 5.51 : Sebaran Kasus Gizi Buruk Pada Balita Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 96
Gambar 5.52 : Sebaran Kasus Gizi Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 97
Gambar 5.53 : Cakupan Penimbangan Pada Balita Di Posyandu (D/S) Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 97
Gambar 5.54 : Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 98
Gambar 6.1 : Jumlah Kasus Baru BTA+ Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 100
Gambar 6.2 : Proporsi BTA + Dari Seluruh Kasus TB Paru Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 101
Gambar 6.3 : Angka Notifikasi Kasus (CNR) BTA+ Dan Seluruh Per 100.000
Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 102
Gambar 6.4 : Angka Kesembuhan Dan Keberhasilan Pengobatan TB BTA-
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 103
Gambar 6.5 : Perkembangan Jumlah Kasus HIV+ & AIDS Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017 104
Gambar 6.6 : Peta Sebaran Kasus AIDS Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 105
Gambar 6.7 : Proporsi Kasus HIV + Dan AIDS Menurut Jenis Kelamin Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 106
Gambar 6.8 : Proporsi Penderita AIDS Menurut Kelompok Umur Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 107

x
Gambar 6.9 : Proporsi Penderita AIDS Menururt Pekerjaan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 108
Gambar 6.10 : Jumlah Kematian Akibat AIDS Menurut Jenis Kelamin Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 109
Gambar 6.11 : Persentase Kasus Balita Pneumonia Yang Ditemukan Dan
Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017 110
Gambar 6.12 : Angka Prevalensi Kusta Per 10.000 Penduduk Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017 111
Gambar 6.13 : Sebaran Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 112
Gambar 6.14 : Jumlah Kasus Kusta Yang Tercatat Menurut Jenis Kelamin Dan
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 113
Gambar 6.15 : Persentase Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Kabupaten
Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 114
Gambar 6.16 : Sebaran Kasus Campak Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 115
Gambar 6.17 : Sebaran Kasus AFP (NON POLIO) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 117
Gambar 6.18 : Angka Kesakitan (IR) Demam Berdarah Dengue Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 118
Gambar 6.19 : Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 118
Gambar 6.20 : Sebaran Kasus Demam Berdarah Dengue Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 119
Gambar 6.21 : Jumlah Kematian Akibat Demam Berdarah Dangue Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 120
Gambar 6.22 : Sebaran Kasus Filariasis Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 121
Gambar 6.23 : Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan (API) Malaria Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 122
Gambar 6.24 : Sebaran Kasus Malaria Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 123
Gambar 6.25 : Persentase Penduduk Menurut Sumber Air Minum Yang
Digunakan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 128
Gambar 6.26 : Persentase Penduduk Menurut Jenis Sarana Jamban Yang
Digunakan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 129
Gambar 6.27 : Persentase Desa Melaksanakan STBM Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 130
Gambar 6.28 : Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 131

xi
xii
DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 12
Tabel 2.1 Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk & Rata-Rata Penduduk
Per Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 16
Tabel 2.2 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Menurut Pemilik Di provinsi
sulawesi tenggara tahun 2013-2017 19
Tabel 2.3 Jumlah Tempat Tidur Menurut Status Pemilik Di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 20
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di Sarana Kesehatan
Lainnya, Institusi Pendidikan, Dinas Kesehatan &UPT Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 39
Tabel 4.1 Alokasi Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Anggaran Di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 43
Tabel 4.2 Anggaran Kesehatan Bersumber APBD Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 44
Tabel 4.3 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 45
Tabel 4.4 Realisasi Anggaran TP BOK Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 46
Tabel 4.5 Realisasi Anggaran Jampersal Kabupaten/Kota Di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 47
Tabel 4.5 Realisasi Anggaran Akreditasi Puskesmas Kabupaten/Kota Di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 48
Tabel 6.1 10 Penyakit Menular Tertinggi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017 127

xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah RT dan
Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin & Kelompok Umur Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017

Tabel 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi
Yang Dimiliki Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2017

Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 7 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, TB Pada Anak dan Case Notification
Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 9 Angka Kesembuhan TB paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut


Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis Kelamin
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 14 Jumlah kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
xv
Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota) Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017

Tabel 19 Jumlah kasus penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi (PD3i) Menurut
Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut
Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 21 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 24 Cakupan Pengukuran Takanan Darah Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 25 Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan Kanker
Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa
(KLB) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Nakes dan Pelayanan
Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017

Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia SUbur Menurut


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1 dan FE3 Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

xvi
Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi
Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017
Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin Kanupaten/Kota
provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/kota Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 39 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2017

Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis
Kelamin, Kab/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 43 Cakupan Imunisasi Dpt-Hb/Dpt-Hb-Hib, Polio, Campak, dan Imunisasi Dasar


Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kab/Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017

Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas Menurut
Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Di Timbang Menurut Jenis Kelamin kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 47 Jumlah Balita di Timbang Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis
Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 49 Cakupan Pelayanan (Penjaringan) Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut


Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

xvii
Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut
Jenis kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten
Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di
Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017

Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Sehat Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2017

Tabel 59 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas


(Layak) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi
Syarat Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 61 Penduduk Dengan Akses Tarhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat)
Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017

Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017

Tabel 63 Persentase Tempat-Tempat Umum Yang memenuhi Syarat Kesehatan Menurut


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017

Tabel 66 Persentase ketersediaan Obat dan Vaksin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017

xviii
Tabel 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017

Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (RS) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat


Darurat (Gadar) Level 1 Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2017

Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017

Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017

Tabel 73 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2017

Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2017

Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas


Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017

Tabel 77 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2017

Tabel 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2017

Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2017

Tabel 80 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

xix
xx
DAFTAR SINGKATAN

AFP : Acute Flaccid Paralysis


AIDS : Acute Immunodeficiency Syndrome
AKABA : Angka Kematian Balita
AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
AKN : Angka Kematian Neonatal
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
API : Annual Parasite Incidence/Angka Kesakitan Malaria
APS : Angka Partisipasi Sekolah
ASI : Air Susu Ibu
ASI ESKLUSIF : pemberian air susu ibu saja (eksklusif) tanpa tambahan makanan dan muniman bayi
sejak lahir sampai usia 6 bulan
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
Bahteramas : Bangun Sejahtera Masyarakat Sultra
BB : Berat Badan
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BOK : Bantuan Operasional Kesehatan
BPS : Badan Pusat Statistik
BTA+ : Basil Tahan Asam Positif
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
CFR : Case Fatality Rate/Angka Kematian
CNR : Case Notification Rate/Angka Penemuan Kasus
CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil
CR : Cure Rate/Angka Kesembuhan
D/S : Datang & Ditimbang/Sasaran (Cakupan penimbangan balita di posyandu)
DAK : Dana Alokasi Khusus
DAU : Dana Alokasi Umum
DBD : Demam Berdarah Dengue
Dekon : Dekonsentrasi
Dinkes : Dinas Kesehatan
DM : Diabetes Mellitus
dr : Dokter
GF : Global Fund

xxi
HDI : Human Development Index
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IDL : Imunisasi Dasar Lengkap
IPM : Indeks Pembangunan Manusia
IR : Incidence Rate/Angka Kesakitan
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas
Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat
K1 : Kunjungan Baru Ibu Hamil
K4 : Kontak minimal empat kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal
KB : Keluarga Berencana
Kesling : Kesehatan Lingkungan
KF3 : Kunjungan Nifas
KH : Kelahiran Hidup
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : Komunikasi, informasi, dan edukasi
KLB : Kejadian Luar Biasa
KN : Kunjungan Neonatal
KN1 : Kunjungan Neonatal Pertama
Lapertakes : Laporan Tahunan Pembangunan Kesehatan
MAT : Mata Air terlindung
MB : Multi Basiler
MDG’s : Millenium Development Goals
Menkes : Menteri Kesehatan
MI : Madrasah Iptidaiyah
MTBM : Manajemen Terpadu Bayi Muda
Nakes : Tenaga Kesehatan
NCDR : New Case Detection Rate
P2M : Pemberantasan Penyakit Menular
P2PL : Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
PAH : Penampungan Air Hujan
PB : Pausi Basiler
PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBI : Penerima Bantuan Iuran
PD3I : Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

xxii
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHLN : Pinjaman Hibah Luar Negeri
PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PNS : Pegawai Negeri Sipil
Polindes : Pos Bersalin Desa
Polri : Kepolisian Negara Republik Indonesia
PONED : Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar
Posbindu : Pos Pembinaan Terpadu
Poskesdes : Pos Kesehatan Desa
Posyandu : Pos pelayanan Terpadu
Promkes : Promosi Kesehatan
PSG : Pemantauan Status Gizi
PTM : Penyakit Tidak Menular
PTT : Pegawai Tidak Tetap
PUS : Pasangan usia subur
Puskesmas : Pusat kesehatan Masyarakat
Renstra : Rencana Strategis
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RS : Rumah Sakit
RSIA : Rumah Sakit Ibu dan Anak
RT : Rumah Tangga
Salinakes : Persalinan oleh tenaga kesehatan
SBP : Sumur Bor dengan Pompa
SD : Sekolah Dasar
SDM : Sumber Daya Manusia
SGP : Sumur Gali dengan pompa
SGT : Sumur Gali Terlindung
SMA : Sekolah Menengah Atas
SPM : Standar Pelayanan Minimal
SR : Succes Rate/Angka Keberhasilan Pengobatan
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STBP : Survey Terpadu Biologis dan Perilaku
Subbag : Sub Bagian
Sultra : Sulawesi Tenggara
TA : Terminal Air
TB : Tinggi Badan
TB/TBC : Tuberkulosis/Tuberculosis

xxiii
TNI : Tentara Nasional Indonesia
TP : Tugas Pembantuan
TT : Tempat Tidur (RS)
TT : Tetanus Toxoid
UCI : Universal Child Immunization
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
UKK : Upaya Kesehatan Kerja
UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat
UKO : Upaya Kesehatan Olahraga
UKP : Upaya Kesehatan Perorangan
UPT : Unit Pelaksana Teknis
VCT : Voluntary, Counseling and Testing
WHO : World Health Organization
WUS : Wanita Usia Subur

xxiv
RINGKASAN EKSEKUTIF
(Executive Summary)

1. Demografi
 Geografis
- Letak Provinsi Sulawesi Tenggara: 02045’-06015’ Lintang Selatan dan 120045’-
124030’ Bujur Timur
- Luas wilayah: 38.067,70 Km² (daratan) dan ±110.000 Km² (lautan)
- Batas wilayah: Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tengah, selatan dengan Provinsi Nusa tenggara Timur, barat dengan
Provinsi Sulawesi Selatan dan timur dengan Provinsi Maluku
 Kependudukan
- Jumlah penduduk: 2.637.447 jiwa;
 Laki-laki: 1.329.172 jiwa
 Perempuan: 1.308.275 jiwa
- Jumlah rumah tangga: 541.527 RT
- Kepadatan penduduk: 69,28 jiwa/Km²
 Administratif Pemerintahan
- Jumlah kabupaten/kota: 17 (15 kabupaten & 2 kota)
- Jumlah kecamatan: 217 kecamatan
- Jumlah desa/kelurahan: 2.308 (1.933 desa & 375 kelurahan)
 Ekonomi & Pendidikan
- Tingkat pengangguran: 3,14
- Inflasi: 2,00
- Pertumbuhan ekonomi: 6,81
- % penduduk miskin: 11,63
- Angka melek huruf penduduk 10 tahun keatas: Laki-laki 96,84; perempuan 94,97
- % penduduk 15 tahun ke atas berdasarkan ijazah tertinggi: SD 33,64%, SMP
11,98%, SMA 26,26%, Diploma/Universitas 11,82%, tidak punya ijazah 16,30%
- Indeks Pembangunan Manusia (IPM): 69,31

2. Sarana Kesehatan
 Puskesmas & Jaringannya
- Jumlah puskesmas: 279
- Status puskesmas: 93 rawat inap, 186 non rawat inap
- Rasio puskesmas (per 30.000 pnddk): 3,2
- Puskesmas PONED: 73
- Puskesmas Keliling: 132
- Puskesmas pembantu: 437
- Puskesmas PKPR: 65
 Rumah Sakit/Klinik/Pelayanan kesehatan lain
- Jumlah rumah sakit umum: 29
- Jumlah rumah sakit khusus: 2
- Jumlah Tempat Tidur (TT) RS: 2.946

xxv
- Klinik umum swasta: 5
- Klinik & rumah bersalin: 11
- Balai pengobatan: 53
- Praktek dokter bersama: 23
- Praktek dokter perorangan: 252
- Praktek pengobatan tradisional: 48
 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
- Jumlah posyandu: 3.182, aktif: 1.440
- Poskesdes/Poskeskel: 869
- Polindes: 288
- Posbindu: 1.039
- Desa/Kel. Siaga: 1.750

3. Tenaga Kesehatan
 Jumlah Tenaga Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
- Dokter Umum: 443
- Dokter Spesialis: 224
- Dokter Gigi: 171
- Perawat: 4.584
- Bidan: 3.228
- Gizi: 639
- Farmasi: 641
- Kesehatan Masyarakat: 1.685
- Ketekhnisan Medis: 272
- Keterapian Fisik: 53
- Tenaga Pendukung/Non Kesehatan: 2.205
 Jumlah Tenaga Kesehatan Di Puskesmas
- Dokter Umum: 259
- Dokter Gigi: 114
- Perawat: 2.394
- Perawat Gigi: 103
- Bidan: 2.522
- Farmasi: 152
- Apoteker: 69
- Gizi: 351
- Sanitarian: 232
- Kesmas: 602
- Teknis Medis: 52
- Terapi Fisik: 2

4. Pembiayaan Kesehatan
 Anggaran Kesehatan
- Total Anggaran Kesehatan : Rp. 2.131.123.242.292
- APBD Provinsi: Rp. 33.831.677.720
- APBD Kab/Kota : Rp. 1.438.235.570.674
- APBN : Rp. 658.883.953.898

xxvi
- Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN): Rp. 172.040.000
 Jaminan Kesehatan Masyarakat
- % Penduduk yang memiliki jaminan kesehatan : 71,38%
 Jaminan Persalinan (Jampersal)
- Pagu Anggaran : Rp. 30.070.894.000
- Realisasi : Rp. 17.981.917.903 (59,80%)
 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
- Pagu Anggaran : Rp. 138.623.471.000
- Realisasi : Rp. 124.818.140.838 (90,00%)
 Akreditasi Puskesmas
- Pagu Anggaran : Rp. 10.659.885.000
- Realisasi : Rp. 9.008.072.643 (84,50%)

5. Kesehatan Keluarga
 Kesehatan Ibu
- Cakupan K1: 86,40%
- Cakupan K4: 73,87%
- Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn): 83,02%
- Cakupan ibu bersalin/nifas mendapat Yankes nifas (KF3): 79,56%
- Cakupan penanganan komplikasi kebidanan: 51,79%
- Jumlah kematian ibu: 75 orang
- Angka Kematian Ibu (AKI): 149
- Cakupan peserta KB aktif: 59,58%
 Kesehatan Anak (Bayi)
- BBLR: 2,29%
- Cakupan KN1: 98,21%. KN Lengkap: 95,73%
- Penanganan komplikasi neonatal: 35,42%
- Cakupan pelayanan kesehatan bayi: 91,92%
- Jumlah kematian neonatal: 318
- Angka Kematian neonatal (AKN): 6
- Jumlah kematian bayi: 154
- Angka Kematian Bayi (AKB): 3
 Kesehatan Anak (Balita)
- Pelayanan kesehatan anak balita: 91,92%
- Jumlah kematian balita: 257
- Angka Kematian Balita (AKABA): 5
 Pemantauan Gizi
- Cakupan ASI Eksklusif: 55,56%
- Cakupan Vitamin A: 76,66%
- Jumlah BGM: 1.037
- Jumlah kasus gizi buruk: 220
- Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S): 71,95%
 Imunisasi
- Cakupan desa UCI: 85,92%
- Cakupan imunisasi campak: 90,82%
- Imunisasi Dasar Lengkap: 86,57

xxvii
6. Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
 Penyakit Menular
- Kasus baru BTA+: 2.587 kasus
- Angka penemuan kasus/CNR BTA+: 98,09
- Kasus pneumoni ditemukan (balita): 3.051
- Kasus diare: 39.913
- Kasus HIV: 76; AIDS: 126
- Kematian akibat AIDS: 14
- Kasus Syphillis: 57 kasus
- Kasus kusta: 393, angka prevalensi kusta: 1,49
- Kasus AFP (non polio): 15
- Kasus DBD: 941, meninggal: 14, Incidence Rate (IR): 35,7
- Kasus malaria: 1.069, meninggal: 2, CFR: 0,19, Angka Kesakitan (API): 0,41
- Kasus filaria: 38, Angka Kesakitan: 1
- Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I):
 Difteri: 6 kasus
 Campak: 310 kasus; meninggal: 2, CFR: 0,6%
 Hepatitis B: 146 kasus
 Penyakit Tidak Menular
- Hipertensi: 33,62%
- Obesitas: 25,93
- Kanker:
 IVA+: 4,08%
 Tumor/benjolan: 1,97%
 10 penyakit tertinggi Sulawesi Tenggara:

No Jenis Penyakit Jumlah Kasus

1 ISPA Bukan Pneumonia 28.720

2 Hipertensi 11.265

3 Diare 6.682

4 Influenza 3.199

5 Diabetes Mellitus 2.436

6 Tersangka TBC Paru 1.104

7 Kecelakaan Lalulintas 983

8 Tipus Perut Klinis 780

9 Pneumonia 640

10 TBC Paru BTA+ 377

xxviii
 Kesehatan Lingkungan
- Persentase penduduk dengan sumber air minum layak: 54,87%
- Persentase penyelenggara air minum yang memenuhi syarat kesehatan : 83,40%
- Persentase penduduk dengan akses sanitasi layak: 54,07%
- Persentase Desa Sanitasi Total berbasis Masyarakat (STBM): 17,20%

xxix
DEMOGRAFI

1
I DEMOGRAFI

A. KONDISI GEOGRAFIS

Provinsi Sulawesi Tenggara berada di daerah yang meliputi jazirah Tenggara pulau
Sulawesi serta pulau-pulau besar dan kecil di sekitarnya (Pulau Muna, Buton, Wawonii,
Kabaena dan Kepulauan Tukang Besi di Laut Banda). Berdasarkan data yang dipublikasikan
oleh Kemendagri, Sulawesi Tenggara memiliki luas wilayah daratan sebesar 38.067,70 km2
atau 3.067.700 ha dan wilayah perairan diperkirakan seluas 110.000 km2 atau 11.000.000
ha. Secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke
selatan di antara 02045’-06015’ Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur di
antara 120045’-124030’ Bujur Timur. Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah utara berbatasan
dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan
berbatasan Provinsi NTT di Laut Flores, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku
di Laut Banda dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk
Bone.
Kebijakan pemekaran daerah yang masih berjalan berdampak pada pertambahan
jumlah kabupaten, kecamatan, desa dan kelurahan. Secara administratif, sampai tahun
2017 Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas 17 wilayah Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten
Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Muna, Muna Barat, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan,
Wakatobi, Bombana, Kolaka Utara, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka Timur dan Konawe
Kepulauan, serta dua kota, yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau. Jumlah kecamatan se-
Sulawesi Tenggara sebanyak 217 kecamatan yang terdiri atas 1.933 desa dan 375
kelurahan. Data lengkap pembagian wilayah administratif Provinsi Sulawesi Tenggara
terdapat pada tabel 1 lampiran buku ini.
Kondisi topografi tanah di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya memiliki
permukaan yang bergunung-gunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung
dan bukit-bukit, terhampar dataran-dataran yang merupakan daerah pertanian dan
perkebunan yang subur. Sebagian besar penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara bermukim
di sepanjang wilayah pesisir dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan
sebagian yang lain di daerah pedalaman dan bekerja sebagai petani. Fakta ini membuat
Sulawesi Tenggara memiliki keragaman budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yang
berbeda satu dengan yang lain, adanya keragaman dalam berbagai aspek tersebut juga
mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 1


GAMBAR 1.1
PETA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

2 I Demografi
B. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data kabupaten/kota tahun 2017 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara
sebesar 2.637.447 jiwa, tingkat kepadatan penduduk sebesar 69,28 jiwa/km². Daerah
dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kota Kendari sebesar 1.194 jiwa/km², Kota Baubau
sebesar 737 jiwa/km², sedang kepadatan terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara
sebesar rata-rata 12 jiwa/km2 dan Kabupaten Buton Utara 33 jiwa/km2.
Gambar 1.1. menunjukkan bahwa dari segi jumlah, mayoritas penduduk Sulawesi
Tenggara atau sekitar 64% bermukim di wilayah daratan pulau besar Sulawesi dan hanya
36% yang tinggal di wilayah kepulauan, namun demikian kepadatan penduduk wilayah
kepulauan rata-rata lebih tinggi dari daratan, ini disebabkan luas lahan pemukiman di daerah
kepulauan relatif lebih kecil dibanding daratan.

Distribusi penduduk yang tinggal di kepulauan dan daratan ditunjukkan pada gambar
1.2.

GAMBAR 1.2
PERSENTASE PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA
YANG BERMUKIM DI WILAYAH KEPULAUAN & DARATAN
TAHUN 2017

Sumber: BPS Prov. Sultra

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 3


Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 2013-2017
adalah rata-rata di atas 2% pertahun. Berdasarkan jenis kelamin, laju pertumbuhan
penduduk Sulawesi Tenggara sejak tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 1.3.

GAMBAR 1.3
JUMLAH PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MENURUT JENIS KELAMIN
TAHUN 2013-2017

1.350.000

1.329.172
1.300.000

1.308.275
1.305.701

1.286.159
1.250.000

1.240.856

1.227.822
1.200.000
1.212.500

1.200.025
1.188.226

1.150.000
1.172.385

1.100.000

1.050.000
2013 2014 2015 2016 2017

Laki-Laki Perempuan

Sumber : BPS Kabupaten/Kota Tahun 2017

Pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara baik laki-laki maupun perempuan relatif


stabil dari tahun ke tahun dengan komposisi yang cenderung tetap, namun demikian upaya
untuk mengatur dan membatasi jumlah kelahiran sejak dini masih terus dilakukan untuk
mencegah pertambahan penduduk yang tidak terkendali, yang dapat menimbulkan problem
sosial yang lebih kompleks, dalam hal ini Dinas Kesehatan bekerja sama dengan sektor
terkait seperti BKKBN maupun DPP&PA. Jika penduduk Sulawesi Tenggara dibandingkan
menurut jenis kelamin, maka terlihat bahwa proporsi penduduk laki-laki relatif lebih tinggi
dari perempuan dengan rasio 101,60 yang berarti dalam setiap 100 perempuan terdapat
101-102 laki-laki, tidak berubah dari rasio tahun sebelumnya.

Distribusi penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan Kabupaten/Kota dapat dilihat


pada gambar 1.4.

4 I Demografi
GAMBAR 1.4
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Konawe Kepulauan 33.212


Konawe Utara 60.884
Buton Utara 62.088
Buton Selatan 79.066
Muna Barat 79.653
Wakatobi 95.386
Buton Tengah 97.584
Buton 99.563
Kolaka Utara 144.681
Kota Baubau 162.780
Bombana 175.497
Kolaka Timur 176.495
Muna 215.442
Konawe 244.324
Kolaka 251.493
Konawe Selatan 299.928
Kota Kendari 359.371

Sumber : BPS Kabupaten/Kota

Gambar 1.4 menunjukan bahwa Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk terbesar


adalah Kota Kendari, sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Konawe Kepulauan, hal ini
tidak terlepas dari status Kota Kendari sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara yang
menjadi pusat kegiatan ekonomi, pendidikan dan pemerintahan, yang membawa
konsekwensi sebagai kota tujuan urbanisasi dari daerah sekitarnya, sedangkan Konawe
Kepulauan adalah daerah pemekaran termuda baru terbentuk pada tahun 2014 yang hanya
berupa sebuah pulau dengan jumlah penduduk yang relatif kecil. Di samping itu terjadi
beberapa pergeseran dibanding tahun sebelumnya, seperti urutan Kabupaten Kolaka Timur
yang naik menggeser Bombana dan Kota Baubau, demikian pula jumlah penduduk
Kabupaten Buton Tengah yang meningkat melewati Wakatobi dan Buton Selatan yang
sebelumnya berpenduduk lebih tinggi.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 5


GAMBAR 1.5
PIRAMIDA PENDUDUK SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

(14.240) 75+ 18.629


(14.123) 70-74 16.086
(20.947) 65-69 21.774
(29.394) 60-64 29.438
(42.123) 55-59 40.171
(53.153) 50-54 51.880
(67.898) 45-49 65.705
(82.458) 40-44 80.619
(94.564) 35-39 94.591
(101.195) 30-34 102.508
(111.481) 25-29 113.418
(118.040) 20-24 119.300
(128.836) 15-19 125.274
(142.754) 10-14 136.834
(154.957) 5-9 146.238
(153.011) 0-4 145.808
Perempuan Lak-Laki
Sumber : BPS Prov. Sultra 2017

Gambar 1.5. menunjukkan bahwa struktur penduduk Sulawesi Tenggara termasuk


dalam struktur penduduk muda (0-24 tahun) yang berada di atas 50%, bila dibandingkan
dengan struktur penduduk tahun sebelumnya, terjadi sedikit pergeseran pada kelompok
umur 10 tahun ke bawah yang persentasenya lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya, baik
pada laki-laki maupun perempuan. Secara keseluruhan gambar piramida di atas menunjukan
masih dominannya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 20-29 tahun,
baik laki-laki maupun perempuan.
Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, Kabupaten/Kota
dan rasio tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 lampiran profil ini.

C. KEADAAN EKONOMI

Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan
keberhasilan pembangunan suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa selama tahun
2013-2017, pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Tenggara cukup stabil, meskipun
mengalami fluktuasi, tapi terjadi peningkatan pada tahun terakhir. Rata-rata pertumbuhan
ekonomi pada periode ini juga masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional pada
periode tahun yang sama.
Kondisi perekonomian secara umum merupakan gabungan berbagai komponen dan
indikator makro, antara lain laju inflasi, tingkat pengangguran dan indeks penduduk miskin
di suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa tingkat inflasi pada kurun waktu lima
tahun terakhir (2013-2017) cenderung berfluktuasi antara 5.92% hingga 2,00%. Inflasi

6 I Demografi
tertinggi terjadi pada tahun 2014 (7.40). Tingkat inflasi yang dijadikan acuan ini adalah
inflasi yang terjadi di Kota Kendari sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Tingkat
pengangguran juga menjadi salah satu variabel yang menentukan keadaan ekonomi suatu
daerah. Dengan merujuk pada data BPS, tingkat pengangguran dalam kurun waktu 5
tahun terakhir cenderung menurun meskipun tidak signifikan, tetapi beberapa tahun
terakhir cenderung stagnan. Gambar 1.6 di bawah ini menunjukkan indikator
perekonomian Sultra tahun 2013-2017.

GAMBAR 1.6
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN,
INFLASI HARGA DAN PENGANGGURAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

16,00
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017
Tingkat Pengangguran 4,38 4,43 5,55 3,78 3,14
Inflasi Harga 5,92 7,40 1,64 3,07 2,00
Pertumbuhan Ekonomi 7,65 6,23 7,46 6,51 6,81
% Penduduk Miskin 13,73 12,77 13,74 12,88 11,63
Sumber: Statistik Kesra Sultra, BPS Sultra 2017

Selain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan pengangguran, tingkat kemiskinan


juga merupakan salah satu isu krusial yang sangat terkait dengan dimensi ekonomi.
Kemiskinan telah lama menjadi persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian
pemerintah baik pusat maupun daerah dan berbagai kalangan.
Penduduk miskin (Statistik Kesra) didefinisikan sebagai penduduk yang
pendapatannya kurang dari kebutuhan yang diperlukan untuk hidup secara layak di
wilayah tempat tinggalnya. Dalam prakteknya pengukuran antara lain dilakukan
berdasarkan kecukupan pengeluaran konsumsi makanan dan non makanan. Jumlah
penduduk miskin 13.73% pada tahun 2013, menurun pada tahun terakhir menjadi
11.63%.
Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasuk
kesehatan. Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangat terkait
dengan daya beli atau tingkat ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam
pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 7


tahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan individu terutama bayi dan balita.
Fenomena gizi buruk dan gizi kurang sering dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang
rendah, jika merujuk pada fakta bahwa keterbatasan pemenuhan pangan dapat
menyebabkan gizi buruk, dan penyakit yang berhubungan dengan kekurangan vitamin
(Xeropthalmia, Scorbut, dll).
Pembangunan ekonomi yang diupayakan pemerintah diharapkan mampu
mendorong kemajuan SDM, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosok
negeri terutama wilayah yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan
menjadi daerah tertinggal karena beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber daya
alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan konflik
sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan prasarana terhadap berbagai bidang
termasuk di dalamnya kesehatan menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal
mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.

D. KEADAAN PENDIDIKAN

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah dalam
mengukur tingkat pembangunan manusia suatu daerah. Melalui pengetahuan, pendidikan
berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan
dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Pada bagian ini akan
diuraikan mengenai kemampuan membaca-menulis, status pendidikan, dan tingkat
kepesertaan sekolah.
Kemampuan membaca dan menulis (baca-tulis) penduduk tercermin dari Angka
Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan
menulis huruf latin atau huruf lainnya
Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, angka melek huruf pada laki-laki lebih besar
dibandingkan perempuan, yaitu 96,84 berbanding 93,09. Perbandingan jumlah persentase
melek huruf penduduk berumur 10 tahun ke atas berdasarkan jenis kelamin di Provinsi
Sulawesi Tenggara ditunjukan pada gambar 1.7.

8 I Demografi
GAMBAR 1.7
ANGKA MELEK HURUF PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2016

98,00

97,00
96,84
96,00

95,00
94,97
94,00

93,00
93,09
92,00

91,00
Laki-Laki Perempuan Jumlah

Sumber: Statistik Kesra Prov. Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Di samping penduduk melek huruf, hal lain yang menggambarkan keadaan


pendidikan di daerah adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS) yaitu angka yang
menjelaskan besarnya persentase penduduk yang duduk di bangku sekolah. Angka
Partisipasi Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra BPS dikategorikan menjadi 4 kelompok
umur, yaitu 10-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur
setingkat SLTP, 16-18 tahun mewakili umur setingkat SMU, dan 19-24 tahun untuk
akademi dan perguruan tinggi. Untuk tahun 2017 Partisipasi Bersekolah penduduk berumur
10 tahun ke atas di Sulawesi Tenggara sebagai berikut:
- 26,58% masih bersekolah
- 69,63% tidak bersekolah lagi
- 3,79% tidak/belum pernah bersekolah

Indikator berikutnya adalah status pendidikan yang ditamatkan. Status atau tingkat
pendidikan dilihat dengan banyaknya jumlah penduduk laki-laki maupun perempuan yang
menamatkan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan yang ada. Persentase penduduk
berumur 15 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2017 ditunjukkan pada gambar 1.8.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 9


GAMBAR 1.8
PERSENTASE PENDUDUK 15 TAHUN KE ATAS
BERDASARKAN PENDIDIKAN/IJAZAH TERTINGGI YANG DIMILIKI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

SMP/MTs; 11,98 SMA/MA; 26,26

Diploma/Univers
itas; 11,82
SD/MI; 33,64

Tidak
Mempunyai
Ijazah; 16,30

Sumber: Daerah Dalam Angka, BPS Prov. Sultra Tahun 2017

Data di atas menunjukan bahwa ijazah tertinggi yang terbanyak dimiliki oleh
penduduk (15 tahun ke atas) adalah tingkat SD sebesar 33,64%. Hal ini dapat dimengerti
karena dalam kurun waktu penghitungan yang dilakukan sebagian besar adalah siswa yang
tengah menempuh pendidikan pada jenjang berikutnya namun belum tamat sehingga
terhitung dalam ijazah terakhirnya.
Tingkat pendidikan berhubungan erat dengan pola pikir dan perilaku seseorang baik
sebagai individu maupun dalam masyarakat, karena tingkat pendidikan dapat menentukan
tingkat pengetahuan. Dalam kaitannya dengan kesehatan, tingkat pendidikan dapat
mempengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang dalam merespon isu-isu kesehatan, baik
bagi dirinya sendiri, bagi masyarakat maupun lingkungan sekitarnya. Beberapa penelitian
telah menunjukan bahwa tingkat pendidikan ibu dapat berkaitan dengan status gizi bayi
atau anaknya.
Demikian pula dalam hal membuat pilihan terhadap tindakan atau layanan
kesehatan yang akan digunakan bila dihadapkan pada situasi atau isu kesehatan tertentu.
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan individu maupun
masyarakat maka pengetahuan akan kesehatan juga relatif semakin baik, semakin mudah
diberikan pemahaman tentang kesehatan, dan selanjutnya diharapkan semakin mudah
untuk mengubah perilaku menjadi berperilaku hidup sehat.

10 I Demografi
E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan suatu ukuran standar


pembangunan manusia yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human
Development Index (DHI). Indeks ini dibentuk berdasarkan empat indikator, yaitu angka
harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya beli.
Indikator angka harapan hidup dimensi umur panjang dan sehat. Selanjutnya angka melek
huruf dan rata-rata lama sekolah mencerminkan capaian pembangunan bidang pendidikan.
Sedangkan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan
pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan
yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup lebih layak.

Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Tenggara terakhir yang dikeluarkan


Badan Pusat Statistik (BPS) sampai tahun 2016, dalam rentang 4 tahun (2013-2016)
menunjukkan trend yang terus meningkat, dengan rata-rata IPM provinsi mencapai 69,31,
capaian ini masih di bawah rata-rata nasional yang telah mencapai 73,81. Kabupaten/Kota
dengan IPM tertinggi tahun 2016 dicapai oleh Kota Kendari dengan 81,66, diikuti Kota
Baubau sebesar 73,99. Capaian IPM kedua kota tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan
kabupaten lainnya karena statusnya sebagai pemerintahan kota yang memiliki sarana dan
fasilitas umum yang lebih baik dan lebih lengkap, disamping sebagai destinasi ekonomi,
bisnis dan pendidikan di daerah Sulawesi Tenggara.

Untuk IPM terendah dengan capaian di sekitaran 62,00 terdapat pada hampir
semua daerah yang baru dimekarkan pada tahun 2013. Hasil ini tidak terlepas dari kondisi
daerah-daerah tersebut sebagai kabupaten baru, di mana sarana dan fasilitas umum serta
infrastruktur masih jauh dari memadai, sehingga kegiatan pelaksanaan program
pembangunan serta data-datanya masih dalam tahap transisi dari kabupaten induk.

Data selengkapnya mengenai IPM di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel
1.1.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 11


Tabel 1.1.
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013-2016

No Kode Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017


1 7401 Buton 61.83 62.31 62.78 63,69
2 7402 Muna 64.67 65.09 65.99 66,96
3 7403 Konawe 68.23 68.68 69.56 69,84
4 7404 Kolaka 69.55 70.20 70.47 71,12
5 7405 Konawe Selatan 65.02 65.60 66.32 66,97
6 7406 Bombana 62.82 63.38 63.65 64,02
7 7407 Wakatobi 66.50 66.95 67.22 67,50
8 7408 Kolaka Utara 65.35 65.76 66.90 67,60
9 7409 Buton Utara 64.20 64.65 65.23 65,95
10 7410 Konawe Utara 65.54 66.03 66.44 67,20
11 7411 Kolaka Timur 61.78 62.13 62.74 63,60
12 7412 Konawe Kepulauan 61.15 61.31 61.72 62,56
13 7413 Muna Barat - 61.92 62.29 62,57
14 7414 Buton Tengah - 61.69 62.13 62,56
15 7415 Buton Selatan - 61.51 62.00 62,55
16 7471 Kota Kendari 80.91 81.30 81.43 81,66
17 7472 Kota Bau-Bau 72.55 73.13 73.59 73,99
18 7400 SULAWESI TENGGARA 67.55 68.07 68.75 69,31
Sumber: BPS Nasional/BPS Prov. Sultra Tahun 2017

IPM 3 kabupaten pemekaran yaitu Buton Selatan, Buton Tengah, dan Muna Barat
baru mulai diterbitkan oleh BPS pada tahun 2014 sesuai dengan tahun pemekarannya,
sebelum itu IPM ketiganya masih mengacu ke IPM kabupaten induknya.

12 I Demografi
SARANA KESEHATAN

2
2 SARANA
KESEHATAN
Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi: puskesmas, rumah sakit,
sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), sarana kefarmasian dan alat
kesehatan

A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 menyatakan bahwa Puskesmas


adalah salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan
penting dalam sistem ketahanan nasional khususnya sistem upaya kesehatan. Kesehatan,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam mendukung terwujudnya
kecamatan sehat dalam penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKP) dan
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer, dan
pusat layanan kesehatan perorangan primer, puskesmas berkewajiban memberikan upaya
kesehatan sebagai berikut :
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan anak dan KB
4. Upaya Perbaikan Gizi
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan.
Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara dalam perkembangannya dari tahun ke tahun
terus menunjukkan peningkatan baik jumlah maupun status. Hal ini sebagai upaya untuk
meningkatkan akses pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, terutama masyarakat yang
berada di daerah terpencil. Perkembangan jumlah puskesmas tahun 2013-2017 ditunjukkan
pada gambar 2.1.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 13


GAMBAR 2.1
JUMLAH PUSKESMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 S.D 2017
285

280
280 279 279
275

270
269
265
264
260

255
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota & Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2017

Gambar 2.1 menunjukkan perkembangan jumlah puskesmas Provinsi Sulawesi


Tenggara dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. Pada tahun 2015 terdapat 280
puskesmas, namun pada tahun 2016 turun menjadi 279 puskesmas karena salah satu
puskesmas yang berada di Kabupaten Kolaka Timur yaitu Puskesmas Ladongi Welala telah
dialihfungsikan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur. Dari 279
puskesmas yang tercatat pada tahun 2017, baru 274 yang teregistrasi, dan masih terdapat
5 puskesmas yang belum memiliki nomor registrasi puskesmas, namun semua sudah
dalam proses pengurusan.
Selain jumlah, status puskesmas juga berubah dari puskesmas non rawat inap menjadi
puskesmas rawat inap. Perubahan tatus puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 2.2

GAMBAR 2.2
STATUS PUSKESMAS (RAWAT INAP DAN NON RAWAT INAP)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 s.d 2017
300
250
200
183 186 186 186
185
150
100
50 79 86 94 93 93
0
2013 2014 2015 2016 2017

Rawat Inap Non Rawat Inap

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota & Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2017

14 II Sarana Kesehatan
Salah satu indikator untuk menggambarkan terpenuhinya kebutuhan pelayanan
primer oleh fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah rasio puskesmas terhadap 30.000
penduduk. Rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk di Sulawesi Tenggara tahun 2013-
2017 ditunjukkan pada gambar 2.3.

GAMBAR 2.3
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 s.d 2017

3,45
3,4
3,35 3,4
3,3
3,25 3,3 3,3
3,2
3,15 3,2 3,2
3,1
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017 dan Updating Data Dasar Puskesmas
Prov. Sultra, 2017

Rasio puskesmas per 30.000 penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017
sebesar 3.2 berarti setiap 30.000 penduduk di Sulawesi Tenggara dilayani setidaknya oleh
3 puskesmas, sedikit mengalami penurunan dari tahun lalu disebabkan oleh bertambahnya
jumlah penduduk, di sisi lain jumlah puskesmas relatif tetap.

GAMBAR 2.4
PETA KAB/KOTA MENURUT RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 15


Gambar 2.4 menunjukkan bahwa rata-rata Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara
memiliki 3-5 puskesmas untuk setiap 30.000 penduduk. Secara absolut, rasio tersebut
dapat dianggap cukup, tetapi bila dikaitkan dengan kondisi di daerah, maka rasio tersebut
tidak serta merta menggambarkan kondisi riil kemudahan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan dasar, sebagai contoh di Konawe Utara, Konawe Kepulauan dan
Wakatobi memiliki rasio puskesmas yang tinggi (5<) disebabkan karena jumlah penduduk
yang relatif sedikit tetapi memiliki wilayah kerja yang luas dan terdiri dari pulau-pulau yang
saling terpisah serta termasuk dalam kategori daerah sulit atau terpencil.

TABEL 2.1
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK & RATA-RATA PENDUDUK PER PUSKESMAS
MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

RASIO PUSK/ Rata-rata


No KAB/KOTA 30.000 Penduduk/
Penduduk Puskesmas
1 Buton 4,22 7.112
2 Muna 3,76 7.979
3 Konawe 3,32 9.049
4 Kolaka 1,43 20.958
5 Konawe Selatan 2,30 13.040
6 Bombana 3,76 7.977
7 Wakatobi 6,29 4.769
8 Kolaka Utara 3,32 9.043
9 Buton Utara 4,83 6.209
10 Konawe Utara 10,84 2.767
11 Kolaka Timur 2,04 14.708
Konawe
12 6,32 4.745
Kepulauan
13 Muna Barat 5,65 5.310
14 Buton Tengah 3,69 8.132
15 Buton Selatan 3,04 9.883
16 Kota Kendari 1,25 23.958
17 Kota Baubau 3,13 9.575

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Bila dilihat berdasarkan angka saja, rasio pukesmas terhadap jumlah penduduk di
Provinsi Sulawesi Tenggara sudah terpenuhi, namun demikian menghitung rasio
puskesmas terhadap jumlah penduduk tidak sesuai dengan kondisi di Sulawesi Tenggara
karena wilayah yang luas, penduduk yang tersebar tidak merata dan kondisi geografis
yang sulit. Sehingga lebih tepat bila menggunakan rasio puskesmas berdasarkan
kecamatan yakni 1 kecamatan memiliki minimal 1 puskesmas. Jika menggunakan acuan ini

16 II Sarana Kesehatan
maka dengan 279 puskesmas berbanding 216 kecamatan diperoleh rasio 1,3. Artinya
setiap kecamatan di Sulawesi Tenggara telah memiliki minimal 1 puskesmas.
Selain enam upaya kesehatan wajib yang diberikan di Puskesmas juga
menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan pengembangan
puskesmas dapat berupa Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar (PONED),
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan
Olahraga, Kesehatan Tradisional.

1. Puskesmas Dengan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar (PONED),


Pada tahun 2017 jumlah puskesmas mampu PONED Sulawesi Tenggara sebanyak
73 puskesmas, Kabupaten Konawe adalah kabupaten dengan jumlah puskesmas PONED
terbanyak yakni 10 puskesmas. Distribusi puskesmas PONED menurut Kabupaten/Kota
ditunjukan pada gambar 2.5.

GAMBAR 2.5
JUMLAH PUSKESMAS PONED MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Konawe Kepulauan 1
Muna Barat 1
Buton Utara 2
Buton Selatan 2
Kolaka Tumur 3
Konawe Utara 3
Baubau 3
Kolaka 3
Buton 3
Muna 4
Buton Tengah 4
Kota Kendari 6
Kolaka Utara 7
Wakatobi 7
Bombana 7
Konawe Selatan 7
Konawe 10
0 2 4 6 8 10 12
Sumber : Laporan Tahunan Progam KIA & Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2017

Dalam pelaksanaan puskesmas mampu PONED, meski sudah diupayakan untuk


memenuhi standar dan persyaratannya, tapi dalam penerapannya masih terkendala
beberapa hal antara lain :
- Sumber daya manusia yang telah dilatih sering diganti/dipindahtugaskan, sehingga
puskesmas tersebut tidak mampu lagi memberikan pelayanan PONED secara
optimal

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 17


- Sarana yang mendukung kegiatan PONED masih kurang memadai atau belum
tersedia
- Sering pula terjadi alat dan sarana tersedia tetapi petugas yang menggunakan
tidak ada atau telah pindah.
Kumulasi atau salah satu dari faktor-faktor di atas menyebabkan beberapa
puskesmas yang tercatat berstatus PONED tapi dalam praktek sehari-hari sudah tidak aktif
lagi memberikan pelayanan PONED.

2. Puskesmas Dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)

Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang dilaksanakan di


Puskesmas terdiri dari penyuluhan, pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan
penunjang, konseling, pendidikan keterampilan hidup sehat, pelatihan pendidik sebaya dan
konselor sebaya serta pelayanan rujukan. Pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah
kelompok remaja sekolah dan kelompok luar sekolah misalnya kelompok anak jalanan,
karang taruna, remaja masjid/gereja,asrama dan kelompok remaja lainnya.

Kegiatan PKPR Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 hanya kegiatan pelatihan
PKPR bagi petugas puskesmas. Berikut adalah jumlah puskesmas yang melaksanakan
kegiatan PKPR tahun 2017.

GAMBAR 2.6
JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PKPR MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Konawe Kepulauan 0
Kolaka Timur 1
Muna Barat 3
Kota Baubau 4
Kota Kendari 4
Buton Utara 4
Konawe Utara 4
Kolaka Utara 4
Wakatobi 4
Bombana 4
Konawe Selatan 4
Kolaka 4
Konawe 4
Muna 4
Buton 4
Buton Selatan 6
Buton Tengah 7
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Sumber : Laporan Tahunan Progam KIA, 2017

18 II Sarana Kesehatan
Kabupaten dengan jumlah puskesmas yang sudah melaksanakan kegiatan PKPR
tertinggi ada di Buton Tengah dan Buton Selatan yakni masing-masing 7 puskesmas dan 6
puskesmas. Untuk Kabupaten Konawe Kepulauan belum ada puskesmas yang dilatih
melaksanakan kegiatan PKPR.

B. RUMAH SAKIT

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang


perizinan rumah sakit dan Nomor 56 Tahun 2014 tentang akreditasi rumah sakit
mengelompokan rumah sakit berdasarkan kepemilikan, yaitu rumah sakit publik dan rumah
sakit privat. Rumah Sakit Publik adalah rumah sakit yang dikelolah pemerintah, pemerintah
daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah
rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk
perseroan atau persero.

1. Jumlah dan Jenis Rumah Sakit


Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana pelayanan
kesehatan rujukan adalah ketersediaan rumah sakit.. Selama kurun waktu tahun 2013–
2017 jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan. Jumlah rumah sakit tahun 2013-2017 ditunjukkan pada tabel 2.2.

TABEL 2.2
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT PEMILIK
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

JUMLAH RUMAH SAKIT


No Status Kepemilikan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Pemerintah Prov 2 2 2 2 1
2 Pemerintah Kab/Kota 12 12 14 16 16
3 TNI Polri 3 3 3 3 3
4 BUMN 1 1 1 1 1
5 Khusus (Jiwa/Ibu&Anak) 2 2 2 2 2
6 Swasta Umum 6 5 6 8 8
Swasta (RS/klinik
7 5 6 5 4 5
bersalin)
8 Klinik Umum Swasta 4 4 4 5 5
Total 35 35 37 41 41
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara terus bertambah, dan tahun 2017
sudah mencapai 41 RS. Jumlah tersebut termasuk RS Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, TNI/Polri, BUMN, RS Swasta, RSIA, Rumah Bersalin dan Klinik Umum
Swasta. Daftar nama RS dapat dilihat pada tabel 54-56 lampiran profil kesehatan ini.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 19


Peningkatan jumlah rumah sakit diikuti dengan peningkatan jumlah tempat tidur rumah
sakit. Peningkatan jumlah tempat tidur RS menurut status kepemilikan tahun 2013-2017
ditunjukkan pada tabel 2.3.

TABEL 2.3
JUMLAH TEMPAT TIDUR MENURUT STATUS PEMILIK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

Jumlah Tempat Tidur


No Status Kepemilikan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Pemerintah Prov 526 576 519 314 516
2 Pemerintah Kab/Kota 938 1.066 1.184 1.116 1.372
3 TNI Polri 103 102 126 156 191
4 BUMN 60 60 60 60 60
5 Khusus (Jiwa/Ibu&Anak) - - - 205 183
6 Swasta Umum 296 315 382 634 494
Swasta (RS/klinik
7 88 171 116 120 89
bersalin)
8 Klinik Umum Swasta 123 35 48 48 41
Total 1.948 2.068 2.325 2.657 2.946
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017 dan Laporan Tahunan Program 2017

Jumlah tempat tidur rumah sakit selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan,
bila tahun 2013 baru terdapat 1.948 TT (Tempat Tidur), tahun 2017 meningkat menjadi
2.946 TT. Penambahan tempat tidur terbanyak di rumah sakit pemerintah Kabupaten/Kota.
Penambahan ini disebabkan bertambahnya jumlah rumah sakit yaitu Rumah Sakit Umum
Daerah Konawe Kepulauan, dan Rumah Sakit Umum Daerah Kolaka Timur, Muna Barat dan
Buton Selatan.
Untuk mengetahui ketersediaan rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, dilakukan dengan menghitung rasio ketersediaan tempat
tidur dengan jumlah penduduk. Jika dilihat berdasarkan rasio tempat tidur rumah sakit di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 - 2017 terus menunjukkan peningkatan. Sejak tahun
2013 rasio TT RS terhadap penduduk dapat dikatakan sudah mencukupi bahkan melampaui
standar yang ditetapkan. Rasio tempat TT rumah sakit terhadap penduduk ditunjukkan pada
gambar 2.7.

20 II Sarana Kesehatan
GAMBAR 2.7
RASIO TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

5.000

4.000
1.758
1.646 1.728
3.000 1.608
1.574
2.000
2.604 2.946
1.000 2.068 2.325 2.435

-
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Tempat Tidur Yang Tersedia
Jumlah Kebutuhan Minimal

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017 dan Laporan Tahunan Program 2017

Gambar 2.7 menunjukkan, secara umum jumlah tempat tidur rumah sakit di Sulawesi
Tenggara telah mencukupi kebutuhan sesuai standar yang telah ditetapkan, yaitu 1 : 1500
penduduk, di mana dengan standar tersebut, dibutuhkan minimal 1.758 tempat tidur,
sementara jumlah tempat tidur yang ada sekarang sudah mencapai 2.946 TT. Namun
demikian kenyataannya dalam pemanfaatan masih belum efektif karena berbagai faktor,
diantaranya karena belum meratanya distribusi jumlah tempat tidur rumah sakit di daerah.

C. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

Dalam upaya meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat


dilakukan pemanfaatan potensi dan sumberdaya yang ada di masyarakat. Masyarakat
bersinergi membangun kondisi lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat. Langkah
tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) di desa dan kelurahan, yaitu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),
Polindes (Pondok Bersalin Desa), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Desa Siaga, Posbindu
(Pos Pembinaan Terpadu) dan Pos UKK dan sebagainya.

a. Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat,
dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5
program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi,
imunisasi, dan penanggulangan diare. Posyandu dikelompokkan dalam 4 strata, yaitu
Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Persentase
Posyandu berdasarkan strata tahun 2013 – 2017 ditunjukkan pada Gambar 2.8.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 21


GAMBAR 2.8
PERSENTASE POSYANDU BERDASARKAN STRATA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

45,0
38,0 37,0 39,0 42,0
40,0 37,0
35,0 38,0
35,0 36,0 36,0
30,0 34,0
25,0
20,0
20,0 18,0
20,0 17,0

15,0 12,0
9,0 9,0 8,0
10,0 7,0

5,0
8,0

-
2013 2014 2015 2016 2017

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI


Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Semakin tinggi strata sebuah posyandu, pengelolaannya semakin baik. Demikian pula
semakin besar jumlah posyandu dengan strata tinggi (Purnama atau Mandiri), pelaksanaan
program cenderung akan semakin baik. Di Sulawesi Tenggara sendiri berdasarkan data yang
ada menunjukkan perkembangan dan pertumbuhan posyandu yang cukup baik di mana
peningkatan jumlah posyandu yang signifikan terjadi pada strata madya dan purnama, untuk
mandiri cenderung tetap, sedangkan pratama mengalami penurunan. Penurunan jumlah
posyandu pratama karena beralih status atau naik ke strata di atasnya. Tentu saja masih
diperlukan upaya-upaya intensif dari berbagai sektor yang terkait untuk meningkatkan strata
posyandu pratama atau madya menjadi posyandu purnama atau mandiri. Secara
keseluruhan jumlah posyandu di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, bila pada tahun 2016 berjumlah 3.178, maka pada tahun 2017 bertambah
menjadi 3.182 posyandu.
Secara kuantitas, jumlah posyandu yang ada dianggap cukup memadai, akan tetapi
pada kenyataannya tidak semua posyandu tersebut aktif melaksanakan program
kegiatannya, baik secara keseluruhan maupun sebagian. Berdasarkan keaktifannya, pada
tahun 2017 posyandu yang aktif di Sulawesi Tenggara hanya mencapai 45.25%, turun cukup
signifikan dibanding tahun 2016 yang mencapai 60.86%. Persentase posyandu aktif menurut
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar 2.9.

22 II Sarana Kesehatan
GAMBAR 2.9
PERSENTASE POSYANDU AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Konawe Kepulauan 6,25


Kolaka 13,23
Muna 14,29
Konawe Selatan 29,82
Wakatobi 33,58
Kolaka Timur 35,06
Konawe Utara 36,55
Bombana 44,14
Provinsi 42,97
Konawe 47,45
Buton Selatan 48,15
Muna Barat 64,23
Buton Tengah 66,91
Kota Baubau 67,31
Kolaka Utara 68,79
Buton Utara 75,96
Buton 78,16
Kota Kendari 81,90
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Posyandu aktif tertinggi pada tahun 2017 sebesar 81.90% yang dicapai oleh Kota
Kendari, dan yang terendah diperoleh Kabupaten Konawe Kepulauan sebesar 6.25%, suatu
kondisi yang sangat disayangkan dan perlu penelusuran pelaporan yang lebih cermat sebab
pada tahun sebelumnya Kabupaten Konawe Kepulauan melaporkan posyandu aktif mencapai
100%. Secara keseluruhan hanya 3 kabupaten yang posyandu aktifnya di atas 70%, dan 3
lainnya di bawah 20%, padahal tahun sebelumnya terdapat 3 kabupaten yang telah
mencapai 100%. Adapun rata-rata provinsi hanya mencapai kurang lebih 43%, jauh
menurun dibanding capaian tahun 2016 yang mencapai 61%. Catatan khusus diberikan
kepada Kabupaten Konawe Kepulauan yang capaian posyandu aktifnya anjlok sangat
signifikan dari 100% tahun sebelumnya menjadi 6.25% pada tahun ini, yang berarti dari 96
posyandu yang tercatat, hanya 6 posyandu yang aktif pada tahun 2017. Kondisi ini
memerlukan investigasi lebih lanjut mengenai permasalahan yang terjadi sehingga dapat
diketahui penyebabnya; apakah program terkait maupun stake holder setempat yang kurang
proaktif menghidupkan kegiatan posyandu, atau hanyalah kekeliruan dalam pencatatan dan
pelaporan atau dalam memahami definisi operasional.
Rasio posyandu dalam kurun waktu 5 tahun (2013–2017) dengan rasio posyandu
terhadap desa/kelurahan mencapai 1,38 atau terdapat 1 sampai 2 posyandu setiap
desa/kelurahan. Peningkatan jumlah posyandu mengindikasikan tingginya peran serta
masyarakat dalam upaya kesehatan. Berikut ini adalah rasio posyandu per 100 balita
Sulawesi Tenggara tahun 2013-2017.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 23


GAMBAR 2.10
RASIO POSYANDU/100 BALITA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

1,2
1,15
1,15

1,1 1,08
1,06 1,06
1,05
1
1

0,95

0,9
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Gambar 2.10 menunjukkan bahwa setiap 1 posyandu di Sulawesi Tenggara bisa


memberikan pelayanan terhadap kurang lebih 100 balita. Capaian ini masih di bawah
kondisi ideal. Adapun rasio ideal adalah 1 posyandu untuk 80 balita .

b. Desa Siaga
Desa Siaga Aktif merupakan desa/kelurahan yang penduduknya dapat mengakses
pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan
surveilans berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi,
lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta
penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes.
Tenaga poskesdes minimal 1 orang bidan dan 2 orang kader. Pada tahun 2017 terdapat
1.750 desa siaga atau 75,82% dari total 2.308 desa/kelurahan. Dari jumlah tersebut 48%
berkategori pratama, 28% madya, 20% purnama, dan hanya 4% yang berkategori
mandiri. Dibanding tahun lau, terjadi pergeseran jumlah antar strata sebagai konsekuensi
dari peningkatan status dari beberapa desa. Berikut ini adalah persentase desa siaga aktif
menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017.

24 II Sarana Kesehatan
GAMBAR 2.11
PERSENTASE DESA SIAGA AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Wakatobi 17,00
Muna Barat 36,05
Kolaka Timur 39,10
Konawe Kep 39,58
Buton Utara 46,15
Konawe Sel 67,87
Buton Selatan 70,00
Buton Tengah 75,32
Provinsi 75,82
Konawe Utara 85,29
Buton 87,37
Bombana 91,61
Konawe 92,74
Kota Kendari 98,46
Kota Baubau 100,00
Kolaka Utara 100,00
Kolaka 100,00
Muna 100,00
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Secara rata-rata provinsi terjadi penurunan capaian dibanding periode sebelumnya,


namun demikian secara umum capaian dari sebagian besar Kabupaten/Kota masih cukup
baik, meskipun upaya meningkatkan dan mempertahankan hasil yang dicapai masih harus
terus dilakukan oleh program, sektor, maupun lembaga terkait.

c. Poskesdes/Poskeskel dan Polindes


Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga
poskesdes minimal 1 orang bidan dan 2 orang kader. Tahun 2017 poskesdes di Provinsi
Sulawesi Tenggara berjumlah 869 unit, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2015
yang hanya sebanyak 792 unit. Distribusi Poskesdes dan Polindes menurut Kabupaten/Kota
ditunjukan pada gambar 2.12.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 25


GAMBAR 2.12
JUMLAH POSKESDES & POLINDES MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Kendari 12 0

Buton Utara 12 5 Poskesdes Polindes


Buton Selatan 17 11

Buton Tengah 18 21

Konawe Utara 21 0

Buton 25 6

Muna Barat 29 11

Konawe Kep 37 0

Baubau 43 17

Muna 46 24

Bombana 47 37

Kolaka Timur 69 11

Kolaka 69 0

Wakatobi 70 9

Konawe 86 5

Kolaka Utara 131 131

Konawe Selatan 137 0

0 50 100 150 200 250 300


Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Gambar 2.12 menunjukkan sebaran jumlah poskesdes dan polindes di


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Bila dikomparasi dengan persentase Desa Siaga
aktif di Kabupaten/Kota (gambar 2.11), terlihat bahwa jumlah UKBM di satu Kabupaten/Kota
tidak selalu paralel dengan kenaikan persentase Desa Siaga aktif, dari 4 Kabupaten/Kota
dengan jumlah UKBM tertinggi, hanya Kolaka Utara yang capaian Desa Siaga Aktifnya
mencapai 100%. Dalam pelaksanaan di lapangan, baik Poskesdes maupun Polindes saat ini
fungsinya sudah diintegrasikan sehingga tidak ada lagi perbedaan peran yaitu memberikan
pelayanan kesehatan umum kepada masyarakat di desa.

26 II Sarana Kesehatan
TENAGA KESEHATAN

3
3 TENAGA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi beberapa bagian
yaitu sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Gambaran sumber
daya kesehatan yang dipaparkan pada bab ini adalah kelompok tenaga kesehatan yang
bekerja di fasilitas kesehatan baik di puskesmas, rumah sakit, institusi pendidikan, maupun
sarana kesehatan lainnya termasuk klinik Dinas Kesehatan provinsi dan Kabupaten/Kota tahun
2017.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan memutuskan
bahwa tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian,
tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisan
medis. Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan) di daerah terdiri dari SDM
Kesehatan yang bertugas di unit kesehatan (sarana pelayanan dan non pelayanan) di
provinsi dan Kabupaten/Kota, dengan status kepegawaian PNS, CPNS, PTT, TNI/POLRI dan
swasta. SDM Kesehatan tersebut bekerja di dinas kesehatan provinsi dan Unit Pelaksana
Teknis (UPT), dinas kesehatan Kabupaten/Kota dan UPT (puskesmas), rumah
sakit/poliklinik dan sarana kesehatan lainnya milik pemerintah pusat, pemerintah daerah,
TNI/POLRI dan swasta.
Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis (dokter spesialis, umum, dan gigi),
tenaga keperawatan (perawat, bidan), tenaga kefarmasian (apoteker, asisten apoteker
dan analis farmasi), tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomolog
kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluhan kesehatan, administrator kesehatan dan
sanitarian), tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien), tenaga keterapian fisik (fisioterapi,
okupasiterapis dan terapiwicara) serta tenaga keteknisian medis (radiografer, radioterapis,
teknis gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorikprostetik,
teknisi transfusi dan perekam medis).

A. JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN

Pada tahun 2017 total tenaga kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak
11.940 tenaga yang terdiri dari 845 tenaga dokter (dokter spesialis, dokter umum dan
dokter gigi), 4.584 tenaga perawat, 3.228 tenaga bidan, 641 tenaga kefarmasian, 1.685
tenaga kesehatan masyarakat, 639 tenaga gizi, 53 tenaga keterapian fisik dan 272
keteknisan medis. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.1.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 27


GAMBAR 3.1
JUMLAH DAN JENIS TENAGA KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
4.584

3.228

1.685

641 639
443
272 224 171
53

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan data dasar puskesmas Tahun 2017

Tenaga kesehatan yang terbesar jumlahnya di Sulawesi Tenggara adalah tenaga


perawat (perawat dan perawat gigi) sebanyak 4.584 orang, jumlah ini meningkat dari
tahun 2016 yang mencapai 4.455. Rasio tenaga kesehatan terhadap 100.000 penduduk
Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 3.2.

GAMBAR 3.2
RASIO DAN JENIS TENAGA KESEHATAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
263

179

55
27
18 16 15 11 11 9 7 6 2

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

28 III Tenaga Kesehatan


Tenaga kesehatan dengan rasio tertinggi adalah tenaga bidan sebesar 263 yang
artinya setiap 100.000 penduduk (perempuan) dilayani oleh rata-rata 263 tenaga bidan,
kemudian tenaga perawat sebesar 179/100.000 penduduk. Sedangkan rasio terkecil adalah
keterapian fisik hanya sebesar 2, artinya setiap 100.000 penduduk dilayani hanya oleh 2
tenaga keterapian fisik.

Rasio Tenaga Kesehatan (Dokter Spesialis) terhadap 100.000 penduduk menurut


Kabupaten/Kota tahun 2017 ditunjukan pada gambar 3.3.

GAMBAR 3.3
RASIO DOKTER SPESIALIS /100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Konawe Kep 0
Buton Selatan 0
Buton Tengah 0
Muna Barat 0
Kolaka Timur 1
Wakatobi 1
Konawe Selatan 2
Konawe Utara 2
Buton 2
Bombana 3
Muna 5
Kolaka utara 6
Buton Utara 8
Prov. Sultra 9
Kolaka 10
Konawe 11
Kota Kendari 26
Kota Baubau 28
0 5 10 15 20 25 30
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Rasio dokter spesialis tertinggi terdapat di Kota Baubau sebesar 28 dan Kota
Kendari 26. Sedangkan rasio terendah terdapat di Wakatobi sebesar 1.05, Kolaka Timur,
Konawe Selatan, Konawe Utara dan Buton dimana dalam setiap 100.000 penduduk hanya
dilayani oleh 1-2 dokter spesialis. Untuk Kabupaten Buton Utara, Konawe Kepulauan,
Muna Barat, Buton Tengah, dan Buton Selatan belum terdapat tenaga dokter spesialis.
Untuk rata-rata provinsi, rasio dokter spesialis di Sulawesi Tenggara tahun 2017 sebesar
9,24 yang artinya setiap 100.000 penduduk Sulawesi Tenggara dilayani oleh 9 dokter
spesialis. Di samping dokter spesialis, dokter umum juga bisa dikatakan masih terbatas
jumlahnya dilihat dari rasio terhadap jumlah penduduk.

Distribusi rasio tenaga dokter umum terhadap penduduk menurut Kabupaten/Kota


dapat disimak pada gambar 3.4.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 29


GAMBAR 3.4
RASIO DOKTER UMUM TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Muna Barat 0
Konawe Selatan 5
Kolaka Timur 6
Kolaka Utara 9
Buton Utara 9
Buton Tengah 9
Muna 11
Kolaka 14
Wakatobi 15
Provinsi 18
Konawe Utara 18
Konawe Kep 18
Konawe 19
Buton Selatan 19
Bombana 21
Kendari 30
Buton 34
Baubau 37

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Rasio dokter umum tertinggi untuk kab/kota terdapat di Kota Kendari sebesar 33.95
disusul Kota Baubau sebesar 33.49, sedangkan rasio terendah di Muna Barat sebesar 3,89.
Adapun rasio dokter umum di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 17,82, artinya setiap
100.000 penduduk dilayani oleh 17 sampai 18 dokter umum.
Jenis tenaga kesehatan berikutnya adalah tenaga keperawatan yang terdiri dari
perawat dan perawat gigi. Jumlah perawat tahun 2017 tercatat 4.197 orang dengan rasio
per 100.000 penduduk adalah sebesar 173,97. Rasio perawat menurut Kabupaten/Kota
tahun 2017 dapat dilihat pada gambar 3.5.

30 III Tenaga Kesehatan


GAMBAR 3.5
RASIO PERAWAT TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Muna Barat 0
Kolaka Timur 39
Konawe Selatan 54
Buton Selatan 65
Konawe Kep 66
Buton Tengah 80
Buton 102
Muna 117
Konawe Utara 127
Kolaka Utara 151
Kolaka 154
Bombana 158
Buton Utara 163
Provinsi 179
Baubau 241
Wakatobi 246
Kendari 248
Konawe 293
0 50 100 150 200 250 300 350
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Grafik di atas menunjukkan bahwa rasio perawat tertinggi secara berturut-turut


terdapat di Kabupaten Konawe, Kota Kendari dan Wakatobi, terendah terdapat di Kolaka
Timur, sedangkan Muna Barat tidak mengirimkan datanya. Untuk tingkat provinsi, rasio
perawat terhadap penduduk Sulawesi Tenggara sebesar 179, artinya setiap 100.000
penduduk di Sulawesi Tenggara dilayani oleh kurang lebih 179 tenaga perawat.

Jenis profesi berikutnya yang sangat krusial dalam peningkatan jangkauan


pelayanan kesehatan dan peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
adalah tenaga bidan. Menurut Kepmenkes No. 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Bidan, bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
diakui oleh pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Jumlah tenaga bidan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 tercatat sebanyak
3.228 bidan dengan rasio terhadap penduduk sebesar 263 bidan per 100.000 penduduk.
Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya dimana bidan tercatat sebanyak 2.944 orang,
meningkatnya jumlah tenaga bidan ini sedikit banyak disebabkan oleh pengangkatan
menjadi ASN bidan PTT dan honorer yang telah memenuhi syarat tertentu. Berikut adalah
rasio bidan terhadap 100.000 penduduk menurut Kabupaten/Kota tahun 2017.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 31


GAMBAR 3.6
RASIO BIDAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Muna Barat 0
Kolaka Timur 34
Buton Utara 37
Kolaka 69
Baubau 80
Buton Tengah 88
Konawe Selatan 102
Buton 104
Bombana 105
Kendari 109
Buton Selatan 118
Kolaka utara 138
Wakatobi 140
Muna 173
Konawe kep 196
Konawe 243
Konawe Utara 256
Provinsi 263
0 50 100 150 200 250 300
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Untuk tingkat provinsi sendiri, rasio tenaga bidan telah mencapai 271,63. Jika
berdasarkan angka absolut saja, jumlah tersebut dapat dianggap memadai untuk melayani
penduduk Sulawesi Tenggara, tetapi faktor yang juga penting dalam kecukupan tenaga
adalah penempatan tenaga atau persebarannya, seyogyanya tidak hanya menumpuk pada
daerah-daerah tertentu, misalnya daerah perkotaan atau fasilitas kesehatan tertentu,
sehingga akses terhadap pelayanan kebidanan tetap tidak merata, terutama untuk daerah
terpencil, pesisir dan perbatasan.
Secara keseluruhan penurunan jumlah tenaga kesehatan secara signifikan dari
tahun sebelumnya (2015), yang terjadi pada beberapa jenis profesi kesehatan disebabkan
adanya mutasi pegawai/tenaga kesehatan ke instansi lintas sektor lain (misalnya Badan
Narkotika Nasional, Badan SAR, BKKBN, Badan Pemberdayaan Perempuan, atau SKPD
lain), pendidikan lanjutan yang tidak linear dengan jenis profesi awal, dan verifikasi atau
perbaikan pengkategorian jenis profesi berdasarkan definisi operasionalnya sehingga
mengurangi terjadinya pencatatan ganda jumlah tenaga kesehatan, misalnya seorang
perawat yang telah melanjutkan pendidikan ke bidang kesehatan masyarakat dalam
pencatatan tenaga sering terhitung ganda sebagai seorang perawat dan tenaga kesehatan
masyarakat.

Seperti halnya rasio puskesmas terhadap penduduk, rasio tenaga kesehatan


terhadap penduduk juga tidak relevan diterapkan untuk mengevaluasi kebutuhan tenaga
kesehatan di Sulawesi Tenggara, hal ini disebabkan karena kondisi geografis dan wilayah
yang sangat luas sedangkan jumlah penduduk yang relatif sedikit dan tidak tersebar
merata.

32 III Tenaga Kesehatan


B. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI SARANA KESEHATAN DAN INSTITUSI LAIN

1. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS

Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas pada pasal


17 dikatakan bahwa Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etik a profesi,
menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien
dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan dirinya dalam bekerja.
Jenis tenaga kesehatan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :
- Dokter atau dokter layanan primer
- Dokter gigi
- Perawat
- Bidan
- Tenaga Kesehatan Masyarakat
- Tenaga Kesehatan Lingkungan
- Ahli teknologi laboratorium medik
- Tenaga gizi
- Tenaga kefarmasian
- Tenaga Non Kesehatan
Distribusi tenaga kesehatan menurut jenis yang bekerja di puskesmas ditunjukkan pada
gambar 3.7.

GAMBAR 3.7
JENIS, JUMLAH & RASIO TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI PUSKESMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

2.522; 2.394;
R=9 9

602;
2 351;
259; 232;
1 152; 114; 103; 69;
1 1 52; 2;
0,5 0,4 0,4 0,3 0,2 0,01

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 33


Data yang ada menunjukkan bahwa tenaga kesehatan tertinggi yang bekerja di
puskesmas adalah tenaga bidan, perawat, dan kesehatan masyarakat. Sedangkan yang
paling sedikit adalah keterapian fisik dan keteknisan medis (analis kesehatan, teknik gigi,
teknik elektromedis, rekam medis dan teknis transfusi darah).
Permenkes Nomor 75 tahun 2014 menyatakan bahwa standar tenaga kesehatan di
puskesmas untuk tenaga dokter minimal 1 orang untuk puskesmas non rawat inap dan 2
orang tenaga dokter untuk puskesmas rawat inap, dokter gigi minimal 1 orang baik
puskesmas rawat inap maupun non rawat inap, perawat minimal 5 orang untuk puskesmas
non rawat inap dan 8 orang perawat untuk puskesmas rawat inap, tenaga bidan minimal 4
orang untuk puskesmas non rawat inap dan 7 orang bidang untuk puskesmas rawat inap.
Bila mengacu pada Permenkes tersebut di atas, berdasarkan angka dan rasio rata-
rata provinsi, jumlah tenaga perawat dan bidan secara keseluruhan di Sulawesi Tenggara
telah memenuhi bahkan di atas standar kebutuhan tenaga puskesmas, akan tetapi
kenyataan di lapangan menunjukkan masih ditemui puskesmas yang kekurangan salah
satu atau kedua jenis tenaga tersebut, hal ini disebabkan distribusi dan penempatan
tenaga yang tidak merata, atau mutasi/penempatan tenaga yang tidak melalui kajian dan
tanpa pertimbangan jumlah yang ideal untuk satu wilayah kerja, sehingga tenaga perawat
dan bidan lebih banyak berada di puskesmas tertentu, dan kekurangan di puskesmas yang
lain, misalnya di daerah terpencil, pesisir atau kepulauan. Berikut ini adalah rasio tenaga
kesehatan dengan jumlah puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun lima tahun
terakhir (2013-2017).

GAMBAR 3.8
RASIO TENAGA KESEHATAN TERHADAP PUSKESMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 S.D. 2017

28

27
27
26
26
25 26
24 25

23
23
22

21
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Data di atas menunjukan kenaikan rasio tenaga kesehatan yang bekerja di


puskesmas dari 23 menjadi 25 pada tahun terakhir, sehingga dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa rata-rata puskesmas di Sulawesi Tenggara tahun 2017 memiliki tenaga
kesehatan sebanyak 25 orang.

34 III Tenaga Kesehatan


Bila mengacu pada Permenkes No. 75 Tahun 2014 secara umum beberapa jenis
tenaga kesehatan sudah mencapai rasio ideal, pada kenyataannya masih ada beberapa
puskesmas yang tenaganya belum sesuai dengan kebutuhan rill, sehingga kekurangan
jenis profesi tertentu, namun kelebihan tenaga untuk beberapa profesi lainnya, akibat
distribusi tenaga yang tidak merata. Profesi kesehatan terbanyak yang bekerja di
puskesmas adalah tenaga bidan dan perawat, ini terkait dengan fungsi dasar puskesmas
sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat terdepan, di mana kebutuhan sebagian
besar masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih terbatas pada aspek-aspek yang
bersifat kuratif. Berikut ini adalah rasio tenaga bidan terhadap jumlah desa di Sulawesi
Tenggara tahun 2013-2017.

GAMBAR 3.9
RASIO TENAGA BIDAN TERHADAP DESA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 S.D. 2017
1,42
1,4
1,4 1,4
1,38 1,4
1,36
1,34
1,32
1,3
1,28 1,3 1,3
1,26
1,24
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Rasio tenaga bidan terhadap jumlah desa yang ada di Sulawesi Tenggara dalam 2
tahun terakhir mengalami penurunan, tetapi tidak signifikan karena secara umum rasio
tersebut tidak berubah di mana setiap desa di Sulawesi Tenggara dilayani oleh sekitar 1-2
orang bidan, tetapi sekali lagi, data ini tidak serta merta dianggap mewakili situasi riil,
karena fakta di lapangan masih ditemukan seorang bidan yang bertanggung jawab
terhadap lebih dari 1 desa. Hal ini disebabkan penempatan bidan yang tidak merata, juga
karena tidak semua tenaga berkualifikasi bidan yang ditempatkan di puskesmas
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai bidan, melainkan lebih sering melaksanakan
tugas-tugas administrasi lainnya seperti bendahara, ketatausahaan, atau jabatan struktural
lain.
Secara umum permasalahan mengenai kecukupan tenaga yang ada di fasiltas
pelayanan kesehatan tingkat primer adalah adanya petugas/tenaga kesehatan yang masih
dibebani tanggungjawab ganda, sehingga banyak tenaga kesehatan yang berpotensi dalam
menjalankan tugas dan fungsi utamanya juga sambil mengerjakan tugas-tugas
keadministrasian (laporan dan pertanggungjawaban keuangan, administrasi kepegawaian,
dll). Sering terjadi tenaga kesehatan tersebut lebih fokus menyelesaikan pekerjaan
administratifnya yang merupakan tugas tambahan dibanding memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal yang seharusnya menjadi tugas pokok dan fungsinya.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 35


2. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Berdasarkan Permenkes Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah


sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
Secara keseluruhan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit
Sulawesi Tenggara tahun 2017 sebanyak 4.016 orang. Distribusi menurut jenis profesi
dapat dilihat pada gambar 3.11.

GAMBAR 3.10
JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

1.896

610

321 312
224 191 172 137
55 51 47

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit tahun 2017 cukup proporsional
sesuai kebutuhan, karena itu jumlah terbesar diisi oleh tenaga perawat dan bidan. Profesi
lain yang sangat dibutuhkan di rumah sakit adalah tenaga dokter dan dokter spesialis.
Berikut ini adalah distribusi dan jenis tenaga dokter Spesialis di rumah sakit menurut
Kabupaten/Kota tahun 2017.

36 III Tenaga Kesehatan


GAMBAR 3.11
DISTRIBUSI TENAGA DOKTER SPESIALIS DI RUMAH SAKIT MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

94

32
27
24

12 10
6 5 5 4 2 1 1 1 0 0 0

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Tenaga dokter spesialis di rumah sakit Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 224
orang masih terpusat di kota-kota terutama ibu kota provinsi atau ibu kota kabupaten
yang merupakan kabupaten induk, sedangkan kabupaten-kabupaten baru masih sangat
sedikit atau bahkan belum ada. 3 kabupaten yang belum memiliki tenaga dokter spesialis
sama sekali yakni Konawe Kepulauan, Buton Selatan dan Buton Tengah. Bagi Konawe
Kepulauan, tidak adanya dokter spesialis merupakan problem, karena jarak yang relatif
jauh dan sulit dengan kota terdekat yaitu Kendari, sedangkan bagi Buton Selatan dan
Buton Tengah, meskipun sama-sama belum memiliki dokter spesialis, bukanlah merupakan
masalah besar, karena jaraknya sangat dekat dengan Kota Baubau yang memiliki dokter
spesialis cukub banyak, sehingga masih bisa dijangkau apabila dibutuhkan Keberadaan
Dokter Spesialis di Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk dokter spesialis kontrak atau
residen.
Berikut ini adalah distribusi tenaga dokter umum dan dokter gigi di rumah sakit
menurut Kabupaten/Kota tahun 2017.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 37


GAMBAR 3.12
DISTRIBUSI TENAGA DOKTER UMUM DAN DOKTER GIGI
DI RUMAH SAKIT MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Buton Tengah 0
Muna Barat 0 dr. Umum

Bombana 0 dr. Gigi

Konawe Selatan 2
Kolaka Timur 1 1

Konawe Kep 3 0
Konawe Utara 3 0
Buton Utara 3 1
Buton Selatan 4 1
Kolaka Utara 4 4
Baubau 7 4
Wakatobi 9 0
Muna 9 2
Buton 11 2
Kolaka 15 5
Konawe 15 4
Kendari 88 29

0 20 40 60 80 100 120 140


Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Gambar di atas menunjukkan distribusi tenaga dokter umum dan gigi di Sulawesi
Tenggara yang masih dominan bertempat di Kabupaten/Kota yang telah lama menjadi
pusat pemerintahan seperti Kendari, Baubau, Kolaka atau Muna. Disparitas yang jauh
antara tenaga dokter di Kota Kendari dengan Kabupaten/Kota lainnya di Sulawesi
Tenggara dapat dipahami dari status Kota Kendari sebagai ibu kota provinsi, yang
membawa konsekwensi sebagai pusat bisnis, ekonomi, pendidikan dan politik Sulawesi
Tenggara, dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan daerah lain,
sehingga fasilitas dan sarana kesehatan yang relatif lebih lengkap seperti rumah sakit
rujukan, klinik, laboratorium kesehatan dan lain-lain sebagian besar berada di Kota
Kendari. Persebaran tenaga dokter di atas mencakup rumah sakit pemerintah provinsi,
rumah sakit pemerintah daerah, rumah sakit swasta, BUMN dan rumah sakit TNI/POLRI.

38 III Tenaga Kesehatan


3. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN DAN SARANA PELAYANAN
KESEHATAN LAINNYA

Pada pembahasan berikut ini diuraikan tentang tenaga kesehatan yang


melaksanakan tugas di sarana kesehatan lainnya, tenaga kesehatan di institusi pendidikan,
dan tenaga kesehatan yang bekerja pada dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan
Kabupaten/Kota, termasuk unit pengelola teknis daerah. Untuk tahun 2017 total tenaga
kesehatan yang bekerja pada institusi pendidikan, sarana kesehatan lainnya, dan dinas
kesehatan provinsi dan Kabupaten/Kota sebanyak 1.099 orang. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 3.1.

TABEL 3.1
JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI SARANA KESEHATAN LAINNYA,
INSTITUSI PENDIDIKAN, DINAS KESEHATAN & UPT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Jenis Tenaga Kesehatan


Institusi dr. dr. Teknis Keterapian
Perawat Bidan Farmasi Kesmas Sanitarian Gizi Total
Umum Gigi Medis Fisik

Sarkes
- 1 1 3 12 33 1 1 1 19 72
Lainnya
Institusi
4 - 87 53 20 85 - 45 - 6 300
Pendidikan
Dinkes
(Prov & 8 1 57 40 76 346 67 109 - 23 727
Kab)
Total 12 2 145 96 108 464 68 155 1 48 1.099
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017

Tenaga kesehatan yang bekerja pada institusi di atas sebagian besar tidak lagi bekerja
atau berfungsi sesuai dengan jenis profesinya tapi lebih ke tugas dan fungsi yang berkaitan
dengan administrasi, manajemen, atau tugas teknis lain sesuai kebutuhan unit kerja, tetapi
masih dapat berfungsi sesuai dengan profesinya jika diperlukan sewaktu-waktu. Data lebih
lengkap mengenai tenaga kesehatan yang bekerja di dinas kesehatan, institusi pendidikan dan
sarana kesehatan lainnya dapat dilihat pada tabel 72-80 lampiran profil ini.

4. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI TIDAK TETAP

Pemenuhan tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan terutama di puskesmas dan


jaringannya pada daerah terpencil, sangat terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan
(DTPK) serta daerah bermasalah kesehatan (DBK) salah satunya di isi dengan cara
pengangkatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan penugasan khusus. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi kesenjangan distribusi tenaga kesehatan serta untuk meningkatkan dan
menjamin akses pelayanan kesehatan masyarakat terutama di daerah terpencil, sangat
terpencil dan daerah perbatasan. Pemenuhan tenaga kesehatan dengan status PTT di

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 39


Sulawesi Tenggara tahun 2017 terdiri dari dokter umum, dokter gigi dan bidan, seperti
ditunjukkan gambar berikut.

GAMBAR 3.13
JUMLAH & JENIS TENAGA KESEHATAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
120 108

100
76
80

60

40
20 12
20
1
-
Perawat Bidan Dr. Umum Dr. Gigi Dr. Spesialis

Sumber: Laporan Tahunan Sub Bag. Kepegawaian Dinkes Prov. Sultra, 2017

Peralihan status bidan PTT menjadi PNS/ASN pada tahun 2017 telah menurunkan
secara drastis jumlah bidan PTT yang tahun sebelumnya mencapai 1.341 orang menjadi
tinggal 76 orang, demikian pula dokter umum dan gigi PTT mengalami penurunan yang
cukup signifikan. Adanya tenaga kesehatan berstatus PTT di atas bahkan belum dapat
mengatasi kekurangan tenaga terutama tenaga medis di beberapa wilayah yang terpencil
dan sangat terpencil, namun telah dapat mengurangi kesenjangan, meningkatkan akses
terhadap pelayanan kesehatan dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat di sebagian besar wilayah Sulawesi Tenggara yang sebelumnya sulit untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Karena terbatasnya anggaran daerah, sampai saat ini tenaga kesehatan yang
berstatus PTT baru sebatas tenaga medis (dokter umum, dokter gigi, bidan dan perawat),
meskipun ada wacana untuk pengangkatan tenaga kesehatan lainnya sebagai nakes PTT.
Prioritas pada tenaga medis tentu dengan pertimbangan bahwa pelayanan medis adalah
yang paling dibutuhkan saat ini oleh masyarakat di daerah terpencil dan kepulauan dan
merupakan indikator utama pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan PTT tersebar di
seluruh Kabupaten/Kota berdasarkan kuota dan kebutuhannya. Berikut adalah persebaran
tenaga kesehatan status PTT menurut Kabupaten/Kota tahun 2017.

Tenaga dokter umum dan dokter gigi PTT pada tahun 2017 hanya ada di tiga
kabupaten yaitu Kabupaten Buton dengan rincian 23 dokter umum dan 5 dokter gigi, Kolaka
Utara dengan 5 dokter umum dan 2 dokter gigi, serta Buton Utara 5 dokter gigi. Kabupaten
lain tidak merekrut atau menganggarkan pengangkatan dokter PTT.

40 III Tenaga Kesehatan


GAMBAR 3.14
JUMLAH PERAWAT DAN BIDAN PTT
BERDASARKAN TEMPAT BEKERJA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

90
78 Perawat Bidan
80

70
62 60
60

50
40 40
40
33
30

20 16

10
1
0
Buton (Puskesmas) RSUD Pasar Wajo Kolaka Utara RSUD Djafar Harun RSU Antam
Buton (Puskesmas) Pomalaa Kolaka
Sumber : Laporan Tahunan Sub Bag. Kepegawaian Dinkes Prov. Sultra 2017

Berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana semua Kabupaten/Kota memiliki


tenaga kesehatan berstatus PTT, pada tahun 2017 tenaga PTT hanya terdapat di 2
kabupaten yaitu Buton dan Kolaka Utara. Pengangkatan besar-besaran bidan PTT menjadi
PNS/ASN tahun 2017 menjadi salah satu faktor yang menurunkan jumlah bidan PTT di
Kabupaten/Kota, faktor lain adalah selesainya masa kontrak, dan tidak ada penempatan
tenaga PTT baru di sejumlah kabupaten selai dua kabupaten di atas. Sejauh ini
penempatan tenaga kesehatan PTT sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
terutama di daerah terpencil dan jauh dari fasilitas kesehatan, dan turut berkontribusi
dalam peningkatan pencapaian program kesehatan, sehingga pemerintah merespon dan
mengapreseasi hal tersebut dengan memberikan status ASN kepada tenaga PTT yang telah
memenuhi syarat tertentu.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 41


42 III Tenaga Kesehatan
PEMBIAYAAN KESEHATAN

4
4 PEMBIAYAAN KESEHATAN
A. ANGGARAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Uraian tentang pembiayaan kesehatan meliputi pembiayaan kesehatan oleh


pemerintah dan pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai pengeluaran
rumah tangga untuk kesehatan dan perkembangan jaminan pemeliharaan kesehatan di
daerah. Anggaran kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017bersumber dari
APBD kabupaten/kota, APBD Provinsi, dan APBN (DAU, DAK, Dana BPJS, Dekon, dan
PHLN). Jumlah anggaran kesehatan menurut sumber pembiayaan di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2017 ditunjukkan pada tabel 4.1.

TABEL 4.1
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN MENURUT SUMBER ANGGARAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 1.438.235.570.674 67,49


a. Belanja Langsung 1.013.561.454.171 47,56
b. Belanja Tidak Langsung 424.674.116.503 19,93

2 APBD PROVINSI 33.831.677.720 1,59


a. Belanja Langsung 6.672.297.920 0,31
b. Belanja Tidak Langsung 27.159.379.800
c. Pembebasan Biaya Pengobatan

3 APBN : 658.883.953.898 30,92


- Dana Alokasi Umum (DAU) 125.379.652.696 5,88
- Dana Alokasi Khusus (DAK Fisik) 109.654.756.000 5,15
- Dana Dekonsentrasi 27.369.771.000 1,28
- Dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan 10.559.852.537 0,50
- Dana Bantuan Operasional Kesehatan (DAK Non Fisik) 138.623.471.000 6,50
- Dana Jaminan Persalinan (DAK Non Fisik) 30.070.894.000 1,41
- Dana Pajak Rokok 0 0,00
- Dana Akreditasi (DAK Non Fisik) 12.009.885.000 0,56
- Lain-lain (sebutkan) Pinjaman SMI Pembangunan RSU 201.723.374.665 9,47
- Dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (integrasi) 3.492.297.000 0,16

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 172.040.000 0,01


GF ATM Komponen Malaria 48.025.000 0,00
GF ATM Komponen TB 48.775.000 0,00
NLR 2.250.000 0,00
GAVI 72.990.000 0,00

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 2.131.123.242.292

TOTAL APBD KAB/KOTA 14.373.434.912.727

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 10,01


ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 808.025,17

Sumber: ProfilKesehatanKab/Kota 2017 dan Laporan Tahunan Seksi PPA 2017

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 43


Tabel 4.1 menunjukkan total anggaran kesehatan tahun 2017 dalam pembangunan
kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 2.131.123.242.292,- anggaran terbesar dari
APBD kabupaten/kotasebesar Rp 1.438.235.570.674,- dan anggaran kesehatan perkapita
sebesar 808.025,27,-Alokasi anggaran APBD menurutkabupaten/kota di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2013– 2017 ditunjukkan pada table 4.2.

TABEL 4.2
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER APBD MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

KAB/KOTA 2013 2014 2015 2016 2017


BUTON 11.008.134.450 10.335.053.500 14.894.492.100 63.579.362.000 55.869.345.000
MUNA 37.749.055.043 41.500.271.961 29.196.714.000 100.265.577.0000 100.265.577.000
KONAWE 33.631.857.965 29.765.442.000 29.889.032.039 300.281.801.525 294.044.586.050
KOLAKA 43.670.110.000 25.601.524.454 30.302.610.000 94.842.028.023 165.120.580.365
KONAWE SELATAN 23.253.582.000 30.708.581.500 26.178.426.300 85.488.884.024 104.075.493.555
BOMBANA 23.945.756.231 25.956.109.334 32.707.963.537 58.497.318.821 98.093.244.743
WAKATOBI 9.619.552.000 11.253.667.220 15.022.279.750 49.643.282.197 48.642.454.875
KOLAKA UTARA 40.248.036.000 24.304.882.718 59.826.876.936 56.015.144.211 102.544.049.254
KOTA KENDARI 60.816.016.260 23.462.580.315 29.012.643.839 89.730.181.278 88.938.229.180
KOTA BAUBAU 21.047.779.000 15.290.154.518 20.849.004.124 63.702.842.664 53.166.561.523
BUTON UTARA 20.431.635.254 18.991.917.053 27.875.892.103 62.380.379.849 49.229.492.052
KONAWE UTARA 28.431.635.254 38.985.453.682 19.058.510.282 61.463.082.672 72.883.682.013
KOLAKA TIMUR 15.075.034.573 19.554.074.344 25.836.676.791 24.310.334.100
KONAWE KEP 25.074.346.128 24.935.509.600 81.398.228.524 51.100.262.283
MUNA BARAT 4.367.414.500 23.073.575.477 46.559.798.200
BUTON TENGAH 24.127.516.000 29.831.563.680 47.346.958.856
BUTON SELATAN 3.298.541.756 32.953.613.720 36.044.921.625
JUMLAH (Rp) 374.238.527.211 336.305.018.956 407.097.501.210 1.278.983.542.456 1.438.235.570.674
Sumber: ProfilKesehatanKab/Kota 2017 dan Laporan Tahunan Sub Bag. Program 2017

Berdasarkan tabel diatas jumlah anggaran kesehatan tahun 2017 total


APBD kab/kotasebesar Rp. 1.438.235.570.674,- jumlah ini meningkat 12,5 %
dibandingkan dari tahun 2016 sebesar Rp. 1.278.983.542.456,-.

B. JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

Salah satu program jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah


adalah Program Jamkesmas dengan tujuan untuk meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai
derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien. Melalui program Jamkesmas
diharapkan dapat menurunkan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus
kesehatan bagi masyarakat miskin.

44 IV Pembiayaan Kesehatan
Pada tahun 2017 terdapat 1.882.708 orang yang memiliki jaminan kesehatan dari
total penduduk Sulawesi Tenggara tahun 2017 sebesar 2.637.447 jiwa (71,3%). Berikut ini
adalah jumlah kepesertaan Jaminan Kesehatan menurut kabupaten/Kota Tahun 2017.

TABEL 4.3
KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Memiliki Jaminan
PBI Jumlah
Kab/Kota PBI APBD TOTAL %
No PBI PPU PBPU BP APBD NON JKN Penduduk
KAB/KOTA
PROV
1 Buton 60.742 11.518 5.100 903 2.095 2.867 31.037 83.225 83,59 99.563
2 Muna 129.285 30.230 5.324 4.081 9.048 2.653 48.027 180.621 83,84 215.442
3 Konawe 111.310 36.417 13.067 4.949 26.020 4.654 56.123 196.417 80,39 244.324
4 Kolaka 118.174 37782 13.300 5.376 21.720 3.366 25.732 199.718 79,41 251.493
Konawe
5 140.487 24.876 19.626 2.058 9.999 3.971 104.339 201.017 67,02 299.928
Selatan
6 Bombana 74.672 12.345 3285 826 22.323 1.483 37.806 114.934 65,49 175.497
7 Wakatobi 47.676 12.193 2.551 667 17.781 2.327 36.674 83.195 87,22 95.386

8 Kolaka Utara 64.378 11.273 6.763 362 2.690 991 48.501 86.457 59,76 144.681

9 Buton Utara 35.713 6.986 1.577 161 3.799 667 12.549 48.903 78,76 62.088

Konawe
10 27.086 6.677 1.239 193 26.786 2.183 368 64.164 105,39 60.884
Utara
Kolaka
11 31.918 2.643 4.482 90 14.975 1.485 72.002 55.593 31,50 176.495
Timur
Konawe
12 25.219 884 515 90 3.694 2.464 3.175 32.866 98,96 33.212
Kepulauan

13 Muna Barat 19.047 3549 318 743 10.795 803 43.068 35.255 44,26 79.653

Buton
14 50.558 4383 903 391 1.391 917 56.235 58.543 59,99 97.584
Tengah
Buton
15 48.436 3955 910 315 10.640 1.643 37.662 65.899 83,35 79.066
Selatan

16 Kota Kendari 71.192 106.162 57.285 10.045 5.874 3.410 79.332 253.968 70,67 359.371

17 Kota Baubau 52.839 34.588 13.339 3.897 15.216 2.054 36.606 121.933 74,91 162.780

Provinsi 1.108.732 346.461 149.584 35.147 204.846 37.938 729.236 1.882.708 71,38 2.637.447
Sumber: Laporan tahun Seksi Bimdal Pembiayaan Jaminan Kesehatan, 2017

Pada tabel diatas diketahui bahwa Jumlah PBI ( Penerima Bantuan Iuran)di Provinsi
Sulawesi Tenggara sebanyak 1.108.732, PPU (Pekerja Penerima Upah) sebanyak 346.461,
PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) 149.584, BP (Bukan Pekerja) 35.147, Non JKN
sebesar 729.236. Kepemilikan kartu Jaminan Kesehatan ini termasuk dengan program
jaminan kesehatan daerah melalui program Integrasi. Kabupaten Kota yang sudah
mencapai Universal Caverage yaitu Kabupaten Bombana, Kabupaten Konawe Kepulauan
dan Kabupaten Kolaka. Jumlah Peserta integrasi Provinsi dan Kabupaten/Kota sebanyak
242.803 jiwa

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 45


C. BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan Kebijakan Kementerian


Kesehatan dalam membantu pemerintah kabupaten/kota meningkatkan akses dan
pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya di puskesmas dan jaringannya.
Upaya ini diharapkan dapat mendorong percepatan cakupan pelayanan kesehatan,
khususnya yang berkaitan dengan pencapaian indikator SPM dan Pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS - PK)
Pemanfaatan dana BOK di fokuskan pada upaya promotif dan preventif yang
meliputi Kesehatan Ibu dan Anak, KB, Imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit.Alokasi Dana BOK Tahun
2017 tersebar di 280 puskesmas Provinsi Sulawesi tenggara dengan pagu anggaran
sebesar sebesar Rp. 44.839.354.000, dan realisasi sebesar Rp. 44.635.732.366,- (99,5%).
Berikut adalah realisasi anggaran TP BOK menurut Kabupaten/Kota tahun 2017.

TABEL 4.4
REALISASI ANGGARAN TP BOK MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

No KAB/KOTA PAGU REALISASI %


1 BUTON 7.053.424.000 7.053.424.000 100
2 MUNA 13.727.468.000 12.643.696.789 92
3 KONAWE 13.766.004.000 13.766.004.000 100
4 KOLAKA 6.294.361.000 6.046.764.201 96
5 KONSEL 11.559.609.000 11.091.005.264 96
6 BOMBANA 12.346.979.000 7.377.838.428 60
7 WAKATOBI 10.145.000.000 9.761.873.417 96
8 KOLAKA UTARA 8.197.849.000 8.188.828.916 100
9 BUTON UTARA 5.056.943.000 4.363.353.269 86
10 KONAWE UTARA 7.356.025.000 7.356.025.000 100
11 KOTA KENDARI 6.401.514.000 6.327.212.000 99
12 KOTA BAU-BAU 514
6.976.631.000 6.604.762.692 95
13 KOLAKA TIMUR 6.632.042.000 6.632.042.000 100,0
14 KONAWE KEPULAUAN 4.257.992.000 3.946.280.964 93
15 MUNA BARAT 7.992.202.000 6.151.114.626 77
16 BUTON SELATAN 4.464.309.000 4.222.469.936 95
17 BUTON TENGAH 6.395.119.000 3.285.461.416 51
Jumlah 138.623.471.000 124.818.140.838 90
Sumber: Laporan Tahunan Dinkes Prov.Sultra 2017

Pada tahun 2017 terdapat 7 kabupaten/kota dengan realisasi TP BOK 100 % yakni
Buton, Konawe, Konawe Selatan, Kolaka Utara, Konawe Utara, KolakaTimur dan
KonaweKepulauan.

46 IV Pembiayaan Kesehatan
D. JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL)

Jaminan Persalinan (Jampersal) merupakan Kebijakan Kementerian Kesehatan


dalam membantu persalinan untuk ibu hamil untuk mendekatkan akses pada fasilitas
kesehatan. Bantuan ini berupa Ruma hTunggu Kelahiran (RTK), biaya rujukan persalinan,
biaya untuk pengantar ibu hamil beserta uang makan.
Berikut adalah realisasi anggaran jampersal menurut Kabupaten/Kota tahun 2017.

TABEL 4.4
REALISASI ANGGARAN JAMPERSAL MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

No KAB/KOTA PAGU REALISASI %


1 BUTON 3.746.089.000 226.911.794 6,06
2 MUNA 3.299.989.000 2.420.947.000 73,36
3 KOLAKA 2.039.814.000 984.949.269 48,29
4 KONAWE SELATAN 3.195.939.000 3.175.742.441 99,37
5 BOMBANA 2.012.514.000 1.075.647.547 53,45
6 WAKATOBI 1.268.039.000 947.824.800 74,75
7 KOLAKA UTARA 1.583.539.000 1.340.268.533 84,64
8 KONAWE 2.647.239.000 2.647.239.000 100
9 KONAWE UTARA 1.038.722.000 1.038.722.000 10,58
10 BUTON UTARA 1.029.997.000 108.956.800 93,80
11 KOTA KENDARI 1.188.039.000 1.114.412.200 19,35
12 KOTA BAU-BAU 982.672.000 190.179.727 19,35
13 MUNA BARAT 1.050.347.000 190.179.727 53,76
14 KOLAKA TIMUR 1.850.914.000 564.672.000 91,63
15 KONAWE KEPULAUAN 702.747.000 46.600.000 6,63
16 BUTON TENGAH 1.282.372.000 - -
17 BUTON SELATAN 1.151.922.000 402.849.292 34,97
Jumlah 30.070.894.000 17.981.917.903 59,80
Sumber: Laporan Tahunan Sub Bag. Program 2017

Pada tahun 2017 hanya 1 kabupaten/kota dengan realisasi anggaran jampersal


100% yakni Konawe dan di bawah 10% adalah Kabupaten Buton dan Konawe Kepulauan.

E. DANA AKREDITASI PUSKESMAS

Puskesmas merupakan garda depan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar.


Puskesmas yang merupakan unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kresehatan Kabupaten/Kota
adalah Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjannya. Untuk meningkatkan pelayanan sarana kesehatan dasar khususnya pelayanan
puskesmas kepada masyarakat, dilakukan berbagai upaya peningkatan mutu dan kinerja

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 47


antara lain dengan pembakuan dan pengembangan sistem manajemen mutu dan upaya
perbaikan kinerja yang berkesinambungan baik pelayanan klinis, program dan manajerial.
Akreditasi puskesmas merupakan salah satu mekanisme regulasi yang bertujuan untuk
mendorong upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan puskesmas yang dilakukan oleh
lembaga independen yang diberikan kewenangan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Pelaksanaan akreditasi dilakukan penilaian terhadap manajemen puskesmas,
penyelenggaraan program kesehatan, dan pelayanan klinis dengan menggunakan standar
akreditasi puskesmas yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

TABEL 4.4
REALISASI ANGGARAN AKREDITASI PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

No KAB/KOTA PAGU REALISASI %


1 BUTON 428.137.000 290.923.115 67,95
2 MUNA 1.623.434.000 1.623.434.000 100
3 KOLAKA 571.043.000 570.504.610 99,91
4 KONAWE SELATAN 981.076.000 875.072.100 89,20
5 BOMBANA 571.043.000 - -
6 WAKATOBI 428.137.000 344.130.800 80,38
7 KOLAKA UTARA 755.264.000 747.981.850 99,04
8 KONAWE 571.043.000 571.043.000 100,00
9 KONAWE UTARA 755.264.000 721.289.000 95,50
10 BUTON UTARA 315.231.000 278.085.000 88,22
11 KOTA KENDARI 743.264.000 688.282.300 92,60
12 KOTA BAU-BAU 562.043.000 481.101.568 85,60
13 MUNA BARAT 428.137.000 387.228.000 90,44
14 KOLAKA TIMUR 755.264.000 724.514.000 95,93
15 KONAWE KEPULAUAN 315.231.000 231.487.000 73,43
16 BUTON TENGAH 428.137.000 68.447.500 15,99
17 BUTON SELATAN 428.137.000 404.548.800 94,49
Jumlah 10.659.885.000 9.008.072.643 84,50
Sumber: Laporan Tahunan Sub Bag. Program 2017

Pada tahun 2017 terdapat 2 Kabupaten Kota yang realisasinya mencapai 100%
yaitu Kabupaten Muna dan Konawe, dan 1 kabupaten/kota yang tidak merealisasikan
kegiatannnya hal ini disebabkan karena belum ada Puskesmas yang siap di Akreditasi yaitu
Kabupaten Bombana.

48 IV Pembiayaan Kesehatan
KESEHATAN KELUARGA

5
5 KESEHATAN KELUARGA
KKeluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari sekelompok orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan biasanya memiliki
hubungan darah dan perkawinan, dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga memiliki
fungsi yang sangat strategis dalam mempengaruhi status kesehatan di antara anggotanya.
Anak dan Ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap stutus kesehatan dan kinerja
upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Hal tersebut disebabkan Angka
Kematian Ibu dan Anak merupakan dua Indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas
pelayanan kesehatan. Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu
upaya kesehatan masayarakat dan upaya kesehatan perorangan.
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya
kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,
penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan
penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika,
zat aditif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyebaran penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya
kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecatatan
yang ditujukan terhadap perorangan.

A. KESEHATAN IBU

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2013, angka


kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup Tinggi bila dibandingkan dengan negara
tentangga. Di Tahun 2000, Kementerian Kesehatan RI memperkuat strategi investasi
sektor kesehatan untuk mengatasi kematian ibu dengan mencanangkan strategi Making
Pregnancy Safer.
Upaya yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat juga untuk menjamin
bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai
dari saat hamil, pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, dan
perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 49


1. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal


sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali
pada trisemester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali pada trisemester
kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal 2 kali pada trisemester ke tiga (24
minggu-lahir), standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan
terhadap ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan
penanganan dini komplikasi kehamilan.
Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas yaitu :
- Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
- Pengukuran tekanan darah
- Pengukuran Lingkar Lengan Atas (Lila)
- Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
- Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai
status imunisasi
- Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
- Penentuan presentase janin dan denyut jantung janin
- Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling termasuk
program keluarga berencana)
- Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin (Hb), pemeriksaan
protein urin dan pemeriksaan golongan darah
- Tatalaksana kasus

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator
capaian K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan dengan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan
K4 adalah jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan.
Pelaksanaan kegiatan kesehatan ibu difokuskan pada upaya penurunan AKI.
Sehubungan dengan upaya tersebut, maka prioritas kegiatan diarahakan pada : persentase
ibu hamil yang telah K4 dengan target 74%, persalinan di faskes (target 77%), pelayanan
bufas dan pelaksanaan kesehatan ibu hamil (target 81%), serta pelaksanaan program P4K
(target 83%)
Gambaran cakupan K1 dan K4 Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5
tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 5.1

50 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.1
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

100,00 96,14
95,00 92,90
90,00 83,45 88,10 86,40
85,00
80,00
81,41 80,50
75,00 75,48
73,96 73,87
70,00
65,00
60,00
55,00
50,00
2013 2014 2015 2016 2017

K1 K4

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota, 2017 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2017

Pada tahun 2017 cakupan K1 dan K4 adalah 86,40% dan 73,87%, dari selisih
capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurang lebih 13% ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan/kunjungan pada trimester pertama (K1) ke nakes/fasyankes tidak melakukan
kunjungan atau mendapat pelayanan antenatal pada trimester ke-3 (K4). Hal ini bisa
disebabkan berbagai faktor antara lain faktor jarak tempat tinggal yang jauh dengan
fasyankes/nakes, pertimbangan biaya, atau kesadaran yang rendah dari ibu hamil sendiri
sehingga tidak memprioritaskan untuk melakukan pemeriksaan lagi. Kesenjangan capaian
ini perlu menjadi perhatian bagi program terkait karena ibu hamil yang tidak mendapat K4
kemungkinan besar tidak melahirkan di fasyankes atau nakes.
Secara umum cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 di Sulawesi
Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukan hasil yang berfluktuasi,
untuk cakupan K1, hasil tertinggi dicapai pada tahun 2014, namun terus menurun dalam
tiga tahun terakhir. Hal yang sama terjadi pada cakupan K4 dengan pola kecenderungan
yang kurang lebih sama dengan K1. Kecenderungan ini perlu dievaluasi karena dengan
semakin meningkatnya rasio tenaga bidan seharusnya berdampak positif pada cakupan K1
dan K4.

Data lebih lengkap mengenai cakupan K4 menurut Kabupaten/Kota tahun 2017 dapat
dilihat pada gambar 5.2

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 51


GAMBAR 5.2
CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Kolaka Timur 47,71


Muna Barat 52,59
Buton Utara 60,51
Konawe Selatan 60,58
Konawe Kep 65,57
Konawe 67,43
Konawe Utara 68,05
Provinsi Target KIA 2017 = 74 % 73,87
Muna 74,22
Kolaka Utara 75,87
Bombana 76,28
Wakatobi 76,28
Buton Selatan 76,30
Kota Baubau 77,03
Buton 79,73
Kolaka 84,02
Buton Tengah 92,99
Kota Kendari 97,90

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Bila mengacu pada target provinsi tahun 2017 (74%), cakupan K4 Provinsi Sulawesi
Tenggara rata-rata belum mencapai target. Tercatat 10 daerah yang mencapai bahkan
melampaui target tersebut, Kota Kendari merupakan daerah dengan cakupan tertinggi
sebesar 97,90% sedangkan cakupan terendah terdapat di Kabupaten Kolaka Timur yang
hanya mencapai 47,71%. Peningkatan cakupan K4 diharapkan dapat meningkatkan
cakupan persalinan oleh nakes, sekaligus menekan angka kematian ibu dan bayi.
Indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil K4 pada tahun 2017
Sulawesi Tenggara hanya mencapai 73,87%, sedikit lebih rendah dari cakupan tahun
sebelumnya yang mencapai 73,96%. Hasil ini masih berada di bawah target program KIA
tahun 2017 sebesar 74%, dan masih jauh di bawah target Renstra Kemenkes yang sebesar
95%.

52 V Kesehatan Keluarga
2. PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN

Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan
kandungan, dokter umum, dan bidan serta upayakan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada
kala I sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur
melalui indikator persentase persalinan di tolong tenaga kesehatan terlatih di fasilitas
pelayanan kesehatan (cakupan Pn). Berikut adalah gambaran cakupan persalinan tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

GAMBAR 5.3
CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN (Pn)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

87
86
85
85,81
84 85,19
83
82
81,95 83,02
81
80,85
80
79
78
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Sejak tahun 2013 sampai tahun 2017 cakupan Pn selalu berfluktuasi, meskipun
dengan margin yang relatif kecil dan masih di kisaran 80%. Cakupan Pn ini berkaitan erat
dengan cakupan K1 dan K4, karena naik atau turunnya angka kunjungan ibu hamil ke
tenaga kesehatan tentu bisa berdampak langsung pada angka persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Cakupan kunjungan ibu hamil dan persalinan di
fasyankes tidak selalu sama persis, tetapi punya pola kecenderungan yang sama. Jika
mengacu pada target Program KIA provinsi sebesar 77%, hasil yang dicapai tahun 2017
telah melampaui target dalam lima tahun terakhir, namun demikian, secara nasional
cakupan Pn Sulawesi Tenggara belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan
sebesar 90%.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 53


GAMBAR 5.4
CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN (Pn)
MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Muna Barat 64,10


Konawe Kep 66,90
Konawe Selatan 69,52
Buton Utara 69,61
Konawe 75,73
Wakatobi 77,31
Konawe Utara 78,21
Bombana 78,51
Kota Baubau 80,18
Kolaka Utara 82,06
Provinsi Target Provinsi 2017 = 77 % 83,02
Muna 86,39
Buton 87,68
Kolaka 91,07
Buton Tengah 93,76
Buton Selatan 94,23
Kota Kendari 98,45
Kolaka Timur 108,22
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Gambar 5.4 menunjukkan bahwa rata-rata cakupan pertolongan persalinan oleh


tenaga kesehatan (salinakes) Sulawesi Tenggara tahun 2017 mencapai 83,02%, naik 3%
dibanding tahun sebelumnya, dan telah mencapai target provinsi (77%) meskipun masih di
bawah target Renstra Kementerian Kesehatan yang ditetapkan sebesar 90%. Jika dilihat
berdasarkan Kabupaten/Kota hanya 6 Kabupaten/Kota yang belum memenuhi target
provinsi sedangkan 11 daerah lainnya telah mencapai target, 5 kabupaten bahkan telah
mencapai target Renstra yakni Kabupaten Kolaka Timur, Kolaka, Buton Tengah, Buton
Selatan dan Kota Kendari..
Dengan demikian secara keseluruhan masih ada 6 Kabupaten/Kota yang cakupannya
belum mencapai target, beberapa faktor menjadi penyebab, faktor sosial budaya di antaranya
pilihan dan kepercayaan masyarakat terhadap dukun bersalin yang masih cukup tinggi, faktor
ekonomi antara lain biaya ke faskes maupun nakes yang relatif tinggi (meskipun ibu bersalin
telah dijamin oleh Jampersal tapi program tersebut hanya menjamin biaya persalinan, tidak
mencakup biaya transoprt dan biaya lain-lain baik untuk si ibu bersalin maupun keluarga yang
mendampingi), faktor teknis diantaranya fasilitas kesehatan yang relatif sulit dijangakau,
tenaga bidan maupun dokter yang terbatas, fasilitas dan peralatan yang kurang memadai, dan
faktor-faktor nonteknis seperti kondisi geografis yang sulit dengan sarana transportasi yang
kurang memadai, advokasi terhadap pemerintah setempat yang belum optimal, atau sering
terjadi tenaga kesehatan (bidan desa) tidak berada di tempat pada saat dibutuhkan sehingga
masyarakat beralih ke dukun.

54 V Kesehatan Keluarga
Gambar 5.1 dan 5.3 menunjukan bahwa baik cakupan pelayanan ibu hamil K4
maupun pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Sulawesi Tenggara selama 5 tahun
terakhir cenderung berfluktuasi, pada tahun terakhir (2017) cakupan K1 dan K4 cenderung
turun dibandingkan tahun sebelumnya, sebaliknya cakupan Pn (Persalinan oleh nakes di
fasyankes) justru meningkat, hasil tersebut juga sekaligus memberikan gambaran bahwa
capaian yang diperoleh secara nasional belum mencapai target yang ditetapkan, namun
demikian, bila progress kedua indikator di atas dibandingkan menunjukkan hasil yang
berbanding lurus terutama untuk 4 tahun terakhir, hal ini menunjukkan bahwa
kesenjangan data capaian yang dilaporkan semakin kecil, yang dapat diartikan semakin
membaiknya kinerja tenaga kesehatan, baik petugas di lapangan maupun programmer
tingkat Kabupaten/Kota termasuk juga dalam hal pencatatan dan pelaporannya.
Pelayanan antenatal memiliki peranan yang sangat penting, diantaranya agar dapat
dilakukan deteksi dan tata laksana dini komplikasi yang dapat timbul pada saat persalinan.
Apabila seorang ibu datang langsung untuk bersalin di tenaga kesehatan tanpa adanya
riwayat pelayanan antenatal sebelumnya, maka faktor resiko dan kemungkinan komplikasi
saat persalinan akan lebih sulit diantisipasi. Bila melihat data program capaian persalinan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2017 yakni sebesar 83,02%
Provinsi Sulawesi Tenggara, diketahui bahwa sebagian besar persalinan dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada (Rumah sakit, Puskesmas, Rumah Bersalin, Pustu,
Polindes dan Poskesdes) dan hanya kurang lebih 17% persalinan yang tidak dilakukan di
fasyankes. Data hasil Riskesdas menunjukkan hasil yang agak berbeda, berikut adalah
proporsi kelahiran berdasarkan tempat bersalin menurut Riskesdas di Sulawesi Tenggara.

GAMBAR 5.5
PROPORSI KELAHIRAN BERDASARKAN TEMPAT BERSALIN DI SULAWESI TENGGARA
RISKESDAS TAHUN 2013

RB/KLINIK
BERSALIN;
RS; 14,10 6,10

PUSKESMAS/
PUSTU; 11,13
RUMAH/
LAINNYA;
65,67 POLINDES/
POSKESDES;
3,00

Sumber : Buku 1 RISKESDAS Prov. Sultra Tahun 2013

Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa sebagian besar persalinan Sulawesi Tenggara


(65.67%) dilakukan di rumah/tempat lain sedangkan persalinan di fasyankes hanya
34.37%. Hal ini menunjukkan masih besarnya gap antara data laporan program dengan
data Riskesdas.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 55


GAMBAR 5.6
PROPORSI PENOLONG PERSALINAN BERDASARKAN KUALIFIKASI TENAGA DI INDONESIA,
RISKESDAS TAHUN 2013

TIDAK ADA
DOKTER;
PENOLONG;
18,50%
0,80%

NON KES; BIDAN;


PERAWAT; 11,80% 68,60%
0,30%

Sumber : Buku 1 RISKESDAS Prov. Sultra Tahun 2013

Data pembanding terbaru dari hasil kegiatan riset atau survey sampai awal tahun
2018 belum tersedia sehingga belum dapat secara langsung diperbandingkan dengan data
program terkini, dengan membandingkan terhadap hasil riset meskipun bukan data terkini
setidaknya dapat memberikan gambaran mengenai kecenderungan masyarakat dalam
mencari tenaga penolong persalinan di Sulawesi Tenggara.

3. PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

Nifas adalah periode dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan
kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibi nifas sesuai standar yang
dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam
sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke -4 sampai dengan hari ke-28 pasca
persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan.
Jenis pelayanan ibu nifas yang diberikan meliputi :
- Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas dan suhu)
- Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri)
- Pemeriksaan lohkia dan cairan per vaginam lain
- Pemeriksaan payudara dan pemberian ASI Eksklusif.
- Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
- Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

Berikut adalah proporsi ibu bersalin mendapat pelayanan kesehatan nifas.

56 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.7
CAKUPAN IBU BERSALIN/NIFAS MENDAPAT YANKES NIFAS (KF3)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Konawe Kep 52,41 Target Renstra = 90 %


Muna Barat 60,43
Konawe Selatan 65,25
Konawe 66,09
Konawe Utara 68,60
Buton Utara 68,96
Kota Baubau 77,89
Muna 78,85
Bombana 79,27
Provinsi Target Provinsi 2017 = 81 % 79,56
Wakatobi 82,11
Kolaka Utara 82,92
Kolaka 89,94
Buton Selatan 90,54
Buton 91,60
Kolaka Timur 92,97
Buton Tengah 96,00
Kota Kendari 96,19
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Secara umum cakupan pelayanan ibu nifas (KF3) di Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2017 baru mencapai 79,56%, naik 1% dibanding tahun sebelumnya. Hasil ini belum
mencapai target baik target Program KIA provinsi (81%) maupun Renstra Kesehatan
(90%). Bila dilihat menurut Kabupaten/Kota, ada 8 Kabupaten/Kota yang sudah mencapai
target provinsi, 5 diantaranya telah mencapai target renstra yakni Kolaka, Wakatobi,
Kolaka Utara, Buton Selatan, Buton, Kolaka Timur, Buton Tengah dan Kota Kendari. 9
Kabupaten/Kota lainnya masih di bawah target, baik target Renstra maupun target
provinsi. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan cakupan ibu bersalin mendapat yankes
nifas dengan cakupan K1/K4 dan cakupan Salinakes karena memiliki indikator program
yang sama. Adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang disalurkan ke fasilitas
kesehatan (puskesmas, polindes/poskesdes dan posyandu) sangat bermanfaat khususnya
dalam pengimplementasian upaya kesehatan termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan
ibu nifas, di antaranya kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang tidak bisa
datang ke fasilitas kesehatan. Faktor lain adalah adanya program Jampersal dimana
program ibu nifas termasuk program yang dijamin oleh Jampersal.
Bila diperbandingkan dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) yang
sebesar 83,02%, terdapat kesenjangan kurang lebih 4% dari cakupan ibu bersalin
mendapat pelayanan nifas, sehingga bisa disimpulkan bahwa dari seluruh ibu bersalin yang
ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, masih ada 4% yang belum
mendapat pelayanan kesehatan nifas. Hal ini tentu saja perlu analisis lebih lanjut, apa

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 57


yang menyebabkan tenaga kesehatan yang telah memberikan pelayanan persalinan tapi
tidak memberikan upaya pelayanan lanjutan berupa pelayanan kesehatan nifas.
Berikut ini gambaran cakupan pelayanan ibu bersalin/nifas (KF3) yang dikomparasi
dengan cakupan Pn di Sulawesi Tenggara dalam 5 tahun terakhir.

GAMBAR 5.8
CAKUPAN IBU BERSALIN DI FASYANKES (Pn) &
IBU BERSALIN/NIFAS MENDAPAT YANKES NIFAS (KF3)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

90,00
87,83
88,00
85,19
86,00
84,00 81,95 85,81 84,93
83,02
82,00 80,85
80,00
78,00 78,74 79,56
78,76
76,00
74,00
72,00
70,00
2013 2014 2015 2016 2017
Pn KF3

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu nifas selama tahun 2013-2017 Provinsi
Sulawesi Tenggara menunjukan trend yang fluktuatif, tapi pada tahun terakhir cenderung
naik. Grafik KF3 menunjukkan pola dan kecenderungan yang hampir sama dengan
indikator lain yang terkait langsung seperti Pn maupun indikator pelayanan kesehatan ibu
hamil lainnya yaitu K1 & K4. Dari sisi evaluasi program hasil tersebut bisa dikatakan belum
optimal, namun jika dilihat dari sisi kualitas pelaporan dan data, hasil tersebut telah mulai
menunjukan konsistensi dan reliabilitas data yang dilaporkan.

4. PELAYANAN/PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas
dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung termasuk penyakit
menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu atau janin, yang tidak di
sebabkan oleh trauma/kecelakaan. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan
adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan
perlindungan dan pencegahan serta penanganan defenitif sesuai standar oleh tenaga
kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Berikut adalah persentase cakupan penanganan komplikasi kebidanan 5 tahun
terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara.

58 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.9
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN (%)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

70,00

60,00 66,66

50,00 55,65
49,82 49,24 51,79
40,00

30,00

20,00

10,00

0,00
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Secara umum cakupan penanganan komplikasi kebidanan di Provinsi Sulawesi


Tenggara dalam 5 tahun terakhir lebih cenderung turun dan masih berkisar 49%-66%,
hasil ini tergolong rendah, hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

- Pencatatan dan pelaporan kohort ibu dan partograf belum terlaksa dengan baik
- Kompetensi bidan yang rendah, terutama dalam penanganan komplikasi obstetri
- Manual rujukan yang belum berjalan sesuai sengan SOP
- Puskemas mampu PONED banyak yang tidak aktif lagi dikarenakan tenaga yang sudah
terlatih pindah tugas/melanjutkan pendidikan
- Distribusi/penempatan bidan yang tidak merata
- Program P4K belum tersosialisasi dengan baik sampai ke tingkat puskesmas dan desa
- Sarana dan prasaran yang tidak memadai terutama daerah pedesaan/terpencil

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 59


GAMBAR 5.10
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Muna 11,45
Target Renstra 2017 = 75 %
Konawe Kep 14,25
Muna Barat 20,91
Buton Utara 25,36
Buton Selatan 29,06
Kolaka Timur 30,31
Konae Utara 33,00
Konawe Selatan 35,72
Kolaka 37,86
Bombana 40,02
Buton 44,67
Kolaka Utara 47,74
Provinsi 51,79
Kota Baubau 54,07
Buton Tengah 56,70
Wakatobi 88,83
Kota Kendari 88,14
Konawe 100,00
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Gambar di atas menunjukkan distribusi cakupan penanganan komplikasi kebidanan


menurut Kabupaten/Kota tahun 2017. Bila mengacu pada target Renstra, tercatat hanya 3
kabupaten yang telah mencapai target yaitu Kabupaten Wakatobi, Kota Kendari dan
Konawe. Rata-rata provinsi baru mencapai 51,79%, naik 2% dibanding tahun 2016 tapi
masih jauh di bawah target. Catatan khusus untuk Kabupaten Muna yang pada tahun 2016
memperoleh capaian tertinggi dengan 101,06%, pada tahun 2017 anjlok cukup jauh dan
menempati posisi terendah dengan capaian hanya 11,45%. Penanganan komplikasi
kebidanan sangat penting dalam upaya mencegah atau menurunkan angka kematian ibu,
karena selalu menjadi salah satu faktor resiko terbesar dalam kejadian kematian ibu
bersalin.
Salah satu tujuan Program kesehatan Ibu adalah mempercepat penurunan Angka
Kematian dan Kesakitan Ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) disamping memberikan gambaran
status kesehatan masyarakat, juga dapat memberikan gambaran tingkat pelayanan
kesehatan terutama pelayanan ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu masa nifas.
Penyebab kematian ibu terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah pendarahan,
penyebab lain-lain dan ekslamsi atau hipertensi dalam kandungan (HDK). Kematian ibu
lima tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara tetap didominasi oleh pendarahan dan
penyebab lain-lain.

60 V Kesehatan Keluarga
Berikut adalah gambaran kematian ibu menurut sebab di Sulawesi Tenggara dalam
waktu dua tahun terakhir.

GAMBAR 5.11
KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

35

30
30
25

20
19
15
15
10

5
6
4 1
0
Lain-lain Hipertensi Perdarahan Gangguan Infeksi Gangguan
(HDK) Sistem Metabolisme
Peredaran
Darah

Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya disebabkan oleh hipertensi


dalam kehamilan (HDK), perdarahan, gangguan sistem peredaran darah, infeksi, gangguan
metabolisme dan penyebab lain-lain (retensio urine, asma bronkial, febris, post sc, sesak
nafas, dekompensasi cordis, plasenta previa, komplikasi tbc, gondok, gondok beracun,
TBC). Berbagai faktor menjadi penyebab seperti ekonomi, pengaruh budaya, rendahnya
kunjungan pemeriksaan ke tenaga kesehatan selama hamil, keterlambatan merujuk,
terlambat sampai di fasilitas pelayanan kesehatan, atau terlambat mendapat pertolongan
yang dapat mengakibatkan kematian.

Berbagai upaya yang dilakukan dalam penurunan AKI dan AKB salah satunya adalah
melalui Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang menitikberatkan
pada totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi dini, menghindari resiko
pada ibu hamil serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal dasar di Puskesmas (PONED) dan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Komprehensif
di Rumah Sakit (PONEK). Pelaksanaan P4K di desa-desa perlu dipastikan agar mampu
membantu keluarga dalam membuat perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan
kesiap siagaan keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas
agar dapat mengambil tindakan yang tepat.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 61


Diperkirakan bahwa 20% kehamilan akan mengalami komplikasi, sebagian komplikasi
ini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani
bila : 1) ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan
melakukan prosedur penangan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk
memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III untuk
mencegah perdarahan pasca salin; 3) Tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi
dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan
pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan
rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6) pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna.

GAMBAR 5.12
JUMLAH KEMATIAN IBU
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

100

80
79 75
74
60 65 67

40

20

0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Data di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir jumlah
kematian ibu di Sulawesi Tenggara berada di kisaran 65-75 orang setiap tahun, ada
kecenderungan meningkat dalam 4 tahun terakhir, hasil ini tidak sejalan dengan cakupan
pelayanan ibu hamil yang menunjukkan peningkatan, begitu pula dengan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan, yang seyogyanya diharapkan dapat menekan dan
menurunkan jumlah kematian ibu.

Kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat terjadi pada berbagai tempat
persalinan maupun oleh tenaga penolong persalinan yang ada, seperti dokter, bidan,
dukun bersalin, maupun penolong lain yang tidak memiliki background kesehatan.
Distribusi kematian ibu menurut tenaga penolong persalinan pada tahun 2017, dari 75
kasus kematian ibu bersalin, kasus kematian ibu tertinggi menurut tenaga penolong
persalinan adalah dokter sebesar 61%, bidan 27% dan dukun 12%. Gambaran kematiaan
ibu berdasarkan tenaga penolong persalinan dapat dilihat pada gambar berikut.

62 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.13
KEMATIAN IBU MENURUT PENOLONG PERSALINAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Dukun Bersalin;
12%

Bidan; 27%

Dokter; 61%

Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah kematian ibu bersalin tertinggi justru
terjadi pada ibu hamil yang proses persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu
bidan dan dokter dengan jumlah 89% dari total kematian ibu bersalin. Hal ini tentu
menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas persalinan oleh tenaga kesehatan dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu, tetapi bila ditelusuri lebih jauh, kecenderungan ini
sebenarnya terjadi karena rendahnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan
kepada tenaga kesehatan yang berkompeten selama proses kehamilannya. Akibatnya
kelainan maupun komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi selama masa kehamilan
menjadi tidak terdeteksi, sehingga meningkatkan resiko kematian pada saat persalinan.
Faktor keterampilan tenaga kesehatan dan serta kelengkapan fasilitas maupun sarana dan
prasarana juga turut berperan.
Dalam banyak kasus kamatian ibu bersalin yang ditangani oleh tenaga kesehatan
(bidan maupun dokter), umumnya baru meminta pertolongan pada tenaga kesehatan atau
dirujuk ke fasyankes pada saat dalam kondisi kritis/gawat, sehingga upaya pertolongan
apapun yang diberikan menjadi kurang efektif dan pada akhirnya sering berujung pada
kematian ibu maupun bayinya. Ironisnya, kasus kematian seperti ini kemudian tercatat
sebagai kematian ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan), hal ini
tentunya dapat menimbulkan interpretasi atau penafsiran yang keliru bila tidak disertai
penjelasan dan data yang akurat.
Selain penyebab kematian dan penolong persalinan, kematian ibu bersalin
dikelompokkan pula berdasarkan tempat meninggalnya.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 63


GAMBAR 5.14
KEMATIAN IBU MENURUT TEMPAT MENINGGAL
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Perjalanan; 5% Tanpa Data; 19%

Puskesmas; 3%

Rumah; 10%
Rumah Sakit; 62%

Klinik Dokter; 1%

Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Rumah sakit merupakan tempat dengan jumlah kasus kematian ibu bersalin tertinggi
dibandingkan dengan tempat bersalin lainnya yang tercatat. Data ini tentunya juga
menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa amannya melahirkan di rumah sakit. Seperti
halnya dengan kasus kematian ibu menurut tenaga penolong, kematian ibu menurut
tempat meninggal sebenarnya memiliki kecenderungan sebab yang sama, yaitu kondisi
pasien/ibu bersalin yang sudah sangat kritis ketika tiba atau dirujuk ke rumah sakit. Hal ini
akan memperkecil peluang bagi dokter maupun tenaga kesehatan lainnya untuk
memberikan pertolongan optimal dalam upaya menyelamatkan jiwa baik ibu maupun
bayinya, di sisi lain, kematian ibu bersalin dalam kasus seperti ini akan tetap tercatat
sebagai ibu bersalin yang meninggal di rumah sakit atau puskesmas..

Faktor resiko berikut dalam variabel kematian ibu bersalin adalah usia ibu
melahirkan. Dalam setiap jenjang usia ibu hamil, memiliki tingkat resiko yang berbeda
pula. Secara umum, kehamilan di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun lebih beresiko
tinggi dibanding jenjang usia lainnya, disamping faktor-faktor resiko lain yang ikut
berperan. Distribusi jumlah kematian ibu berdasarkan usia ibu melahirkan ditunjukkan
pada gambar berikut.

64 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.15
KEMATIAN IBU MENURUT USIA IBU MELAHIRKAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

> 35 thn; 44%


< 20 thn; 5%

20-34 thn;
51%

Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Berdasarkan kelompok umur, jumlah kematian ibu melahirkan tertinggi terdapat pada
jenjang usia 20-34 tahun sebesar 51% dari total kasus kematian ibu melahirkan. Meskipun
jumlah tertinggi ditemukan pada kelompok umur 20-34, namun tidak serta merta dapat
disimpulkan bahwa kelompok umur tersebut adalah yang paling beresiko, jumlah tersebut
bisa terjadi karena kelompok umur 20-34 adalah usia paling produktif dari perempuan
sehingga dengan sendirinya populasi ibu hamil pada usia ini jauh lebih besar dari kelompok
umur lainnya, sehingga walaupun secara jumlah absolut maupun persentase kematian ibu
umur 20-34 tampak lebih tinggi, jika diperbandingkan dengan jumlah keseluruhan ibu
hamil pada kelompok umur ini maka rasionya kemungkinan relatif lebih rendah.
Hal sebaliknya terjadi pada kelompok umur lainnya yang merupakan kelompok umur
beresiko tinggi, yaitu usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 34 tahun. Meskipun secara
jumlah absolut dan persentase tampak lebih rendah, tapi secara rasio sesungguhnya relatif
jauh lebih tinggi dibanding kelompok umur 20-34 tahun. Hal ini bisa terjadi karena populasi
keseluruhan ibu hamil pada kelompok umur ini jauh lebih sedikit, sehingga setiap kasus
kematian ibu melahirkan yang terjadi akan menaikan rasionya secara signifikan.

Berdasarkan masa/fase kehamilan saat meninggal, kasus kematian ibu di Sulawesi


Tenggara dapat pula dipilah dalam tiga fase, yaitu masa kehamilan, saat bersalin, dan
masa nifas. Distribusi kematian ibu berdasarkan fasenya ini secara lebih rinci dapat dilihat
pada gambar 5.16 berikut.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 65


GAMBAR 5.16
KEMATIAN IBU MENURUT FASE KEHAMILAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Masa Hamil;
16%

Masa Nifas; Masa Bersalin;


54% 30%

Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Data yang ada menunjukkan bahwa tahap pasca melahirkan atau masa nifas adalah
masa yang beresiko paling tinggi dalam fase seorang ibu hamil. Banyak faktor yang dapat
menjadi penyebab, baik berupa faktor tunggal maupun komplikasi, namun secara umum
kematian ibu pada masa nifas biasanya disebabkan karena terjadinya perdarahan yang
disebabkan kontraksi uterus yang tidak normal, tertinggalnya sisa plasenta, robekan jalan
lahir atau robekan pada serviks/uterus. Resiko menjadi bertambah bila pelayanan ANC
yang diberikan tidak sesuai standar.

Hal berikut yang sangat penting dalam memberikan gambaran lengkap mengenai
kasus kematian ibu di Sulawesi Tenggara adalah pemetaan kasus berdasarkan wilayah
atau daerah adminstratif, dalam hal ini Kabupaten/Kota. Dari data berdasarkan
Kabupaten/Kota ini kemudian dapat dilihat sebaran kasus yang terjadi, daerah mana yang
jumlah kematian tertinggi/terendah, naik atau turun. Sekaligus juga dapat dibandingkan
dengan upaya dan program apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
menurunkan angka kematian di daerahnya, misalnya dalam kaitan dengan pengembangan
Rumah Tunggu Kelahiran (RTK), peningkatan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan
di fasyankes, atau upaya lainnya.
Berikut adalah sebaran kasus kematian ibu berdasarkan Kabupaten/Kota di
Sulawesi Tenggara tahun 2017.

66 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.17
SEBARAN KASUS KEMATIAN IBU MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2017 kasus kematian ibu terjadi di
semua Kabupaten/Kota, jumlah kasus berkisar 1-7, dengan rata-rata 4 kasus per
kabupaten. Catatan kematian ibu tertinggi di laporkan oleh Kabupaten Konawe Selatan
dengan 7 kasus (tahun sebelumnya 10 kasus). Bila dihubungkan dengan indikator
kesehatan ibu lainnya seperti K4, Persalinan oleh Nakes di Fasyankes, dan Yankes Nifas
maka akan tampak bahwa pada cakupan ketiga indikator tersebut Kabupaten Konawe
Selatan konsisten selalu berada pada 3 terbawah (selain Muna Barat dan Konawe
Kepulauan) dari 17 kabupaten kota (gambar 5.2, 5.4, dan 5.7), sehingga dapat
disimpulkan bahwa salah satu faktor penyebab tingginya jumlah kematian ibu di kabupaten
tersebut adalah rendahnya cakupan program Kesehatan Ibu terutama indikator yang
berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas.
Jumlah keseluruhan kasus kematian ibu di Sulawesi Tenggara sebanyak 75 kasus.
Tingginya jumlah kematian ibu ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 67


keterlambatan penanganan pada kasus komplikasi, rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat untuk memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan, dan kecenderungan
enggan melahirkan di fasilitas kesehatan yang tersedia dan lebih memilih ke dukun ketika
melahirkan. Data tersebut tampaknya berkaitan dengan cakupan kunjungan K4, di mana
beberapa kabupaten dengan kasus kematian ibu lebih tinggi adalah kabupaten dengan
persentase K4 yang relatif rendah.
Bila diasumsikan dengan pemantauan wilayah setempat (PWS) dan pelayanan
kesehatan ibu yang masih rendah, sistem pelaporan yang masih under reporting, maka
WHO memprediksi bahwa apabila ditemukan 2 kematian ibu di suatu tempat khususnya di
negara berkembang maka sesunggunya ada 3 kematian ibu secara riil. Angka tersebut
adalah jumlah absolut, yang tidak selalu merepresentasikan besaran masalah, karena tidak
ada perbandingan atau rasio spesifik dengan populasi yang diwakili. Untuk mengetahui
besaran masalah dari kasus kematian ibu diperlukan Angka Kematian Ibu (AKI), yaitu
jumlah kematian ibu dalam setiap 100.000 kelahiran hidup. Trend Angka Kematian Ibu di
Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 5.14.

GAMBAR 5.18
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

300

250 240
205
200
131 149 149
150

100

50

0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Angka Kematian Ibu dalam waktu lima tahun terakhir menunjukkan trend menurun
dari tahun 2013 sampai 2015. Bila dibandingkan dengan target MDG’s 2015 yaitu sebesar
105 AKI/100.000 KH, dapat dikatakan bahwa target tersebut tidak tercapai, meskipun
angkanya cenderung menurun tapi jarak atau selisih dengan target masih terpaut cukup
jauh. Namun demikian upaya menurunkan AKI juga tidak dapat sepenuhnya dikatakan
gagal, walaupun diperlukan upaya yang lebih keras untuk dapat mencapai target yang
harus diikutii dengan peningkatan pelayanan ANC (Ante Natal Care), PNC (Peri Natal Care),
peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dan peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan
yang memenuhi standar. Berikut adalah distribusi Angka Kematian Ibu Tahun 2017
menurut Kabupaten/Kota.

68 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.19
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Kendari 61
Baubau 71
Buton Tengah 120
Konawe Selatan 125
Konawe 128
Kolaka 137
Provinsi 149
Muna 152
Buton 158
Wakatobi 163
Bombana 164
Konawe Kep 165
Buton Selatan 175
Kolaka Utara 209
Kolaka Timur 224
Buton Utara 251
Konawe Utara 312
Muna Barat 426
- 100 200 300 400 500
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2017 yang tertinggi terdapat di Muna Barat dan
Konawe Utara. Sedangkan AKI terendah dicatatkan oleh Kota Kendari. Data di atas
sekaligus juga menunjukkan bahwa jumlah kasus tidak selalu berbanding lurus dengan
besaran AKI, karena sangat dipengaruhi oleh populasi atau sasaran masing-masing
daerah, contohnya Kabupaten Konawe Selatan yang memiliki jumlah kasus tertinggi di
antara semua kabupaten ternyata memiliki AKI yang relatif rendah (125/100.000KH),
kecenderungan yang sama terjadi pada beberapa kabupaten lain, kecuali Muna Barat yang
selalu tinggi baik jumlah kasus maupun AKI.
Tingginya AKI di sebagian Kabupaten/Kota disebabkan berbagai hal, di antaranya
kondisi wilayah yang terpencil, tenaga kesehatan yang masih kurang, sarana transportasi
dan fasilitas kesehatan yang masih terbatas menyebabkan akses masyarakat ke fasilitas
kesehatan yang ada relatif sulit dan jauh. Semua kondisi tersebut menyebabkan rendahnya
kontak masyarakat terutama ibu hamil dengan tenaga kesehatan (bidan, dokter) dan
cenderung melahirkan dengan bantuan tenaga non kesehatan, sehingga bila ada kelainan
pada kehamilan menjadi tidak terdeteksi sejak dini, hal ini menjadi masalah serius bila
terjadi komplikasi kehamilan atau kondisi persalinan yang membutuhkan rujukan. Upaya
perbaikan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan akses masyarakat terus dilakukan,
baik perekrutan tenaga kesehatan baru, maupun perbaikan dan penambahan fasilitas
kesehatan yang ada.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 69


5. PELAYANAN KONTRASEPSI
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi
kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T : Terlalu muda melahirkan, Terlalu sering
melahirkan, Terlalu dekat jarak melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan. Keluarga
Berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan
ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu dan anak serta perempuan.
Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah
kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran Program KB adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada
pada kisaran usia 15-49 tahun.

GAMBAR 5.20
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

90
80 77,92 77,56
70
55,21 61,05 59,58
60
50
40
30
20
10
0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Persentase peserta KB aktif di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5


tahun terakhir berfluktuasi dan cenderung menurun meskipun dengan margin yang tidak
terlalu signifikan. Ini menunjukan kinerja program yang tidak optimal dalam dalam
meningkatkan capaian peserta KB aktif, upaya-upaya sosialisasi dan advokasi terkesan
dilakukan seadanya, tanpa ada terobosan atau inovasi program yang dijalankan, baik oleh
program maupun lintas sektor terkait.
Presentase peserta KB aktif berdasarkan Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar
berikut.

70 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.21
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Konawe Kep 23,24


Muna Barat 34,92
Muna 38,08
Konawe Utara 45,32
Buton Selatan 48,98
Kolaka 49,01
Buton Utara 51,99
Wakatobi 53,86
Baubau 54,48
Kolaka Timur 55,29
Provinsi 59,58
Bombana 60,45
Buton 64,25
Konawe 65,64
Konawe Selatan 66,78
Buton Tengah 69,12
Kendari Target Renstra 2017 = 82 % 80,35
Kolaka Utara 86,28
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Jika mengacu pada target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2017 sebesar 82%
untuk peserta KB aktif, Provinsi Sulawesi Tenggara masih jauh dari target dengan capaian
hanya 59,58%. Untuk tingkat kabupaten, tercatat hanya 1 Kabupaten/Kota yang sudah
mencapai target, yaitu Kabupaten Kolaka Utara, dan yang hampir mencapai target adalah
Kota Kendari, selebihnya masih jauh di bawah target. Capaian terendah terdapat di
Kabupaten Konawe Kepulauan.
Secara umum, berdasarkan masa pakainya metode kontrasepsi yang tersedia dan
digunakan di Sulawesi Tenggara ada 2 jenis yaitu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) dan Non MKJP. Yang termasuk dalam MKJP antara lain Intra Uterine Device (IUD)
Metode Operatif Pria (MOP), Metode Operatif Wanita (MOW) dan Implan sedangkan Non
MKJP antara lain kondom, pil, suntik dan lain-lain.
Gambaran mengenai metode kontrasepsi yang paling banyak dipilih dan digunakan
serta persentase pemasangan KB berdasarkan tenaga pemasang ditunjukan pada gambar
5.22 dan 5.23

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 71


GAMBAR 5.22
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF BERDASARKAN METODE KONTRASEPSI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

MOP; 0,12
Suntik; 56,1 MOW; 0,66
IUD; 1,30
Kondom; 2,39

Implan; 7,75

Pil; 31,73

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Urutan komposisi ini tidak berubah dari tahun-tahun sebelumnya, kecuali nilai
persentasenya yang sedikit bergeser dibanding tahun lalu, di mana metode Suntik dan
implan mengalami kenaikan sekitar 1%, pengguna Pil relatif tetap, sedangkan metode
lainnya relatif sama. Di bawah ini gambaran pengguna kontrasepsi berdasarkan tenaga
pemasangnya

GAMBAR 5.23
PERSENTASE KB MENURUT TENAGA YANG MEMBERI PEMASANGAN KB
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RISKESDAS 2013
Perawat; 6%

Tidak Berlaku; Dokter


13% Kandungan; 3%
Bidan; 77% Dokter Umum;
1%

Sumber : Buku Riskesdas Libtang Kemenkes RI Prov. Sultra 2013

Berdasarkan tempat/tenaga pemasang, sebagian besar WUS (77%) di Sulawesi


Tenggara menggunakan kontrasepsi dari bidan, sisanya berasal dari perawat, dokter
kandungan dan dokter umum. Berikut adalah gambar persentase peserta KB Aktif Provinsi
Sulawesi Tenggara lima tahun terakhir.

72 V Kesehatan Keluarga
B. KESEHATAN ANAK

Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan angka
kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak adalah Angka
Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita
(AKABA).
Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDGs 2017 yaitu sebesar 23 per 1000
kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir
(neonatal) menjadi prioritas utama.
Data yang akan disajikan berikut ini yakni berbagai indikator kesehatan anak yang
meliputi prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR), penanganan komplikasi neonatal,
kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi, Pemberian ASI Eksklusif, pemberian
Vitamin A, penimbangan balita di posyandu, imusasi dasar, pelayanan kesehatan balita dan
pelayanan kesehatan pada siswa SD dan setingkat.

1. BERAT BADAN LAHIR BAYI

Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam kurun waktu 1 jam
pertama setelah lahir. Hubungan antara waktu kelahiran dengan umur kehamilan,
kelahiran bayi dapat dikelompokan : bayi kurang bulan (prematur), yaitu bayi yang
dilahirkan dengan masa kehamilan < 37 minggu. Bayi cukup bulan, bayi yang dilahirkan
dengan masa kehamilan 37-42 minggu dan bayi lebih bulan, bayi yang dilahiran dengan
masa kehamilan > 42 minggu.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram. Berikut adalah gambar persentase Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara.

GAMBAR 5.24
PERSENTASE BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
3,5
3,26
3
2,5 2,29
2,22 2,12
2 1,51
1,5
1
0,5
0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 73


Gambar 5.24 menunjukkan trend jumlah bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di
Provinsi Sulawesi Tenggara, dalam rentang 5 tahun terakhir presentase BBLR secara umum
berfluktuasi, angka tertinggi terjadi pada tahun 2016 yang lalu.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kejadian BBLR, beberapa di
antaranya adalah isu klasik seperti tingkat ekonomi dan pengetahuan ibu, seperti telah
diketahui bahwa ibu hamil yang kurang gizi lebih berpotensi melahirkan bayi BBLR
dibandingkan dengan ibu yang gizinya baik, kurangnya kesadaran untuk memeriksakan
kehamilan ke tenaga kesehatan juga turut memperbesar resiko BBLR, karena dengan
demikian bumil anemi menjadi tidak terdeteksi sehingga tidak mendapatkan asupan tablet
Fe selama masa kehamilannya. Faktor lain yang menyebabkan naik atau turunnya
persentase kejadian BBLR adalah dari sisi pencatatan dan pelaporan yang akurasinya
rendah, di mana penetapan sasaran program sering tidak konsisten misalnya dalam
penentuan estimasi dan angka proyeksi. Apapun sebabnya, kejadian BBLR harus dicegah
dan ditekan serendah mungkin karena sangat mempengaruhi kualitas hidup bayi pada
tahap selanjutnya.
Distribusi persentase BBLR menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara
ditampilkan pada gambar 5.25

GAMBAR 5.25
PERSENTASE BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Muna Barat 0,06


Muna 0,41
Konawe Utara 1,71
Konawe 1,75
Kendari 1,93
Baubau 2,01
Kolaka Utara 2,03
Bombana 2,06
Provinsi 2,29
Kolaka Timur 2,50
Buton 2,57
Buton Utara 2,80
Konawe Selatan 3,08
Buton Selatan 3,26
Buton Tengah 3,37
Kolaka 3,39
Konawe Kep 3,62
Wakatobi 3,64
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

74 V Kesehatan Keluarga
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, secara keseluruhan persentase BBLR di
semua kabupaten menurun sekitar 1%. Dengan rata-rata BBLR provinsi sebesar 2,29%,
angka ini masih relatif tinggi, tapi bila diteliti lebih detail menurunnya cakupan tahun ini
disebabkan turunnya persentase BBLR yang dilaporkan oleh Kabupaten Kolaka Utara yang
tahun lalu melaporkan BBLR 18% menjadi 2% tahun ini. Upaya penurunan angka BBLR di
Sulawesi Tenggara perlu menjadi prioritas dari lintas program terkait untuk menekan dan
bila mungkin mengeliminasi kejadian BBLR di Sulawesi Tenggara di masa mendatang,
apalagi kasus-kasus gizi biasanya merupakan fenomena gunung es, di mana kasus yang
tidak terlacak dan tidak ditemukan jauh lebih besar dari yang ditemukan atau dilaporkan.

2. PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan
yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian, seperti asfiksia, ikterius, hipotermia,
tentanus neonatorum, inspeksi/sepsis. Trauma lahir, BBLR (Berat Lahir <2.500 gram),
sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi
kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)

Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal sakit


atau neonatal dengan kelainan atau komplikasi /kegawatdaruratan yang mendapat
pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih baik dirumah, sarana pelayanan
kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan.
Gambar berikut adalah gambar cakupan penanganan komplikasi neonatal dalam
kurun waktu 4 tahun terakhir provinsi Sulawesi Tenggara.

GAMBAR 5.26
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

40,00
35,95 35,42
35,00
30,00 29,51
24,60 25,25
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Secara umum trend penanganan komplikasi neonatal di Sulawesi Tenggara pada


rentang waktu 5 tahun terakhir terlihat cukup baik dengan kecenderungan terus meningkat

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 75


dari tahun ke tahun meskipun pada tahun 2017 mengalami sedikit penurunan yang tidak
signifikan (0,5%) dibandingkan tahun sebelumnya seperti ditunjukkan gambar 5.26.
Cakupan penanganan komplikasi neonatal berdasarkan Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
5.26.

GAMBAR 5.27
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Muna Barat 6,62


Wakatobi 10,89
Konawe Kep 10,98
Baubau 12,15
Kolaka Timur 12,52
Kolaka Utara 14,88
Buton Selatan 15,98
Buton 17,86
Buton Tengah 18,80
Buton Utara 19,64
Konawe Utara 21,82
Konawe 25,53
Bombana 25,77
Konawe Selatan 33,51
Provinsi 35,42
Kolaka 42,34 Target Renstra 2017 = 80 %
Muna 52,06
Kendari 85,28
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Secara keseluruhan cakupan rata-rata tahun 2017 relatif tetap dibanding tahun
sebelumnya. Hasil ini sudah menunjukkan adanya kemampuan sarana pelayanan
kesehatan dalam menangani kasus gawat darurat neonatal, yang kemudian ditindaklanjuti
sesuai kewenangannya atau dirujuk ke tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi,
namun tentu saja belum optimal. Jika merujuk pada target Renstra Kemenkes tahun 2017
sebesar 80%, capaian tersebut belum memenuhi target, dari 17 Kabupaten/Kota, tercatat
hanya Kota Kendari yang telah mencapai bahkan melampaui target, sedangkan kabupaten
lainnya masih jauh di bawah target sehingga masih diperlukan upaya berkesinambungan
dari berbagai sisi untuk mempercepat peningkatan cakupan penanganan komplikasi
neonatal, baik dari segi tenaga dalam bentuk peningkatan kompetensi tenaga kesehatan,
peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana, maupun dari segi pembiayaan, sehingga
diharapkan dapat menekan jumlah kematian neonatal di Sulawesi Tenggara.
Gambar berikut ini adalah trend jumlah kematian neonatal selama 5 tahun terakhir di
Sulawesi Tenggara.

76 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.28
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

450 427
390 406
400
332 318
350
300
250
200
150
100
50
0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah kematian neonatal (absolut) dalam


kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi namun cenderung menurun, dari 390
kasus di tahun 2013 menjadi 318 kasus pad tahun 2017. Meskipun naik turun, secara
umum jumlah kematian neonatal pertahunnya di Sulawesi Tenggara masih relatif tinggi.
Bila diperbandingkan dengan trend AKN, trend jumlah kematian neonatal ini memiliki garis
kecenderungan yang serupa; yaitu berfluktuas dengan kecenderungan menurun.

Gambar berikut adalah gambaran Angka Kematian Neonatal (AKN) dalam setiap
1000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara untuk periode tahun 2013 – 2017.

GAMBAR 5.29
ANGKA KEMATIAN NEONATAL (AKN) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

14
12 13
12
10
8
8 7 6
6
4
2
0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 77


Seperti terlihat pada grafik jumlah kematian neonatal, AKN/1000 kelahiran hidup juga
memiliki trend naik turun, namun secara umum lebih cenderung menurun, bahkan pada
tahun 2017 telah mencapai angka 6. Ini artinya pada tahun 2017 dalam setiap 1000
kelahiran hidup terdapat 6 kematian neonatal. Bila dilihat garis trendnya (trendline), grafik
di atas nampaknya memiliki kecenderungan yang sama dengan jumlah kematian bayi yang
dilaporkan selama tahun 2013-2017, ini berarti dat relaitf konsisten dan sistem pencatatan
dan pelaporan kematian neonatal sudah semakin baik.

3. PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL

Neonatal adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 har, dimana tejadi
perubahan yang sangat besar dari kehidupan dalam rahim menjadi luar rahim. Bayi hingga
usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan
kesehatan paling tinggi. Pada usian yang rentan ini berbagai masalah kesehatan bisa
muncul. Tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan
dilakukan untuk mengendalikan resiko pada kelompok ini diantaranya dengan
mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas layanan
kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada
kunjungan bayi baru lahir.
Kunjungan neoanatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru
lahir (umur 6 jam -48 jam) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani
sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih diseluruh sarana pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan saat kunjungan neonatal adalah pemeriksaan sesuai
standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir
termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali pusat. Selain KN1, indikator yang
menggambarkan pelayanan kesehatan bagi kesehatan bayi adalah Kunjungan Neonatal
Lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir memperoleh pelayanan kunjungan
neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-71 hari dan 1 kali pada 8-
28 hari.

Berikut ini adalah gambar cakupan kunjungan Neonatal pertama (KN1) dan
Kunjungan Neonatal Lengkap dalam kurun waktu 5 tahun terakhir di Provinsi Sulawesi
Tenggara.

78 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.30
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) DAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
100,00 98,21
99,10

95,00 93,75
91,40
90,00 88,29 95,73
91,56 95,43
89,25
85,00 86,02

80,00

75,00
2013 2014 2015 2016 2017
KN1 KN-Lengkap
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir cakupan kunjungan neonatal peratama (KN1)
dan kunjungan neonatal lengkap dari tahun 2013 masing-masing mengalami trend naik
turun (fluktuatif). Meskipun demikian, jika diambil nilai rata-rata dan dibandingkan dengan
target rencana strategi Kemenkes RI tahun 2013 khusus untuk cakupan KN-Lengkap sudah
mencapai bahkan melebihi target Renstra yang sebesar 84%.
Berikut adalah cakupan KN1 menurut Kabupaten/Kota tahun 2017 di Sulawesi
Tenggara.

GAMBAR 5.31
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Buton Utara 74,73
Muna Barat Target Renstra : 2017= 90 % 93,69
Wakatobi 97,28
Kendari 97,38
Konawe 97,75
Provinsi 98,21
Konawe Kep 98,35
Baubau 98,79
Kolaka Timur 98,97
Buton Tengah 99,16
Kolaka Utara 99,44
Buton Selatan 99,71
Bombana 99,81
Konawe Selatan 100,00
Buton 100,00
Kolaka 100,07
Muna 100,33
Konawe Utara 104,05
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 79


Gambar di atas menunjukkan bahwa secara umum Sulawesi Tenggara sudah
melewati target dengan capaian sebesar 99.10%. Untuk tingkat Kabupaten/Kota, hanya 1
kabupaten yang belum mencapai standar Renstra yakni Kabupaten Buton Utara (74,73%).
Beberapa kabupaten yang telah mencapai lebih dari 100% disebabkan penentuan sasaran
dengan menggunakan angka proyeksi atau estimasi tidak selalu tepat sama dengan angka
riil di lapangan, dalam hal ini sasaran riil lebih besar dari sasaran proyeksi, sehingga
capaian program berada di atas 100%.
Cakupan KN1 di Kabupaten/Kota yang relatif tinggi ini diharapkan dapat menurunkan
angka kematian neonatal maupun kematian bayi di Sulawesi Tenggara, sekaligus
meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak dalam proses pertumbuhan
selanjutnya.
Indikator berikutnya yang menggambarkan pelayanan kesehatan bayi adalah
Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap). Cakupan KN Lengkap untuk Kabupaten/Kota
dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.32
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Buton Utara 74,23 Target Renstra : 2017=84%


Kolaka Timur 83,94
Konawe Kep 84,02
Muna Barat 93,19
Muna 95,36
Wakatobi 95,48
Provinsi 95,73
Kendari 96,10
Konawe Utara 96,73
Baubau 96,75
Konawe 96,88
Kolaka 97,54
Bombana 97,70
Konawe Selatan 98,75
Buton tengah 98,80
Kolaka Utara 99,27
Buton 99,42
Buton Selatan 99,47
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Cakupan KN lengkap tahun 2017, tercatat hanya 2 Kabupaten/Kota yang belum


mencapai target Renstra yakni Buton Utara dan Kolaka Timur, tetapi gap yang ada dengan
target renstra maupun kabupaten lain tidak terlalu jauh. Secara nasional cakupan
kunjungan neonatal lengkap Provinsi Sulawesi Tenggara sudah mencapai target yakni

80 V Kesehatan Keluarga
95,73%, hasil ini relatif sama dengan tahun sebelumnya, hal ini diyakini berpengaruh
terhadap jumlah kematian neonatal yang tiap tahun mengalami penurunan.

4. PELAYANAN KESEHATAN BAYI/BALITA

Pelayanan kesehatan bayi termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisa
menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanan
kesehatan pada bayi ditujukan pada usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan dan perawat), minimal 4 kali, yaitu pada hari
29 hari – 2 bulan, 3-5 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai standar di satu wilayah.
Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian Imunisasi Dasar
Lengkap, pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta
penyuluhan ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI dan lain-lain.
Berikut adalah gambar cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.

GAMBAR 5.33
PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Muna Barat 47,44


Konawe Kep 64,11
Kolaka Timur 65,75
Baubau 72,69
Buton Selatan 82,33
Bombana 82,51
Konawe Utara 88,23
Target Renstra : 2017= 90%
Buton Utara 90,23
Muna 90,43
Kolaka Utara 91,74
Provinsi 91,92
Kendari 99,78
Konawe Selatan 100,00
Kolaka 101,41
Buton Tengah 102,34
Buton 112,89
Konaw 117,72
Wakatobi 137,42
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Bila mengacu pada target renstra Pelayanan Kesehatan Bayi (90%), pada tahun 2017
di Sulawesi Tenggara hanya 7 kabupaten yang belum memenuhi target tersebut yakni
Muna Barat, Konawe Kepulauan, Kolaka Timur, Baubau, Buton Selatan, Bombana, dan

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 81


Konawe Utara. 10 kabupaten lainnya sudah mencapai target, termasuk capaian rata-rata
provinsi sebesar 91,92%, yang naik cukup signifikan dari tahun sebelumnya (78,22%).
Hasil ini menunjukan peningkatan kinerja pelayanan kesehatan terutama pelayanan
kesehatan anak dan bayi yang cukup menggembirakan, terutama jika dibandingkan
dengan capaian tahun 2016 di mana dari 17 Kabupaten/Kota, hanya 3 kabupaten yang
mencapai target, capaian ini juga sekaligus menunjukan kenaikan rata-rata kunjungan ke
posyandu tidak lagi hanya sampai pada bayi usia 9 bulan atau setelah pemberian imunisasi
campak.
Pelayanan kesehatan bayi salah satu tujuannya adalah menekan jumlah kematian
bayi. Tinggi rendahnya jumlah kematian bayi tidak bisa dilepaskan dari berhasil atau
tidaknya program Pelayanan Kesehatan Bayi. Berikut ini adalah jumlah kematian bayi
dalam kurun waktu lima tahun terakhir di Sulawesi Tenggara.

GAMBAR 5.34
JUMLAH KEMATIAN BAYI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

220 211
200

180 172
157 153 154
160

140

120

100
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah bayi mati di Sulawesi Tenggara secara
umum menunjukkan kecenderungan menurun, meskipun pada tahun terakhir sedikit lebih
banyak dibanding tahun sebelumnya, tapi tidak signifikan dan dapat dikatakan relatif tetap.
Jumlah bayi mati belum dapat menunjukan eskalasi masalah kesehatan bayi yang
sesungguhnya, untuk mengetahui besaran masalah, diperlukan perhitungan Angka
Kematian Bayi (AKB). AKB dapat memberikan gambaran masalah kesehatan bayi yang
sesungguhnya karena diperoleh melalui perbandingan dengan jumlah kelahiran tertentu
sehingga dapat lebih mewakili populasi. Berikut ini adalah trend Angka Kematian Bayi
(AKB) dalam 1.000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-2017.

82 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.35
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
8
7
7
6
5
5
4 3 3 3
3
2
1
0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA; 2017

Angka Kematian Bayi (AKB) pada 3 tahun terakhir cenderung tetap. AKB pada tahun
2017 adalah 3, yang berarti dalam setiap 1000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara ada
rata-rata 3 kematian bayi. Bila dibandingkan dengan grafik jumlah kematian bayi untuk
periode waktu yang sama (gambar 5.34), tampak bahwa grafik AKB di atas memiliki pola
kecenderungan yang sama, ini berarti sistem pencatatan dan pelaporan sudah berjalan
dengan baik. Sebaran Angka Kematian Bayi (AKB) menurut Kabupaten/Kota tahun 2017
dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.36
SEBARAN AKB MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 83


Setelah bayi, indikator utama berikutnya adalah kesehatan balita. Indikator terhadap
pelayanan kesehatan terhadap balita dapat dilihat antara lain dari jumlah kematian balita
maupun Angka Kematian Balita (AKABA) dalam kurun waktu tertentu. Gambaran kematian
balita 5 tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.37
JUMLAH KEMATIAN BALITA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017
310 308
290
270 270
257
250 241
233
230
210
190
170
150
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Jumlah kematian balita selama periode tahun 2013-2015 tampak menurun tetapi
pada periode 2015-2017 kembali meningkat. Untuk memberikan gambaran situasi, jumlah
kematian tersebut biasanya dikonversi ke dalam Angka Kematian Balita (AKABA). Berikut
ini adalah estimasi AKABA untuk tiap 1.000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir.

GAMBAR 5.38
ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 – 2017
12
10
10 9
8
6 5 5 5
4
2
0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

84 V Kesehatan Keluarga
Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 kelahiran hidup selama periode 2013-2017
cenderung mengalami penurunan, namun dalam 3 tahun terakhir AKABA relatif tetap,
berkisar pada 5 balita per 1000 kelahiran hidup, ini berarti untuk setiap 1000 kelahiran
hidup terdapat 5 kematian balita. Grafik estimasi AKABA ini bila dikomparasi dengan grafik
jumlah kematian balita yang dilaporkan pada periode yang sama (gambar 5.36) memiliki
pola kecenderungan yang sedikit berbeda, ini karena kenaikan jumlah kematian yang
terjadi tidak cukup signifikan untuk mempengaruhi AKABA. Bila dibandingkan dengan
target MDG’s 2017 untuk AKABA maksimal sebesar 32 per 1000 KH (angka nasional) maka
di Sulawesi Tenggara sudah mencapai target.

Data dibawah ini menggambarkan sebaran kasus kematian balita di Kabupaten/Kota


yang terjadi pada tahun 2017.

GAMBAR 5.39
ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Angka kematian balita di 2 kabupaten yaitu Buton Utara dan Muna Barat masih relatif
tinggi dengan AKABA di atas 20, untuk Buton Utara bahkan berada di ambang batas target
MDG’s dengan AKABA 32 per 1000 KH.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 85


5. CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Menyusui sejak dini mempunyai dampak positif baik bagi ibu maupun bayinya, bagi
bayi kehangatan saat menyusu menurunkan resiko kematian karena hypothermia
(kedinginan), selain itu juga, bayi memperoleh bakteri tak berbahaya dari ibu,
menjadikannya lebih kebal dari bakteri lain di lingkungan. Dengan kontak pertama, bayi
memperoleh kolostrum, yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan manfaat
bagi ibu adalah menyusui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses
menyusui akan merangsang kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca
melahirkan.

Hasil Riskesdas menggambarkan bahwa persentase proses mulai mendapat ASI


kurang dari satu jam pada anak umur 0-23 bulan di Provinsi Sulawesi Tenggara tertinggi di
Kota Baubau sebesar 73,2% dan terendah di Wakatobi sebesar 16,3%.

GAMBAR 5.40
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

60,00
55,00
50,00 54,15 55,56
45,00 46,63
40,00
35,00
30,00 34,19 32,90
25,00
20,00
15,00
10,00
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Sulawesi Tenggara cenderung
fluktuatif, peningkatan signifikan dilaporkan pada tahun 2015 dengan cakupan 54,15 %,
atau naik sebesar 21,25 % dari tahun sebelumnya, namun di tahun 2017 kembali turun
menjadi 46,63%. Capaian yang fluktuatif mengindikasikan belum bakunya program
peningkatan cakupan ASI Ekslusif yang dilakukan oleh program teknis terkait.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya cakupan ASI eksklusif antara lain
kebiasaan atau budaya masyarakat setempat yang cenderung menyapih terlalu dini
dengan beragam alasan, belum maksimalnya kegiatan sosialisasi dan advokasi terkait
pemberian ASI, belum semua rumah sakit melaksanakan 10 langkah menuju keberhasilan
menyusui, kurangnya kepedulian tenaga kesehatan untuk berpihak pada pemenuhan hak
bayi untuk mendapat ASI, tenaga konselor ASI yang masih kurang, maupun karena
pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap dari fasilitas kesehatan.

86 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.41
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI 0-6 BULAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Muna 5,41
Konawe Kep 25,07
Buton Tengah 33,44
Kolaka Timur 41,74
Wakatobi 43,15
Muna Barat 43,15
Baubau 51,16
Buton Selatan 51,86
Provinsi 55,56
Buton 59,76
Kolaka 61,10
Buton Utara 61,66
Konawe Selatan 61,87
Bombana 66,39
Konawe 66,67
Kolaka Utara 67,62
Konawe Utara 70,05
Kendari 80,43
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Provinsi Sulawesi
Tenggara baru mencapai 55,56% dan belum mencapai target (85%). Meski naik dari tahun
sebelumnya tapi tidak signifikan, dan masih jauh dibandingkan dengan target nasional.
Tercatat hanya Kota Kendari yang mendekati target tersebut dengan capaian 80,43%. Jika
dihubungkan dengan cakupan K4 dan persalinan oleh nakes, hasil tersebut tampaknya
belum memiliki korelasi positif, baik daerah maupun capaiannya.

6. CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A BALITA

Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan
banyak mengalami kekurangan vitamin A. Pencegahan kekurangan vitamin A dilakukan
melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan Balita yang diberikan
sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1
kali.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna
untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang
menderita kurang vitamin A, lebih mudah terserang campak, diare atau penyakit infeksi
lain, dan pada tingkat lanjut dapat mengakibatkan kematian.
Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama dapat mengkibatkan terjadinya
gangguan pada mata dan bila tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan
kebutaan. Cakupan pemberian vitamin A di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 – 2017
ditunjukkan pada gambar berikut.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 87


GAMBAR 5.42
CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
85,00

80,00
80,24
75,00 78,39 76,66
74,20 72,98
70,00

65,00

60,00
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017

Seperti yang ditunjukan gambar di atas, secara umum cakupan pemberian kapsul
vitamin A dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2017
mengalami penurunan, hal ini bisa disebabkan oleh 2 hal; penetapan sasaran yang tidak
akurat, atau kinerja program yang tidak optimal. Berikut ini adalah distribusi cakupan
pemberian Kapsul Vitamin A menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017.

GAMBAR 5.43
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Kolaka Timur 43,12


Konawe Kep 54,52
Konawe Selatan 60,29
Bombana 64,71
Baubau 68,21
Buton Tengah 69,02
Kolaka Utara 70,24
Muna Barat 76,37
Provinsi 76,66
Muna 77,43
Konawe Utara 77,94
Kendari 83,51
Kolaka 84,64
Buton Utara 85,82
Buton Selatan 89,31
Konawe 90,83
Wakatobi 95,63
Buton 203,83
0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017

88 V Kesehatan Keluarga
Hasil distribusi kapsul vitamin A tahun 2017 di Sulawesi Tenggara masih cukup baik,
dengan 7 Kabupaten/Kota mencapai hasil di atas 80%. Rata-rata provinsi sendiri mencapai
76,66%, lebih rendah 4% dibanding rata-rata tahun sebelumnya. Kabupaten Buton
mencapai hasil yang sangat tinggi yaitu 203%, hasil ini dimungkinkan karena penetapan
sasaran yang tidak akurat dan jauh lebih rendah dari sasaran riil atau
pencatatan/pelaporan yang kurang cermat. Secara umum cakupan Vitamin A di Sulawesi
Tenggara relatif baik namun masih di bawah target. Ada beberapa faktor yang bisa
menjadi penyebab antara lain kurang atau masih rendahnya kegiatan sweeping Vitamin A,
atau kurangnya sosialisasi tentang pemberian kaspsul Vitamin A kepada masyarakat.

7. IMUNISASI

Program Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk


terhadap penyakit tertentu yang diberikan pada populasi yang dianggap rentan terjangkit
penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, Wanita usia Subur dan ibu hamil.
UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana >80% dari jumlah bayi (0-11)
bulan yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Pencapaian
Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan cakupan imunisasi secara
lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah
tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan
masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I).
Berikut adalah gambaran desa/kelurahan UCI Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
s.d 2017 ditunjukkan pada gambar 5.41.

GAMBAR 5.44
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

90,00
85,00
80,00 85,37 82,87 85,92
82,38
75,00
70,00
65,00
60,00 60,59
55,00
50,00
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2017

Cakupan desa UCI selama 5 tahun terakhir masih berfluktuatif, meskipun secara
umum meningkat dari 60,59% di tahun 2013 menjadi 85,92% pada tahun 2017, atau naik

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 89


kurang lebih 3% dibanding tahun sebelumnya. Hasil ini dapat dikatakan cukup baik,
namun masih perlu terus ditingkatkan agar dapat mencakup selurh desa/kelurahan di
Sulawesi Tenggara.
Distribusi cakupan desa/kelurahan UCI menurut menurut Kabupaten/Kota Tahun
2017 dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.45
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Buton Selatan 62,86


Bombana 72,03
Konawe 81,28
Muna Barat 84,88
Konawe Utara 85,29
Provinsi 85,92
Wakatobi 86,00
Kolaka 86,67
Buton Utara 87,91
Konawe Selatan 88,09
Baubau 88,37
Kolaka Utara 89,47
Muna 89,47
Konawe Kep 89,58
Kolaka Timur 90,98
Buton Tengah Target Renstra : 2017= 95% 92,21
Buton 95,79
Kendari 98,46
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2017

Berdasarkan target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2017, persentase desa


UCI Sulawesi Tenggara belum mencapai target dimaksud karena baru mencapai 85,92%,
lebih tinggi dari capaian tahun 2016 sebesar 82,87%. Meskipun secara rata-rata provinsi
belum mencapai target, tapi setidaknya ada 2 kabupaten yang telah mencapai target yaitu
Kabupaten Buton dan Kota Kendari. Rendahnya cakupan Desa/Kelurahan UCI disebabkan
sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap dari puskemas, kondisi wilayah yang
sulit sehingga pada kondisi tertentu ada sebagian bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar
lengkap, faktor lainnya adalah keyakinan tertentu dan budaya setempat yang skeptis
terhadap program imunisasi pada bayi.

90 V Kesehatan Keluarga
a. Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi

Setiap bayi wajib mendapatkan lima Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) yang terdiri dari:
1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B dan 1 dosis campak. Dari ke
lima imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan imunisasi yang
mendapat perhatian serius dari pemerintah, karena di Sulawesi Tenggara campak
merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi KLB dan menjadi penyebab kematian
balita.

GAMBAR 5.46
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Buton Selatan 65,60


Target Renstra : 2017= 90%
Bombana 72,30
Buton Utara 76,17
Konawe Selatan 78,51
Wakatobi 79,35
Kolaka Timur 83,03
Konawe Utara 86,12
Konawe 86,97
Baubau 88,49
Provinsi 90,82
MunaBarat 93,74
Kolaka Utara 95,48
Konawe Kep 96,16
Muna 97,55
Kolaka 99,52
Kendari 115,24
Buton 118,01
Buton Tengah 118,18
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2017

Rata-rata cakupan imunisasi campak Sulawesi Tenggara mencapai 90,82%,


meningkat tidak signifikan dibanding tahun lalu (90,31%), angka ini sudah mencapai target
yang ditetapkan yakni 90%. Untuk tingkat kabupaten, tercatat masih ada 9 kabupaten
yang belum mencapai target, dengan capaian terendah dilaporkan oleh Buton Selatan yang
hanya mencapai 65,60%. Rendahnya cakupan imunisasi campak di beberapa kabupaten
tersebut disebabkan pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap, sosialisasi dan advokasi
yang kurang optimal, serta tidak optimalnya peran lintas sektor.
Selain imunisasi campak, bayi juga wajib diberikan imunisasi lainnya yang dikenal
dengan Imunisasi Dasar Lengkap. Berikut adalah gambar cakupan Imunisasi Dasar
Lengkap (IDL) pada bayi menurut Kabupaten/Kota tahun 2017.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 91


GAMBAR 5.47
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Buton Selatan 63,60
Target Renstra : 2017= 90%
Buton Utara 70,44
Bombana 70,62
Konawe Selatan 76,66
Wakatobi 78,68
Konawe 85,30
Kolaka Timur 86,27
Provinsi 86,57
Konawe Kep 86,71
Baubau 86,84
Konawe Utara 87,71
Kendari 92,49
Kolaka Utara 93,72
Muna Barat 93,74
Muna 95,14
Kolaka 99,52
Buton 115,90
Buton Tengah 118,18
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2017

Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Silawesi Tenggara tahun 2017 sebesar
86,57%, meningkat 1% dibanding tahun sebelumnya yang hanya 85,47%, meskipun
masih di bawah target (90%), namun sebagian Kabupaten/Kota telah mencapai bahkan
melampaui target.

8. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA

Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang diberikan pada anak yang berada pada
kisaran umur 12 sampai dengan 59 bulan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan
memperoleh :
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun (Penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi badan minimal 8 kali dalam setahun)
2. Pemberian Vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari dan
Agustus
3. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita minimal 2 kali
dalam setahun
4. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS)
Capaian indikator pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2017 Provinsi
Sulawesi Tenggara mencapai 91,92%, meningkat kurang lebih 26% dibanding tahun lalu,
hasil ini dapat dikatakan sangat baik. Ini berarti pula target Renstra Kementerian

92 V Kesehatan Keluarga
Kesehatan yang sebesar 85% telah dipenuhi. Distribusi pelayanan berdasarkan
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar 5.45.

GAMBAR 5.48
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Muna Barat 47,44
Konawe Kep 64,11 Target Renstra : 2017= 85%
Kolaka Timur 65,75
Baubau 72,69
Buton Selatan 82,33
Bombana 82,51
Konawe Utara 88,23
Buton Utara 90,23
Muna 90,43
Kolaka Utara 91,74
Provinsi 91,92
Kendari 99,78
Konawe Selatan 100,00
Kolaka 101,41
Buton Tengah 102,34
Buton 112,89
Konawe 117,72
Wakatobi 137,42
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2017

Data menunjukkan bahwa 12 dari 17 Kabupaten/Kota telah mencapai target renstra.


7 kabupaten diantaranya bahkan mencapai hasil 100%. Jika dikomparasi dengan cakupan
vitamin A, sebagian besar Kabupaten/Kota sudah memiliki kesesuaian dengan cakupan
yankes anak balita. Hasil ini patut diapresiasi karena salah satu kriteria yang wajib
dipenuhi dalam Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah pemberian Vitamin A dua kali
dalam setahun, sehingga dalam penentuan cakupan yankes anak balita maksimal sama
atau tidak berada di atas cakupan vitamin A.
Secara umum hasil di atas dapat dikategorikan sangat baik, beberapa faktor
pendukungnya antara lain pelayanan kesehatan anak balita sudah menjadi prioritas bagi
program kesehatan anak, petugas yang semakin proaktif dalam memberikan pelayanan
kesehatan terhadap anak balita, dan telah dapat mencakup sebagian besar masyarakat
yang berada di Sulawesi Tenggara. Kesadaran dan partisipasi orang tua balita juga
berperan penting agar tetap rutin berkunjung ke failitas pelayanan kesehatan, dan tidak
berkurang minatnya untuk datang ke posyandu setelah putra-putrinya mendapat imunisasi
lengkap dan kapsul vitamin A.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 93


9. PELAYANAN KESEHATAN PADA SISWA SD DAN SETINGKAT

Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program
kesehatan. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat
kelas 1 melalui penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas 1.
Kegiatan Penjaringan kesehatan dimaksud terdiri dari :
- Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambur, kulit dan kuku)
- Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri
- Pemeriksaan ketajaman indra (penglihatan dan pendengaran)
- Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
- Pemeriksaan Laboratorium untuk anemia dan kecacingan
- Pengukuran kebugaran jasmani
- Deteksi Dini masalah mental emosional
Penjaringan kesehatan dinilai dengan menghitung persentase SD/MI yang melakukan
penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD/MI yang menjadi sasaran penjaringan.
Cakupan penjaringan kesehatan Siswa SD dan setingkat di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2017 mencapai 95,12%, naik 1% dibanding tahun sebelumnya. Hasil ini
dapat dikatakan cukup baik karena telah mencapai target renstra kementerian kesehatan
tahun 2017. Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) bagi siswa SD/MI menurut
Kabupaten/Kota tahun 2017 dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.49
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Wakatobi 0,00
Konawe 0,00
Muna 81,22
Buton 86,29
Buton Utara 89,61
Kolaka 94,58
Provinsi 95,12
Konawe Selatan 99,42
Baubau 100,00
Kendari 100,00
Buton Selatan 100,00
Buton Tengah 100,00
Muna Barat 100,00
Konawe Kep 100,00
Kolaka Timur 100,00
Konawe Utara 100,00
Kolaka Utara 100,00
Bombana 100,00
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017

94 V Kesehatan Keluarga
C. STATUS GIZI

1. STATUS GIZI PADA BALITA

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai dalam pencapaian MDG’s adalah status
kesehatan Balita. Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan
tingg badan (TB)
Menurut Riskesdas 2013 status gizi balita dikategorikan dalam hal ; Gizi buruk, gizi
kurang, gizi baik, gizi lebih, sangat pendek, pendek, normal, sangat kurus, kurus, normal
dan gemuk. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 nilai tertinggi gizi baik Provinsi Sulawesi
Tenggara sebesar 72,2%, gizi kurang sebesar 15,9%, gizi buruk 8,0% dan gizi lebih
sebesar 3,9%. Gizi baik tertinggi terdapat di Kabupaten Wakatobi yakni sebesar 94,40%
dan terendah di Buton sebesar 64,1%. Gizi kurang tertinggi ditemukan di Muna sebesar
20,4% dan terendah di Wakatobi sebesar 3,9%. Gizi Buruk tertinggi terdapat di Buton
yakni sebesar 14,7% dan terendah di Wakatobi yakni hanya mencapai 0,2%. Gambar
berikut ini adalah jumlah kasus Gizi Buruk Provinsi Sulawesi Tenggara dalam 5 tahun
terakhir.

GAMBAR 5.50
JUMLAH KASUS GIZI BURUK PADA BALITA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
350
333
330
310
290 250 279
270
245 220
250
230
210
190
170
150
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017

Secara umum jumlah kasus gizi buruk di provinsi Sulawesi Tenggara dalam 5 tahun
terakhir mengalami penurunan, jika tahun 2013 ditemukan 333 kasus, maka pada tahun
2017 turun menjadi 220 kasus. Penurunan secara umum kasus gizi buruk ini disebabkan
karena kegiatan sweeping/pelacakan dan penanganan terhadap kasus gizi buruk semakin
baik dari tahun ke tahun, melalui peningkatan kapasitas petugas pelaksana Pemantauan
Status Gizi (PSG), sosialisasi dan advokasi gerakan nasional sadar gizi yang tiap tahun
dilaksanakan baik di sarana fasilitas kesehatan (puskesmas, polindes dan posyandu), juga
di institusi pendidikan (SD/MI, SMP dan SMA).

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 95


GAMBAR 5.51
SEBARAN KASUS GIZI BURUK PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017

Gambar di atas menunjukkan tidak ada wilayah di Sulawesi Tenggara yang bebas
dari kasus gizi buruk, bahkan rata-rata berada di atas 10 kasus gizi buruk, dengan
Kabupaten Bombana, Muna dan Buton memiliki jumlah kasus tertinggi (rincian jumlah
kasus yang ditemukan di Kabupaten/Kota secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 48
profil ini). Dalam upaya penanganan gizi buruk, program gizi memiliki kriteria bahwa 1
kasus gizi buruk di suatu daerah sudah dapat dikategorikan ke dalam Kejadian Luar Biasa
(KLB) Gizi Buruk. Mengacu pada kriteria ini, maka pada tahun 2017 di seluruh wilayah
Sulawesi Tenggara telah mengalami KLB gizi. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
munculnya kasus gizi buruk, namun secara umum disebabkan oleh kondisi ekonomi dan
daya beli yang rendah, sebab lain adalah akses ke pelayanan kesehatan terutama
kunjungan ke posyandu sangat rendah, faktor pengetahuan orang tua, pola asuh/pola
makan dan sosial budaya setempat juga ikut berpengaruh. Sebagai catatan bahwa semua
kasus gizi buruk yang ditemukan telah mendapat penanganan.

96 V Kesehatan Keluarga
2. CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU (D/S)

Cakupan penimbangan Balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan


dengan cakupan pelayanan gizi pada Balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya
imunisasi serta penanganan prevalnsi gizi kurang pada balita. Semakin tinggi D/S
seyogyanya semakin tinggi pula cakupan Vitamin A, semakin tinggi imunisasi dan diharapkan
semakin rendah prevalensi gizi kurang.

Berdasarkan profil Kabupaten/Kota tahun 2017 dari jumlah Balita yang dilaporkan
sebanyak 271.372 orang terdapat 195.266 balita yang ditimbang (71.95%) dengan capaian
tertinggi di Wakatobi sebesar 89,83% dan yang terendah di Kolaka Timur hanya mencapai
48.36%, hasil ini relatif sama dengan tahun sebelumnya.
Indikator D/S menggambarkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
perbaikan gizi melalui kegiatan pemantauan pertumbuhan di Posyandu. Berdasarkan hasil
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota menjelaskan bahwa pencapaian indikator ini dari tahun
2013 – 2017 dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.52
CAKUPAN PENIMBANGAN PADA BALITA DI POSYANDU (D/S)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017

74
71,95
72 70,91 71,06
70,03
70
68
64,47
66
64
62
60
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017

Trend cakupan penimbangan balita (D/S) di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir tampak mengalami fluktuasi namun memiliki kecenderungan
meningkat, dari tahun 2013 cakupan D/S bisa mencapai 64,47%, dan pada tahun 2017
telah mencapai 71.95%. Dari trend grafik yang ada dapat disimpulkan bahwa belum ada
upaya atau terobosan baru untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita di wilayah
masing-masing, sehingga hasil cakupan pertahunnya hanya menunjukan peningkatan yang
tidak cukup signifikan.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 97


GAMBAR 5.53
CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA (D/S) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Kolaka Timur 46,75


Kota Baubau 54,39
Konawe Selatan 58,42
Bombana 64,07
Buton Utara 68,40
Konawe Utara 71,33
Buton Tengah 71,86
Buton 73,09
Provinsi 73,18
Muna Barat 73,44
Konawe Kep 79,22
Kolaka Utara 79,54
Konawe 80,79
Buton Selatan 82,16
Muna 84,05
Kota Kendari 84,47
Kolaka 86,75
Wakatobi 101,59
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017

Rata-rata cakupan D/S Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 73,18%, sedikit di atas
cakupan tahun lalu yang sebesar 71,95%, capaian ini masih di bawah target, 2 kabupaten
yang sudah berhasil mencapai target yaitu Kabupaten Kolaka dan Wakatobi. Ke depan
diharapkan cakupan penimbangan balita dapat terus ditingkatkan, terutama di daerah-
daerah dengan cakupan penimbangan yang rendah, untuk itu revitalisasi posyandu dan
pemanfaatan dana BOK dapat lebih dioptimalkan.

98 V Kesehatan Keluarga
PENGENDALIAN PENYAKIT
&
KESEHATAN LINGKUNGAN

6
6 PENGENDALIAN PENYAKIT
&
KESEHATAN LINGKUNGAN

Bab 6 berisi pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan. Data mengenai


pengendalian penyakit terdiri atas penyakit menular dan penyakit tidakmenular, sedangkan
kesehatan lingkungan terdiri atas air minum yang layak, STBM, dan PHBS. Situasi penyakit
dan kondisi kesehatan lingkungan merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu
masyarakat.

A. PENGENDALIAN PENYAKIT

Selain membahas pengendalian penyakit yang menjadi prioritas pembangunan


kesehatan, pada sub bab ini juga dibahas mengenai penyakit yang belum dapat dieliminasi di
Sulawesi Tenggara.

1. PENYAKIT MENULAR

a. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis, lebih dikenal sebagai TBC, merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang
yang telah terinfeksi basil tuberkulosis.
Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan case
notification rate (CNR) dan prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada
suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian
akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).

1. Kasus Baru BTA Positif


Pada tahun 2017 di Sulawesi Tenggara ditemukan 2.587 kasus baru BTA positif
(BTA+), menurun dibandingkan tahun 2016 dengan 3.105 kasus. Tidak seperti trend yang
terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, penemuan kasus baru tertinggi yang dilaporkan pada
tahun 2017 berasal dari 4 kabupaten yaitu Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Kolaka, Baubau,
dan Bombana. Jumlah kasus baru di empat kabupaten tersebut mencapai ˃50% dari
keseluruhan kasus baru BTA+ di Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan jenis kelamin, seperti tahun sebelumnya, rata-rata kasus baru BTA+ pada
laki-laki lebih tinggi daripada perempuan dengan 59% berbanding 41%. Proporsi tersebut
terjadi di hampir semua kabupaten.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 99


Dalam kasus TB anak, khususnya pada kelompok umur 0-14 tahun, jumlah kasus yang
ditemukan di Sulawesi Tenggara sebesar 2,14% dari seluruh kasus TB (tahun 2016; 0,79%),
meskipun proporsi tersebut tampak kecil, tapi masih berada di atas proporsi nasional tahun
2017 yang hanya sebesar 0,7%, namun demikian trendnya makin mendekati angka nasional.
Jumlah seluruh kasus baru BTA di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 6.1.

GAMBAR 6.1.
JUMLAH KASUS BARU BTA+ MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Muna 9
Konawe Kep 44
Buton Utara 48
Buton Selatan 59
Wakatobi 63
Konawe Utara 73
Muna Barat 90
Kolaka Timur 95
Kolaka Utara 116
Buton Tengah 124
Buton 131
Konawe Selatan 176
Bombana 212
Baubau 228
Kolaka 237
Konawe 337
Kendari 545
0 100 200 300 400 500 600

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah kasus baru BTA+ tertinggi rata-rata terjadi
di kabupaten/kota yang berpenduduk besar, ini menunjukan bahwa kejadian kasus baru BTA+
di Sulawesi Tenggara tidak merujuk pada karakteristik wilayah tertentu, tapi lebih kepada
besar kecilnya jumlah penduduk, ini berarti pula bahwa proporsi kasus BTA+ di masyarakat
relatif merata di semua kabupaten/kota.

2. Proporsi Pasien Baru BTA Positif Dari Semua Kasus TB

Proporsi pasien baru BTA+ dari semua kasus Tb menggambarkan prioritas penemuan
pasien Tb yang menular di antara seluruh pasien Tb paru yang diobati. Dalam usaha
mengeliminir kasus Tb paru, angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%. Apabila
proporsi pasien baru BTA+ di bawah 65% maka hal itu menunjukan mutu diagnosis yang
rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasien
BTA+).

100 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


Proporsi pasien baru BTA+ dari seluruh kasus Tb di Sulawesi Tenggara dari tahun ke
tahun sudah cukup baik. Pada tahun 2015 proporsi Sulawesi Tenggara sudah mencapai 89%,
tahun 2016 mencapai 79,55%, dan tahun 2017 capaian rata-rata dari kabupaten/kota
menurun menjadi 72,06%. Meskipun mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir, secara
umum hasil tersebut masih cukup baik karena masih berada di atas target minimal nasional
yang ditetapkan sebesar 65%. Proporsi pasien baru BTA+ menurut kabupaten/kota
selengkapnya dapat dilihat pada gambar 6.2.

GAMBAR 6.2
PROPORSI BTA+ DARI SELURUH KASUS TB PARU MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Buton Selatan 52,21


Kolaka Utara 62,70
Konawe Selatan 63,54
Wakatobi Target 64,95
Minimal
Buton 65% 65,50
Kolaka 65,83
Kolaka Timur 66,43
Buton Utara 68,57
Muna 69,23
Baubau 70,37
Provinsi 72,06
Konawe 75,56
Kendari 77,30
Muna Barat 77,59
Bombana 77,66
Konawe Kep 83,02
Buton Tengah 90,51
Konawe Utara 93,59
0,00 65,00 130,00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Gambar 6.2 menunjukan bahwa rata-rata proporsi kasus baru BTA+ di Sulawesi
Tenggara sudah melampaui target minimal (di atas 65%), namun demikian bila dilihat per
kabupaten/kota, masih ada 4 kabupaten/kota yang capaiannya di bawah target nasional yaitu
Kabupaten Buton Selatan, Kolaka Utara, Konawe Selatan dan Wakatobi.

3. Angka Notifikasi Kasus/Case Notification Rate (CNR)

Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang
ditemukan dan tercatat di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini bila
disusun dalam bentuk serial akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari
tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka ini berguna untuk menggambarkan

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 101


kecenderungan/trend meningkat, tetap, atau menurunnya penemuan kasus pada wilayah
tersebut.
Angka notifikasi kasus baru Tb paru BTA+ dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
ditampilkan pada gambar 6.3. Untuk tahun 2017 angka notifikasi kasus BTA+ di Sulawesi
Tenggara sebesar 98 per 100.000 penduduk.

GAMBAR 6.3
ANGKA NOTIFIKASI KASUS (CNR) BTA+ PER 100.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

210
203,93
190

170

150 157,59

130
132,38
110 119,8
98,09
90
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Sejak tahun 2013 trend CNR Provinsi Sulawesi tampak terus menurun. CNR tertinggi
terjadi pada tahun 2013 adalah 204 per 100.000 penduduk. Berdasarkan kabupaten, CNR
tertinggi dicapai oleh Kota Kendari sebesar 152/100.000 penduduk, dan yang terendah
terdapat di Muna sebesar 4/100.000 penduduk. Pencapaian CNR ini tidak selalu berbanding
lurus dengan kasus baru BTA+ pada masing-masing kabupaten/kota, hal ini disebabkan oleh
perbedaan jumlah penduduk yang cukup besar antar kabupaten/kota.

4. Angka Kesembuhan dan Keberhasilan Pengobatan

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit TB setelah penemuan
kasus adalah dengan pengobatan. Tentu saja diharapkan semua kasus baru maupun lama
yang ditemukan dapat diberikan intervensi berupa pengobatan yang komprehensif. Indikator
yang digunakan dalam evaluasi pengobatan adalah angka keberhasilan pengobatan (succes
rate). Angka keberhasilan pengobatan ini berasal dari angka kesembuhan dan angka
pengobatan lengkap.
Oleh programmer TB, telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan angka
kesembuhan maupun keberhasilan pengobatan. Adapun perkembangan angka kesembuhan
dan keberhasilan pengobatan TB BTA+ di Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 5 tahun
terakhir (2013-2017) ditampilkan pada gambar 6.4 berikut.

102 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


GAMBAR 6.4
ANGKA KESEMBUHAN DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB BTA+
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 – 2017

95,00

90,00 92,29
91,61 93,85
87,15 88,40
85,00

80,00 83,25 81,56 81,85


83,32
79,64
75,00

70,00
2013 2014 2015 2016 2017

Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) Angka Kesembuhan (Cure Rate)

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Jika pada tahun 2016 angka keberhasilan pengobatan Sulawesi Tenggara mencapai
88,40%, maka pada tahun 2017 cakupan tersebut naik menjadi 93,85%. Kementerian
Kesehatan menetapkan target Renstra untuk angka keberhasilan pengobatan tahun 2016
sebesar 87%, angka nasional sendiri pada tahun 2016 telah mencapai 90,5%, sementara
WHO menetapkan angka keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Dengan demikian pada
tahun 2017 Sulawesi Tenggara telah mencapai standar target Renstra baik Kemenkes
maupun WHO. Data lebih lengkap dan terinci mengenai Tuberkulosis di Sulawesi Tenggara
dapat dilihat pada lampiran 7-9 buku profil ini.

b. HIV/AIDS & Syphilis

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi human


immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai pengidap
HIV positif. Jumlah pengidap HIV positif dapat diketahui dengan 3 metode, yaitu layanan
Voluntary, Counseling and Testing (VCT), Zero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan
Perilaku (STBP).

1. Jumlah Kasus HIV Positif dan AIDS


Kejadian kasus HIV+ dan AIDS di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan, baik jumlah maupun wilayah penyebarannya, meskipun berbagai
upaya preventif dan promotif telah dilakukan. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari perkembangan

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 103


ekonomi dan sosial di Sulawesi Tenggara yang mempengaruhi gaya hidup dan perilaku
beresiko tinggi. Upaya preventif dan promotif yang dilakukan juga belum optimal sehingga
banyak masyarakat yang belum mengetahui data dan fakta yang sesungguhnya mengenai
penyebaran kasus HIV dan AIDS di Sulawesi Tenggara, meskipun mayoritas masyarakat tahu
resiko dan bahaya perilaku yang beresiko tinggi tertular HIV dan AIDS. Perkembangan kasus
HIV+ dan AIDS dalam periode 2013-2017 ditunjukan pada gambar 6.5.

GAMBAR 6.5
PERKEMBANGAN JUMLAH KASUS HIV+ & AIDS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

140 AIDS HIV

120 126 126 126


120
100

80

60 60 76
59 64

51 47
40

20
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Secara umum, temuan kasus HIV+ dan AIDS di Sulawesi Tenggara menunjukkan
trend yang sangat mengkhawatirkan, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus
keseluruhan telah meningkat hampir 2 kali lipat. Bila pada kasus AIDS terjadi lonjakan kasus
yang signifikan, pada kasus HIV, trendnya dari tahun ke tahun lebih konstan dibandingkan
dengan kasus AIDS. Peningkatan jumlah kasus tersebut disebabkan oleh dua faktor, pertama
jumlah kasus yang terus bertambah akibat penularan atau masuknya penderita dari daerah
lain ke Sulawesi Tenggara, atau yang kedua, pelacakan kasus yang semakin baik sehingga
lebih banyak penderita yang terdeteksi, atau kombinasi dari keduanya. Khusus untuk kasus
HIV, angka yang dilaporkan pada tahun 2017 tampak menunjukkan penurunan dibanding
tahun sebelumnya, beberapa faktor dapat melatarbelakangi capaian ini; antara lain
kemungkinan keberhasilan upaya preventif yang terus dilakukan oleh instansi terkait, dalam
hal ini Dinas Kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), dan unit lintas sektor lainnya
melalui promosi, sosialisasi, maupun penyuluhan tentang HIV/AIDS. Faktor lainnya adalah
sebagian pengidap HIV telah bergeser statusnya menjadi pengidap AIDS.

Satu hal yang patut diwaspadai dari situasi ini adalah fenomena gunung es yang
selalu menyertai data penyakit seperti ini, di mana jumlah kasus dan penderita sesungguhnya
jauh lebih besar dari yang tercatat atau terlaporkan, apabila fenomena ini terjadi di Sulawesi

104 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


Tenggara, maka penyebaran HIV/AIDS sudah berada pada kondisi yang cukupt
mengkhawatirkan.

2. Sebaran Kasus AIDS

a) Menurut Wilayah
Kasus AIDS di Sulawesi Tenggara telah menyebar hampir diseluruh kabupaten/kota,
tepatnya 14 kabupaten kota melaporkan adanya penemuan kasus AIDS, praktis saat ini hanya
3 kabupaten yang bebas kasus AIDS, yaitu Kabupaten Konawe Utara, Konawe Kepulauan dan
Muna Barat. Jumlah kasus tertinggi ditemukan di 2 wilayah kota yaitu Kota Kendari dan Kota
Baubau. Dua daerah tersebut memiliki kasus AIDS yang tinggi disebabkan oleh statusnya
sebagai wilayah kota yang menjadi pusat hiburan dan bisnis di Sulawesi Tenggara, selain itu
secara geografis, kedua daerah tersebut merupakan kota pelabuhan yang merupakan daerah
transit yang menghubungkan kawasan Indonesia tengah dan Indonesia timur. Faktor lain
adalah kedua daerah tersebut memiliki fasilitas pemeriksaan yang cukup memadai sehingga
lebih memungkinkan untuk penemuan kasus. Sebaran kasus AIDS di wilayah Sulawesi
Tenggara dapat dilihat pada gambar 6.6.

GAMBAR 6.6
PETA SEBARAN KASUS AIDS MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

>50

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 105


Di samping 2 wilayah kota, daerah lain yang masuk ke dalam zona ‘merah’ adalah 2
daerah kepulauan yakni Kabupaten Buton dan Kabupaten Muna. Kedua kabupaten ini memiliki
jumlah penduduk yang relatif besar. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kasus
AIDS di kedua kabupaten ini adalah karakteristik sebagian penduduknya yang gemar
merantau dan bekerja di daerah lain, baik di luar kabupaten, luar provinsi, bahkan ke luar
negeri (sebagai TKI/TKW). Sehingga sering terjadi para perantau tersebut tertular AIDS di
perantauannya dan ketika pulang ke daerah asalnya dengan tidak menyadari bahwa dirinya
telah tertular HIV/AIDS, tanpa sadar telah menularkan AIDS kepada keluarganya terutama
istri/suaminya masing-masing.
Gambar 6.6 menunjukan bahwa kasus AIDS telah menyebar hampir ke semua daerah
(82% wilayah kab/kota)) di Sulawesi Tenggara, ini menjadi alarm bagi pemangku kebijakan
untuk segera mengambil langkah-langkah konkrit dalam upaya penanggulangan dan
pencegahan kasus AIDS agar tidak semakin menyebar luas. Dinas Kesehatan sendiri, baik
provinsi maupun kabupaten/kota, bersama-sama dengan stake holder seperti KPA, LSM, dan
lintas sektor terkait lainnya telah melakukan berbagai upaya preventif dan screening bagi
masyarakat yang memiliki profesi maupun lingkungan beresiko tinggi tertular HIV/AIDS untuk
meminimalisir penyebaran penyakit ini. Keberhasilan upaya ini tentu memerlukan dukungan
dari seluruh lapisan masyarakat.

b) Menurut Jenis Kelamin


Bila diperbandingkan berdasarkan jenis kelamin, kasus HIV dan AIDS di Sulawesi
Tenggara tahun 2017 menunjukan proporsi yang berbeda dibanding tahun sebelumnya, di
mana baik pada kasus HIV maupun AIDS, jumlah penderita laki-laki jauh lebih dominan
daripada penderita perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan pola hidup kaum laki-
laki yang memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk berperilaku resiko tinggi dibanding
kaum perempuan. Proporsi selengkapnya mengenai rasio jenis kelamin ini dapat dilihat pada
gambar 6.7.

GAMBAR 6.7
PROPORSI KASUS HIV+ DAN AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

HIV+ AIDS
41;
31; 33%
41%
45;
59% 85;
67%

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

106 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


c) Menurut Usia
Berdasarkan rentang usia atau kelompok umur, penderita AIDS tertinggi di Sulawesi
Tenggara terdapat pada kelompok umur 25-49 tahun yakni sebesar 78% (98 kasus), pada
tahun 2017 ini kasus AIDS di Sulawesi Tenggara hanya ditemukan pada semua kelompok
umur, padahal pada tahun sebelumnya hanya ditemukan pada 3 kelompok umur,
kemungkinan beberapa kasus yang sebelumnya tercatat pada kelompok umur tertentu telah
berpindah pada kelompok umur di atasnya sesuai pertambahan usia, kemungkinan lain
beberapa penderita tersebut pindah ke daerah lain atau meninggal dunia. Proporsi
berdasarkan kelompok umur selengkapnya ditampilkan pada gambar 6.7.

GAMBAR 6.8
PROPORSI PENDERITA AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

≥ 50 TAHUN; 6;
5%
≤ 4 TAHUN; 1;
1%
25 - 49 TAHUN;
98; 78% 5-14 TAHUN; 4;
3%
15-19 TAHUN;
2; 1%
20 - 24 TAHUN;
15; 12%

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Kelompok penderita tertinggi ditemukan pada kelompok umur 25-49 tahun yang
mencapai 78%. Fenomena ini tentu bisa dipahami karena pada rentang usia tersebut
seseorang pada umumnya berada di puncak aktifitasnya, matang secara seksual dan ekonomi,
bekerja di luar rumah dan cenderung bersosialisasi di luar rumah dalam kelompok pergaulan
tertentu. Di sisi lain, para pekerja seks komersial atau pekerja tempat-tempat hiburan
sebagian besar juga berada pada rentang usia ini sehingga lebih berpotensi untuk berperilaku
resiko tinggi dan terpapar terhadap penularan penyakit seksual termasuk HIV/AIDS, terutama
apabila tidak memiliki kontrol diri maupun kontrol sosial yang baik

d) Menurut Pekerjaan
Penyakit seperti HIV/AIDS dapat terjadi pada siapa saja dan dalam profesi apa saja,
tapi berdasarkan karekteristik penyakit dan pola penyebarannya, beberapa jenis profesi tentu
akan cenderung lebih beresiko dibanding profesi lainnya. Profesi yang dimaksud tidak selalu
harus yang paling dekat dengan sumber-sumber utama penyebarannya seperti PSK, LGBT,
dan pengguna narkoba, tapi bisa juga profesi yang sebenarnya ‘jauh’ dari sumber resiko tapi
justru berpotensi besar tertular. Ini erat kaitannya dengan keterpaparan atau hubungan

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 107


langsung seseorang dengan orang lain yang telah terjangkit HIV/AIDS, contohnya seorang ibu
rumah tangga yang bersuamikan seorang yang tertular HIV/AIDS.
Kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara ditemukan hanya pada beberapa profesi
tertentu seperti yang ditunjukkan pada gambar 6.8.

GAMBAR 6.9
PROPORSI PENDERITA AIDS MENURUT PEKERJAAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Wiraswasta; 27;
Karyawan
16%
; 32; 19%
Tidak Bekerja;
11; 6%

Ibu RT; 54; 31%


Perantau; 49;
28%

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Dari keseluruhan kasus HIV/AIDS, ibu rumah tangga ternyata menjadi profesi dengan
persentase tertinggi dengan 31% (54 kasus). Sebagaimana diketahui, sebagian besar para ibu
rumah tangga yang tertular ini bukan karena aktivitasnya di luar rumah melainkan tertular
langsung dari suaminya yang berprofesi sebagai perantau atau bekerja di luar daerahnya.

Permasalahan umum yang dialami oleh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara dalam


upaya penanganan HIV/AIDS selama ini adalah sebagai berikut:
- Penemuan kasus relatif rendah karena masih kurangnya layanan KT HIV
- Sistem surveilans kabupaten/kota belum tertata dengan baik
- SDM terlatih P2 HIV/AIDS masih terbatas tertutama petugas teknis di puskesmas
- Masih kuatnya stigma diskriminasi yang membuat penderita HIV/AIDS semakin sulit
membuka diri
- Peran lintas sektor serta organisasi kemasyarakatan masih belum optimal

3. Kematian Akibat AIDS


Penyakit AIDS termasuk salah satu wabah penyakit yang masih sulit diobati dan
disembuhkan, sehingga seringkali berakhir dengan kematian. Untuk Sulawesi Tenggara, data
beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa baik jumlah kasus terus maupun jumlah
kematian akibat AIDS terus meningkat, terutama pada periode tahun 2016-2017 seperti yang
ditunjukan pada gambar 6.8.

108 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


GAMBAR 6.10
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
DI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

10
10
9
8 7 7
7
6 5
5 4 4 4
4 3 3
3
2 1
1
0
2013 2014 2015 2016 2017
Laki-Laki Perempuan

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Bila dilihat dari angka yang ada, terjadi kecenderungan kenaikan angka kematian sejak
beberapa tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan angka penderita maupun penemuan kasus
baru yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Meskipun demikian, sesungguhnya belum
ada data ataupun analisis lebih lanjut mengenai faktor yang mempengaruhi kenaikan atau
penurunan angka kematian akibat AIDS di Sulawesi Tenggara, apakah karena dampak dari
treatment petugas kesehatan terhadap penderita, atau ada penderita yang tertulari dan
tercatat di daerah lain tapi kemudian meninggal di Sulawesi Tenggara maupun sebaliknya,
atau sebenarnya angka kematian lebih tinggi dari yang tercatat atau dilaporkan, karena masih
adanya fakta bahwa penyakit HIV/AIDS mendapat stigma sosial sebagai penyakit yang
membawa aib bagi penderita maupun keluarganya, sehingga keberadaannya sering
dirahasiakan, begitu pula dengan catatan kematiannya.

4. Syphillis
Kasus Syphillis yang ditemukan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 sebanyak 57
kasus, 40 kasus di antaranya ditemukan pada laki-laki, dan 17 kasus lainnya pada perempuan.
Berdasarkan kelompok umur, kasus syphillis ditemukan pada rentang usia 15–49 tahun,
dengan penderita terbanyak pada kelompok umur 25-49 tahun sebanyak 36 kasus, kelompok
umur 20-24 tahun 9 kasus, dan 7 kasus pada kelompok umur di atas 50 tahun. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa usia paling rentan terhadap penyakit syphillis adalah
kelompok umur 25-49 tahun atau kategori dewasa produktif.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 109


c. Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman pnemococcus, staphylococcus,


streptococcus dan virus. Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala,
batuk, mengeluarkan dahak dan sesak napas. Populasi yang rentan terserang pneumonia
adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut di atas 65 tahun dan orang yang
memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Salah satu upaya untuk menekan penyakit ini adalah dengan meningkatkan penemuan
pneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar 10%
dari jumlah balita di wilayah tersebut. Perkiraan balita penderita pneumonia di Sulawesi
Tenggara sebesar 26.272 balita, sementara balita penderita pneumonia yang ditemukan dan
ditangani baru mencapai 3.051 kasus atau sekitar 11,61% dari perkiraan penderita. Angka ini
masih jauh di bawah target nasional sebesar 80%. Jika hasil ini adalah capaian riil maka dapat
dimaknai positif bahwa angka penderita pneumonia pada balita cukup rendah, tetapi jika tidak
maka akses terhadap pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan
cakupan balita penderita pneumonia yang ditangani.
Gambaran dan proporsi balita pneumonia yang ditemukan dan ditangani menurut
kabupaten/kota sebagai berikut.

GAMBAR 6.11
PERSENTASE KASUS BALITA PNEUMONIA YANG DITEMUKAN DAN DITANGANI
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Buton Selatan 0,00


Konawe Kep 0,00
Wakatobi 0,21
Konawe Utara 0,22
Muna Barat 0,75
Kolaka Timur 1,85
Kolaka Utara 2,14
Buton Tengah 2,16
Buton Utara 2,50
Kota Kendari 3,99
Kota Baubau 5
Bombana 5,97
Provinsi 12
Muna 14,44
Buton 15,59
Konawe 16,07
Konawe Selatan 22,81
Kolaka 47,87
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

110 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


Gambar 6.11 menunjukkan presentase balita pneumonia yang ditangani tertinggi
terdapat di Kabupaten Kolaka dan Konawe Selatan, sedangkan yang terendah di Waktobi.
Sementara itu ada 2 kabupaten yang tidak melaporkan cakupan balita pneumonia yang
ditangani yaitu Buton Selatan dan Konawe Kepulauan. Tidak adanya catatan kasus pneumonia
di dua kabupaten tersebut bukan berarti bahwa tidak ada balita pneumonia yang ditemukan
atau ditangani, tetapi lebih karena tidak adanya laporan atau catatan dari unit-unit pelayanan
di kabupaten yang bersangkutan.

d. Kusta

Penyakit Kusta dikenal juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen, disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lama
antara 2-3 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia.
Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2-5 tahun bahkan lebih. Penatalaksanaan kasus yang
buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, sehingga menyebabkan kerusakan
permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata.
Pada Tahun 2017, jumlah kasus kusta baru di Sulawesi Tenggara sebesar 327 kasus
dengan angka penemuan kasus baru (New Case Detection Rate/NCDR) per 100.000 penduduk
sebesar 12,40, lebih rendah dari tahun 2016 (342 kasus baru / NCDR; 13,20).
Berdasarkan prevalensi, kasus kusta di Sulawesi Tenggara menunjukkan kurva menaik
pada rentang tahun 2013-2017, dengan prevalensi tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebesar
1,49.
Kecenderungan angka prevalensi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat
pada gambar 6.12

GAMBAR 6.12
ANGKA PREVALENSI KUSTA PER 10.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

1,5
1,45 1,49
1,4 1,44
1,35
1,3
1,25
1,28
1,2 1,25
1,15 1,18
1,1
1,05
1
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 111


Berdasarkan gambar, sebelum tahun 2017, angka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara
sempat turun mencapai angka terendah pada tahun 2014, tetapi kembali naik pada tiga tahun
terakhir, bila merujuk pada target nasional yang ditetapkan mengenai prevalensi kusta sebesar
<1/10.000 penduduk (>10/100.000), maka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara sebesar
1,49/10.000 penduduk makin menjauh dari target, setelah hampir mencapai target pada
tahun 2014. Tampaknya upaya penanggulangan kusta masih membutuhkan upaya yang lebih
keras beberapa tahun ke depan agar angka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara bisa mencapai
target nasional, selanjutnya agar dapat mengeliminasi penyakit kusta dari Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan bebannya, kusta dibagi menjadi 2 kategori yaitu beban kusta tinggi (high
burden) dan beban kusta rendah (low burden). Suatu daerah disebut ‘beban tinggi’ jika angka
penemuan kasus baru kusta (NCDR) mencapai ≥ 10 per 100.000 penduduk sedangkan ‘beban
rendah’ jika NCDR < 10 per 100.000 penduduk. Dengan NCDR mencapai 12,40 maka Sulawesi
Tenggara termasuk ke dalam kategori provinsi dengan beban kusta tinggi (high burden).
Berdasarkan jenis, penyakit kusta terdiri atas 2 tipe, yaitu tipe kusta kering (Pausi
basiler/PB) dan kusta basah (Multi Basiler/MB). Penemuan kasus baru kusta PB pada tahun
2017 sebanyak 41 kasus, dan kusta MB sebanyak 286 kasus. Distribusi kasus baru kusta
menurut kabupaten/kota selengkapnya ditampilkan pada gambar 6.11.

GAMBAR 6.13
SEBARAN JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota & Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

112 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


Berdasarkan jenis kelamin, penderita penyakit kusta lebih banyak ditemukan pada
laki-laki dengan 239 kasus (60,81%), sedangkan pada perempuan hanya 154 kasus atau
39,19%. Rincian distribusi kasus menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota ditampilkan pada
gambar 6.14.

GAMBAR 6.14
JUMLAH KASUS KUSTA YANG TERCATAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Muna Barat 1 1
Konawe Kep 2 1
Konawe Utara 3 3 Laki-Laki
Buton Utara 3 4 Perempuan
Buton Selatan 6 3
Konawe 6 3
Muna 9 8
Konawe Selatan 11 6
Buton 11 15
Kota Kendari 13 10
Buton Tengah 17 5
Kolaka Timur 17 3
Bombana 18 12
Kota Baubau 21 21
Kolaka Utara 23 25
Wakatobi 31 13
Kolaka 47 21
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Kabupaten/kota dengan angka kasus kusta tertinggi masih didominasi daerah-daerah


yang sejak beberapa tahun terakhir merupakan daerah endemik kusta, namun daerah lain
juga harus tetap mewaspadai penyebaran penyakit ini, karena angka yang dilaporkan mungkin
hanya yang dapat ditemukan dan dicatat oleh petugas kesehatan, sedangkan kasus lain yang
tidak terekspos masih banyak di tengah-tengah masyarakat, apalagi penyakit kusta adalah
salah satu penyakit dengan masa inkubasi yang relatif lama, sehingga sering tidak disadari
dengan segera oleh si penderita. Data selengkapnya mengenai penyakit kusta di Sulawesi
Tenggara dapat dilihat pada tabel 14-17 lampiran buku profil ini.

Permasalahan yang dialami oleh kabupaten/kota dalam penanganan penyakit kusta antara
lain:
- Belum semua puskesmas melakukan Case Mapping sehingga penentuan desa
endemis/non endemis belum maksimal
- Belum semua puskesmas memiliki petugas kusta dan dokter terlatih
- Mutasi tenaga wasor kusta yang telah dilatih
- Keterlibatan lintas sektor masih sangat kurang dalam penanganan kusta

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 113


e. Diare

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan


potensial KLB yang sering mengakibatkan kematian, tidak terkecuali di Sulawesi tenggara.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 period prevalence diare di Sulawesi Tenggara sebesar
7,3% dengan insiden diare pada balita sekitar 5%. Jumlah kasus diare yang ditangani pada
tahun 2017 sebanyak 39.913 kasus atau sebanyak 53,72% dari perkiraan kasus, lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 35.864 kasus (46,77% dari perkiraan kasus).
Persentase kasus diare yang ditangani menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada
gambar 6.15.

GAMBAR 6.15
PERSENTASE KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Muna Barat 4,32


Kolaka Timur 14,88
Buton Tengah 32,47
Kota Kendari 34,30
Wakatobi 37,00
Bombana 52,21
Provinsi 53,72
Konawe Selatan 54,88
Konawe Utara 58,09
Kota Baubau 58,82
Kolaka 65,49
Konawe 65,96
Muna 73,23
Buton 93,64
Buton Selatan 73,46
Konawe Kep 82,41
Kolaka Utara 87,09
Buton Utara 90,02
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Nilai persentase diare yang ditangani dihitung berdasarkan kasus diare yang ditangani
dengan jumlah target penemuan, di mana jumlah target penemuan adalah hasil proyeksi dari
jumlah penduduk, jadi bukan merupakan nilai riil, melainkan berupa estimasi dan proyeksi.
Penghitungan seperti ini menimbulkan kemungkinan munculnya cakupan di atas 100%,
karena jumlah kasus yang ditangani di sarana kesehatan ternyata lebih besar dari target
penemuan, sebaliknya cakupan yang sangat rendah bisa disebabkan oleh data jumlah
penduduk hasil proyeksi yang jauh lebih besar dari jumlah penduduk sesungguhnya. Oleh
karenanya hasil cakupan kegiatan penanganan kasus diare di suatu daerah bisa menjadi bias,
namun demikian data yang ada dapat menggambarkan kejadian kasus dan sejauh mana
upaya penanganan yang telah dilakukan di suatu daerah.

114 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


f. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

1. Tetanus Neonatorum & Pertusis


Tetanus Neonatorum disebabkan oleh basil clostridium tetani, yang masuk ke tubuh
melalui luka. Penyakit ini paling sering menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya
disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Tidak ada kasus tetanus
baik tatanus neonatorum maupun non neonatorum yang dilaporkan pada tahun 2017 di
Sulawesi Tenggara, demikian pula dengan pertusis, laporan tetanus hanya muncul pada tahun
2013 sebanyak 2 kasus yang ditemukan di Kabupaten Bombana, di mana 1 di antaranya
dilaporkan meninggal dunia.
Tidak ditemukannya kasus tetanus di Sulawesi Tenggara pada beberapa tahun terakhir
dapat merupakan indikasi keberhasilan program imunisasi tetanus pada bayi, bumil, dan WUS
yang selama ini dilaksanakan.

2. Campak
Penyakit Campak disebabkan oleh virus campak golongan paramyxovirus.
Penularannya dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang
yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah
dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.

GAMBAR 6.16
SEBARAN KASUS CAMPAK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota & Program P2PL Dinkes Sultra; 2017

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 115


Selama tahun 2017 telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Sulawesi
Tenggara dengan total kasus yang dilaporkan sebesar 310 kasus. Kasus campak ditemukan
pada 10 kabupaten/kota dan ledakan kasus campak secara masif pada 5 kabupaten/kota yaitu
Kota Kendari, Kabupaten Kolaka, Konawe Selatan, Bombana dan Muna. Kasus campak
tertinggi ditemukan di Kota Kendari sebanyak 204 kasus. Daerah-daerah tersebut telah
ditetapkan sebagai daerah dengan KLB campak dan telah dilakukan tindakan penanganan oleh
pihak terkait yaitu pemerintah daerah melalui dinas kesehatan kabupaten/kota masing-
masing. 5 kabupaten lain yang melaporkan kejadian campak adalah Buton (2), Konawe (4),
Wakatobi (4), Kolaka Timur (1), dan Buton Selatan (2).
Dari seluruh kasus yang dilaporkan, 2 kasus dinyatakan meninggal dunia, keduanya
terjadi di Kabupaten Buton. Case Fatality Rate (CFR) kasus campak yang dilaporkan sebesar
0,6%.

3. Difteri
Penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diptheriae yang menyerang
sistem pernapasan bagian atas. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak-anak usia 1-10
tahun. Pada tahun 2017 ditemukan 6 kasus difteri di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Bombana
dengan 1 kasus, dan Kota Kendari dengan 5 kasus. Dari 6 kasus tersebut tidak ada yang
dilaporkan meninggal dunia..

4. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)


Polio disebabkan oleh infeksi yang menyerang sistem syaraf sehingga penderita
mengalami kelumpuhan. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak berusia 0-3 tahun,
ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher, serta saki di
tungkai dan lengan.
AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas atau
layu (bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan terjadi secara akut (mendadak).
Sedangkan non polio AFP adalah kasus lumpuh layu yang diduga kasus polio sampai
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bahwa bukan kasus polio. Kementerian
Kesehatan menetapkan non polio AFP rate minimal 2/100.000 populasi anak usia < 15 tahun.
Pada tahun 2017 Non Polio AFP rate di Sulawesi Tenggara sebesar 1,75/100.000 usia
<15 tahun, hasil ini telah mendekati target yang ditetapkan, namun demikian kegiatan tim
surveilance harus terus ditingkatkan untuk dapat mencapai target yang ditetapkan. Jumlah
keseluruhan kasus yang ditemukan sebanyak 15 kasus, yang ditemukan pada 11
kabupaten/kota. Sebaran penemuan kasus non polio AFP menurut kabupaten/kota
selengkapnya ditampilkan pada gambar 6.17.

116 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


GAMBAR 6.17
PENEMUAN KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra;2017

g. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun
dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan erat dengan kondisi
lingkungan dan perilaku masyarakat.
Tahun 2016 merupakan tahun dengan kasus DBD tertinggi di Sulawesi Tenggara
dalam beberapa tahun terakhir, jumlah penderita DBD di Sulawesi Tenggara yang dilaporkan
sebanyak 3.433 kasus, dengan Incidence Rate/Angka Kesakitan mencapai 132,5 per 100.000
penduduk. Pada tahun 2017 jumlah kasus yang dilaporkan turun secara signifikan menjadi
941 kasus dengan Angka Kesakitan kembali pada kondisi rata-rata yang berkisar pada angka
35,7/100.000 penduduk. Tren Angka Kesakitan (IR) DBD Sulawesi Tenggara dapat dilihat
pada gambar 6.16.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 117


GAMBAR 6.18
ANGKA KESAKITAN (IR) DEMAM BERDARAH DENGUE
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

140
120
132,5
100
80
60
64,7
40 49,5
35,7
35,4
20
0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra; 2017

Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD adalah sebesar ≤
52 per 100.000 penduduk. Bila mengacu pada target tersebut, dengan IR DBD 132,50 per
100.000 penduduk di Sulawesi Tenggara sangat jauh dari target.

GAMBAR 6.19
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Muna Barat 0
Konawe Kep 0
Buton Selatan 1
Kolaka Utara 9
Buton Tengah 14
Muna 14
Buton 14
Konawe Utara 19
Bombana 26
Wakatobi 33
Kolaka Timur 59
Buton Utara 73
Kota Kendari 93
Konawe 107
Kota Baubau 116
Konawe Selatan 120
Kolaka 243
0 50 100 150 200 250 300
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra; 2017

118 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


Dari 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, kasus DBD ditemukan di 15
kabupaten/kota dengan jumlah kasus bervariasi, seperti yang ditunjukan pada gambar 6.20.

GAMBAR 6.20
SEBARAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Gambar 6.20 menunjukan sebaran kasus DBD menurut kabupaten/kota di mana dari
17 daerah hanya 2 kabupaten yaitu Kabupaten Konawe Kepulauan dan Muna Barat yang
bebas dari DBD, ini berarti penularan DBD telah menyebar pada hampir seluruh
kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, 6 kabupaten/kota dengan jumlah kasus yang relatif
sangat tinggi adalah Kota Kendari (93), Kota Baubau (116), Konawe Selatan (120) , Kolaka
(243), Konawe (107), dan Buton Utara (73). Pada semua kabupaten/kota tersebut telah
ditetapkan sebagai daerah KLB DBD tahun 2017.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 119


GAMBAR 6.21
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

3,5

3
3 3 3
2,5

2
2 2
1,5

1
1
0,5

0
Konawe Buton Utara Kota Kendari Kolaka Konawe Konawe
Selatan Utara

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Jika pada tahun 2016 jumlah kematian akibat DBD yang dilaporkan sebanyak 33 kasus
yang berasal dari 10 kabupaten/kota, maka pada tahun 2017 turun menjadi 14 kasus yang
berasal dari 6 kabupaten/kota. Kasus kematian tertinggi dilaporkan oleh Kota Kendari, Konawe
dan Buton Utara masing-masing dengan 3 kasus, 11 kabupaten melaporkan tidak ada kasus
kematian akibat DBD. Kematian akibat DBD dikategorikan tinggi jika CFR >2%, CFR DBD
Sulawesi Tenggara sebesar 1,5%, dengan demikian angka kematian akibat DBD di Sulawesi
Tenggara berada pada kategori sedang. Meskipun jumlah kasus turun secara signifikan, tapi
CFR justru naik, peningkatan CFR ini harus diwaspadai karena menunjukan rasio kematian
akibat DBD yang meningkat meskipun secara keseluruhan jumlah penderita menurun. Untuk
itu diperlukan upaya yang lebih serius dalam hal peningkatan kualitas lingkungan, kualitas
pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas SDM di rumah sakit dan puskesmas (dokter,
perawat, dll) termasuk peningkatan sarana penunjang diagnostik dan penatalaksanaan bagi
penderita di sarana-sarana pelayanan kesehatan guna menekan peningkatan jumlah kematian
akibat DBD di masa mendatang.

h. Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang
terdiri dari tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia Tiomori. Penyakit
menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular lewat gigitan nyamuk yang
mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh

120 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan
di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital.
Tidak ada kasus baru filariasis yang ditemukan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017.
Secara kumulatif jumlah kasus yang tercatat sampai tahun 2017 adalah 38 kasus, yang
dilaporkan oleh 5 kabupaten yaitu Buton, Konawe, Konawe Selatan, Kolaka dan Kolaka Timur.
Sebaran kasus menurut wilayah kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.22.

GAMBAR 6.22
SEBARAN KASUS FILARIASIS MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Angka Kesakitan filariasis di Sulawesi Tenggara adalah 1/100.000 penduduk. Angka ini
masih tergolong tinggi karena penyakit filariasis sebenarnya adalah penyakit yang seharusnya
sudah dapat dieliminasi, apalagi pada tahun 2016 telah dilakukan program eliminasi filaria di
Sulawesi Tenggara.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 121


i. Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup
dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria
(Anopheles) betina, dan dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan
pada semua kelompok umur.
Pada tahun 2017 jumlah kasus positif malaria di Sulawesi Tenggara sebanyak 1.069
dengan Angka Kesakitan (Annual Parasite Incidence/API) per 1000 penduduk beresiko sebesar
0,41, sedikit lebih rendah dibanding tahun 2016. Trend kasus malaria dapat dilihat pada
gambar 6.23.

GAMBAR 6.23
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN (API) MALARIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017

1.800 1.640 0,8


1.600 0,7
1.400 0,7
1.213 1.202 0,6
1.200 1.090 1.069 0,5
1.000 0,50
0,46 0,4
800 0,44
0,41
0,3
600
400 0,2

200 0,1

0 0
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Kasus API/1000 Pnddk

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Jumlah kasus penyakit malaria cenderung menurun dari tahun 2013-2017, kecuali
pada tahun 2016 tampak sedikit meningkat. Jika mengacu pada target Renstra Kemenkes
untuk Angka Kesakitan Malaria (API) < 1,25 per 1000 penduduk, Sulawesi Tenggara dengan
API 0,46 telah memenuhi target. Capaian API tersebut juga sekaligus menunjukan bahwa
Sulawesi Tenggara termasuk dalam kategori rendah (API lebih kecil dari 1) untuk angka
kesakitan malaria. Kematian akibat malaria yang dilaporkan sebanyak 2 kasus, keduanya
berasal dari Kabupaten Muna, sehingga Case Fatality Rate (CFR) untuk Sulaweasi Tenggara
mencapai 0,19%
Permasalahan yang ditemui dalam pemberantasan penyakit malaria antara lain adalah
kurangnya kegiatan yang dilakukan dalam rangka penemuan penderita, sehingga nilai ABER
(Anual Blood Examination Rate) masih sangat rendah dan di sisi lain nilai SPR (Slide Positive
Rate) masih cukup tinggi.
Sebaran kasus positif malaria berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar
berikut.

122 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


GAMBAR 6.24
SEBARAN KASUS MALARIA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Gambar 6.24 menunjukkan tidak ada daerah di Sulawesi Tenggara yang bebas dari
penyakit malaria. Kasus positif malaria tertinggi tahun 2017 dilaporkan oleh Kabupaten Muna
dengan 530 kasus yang tercatat. Sebagai catatan, Kabupaten Muna (bersama dengan
Kabupaten Buton dan pemekarannya) telah lama dikenal sebagai daerah endemis malaria di
Sulawesi Tenggara, yang belum dapat dieliminasi atau dihilangkan sampai saat ini, hal ini
terkait dengan kondisi geografis dan lingkungan daerah tersebut yang merupakan habitat
yang cocok untuk nyamuk malaria, selain itu kebiasaan dan pola hidup masyarakat setempat
yang cenderung tidak mendukung upaya pemberantasan penyakit malaria. Namun demikian
pada tahun ini Kabupaten Buton dan daerah pemekarannya telah berhasil menekan angka
kejadian malaria dibanding tahun sebelumnya.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 123


j. Rabies
Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus (golongan Rabdovirus)
yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan
serigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus. Ada 1 kasus rabies akibat gigitan anjing
di Sulawesi Tenggara yang dilaporkan pada tahun 2017, yang terjadi di Kabupaten Bombana,
tepatnya di Kecamatan Poleang Tenggara pada bulan Mei 2017. Kasus tersebut terlambat
ditangani sehingga menyebabkan korban meninggal dunia.

Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan makro di Indonesia, demikian


pula di Sulawesi Tenggara, meskipun penyakit tidak menular juga telah meningkat secara
signifikan dari tahun ke tahun. Penyakit menular masih menjadi sumber keresahan utama bagi
masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah, juga masih yang paling besar
menelan biaya dan waktu (Economy Cost), termasuk dalam upaya pengendaliannya.

2. PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes
mellitus, dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan
penyebab 63% kematian di seluruh dunia (WHO, 2010). Di Sulawesi Tenggara sendiri,
meskipun penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan utama, di saat yang sama
jumlah penderita PTM dan kematian akibat PTM terus meningkat. Hal tersebut mejadi beban
ganda (double burden) dalam pelayanan kesehatan sekaligus menjadi tantangan yang harus
dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Sulawesi Tenggara.
Peningkatan PTM berdampak negatif terhadap ekonomi dan produktivitas. Pengobatan
PTM seringkali memakan waktu lama daan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM
merupakan penyakit kronik dan katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan
keluarganya, selain itu salah satu dampak PTM adalah kecacatan termasuk kecacatan
permanen. Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi
epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.

a. Hipertensi
Hipertensi (Tekanan darah Tinggi) adalah suatu kondisi di mana tekanan sistolik darah
> 140 mmHg dan/atau diastolik > 90 mmHg (WHO, 2013). Pada populasi lanjut usia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi
pembuluh darah perifer dan kardiak output.
Menurut WHO, 1 dari 3 orang menderita hipertensi atau darah tinggi dan data lainnya
menyebutkan bahwa 1 dari 10 orang menderita hipertensi juga terserang diabetes. Data
statistik yang dikeluarkan WHO tahun 2013 juga menyebutkan dapat memicu stroke yang
menyebabkan kematian hingga 51% dan memicu jantung koroner yang menyebabkan
kematian hingga 45%. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%.
Di Sulawesi Tenggara, belum ada hasil penelitian atau survey tentang hipertensi. Data
yang ada adalah data yang diperoleh dari kunjungan pada unit-unit pelayanan seperti
Puskesmas dan jaringannya. Dari 160.975 orang atau 12% penduduk berusia 18 tahun ke

124 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


atas yang dilakukan pengukuran takanan darah, sebanyak 54.127 orang atau 33,62% yang
mengalami hipertensi. Berdasarkan jenis kelamin, hipertensi lebih banyak ditemukan pada laki-
laki yaitu sebesar 45,61%, berbanding 30,21% pada perempuan. Data ini dihimpun dari 17
kabupaten/kota, sehingga demikian data tersebut dapat menjadi acuan tentang gambaran
kasus hipertensi di Sulawesi Tenggara yang persentasenya masih berada di atas prevalensi
nasional.

b. Obesitas
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan, berbeda dengan overweight
(kelebihan berat badan). Obesitas dan kelebihan berat badan dalam dekade terakhir menjadi
masalah global. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2005, sekitar 1,6
miliar orang dewasa di atas usia 15+ kelebihan berat badan dan setidaknya 400 juta orang
dewasa menderita obesitas. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat ditentukan dengan
perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Obesitas merupakan penyebab utama penyakit dapat
dicegah dan penyebab kematian di Amerika. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah orang
yang kelebihan berat badan di negara-negara industri telah meningkat secara signifikan;
meningkat begitu banyak sehingga WHO telah menyebutkan bahwa obesitas sebagai epidemi.
Di Indonesia sendiri, sebanyak 40 juta orang dewasa mengalami kegemukan, dan Indonesia
masuk ke peringkat 10 daftar negara-negara dengan tingkat obesitas terbanyak di dunia.
Orang yang mengalami obesitas berada pada risiko yang lebih tinggi untuk penyakit
yang serius seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, diabetes, penyakit
kandung empedu, dan kanker. Risiko pada orang yang mengalami obesitas beberapa kali lebih
tinggi dari orang-orang yang memiliki berat badan yang sehat dan normal.
Jumlah obesitas di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 diperoleh melalui pengukuran
pengunjung Puskesmas dan jaringannya yang berusia 15 tahun ke atas. Hasilnya menunjukan
dari 975.299 penduduk yang diperiksa, 46.763 atau 25,93% terdeteksi mengalami obesitas.
Berbeda dengan kasus hipertensi, pada obesitas lebih banyak ditemukan pada perempuan
dengan jumlah 28,10% sedangkan pada laki-laki hanya 17,48%. Hasil tersebut cukup
mengkhawatirkan karena sejalan dengan kecenderungan meningkatnya jumlah obesitas baik
di Indonesia maupun dunia, padahal Sulawesi Tenggara dalam hal gaya hidup dan pola
konsumsi belumlah seperti kota atau daerah yang lebih maju lainnya di Indonesia.

c. Kanker
Penyakit Kanker adalah sel jaringan tubuh yang tumbuh tidak normal dan terus
membelah diri dengan cepat dan tidak terkendali. Penyakit kanker merupakan salah satu
penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2013, sekitar 8,2 juta kematian
disebabkan oleh kanker (Infodatin, 2013).
Penyakit kanker dibedakan berdasarkan penyebab dan organ yang terkena, di
antaranya adalah kanker leher rahim (kanker serviks) dan kanker payudara. Kanker leher
rahim adalah tumor ganas/karsinoma yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks, yaitu suatu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi
pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim
dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun. Kanker serviks
diberitakan sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita nomor 1, setidaknya setiap

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 125


2 menit ada 1 orang di dunia yang meninggal akibat kanker serviks. Kanker payudara adalah
kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum
wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih
kecil dari 1 di antara 1000.
Upaya deteksi dini kanker yang telah dilakukan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017
adalah deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA (Inspeksi Visual dengan Asam
Laktat) dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE/Clinical Breast Examination).
Dari 2.380 perempuan usia 30-50 tahun yang diperiksa, ditemukan 97 kasus IVA positif
(4,08%) dan 47 kasus tumor/benjolan pada payudara (1,97%). Kegiatan deteksi dini seperti
ini sangat penting dan perlu terus ditingkatkan baik segi jangkauan, frekuensi maupun jenis
pemeriksaannya.
Data mengenai perkembangan PTM di Sulawesi Tenggara masih sangat minim,
terutama di lingkup program dinas kesehatan, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Hal ini
disebabkan karena deteksi dan penanganan PTM umumnya dilakukan di unit-unit teknis
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan jaringannya (praktek dokter dll), di mana
koordinasi pelaporannya tidak optimal, padahal beberapa jenis PTM, seperti hipertensi dan
Diabetes Mellitus (DM) selalu masuk dalam 10 penyakit terbesar Sulawesi Tenggara setiap
tahunnya, disamping penyakit tidak menular lainnya seperti jantung dan stroke.

Di satu sisi kasus PTM semakin meningkat di masyarakat, di sisi lain masalah penyakit
menular dan penyakit infeksi lainnya belum sepenuhnya teratasi, hal ini membawa beban
ganda (double burden) bagi pemerintah provinsi khususnya Dinas Kesehatan di Sulawesi
Tenggara dalam upaya mengeliminasi masalah kesehatan dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan data dalam beberapa tahun terakhir, tampaknya belum terjadi pergeseran
pola penyakit yang terjadi di masyarakat, di mana penyakit-penyakit menular dan infeksi
masih mendominasi daftar 10 penyakit tertinggi di Sulawesi Tenggara, baik dari segi jenis
penyakit maupun jumlah kasus. Namun demikian, dengan kecenderungan jumlah kasus
penyakit tidak menular yang terus bertambah, yang diperburuk dengan pola makan dan gaya
hidup yang mendukung resiko timbulnya penyakit-penyakit tidak menular, tidak menutup
kemungkinan di waktu yang akan datang, penyakit tidak menular menjadi masalah utama di
Sulawesi Tenggara. Hal ini menjadi tantangan bagi dinas kesehatan untuk menekan atau
mengendalikan penyakit-penyakit yang secara jumlah kasus terus meningkat, karena
pergeseran pola penyakit yang terjadi di masyarakat membutuhkan strategi yang berbeda
dalam upaya pengendaliannya. Tabel 6.1 berikut menunjukkan distribusi 10 penyakit tertinggi
di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017.

126 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


TABEL 6.1
10 PENYAKIT TERTINGGI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

No Jenis Penyakit Jumlah Kasus

1 ISPA Bukan Pneumonia 28.720

2 Hipertensi 11.265

3 Diare 6.682

4 Influenza 3.199

5 Diabetes Mellitus 2.436

6 Tersangka TBC Paru 1.104

7 Kecelakaan Lalulintas 983

8 Tipus Perut Klinis 780

9 Pneumonia 640

10 TBC Paru BTA+ 377

Sumber : Laporan Tahunan Dinkes Prov. Sultra Tahun. 2017

Dalam tabel 10 besar penyakit di Sulawesi Tenggara, trend penyakit yang ada relatif
tidak terlalu berbeda dari tahun ke tahun, di mana penyakit infeksi dan penyakit menular
masih mendominasi. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular yang selalu ada dalam
daftar ini adalah Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Untuk tahun 2017, jenis PTM yang masuk
dalam daftar 10 besar tidak bertambah demikian pula urutannya di mana Hipertensi di urutan
2 sedangkan DM di urutan 5. Hal tersebut secara eksplisit menunjukkan jumlah penderita
hipertensi dan DM di Sulawesi Tenggara yang relatif konstan setiap tahunnya. Hipertensi dan
Diabetes Mellitus seringkali menjadi pemicu utama penyakit-penyakit degeneratif lainnya.
Penyakit tidak menular lain yang hilang dari daftar 10 penyakit tertinggi tahun 2017 adalah
obesitas dan jantung koroner
Penyakit-penyakit infeksi/menular yang ada dalam daftar 10 penyakit tertinggi adalah
penyakit yang rutin berada dalam daftar tersebut dari tahun ke tahun, yang berbeda hanya
posisi maupun urutannya. Sedangkan penyakit infeksi/menular lain yang dapat sewaktu-waktu
masuk dalam daftar 10 penyakit tertinggi adalah demam berdarah (DBD) dan diare berdarah,
jika terjadi KLB penyakit tersebut pada musim-musim tertentu, misalnya yang terjadi pada
tahun 2016.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 127


B. KESEHATAN LINGKUNGAN

Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, menurut WHO,


kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Ruang lingkup kesehatan
lingkungan di antaranya meliputi penyediaan air minum serta pengelolaan air buangan dan
pengendalian pencemaran.

1. Air Minum
Menurut Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan daan dapat langsung diminum. Penyelenggara
air minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi,
badan usaha swasta, usahaa perorangan, kelompok masyarakat dan atau individual yang
melakukan penyelenggaraan air minum. Tidak semua air dapat diminum, syarat-syarat
kualitas air minum harus standar Permenkes dimaksud.

Penduduk Sulawesi Tenggara menggunakan sumber air minum yang bervariasi, seperti
sumur gali terlindung (SGT), sumur gali dengan pompa (SGP), sumur bor dengan pompa
(SBP), terminal air (TA), mata air terlindung (MAT), penampungan air hujan (PAH) dan PDAM.
Persentase penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan sumber air minum ditampilkan pada
gambar 6.22.

GAMBAR 6.25
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Lain-Lain SG T
42% 16%

SG P; 5% SB P; 5%

TA; 1%
PDAM
MAT;6%
25%
PAH; 4%

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Berdasarkan gambar di atas, sumber air minum yang paling banyak digunakan
penduduk Sulawesi Tenggara adalah PDAM dan Sumur Gali Terlindung. Ini menunjukan
bahwa sumber air minum yang digunakan oleh mayoritas penduduk Sulawesi Tenggara relatif
cukup layak, tetapi menilai kelayakan air minum tidak hanya berdasarkan sumbernya saja, tapi

128 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


juga dengan pemeriksaan fisik meliputi warna, bau, dan rasa serta kandungan/kadar
mikrobiologis maupun kimia. Melalui pemeriksaan kualitas air yang dilakukan beberapa
kabupaten terhadap penyelenggara air minum, rata-rata air minum yang diperiksa sudah
cukup baik, di mana yang memenuhi syarat mencapai 83,40%. Untuk persentase penduduk
dengan akses berkelanjutan terhadap air minum yang layak di Sulawesi Tenggara hanya
mencapai 54,83%, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 79,09%.

2. Sanitasi Layak
Proporsi sarana jamban yang digunakan penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan
jenisnya ditampilkan pada gambar 6.26.

GAMBAR 6.26
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT JENIS SARANA JAMBAN YANG DIGUNAKAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Plengsengan
5%
Leher Angsa Cemplung
59% 6%
Komunal
1%
Lain-Lain
29%

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Data yang ada menunjukan sebagian besar penduduk Sulawesi Tenggara


menggunakan sarana jamban jenis leher angsa dengan presentase mencapai 59%. Secara
keseluruhan 71% penduduk telah memiliki dan menggunakan sarana jamban tetap, meskipun
belum semuanya memenuhi syarat. Namun demikian masih terdapat 29% penduduk yang
tidak diketahui atau tidak tercatat sarana jamban yang digunakannya, ini akan menjadi
masalah kesehatan bila penduduk tersebut tidak mempunyai jamban tetap dan melakukan
aktifitas BAB di tempat terbuka atau sembarang tempat. Persentase penduduk yang memiliki
akses terhadap sanitasi layak mencapai 55,90% (tahun 2016; 56,16%). Bisa disimpulkan
bahwa rata-rata penduduk Sulawesi Tenggara telah menggunakan jamban tetap, tetapi hanya
kurang lebih setengahnya yang memenuhi syarat jamban sehat atau layak.

3. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


Sanitasi total berbasis masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat melalui pengelolaan sanitasi secara menyeluruh oleh masyarakat itu sendiri.
Pelaksanaan STBM di Sulawesi Tenggara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 129


Bila pada tahun 2016 persentase desa yang melaksanakannya hanya sekitar 26,49%, pada
tahun 2017 naik menjadi 33,62%. Secara umum capaian tersebut dinilai masih rendah, tapi
progres yang ada cukup baik apabila bisa dipertahankan secara konstan. Rincian desa di
Sulawesi Tenggara yang telah melaksanakan STBM menurut kabupaten/kota dapat dilihat
pada gambar 6.27.

GAMBAR 6.27
PERSENTASE DESA MELAKSANAKAN STBM MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Konawe Utara 2,35


Konawe 2,51
Konawe Kep 4,17
Wakatobi 9,00
Buton Tengah 11,69
Muna barat 12,79
Muna 19,74
Buton Selatan 22,86
Konawe Selatan 26,59
Provinsi 31,72
Kolaka Timur 48,12
Buton Utara 61,54
Kolaka Utara 63,91
Buton 73,68
Kolaka 80,74
Bombana 85,31
Kota Kendari 87,69
Kota Baubau 100
0 20 40 60 80 100 120

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Jika pada tahun 2016 hanya 2 kabupaten dengan presentase desa yang melaksanakan
STBM di atas 70%, pada tahun 2017 empat kabupaten telah mencapai di atas 80%. Rata-rata
provinsi juga masih relatif rendah yakni sebesar 31,72%. Tetapi capaian di atas tidak cukup
berkorelasi positif dengan penurunan persentase desa stop buang air besar sembarangan
(Stop BABS) yang baru mencapai 7,54% pada tahun 2017 (Data selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 62).

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku hidup masyarakat diukur dengan jumlah rumah tangga berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) yang dinilai berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Dari
415.322 RT yang dipantau (75,44%), yang berPHBS mencapai 48,77%, turun sekitar 4% dari

130 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan


tahun sebelumnya . Urutan RT berPHBS di Sulawesi Tenggara menurut kabupaten/kota dapat
dilihat pada gambar 6.25.

GAMBAR 6.28
PERSENTASE RUMAH TANGGA Ber-PHBS MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Konawe selatan 19,39


Wakatobi 25,47
Bombana 28,92
Kolaka Timur 39,75
Kolaka 39,96
Konawe Kep 42,56
Buton Utara 42,85
Buton Tengah 44,60
Muna Barat 48,64
Provinsi 48,77
Muna 52,74
Buton 54,70
Kota Baubau 58,13
Konawe Utara 59,90
Kota Kendari 62,47
Konawe 63,63
Kolaka Utara 70,06
Buton Selatan 83,51
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017

Gambar 6.28 menunjukan urutan jumlah RT PHBS di Sulawesi Tenggara. Secara


umum persentase RT berPHBS antar kabupaten/kota di Sultra hanya dipisahkan oleh margin
yang relatif tipis, kecuali Kabupaten Buton Selatan yang merupakan kabupaten berPHBS
terbaik di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017, dengan jumlah rumah tangga berPHBS hampir
mencapai 83%. Daerah lain yang mendekati hanyalah Kolaka Utara dengan 70%, yang lain
masih di bawah capaian tersebut, rata-rata Provinsi mencapai 48,77%, lebih rendah dibanding
tahun sebelumnya yang mencapai 52,12% .

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 131


132 VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik; Indikator Kesejahteraan Rakyat Sulawesi Tenggara Tahun 2017, BPS Provinsi
Sulawesi Tenggara, Kendari, 2017;

Badan Pusat Statistik; Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2016, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara,
Kendari, 2017;

Pusat Data dan Informasi; Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Edisi Data Terpilah
Menurut Jenis Kelamin, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, 2016;

Kementerian Kesehatan RI; Profil Kesehatan Indonesia 2016, Pusat Data dan Informasi, Kemenkes
RI, Jakarta, 2017;

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Edisi
Tahun 2013-2016, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari, 2013-2016;

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup Subdin Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Lapertakes) Tahun 2017, Dinkes Sultra, Kendari,
2017.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Pencapaian Indikator Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Kesehatan Tahun 2017, Dinkes Sultra, Kendari, 2017.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017, Dinkes Sultra, Kendari, 2017.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2017 133


RESUME PROFIL KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2016

ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 38.068 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 2308 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 1.329.172 1.308.275 2.637.447 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4,9 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 69,3 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 59,6 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 101,6 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 98,86 93,29 95,05 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 38.050 46.114 84.163 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 33.176 19.857 53.033 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 5.004 3.104 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 1.489 1.638 3.128 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 2.513 3.238 5.751 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 9.122 10.614 19.735 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 518 239 757 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 26.013 24.374 50.387 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 11 8 10 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 197 121 318 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 8 5 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 99 55 154 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 4 2 3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 163 94 257 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 6 4 5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 75 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 149 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 1.337 913 2.587 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 51,69 35,29 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 100,60 69,78 98,09 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 2.120 1.470 3.590 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 159,48 112,38 136,12 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 2,14 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 11,48 9,76 10,65 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 81,12 82,88 81,85 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 12,35 11,51 12,00 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 93,47 94,38 93,85 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 4,11 2,86 3,49 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 12,65 10,57 11,61 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 45 31 76 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 85 41 126 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 10 4 14 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 40 17 57 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0,22 0,24 0,23 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 203 124 327 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 15,27 9,48 12,40 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 12,27 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 5,83 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,72 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 1,80 1,18 1,49 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 70,83 88,89 78,57 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 62,22 79,52 66,88 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th 1,75 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 5 1 6 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0% Tabel 19
Jumlah Kasus Campak 170 140 310Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 1% Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 3 143 146Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 37,02 34,32 35,68per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 0,81 2,23 1,49% Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,55 0,26 0,41per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0,27 0,00 0,19% Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 2 1 1per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 45,61 30,21 33,62% Tabel 24
35 Persentase obesitas 17,48 28,10 25,93% Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 4,08 % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 1,97 % Tabel 26
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 86 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 73,87 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 83,02 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 79,56 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 74,10 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 58,85 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 73,10 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 51,79 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 37,24 33,48 35,42 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 14,27 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 59,58 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 91 101 96 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 2,49 2,09 2,29 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 97,83 98,61 98,21 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 95,47 96,01 95,73 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 56,17 54,91 55,56 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 94,13 90,50 91,92 % Tabel 40
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
56 Desa/Kelurahan UCI 85,92 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 90,73 90,92 90,82 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 86,19 86,98 86,57 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 74,83 71,49 73,21 % Tabel 44
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 76,78 74,88 75,86 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 74,90 74,99 74,94 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,04 0,91 0,97 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 51,12 53,05 52,05 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 70,74 73,18 71,95 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,70 1,51 1,60 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100 100,00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 90,94 92,58 91,72 %
Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,23 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 36,04 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 47,09 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 50,78 56,31 53,31 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 55,46 50,86 53,15 % Tabel 51
73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 55,46 50,86 53,15 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 37,32 41,29 39,23 % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Persentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 96,49 68,13 82,42 % Tabel 53


76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 3.900 4.555 8.455 % Tabel 54
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 3.827 4.426 8.253 % Tabel 54
78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 4,09 2,43 3,09 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 1,98 1,50 1,68 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 41,67 % Tabel 56
81 Bed Turn Over (BTO) di RS 37,63 Kali Tabel 56
82 Turn of Interval (TOI) di RS 5,66 Hari Tabel 56
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3,79 Hari Tabel 56

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat


ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
87 Rumah Tangga ber-PHBS 48,77 % Tabel 57

C.4 Keadaan Lingkungan


88 Persentase rumah sehat 57,03 % Tabel 58
89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 54,87 % Tabel 59
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 83,40 % Tabel 60
91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 54,07 % Tabel 61
92 Desa STBM 17,20 % Tabel 62
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 79,85 % Tabel 63
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 46,24 % Tabel 64
TPM tidak memenuhi syarat dibina 57,21 % Tabel 65
TPM memenuhi syarat diuji petik 7,46 % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 35,00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 2,00 RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 94,00 Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 186,00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling 132,00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu 437,00 Tabel 67
98 Jumlah Apotek 323,00 Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 3.182,00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 45,25 % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita 1,06 per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 869,00 Poskesdes Tabel 70
Polindes 288,00 Polindes Tabel 70
Posbindu 1.039,00 Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 1.750,00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 75,82 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan


106 Jumlah Dokter Spesialis 119,00 105,00 223,00 Orang Tabel 72
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
107 Jumlah Dokter Umum 155,00 260,00 423,00 Orang Tabel 72
108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 27,94 per 100.000 penduduk Tabel 72
109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 29,00 131,00 161,00 Orang Tabel 72
110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 7,09 per 100.000 penduduk
111 Jumlah Bidan 3.152,00 Orang Tabel 73
112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 262,63 per 100.000 penduduk Tabel 73
113 Jumlah Perawat 1.120 3.204 4.324,00 Orang Tabel 73
114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 179,23 per 100.000 penduduk Tabel 73
115 Jumlah Perawat Gigi 34,00 118,00 152,00 Orang Tabel 73
116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 109,00 532,00 641,00 Orang Tabel 74
117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 403,00 927,00 1.330,00 Orang Tabel 75
118 Jumlah Tenaga Sanitasi 106,00 249,00 355,00 Orang Tabel 76
119 Jumlah Tenaga Gizi 139,00 503,00 643,00 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan


120 Total Anggaran Kesehatan 2.131.123.242.292 Rp Tabel 81
121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 10,01 % Tabel 81
122 Anggaran Kesehatan Perkapita 808.025,17 Rp Tabel 81
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
KECAMATAN DESA KELURAHAN PENDUDUK
(km 2) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km
2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BUTON 1.212,99 7 83 12 95 99.563 23.693 4,20 82,08
2 MUNA 1.922,16 22 126 26 152 215.442 47.534 4,53 112,08
3 KONAWE 4.435,28 27 300 58 358 244.324 54.606 4,47 55,09
4 KOLAKA 3.283,59 12 103 32 135 251.493 49.413 5,09 76,59
5 KONAWE SELATAN 5.779,47 23 346 15 361 299.928 69.844 4,29 51,90
6 BOMBANA 3.001,00 22 121 22 143 175.497 36.457 4,81 58,48
7 WAKATOBI 559,54 8 75 25 100 95.386 18.162 5,25 170,47
8 KOLAKA UTARA 3.391,67 15 127 6 133 144.681 29.440 4,91 42,66
9 BUTON UTARA 1.864,91 6 79 12 91 62.088 12.667 4,90 33,29
10 KONAWE UTARA 5.101,76 13 159 11 170 60.884 15.359 3,96 11,93
11 KOLAKA TIMUR 3.634,74 12 117 16 133 176.495 26.599 6,64 48,56
12 KONAWE KEPULAUAN 867,58 7 89 7 96 33.212 10.421 3,19 38,28
13 MUNA BARAT 1.022,89 11 81 5 86 79.653 17.882 4,45 77,87
14 BUTON TENGAH 958,31 7 67 10 77 97.584 23.044 4,23 101,83
15 BUTON SELATAN 509,92 7 60 10 70 79.066 16.868 4,69 155,06
16 KOTA KENDARI 300,89 10 0 65 65 359.371 56.612 6,35 1.194
17 KOTA BAUBAU 221,00 8 0 43 43 162.780 32.926 4,94 736,56

JUMLAH (KAB/KOTA) 38.067,70 217 1.933 375 2.308 2.637.447 541.527 4,87 69,28

Sumber: - Badan Pusat Statistik 2017


TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6

1 0-4 153.011 145.808 298.820 104,94

2 5-9 154.957 146.238 301.195 105,96

3 10 - 14 142.754 136.834 279.588 104,33

4 15 - 19 128.836 125.274 254.109 102,84

5 20 - 24 118.040 119.300 237.339 98,94

6 25 - 29 111.480 113.418 224.898 98,29

7 30 - 34 101.195 102.508 203.703 98,72

8 35 - 39 94.564 94.591 189.155 99,97

9 40 - 44 82.458 80.619 163.077 102,28

10 45 - 49 67.898 65.705 133.603 103,34

11 50 - 54 53.153 51.880 105.033 102,45

12 55 - 59 42.123 40.171 82.294 104,86

13 60 - 64 29.394 29.438 58.832 99,85

14 65 - 69 20.947 21.774 42.721 96,20

15 70 - 74 14.123 16.086 30.209 87,79

16 75+ 14.240 18.629 32.869 76,44

JUMLAH 1.329.172 1.308.275 2.637.447 101,60


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 59,65

Sumber: - BPS Pusat


- BPS Provinsi Sultra
TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 1.020.952 1.016.025 2.036.977
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
2 1.009.313 947.850 1.957.163 98,86 93,29 95,05
MELEK HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
3
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 33.374 26.263 59.637 3,27 2,58 2,93
b. SD/MI 74.102 83.539 157.641 7,26 8,22 7,74
c. SMP/ MTs 38.050 46.114 84.163 3,73 4,54 4,13
d. SMA/ MA 33.176 19.857 53.033 3,25 1,95 2,60
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 5.004 3.104 8.108 0,49 0,31 0,40
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 1.489 1.638 3.128 0,15 0,16 0,15
g. AKADEMI/DIPLOMA III 2.513 3.238 5.751 0,25 0,32 0,28
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 9.122 10.614 19.735 0,89 1,04 0,97
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 518 239 757 0,05 0,02 0,04

Sumber: BPS Prov. Sultra Tahun 2017


TABEL 4

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH KELAHIRAN
JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 14 1.005 13 1.018 899 10 909 1.904 23 1.927
2 MUNA 27 2.043 9 2.052 1.901 8 1.909 3.944 17 3.961
3 KONAWE 27 2.501 17 2.518 2.174 14 2.188 4.675 31 4.706
4 KOLAKA 12 2.253 37 2.290 2.140 19 2.159 4.393 56 4.449
5 KONAWE SELATAN 23 2.902 45 2.947 2.709 30 2.739 5.611 75 5.686
6 BOMBANA 22 1.897 41 1.938 1.751 16 1.767 3.648 57 3.705
7 WAKATOBI 20 970 23 993 866 9 875 1.836 32 1.868
8 KOLAKA UTARA 16 1.416 25 1.441 1.452 18 1.470 2.868 43 2.911
9 BUTON UTARA 10 793 6 799 802 5 807 1.595 11 1.606
10 KONAWE UTARA 22 714 9 723 569 5 574 1.283 14 1.297
11 KOLAKA TIMUR 12 1.175 14 1.189 1.061 7 1.068 2.236 21 2.257
12 KONAWE KEPULAUAN 7 338 4 342 269 3 272 607 7 614
13 MUNA BARAT 15 720 12 732 690 8 698 1.410 20 1.430
14 BUTON TENGAH 12 862 15 877 805 12 817 1.667 27 1.694
15 BUTON SELATAN 8 907 7 914 804 10 814 1.711 17 1.728
16 KOTA KENDARI 15 4.069 7 4.076 4.131 7 4.138 8.200 14 8.214
17 KOTA BAUBAU 17 1.448 13 1.461 1.351 8 1.359 2.799 21 2.820
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 26.013 297 26.310 24.374 189 24.563 50.387 486 50.873
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 11,29 7,69 9,55

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH KEMATIAN

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN


a ANAK a ANAK ANAK
NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYIa BALITA
BALITA BALITA BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BUTON 14 6 15 5 20 4 8 1 9 10 23 6 29
2 MUNA 27 8 1 1 0 4 4 1 0 12 5 2 0
3 KONAWE 27 8 3 0 3 4 2 0 2 12 5 0 5
4 KOLAKA 12 29 7 4 40 17 2 1 20 46 9 5 60
5 KONAWE SELATAN 23 16 12 3 15 13 3 1 4 29 15 4 19
6 BOMBANA 22 21 3 1 4 16 2 2 4 37 5 3 8
7 WAKATOBI 20 15 3 2 4 7 2 1 3 22 5 3 7
8 KOLAKA UTARA 16 11 4 3 7 9 1 1 2 20 5 4 9
9 BUTON UTARA 10 7 13 1 14 11 13 6 19 18 26 7 33
10 KONAWE UTARA 22 8 2 3 5 2 1 0 1 10 3 3 6
11 KOLAKA TIMUR 12 20 6 2 8 10 1 0 1 30 7 2 9
12 KONAWE KEPULAUAN 7 2 2 0 2 3 2 1 3 5 4 1 5
13 MUNA BARAT 15 11 12 2 14 6 3 2 5 17 15 4 19
14 BUTON TENGAH 12 7 5 4 9 1 1 2 3 8 6 6 12
15 BUTON SELATAN 8 6 6 5 11 7 5 5 10 13 11 10 21
16 KOTA KENDARI 15 12 2 1 3 6 2 2 4 18 4 3 7
17 KOTA BAUBAU 17 10 3 1 4 1 3 1 4 11 6 2 8

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 197 99 38 163 121 55 27 94 318 154 65 257


ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 7,57 3,81 1,46 6,27 4,96 2,26 1,11 3,86 6,31 3,06 1,29 5,10

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 BUTON 14 1.904 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0 1 2 3
2 MUNA 27 3.944 0 0 0 0 1 2 3 6 0 0 0 0 1 2 3 6
3 KONAWE 27 4.675 0 1 0 1 0 1 2 3 0 2 0 2 0 4 2 6
4 KOLAKA 12 4.393 0 1 0 1 0 0 0 0 1 4 0 5 1 5 0 6
5 KONAWE SELATAN 23 5.611 0 1 0 1 0 1 1 2 0 3 1 4 0 5 2 7
6 BOMBANA 22 3.648 0 1 0 1 0 0 2 2 0 0 3 3 0 1 5 6
7 WAKATOBI 20 1.836 0 0 0 0 0 2 1 3 0 0 0 0 0 2 1 3
8 KOLAKA UTARA 16 2.868 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 1 6 0 5 1 6
9 BUTON UTARA 10 1.595 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 1 3 0 2 2 4
10 KONAWE UTARA 22 1.283 0 2 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3 1 4
11 KOLAKA TIMUR 12 2.236 0 0 0 0 0 2 0 2 1 1 1 3 1 3 1 5
12 KONAWE KEPULAUAN 7 607 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
13 MUNA BARAT 15 1.410 0 1 1 2 0 2 1 3 0 0 1 1 0 3 3 6
14 BUTON TENGAH 12 1.667 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1 2
15 BUTON SELATAN 8 1.711 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 2 0 2 1 3
16 KOTA KENDARI 15 8.200 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 2 4 0 2 3 5
17 KOTA BAUBAU 17 2.799 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 50.387 0 7 3 7 1 15 13 29 2 22 12 36 3 44 28 75
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 149

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 7

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH SELURUH
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ KASUS TB ANAK
JUMLAH PENDUDUK KASUS TB
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS 0-14 TAHUN
L P L P
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 14 50.506 49.057 99.563 78 60 53 40,46 131 109 55 91 45,50 200 8 4,00
2 MUNA 27 103.663 111.780 215.443 6 67 3 33,33 9 8 59 5 41,00 13 0 0,00
3 KONAWE 27 125.211 119.113 244.324 0 0 0 0,00 337 263 59 183 41,00 446 9 2,02
4 KOLAKA 12 131.131 120.362 251.493 141 59 96 40,51 237 214 59 146 40,56 360 3 0,83
5 KONAWE SELATAN 23 152.710 147.218 299.928 102 58 74 42,05 176 162 58 115 41,52 277 4 1,44
6 BOMBANA 22 88.598 86.899 175.497 126 59 86 40,57 212 157 58 116 42,49 273 2 0,73
7 WAKATOBI 20 45.775 49.611 95.386 35 56 28 44,44 63 59 61 38 39,18 97 1 1,03
8 KOLAKA UTARA 16 74.677 70.004 144.681 70 60 46 39,66 116 111 60 74 40,00 185 7 3,78
9 BUTON UTARA 10 31.305 30.783 62.088 28 58 20 41,67 48 40 57 30 42,86 70 1 1,43
10 KONAWE UTARA 22 31.884 29.000 60.884 37 51 36 49,00 73 40 51 38 49,00 78 3 3,85
11 KOLAKA TIMUR 12 90.357 86.138 176.495 64 67 31 32,63 95 98 69 45 31,47 143 3 2,10
12 KONAWE KEPULAUAN 7 16.628 16.584 33.212 27 61 17 38,64 44 29 55 24 45,28 53 2 3,77
13 MUNA BARAT 15 38.697 40.956 79.653 46 51 44 49,00 90 59 51 57 49,00 116 6 5,17
14 BUTON TENGAH 12 47.274 50.310 97.584 70 56 54 43,55 124 76 55 61 44,53 137 2 1,46
15 BUTON SELATAN 8 39.417 39.649 79.066 39 66 20 33,90 59 71 63 42 37,17 113 7 6,19
16 KOTA KENDARI 15 181.392 177.979 359.371 341 63 204 37,43 545 435 62 270 38,30 705 10 1,42
17 KOTA BAUBAU 17 79.948 82.832 162.780 127 56 101 44,30 228 189 58 135 41,67 324 9 2,78

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 1.329.173 1.308.275 2.637.448 1.337 52 913 35 2.587 2.120 59 1.470 40,95 3.590 77 2,14

CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 100,60 69,78 98,09

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 159,48 112,38 136,12

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

TB PARU
SUSPEK
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS % BTA (+)
BTA (+)
TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 14 657 524 1.181 81 57 138 12,33 10,88 11,69
2 MUNA 27 2.615 2.513 5.128 265 255 520 10,14 10,14 10,14
3 KONAWE 27 1.845 1.773 3.618 172 165 337 9,31 9,31 9,31
4 KOLAKA 12 964 787 1.751 141 96 237 14,63 12,20 13,54
5 KONAWE SELATAN 23 806 696 1.502 102 74 176 12,66 10,63 11,72
6 BOMBANA 22 1.596 1.537 3.133 126 86 212 7,89 5,60 6,77
7 WAKATOBI 20 148 103 250 35 28 63 23,73 27,32 25,20
8 KOLAKA UTARA 16 449 433 882 70 46 116 15,59 10,62 13,15
9 BUTON UTARA 10 163 129 292 33 26 59 20,25 20,16 20,21
10 KONAWE UTARA 22 116 112 228 37 36 73 32,02 32,02 32,02
11 KOLAKA TIMUR 12 388 221 609 64 31 95 16,49 14,03 15,60
12 KONAWE KEPULAUAN 7 230 142 372 27 17 44 11,74 11,97 11,83
13 MUNA BARAT 15 669 642 1.311 46 44 90 6,86 6,86 6,86
14 BUTON TENGAH 12 465 447 969 70 54 124 15,05 12,08 12,80
15 BUTON SELATAN 8 218 198 416 39 20 59 17,89 10,10 14,18
16 KOTA KENDARI 15 2.971 2.433 5.404 341 204 545 11,48 8,38 10,09
17 KOTA BAUBAU 17 1.164 1.043 2.207 126 102 228 10,82 9,78 10,33

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 15.464 13.732 29.253 1.775 1.341 3.116 11,48 9,76 10,65

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP


ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) ANGKA KEBERHASILAN
(COMPLETE RATE) JUMLAH KEMATIAN
PUSKES BTA (+) DIOBATI* PENGOBATAN
NO KABUPATEN/KOTA SELAMA PENGOBATAN
MAS L P L+P L P L+P (SUCCESS RATE/SR)
JUMLA JUMLA JUMLA JUMLA JUMLA JUMLA
L P L+P % % % % % % L P L+P L P L+P
H H H H H H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 BUTON 14 75 52 127 60 80,00 44 84,62 104 81,89 2 2,67 0 0,00 2 1,57 82,67 84,62 83,46 11 9 20
2 MUNA 27 329 229 558 278 84,59 194 84,59 472 84,59 2 0,54 1 0,54 3 0,54 85,13 85,13 85,13 6 4 10
3 KONAWE 27 243 169 412 195 80,10 135 80,10 330 80,10 24 9,95 17 9,95 41 9,95 90,05 90,05 90,05 4 2 6
4 KOLAKA 12 133 82 215 101 75,94 67 81,71 168 78,14 18 13,53 8 9,76 26 12,09 89,47 91,46 90,23 5 5 10
5 KONAWE SELATAN 23 96 88 184 64 66,67 65 73,86 129 70,11 0 0,00 0 0,00 0 0,00 66,67 73,86 70,11 5 3 8
6 BOMBANA 22 110 66 176 95 86,36 62 93,94 157 89,20 9 8,18 3 4,55 12 6,82 94,55 98,48 96,02 6 1 7
7 WAKATOBI 20 24 17 41 19 79,17 13 76,47 32 78,05 0 0,00 0 0,00 0 0,00 79,17 76,47 78,05 0 2 2
8 KOLAKA UTARA 16 77 53 130 65 84,42 47 88,68 112 86,15 9 11,69 4 7,55 13 10,00 96,10 96,23 96,15 0 1 1
9 BUTON UTARA 10 33 26 59 21 63,64 5 19,23 26 44,07 0 0,00 3 11,54 3 5,08 63,64 30,77 49,15 0 0 0
10 KONAWE UTARA 22 18 13 31 9 51,61 7 51,61 16 51,61 0 0,00 0 0,00 0 0,00 51,61 51,61 51,61 0 0 0
11 KOLAKA TIMUR 12 51 37 88 15 29,41 13 35,14 28 31,82 9 17,65 4 10,81 13 14,77 47,06 45,95 46,59 1 2 3
12 KONAWE KEPULAUAN 7 12 10 22 10 83,33 10 100,00 20 90,91 2 16,67 0 0,00 2 9,09 100,00 100,00 100,00 0 0 0
13 MUNA BARAT 15 25 17 42 24 95,24 16 95,24 40 95,24 0 0,00 0 0,00 0 0,00 95,24 95,24 95,24 1 1 2
14 BUTON TENGAH 12 49 42 91 42 85,71 39 92,86 81 89,01 45 91,84 40 95,24 85 93,41 177,55 188,10 182,42 2 0 2
15 BUTON SELATAN 8 54 32 86 52 96,30 31 96,88 83 96,51 0 0,00 0 0,00 0 0,00 96,30 96,88 96,51 1 1 2
16 KOTA KENDARI 15 326 245 571 304 93,25 237 96,73 541 94,75 58 17,79 47 19,18 105 18,39 111,04 115,92 113,13 10 4 14
17 KOTA BAUBAU 17 125 83 208 90 72,00 60 72,29 150 72,12 42 33,60 18 21,69 60 28,85 105,60 93,98 100,96 3 2 5

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 1.780 1.261 3.041 1.444 81,12 1.045 82,88 2.489 81,85 220 12,35 145 11,51 365 12,00 93,47 94,38 93,85 55 37 92
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 4 3 3

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Keterangan:
* kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PNEUMONIA PADA BALITA


JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
PENDERITA L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BUTON 14 6.265 6.079 12.344 241 233 475 38 15,76 36 15,42 74 15,59
2 MUNA 27 7.464 8.049 15.513 746 805 1.551 130 17,42 94 11,68 224 14,44
3 KONAWE 27 11.184 10.723 21.908 1.168 1.096 2.265 204 17,46 160 14,59 364 16,07
4 KOLAKA 12 13.114 12.037 25.151 1.311 1.204 2.515 645 49,18 559 46,44 1.204 47,87
5 KONAWE SELATAN 23 15.040 15.653 30.693 1.504 1.565 3.069 378 25,13 322 20,57 700 22,81
6 BOMBANA 22 10.360 10.073 20.433 1.036 1.007 2.043 69 6,66 53 5,26 122 5,97
7 WAKATOBI 20 4.864 4.834 9.698 486 483 970 1 0,21 1 0,21 2 0,21
8 KOLAKA UTARA 16 6.644 6.417 13.061 664 642 1.306 21 3,16 7 1,09 28 2,14
9 BUTON UTARA 10 3.897 3.715 7.612 390 372 761 11 2,82 8 2,15 19 2,50
10 KONAWE UTARA 22 3.235 3.109 6.344 227 229 455 1 0,44 0 0,00 1 0,22
11 KOLAKA TIMUR 12 9.311 9.108 18.419 931 911 1.842 12 1,29 22 2,42 34 1,85
12 KONAWE KEPULAUAN 7 2.056 1.901 3.957 206 190 396 0 0,00 0 0,00 0 0,00
13 MUNA BARAT 15 3.253 3.386 6.639 325 339 664 3 0,92 2 0,59 5 0,75
14 BUTON TENGAH 12 5.839 6.221 12.060 584 622 1.206 15 2,57 11 1,77 26 2,16
15 BUTON SELATAN 8 4.133 3.979 8.112 413 398 811 0 0,00 0 0,00 0 0,00
16 KOTA KENDARI 15 20.788 20.287 41.075 2.079 2.029 4.108 99 4,76 65 3,20 164 3,99
17 KOTA BAUBAU 17 9.014 9.340 18.354 901 934 1.835 44 4,88 40 4,28 84 4,58

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 136.461 134.911 271.372 13.214 13.058 26.272 1.671 12,65 1.380 10,57 3.051 11,61

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

HIV AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS SYPHILIS


NO KELOMPOK UMUR PROPORSI PROPORSI PROPORSI
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P L P L+P KELOMPOK
UMUR UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
≤ 4 TAHUN 1 1 2 2,63 1 1 0,79 0 2 2 3,51
5 - 14 TAHUN 2 2 2,63 1 3 4 3,17 1 1 0 0,00
15 - 19 TAHUN 3 2 5 6,58 1 1 2 1,59 0 1 2 3 5,26
20 - 24 TAHUN 2 3 5 6,58 8 7 15 11,90 0 8 1 9 15,79
25 - 49 TAHUN 39 22 61 80,26 71 27 98 77,78 10 3 13 22 14 36 63,16
≥ 50 TAHUN 1 1 1,32 3 3 6 4,76 0 7 7 12,28

JUMLAH (KAB/KOTA) 45 31 76 85 41 126 10 4 14 40 17 57


PROPORSI JENIS KELAMIN 59,21 40,79 67,46 32,54 71,43 28,57 70,18 29,82

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 12

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
NO UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR TERHADAP HIV
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 BUTON 3.131 658 3.789 3.131 100 658 100 3.789 100 5 0,16 6 0,91 11 0,29
2 MUNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 KONAWE 750 419 1.169 750 100,00 419 100 1.169 100 5 1 4 1 9 0,77
4 KOLAKA 924 500 1.424 924 100 500 100 1.424 100 1 0,11 0 0,00 1 0,07
5 KONAWE SELATAN 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 BOMBANA 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7 WAKATOBI 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
8 KOLAKA UTARA 510 194 704 512 100 194 100 706 100 2 0,39 1 0,52 3 0,42
9 BUTON UTARA 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
10 KONAWE UTARA 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
13 MUNA BARAT 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
14 BUTON TENGAH 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
15 BUTON SELATAN 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
16 KOTA KENDARI 6.801 2.814 9.615 6.801 100 2.814 100,00 9.615 100 14 0,21 0 0,00 14 0,15
17 KOTA BAUBAU 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

JUMLAH 12.116 4.585 16.701 12.118 100,02 4.585 100,00 16.703 100,01 27 0,22 11 0 38 0,23

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

DIARE
JUMLAH PENDUDUK DIARE DITANGANI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH TARGET PENEMUAN
L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 BUTON 14 50.506 49.057 99.563 1.364 1.325 2.688 994 72,89 977 73,76 1.971 73,32

2 MUNA 27 103.663 111.780 215.443 2.799 3.018 5.817 2.059 73,56 2.201 72,93 4.260 73,23

3 KONAWE 27 125.211 119.113 244.324 3.381 3.216 6.597 2.259 66,82 2.092 65,05 4.351 65,96

4 KOLAKA 12 131.131 120.362 251.493 3.541 3.250 6.790 2.270 64,11 2.177 66,99 4.447 65,49

5 KONAWE SELATAN 23 152.710 147.218 299.928 4.123 3.975 8.098 2.189 53,09 2.255 56,73 4.444 54,88

6 BOMBANA 22 88.598 86.899 175.497 2.392 2.346 4.738 1.196 50,00 1.278 54,47 2.474 52,21

7 WAKATOBI 20 45.775 49.611 95.386 1.236 1.339 2.575 453 36,65 500 37,33 953 37,00

8 KOLAKA UTARA 16 74.677 70.004 144.681 2.016 1.890 3.906 1.633 80,99 1.769 93,59 3.402 87,09

9 BUTON UTARA 10 31.305 30.783 62.088 845 831 1.676 756 89,44 753 90,60 1.509 90,02

10 KONAWE UTARA 22 31.884 29.000 60.884 861 783 1.644 609 70,74 346 44,19 955 58,09

11 KOLAKA TIMUR 12 90.357 86.138 176.495 2.440 2.326 4.765 353 14,47 356 15,31 709 14,88

12 KONAWE KEPULAUAN 7 16.628 16.584 33.212 898 896 1.793 757 84,31 721 80,51 1.478 82,41

13 MUNA BARAT 15 38.697 40.956 79.653 1.045 1.106 2.151 43 4,12 50,00 4,52 93 4,32

14 BUTON TENGAH 12 47.274 50.310 97.584 2.553 2.717 5.270 834 32,67 877 32,28 1.711 32,47

15 BUTON SELATAN 8 39.417 39.649 79.066 848 844 1.692 625 73,70 618 73,22 1.243 73,46

16 KOTA KENDARI 15 181.392 177.979 359.371 4.898 4.805 9.703 1.787 36,49 1.541 32,07 3.328 34,30

17 KOTA BAUBAU 17 79.948 82.832 162.780 2.159 2.236 4.395 1.339 62,03 1.246 55,71 2.585 58,82

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 1.329.173 1.308.275 2.637.448 37.397 36.903 74.300 20.156 53,90 19.757 53,54 39.913 53,72
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 14

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

KASUS BARU
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 14 2 1 3 11 17 28 13 18 31
2 MUNA 27 0 0 0 9 8 17 9 8 17
3 KONAWE 27 1 0 1 5 3 8 6 3 9
4 KOLAKA 12 6 1 7 26 10 36 32 11 43
5 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 7 4 11 7 4 11
6 BOMBANA 22 2 3 5 16 9 25 18 12 30
7 WAKATOBI 20 2 1 3 19 6 25 21 7 28
8 KOLAKA UTARA 16 1 1 2 12 13 25 13 14 27
9 BUTON UTARA 10 0 2 2 3 2 5 3 4 7
10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 3 3 6 3 3 6
11 KOLAKA TIMUR 12 1 0 1 17 2 19 18 2 20
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 1 1 1 1 2 1 2 3
13 MUNA BARAT 15 0 2 2 1 0 1 1 2 3
14 BUTON TENGAH 12 1 3 4 16 2 18 17 5 22
15 BUTON SELATAN 8 0 0 0 6 3 9 6 3 9
16 KOTA KENDARI 15 1 2 3 14 7 21 15 9 24
17 KOTA BAUBAU 17 2 5 7 18 12 30 20 17 37

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 19 22 41 184 102 286 203 124 327


PROPORSI JENIS KELAMIN 46,34 53,66 64,34 35,66 62,08 37,92
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 15,27 9,48 12,40

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 15

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 2
0-14 TAHUN
KUSTA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 14 31 6 19,35 1 3,23
2 MUNA 27 17 3 17,65 0 0,00
3 KONAWE 27 9 0 0,00 0 0,00
4 KOLAKA 12 43 4 9,30 3 6,98
5 KONAWE SELATAN 23 11 1 9,09 0 0,00
6 BOMBANA 22 30 3 10,00 0 0,00
7 WAKATOBI 20 28 2 7,14 8 28,57
8 KOLAKA UTARA 16 27 1 3,70 1 3,70
9 BUTON UTARA 10 7 4 57,14 0 0,00
10 KONAWE UTARA 22 6 0 0,00 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 20 1 5,00 2 10,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 2 0 0,00 0 0,00
13 MUNA BARAT 15 3 1 33,33 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 22 1 4,55 2 9,09
15 BUTON SELATAN 8 9 0 0,00 0 0,00
16 KOTA KENDARI 15 24 9 37,50 0 0,00
17 KOTA BAUBAU 17 37 4 10,81 2 5,41

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 326 40 12,27 19 5,83


ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 0,72

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

KASUS TERCATAT
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 14 2 1 3 9 14 23 11 15 26
2 MUNA 27 0 0 0 9 8 17 9 8 17
3 KONAWE 27 1 0 1 5 3 8 6 3 9
4 KOLAKA 12 6 2 8 41 19 60 47 21 68
5 KONAWE SELATAN 23 1 1 2 10 5 15 11 6 17
6 BOMBANA 22 2 3 5 16 9 25 18 12 30
7 WAKATOBI 20 2 2 4 29 11 40 31 13 44
8 KOLAKA UTARA 16 2 4 6 21 21 42 23 25 48
9 BUTON UTARA 10 0 2 2 3 2 5 3 4 7
10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 3 3 6 3 3 6
11 KOLAKA TIMUR 12 0 0 0 17 3 20 17 3 20
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 1 1 2 0 2 2 1 3
13 MUNA BARAT 15 0 1 1 1 0 1 1 1 2
14 BUTON TENGAH 12 1 3 4 16 2 18 17 5 22
15 BUTON SELATAN 8 0 0 0 6 3 9 6 3 9
16 KOTA KENDARI 15 0 2 2 13 8 21 13 10 23
17 KOTA BAUBAU 17 2 5 7 19 16 35 21 21 42

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 19 27 46 220 127 347 239 154 393


ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 1,80 1,18 1,49

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


a RFT PB a RFT MB
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENDERITA PB PENDERITA MB
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BUTON 14 0 1 1 0 0 1 100 1 100 7 9 16 6 86 9 100,00 15 94
2 MUNA 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0,00 5 0
3 KONAWE 27 2 0 2 2 0 0 0 2 0 10 3 13 10 100 3 100,00 13 100
4 KOLAKA 12 6 2 8 3 50 2 100 5 63 41 19 60 18 44 8 42,11 26 43
5 KONAWE SELATAN 23 1 1 2 0 0 0 0 0 0 10 5 15 5 50 1 20,00 6 40
6 BOMBANA 22 4 1 5 2 50 1 100 3 60 17 8 25 14 82 7 87,50 21 84
7 WAKATOBI 20 2 1 3 0 0 0 0 0 0 19 6 25 1 5 4 66,67 5 20
8 KOLAKA UTARA 16 2 2 4 2 100 2 100 4 100 10 8 18 9 90 8 100,00 17 94
9 BUTON UTARA 10 0 2 2 0 0 2 100 2 100 3 2 5 0 0 0 0,00 0 0
10 KONAWE UTARA 22 1 0 1 1 100 0 0 1 100 1 1 2 1 100 1 100,00 2 100
11 KOLAKA TIMUR 12 1 0 1 1 100 0 0 1 100 17 3 20 2 12 3 100,00 5 25
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 100,00 2 200
13 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 100,00 1 100
14 BUTON TENGAH 12 1 3 4 0 0 3 100 3 75 16 2 18 8 50 2 100,00 10 56
15 BUTON SELATAN 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 1 11 10 100 1 100,00 11 100
16 KOTA KENDARI 15 3 2 5 3 100 2 100 5 100 28 1 29 24 86 0 0,00 24 83
17 KOTA BAUBAU 17 1 3 4 3 300 3 100 6 150 36 13 49 30 83 13 100 43 88

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 24 18 42 17 70,8 16 88,9 33 78,6 225 83 308 140 62 66 80 206 66,88

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 18

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 BUTON 14 36.690 2
2 MUNA 27 77.725 2
3 KONAWE 27 80.450 1
4 KOLAKA 12 84.274 2
5 KONAWE SELATAN 23 99.859 0
6 BOMBANA 22 58.898 1
7 WAKATOBI 20 32.644 1
8 KOLAKA UTARA 16 46.348 1
9 BUTON UTARA 10 22.486 1
10 KONAWE UTARA 22 20.950 0
11 KOLAKA TIMUR 12 45.065 1
12 KONAWE KEPULAUAN 7 7.999 0
13 MUNA BARAT 15 29.115 0
14 BUTON TENGAH 12 30.173 0
15 BUTON SELATAN 8 28.546 0
16 KOTA KENDARI 15 104.703 2
17 KOTA BAUBAU 17 50.143 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 856.068 15


AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 1,75

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu
879.603
sebesar:
TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PERTUSIS
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 MUNA 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 KONAWE 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KOLAKA 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 BOMBANA 22 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 WAKATOBI 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 KOLAKA TIMUR 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 BUTON TENGAH 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 BUTON SELATAN 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 KOTA KENDARI 15 4 1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 5 1 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


CASE FATALITY RATE (%) 0,00 0,00 0,00

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 20

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH KASUS PD3I

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS CAMPAK


POLIO HEPATITI
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L P L+P L P L+P L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 BUTON 14 0 2 2 0 0 0 0 0
2 MUNA 27 15 6 21 2 0 0 0 0
3 KONAWE 27 2 2 4 0 0 0 0 0
4 KOLAKA 12 16 16 32 0 0 0 0 0
5 KONAWE SELATAN 23 9 10 19 0 0 0 0 0
6 BOMBANA 22 8 13 21 0 0 0 0 0
7 WAKATOBI 20 2 2 4 0 0 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 0 0 0
9 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 0 0 0 0 0
11 KOLAKA TIMUR 12 0 1 1 0 0 0 0 0
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0
13 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0 0 0 0
14 BUTON TENGAH 12 0 0 0 0 0 0 0 0
15 BUTON SELATAN 8 0 2 2 0 0 0 0 0
16 KOTA KENDARI 15 118 86 204 0 0 0 0 3
17 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 170 140 310 2 0 0 0 3


CASE FATALITY RATE (%) 0,6

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


NGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
SI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH KASUS PD3I

HEPATITIS B

P L+P
12 13
0 0
0 0
0 0
0 0
132 132
2 2
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
9 12
0 0

143 146
TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 BUTON 14 9 5 14 0 0 0
2 MUNA 27 6 8 14 0 0 0
3 KONAWE 27 64 43 107 1 2 3
4 KOLAKA 12 118 125 243 0 2 2
5 KONAWE SELATAN 23 69 51 120 0 2 2
6 BOMBANA 22 12 14 26 0 0 0
7 WAKATOBI 20 16 17 33 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 16 3 6 9 0 0 0
9 BUTON UTARA 10 28 45 73 0 3 3
10 KONAWE UTARA 22 16 3 19 1 0 1
11 KOLAKA TIMUR 12 22 37 59 0 0 0
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0
13 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0 0
14 BUTON TENGAH 12 10 4 14 0 0 0
15 BUTON SELATAN 8 1 0 1 0 0 0
16 KOTA KENDARI 15 58 35 93 2 1 3
17 KOTA BAUBAU 17 60 56 116 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 492 449 941 4 10 14


INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 37,0 34,3 35,7

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
BUPATEN/KOTA

UE (DBD)
CFR (%)
L P L+P
10 11 12
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
1,56 4,65 2,80
0,00 1,60 0,82
0,00 3,92 1,67
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 6,67 4,11
6,25 0,00 5,26
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
3,45 2,86 3,23
0,00 0,00 0,00

0,81 2,23 1,49


TABEL 22

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BUTON 14 510 491 1.001 510 491 1.001 20 3,92 15 3,05 35 3,50 0 0 0 0,00 0,00 0,00
2 MUNA 27 2385 1658 4.043 2385 1658 4.036 325 13,62 205 12,37 530 13,13 2 0 2 0,62 0,00 0,38
3 KONAWE 27 1.391 967 2.358 1.391 967 2.358 0 0,00 0 0,00 11 0,47 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 KOLAKA 12 206 125 331 14 1 15 14 100 1 100,00 15 100 0 0 0 0,00 0,00 0,00
5 KONAWE SELATAN 23 517 940 1.457 517 940 1.457 31 6,00 0 0,00 31 2,13 0 0 0 0,00 0,00 0,00
6 BOMBANA 22 1.112 1.055 2.167 1112 1055 2.167 19 1,71 5 0,47 24 1,11 0 0 0 0,00 0,00 0,00
7 WAKATOBI 20 387 269 656 387 269 656 36 9,30 12 4,46 48 7,32 0 0 0 0,00 0,00 0,00
8 KOLAKA UTARA 16 326 227 553 326 227 553 13 3,98 3 1,32 16 2,89 0 0 0 0,00 0,00 0,00
9 BUTON UTARA 10 285 184 469 285 184 469 37 12,98 4 2,17 41 8,74 0 0 0 0,00 0,00 0,00
10 KONAWE UTARA 22 273 190 463 273 190 463 2 0,73 1 0,53 3 0,65 0 0 0 0,00 0,00 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 113 94 207 67 46 113 5 7,46 0 0,00 5 4,42 0 0 0 0,00 0,00 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 58 61 119 1537 3074 4.611 4 0,26 2 0,07 6 0,13 0 0 0 0,00 0,00 0,00
13 MUNA BARAT 15 1.433 996 2.429 1.433 996 2.429 48 3,35 19 1,91 67 2,76 0 0 0 0,00 0,00 0,00
14 BUTON TENGAH 12 501 348 849 553 385 938 52,00 9,40 31 8,06 83 9 0 0 0 0,00 0,00 0,00
15 BUTON SELATAN 8 817 686 1.503 817 686 1.503 44 5,39 11 1,60 55 3,66 0 0 0 0,00 0,00 0,00
16 KOTA KENDARI 15 486 661 1.147 486 661 1.147 48 9,88 19 2,87 67 5,84 0 0 0 0,00 0,00 0,00
17 KOTA BAUBAU 17 508 1.930 2.438 508 1.930 2.438 34 6,69 9 0,47 43 1,76 0 0 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 11.309 10.881 22.190 12.602 13.759 26.361 732 5,81 337 2 1.069 4,06 2 0 2 0,27 0 0,19

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 1.329.172 1.308.275 2.637.447

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0,55 0,26 0,41

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PENDERITA FILARIASIS
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 BUTON 14 0 0 0 1 5 6
2 MUNA 27 0 0 0 0 0 0
3 KONAWE 27 0 0 0 2 1 3
4 KOLAKA 12 0 0 0 8 9 17
5 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 5 3 8
6 BOMBANA 22 0 0 0 0 0 0
7 WAKATOBI 20 0 0 0 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 0
9 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 0 0 0
11 KOLAKA TIMUR 12 0 0 0 4 0 4
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0
13 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0 0
14 BUTON TENGAH 12 0 0 0 0 0 0
15 BUTON SELATAN 8 0 0 0 0 0 0
16 KOTA KENDARI 15 0 0 0 0 0 0
17 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 0 0 0 20 18 38


ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 2 1 1

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI


JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 14 25.267 24.545 49.812 3.132 12,40 8.848 36,05 11.980 24,05 540 17,24 1.371 15,50 1.911 15,95
2 MUNA 27 50.992 61.906 112.898 816 1,60 2.576 4,16 3.392 3,00 186 22,79 649 25,19 835 24,62
3 KONAWE 27 83.945 79.929 163.874 77 0,09 434 0,54 511 0,31 36 46,75 281 64,75 317 62,04
4 KOLAKA 12 894 1.263 2.157 894 100,00 1.263 100,00 2.157 100,00 894 100 1.263 100,00 2.157 100
5 KONAWE SELATAN 23 101.914 98.155 200.069 6.337 6,22 49.241 50,17 55.578 27,78 2.825 44,58 11.427 23,21 14.252 25,64
6 BOMBANA 22 56.895 56.521 113.416 2.832 4,98 12.321 21,80 15.153 13,36 1.006 35,52 3.313 26,89 4.319 28,50
7 WAKATOBI 20 27.119 31.318 58.437 4.588 16,92 11.017 35,18 15.605 26,70 1.241 27,05 3.102 28,16 4.343 27,83
8 KOLAKA UTARA 16 46.852 43.945 90.797 2.905 6,20 11.438 26,03 14.343 15,80 1.051 36,18 2.879 25,17 3.930 27,40
9 BUTON UTARA 10 1.381 2.163 3.544 1.381 100,00 2.163 100,00 3.544 100,00 791 57,28 1.406 65,00 2.197 61,99
10 KONAWE UTARA 22 18.239 16.132 34.371 1.254 6,88 1.805 11,19 3.059 8,90 1.254 100 1.805 100,00 3.059 100
11 KOLAKA TIMUR 12 55.240 52.818 108.058 1.186 2,15 2.375 4,50 3.561 3,30 695 58,60 983 41,39 1.678 47,12
12 KONAWE KEPULAUAN 7 13.069 12.144 25.213 51 0,39 62 0,51 113 0,45 51 100 62 100,00 113 100
13 MUNA BARAT 15 19.943 23.132 43.075 471 2,36 678 2,93 1.149 2,67 471 100 678 100,00 1.149 100
14 BUTON TENGAH 12 24.111 25.657 49.768 650 2,70 847 3,30 1.497 3,01 448 68,92 691 81,58 1.139 76,09
15 BUTON SELATAN 8 22.010 22.096 44.106 852 3,87 2.974 13,46 3.826 8,67 423 49,65 836 28,11 1.259 32,91
16 KOTA KENDARI 15 108.163 106.030 214.193 6.526 6,03 10.008 9,44 16.534 7,72 2.613 40,04 3.375 33,72 5.988 36,22
17 KOTA BAUBAU 17 50.064 30.327 80.391 1.710 3,42 7.263 23,95 8.973 11,16 1.742 102 3.739 51,48 5.481 61,08

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 706.098 688.081 1.394.179 35.662 5,05 125.313 18,21 160.975 11,55 16.267 45,61 37.860 30,21 54.127 33,62

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 25

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS OBESITAS


JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 14 30.927 31.946 62.873 4.802 16 17.417 55 22.219 35 632 2 3.876 12 4.508 7
2 MUNA 27 40.131 37.594 77.725 587 1 2.349 6 2.936 4 145 0 632 2 777 1
3 KONAWE 27 13.120 9.118 22.238 75 1 499 5 574 3 44 0 278 3 322 1
4 KOLAKA 12 273 1.806 2.079 273 100 1.806 100 2.079 100 273 100 1.806 100 2.079 100
5 KONAWE SELATAN 23 4.501 45.120 49.621 4.501 100 45.120 100 49.621 100 629 14 15.958 35 16.587 33
6 BOMBANA 22 58.863 57.735 116.598 4.066 7 18.568 32 22.634 19 824 1 5.669 10 6.493 6
7 WAKATOBI 20 14.603 28.294 42.897 12.728 87 24.453 86 37.181 87 253 2 2.128 8 2.381 6
8 KOLAKA UTARA 16 48.521 45.067 93.588 2.397 5 10.151 23 12.548 13 345 1 2.013 4 2.358 3
9 BUTON UTARA 10 1.381 2.163 3.544 - - 48 2 48 1 - - 48 2 48 1
10 KONAWE UTARA 22 10.717 10.233 20.950 - - - - - - - - - - - -
11 KOLAKA TIMUR 12 1.130 1.341 2.471 1.130 100 1.341 100 2.471 100 2 0 - - 2 0
12 KONAWE KEPULAUAN 7 13.069 12.144 25.213 - - - - - - - - - - - -
13 MUNA BARAT 15 14.895 14.220 29.115 471 3 678 5 1.149 4 471 100 678 100 1.149 100
14 BUTON TENGAH 12 15.306 19.280 34.586 220 1 1.255 7 1.475 4 220 1 1.255 7 1.475 4
15 BUTON SELATAN 8 26.246 26.234 52.480 479 2 2.249 9 2.728 5 110 - 678 3 788 2
16 KOTA KENDARI 15 127.872 126.798 254.670 3.603 3 9.458 7 13.061 5 421 0 2.498 2 2.919 1
17 KOTA BAUBAU 17 41.146 43.505 84.651 1.430 3 8.180 19 9.610 11 2.056 5 2.821 6 4.877 6

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 462.702 512.597 975.299 36.762 7,95 143.572 28,01 180.334 18,49 6.425 17,48 40.338 28,10 46.763 25,93

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PEMERIKSAAN LEHER RAHIM


PEREMPUAN IVA POSITIF TUMOR/BENJOLAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DAN PAYUDARA
USIA 30-50 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BUTON 14 10.499 42 0,40 11 26,19 2 4,76
2 MUNA 27 27.764 286 1,03 0 0,00 7 2,45
3 KONAWE 27 38.235 209 0,55 0 0,00 0 0,00
4 KOLAKA 12 32.053 32 0,10 0 0,00 32 100
5 KONAWE SELATAN 23 96.074 112 0,12 0 0,00 0 0,00
6 BOMBANA 22 22.781 412 1,81 6 1,46 5 1,21
7 WAKATOBI 20 24.402 259 1,06 0 0,00 0 0,00
8 KOLAKA UTARA 16 21.258 65 0,31 0 0,00 0 0,00
9 BUTON UTARA 10 8.186 0 0,00 0 0,00 0 0,00
10 KONAWE UTARA 22 7.815 0 0,00 0 0,00 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 23.961 64 0,27 64 100 0 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 4.766 0 0,00 0 0,00 0 0,00
13 MUNA BARAT 15 9.169 0 0,00 0 0,00 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 11.708 0 0,00 0 0,00 0 0,00
15 BUTON SELATAN 8 9.865 87 0,88 0 0,00 0 0,00
16 KOTA KENDARI 15 94.443 606 0,64 5 0,83 1 0,17
17 KOTA BAUBAU 17 20.969 206 1 11 5,34 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 463.948 2.380 1 97 4,08 47 1,97

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE: Clinical Breast Examination
TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK


WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN TERANCAM
NO JUMLAH JUMLAH
LUAR BIASA 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
KEC DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Campak dan
1
Rubella

Muna Mabodo 4 03/03/2017 04/03/2017 14/04/2017 5 5 10 2 6 2 0 0 0 0 0 0 0 - - -

Kabawo 8 12/09/2017 12/09/2017 20/12/2017 17 48 65 3 22 38 2


Kabangka 5 12/09/2017 12/09/2017 21/12/2017 14 13 27 5 4 13 3 2 1

Katobu 8 30/08/2017 31/08/2017 29/12/2017 32 45 77 1 5 47 21 3

Tampo 2 10/10/2017 11/11/2017 14/11/2017 5 8 13 3 5 2 2 1 0 0 0 0 - -


Laselapa 3 09/10/2017 10/10/2017 10/11/2017 4 5 9 1 3 5 0 0 0 0 - -
Rumbia
Bombana 13 16/08/2017 17/08/2017 27/10/2017 40 32 72 8 11 6 25 7 5 1 1 0 0 2,5 - 1,39
Tengah
Rarowatu
7 15/09/2017 15/09/2017 04/12/2017 12 11 23 2 2 6 6 2 4 1
Utara
Konawe Selatan Konda 4 21-08-2017 22-08-2017 22/08/2017 9 10 19 3 9 4 3 0 0 0 0 - -

2 Difteri 0 0 0 0 0 - -
Kota Kendari Poasia 02/08/2017 02/08/2017 09/08/2017 1 1 1 0 0 0 0 - -
Baruga 17-02-2017 17-02-2017 24/02/2017 1 1 1 0 0 0 0 - -
Mokoau 04/06/2017 04/06/2017 11/01/2017 1 1 1 0 0 0 0 - -
0 0 0 0 0 - -
3 DBD 3 0 0 0 - -
Wa ode
Buton Utara 1 15 20 35 0 0 0 0 - -
Buri
Wangi-
Wakatobi 8 04/01/2017 04/01/2017 30/01/2017 8 7 15 2 4 6 1 2 1 0 0 0 0 - -
wangi
0 0 0 0 - -
4 Rabies
Poleang
Bombana 1 15/05/2017 15/05/2017 15/05/2017 1 1 1 1 1 0
Tenggara

5 PCC 10 19 06/09/2017 07/09/2017 15/09/2017 57 38 95 80 15 3 3 0

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 28

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 BUTON 14 0 0 0
2 MUNA 27 4 4 100
3 KONAWE 27 0 0 0
4 KOLAKA 12 2 2 100
5 KONAWE SELATAN 23 4 4 100
6 BOMBANA 22 21 21 100
7 WAKATOBI 20 8 8 100
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0
9 BUTON UTARA 10 1 1 100
10 KONAWE UTARA 22 0 0 0
11 KOLAKA TIMUR 12 0 0 0
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0
13 MUNA BARAT 15 0 0 0
14 BUTON TENGAH 12 0 0 0
15 BUTON SELATAN 8 0 0 0
16 KOTA KENDARI 15 19 19 100
17 KOTA BAUBAU 17 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 59 59 100

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 29

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


PERSALINAN MENDAPAT IBU NIFAS
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS K1 K4
JUMLAH JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS MENDAPAT VIT A
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BUTON 14 2.082 2.184 104,9 1.660 79,73 1.988 1.743 87,68 1.821 91,60 1.883 94,72
2 MUNA 27 4.976 4.489 90,2 3.693 74,22 4.666 4.031 86,39 3.679 78,85 3.879 83,13
3 KONAWE 27 6.482 4.810 74,2 4.371 67,43 6.036 4.571 75,73 3.989 66,09 4.085 67,68
4 KOLAKA 12 5.032 5.032 100,0 4.228 84,02 4.803 4.374 91,07 4.320 89,94 4.323 90,01
5 KONAWE SELATAN 23 8.216 5.844 71,1 4.977 60,58 7.842 5.452 69,52 5.117 65,25 1.078 13,75
6 BOMBANA 22 4.710 4.112 87,3 3.593 76,28 4.496 3.530 78,51 3.564 79,27 3.602 80,12
7 WAKATOBI 20 2.336 2.014 86,2 1.782 76,28 2.230 1.724 77,31 1.831 82,11 1.782 79,91
8 KOLAKA UTARA 16 3.655 3.310 90,6 2.773 75,87 3.489 2.863 82,06 2.893 82,92 2.848 81,63
9 BUTON UTARA 10 1.755 1.390 79,2 1.062 60,51 1.675 1.166 69,61 1.155 68,96 987 58,93
10 KONAWE UTARA 22 1.712 1.375 80,3 1.165 68,05 1.634 1.278 78,21 1.121 68,60 1.292 79,07
11 KOLAKA TIMUR 12 4.190 2.545 60,7 1.999 47,71 2.007 2.172 108,22 1.866 92,97 1.975 98,41
12 KONAWE KEPULAUAN 7 912 609 66,8 598 65,57 870 582 66,90 456 52,41 591 67,93
13 MUNA BARAT 15 2.200 1.688 76,7 1.157 52,59 2.100 1.346 64,10 1.269 60,43 1.285 61,19
14 BUTON TENGAH 12 1.755 2.079 118,5 1.632 92,99 1.700 1.594 93,76 1.632 96,00 1.497 88,06
15 BUTON SELATAN 8 1.996 1.790 89,7 1.523 76,30 1.734 1.634 94,23 1.570 90,54 1.705 98,33
16 KOTA KENDARI 15 8.697 8.702 100,1 8.514 97,90 8.301 8.172 98,45 7.985 96,19 8.159 98,29
17 KOTA BAUBAU 17 3.662 3.662 100,0 2.821 77,03 3.365 2.698 80,18 2.621 77,89 2.701 80,27

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 64.368 55.635 86,4 47.548 73,87 58.936 48.930 83,02 46.889 79,56 43.672 74,10

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 BUTON 14 2.082 400 19,21 381 18,30 424 20,37 270 12,97 208 10,0 1.283 61,62
2 MUNA 27 4.976 946 19,01 856 17,20 614 12,34 454 9,12 392 7,9 2.316 46,54
3 KONAWE 27 6.482 3.059 47,19 2.718 41,93 498 7,68 335 5,17 313 4,8 3.864 59,61
4 KOLAKA 12 5.032 2.065 41,04 1.886 37,48 729 14,49 418 8,31 263 5,2 3.296 65,50
5 KONAWE SELATAN 23 8.216 813 47,19 885 41,93 1.283 7,68 904 5,17 954 4,8 4.026 59,61
6 BOMBANA 22 4.710 1.207 25,63 980 20,81 426 9,04 154 3,27 133 2,8 1.693 35,94
7 WAKATOBI 20 2.336 828 35,45 675 28,90 357 15,28 247 10,57 232 9,9 1.511 64,68
8 KOLAKA UTARA 16 3.655 953 26,07 989 27,06 831 22,74 676 18,50 474 13,0 2.970 81,26
9 BUTON UTARA 10 1.755 259 14,76 171 9,74 220 12,54 174 9,91 61 3,5 885 50,43
10 KONAWE UTARA 22 1.712 624 36,45 664 38,79 247 14,43 132 7,71 81 4,7 1.124 65,65
11 KOLAKA TIMUR 12 4.190 716 17,09 637 15,20 445 10,62 286 6,83 372 8,9 1.740 41,53
12 KONAWE KEPULAUAN 7 912 265 29,06 232 25,44 45 4,93 11 1,21 24 2,6 312 34,21
13 MUNA BARAT 15 2.200 342 15,55 221 10,05 207 9,41 130 5,91 130 5,9 688 31,27
14 BUTON TENGAH 12 1.755 716 40,80 688 39,20 306 17,44 156 8,89 219 12,5 1.369 78,01
15 BUTON SELATAN 8 1.996 498 24,95 401 20,09 239 11,97 190 9,52 164 8,2 994 49,80
16 KOTA KENDARI 15 8.697 4.698 54,02 4.513 51,89 1.678 19,29 1.296 14,90 1.034 11,9 8.520 97,96
17 KOTA BAUBAU 17 3.662 709 19,36 586 16,00 368 10,05 181 4,94 152 4,2 1.287 35,14

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 64.368 19.098 29,67 17.483 27,16 8.917 13,85 6.014 9,34 5.206 8,09 37.878 58,85

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS


PUSKES JUMLAH WUS
NO KABUPATEN/KOTA TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
MAS (15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BUTON 14 17.277 413 2,39 381 2,21 427 2,47 272 1,57 211 1,22
2 MUNA 27 56.014 1.048 1,87 894 1,60 642 1,15 461 0,82 399 0,71
3 KONAWE 27 52.139 3.104 5,95 2.770 5,31 503 0,96 340 0,65 320 0,61
4 KOLAKA 12 39.597 2.230 5,63 1.978 5,00 749 1,89 423 1,07 265 0,67
5 KONAWE SELATAN 23 60.587 727 1,20 907 1,50 1.190 1,96 915 1,51 959 1,58
6 BOMBANA 22 36.009 140 0,39 8 0,02 8 0,02 8 0,02 3 0,01
7 WAKATOBI 20 19.486 828 4,25 675 3,46 357 1,83 247 1,27 232 1,19
8 KOLAKA UTARA 16 29.804 344 1,15 185 0,62 179 0,60 93 0,31 76 0,25
9 BUTON UTARA 10 11.980 259 2,16 171 1,43 220 1,84 173 1,44 61 0,51
10 KONAWE UTARA 22 12.035 635 5,28 676 5,62 250 2,08 135 1,12 82 0,68
11 KOLAKA TIMUR 12 35.533 857 2,41 712 2,00 546 1,54 351 0,99 437 1,23
12 KONAWE KEPULAUAN 7 6.301 449 7,13 477 7,57 178 2,82 20 0,32 29 0,46
13 MUNA BARAT 15 14.973 342 2,28 221 1,48 207 1,38 130 0,87 130 0,87
14 BUTON TENGAH 12 20.926 723 3,46 692 3,31 309 1,48 156 1 221 1,06
15 BUTON SELATAN 8 17.353 468 2,70 390 2,25 233 1,34 182 1,05 159 0,92
16 KOTA KENDARI 15 94.443 4.751 5,03 4.568 4,84 1.707 1,81 1.305 1,38 1.038 1,10
17 KOTA BAUBAU 17 41.098 709 1,73 586 1,43 368 0,90 181 0,44 152 0,37

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 565.555 18.027 3,19 16.291 2,88 8.073 1,43 5.392 0,95 4.774 0,84

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
IBU HAMIL JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 14 2.082 2.045 98,22 1.776 85,30
2 MUNA 27 4.976 4.282 86,05 3.534 71,02
3 KONAWE 27 6.482 4.572 70,53 3.753 57,90
4 KOLAKA 12 5.032 3.933 78,16 3.862 76,75
5 KONAWE SELATAN 23 8.216 4.596 55,94 4.740 57,69
6 BOMBANA 22 4.710 3.995 84,82 3.928 83,39
7 WAKATOBI 20 2.336 1.996 85,45 1.825 78,13
8 KOLAKA UTARA 16 3.655 3.025 82,76 2.658 72,72
9 BUTON UTARA 10 1.755 1.390 79,20 1.269 72,31
10 KONAWE UTARA 22 1.712 1.223 71,44 1.149 67,11
11 KOLAKA TIMUR 12 4.190 2.022 48,26 1.865 44,51
12 KONAWE KEPULAUAN 7 912 483 52,96 459 50,33
13 MUNA BARAT 15 2.200 1.528 69,45 1.235 56,14
14 BUTON TENGAH 12 1.755 1.707 97,26 1.486 84,67
15 BUTON SELATAN 8 1.996 1.595 79,91 1.572 78,76
16 KOTA KENDARI 15 8.697 6.822 78,44 8.439 97,03
17 KOTA BAUBAU 17 3.662 2.955 80,69 3.500 95,58

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 64.368 48.169 74,83 47.050 73,10

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 33

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 BUTON 14 2.082 416 186 44,67 1.005 899 1.904 151 135 286 26 17,25 25 18,54 51 17,86
2 MUNA 27 4.976 995 114 11,45 2.043 1.901 3.944 306 285 592 198 64,61 110 38,58 308 52,06
3 KONAWE 27 6.482 1.296 1296 100,00 2.501 2.174 4.675 375 326 701 90 23,99 89 27,29 179 25,53
4 KOLAKA 12 5.032 1.006 381 37,86 2.253 2.140 4.393 338 321 659 161 47,64 118 36,76 279 42,34
5 KONAWE SELATAN 23 8.216 1.643 587 35,72 2.902 2.709 5.611 435 406 842 149 34,23 133 32,73 282 33,51
6 BOMBANA 22 4.710 942 377 40,02 1.897 1.751 3.648 285 263 547 75 26,36 66 25,13 141 25,77
7 WAKATOBI 20 2.336 467 415 88,83 970 866 1.836 146 130 275 20 13,75 10 7,70 30 10,89
8 KOLAKA UTARA 16 3.655 731 349 47,74 1.416 1.452 2.868 212 218 430 28 13,18 36 16,53 64 14,88
9 BUTON UTARA 10 1.755 351 89 25,36 793 802 1.595 119 120 239 24 20,18 23 19,12 47 19,64
10 KONAWE UTARA 22 1.712 342 113 33,00 714 569 1.283 107 85 192 25 23,14 17 20,18 42 21,82
11 KOLAKA TIMUR 12 4.190 838 254 30,31 1.175 1.061 2.236 176 159 335 23 13,05 19 11,94 42 12,52
12 KONAWE KEPULAUAN 7 912 182 26 14,25 338 269 607 51 40 91 5 9,86 5 12,39 10 10,98
13 MUNA BARAT 15 2.200 440 92 21 720 690 1.410 108 104 212 8 7,65 6 5,55 14 6,62
14 BUTON TENGAH 12 1.755 351 199 56,70 862 805 1.667 129 121 250 25 19,33 22 18,22 47 18,80
15 BUTON SELATAN 8 1.996 399 116 29,06 907 804 1.711 136 121 257 19 13,97 22 18,24 41 15,98
16 KOTA KENDARI 15 8.697 1.739 1677 96,41 4.069 4.131 8.200 610 620 1.230 551 90,28 498 80,37 1.049 85,28
17 KOTA BAUBAU 17 3.662 732 396 54,07 1.448 1.351 2.799 217 203 420 26 11,97 25 12,34 51 12,15

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 64.368 12.874 6667 51,79 26.013 24.374 50.387 3.902 3.656 7.558 1.453 37,24 1.224 33,48 2.677 35,42

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 34

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP % MKJP +
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS MKJP +
OBAT NON
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM % SUNTIK % PIL % % LAIN NYA % JUMLAH % NON MKJP
VAGINA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BUTON 14 126 1,08 198 1,70 0 0,00 790 6,77 1.114 9,54 332 2,84 5.995 51,36 4.232 36,25 0 0,00 0 0,00 10.559 90,46 11.673 100

2 MUNA 27 725 1,21 937 1,57 718 1,20 3.394 5,68 5.774 9,66 995 1,67 46.316 77,50 6.674 11,17 0 0,00 0 0,00 53.985 90,34 59.759 100

3 KONAWE 27 427 3,89 22 0,20 143 1,30 1.372 12,49 1.964 17,87 1.234 11,23 3.889 35,39 3.902 35,51 0 0,00 0 0,00 9.025 82,13 10.989 100

4 KOLAKA 12 730 2,97 13 0,05 394 1,60 3.393 13,82 4.530 18,45 287 1,17 13.300 54,17 6.435 26,21 0 0,00 0 0,00 20.022 81,55 24.552 100

5 KONAWE SELATAN 23 136 0,40 16 0,05 39 0,11 1.748 5,13 1.939 5,69 164 0,48 26.210 76,97 5.739 16,85 0 0,00 0 0,00 32.113 94,31 34.052 100

6 BOMBANA 22 236 1,31 18 0,10 164 0,91 1.949 10,81 2.367 13,12 166 0,92 11.338 62,87 4.164 23,09 0 0,00 0 0,00 15.668 86,88 18.035 100

7 WAKATOBI 20 77 0,99 17 0,22 49 0,63 587 7,56 730 9,41 241 3,11 4.954 63,84 1.835 23,65 0 0,00 0 0,00 7.030 90,59 7.760 100

8 KOLAKA UTARA 16 271 1,29 1 0,00 285 1,36 2.817 13,39 3.374 16,04 768 3,65 9.942 47,27 6.947 33,03 0 0,00 0 0,00 17.657 83,96 21.031 100

9 BUTON UTARA 10 182 3,33 9 0,16 104 1,90 576 10,53 871 15,92 144 2,63 3.232 59,08 1.224 22,37 0 0,00 0 0,00 4.600 84,08 5.471 100

10 KONAWE UTARA 22 69 1,12 3 0,05 66 1,07 878 14,23 1.016 16,46 37 0,60 3.773 61,14 1.345 21,80 0 0,00 0 0,00 5.155 83,54 6.171 100

11 KOLAKA TIMUR 12 105 0,63 71 0,43 112 0,68 1.343 8,10 1.631 9,83 75 0,45 9.851 59,40 5.028 30,32 0 0,00 0 0,00 14.954 90,17 16.585 100

12 KONAWE KEPULAUAN 7 4 0,25 0 0,00 3 0,19 139 8,64 146 9,08 1 0,06 1.061 65,98 400 24,88 0 0,00 0 0,00 1.462 90,92 1.608 100

13 MUNA BARAT 15 30 0,55 14 0,26 48 0,87 561 10,22 653 11,90 19 0,35 3.443 62,73 1.374 25,03 0 0,00 0 0,00 4.836 88,10 5.489 100

14 BUTON TENGAH 12 90 0,72 47 0,37 104 0,83 314 2,50 555 4,42 1.044 8,32 5.869 46,78 5.078 40,48 0 0,00 0 0,00 11.991 95,58 12.546 100

15 BUTON SELATAN 8 31 0,42 26 0,35 99 1,33 327 4,40 483 6,50 304 4,09 4.307 57,97 2.336 31,44 0 0,00 0 0,00 6.947 93,50 7.430 100

16 KOTA KENDARI 15 581 1,18 0 0,00 35 0,07 1.019 2,08 1.635 3,33 1.690 3,44 26.089 53,15 19.676 40,08 0 0,00 0 0,00 47.455 96,67 49.090 100

17 KOTA BAUBAU 17 1.642 10,89 78 0,52 333 2,21 969 6,43 3.022 20,05 1.392 9,23 5.990 39,73 4.672 30,99 0 0,00 0 0,00 12.054 79,95 15.076 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 5.462 1,78 1.470 0,48 2.696 0,88 22.176 7,22 31.804 10,35 8.893 2,89 185.559 60,38 81.061 26,38 0 0,00 0 0,00 275.513 89,65 307.317 100

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DI KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP MKJP + % MKJP
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
OBAT LAIN NON + NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % MKJP MKJP
VAGINA NYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BUTON 14 12 0,48 0 0,00 31 1,23 441 17,53 484 19,24 51 2,03 1.356 53,90 625 24,84 0 0,00 0 0,00 2.032 80,76 2.516 100
2 MUNA 27 55 1,15 35 0,73 8 0,17 395 8,28 493 10,34 60 1,26 2.235 46,88 1.980 41,53 0 0,00 0 0,00 4.275 89,66 4.768 100
3 KONAWE 27 2 2,20 0 0,00 0 0,00 6 6,59 8 8,79 3 3,30 56 61,54 24 26,37 0 0,00 0 0,00 83 91,21 91 100
4 KOLAKA 12 30 0,70 1 0,02 20 0,47 597 13,98 648 15,17 16 0,37 2.866 67,12 740 17,33 0 0,00 0 0,00 3.622 84,83 4.270 100
5 KONAWE SELATAN 23 60 1,65 1 0,03 19 0,52 380 10,47 460 12,68 27 0,74 2.446 67,40 696 19,18 0 0,00 0 0,00 3.169 87,32 3.629 100
6 BOMBANA 22 66 2,94 0 0,00 35 1,56 225 10,01 326 14,50 15 0,67 1.600 71,17 307 13,66 0 0,00 0 0,00 1.922 85,50 2.248 100
7 WAKATOBI 20 25 1,67 2 0,13 28 1,87 25 1,67 80 5,34 25 1,67 812 54,17 582 38,83 0 0,00 0 0,00 1.419 94,66 1.499 100
8 KOLAKA UTARA 16 47 1,88 0 0,00 56 2,24 313 12,50 416 16,61 44 1,76 1.283 51,22 762 30,42 0 0,00 0 0,00 2.089 83,39 2.505 100
9 BUTON UTARA 10 34 4,49 3 0,40 11 1,45 160 21,11 208 27,44 6 0,79 402 53,03 142 18,73 0 0,00 0 0,00 550 72,56 758 100
10 KONAWE UTARA 22 2 0,34 0 0,00 16 2,71 37 6,27 55 9,32 3 0,51 447 75,76 85 14,41 0 0,00 0 0,00 535 90,68 590 100
11 KOLAKA TIMUR 12 29 0,73 8 0,20 4 0,10 75 1,88 116 2,91 94 2,36 2.371 59,50 1.404 35,23 0 0,00 0 0,00 3.869 97,09 3.985 100
12 KONAWE KEPULAUAN 7 10 5,29 0 0,00 0 0,00 5 2,65 15 7,94 0 0,00 114 60,32 60 31,75 0 0,00 0 0,00 174 92,06 189 100
13 MUNA BARAT 15 1 0,14 0 0,00 19 2,64 108 15,00 128 17,78 5 0,69 375 52,08 212 29,44 0 0,00 0 0,00 592 82,22 720 100
14 BUTON TENGAH 12 42 2,50 3 0,18 15 0,89 114 6,80 174 10,38 16 0,95 959 57,19 528 31,48 0 0,00 0 0,00 1.503 89,62 1.677 100
15 BUTON SELATAN 8 10 1,08 0 0,00 6 0,65 106 11,42 122 13,15 11 1,19 569 61,31 226 24,35 0 0,00 0 0,00 806 86,85 928 100
16 KOTA KENDARI 15 135 1,09 0 0,00 20 0,16 310 2,50 465 3,75 632 5,09 6.162 49,67 5.146 41,48 0 0,00 0 0,00 11.940 96,25 12.405 100
17 KOTA BAUBAU 17 32 1,20 2 0,07 13 0,49 224 8,38 271 10,14 76 2,84 1.422 53,22 903 33,79 0 0,00 0 0,00 2.401 89,86 2.672 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 592 1,30 55 0,12 301 0,66 3.521 7,75 4.469 9,83 1.084 2,39 25.475 56,1 14.422 31,73 0 0,0 0 0,00 40.981 90,2 45.450 100

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH PUS
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 14 18.167 2.516 13,85 11.673 64,25
2 MUNA 27 40.051 4.766 11,90 15.253 38,08
3 KONAWE 27 40.716 76 0,19 26.725 65,64
4 KOLAKA 12 50.087 25.539 50,99 24.548 49,01
5 KONAWE SELATAN 23 50.988 3.629 7,12 34.052 66,78
6 BOMBANA 22 29.835 2.248 7,53 18.035 60,45
7 WAKATOBI 20 14.408 1.499 10,40 7.760 53,86
8 KOLAKA UTARA 16 24.375 2.505 10,28 21.031 86,28
9 BUTON UTARA 10 10.523 758 7,20 5.471 51,99
10 KONAWE UTARA 22 13.618 590 4,33 6.171 45,32
11 KOLAKA TIMUR 12 29.999 3.985 13,28 16.585 55,29
12 KONAWE KEPULAUAN 7 6.919 189 2,73 1.608 23,24
13 MUNA BARAT 15 15.717 720 4,58 5.489 34,92
14 BUTON TENGAH 12 18.152 1.677 9,24 12.546 69,12
15 BUTON SELATAN 8 15.168 928 6,12 7.430 48,98
16 KOTA KENDARI 15 61.092 12.405 20,31 49.090 80,35
17 KOTA BAUBAU 17 27.673 2.672 9,66 15.076 54,48

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 467.488 66.702 14,27 278.543 59,58

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 37

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 14 1.005 899 1.904 1.005 100,00 899 100,00 1.904 100,00 22 2,19 27 3,00 49 2,57
2 MUNA 27 2.043 1.901 3.944 1.544 75,58 1.901 100,00 3.445 87,35 8 0,53 6 0,30 14 0,41
3 KONAWE 27 2.501 2.174 4.675 1.730 71,58 2.490 112,25 4.220 91,05 30 1,75 44 1,75 74 1,75
4 KOLAKA 12 2.253 2.140 4.393 2.252 99,96 2.139 99,95 4.391 99,95 88 3,91 61 2,85 149 3,39
5 KONAWE SELATAN 23 2.902 2.709 5.611 2.902 100,00 2.709 100,00 5.611 100,00 95 3,27 78 2,88 173 3,08
6 BOMBANA 22 1.897 1.751 3.648 1.859 97,97 1.741 99,41 3.599 98,66 37 2,01 37 2,10 74 2,06
7 WAKATOBI 20 970 866 1.836 898 92,58 859 99,19 1.757 95,70 32 3,56 32 3,73 64 3,64
8 KOLAKA UTARA 16 1.416 1.452 2.868 1.406 99,29 1.446 99,59 2.852 99,44 27 1,92 31 2,14 58 2,03
9 BUTON UTARA 10 793 802 1.595 585 73,77 592 73,82 1.177 73,79 21 3,59 12 2,03 33 2,80
10 KONAWE UTARA 22 714 569 1.283 408 57,14 587 103,17 995 77,55 10 2,46 7 1,19 17 1,71
11 KOLAKA TIMUR 12 1.175 1.061 2.236 886 75,40 1.276 120,26 2.162 96,69 28 3,16 26 2,04 54 2,50
12 KONAWE KEPULAUAN 7 338 269 607 211 62,43 210 78,07 421 69,36 8 3,90 7 3,33 15 3,62
13 MUNA BARAT 15 720 690 1.410 720 100,00 690 100,00 1.410 100,00 3 0,09 2 0,04 5 0,06
14 BUTON TENGAH 12 862 805 1.667 850 98,61 782 97,14 1.632 97,90 32 3,76 23 2,94 55 3,37
15 BUTON SELATAN 8 907 804 1.711 895 98,68 825 102,61 1.720 100,53 27 3,02 29 3,52 56 3,26
16 KOTA KENDARI 15 4.069 4.131 8.200 4.069 100,00 4.131 100,00 8.200 100,00 94 2,31 64 1,55 158 1,93
17 KOTA BAUBAU 17 1.448 1.351 2.799 1.473 101,73 1.458 107,92 2.931 104,72 27 1,83 32 2,19 59 2,01

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 26.013 24.374 50.387 23.693 91,08 24.735 101,48 48.427 96,11 590 2,49 517 2,09 1.107 2,29

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14,00 15 16 17 18
1 BUTON 14 1.005 899 1.904 1.005 100,00 899 100,00 1.904 100,00 1.000 99,50 893 99,33 1.893 99,42
2 MUNA 27 2.043 1.901 3.944 2.064 101,03 1.893 99,58 3.957 100,33 1.957 95,79 1.804 94,90 3.761 95,36
3 KONAWE 27 2.501 2.174 4.675 2.384 95,32 2.186 100,55 4.570 97,75 2.426 97,00 2.103 96,73 4.529 96,88
4 KOLAKA 12 2.253 2.140 4.393 2.258 100,22 2.138 99,91 4.396 100,07 2.185 96,98 2.100 98,13 4.285 97,54
5 KONAWE SELATAN 23 2.902 2.709 5.611 2.902 100,00 2.709 100,00 5.611 100,00 2.867 98,79 2.674 98,71 5.541 98,75
6 BOMBANA 22 1.897 1.751 3.648 1.894 99,84 1.747 99,77 3.641 99,81 1.845 97,26 1.719 98,17 3.564 97,70
7 WAKATOBI 20 970 866 1.836 948 97,73 838 96,77 1.786 97,28 923 95,15 830 95,84 1.753 95,48
8 KOLAKA UTARA 16 1.416 1.452 2.868 1.406 99,29 1.446 99,59 2.852 99,44 1.403 99,08 1.444 99,45 2.847 99,27
9 BUTON UTARA 10 793 802 1.595 593 74,78 599 74,69 1.192 74,73 593 74,78 591 73,69 1.184 74,23
10 KONAWE UTARA 22 714 569 1.283 680 95,24 655 115,11 1.335 104,05 702 98,32 539 94,73 1.241 96,73
11 KOLAKA TIMUR 12 1.175 1.061 2.236 1.162 98,89 1.051 99,06 2.213 98,97 979 83,32 898 84,64 1.877 83,94
12 KONAWE KEPULAUAN 7 338 269 607 333 98,52 264 98,14 597 98,35 284 84,02 226 84,01 510 84,02
13 MUNA BARAT 15 720 690 1.410 670 93,06 651 94,35 1.321 93,69 677 94,03 637 92,32 1.314 93,19
14 BUTON TENGAH 12 862 805 1.667 859 99,65 794 98,63 1.653 99,16 867 100,58 780 96,89 1.647 98,80
15 BUTON SELATAN 8 907 804 1.711 903 99,56 803 99,88 1.706 99,71 844 93,05 858 106,72 1.702 99,47
16 KOTA KENDARI 15 4.069 4.131 8.200 3.952 97,12 4.033 97,63 7.985 97,38 3.901 95,87 3.979 96,32 7.880 96,10
17 KOTA BAUBAU 17 1.448 1.351 2.799 1.435 99,10 1.330 98,45 2.765 98,79 1.382 95,44 1.326 98,15 2.708 96,75

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 26.013 24.374 50.387 25.448 97,83 24.036 98,61 49.484 98,2 24.835 95,47 23.401 96,01 48.236 95,73

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 39

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


JUMLAH BAYI
USIA 0-6 BULAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS 0-6 BULAN
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
1 BUTON 14 645 620 1.265 377 58,45 379 50,13228 756 59,76
2 MUNA 27 1.457 1.573 3.030 97 6,66 67 40,85366 164 5,41
3 KONAWE 27 800 772 1.572 564 70,50 484 46,18321 1.048 66,67
4 KOLAKA 12 1.270 1.167 2.437 774 60,97 715 48,01341 1.489 61,10
5 KONAWE SELATAN 23 2.214 1.539 3.753 1.370 61,87 952 41 2.322 61,87
6 BOMBANA 22 543 533 1.076 348 64,00 367 51,33195 714 66,39
7 WAKATOBI 20 283 308 591 126 44,52 129 50,58824 255 43,15
8 KOLAKA UTARA 16 899 852 1.751 605 67,30 579 48,90203 1.184 67,62
9 BUTON UTARA 10 428 425 853 246 57,48 280 53,23194 526 61,66
10 KONAWE UTARA 22 384 267 651 269 70,05 187 41 456 70,05
11 KOLAKA TIMUR 12 893 844 1.737 346 38,75 379 52,27586 725 41,74
12 KONAWE KEPULAUAN 7 194 169 363 50 25,77 41 45,05495 91 25,07
13 MUNA BARAT 15 142 99 241 61 43,15 43 41 104 43,15
14 BUTON TENGAH 12 312 334 646 108 34,62 108 50 216 33,44
15 BUTON SELATAN 8 234 250 484 123 52,56 128 50,99602 251 51,86
16 KOTA KENDARI 15 2.196 2.305 4.501 1.777 80,92 1.843 50,9116 3.620 80,43
17 KOTA BAUBAU 17 653 680 1.333 369 56,51 313 45,89443 682 51,16

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 13.548 12.737 26.284 7.610 56,17 6.993 54,91 14.603 55,56

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
1 BUTON 14 964 929 1.893 1.070 111,00 1.067,0 49,93 2.137 112,89
2 MUNA 27 2.175 2.348 4.523 2.079 95,59 2.011,0 49,17 4.090 90,43
3 KONAWE 27 3.346 2.326 5.672 3.918 117,08 2.759,0 41,32 6.677 117,72
4 KOLAKA 12 2.112 2.298 4.410 2.279 107,93 2.193,0 49,04 4.472 101,41
5 KONAWE SELATAN 23 3.775 3.634 7.409 3.775 100,00 3.634,00 49,05 7.409 100,00
6 BOMBANA 22 2.134 2.046 4.180 1.642 76,94 1.807,0 52,39 3.449 82,51
7 WAKATOBI 20 999 957 1.956 1.337 133,83 1.351,00 50,26 2.688 137,42
8 KOLAKA UTARA 16 1.552 1.523 3.075 1.400 90,21 1.421,0 50,37 2.821 91,74
9 BUTON UTARA 10 780 756 1.536 708 90,77 678,00 48,92 1.386 90,23
10 KONAWE UTARA 22 892 620 1.512 687 77,01 647,0 48,50 1.334 88,23
11 KOLAKA TIMUR 12 1.790 1.670 3.460 1.181 65,98 1.094,00 48,09 2.275 65,75
12 KONAWE KEPULAUAN 7 395 335 730 231 58,48 237,0 50,64 468 64,11
13 MUNA BARAT 15 1.118 777 1.895 450 40,25 449,00 49,94 899 47,44
14 BUTON TENGAH 12 862 805 1.667 880 102,09 826,0 48,42 1.706 102,34
15 BUTON SELATAN 8 1.113 1.140 2.253 938 84,28 917,00 49,43 1.855 82,33
16 KOTA KENDARI 15 3.875 4.031 7.906 3.967 102,37 3.922,0 49,71 7.889 99,78
17 KOTA BAUBAU 17 1.634 1.694 3.328 1.241 75,95 1.178,00 48,70 2.419 72,69
0
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 29.516 27.889 57.405 27.783 94,13 24.985,00 90,50 52.768 91,92

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 41

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH DESA/KELURAHAN % DESA/KELURAHAN


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
DESA/KELURAHAN UCI UCI

1 2 3 4 5 6
1 BUTON 14 95 91 95,79
2 MUNA 27 152 136 89,47
3 KONAWE 27 358 291 81,28
4 KOLAKA 12 135 117 86,67
5 KONAWE SELATAN 23 361 318 88,09
6 BOMBANA 22 143 103 72,03
7 WAKATOBI 20 100 86 86,00
8 KOLAKA UTARA 16 133 119 89,47
9 BUTON UTARA 10 91 80 87,91
10 KONAWE UTARA 22 170 145 85,29
11 KOLAKA TIMUR 12 133 121 90,98
12 KONAWE KEPULAUAN 7 96 86 89,58
13 MUNA BARAT 15 86 73 84,88
14 BUTON TENGAH 12 77 71 92,21
15 BUTON SELATAN 8 70 44 62,86
16 KOTA KENDARI 15 65 64 98,46
17 KOTA BAUBAU 17 43 38 88,37

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.308 1.983 85,92

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH LAHIR HIDUP Hb < 7 hari BCG
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 14 1.005 899 1.904 932 92,74 824 91,66 1.756 92,23 1.123 111,74 1.077 119,80 2.200 115,55
2 MUNA 27 2.043 1.901 3.944 1.512 74,01 1.462 76,91 2.974 75,41 2.450 119,92 2.246 118,15 4.696 119,07
3 KONAWE 27 2.501 2.174 4.675 2.216 88,60 1.895 87,17 4.111 87,94 2.624 104,92 2.348 108,00 4.972 106,35
4 KOLAKA 12 2.253 2.140 4.393 2.138 94,90 1.957 91,45 4.095 93,22 2.251 99,91 2.192 102,43 4.443 101,14
5 KONAWE SELATAN 23 2.902 2.709 5.611 2.293 79,01 2.169 80,07 4.462 79,52 3.107 107,06 2.824 104,25 5.931 105,70
6 BOMBANA 22 1.897 1.751 3.648 1.683 88,72 1.564 89,32 3.247 89,01 1.672 88,14 1.530 87,38 3.202 87,77
7 WAKATOBI 20 970 866 1.836 802 82,68 755 87,18 1.557 84,80 919 94,74 893 103,12 1.812 98,69
8 KOLAKA UTARA 16 1.416 1.452 2.868 1.274 89,97 1.292 88,98 2.566 89,47 1.433 101,20 1.452 100,00 2.885 100,59
9 BUTON UTARA 10 793 802 1.595 464 58,51 441 54,99 905 56,74 598 75,41 579 72,19 1.177 73,79
10 KONAWE UTARA 22 714 569 1.283 564 78,99 490 86,12 1.054 82,15 751 105,18 637 111,95 1.388 108,18
11 KOLAKA TIMUR 12 1.175 1.061 2.236 1.058 90,04 911 85,86 1.969 88,06 1.336 113,70 1.226 115,55 2.562 114,58
12 KONAWE KEPULAUAN 7 338 269 607 258 76,33 199 73,98 457 75,29 336 99,41 265 98,51 601 99,01
13 MUNA BARAT 15 720 690 1.410 524 72,78 444 64,35 968 68,65 787 109,31 718 104,06 1.505 106,74
14 BUTON TENGAH 12 862 805 1.667 780 90,49 709 88,07 1.489 89,32 1.106 128,31 1.072 133,17 2.178 130,65
15 BUTON SELATAN 8 907 804 1.711 587 64,72 511 63,56 1.098 64,17 908 100,11 827 102,86 1.735 101,40
16 KOTA KENDARI 15 4.069 4.131 8.200 4.615 113,42 4.572 110,68 9.187 112,04 4.854 119,29 4.870 117,89 9.724 118,59
17 KOTA BAUBAU 17 1.448 1.351 2.799 1.268 87,57 1.106 81,87 2.374 84,82 1.669 115,26 1.435 106,22 3.104 110,90

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 26.013 24.374 50.387 22.968 88 21.301 87 44.269 88 27.924 107,35 26191 107,45 54115 107,40

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
(SURVIVING INFANT)
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 BUTON 14 964 929 1.893 1.115 115,66 1.092 117,55 2.207 116,59 1.125 116,70 1.108 119,27 2.233 117,96 1.107 114,83 1.127 121,31 2.234 118,01 1.084 112,45 1.110 119,48 2.194 115,90
2 MUNA 27 2.175 2.348 4.523 2.336 107,40 2.082 88,67 4.418 97,68 2.304 105,93 2.117 90,16 4.421 97,74 2.344 107,77 2.068 88,07 4.412 97,55 2.284 105,01 2.019 85,99 4.303 95,14
3 KONAWE 27 3.346 2.326 5.672 2.467 84,20 2.311 84,28 4.778 84,24 2.467 84,20 2.197 80,12 4.664 82,23 2.527 86,25 2.406 87,75 4.933 86,97 2.486 84,85 2.352 85,78 4.838 85,30
4 KOLAKA 12 2.112 2.298 4.410 2.275 107,74 2.152 93,63 4.427 100,39 2.275 107,74 2.152 93,63 4.427 100,39 2.259 106,98 2.130 92,67 4.389 99,52 2.259 106,98 2.130 92,67 4.389 99,52
5 KONAWE SELATAN 23 3.775 3.634 7.409 2.954 78,25 2.715 74,71 5.669 76,52 2.905 76,95 2.665 73,34 5.570 75,18 3.013 79,81 2.804 77,16 5.817 78,51 2.919 77,32 2.761 75,98 5.680 76,66
6 BOMBANA 22 2.134 2.046 4.180 1.592 74,60 1.502 73,41 3.094 74,02 1.592 74,60 1.502 73,41 3.094 74,02 1.522 71,32 1.500 73,31 3.022 72,30 1.464 68,60 1.488 72,73 2.952 70,62
7 WAKATOBI 20 999 957 1.956 827 82,78 762 79,62 1.589 81,24 814 81,48 741 77,43 1.555 79,50 799 79,98 753 78,68 1.552 79,35 792 79,28 747 78,06 1.539 78,68
8 KOLAKA UTARA 16 1.552 1.523 3.075 1.462 94,20 1.416 92,97 2.878 93,59 1.452 93,56 1.413 92,78 2.865 93,17 1.464 94,33 1.472 96,65 2.936 95,48 1.427 91,95 1.455 95,54 2.882 93,72
9 BUTON UTARA 10 780 756 1.536 561 71,92 607 80,29 1.168 76,04 558 71,54 624 82,54 1.182 76,95 579 74,23 591 78,17 1.170 76,17 536 68,72 546 72,22 1.082 70,44
10 KONAWE UTARA 22 892 620 1.512 739 95,89 676 90,79 1.415 93,38 736 95,50 685 92,00 1.421 93,78 673 87,33 632 84,88 1.305 86,12 701 90,96 628 84,34 1.329 87,71
11 KOLAKA TIMUR 12 1.790 1.670 3.460 1.019 56,93 905 54,19 1.924 55,61 1.149 64,19 1.111 66,53 2.260 65,32 1.558 87,04 1.315 78,74 2.873 83,03 1.570 87,71 1.415 84,73 2.985 86,27
12 KONAWE KEPULAUAN 7 395 335 730 370 93,67 318 94,93 688 94,25 387 97,97 327 97,61 714 97,81 380 96,20 322 96,12 702 96,16 332 84,05 301 89,85 633 86,71
13 MUNA BARAT 15 1.118 777 1.895 733 102,23 650 99,09 1.383 100,73 711 99,16 642 97,87 1.353 98,54 672 93,72 615 93,75 1.287 93,74 671 93,58 616 93,90 1.287 93,74
14 BUTON TENGAH 12 862 805 1.667 1.059 122,85 1.011 125,59 2.070 124,18 1.047 121,46 1.006 124,97 2.053 123,16 1.022 118,56 948 117,76 1.970 118,18 1.022 118,56 948 117,76 1.970 118,18
15 BUTON SELATAN 8 1.113 1.140 2.253 715 64,24 712 62,46 1.427 63,34 678 60,92 694 60,88 1.372 60,90 774 69,54 704 61,75 1.478 65,60 737 66,22 696 61,05 1.433 63,60
16 KOTA KENDARI 15 3.875 4.031 7.906 4.432 114,37 4.608 114,31 9.040 114,34 4.466 115,25 4.489 111,36 8.955 113,27 4.544 117,26 4.567 113,30 9.111 115,24 3.638 93,88 3.674 91,14 7.312 92,49
17 KOTA BAUBAU 17 1.634 1.694 3.328 1.558 95,35 1.392 82,17 2.950 88,64 1.595 97,61 1.454 85,83 3.049 91,62 1.543 94,43 1.402 82,76 2.945 88,49 1.518 92,90 1.372 80,99 2.890 86,84

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 29.516 27.889 57.405 26.214 88,81 24.911 89,32 51.125 89,06 26.261 88,97 24.927 89,38 51.188 89,17 26.780 90,73 25.356 90,92 52.136 90,82 25.440 86,19 24.258 86,98 49.698 86,57

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P S Ʒ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 BUTON 14 964 929 1.893 1.141 118,36 1.107 119,16 2.248 118,75 4.337 4.187 8.524 4.156 95,83 4.024 96,11 8.180 95,96 - 5.116 5.116 5.297 #DIV/0! 5.131 100,29 10.428 203,83

2 MUNA 27 2.175 2.348 4.523 2.200 101,13 1.528 65,10 3.728 82,42 7.464 8.049 15.513 7.074 94,77 4.915 61,07 11.989 77,28 9.639 10.397 20.036 7.464 77,44 8.049 77,42 15.513 77,43

3 KONAWE 27 3.346 2.326 5.672 2.614 98,12 2.512 98,12 5.126 98,12 8.964 8.612 17.576 7.948 88,67 7.636 88,67 15.584 88,67 12.310 10.938 23.248 10.562 90,83 10.148 90,83 20.710 90,83

4 KOLAKA 12 2.112 2.298 4.410 2.134 101,08 1.960 85,26 4.094 92,83 12.288 11.262 23.550 9.362 76,19 10.208 90,64 19.570 83,10 14.400 13.560 27.960 11.496 79,84 12.168 89,73 23.664 84,64

5 KONAWE SELATAN 23 3.775 3.634 7.409 1.761 46,64 1.223 33,67 2.984 40,28 14.049 9.763 23.812 9.344 66,51 6.494 66,51 15.838 66,51 17.824 13.397 31.221 11.105 62,30 7.717 57,60 18.822 60,29

6 BOMBANA 22 2.134 2.046 4.180 1.551 72,68 1.525 74,54 3.076 73,59 8.226 8.027 16.253 5.052 61,41 5.094 63,46 10.146 62,43 10.360 10.073 20.433 6.603 63,74 6.619 65,71 13.222 64,71

7 WAKATOBI 20 999 957 1.956 1.045 104,60 997 104,18 2.042 104,40 3.994 4.016 8.010 3.736 93,54 3.829 95,34 7.565 94,44 4.993 4.973 9.966 4.741 94,95 4.789 96,30 9.530 95,63

8 KOLAKA UTARA 16 1.552 1.523 3.075 1.359 87,56 1.261 82,80 2.620 85,20 6.529 6.254 12.783 4.360 66,78 4.159 66,50 8.519 66,64 8.081 7.777 15.858 5.719 70,77 5.420 69,69 11.139 70,24

9 BUTON UTARA 10 780 756 1.536 656 84,10 695 91,93 1.351 87,96 2.626 2.440 5.066 2.246 85,53 2.069 84,80 4.315 85,18 3.406 3.196 6.602 2.902 85,20 2.764 86,48 5.666 85,82

10 KONAWE UTARA 22 892 620 1.512 757 97,58 526 70,58 1.283 84,35 2.332 2.240 4.572 2.045 87,70 1.421 63,43 3.466 75,81 3.224 2.860 6.084 2.802 90,17 1.947 65,22 4.749 77,94

11 KOLAKA TIMUR 12 1.790 1.670 3.460 530 29,61 663 39,70 1.193 34,48 7.503 7.436 14.939 3.315 44,18 3.425 46,06 6.740 45,12 9.293 9.106 18.399 3.845 41,38 4.088 44,89 7.933 43,12

12 KONAWE KEPULAUAN 7 395 335 730 375 94,94 306 91,34 681 93,29 1.674 1.580 3.254 747 44,62 744 47,09 1.491 45,82 2.069 1.915 3.984 1.122 54,23 1.050 54,83 2.172 54,52

13 MUNA BARAT 15 1.118 777 1.895 811 91,77 563 66,38 1.374 79,33 2.345 2.254 4.599 2.042 87,06 1.419 62,97 3.461 75,26 3.464 3.030 6.494 2.853 88,35 1.982 63,90 4.835 76,37

14 BUTON TENGAH 12 862 805 1.667 572 66,36 572 71,06 1.144 68,63 5.058 5.384 10.442 3.600 71,17 3.614 67,12 7.214 69,09 5.920 6.189 12.109 4.172 70,47 4.186 67,64 8.358 69,02

15 BUTON SELATAN 8 1.113 1.140 2.253 841 75,56 901 79,04 1.742 77,32 3.143 3.136 6.279 2.858 90,93 3.020 96,30 5.878 93,61 4.256 4.276 8.532 3.699 86,91 3.921 91,70 7.620 89,31

16 KOTA KENDARI 15 3.875 4.031 7.906 1.933 49,88 1.943 48,20 3.876 49,03 16.914 16.256 33.170 15.577 92,10 14.851 91,36 30.428 91,73 20.789 20.287 41.076 17.510 84,23 16.794 82,78 34.304 83,51

17 KOTA BAUBAU 17 1.634 1.694 3.328 1.807 110,59 1.655 97,70 3.462 104,03 7.382 7.643 15.025 4.707 63,76 4.350 56,91 9.057 60,28 9.016 9.337 18.353 6.514 72,25 6.005 64,31 12.519 68,21

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 29.516 27.889 57.405 22.086 74,83 19.938 71,49 42.024 73,21 114.828 108.539 223.367 88.169 76,78 81.272 74,88 169.441 75,86 139.043 136.428 275.471 108.406 77,97 102.778 75,34 211.184 76,66

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)


JUMLAH BADUTA DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 14 2.241 2.192 4.433 1.996 1.944 3.940 89,07 88,69 88,88 103 5,16 61 3,14 164 4,16
2 MUNA 27 4.535 4.891 9.426 3.108 3.123 6.231 68,53 63,85 66,10 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 KONAWE 27 5.267 5.050 10.317 4.167 3.902 8.070 79,12 77,27 78,21 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 KOLAKA 12 16.078 14.712 30.790 10.662 10.419 21.081 66,31 70,82 68,47 204 1,91 188 1,80 392 1,86
5 KONAWE SELATAN 23 5.705 5.414 11.119 5.027 4.825 9.852 88,10 89,12 88,60 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 BOMBANA 22 6.300 6.105 12.405 3.329 3.221 6.550 52,84 52,76 52,80 67 2,01 65 2,02 132 2,02
7 WAKATOBI 20 1.983 1.993 3.976 1.851 1.798 3.649 93,34 90,22 91,78 11 0,59 11 0,61 22 0,60
8 KOLAKA UTARA 16 3.144 3.077 6.221 2.364 2.279 4.643 75,19 74,07 74,63 0 0,00 0 0,00 0 0,00
9 BUTON UTARA 10 1.282 1.294 2.576 1.080 1.115 2.195 84,24 86,17 85,21 0 0,00 0 0,00 0 0,00
10 KONAWE UTARA 22 1.721 1.196 2.917 1.445 1.004 2.449 83,96 83,96 83,96 0 0,00 0 0,00 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 3.636 3.440 7.076 2.097 2.022 4.119 57,67 58,78 58,21 24 1,14 23 1,14 47 1,14
12 KONAWE KEPULAUAN 7 791 708 1.499 680 594 1.274 85,97 83,90 84,99 7 1,03 5 0,84 12 0,94
13 MUNA BARAT 15 1.936 1.345 3.281 1.489 1.034 2.523 76,90 76,90 76,90 0 0,00 0 0,00 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 2.320 2.470 4.790 1.971 2.097 4.068 84,97 84,89 84,93 37 1,88 1 0,05 38 0,93
15 BUTON SELATAN 8 1.858 1.803 3.661 1.598 1.564 3.162 86,01 86,74 86,37 80 5,01 90 5,75 170 5,38
16 KOTA KENDARI 15 10.222 10.177 20.399 8.883 8.883 17.766 86,90 87,29 87,09 0 0,00 0 0,00 0 0,00
17 KOTA BAUBAU 17 3.488 3.766 7.254 2.562 2.391 4.953 73,45 63,49 68,28 29 1,13 31 1,30 60 1,21

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 72.508 69.633 142.141 54.309 52.216 106.524 74,90 74,99 74,94 562 1,04 475 0,91 1.037 0,97

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 46

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

ANAK BALITA (12-59 BULAN)


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 14 4.337 4.187 8.524 1.998 46,07 1.438 34,34 3.436 40,31
2 MUNA 27 7.464 8.049 15.513 3.254 43,60 4.125 51,25 7.379 47,57
3 KONAWE 27 8.964 8.612 17.576 5.270 58,80 3.663 42,53 8.933 50,82
4 KOLAKA 12 12.288 11.262 23.550 4.269 34,74 4.219 37,46 8.488 36,04
5 KONAWE SELATAN 23 14.049 9.763 23.812 2.952 21,01 3.064 31,38 6.016 25,26
6 BOMBANA 22 8.226 8.027 16.253 3.567 43,36 3.393 42,27 6.960 42,82
7 WAKATOBI 20 3.994 4.016 8.010 3.716 93,04 3.797 94,55 7.513 93,80
8 KOLAKA UTARA 16 6.529 6.254 12.783 4.366 66,87 4.456 71,25 8.822 69,01
9 BUTON UTARA 10 2.626 2.440 5.066 1.238 47,14 1.226 50,25 2.464 48,64
10 KONAWE UTARA 22 2.332 2.240 4.572 1.050 45,03 1.016 45,35 2.066 45,19
11 KOLAKA TIMUR 12 7.503 7.436 14.939 2.875 38,32 2.820 37,92 5.695 38,12
12 KONAWE KEPULAUAN 7 1.674 1.580 3.254 941 56,21 980 62,03 1.921 59,04
13 MUNA BARAT 15 2.345 2.254 4.599 604 25,75 602 26,71 1.206 26,22
14 BUTON TENGAH 12 5.058 5.384 10.442 2.990 59,11 3.138 58,28 6.128 58,69
15 BUTON SELATAN 8 3.143 3.136 6.279 1.380 43,91 1.420 45,28 2.800 44,59
16 KOTA KENDARI 15 16.914 16.256 33.170 15.927 94,16 16.257 100,01 32.184 97,03
17 KOTA BAUBAU 17 7.382 7.643 15.025 2.298 31,13 1.963 25,68 4.261 28,36

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 114.828 108.539 223.367 58.695 51,12 57.577 53,05 116.272 52,05

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

BALITA
JUMLAH BALITA DILAPORKAN DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
(S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 14 6.265 6.079 12.344 4.580 4.443 9.023 73,10 73,09 73,10 147 3,21 141 3,17 288 3,19
2 MUNA 27 7.464 8.049 15.513 6.570 6.765 13.335 88,02 84,05 85,96 631 9,61 439 6,48 1.070 8,02
3 KONAWE 27 11.184 10.723 21.908 6.751 8.663 15.414 60,36 80,79 70,36 41 0,61 40 0,46 81 0,53
4 KOLAKA 12 13.114 12.037 25.151 10.752 10.442 21.194 81,99 86,75 84,27 61 0,57 66 0,63 127 0,60
5 KONAWE SELATAN 23 15.040 15.653 30.693 9.498 9.144 18.642 63,15 58,42 60,74 220 2,32 258 2,82 478 2,56
6 BOMBANA 22 10.360 10.073 20.433 6.349 6.454 12.803 61,28 64,07 62,66 67 1,06 65 1,01 132 1,03
7 WAKATOBI 20 4.864 4.834 9.698 3.801 4.911 8.712 78,15 101,59 89,83 13 0,34 10 0,20 23 0,26
8 KOLAKA UTARA 16 6.644 6.417 13.061 5.255 5.104 10.359 79,09 79,54 79,31 23 0,44 22 0,43 45 0,43
9 BUTON UTARA 10 3.897 3.715 7.612 2.624 2.541 5.165 67,33 68,40 67,85 21 0,80 24 0,94 45 0,87
10 KONAWE UTARA 22 3.235 3.109 6.344 2.308 2.217 4.525 71,33 71,33 71,33 22 0,95 15 0,68 37 0,82
11 KOLAKA TIMUR 12 9.311 9.108 18.419 3.912 4.258 8.170 42,01 46,75 44,36 26 0,66 25 0,59 51 0,62
12 KONAWE KEPULAUAN 7 2.056 1.901 3.957 1.510 1.506 3.016 73,44 79,22 76,22 7 0,46 5 0,33 12 0,40
13 MUNA BARAT 15 3.253 3.386 6.639 2.420 2.326 4.746 73,44 73,44 73,44 21 0,88 15 0,63 36 0,76
14 BUTON TENGAH 12 5.839 6.221 12.060 4.316 4.470 8.786 73,91 71,86 72,85 38 0,88 1 0,02 39 0,44
15 BUTON SELATAN 8 4.133 3.979 8.112 3.306 3.269 6.575 79,99 82,16 81,05 66 2,00 63 1,93 129 1,96
16 KOTA KENDARI 15 20.788 20.287 41.075 17.249 17.136 34.385 82,98 84,47 83,71 27 0,16 21 0,12 48 0,14
17 KOTA BAUBAU 17 9.014 9.340 18.354 5.335 5.080 10.415 59,19 54,39 56,75 210 3,94 277 5,45 487 4,68

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 136.461 134.911 271.372 96.536 98.730 195.266 70,74 73,18 71,95 1.641 1,70 1.487 1,51 3.128 1,60

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

KASUS BALITA GIZI BURUK


MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH DITEMUKAN
L P L+P
L P L+P S % S % S % Buton 28
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Muna 45

1 BUTON 14 14 11 25 14 100 11 100 25 100


Konawe 14

2 MUNA 27 18 8 26 18 100 8 100 26 100


Kolaka 15

3 KONAWE 27 6 5 11 6 100 5 100 11 100


Konawe Selatan 23

4 KOLAKA 12 3 1 4 3 100 1 100 4 100


Bombana 31

5 KONAWE SELATAN 23 7 10 17 7 100 10 100 17 100


Wakatobi 5

6 BOMBANA 22 17 17 34 17 100 17 100 34 100


Kolaka Utara 14

7 WAKATOBI 20 13 10 23 13 100 10 100 23 100


Buton Utara 4

8 KOLAKA UTARA 16 9 9 18 9 100 9 100 18 100


Konawe Utara 8

9 BUTON UTARA 10 1 0 1 1 100 0 0 1 100


Kolaka Timur 0

10 KONAWE UTARA 22 6 4 10 6 100 4 100 10 100


Konawe Kepulauan 3

11 KOLAKA TIMUR 12 1 1 2 1 100 1 100 2 100


Kota Kendari 10

12 KONAWE KEPULAUAN 7 2 1 3 2 100 1 100 3 100


Kota Bau-Bau 8

13 MUNA BARAT 15 2 2 4 2 100 2 100 4 100


Buton tengah 16

14 BUTON TENGAH 12 2 2 4 2 100 2 100 4 100


Buton selatan 17

15 BUTON SELATAN 8 6 6 12 6 100 6 100 12 100


Muna Barat 4

16 KOTA KENDARI 15 6 10 16 6 100 10 100 16 100 Provinsi 245


17 KOTA BAUBAU 17 4 6 10 4 100 6 100 10 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 117 103 220 117 100 103 100 220 100

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT


SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS L P L+P MENDAPAT
PELAYANAN
JUMLAH %
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % KESEHATAN
(PENJARINGAN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BUTON 14 1.335 1.247 2.582 946 70,9 848 68,0 1.794 69,5 124 107 86,29
2 MUNA 27 1.872 1.763 3.635 1.706 91,1 1.593 90,4 3.299 90,8 229 186 81,22
3 KONAWE 27 0 2.240 0,0 2.098 0,0 4.338 0,0 0 0,00
4 KOLAKA 12 1.983 1.821 3.804 1.928 97,2 1.670 91,7 3.598 94,6 3.804 3.598 94,58
5 KONAWE SELATAN 23 4.616 3.208 7.824 3.728 80,8 2.591 80,8 6.319 80,8 345 343 99,42
6 BOMBANA 22 1.738 1.763 3.501 1.618 93,1 1.644 93,3 3.262 93,2 168 168 100,00
7 WAKATOBI 20 131 122 253 536 409,2 554 454,1 1.090 430,8 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 16 1.269 1.147 2.416 1.235 97,3 1.135 99,0 2.370 98,1 119 119 100
9 BUTON UTARA 10 829 736 1.565 651 78,5 626 85,1 1.277 81,6 77 69 89,61
10 KONAWE UTARA 22 951 927 1.878 870 91,5 863 93,1 1.733 92,3 100 100 100
11 KOLAKA TIMUR 12 1.327 1.298 2.625 1.103 83,1 1.055 81,3 2.158 82,2 149 149 100
12 KONAWE KEPULAUAN 7 431 433 864 301 69,8 291 67,2 592 68,5 49 49 100
13 MUNA BARAT 15 1.292 1.345 2.637 861 66,6 896 66,6 1.757 66,6 94 94 100
14 BUTON TENGAH 12 5.215 4.815 10.030 2.990 57,3 3.138 65,2 6.128 61,1 104 104 100
15 BUTON SELATAN 8 1.336 1.347 2.683 1.323 99,0 1.330 98,7 2.653 98,9 72 72 100
16 KOTA KENDARI 15 3.445 3.183 6.628 3.240 94,0 3.023 95,0 6.263 94,5 145 145 100
17 KOTA BAUBAU 17 1.626 1.702 3.328 1.457 89,6 1.510 88,7 2.967 89,2 74 74 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 29.396 26.857 56.253 26.733 90,9 24.865 92,6 51.598 91,7 5.653 5.377 95,12
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 90,9 92,6 91,7

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 50

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS TUMPATAN GIGI PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/
TETAP TETAP PENCABUTAN
1 2 3 4 5 6
1 BUTON 14 458 539 0,85
2 MUNA 27 0 0 0,00
3 KONAWE 27 299 1157 0,26
4 KOLAKA 12 147 944 0,16
5 KONAWE SELATAN 23 563 1.754 0,32
6 BOMBANA 22 158 746 0,21
7 WAKATOBI 20 55 447 0,12
8 KOLAKA UTARA 16 127 853 0,15
9 BUTON UTARA 10 1 174 0,01
10 KONAWE UTARA 22 0 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 15 1355 0,01
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 39 0,00
13 MUNA BARAT 15 0 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 55 5360 0,01
15 BUTON SELATAN 8 27 267 0,10
16 KOTA KENDARI 15 1190 5374 0,22
17 KOTA BAUBAU 17 1633 1315 1,24

JUMLAH (KAB/ KOTA) 279 4.728 20.324 0,23

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

PUSKES JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
MAS % %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 BUTON 14 124 115 92,742 115 92,7 1712 1585 3297 1288 75,23 1199 75,65 2487 75,43 548 515 1063 303 55,29 300 58,25 603 56,73
2 MUNA 27 228 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 KONAWE 27 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 KOLAKA 12 192 - 0 192 100,0 2.028 1.778 3806 1.928 95,08 1.670 93,91 3598 94,53 - - 0 - 0,00 - 0,00 0 0,00
5 KONAWE SELATAN 23 345 343 99,42 343 99,4 22853,1 15880,9 38734 22853,1 100,00 15880,9 100,00 38734 100,00 3004,28 2087,72 5092 3004,28 100,00 2087,72 100,00 5092 100,00
6 BOMBANA 22 171 0 0 0 0,0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7 WAKATOBI 20 116 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
8 KOLAKA UTARA 16 119 61 51,261 61 51,3 1269 1147 2416 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 542 0,00 0,00 255 47,05
9 BUTON UTARA 10 77 75 97,403 77 100,0 760 733 1493 691 90,92 671 91,54 1362 91,23 556 558 1114 536 96,40 558 100,00 1094 98,20
10 KONAWE UTARA 22 97 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 149 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 50 9 18 9 18,0 71 66 137 71 100,00 66 100,00 137 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
13 MUNA BARAT 15 94 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 105 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
15 BUTON SELATAN 8 69 0 0 21 30,4 6172 6249 12421 463 7,50 482 7,71 945 7,61 330 334 664 76 23,03 85 25,45 161 24,25
16 KOTA KENDARI 15 146 141 96,575 142 97,3 6117 6097 12214 3750 61,30 3576 58,65 7326 59,98 2441 2528 4969 2045 83,78 2007 79,39 4052 81,55
17 KOTA BAUBAU 17 46 23 50 42 91,3 41938 36230 78168 11065 26,38 15743 43,45 26808 34,30 5414 4890 10304 853 15,76 512 10,47 1365 13,25

JUMLAH (KAB/ KOTA) 279 2.128 767 36,0 1.002 47,1 82.919 69.766 152.686 42.109 50,78 39.288 56,31 81.397 53,31 12.293 10.913 23.748 6.817 55,46 5.550 50,86 12.622 53,15

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 52

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

USILA (60TAHUN+)
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 14 3.765 3.658 7.423 2.250 59,76 2.524 69,00 4.774 64,31
2 MUNA 27 10.169 7.067 17.235 843,29 8,29 877,71 12,42 1.721 9,99
3 KONAWE 27 9142 6.353 15.495 5.157 56,41 3.583 56,41 8.740 56,41
4 KOLAKA 12 8.115 7.535 15.650 3.109 38,31 2.813 37,34 5.922 37,84
5 KONAWE SELATAN 23 9999 6.949 16.948 1.857 18,57 1.291 18,57 3.148 18,57
6 BOMBANA 22 5.584 6.188 11.772 1709 30,61 1960 31,67 3.669 31,17
7 WAKATOBI 20 1.082 1.473 2.555 915 84,57 978 66,40 1.893 74,09
8 KOLAKA UTARA 16 4.060 4.076 8.136 3118 76,80 2961 72,64 6.079 74,72
9 BUTON UTARA 10 2.047 2.335 4.382 1.470 71,81 1.678 71,86 3.148 71,84
10 KONAWE UTARA 22 18.836 19.604 38.440 1.099 5,83 1.143 5,83 2.242 5,83
11 KOLAKA TIMUR 12 6.320 5.594 11.914 1114 17,63 1544 27,60 2.658 22,31
12 KONAWE KEPULAUAN 7 1.012 977 1.989 600 59,29 575 58,85 1.175 59,07
13 MUNA BARAT 15 3507 2.437 5.944 273 7,77 189 7,77 462 7,77
14 BUTON TENGAH 12 5.189 5.398 10.587 1.550 29,87 2.110 39,09 3.660 34,57
15 BUTON SELATAN 8 3.159 3.186 6.345 2.152 68,12 3.227 101,29 5.379 84,78
16 KOTA KENDARI 15 7.745 8.907 16.652 7.745 100,00 8.907 100,00 16.652 100,00
17 KOTA BAUBAU 17 5.846 6.048 11.894 4.437 76 4.017 66,42 8.454 71,08

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 105.577 97.785 203.361 39.397 37,32 40.379 41,29 79.776 39,23

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 53

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PESERTA JAMINAN KESEHATAN


NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jaminan Kesehatan Nasional 654.152 454.580 1.108.732 49,21 34,75 42,04

1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 654.152 454.580 1.108.732 49,21 34,75 42,04

1.2 PBI APBD 106.829 74.237 181.066 8,04 5,67 6,87

1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 204.412 142.049 346.461 15,38 10,86 13,14

1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 88.255 61.329 149.584 6,64 4,69 5,67

1.5 Bukan pekerja (BP) 20.737 14.410 35.147 1,56 1,10 1,33

2 Jamkesda - 0,00 0,00 0,00

3 Asuransi Swasta 36.640 25.461 62.101 2,76 1,95 2,35

4 Asuransi Perusahaan 171.553 119.215 290.768 12,91 9,11 11,02

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.282.577 891.282 2.173.859 96,49 68,13 82,42

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 54

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
PUSKESMAS :
1 BUTON 10.364 13.052 23.416 245 370 615 8 3 11
2 MUNA 81.888 56.906 138.794 0 0 0 0 0 0
3 KONAWE 0 0 0
4 KOLAKA 43.670 58.700 102.370 463 511 974 0 0 0
5 KONAWE SELATAN 85.208 104.404 189.612 1.622 2.326 3.948 195 132 327
6 BOMBANA 47.812 46.627 94.439 610 604 1.214 52 24 76
7 WAKATOBI 10.230 15.386 25.616 185 140 325 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 20.279 27.344 47.623 180 317 497 35 20 55
9 BUTON UTARA 16.755 22.104 38.859 114 80 194 0 0 0
10 KONAWE UTARA 1.258 874 2.132 546 379 925 0
11 MUNA BARAT 0 0 0
12 BUTON TENGAH 15.569 19.656 35.225 130 178 308 160 64 224
13 BUTON SELATAN 8.182 10.092 18.274 79 125 204 3 4 7
14 KOLAKA TIMUR 12.594 16.786 29.380 333 554 887 21 10 31
14 KONAWE KEPULAUAN 9.690 9.364 19.054 3 1 4 0 0 0
16 KOTA KENDARI 118.206 159.208 277.414 1.351 1.985 3.336 1.196 1.019 2.215
17 KOTA BAU-BAU 39.250 63.401 102.651 675 1.315 1.990 585 755 1.340

SUB JUMLAH I 520.955 623.903 1.144.859 6.536 8.885 15.421 2.255 2.031 4.286
RUMAH SAKIT :
1 RSUD PASAR WAJO 3.171 4.505 7.676 500 785 1.285 0 0 0
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2 RSUD MUNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 BLUD RSU UNAAHA 14.168 16.666 30.834 3.156 4.473 7.629 0 0 0

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 23.327 28.312 51.639 51.639 3.715 55.354 0 0 0

5 BLUD RSU ANDOOLO 7.258 8.917 16.175 2.149 2.553 4.702 0 0 0

6 RSUD BOMBANA 1.483 2.560 4.043 495 804 1.299 0 0 0

7 RSUD WAKATOBI 2.197 2.523 4.720 704 1.073 1.777 0 0 0

8 RSUD DJAFAR HARUN 3.900 4.555 8.455 3.827 4.426 8.253 0 0 0

9 RSUD BUTON UTARA 338 1.016 1.354 0 0 444 0 0 0

10 RSUD OHEO 1.258 874 2.132 546 379 925 0 0 0

11 RSUD KOTA KENDARI 28.622 31.576 60.198 4.413 4.783 9.196 0 0 0

12 RSUD BAU-BAU 14.055 16.959 31.014 3.151 4.238 7.389 0 0 0

13 RSU. KOLTIM 3.073 3.191 6.264 439 739 1.178 8 2 10

14 RSU KONKEP 1.081 1.038 2.119 195 188 383 0 0 0

15 RSU BUTON SELATAN 352 264 616 27 23 50 0 0 0

16 RSU MUNA BARAT 0 0 0

17 BLUD RSU BAHTERAMAS 32.121 36.556 68.677 7.520 8.273 15.793 41 8 49

18 RS. JIWA 5.097 5.178 10.275 682 365 1.047 3.475 3.266 6.741

19 RSU TNI. Dr. ISMOYO 8.774 14.126 22.900 8.143 11.113 19.256 0 0 0

20 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 9.246 9.765 19.011 2.203 2.321 4.524 0 0 0

21 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 1.298 1.154 2.452 0 0 0 0 0 0

22 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 10.860 10.069 20.929 757 701 1.458 0 0 0

23 RSU. SANTA ANNA 6.922 6.754 13.676 1.551 1.853 3.404 0 0 0

25 RSIA PERMATA BUNDA 589 1.567 2.156 750 1.239 1.989 0 0 0


JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

26 RSU.PMI 62 84 146 62 162 224 0 0 0

27 RSU. ALIYAH 1 898 5.588 6.486 508 967 1.475 0 0 0

28 RSU. MURHUM BAU-BAU 300 265 565 321 440 761 0 0 0

29 RSU Mitra Sakinah Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 1.684 8.010 9.694 1.608 4.412 6.020 0 0 0

31 Rumah Sakit Siloam Buton 15.253 16.448 31.701 2.245 2.531 4.776 0 0 0

32 Rumah Bersalin Hati Mulia 582 15.459 16.041 163 647 810 0 0 0

33 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 0 1.440 1.440 2 240 242 0 0 0

34 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 0 100 100 0 70 70 0 0 0

35 Klinik Bakti Medika Baubau 16 10 26 242 286 528 0 0 0

36 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0

37 Klinik Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0 0 0

38 Klinik Mekongga Kolala 0 0 0 0 0 0 0 0 0

39 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0

40 Klinik Sehati Indonesia 478 574 1.052 0 0 0 0 0 0

41 Klinik Sejahtera 189 197 386 0 0 0 0 0 0


42 RSU. ALIYAH 2 666 5.236 5.902 640 2.105 2.745 0 0 0
SUB JUMLAH II 199.317 261.537 460.854 98.637 65.905 164.986 3.524 3.276 6.800

JUMLAH (KAB/KOTA) 720.273 885.440 1.605.713 105.173 74.790 180.407 5.779 5.307 11.086
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 1.329.173 1.308.275 2.637.448 1.329.173 1.308.275 2.637.448
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 54,19 67,68 60,88 7,91 5,72 6,84

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 55

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PASIEN KELUAR (HIDUP PASIEN KELUAR MATI


JUMLAH PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO NAMA RUMAH SAKITa + MATI) ≥ 48 JAM DIRAWAT
TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 RSUD PASAR WAJO 61 473 759 1.232 27 26 53 13 11 24 57,08 34,26 43,02 27,48 14,49 19,48
2 RSUD MUNA 69 - - - - - - 84 58 142 - - 2,80 - - 0,69
3 BLUD RSU UNAAHA 115 2.230 3.029 5.259 77 70 147 23 30 53 34,53 23,11 27,95 10,31 9,90 10,08
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 187 3.715 4.187 7.902 181 131 312 49 31 80 48,72 31,29 39,48 13,19 7,40 10,12
5 BLUD RSU ANDOOLO 125 2.149 2.553 4.702 40 31 71 24 13 37 18,61 12,14 15,10 11,17 5,09 7,87
6 RSUD BOMBANA 96 495 804 1.299 12 31 43 5 7 12 24,24 38,56 33,10 10,10 8,71 9,24
7 RSUD WAKATOBI 79 704 1.073 1.777 43 28 71 12 13 25 61,08 26,10 39,95 17,05 12,12 14,07
8 RSUD DJAFAR HARUN 109 1.492 3.784 5.276 101 80 181 33 30 63 67,69 21,14 34,31 22,12 7,93 11,94
9 RSUD BUTON UTARA 50 248 173 421 3 3 6 1 1 2 12,08 17,38 14,25 4,03 5,79 4,75
10 RSUD OHEO 62 - - - 0,32 - - 0,11
11 RSUD KOTA KENDARI 175 4.413 4.783 9.196 691 540 1.231 369 393 762 156,58 112,90 133,86 83,62 82,17 82,86
12 RSUD BAU-BAU 159 2.931 3.989 6.920 154 146 300 47 53 100 52,54 36,60 43,35 16,04 13,29 14,45
13 RSU. KOLTIM 24 439 739 1.178 6 7 13 5 6 11 13,67 9,47 11,04 11,39 8,12 9,34
14 RSU KONKEP 15 195 188 383 - - - - - - - - 0,78 - - 0,22
15 RSU BUTON SELATAN 24 27 24 51 - - - - - - - - 1,00 - - -
16 RSU MUNA BARAT 22 - - - - - - - - - - - 0,41 - - -
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 516 7520 8273 15.793 452 332 784 215 246 461 60,11 40,13 49,64 28,59 29,74 29,19
18 RS. JIWA 117 571 314 885 4 - 4 4 - 4 7,01 - 4,52 7,01 - 4,52
19 RSU TNI. Dr. ISMOYO 78 8143 11113 19.256 1 4 5 1 4 5 0,12 0,36 0,26 0,12 0,36 0,26
20 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 109 2.203 2.321 4.524 12 8 20 2 4 6 5,45 3,45 4,42 0,91 1,72 1,33
21 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 4 0 0 - - - - - - - - - - - - -
22 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 60 747 703 1.450 2 1 3 - - - 2,07 2,07 2,07 - - -
23 RSU. SANTA ANNA 64 1551 1853 3.404 48 36 84 23 22 45 30,95 19,43 24,68 14,83 11,87 13,22
25 RSIA PERMATA BUNDA 66 750 1.239 1.989 3 1 4 - - - 4,00 0,81 2,01 - - -
26 RSU.PMI 45 124 246 370 - - - - - - - - - - - -
27 RSU. ALIYAH 48 508 967 1.475 1 1 2 1 1 2 1,97 1,03 1,36 1,97 1,03 1,36
28 RSU. MURHUM BAU-BAU 52 321 440 761 7 6 13 - 2 2 21,81 13,64 17,08 - 4,55 2,63
29 RSU Mitra Sakinah Konawe 50 - - - - - - - - - - - - - - -
30 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 91 1613 4414 6.027 5 2 7 - - - 3,10 0,45 1,16 - - -
31 Rumah Sakit Siloam Buton 80 2.319 2.413 4.732 43 48 91 16 21 37 18,54 19,89 19,23 6,90 8,70 7,82
32 Rumah Bersalin Hati Mulia 73 163 647 810 5 2 7 - - - 30,67 3,09 8,64 - - -
33 Rumah Bersalin Zafirah Bau-Bau 8 - - 1.682 - - - - - - - - - - - -
34 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 8 0 70 70 - 1 1 - - - - 14,29 14,29 - - -
35 Klinik Bersalin kasih Ibu - - - - - - - - - - - - - - - -
36 Klinik Bakti Medika Baubau 26 242 286 528 4 6 10 4 6 10 16,53 20,98 18,94 16,53 20,98 18,94
37 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe - - - - - - - - - - - - - - - -
38 Klinik Mekongga Kolala - 0 0 - - - - - - - - - - - - -
39 Klinik Harifah Kolaka - - - - - - - - - - - - - - - -
40 Klinik Sehati Indonesia 5 0 0 - - - - - - - - - - - - -
41 Klinik Sejahtera 10 - - - - - - - - - - - - - - -
42 RSU. ALIYAH 2 64 640 2.105 2.745 - 1 1 - 1 1 - 0,48 0,36 - 0,48 0,36
KABUPATEN/KOTA 2.946 46.926 63.489 112.097 1.922 1.542 3.464 931 953 1.884 4,09 2,43 3,09 1,98 1,50 1,68
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
Termasuk Tempat Tidur Bayi baru lahir
TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

a JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA


NO NAMA RUMAH SAKIT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RSUD PASAR WAJO 61 1.285 4.291 4 19,3 21,07 13,99 0,00
2 RSUD MUNA 69 4.122 14.793 10.773 58,7 59,74 2,52 2,61
3 BLUD RSU UNAAHA 115 5.259 24.746 26.978 59,0 45,73 3,28 5,13
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 187 7.902 38.290 30.429 56,1 42,26 3,79 3,85
5 BLUD RSU ANDOOLO 125 4.702 28.880 11.681 63,3 37,62 3,56 2,48
6 RSUD BOMBANA 96 1.299 10.510 3 30,0 13,53 18,88 0,00
7 RSUD WAKATOBI 79 1.777 6.492 4.819 22,5 22,49 12,57 2,71
8 RSUD DJAFAR HARUN 109 6.708 29.950 40.087 75,3 61,54 1,47 5,98
9 RSUD BUTON UTARA 50 421 845 926 4,6 8,42 41,34 2,20
10 RSUD OHEO 62 - - - 10,4 17,07 19,15 2,22
11 RSUD KOTA KENDARI 175 9.196 41.410 31.659 64,8 52,55 2,44 3,44
12 RSUD BAU-BAU 159 - - - 44,7 34,44 3,24 3,82
13 RSU. KOLTIM 20 1.178 2.825 2.814 38,7 58,90 3,80 2,39
14 RSU KONKEP 15 383 383 755 7,0 25,53 13,30 1,97
15 RSU BUTON SELATAN 24 81 176 162 2,0 3,38 105,98 2,00
16 RSU MUNA BARAT 22 - - - 72 17 - 1
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 516 15.793 87.531 70.111 46,5 30,61 6,38 4,44
18 RS. JIWA 117 885 56.401 48.653 132,1 7,56 -15,48 54,98
19 RSU TNI. Dr. ISMOYO 78 19.256 16.970 33.940 59,6 246,87 0,60 1,76
20 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 109 4.524 21.622 17.098 54,3 41,50 4,01 3,78
21 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 4 0 0 0 0,0 - 0,00 0,00
22 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 60 1.450 3.400 8.640 15,5 24,17 12,76 5,96
23 RSU. SANTA ANNA 64 3.404 11.489 10.133 49,2 53,19 3,49 2,98
25 RSIA PERMATA BUNDA 66 1.989 8.670 7.250 36,0 30,14 7,75 3,65
a JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA
NO NAMA RUMAH SAKIT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
26 RSU.PMI 45 370 524 519 3,2 8,22 42,98 1,40
27 RSU. ALIYAH 48 1.475 365 13.470 2,1 30,73 11,63 9,13
28 RSU Mitra Sakinah Konawe 53 - - - 0,0 - 0,00 0,00
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 52 761 1.460 1.469 7,7 14,63 23,02 1,93
30 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 91 6.027 16.233 16.240 48,9 66,23 2,82 2,69
31 Rumah Sakit Siloam Buton 80 4.732 15.644 15.162 53,6 59,15 2,86 3,20
32 Rumah Bersalin Hati Mulia 73 810 2.544 2.548 9,5 11,10 29,75 3,15
33 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - 0,0 - 0,00 0,00
34 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 8 1.682 - - 0,0 210,25 1,74 0,00
35 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 8 70 - - 0,0 8,75 41,71 0,00
36 Klinik Bakti Medika Baubau 26 528 1.096 1.096 11,5 20,31 15,90 2,08
37 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe - - - - 0,0 - 0,00 0,00
38 Klinik RSIA Mekongga Kolaka - - - - - - - -
39 Klinik Harifah Kolaka - - - - 0,0 - 0,00 0,00
40 Klinik Sehati Indonesia 5 - - - 0,0 - - -
41 Klinik Sejahtera 10 - - - 0,0 - - -
42 RSU. ALIYAH 2 64 2.745 365 12.909 1,6 42,89 8,38 4,70
KABUPATEN/KOTA 2.945 110.814 447.905 420.166 41,67 37,63 5,66 3,79

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


a
Keterangan: termasuk rumah sakit swasta
TABEL 57

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

RUMAH TANGGA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU % BER- PHBS
DIPANTAU BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 14 23.693 18.792 79,31 10.280 54,70
2 MUNA 27 46.529 29.495 63,39 15.555 52,74
3 KONAWE 27 57.626 52.347 90,84 33.307 63,63
4 KOLAKA 12 50.857 19.476 38,30 7.783 39,96
5 KONAWE SELATAN 23 69.452 66.044 95,09 12.809 19,39
6 BOMBANA 22 36.457 13.515 37,07 3.908 28,92
7 WAKATOBI 20 18.162 15.146 83,39 3.858 25,47
8 KOLAKA UTARA 16 29.440 29.440 100,00 20.626 70,06
9 BUTON UTARA 10 16.144 14.939 92,54 6.402 42,85
10 KONAWE UTARA 22 12.876 8.222 63,86 4.925 59,90
11 KOLAKA TIMUR 12 26.699 23.035 86,28 9.156 39,75
12 KONAWE KEPULAUAN 7 8.284 6.938 83,75 2.953 42,56
13 MUNA BARAT 15 17.882 9.443 52,81 4.593 48,64
14 BUTON TENGAH 12 24.344 18.516 76,06 8.258 44,60
15 BUTON SELATAN 8 22.528 13.318 59,12 11.122 83,51
16 KOTA KENDARI 15 56.612 56.612 100,00 35.363 62,47
17 KOTA BAUBAU 17 32.926 20.044 60,88 11.652 58,13

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 550.511 415.322 75,44 202.550 48,77

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 58

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

-1 0
RUMAH MEMENUHI JUMLAH
JUMLAH RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI
SYARAT (RUMAH RUMAH YANG RUMAH DIBINA
NO KECAMATAN PUSKESMAS SELURUH SYARAT SYARAT (RUMAH SEHAT)
SEHAT) BELUM
RUMAH
JUMLAH % MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 BUTON 13 20.277 12.343 60,87 7.934 5.511 69,46 1.988 36,07 14.331 70,68
2 MUNA 27 45.951 25.421 55,32 20.530 10.182 49,60 31 0,30 25.452 55,39
3 KONAWE 27 58.992 30.036 50,92 28.956 28.906 99,83 28.906 100,00 28.906 49,00
4 KOLAKA 13 49.413 26.949 54,54 40.886 40.886 100,00 30.589 74,82 30.589 61,90
5 KONAWE SELATAN 23 61.060 17.547 28,74 43.513 20.992 48,24 20.992 100,00 38.539 63,12
6 BOMBANA 22 35.757 25.932 72,52 9.825 9.090 92,52 9.090 100,00 35.022 97,94
7 WAKATOBI 20 27.449 13.713 49,96 13.736 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8 KOLAKA UTARA 16 28.561 20.622 72,20 7.939 7.939 100,00 2.175 27,40 2.175 7,62
9 BUTON UTARA 10 12.710 8.546 67,24 4.164 2.457 59,01 1.186 48,27 7.294 57,39
10 KONAWE UTARA 22 11.218 5.903 52,62 5.315 5.850 52,15 0,00 0,00 5.903 52,62
11 KOLAKA TIMUR 12 26.599 11.736 44,12 14.863 14.863 100,00 12.502 84,11 12.302 46,25
12 KONAWE KEPULAUAN 7 7.930 2.130 26,86 5.800 0,00 0,00 0,00 0,00 2130 26,86
13 MUNA BARAT 15 7.685 4.563 59,38 3.122 4.504 58,60 0,00 0,00 4.563 59,38
14 BUTON TENGAH 12 23.044 15.887 68,94 7.157 3.937 55,01 1.310 33,27 17.197 74,63
15 BUTON SELATAN 8 16.616 6.468 38,93 10.148 1.036 10,21 0,00 0,00 6.468 38,93
16 KOTA KENDARI 15 55.752 47.045 84,38 8.707 8.707 100,00 0,00 0,00 47.045 84,38
17 KOTA BAUBAU 17 31.112 15.521 49,89 15.591 7.154 45,89 2.706 37,82 18.709 60,13
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 520.126 290.362 55,83 248.186 172.014 69,31 111.475 64,81 296.625 57,03

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program


TABEL 59

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KABUPATEN KOTA
TAHUN 2017

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA

NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 BUTON 13 99.563 2.288 22.558 2.265 22.558 1.476 11.560 1.474 11.560 - - - - 104 862 104 862 307

2 MUNA 27 215.442 7.000 83.873 5.117 68.861 2 15 2 15 19 450 19 450 44 2.554 44 2.554 91

3 KONAWE 27 244.324 6.671 2.684 2.369 9.476 - - - - - - - - - - - - 357

4 KOLAKA 13 251.493 5.169 30.700 5.169 30.700 4.809 29.066 4.809 29.066 5.452 40.851 5.452 40.851 - - - - 206

5 KONAWE SELATAN 23 299.928 6.131 30.655 4.707 23.535 - - - - - - - - - - - - 323

6 BOMBANA 22 175.497 3.414 21.752 3.182 22.838 - - - - 834 10.596 800 11.127 - - - - 54

7 WAKATOBI 20 95.386 6.500 39.398 3.646 39.398 - - - - - - - - - - - - 2

8 KOLAKA UTARA 16 144.681 254 414 98 414 780 7.878 654 7.353 547 2.633 547 2.633 - - - - 211

9 BUTON UTARA 10 62.088 3.229 33.570 2.925 34.461 - - - - 4 52 4 52 - - - - 2

10 KONAWE UTARA 22 60.884 1.690 6.786 1.690 6.786 - - 8 40 8 40 130 520 130 520 2.398

11 KOLAKA TIMUR 12 176.495 5.100 26.781 3.416 18.280 - - - - 2 8 3.287 16.648 - - - - 180

12 KONAWE KEPULAUAN 7 33.212 290 1.160 19 76 - - - - - - - - - - - - 55

13 MUNA BARAT 15 79.653 1 4 - - - - - - - -

14 BUTON TENGAH 12 97.584 1.057 1.373 516 750 - - - - - - - - - - - - 34

15 BUTON SELATAN 8 79.066 1.218 4.084 1.011 3.584 1 5 1 5 - - - - - - - - 7

16 KOTA KENDARI 15 359.371 9.053 100.128 9.053 100.128 9.926 83.331 261 83.331 261 53.469 6.170 36.053 - - - - 6.987

17 KOTA BAUBAU 17 162.780 165 2.878 113 2.544 1.666 12.259 1323 11.137 409 5.446 292 5074 7 605 7 605 7

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.637.447 59.230 408.798 45.296 384.389 18.660 144.114 8.524 142.467 7.536 113.545 16.579 112.928 285 4.541 285 4.541 11.221

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 59

AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENUR
PROVINSI KABUPATEN KOTA PROVINSI KABUPATEN KOTA
TAHUN 2017 TAHUN 2017

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN


PENDUDUK DENGAN
AKSES BERKELANJUTAN
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
TERHADAP AIR MINUM
MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN LAYAK

NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

%
1 2 3 4 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 BUTON 13 99.563 5.677 304 5.677 64 1.291 64 1.291 7 17.500 7 17.500 59.438 59,70

2 MUNA 27 215.442 5.809 87 5.767 3.161 21.474 3.102 18.683 10.270 52.172 6.424 52.112 150.722 71

3 KONAWE 27 244.324 17.850 315 15.750 - - - - 37 92.500 21 52.500 77.726 31,80

4 KOLAKA 13 251.493 2.662 206 2.662 5 20 5 20 211 116.803 211 116.803 220.102 87,52

5 KONAWE SELATAN 23 299.928 16.150 155 7.750 91 910 5 50 507 - 227 - 31.335 10,45

6 BOMBANA 22 175.497 1.259 54 1.259 1 12 1 12 4.744 40.716 1.489 40.716 75.952 43,28

7 WAKATOBI 20 95.386 100 2 100 - - - - 47 3.695 47 3.695 43.193 45,28

8 KOLAKA UTARA 16 144.681 69.233 211 69.692 - - - - 13 60.924 13 60.924 141.016 97,47

9 BUTON UTARA 10 62.088 325 2 325 - - - - 27 22.820 27 22.820 57.658 92,86

10 KONAWE UTARA 22 60.884 9.167 1.291 9.167 1 5 1 5 6 8.550 6 8.552 25.070 41,18

11 KOLAKA TIMUR 12 176.495 906 41 209 20 67 - - 4 16.345 4 16.345 51.482 29,17

12 KONAWE KEPULAUAN 7 33.212 2.750 18 900 - - - - 8 20.000 7 17.500 18.476 55,63

13 MUNA BARAT 15 79.653 - - - - 4 20.121 4 20.121 20.121 25,26

14 BUTON TENGAH 12 97.584 1.700 32 1.400 44 145 19 78 12 50.378 12 50.378 52.606 53,91

15 BUTON SELATAN 8 79.066 1.421 6 1.421 2.197 3.900 2.106 3.691 5 22.457 2.964 22.194 30.895 39,07

16 KOTA KENDARI 15 359.371 22.151 6.987 22.151 - - - - 18.118 70.073 18.118 65.310 306.973 85,42

17 KOTA BAUBAU 17 162.780 2373 5 2101 0 0 0 0 5337 56116 4209 62858 84.319 51,80

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.637.447 159.533 9.716 146.331 5.584 27.824 5.303 23.830 39.357 671.170 33.790 630.328 1.447.084 54,87

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 60

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

MEMENUHI SYARAT
JUMLAH (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN
JUMLAH SAMPEL
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENYELENGGARA KIMIA)
DIPERIKSA
AIR MINUM
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 BUTON 13 1 1 1 100,00
2 MUNA 27 51708 0 0 0,00
3 KONAWE 27 25 0 0 0,00
4 KOLAKA 13 100 344 296 86,05
5 KONAWE SELATAN 23 39 9 9 100,00
6 BOMBANA 22 77 75 43 57,33
7 WAKATOBI 20 56 38 36 94,74
8 KOLAKA UTARA 16 20 36 36 100,00
9 BUTON UTARA 10 831 1 1 100,00
10 KONAWE UTARA 22 14 0 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 633 13 13 100,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 25 2 2 100,00
13 MUNA BARAT 15 1 0 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 36 1 1 100,00
15 BUTON SELATAN 8 10 1 1 100,00
16 KOTA KENDARI 15 245 209 167 79,90
17 KOTA BAUBAU 17 879 17 17 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 54700 747 623 83,40

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 61

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JENIS SARANA JAMBAN PENDUDUK DENGAN


KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG AKSES SANITASI
LAYAK (JAMBAN
PENDUDUK
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
SEHAT)
JUMLAH

PUSKES

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK
NO KECAMATAN

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
MAS

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 BUTON 13 99.563 424 1.400 424 1.400 100,00 69.201 81.552 69.201 81.552 100,00 200 575 144 575 100,00 138 654 138 654 100,00 69.907 70,21
2 MUNA 27 215.442 210 5.078 210 1.701 33,50 22.261 120.094 22.870 111.028 92,45 619 3.170 346 2.326 73,38 5.588 30.560 6.104 17.553 57,44 132.608 61,55
3 KONAWE 27 244.324 868 6.944 593 4.744 68,32 28.598 114.392 28.589 114.356 99,97 0 0 0 0 0,00 9.503 38012 592 2.368 6,23 121468 49,72
4 KOLAKA 13 251.493 0 0 0 0 0,00 29.530 148.150 29.630 148.150 100,00 17.759 62.353 17.759 62.353 100,00 0 0 0 0 0,00 210.503 83,70
5 KONAWE SELATAN 23 299.928 9809 316 316 316 100,00 28.890 144.450 11.249 7.955 5,51 11.203 56.015 2.552 29.535 52,73 43.288 43.288 11.069 11.069 25,57 48.875 16,30
6 BOMBANA 22 175.497 0 0 0 0 0,00 19.592 61.430 17.125 18.590 30,26 343 1.659 135 626 37,73 1.635 7.422 592 2.492 33,58 20.285 11,56
7 WAKATOBI 20 95.386 0 0 0 0 0,00 19.635 82877 16.580 76.616 92,45 0 0 0 0 0,00 493 1.972 21 84 4,26 76.700 80,41
8 KOLAKA UTARA 16 144.681 325 1.356 11 63 4,65 23.257 103.455 21.154 95.839 92,64 246 1.299 245 1.298 99,92 2.332 7.297 1.832 6.492 88,97 103.692 71,67
9 BUTON UTARA 10 62.088 1256 5613 831 4956 88,30 9.756 41.524 9.240 35.880 86,41 1.150 1.204 345 1.204 100,00 1.471 5.295 1.471 5.295 100,00 47.335 76,24
10 KONAWE UTARA 22 60.884 723 5784 677 5416 93,64 7.430 29.720 7.430 29.720 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0,00 35.136 57,71
11 KOLAKA TIMUR 12 176.495 59 255 57 250 98,04 14.934 80.277 12.499 69.299 86,32 0 0 0 0 0,00 4.954 24.658 1353 8198 33,25 77747 44,05
12 KONAWE KEPULAUAN 7 33.212 8 65 8 65 100,00 4.700 15.351 3.407 15.351 100,00 0 0 0 0 0,00 327 1.308 52 208 15,90 15.624 47,04
13 MUNA BARAT 15 79.653 0 0 0 0 0,00 4.820 19.280 4.180 16.720 86,72 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0,00 16.720 20,99
14 BUTON TENGAH 12 97.584 25 200 25 200 100,00 14.819 59.276 11.969 48.676 82,12 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0,00 48.876 50,09
15 BUTON SELATAN 8 79.066 53 155 53 155 100,00 10.354 31.793 6.462 31.793 100,00 3 27 3 27 100,00 78 519 78 519 100,00 0,00
16 KOTA KENDARI 15 359.371 0 0 0 0 0,00 184.143 286.352 71.286 270.665 94,52 0 0 0 0 0,00 1.616 3.038 579 2.904 95,59 273.569 76,12
17 KOTA BAUBAU 17 162.780 20 500 19 475 95,00 24.892 131.899 23.479 125.737 95,33 142 0 0 0 0,00 265 1.243 201 776 62,43 126.988 78,01

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.637.447 13.780 27.666 3.224 19.741 71,35 516.812 1.551.872 366.350 1.297.927 83,64 31.665 126.302 21.529 97.944 77,55 71.688 165.266 24.082 58.612 35,47 1.426.033 54,07
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan
TABEL 62

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


JUMLAH DESA/ DESA MELAKSANAKAN DESA STOP BABS
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA STBM
KELURAHAN STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 BUTON 13 95 8 73,68 29 30,53 8 0,00

2 MUNA 27 152 30 19,74 0 0 30 19,74

3 KONAWE 27 358 9 2,51 0 0 7 1,96

4 KOLAKA 13 135 109 80,74 25 18,52 109 80,74

5 KONAWE SELATAN 23 361 96 26,59 15 4,16 0 0,00

6 BOMBANA 22 143 122 85,31 15 10,49 122 85,31

7 WAKATOBI 20 100 9 9,00 3 3,00 18 18,00

8 KOLAKA UTARA 16 133 85 63,91 3 2,26 0 0,00

9 BUTON UTARA 10 91 56 61,54 15 16,48 56 61,54

10 KONAWE UTARA 22 170 4 2,35 0 0 1 0,59

11 KOLAKA TIMUR 12 133 64 48,12 1 0,75 15 11,28

12 KONAWE KEPULAUAN 7 96 4 4,17 0 0 4 4,17

13 MUNA BARAT 15 86 11 12,79 0 0 0 0,00

14 BUTON TENGAH 12 77 9 11,69 0 0 0 0,00

15 BUTON SELATAN 8 70 16 22,86 0 0 12 17,14

16 KOTA KENDARI 15 65 57 87,69 37 56,92 2 3,08

17 KOTA BAUBAU 17 43 87 202,33 31 72,09 13 30,23

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.308 776 33,62 174 7,54 397 17,20

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program


TABEL 63

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

TEMPAT-TEMPAT UMUM

YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN HOTEL


SARANA TEMPAT-TEMPAT
SARANA PENDIDIKAN HOTEL
KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM

JUMLAH TTU
NO KECAMATAN PUSKESMAS SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG
UMUM

SAKIT UMUM
PUSKESMAS

BINTANG

BINTANG

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
RUMAH
SLTP

SLTA

NON
SD

%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BUTON 13 124 54 32 14 1 - 9 234 109 87,90 45 83,33 26 81,25 14 100,00 1 100,00 0 0,00 9 100,00 204 87,18
2 MUNA 27 229 85 53 28 1 - 8 404 192 83,84 68 80,00 43 81,13 22 78,57 0 0,00 0 0,00 14 175,00 339 83,91
3 KONAWE 27 257 92 37 27 3 - 10 426 165 64,20 53 57,61 29 78,38 27 100,00 3 100,00 0 0,00 10 100,00 287 67,37
4 KOLAKA 13 195 41 27 14 3 1 35 316 157 80,51 36 87,80 27 100,00 14 100,00 2 66,67 1 100,00 30 85,71 267 84,49
5 KONAWE SELATAN 23 330 84 43 23 1 - 2 483 291 88,18 75 89,29 40 93,02 23 100,00 1 100,00 0 0,00 2 100,00 432 89,44
6 BOMBANA 22 171 68 31 22 1 - 17 310 126 73,68 47 69,12 24 77,42 19 86,36 1 100,00 0 0,00 11 64,71 228 73,55
7 WAKATOBI 20 116 48 24 20 1 - 58 267 95 81,90 43 89,58 24 100,00 20 100,00 1 100,00 0 0,00 49 84,48 232 86,89
8 KOLAKA UTARA 16 119 49 18 16 1 - 21 224 89 74,79 36 73,47 17 94,44 16 100,00 1 100,00 0 0,00 13 61,90 172 76,79
9 BUTON UTARA 10 77 41 21 17 1 - 19 176 66 85,71 32 78,05 18 85,71 17 100,00 1 100,00 0 0,00 19 100,00 153 86,93
10 KONAWE UTARA 22 97 32 16 22 1 - 5 173 90 92,78 30 93,75 14 87,50 19 86,36 0 0,00 0 0,00 1 20,00 154 89,02
11 KOLAKA TIMUR 12 149 51 29 12 1 - 2 244 149 100,00 51 100,00 29 100,00 12 100,00 1 100,00 0 0,00 2 100,00 244 100,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 70 54 13 7 1 - - 145 48 68,57 46 85,19 2 15,38 7 100,00 1 100,00 0 0,00 - - 104 71,72
13 MUNA BARAT 15 94 44 14 15 1 - 1 169 - - - 4 26,67 1 100,00 0 0,00 - - 5 2,96
14 BUTON TENGAH 12 104 48 33 12 - - 13 210 104 100,00 47 97,92 30 90,91 12 100,00 0 0,00 0 0,00 13 100,00 206 98,10
15 BUTON SELATAN 8 72 36 33 8 1 - - 150 41 56,94 20 55,56 17 51,52 7 87,50 0 0,00 0 0,00 - - 85 56,67
16 KOTA KENDARI 15 143 48 36 21 8 6 128 390 127 88,81 46 95,83 34 94,44 18 85,71 5 62,50 0 0,00 104 81,25 334 85,64
17 KOTA BAUBAU 17 77 27 18 17 2 1 43 185 65 84,42 22 81,48 16 88,89 17 100,00 2 100,00 0 0,00 30 69,77 152 82,16

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.424 902 478 295 28 8 371 4.506 1.914 78,96 697 77,3 390 81,59 268 90,85 21 75,00 1 0,00 307 82,75 3.598 79,85

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan


TABEL 64

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH RUMAH DEPOT RUMAH DEPOT
NO KECAMATAN PUSKESMAS JASA MAKAN/ AIR MAKANAN JASA MAKAN/ AIR MAKANAN
TPM TOTAL % TOTAL %
BOGA RESTORA MINUM JAJANAN BOGA RESTORA MINUM JAJANAN
N (DAM) N (DAM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 BUTON 13 389 7 27 27 153 214 55,01 0 2 10 163 175 44,99
2 MUNA 27 571 24 88 43 96 251 43,96 17 120 2 177 316 55,34
3 KONAWE 27 75 0 0 9 0 9 12,00 0 13 47 6 66 88,00
4 KOLAKA 13 525 - 54 24 40 118 22,48 4 175 51 180 410 78,10
5 KONAWE SELATAN 23 680 15 116 57 309 497 73,09 2 36 17 128 183 26,91
6 BOMBANA 22 345 18 59 60 74 211 61,16 9 16 21 88 134 38,84
7 WAKATOBI 20 39 0 1 0 0 1 2,56 1 16 15 6 38 97,44
8 KOLAKA UTARA 16 96 0 8 0 0 8 8,33 1 49 35 3 88 91,67
9 BUTON UTARA 10 619 42 20 12 100 174 28,11 1 10 12 198 221 35,70
10 KONAWE UTARA 22 12 0 0 0 0 0 - 0 8 0 4 12 100,00
11 KOLAKA TIMUR 12 17 0 4 0 0 4 23,53 0 9 0 1 10 58,82
12 KONAWE KEPULAUAN 7 19 0 0 0 0 0 - 0 7 2 10 19 100,00
13 MUNA BARAT 15 1 0 0 0 0 0 - 0 1 0 0 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 36 0 11 0 0 11 30,56 0 1 4 20 25 69,44
15 BUTON SELATAN 8 2 0 0 0 0 0 - 0 1 1 0 2 100,00
16 KOTA KENDARI 15 993 27 333 113 259 732 73,72 5 94 67 95 261 26,28
17 KOTA BAUBAU 17 655 0 53 63 0 116 17,71 8 67 0 464 539 82,29

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 5.074 133 774 408 1031 2346 46,24 48 625 284 1543 2499 49,25

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan


TABEL 65

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

PERSENTASE TPM

PERSENTASE TPM
MEMENUHI SYARAT

MEMENUHI SYARAT
JUMLAH TPM TIDAK

HIGIENE SANITASI
RUMAH MAKAN/

RUMAH MAKAN/
JUMLAH TPM

DIUJI PETIK
MINUM (DAM)

MINUM (DAM)
JASA BOGA

JASA BOGA
RESTORAN

RESTORAN
DEPOT AIR

DEPOT AIR
MAKANAN

MAKANAN
DIBINA
JAJANAN

JAJANAN
TOTAL

TOTAL
NO KECAMATAN PUSKESMAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 BUTON 13 175 3 10 19 149 181 103,43 214 7 10 16 105 151 70,56
2 MUNA 27 320 17 120 2 181 320 100,00 253 0 0 0 0 0 0,00
3 KONAWE 27 66 0 0 0 0 0 0,00 9 0 0 0 0 0 0,00
4 KOLAKA 13 410 4 225 61 229 519 126,59 118 0 0 0 0 0 0,00
5 KONAWE SELATAN 23 183 0 0 0 0 0 0,00 497 0 0 0 0 0 0,00
6 BOMBANA 22 134 9 16 21 88 134 100,00 211 0 0 0 0 0 0,00
7 WAKATOBI 20 38 0 0 0 0 0 0,00 1 0 0 0 0 0 0,00
8 KOLAKA UTARA 16 88 1 49 35 3 88 100,00 8 0 0 0 0 0 0,00
9 BUTON UTARA 10 157 0 9 22 99 130 82,80 174 0 0 0 0 0 0,00
10 KONAWE UTARA 22 12 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 10 7 0 0 0 7 7 7 0 0 0 0 0 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 19 0 6 0 0 6 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
13 MUNA BARAT 15 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 25 0 1 4 6 11 44,00 11 0 0 1 0 1 9,09
15 BUTON SELATAN 8 2 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
16 KOTA KENDARI 15 261 0 0 0 0 0 0,00 732 0 0 0 0 0 0,00
17 KOTA BAUBAU 17 539 0 0 0 0 0 0,00 405 3 42 0 0 45 11,11

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.440 41 436 164 755 1396 57,21 2640 10 52 17 105 197 7,46

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan


TABEL 66

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet #DIV/0!
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet #DIV/0!
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet #DIV/0!
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol #DIV/0!
8 Metampiron tablet 500 mg tablet #DIV/0!
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul #DIV/0!
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium tablet #DIV/0!
Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + tube #DIV/0!
polimiksin 10.000 IU/g
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + supp #DIV/0!
Heksaklorofen 250 mg
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam pot #DIV/0!
Salisilat 3%
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet #DIV/0!
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + tablet #DIV/0!
Levodopa 250 mg
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial #DIV/0!
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet #DIV/0!
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul #DIV/0!
23 Betametason krim 0,1 % krim #DIV/0!
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul #DIV/0!
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol #DIV/0!
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol #DIV/0!
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet #DIV/0!
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul #DIV/0!
30 Diazepam tablet 2 mg tablet #DIV/0!
31 Diazepam tablet 5 mg tablet #DIV/0!
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet #DIV/0!
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul #DIV/0!
37 Etakridin larutan 0,1% botol #DIV/0!
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul #DIV/0!
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet #DIV/0!
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol #DIV/0!
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul #DIV/0!
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet #DIV/0!
46 Furosemid tablet 40 mg tablet #DIV/0!
47 Gameksan lotion 1 % botol #DIV/0!
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium sach #DIV/0!
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol #DIV/0!
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet #DIV/0!
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet #DIV/0!
52 Gliserin botol #DIV/0!
53 Glukosa larutan infus 5% botol #DIV/0!
54 Glukosa larutan infus 10% botol #DIV/0!
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul #DIV/0!
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet #DIV/0!
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet #DIV/0!
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet #DIV/0!
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet #DIV/0!
61 Hidrkortison krim 2,5% tube #DIV/0!
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet #DIV/0!
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet #DIV/0!
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet #DIV/0!
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet #DIV/0!
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet #DIV/0!
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet #DIV/0!
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial #DIV/0!
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol #DIV/0!
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet #DIV/0!
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet #DIV/0!
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + tablet #DIV/0!
Sulfadoxin 500 mg
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg botol #DIV/0!
+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol tablet #DIV/0!
400 mg, Trimetoprim 80 mg
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : tablet #DIV/0!
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet #DIV/0!
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial #DIV/0!
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial #DIV/0!
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial #DIV/0!
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 tablet #DIV/0!
mg
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul #DIV/0!
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet #DIV/0!
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet #DIV/0!
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol #DIV/0!
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet #DIV/0!
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet #DIV/0!
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol #DIV/0!
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube #DIV/0!
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial #DIV/0!
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul #DIV/0!
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol #DIV/0!
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet #DIV/0!
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet #DIV/0!
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet #DIV/0!
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol #DIV/0!
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol #DIV/0!
111 Prednison tablet 5 mg tablet #DIV/0!
112 Primakuin tablet 15 mg tablet #DIV/0!
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet #DIV/0!
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet #DIV/0!
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!
117 Ringer Laktat larutan infus botol #DIV/0!
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap tube #DIV/0!
4%
119 Salisil bedak 2% kotak #DIV/0!
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial #DIV/0!
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul #DIV/0!
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul #DIV/0!
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol #DIV/0!
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol #DIV/0!
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul #DIV/0!
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul #DIV/0!
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet #DIV/0!
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet #DIV/0!
134 Vaksin Rabies Vero vial #DIV/0!
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet #DIV/0!
VAKSIN
136 BCG vial #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
137 TT vial #DIV/0!
138 DT vial #DIV/0!
139 CAMPAK 10 Dosis vial #DIV/0!
140 POLIO 10 Dosis vial #DIV/0!
141 DPT-HB vial #DIV/0!
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial #DIV/0!
143 POLIO 20 Dosis vial #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial #DIV/0!

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 67

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 1 17 3 1 13 35
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 1 0 0 0 1 2
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 94 0 0 0 94
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 843 0 0 0 843
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 186 0 0 0 186
3 PUSKESMAS KELILING 1 0 131 0 0 0 132
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 437 0 0 0 437
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 11 11
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1 0 1 6 0 45 53
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 15 0 0 8 23
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 60 1 0 191 252
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 22 0 0 26 48
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 1 6 0 0 0 7
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 1 3 0 0 0 4
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 1 1
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 3 3
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 2 2
6 APOTEK 0 0 19 0 10 294 323
7 TOKO OBAT 0 0 50 0 0 85 135
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 0 19 0 0 7 26
2.617
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017
TABEL 68

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 35 35 100

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 36 36 100

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 69

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BUTON 14 4 2,30 34 19,54 88 50,57 48 27,59 174 136 78,16
2 MUNA 27 12 4,08 240 81,63 40 13,61 2 0,68 294 42 14,29
3 KONAWE 27 85 25,53 90 27,03 147 44,14 11 3,30 333 158 47,45
4 KOLAKA 12 47 24,87 117 61,90 24 12,70 1 0,53 189 25 13,23
5 KONAWE SELATAN 23 57 14,29 223 55,89 108 27,07 11 2,76 399 119 29,82
6 BOMBANA 22 47 18,36 96 37,50 78 30,47 35 13,67 256 113 44,14
7 WAKATOBI 20 21 15,33 70 51,09 35 25,55 11 8,03 137 46 33,58
8 KOLAKA UTARA 16 0 0,00 44 31,21 92 65,25 5 3,55 141 97 68,79
9 BUTON UTARA 10 0 0,00 25 24,04 71 68,27 8 7,69 104 79 75,96
10 KONAWE UTARA 22 32 22,07 60 41,38 47 32,41 6 4,14 145 53 36,55
11 KOLAKA TIMUR 12 16 10,39 85 55,19 52 33,77 1 0,65 154 54 35,06
12 KONAWE KEPULAUAN 7 55 57,29 35 36,46 6 6,25 0 0,00 96 6 6,25
13 MUNA BARAT 15 7 5,69 37 30,08 75 60,98 4 3,25 123 79 64,23
14 BUTON TENGAH 12 2 1,47 43 31,62 83 61,03 8 5,88 136 91 66,91
15 BUTON SELATAN 8 1 0,74 69 51,11 46 34,07 19 14,07 135 65 48,15
16 KOTA KENDARI 15 0 0,00 38 18,10 121 57,62 51 24,29 210 172 81,90
17 KOTA BAUBAU 17 7 4,49 44 28,21 79 50,64 26 16,67 156 105 67,31

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 393 12,35 1350 42,43 1192 37,46 247 7,76 3.182 1.440 45,25
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1,06

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 70

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DESA/
KELURAHAN POSKESDES /
POLINDES POSBINDU
POSKESKEL
1 2 3 4 5 6 7
1 BUTON 14 95 25 6 90
2 MUNA 27 152 46 24 14
3 KONAWE 27 358 86 5 66
4 KOLAKA 12 135 69 0 28
5 KONAWE SELATAN 23 361 137 0 167
6 BOMBANA 22 143 47 37 144
7 WAKATOBI 20 100 70 9 114
8 KOLAKA UTARA 16 133 131 131 133
9 BUTON UTARA 10 91 12 5 8
10 KONAWE UTARA 22 170 21 0 50
11 KOLAKA TIMUR 12 133 69 11 54
12 KONAWE KEPULAUAN 7 96 37 0 0
13 MUNA BARAT 15 86 29 11 0
14 BUTON TENGAH 12 77 18 21 72
15 BUTON SELATAN 8 70 17 11 0
16 KOTA KENDARI 15 65 12 0 45
17 KOTA BAUBAU 17 43 43 17 54

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.308 869 288 1.039

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017


TABEL 71

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

DESA / KELURAHAN SIAGA


JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DESA/
KELURAHAN PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BUTON 14 95 29 13 33 8 83 87,37
2 MUNA 27 152 152 0 0 0 152 100,00
3 KONAWE 27 358 85 90 146 11 332 92,74
4 KOLAKA 12 135 53 76 6 0 135 100,00
5 KONAWE SELATAN 23 361 122 94 24 5 245 67,87
6 BOMBANA 22 143 40 55 24 12 131 91,61
7 WAKATOBI 20 100 17 0 0 0 17 17,00
8 KOLAKA UTARA 16 133 133 0 0 0 133 100,00
9 BUTON UTARA 10 91 29 7 6 0 42 46,15
10 KONAWE UTARA 22 170 32 60 47 6 145 85,29
11 KOLAKA TIMUR 12 133 38 13 1 0 52 39,10
12 KONAWE KEPULAUAN 7 96 22 16 0 0 38 39,58
13 MUNA BARAT 15 86 31 0 0 0 31 36,05
14 BUTON TENGAH 12 77 26 15 12 5 58 75,32
15 BUTON SELATAN 8 70 16 5 21 7 49 70,00
16 KOTA KENDARI 15 65 13 14 23 14 64 98,46
17 KOTA BAUBAU 17 43 6 36 0 1 43 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.308 844 494 343 69 1.750 75,82

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
TABEL 72

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

DR SPESIALIS DOKTER UMUM DOKTER GIGI DOKTER


DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO UNIT KERJA (PTT)a (PTT) (PTT) GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A PUSKESMAS
1 BUTON 0 0 0 0 0 0 3 4 7 4 12 16 7 16 23 0 6 6 0 5 5 0 0 0 0 11 11
2 MUNA 0 0 0 0 0 0 7 12 19 0 0 0 7 12 19 2 9 11 0 0 0 0 0 0 2 9 11
3 KONAWE 0 0 0 0 0 0 10 21 31 0 0 0 10 21 31 4 16 20 0 0 0 0 0 0 4 16 20
4 KOLAKA 0 0 0 0 0 0 2 18 20 0 0 0 2 18 20 1 6 7 0 0 0 0 0 0 1 6 7
5 KONAWE SELATAN 0 0 0 0 0 0 7 9 16 0 0 0 7 9 16 3 7 10 0 0 0 0 0 0 3 7 10
6 BOMBANA 0 0 0 0 0 0 10 17 27 0 0 0 10 17 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 WAKATOBI 0 0 0 0 0 0 1 3 4 0 0 0 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 0 0 0 0 0 0 7 2 9 2 2 4 9 4 13 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 3 3
9 BUTON UTARA 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 0 0 2 1 3 0 0 0 2 3 5 0 0 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 0 0 0 0 0 0 2 6 8 0 0 0 2 6 8 2 4 6 0 0 0 0 0 0 2 4 6
11 MUNA BARAT 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 BUTON TENGAH 0 0 0 0 0 0 5 4 9 0 0 0 5 4 9 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2
13 BUTON SELATAN 0 0 0 0 0 0 7 9 16 0 0 0 7 9 16 3 7 10 0 0 0 0 0 0 3 7 10
14 KOLAKA TIMUR 0 0 0 0 0 0 4 5 9 0 0 0 4 5 9 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0 4 4
15 KONAWE KEPULAUAN 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 0 0 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 KOTA KENDARI 0 0 0 0 0 0 4 23 27 0 0 0 4 23 27 1 16 17 0 0 0 0 0 0 1 16 17
17 KOTA BAUBAU 0 0 0 0 0 0 7 21 28 0 0 0 7 21 28 3 10 13 0 0 0 0 0 0 3 10 13

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 0 0 0 80 159 239 6 14 20 86 173 259 20 88 108 2 9 11 0 0 0 20 94 114


Sumber:
RUMAH
Profil SAKIT
Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
1 RSUD PASAR WAJO 2 0 2 0 0 0 1 3 4 1 6 7 4 9 13 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2
2 RSUD MUNA 6 6 12 0 0 0 5 4 9 0 0 0 11 10 21 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2
3 BLUD RSU UNAAHA 13 14 27 0 0 0 5 10 15 0 0 0 18 24 42 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0 4 4
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 7 8 15 0 0 0 3 8 11 0 0 0 10 16 26 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 4 4
5 RS ANTAM POMALAA 5 4 9 0 0 0 2 2 4 0 0 0 7 6 13 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
6 BLUD RSU ANDOOLO 3 2 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
7 RSUD BOMBANA 2 4 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 RSUD WAKATOBI 0 1 1 0 0 0 4 5 9 0 0 0 4 6 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 RSUD DJAFAR HARUN 3 6 9 1 0 1 1 3 4 0 0 0 5 9 14 1 1 2 0 1 1 0 1 1 1 3 4
10 RSUD BUTON UTARA 4 1 5 0 0 0 1 2 3 0 0 0 5 3 8 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
11 RSUD OHEO 1 3 4 0 0 0 2 1 3 0 0 0 3 4 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 RSUD KOTA KENDARI 6 9 15 0 0 0 5 3 8 0 0 0 11 12 23 1 3 4 0 0 0 0 0 0 1 3 4
13 RSUD BAU-BAU 12 4 16 0 0 0 5 2 7 0 0 0 17 6 23 1 3 4 0 0 0 0 0 0 1 3 4
14 RSU. KOLTIM 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
15 RSU KONKEP 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 RSU BUTON SELATAN 0 0 0 0 0 0 1 3 4 0 0 0 1 3 4 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
17 RSU MUNA BARAT 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 BLUD RSU BAHTERAMAS 26 24 50 0 0 0 16 20 36 0 0 0 0 44 86 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0 4 4
19 RS. JIWA 2 0 2 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 2 5 3 5 8 0 0 0 0 0 0 3 5 8
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 1 0 1 0 0 0 4 8 12 0 0 0 0 8 13 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RS. SILOAM BUTON 12 5 17 0 0 0 6 9 15 0 0 0 0 14 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 RSU. SANTA ANNA 2 0 2 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 RSIA PERMATA BUNDA 1 0 1 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 2 3 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
26 RSU.PMI 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
27 RSU. ALIYAH 4 5 9 0 0 0 2 5 7 0 0 0 0 10 16 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3
28 RSU. ALIYAH 2 4 6 10 0 0 0 3 4 7 0 0 0 0 10 17 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 RSU. MITRA SAKINAH Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 1 3 4 0 0 0 0 0 0 1 3 4
32 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 Klinik Bakti Medika Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Klinik Sehati Indonesia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DR SPESIALIS DOKTER UMUM DOKTER GIGI DOKTER
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO UNIT KERJA (PTT)a (PTT) (PTT) GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
38 Klinik Sejahtera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 Klinik Mekongga Kolala 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 119 105 223 1 0 1 71 101 172 0 0 0 102 212 403 9 42 51 0 1 1 0 3 3 9 46 55
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 BAPELKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
2 LABKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BALAI PENGELOLA FARMASI PERBEKKES 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1 POLTEKKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 STIKES MANDALA WALUYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 STIKES AVICENNA 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 AKBID PELITA IBU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 AKPER PPNI KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
DINKES KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 5 2 7 0 0 0 5 2 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 5 3 8 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 119 105 223 1 0 1 155 260 423 6 14 20 197 388 674 29 131 161 2 10 12 0 3 3 29 142 171
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 9,24 17,53 27,94 6,67 0,124 7,09
-
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
Keterangan : a termasuk S3
TABEL 73

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

BIDAN PERAWAT PERAWAT (PTT)a PERAWAT GIGI


NO UNIT KERJA BIDAN
(PTT)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A PUSKESMAS
1 BUTON 91 60 15 47 62 14 53 67 3 5 8
2 MUNA 164 0 46 157 203 0 0 0 0 6 6
3 KONAWE 509 0 68 415 483 0 0 0 4 10 14
4 KOLAKA 132 0 42 117 159 0 0 0 4 9 13
5 KONAWE SELATAN 303 0 61 84 145 0 0 0 3 5 8
6 BOMBANA 146 0 50 133 183 0 0 0 1 0 1
7 WAKATOBI 73 0 30 110 140 0 0 0 2 2 4
8 KOLAKA UTARA 184 16 27 97 124 14 26 40 3 2 5
9 BUTON UTARA 93 0 19 52 71 0 0 0 0 4 4
10 KONAWE UTARA 201 0 62 80 142 0 0 0 0 0 0
11 MUNA BARAT 73 0 8 28 36 0 1 1 0 1 1
12 BUTON TENGAH 83 0 14 50 64 0 0 0 0 1 1
13 BUTON SELATAN 83 0 10 28 38 0 0 0 0 1 1
14 KOLAKA TIMUR 54 0 29 32 61 0 0 0 0 2 2
15 KONAWE KEPULAUAN 62 0 9 6 15 0 0 0 1 2 3
16 KOTA KENDARI 122 0 55 141 196 0 0 0 0 16 16
17 KOTA BAUBAU 73 0 17 147 164 0 0 0 2 14 16

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2446 76 562 1724 2286 28 80 108 23 80 103


Sumber:
RUMAH
Profil SAKIT
Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 0
1 RSUD PASAR WAJO 11 33 3 24 27 20 58 78 0 3 3
2 RSUD MUNA 26 0 18 61 79 0 0 0 0 2 2
3 BLUD RSU UNAAHA 62 0 67 166 233 0 0 0 1 2 3
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 33 0 32 188 220 0 0 0 0 0 0
BIDAN PERAWAT PERAWAT (PTT)a PERAWAT GIGI
NO UNIT KERJA BIDAN
(PTT)
L P L+P L P L+P L P L+P
5 BLUD RSU ANDOOLO 4 0 4 12 16 0 0 0 0 0 0
6 RSUD BOMBANA 31 0 20 71 91 0 0 0 0 0 0
7 RSUD WAKATOBI 60 0 33 57 90 0 0 0 1 4 5
8 RSUD DJAFAR HARUN 15 0 22 71 93 14 26 0 3 2 5
9 RSUD BUTON UTARA 18 0 5 25 30 0 0 0 0 0 0
10 RSUD OHEO 13 0 3 15 18 0 0 0 0 0 0
11 RSUD KOTA KENDARI 30 0 51 114 165 0 0 0 1 2 3
12 RSUD BAU-BAU 25 0 22 95 117 0 0 0 0 4 4
13 RSU. KOLTIM 6 0 5 3 8 0 0 0 0 2 2
14 RSU KONKEP 3 0 2 5 7 0 0 0 0 1 1
15 RSU BUTON SELATAN 3 0 1 9 10 0 0 0 0 0 0
16 RSU MUNA BARAT 1 0 2 4 6 0 0 0 0 0 0
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 86 0 41 208 249 0 0 0 1 2 3
18 RS. JIWA 3 0 28 36 64 0 0 0 0 1 1
19 RSU TNI. Dr. ISMOYO 15 0 20 36 56 0 0 0 1 1 2
20 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 19 0 18 23 41 0 0 0 1 2 3
21 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 2 1 3 0 0 0 0 0 0
22 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 5 0- 5 5 1 1 0 0 0 0
23 RSU. SANTA ANNA 8 0 17 37 54 0 0 0 0 1 1
24 RSIA PERMATA BUNDA 9 0 3 4 7 0 0 0 0 0 0
25 RSU.PMI 13 0 5 10 15 0 0 0 0 0 0
26 RSU. ALIYAH 10 0 11 8 19 0 0 0 0 3 3
27 RSU. ALIYAH 2 12 0 6 11 17 0 0 0 0 0 0
28 RSU. MURHUM BAU-BAU 5 0 5 7 12 0 0 0 0 2 2
29 RSU. MITRA SAKINAH Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 44 0 8 29 37 0 0 0 1 3 4
31 Rumah Sakit Siloam Buton 8 0 21 52 73 0 0 0 0 0 0
32 Rumah Bersalin Hati Mulia 12 0 4 6 10 0 0 0 0 0 0
33 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 11 0 1 3 4 0 0 0 0 0 0
35 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 4 0 0 4 4 0 0 0 0 0 0
36 Klinik Bakti Medika Baubau 4 0 6 3 9 0 0 0 0 0 0
37 Klinik Sehati 1 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0
38 Klinik Sejahtera 0 0 3 2 5 0 0 0 0 0 0
BIDAN PERAWAT PERAWAT (PTT)a PERAWAT GIGI
NO UNIT KERJA BIDAN
(PTT)
L P L+P L P L+P L P L+P
39 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 Klinik Mekongga Kolala 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 610 490 1406 1896 0 0 0 10 37 47
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 BAPELKES KENDARI 3 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
2 LABKES 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BALAI PENGELOLA FARMASI DAN
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PERBEKKES
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 3 1 0 1 0 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI 32 0 10 23 33 0 0 0 0 0 0
2 STIKES MANDALA WALUYA 0 0 5 4 9 0 0 0 0 0 0
3 STIKES AVICENNA 7 0 6 8 14 0 0 0 0 0 0
4 AKPER KOLAKA 0 0 4 4 8 0 0 0 0 0 0
5 AKPER BUTON 0 0 7 6 13 0 0 0 0 0 0
6 AKBID PELITA IBU 14 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0
7 AKPER PPNI KENDARI 0 0 3 5 8 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 53 0 35 52 87 0 0 0 0 0 0

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 4 0 1 6 7 0 0 0 0 0 0
DINKES KAB/KOTA 36 0 31 16 47 0 0 0 1 1 2
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 40 0 32 22 54 0 0 0 1 1 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.152 76 1.120 3.204 4.324 28 80 108 34 118 152
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 262,63 179,23 6,30

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
TABEL 74

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

TENAGA KEFARMASIAN
NO UNIT KERJA TENAGA TEKNIS
APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A PUSKESMAS
1 BUTON 0 4 4 0 2 2 0 6 6
2 MUNA 0 8 8 1 4 5 1 12 13
3 KONAWE 6 11 17 3 3 6 9 14 23
4 KOLAKA 2 20 22 1 9 10 3 29 32
5 KONAWE SELATAN 1 8 9 0 1 1 1 9 10
6 BOMBANA 0 10 10 1 12 13 1 22 23
7 WAKATOBI 0 7 7 0 4 4 0 11 11
8 KOLAKA UTARA 3 7 10 2 4 6 5 11 16
9 BUTON UTARA 2 3 5 0 0 0 2 3 5
10 KONAWE UTARA 1 1 2 0 0 0 1 1 2
11 MUNA BARAT 1 1 2 1 0 1 2 1 3
12 BUTON TENGAH 0 0 0 0 1 1 0 1 1
13 BUTON SELATAN 0 3 3 0 2 2 0 5 5
14 KOLAKA TIMUR 0 8 8 0 1 1 0 9 9
15 KONAWE KEPULAUAN 1 2 3 0 0 0 1 2 3
16 KOTA KENDARI 4 30 34 0 12 12 4 42 46
17 KOTA BAUBAU 1 7 8 0 5 5 1 12 13

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program


222016130 152 9 60 69 31 190 221

B RUMAH SAKIT
1 RSUD PASAR WAJO 1 3 4 1 3 4 2 6 8
2 RSUD MUNA 0 6 6 0 3 3 0 9 9
3 BLUD RSU UNAAHA 3 16 19 5 9 14 8 25 33
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 1 9 10 2 12 14 3 21 24
5 BLUD RSU ANDOOLO 2 4 6 0 0 0 2 4 6
6 RSUD BOMBANA 1 2 3 2 5 7 3 7 10
7 RSUD WAKATOBI 0 18 18 0 5 5 0 23 23
8 RSUD DJAFAR HARUN 0 3 3 1 10 11 1 13 14
9 RSUD BUTON UTARA 0 4 4 0 2 2 0 6 6
TENAGA KEFARMASIAN
NO UNIT KERJA TENAGA TEKNIS
APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
10 RSUD OHEO 2 4 6 0 3 3 2 7 9
11 RSUD KOTA KENDARI 1 5 6 0 9 9 1 14 15
12 RSUD BAU-BAU 1 7 8 0 7 7 1 14 15
13 RSU. KOLTIM 0 0 0 1 1 2 1 1 2
14 RSU KONKEP 0 3 3 0 2 2 0 5 5
15 RSU BUTON SELATAN 0 1 1 0 1 1 0 2 2
16 RSU MUNA BARAT 0 1 0 0 1 1 0 2 2
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 4 17 21 1 14 15 5 31 36
18 RS. JIWA 2 7 9 3 3 6 5 10 15
19 RS. SILOAM BAUBAU 5 4 9 1 4 5 6 8 14
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 0 3 3 1 1 2 1 4 5
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 1 9 10 1 2 3 2 11 13
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 0 3 3 0 1 1 0 4 4
24 RSU. SANTA ANNA 0 6 6 0 3 3 0 9 9
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 3 3 0 1 1 0 4 4
26 RSU.PMI 0 4 4 0 1 1 0 5 5
27 RSU. ALIYAH 0 3 3 0 1 1 0 4 4
28 RSU. ALIYAH 2 1 2 3 0 1 1 0 0 0
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 2 1 3 1 0 1 3 1 4
30 RSU. MITRA SAKINAH konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 RSIA Mekongga 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Rumah Bersalin Dewi Sartika 1 1 2 0 1 1 1 2 3
33 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 5 5 0 2 2 0 7 7
34 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 0 1 1 0 0 0 0 1 1
36 Rumah Bersalin Hayam Wuruk 1 0 1 0 1 1 0 0 0
37 Klinik Bakti Medika Baubau 0 4 4 0 1 1 0 5 5
38 Klinik Sehati Indonesia Baubau 0 0 0 0 1 1 0 0 0
39 Klinik Sakit Sejahtera Baubau 0 1 1 0 1 1 0 0 0
40 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 29 160 188 20 112 132 47 265 312

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 BAPELKES KENDARI 0 0 0 1 0 1 1 0 1
2 LABKES 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 GUDANG FARMASI KAB 0 5 5 1 5 6 1 10 11
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 0 5 5 2 5 7 2 10 12
TENAGA KEFARMASIAN
NO UNIT KERJA TENAGA TEKNIS
APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 STIKES MANDALA WALUYA 0 0 0 4 9 13 4 9 13
3 STIKES AVICENNA 3 3 6 0 1 1 3 4 7
4 AKBID PELITA IBU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 AKPER PPNI KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 3 3 6 4 10 14 7 13 20

DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 0 9 9 1 5 6 1 14 15
DINKES KAB/KOTA 6 23 29 15 17 32 21 40 61
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 6 32 38 16 22 38 22 54 76
JUMLAH (KAB/KOTA) 60 330 389 51 209 260 109 532 641
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 16,124 10,8 26,57

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
TABEL 75

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN


NO UNIT KERJA MASYARAKATa LINGKUNGANb LINGKUNGAN (PTT)b
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
A PUSKESMAS
1 BUTON 6 20 26 2 12 14 0 0 0
2 MUNA 8 29 37 20 17 37 0 0 0
3 KONAWE 34 30 64 0 0 0 0 0 0
4 KOLAKA 17 26 43 3 7 10 0 0 0
5 KONAWE SELATAN 36 58 94 5 13 18 0 0 0
6 BOMBANA 8 15 23 2 7 9 0 0 0
7 WAKATOBI 4 35 39 8 24 32 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 7 28 35 2 16 18 0 0
9 BUTON UTARA 5 9 14 2 12 14 0 0 0
10 KONAWE UTARA 21 27 48 5 3 8 0 0 0
11 MUNA BARAT 1 3 4 0 2 2 0 0 0
12 BUTON TENGAH 2 10 12 3 3 6 0 0 0
13 BUTON SELATAN 0 3 3 0 3 3 0 0 0
14 KOLAKA TIMUR 0 10 10 2 3 5 0 0 0
15 KONAWE KEPULAUAN 1 0 1 1 2 3 0 0 0
16 KOTA KENDARI 11 107 118 5 22 27 0 0 0
17 KOTA BAUBAU 6 25 31 6 20 26 0 0 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 167 435 602 66 166 232 0 0 0


Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
B RUMAH SAKIT
1 RSUD PASAR WAJO 2 4 6 0 1 1 0 0 0
2 RSUD MUNA 2 17 19 2 2 4 0 0 0
3 BLUD RSU UNAAHA 11 26 37 1 1 2 0 0 0
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 1 3 4 1 1 2 0 0 0
5 BLUD RSU ANDOOLO 1 3 4 0 0 0 0 0 0
6 RSUD BOMBANA 5 10 15 0 2 2 0 0 0
7 RSUD WAKATOBI 1 2 3 0 3 3 0 0 0
8 RSUD DJAFAR HARUN 5 12 17 2 5 7 0 0 0
9 RSUD BUTON UTARA 0 3 3 0 0 0 0 0 0
10 RSUD OHEO 1 2 3 1 0 1 0 0 0
11 RSUD KOTA KENDARI 7 24 31 0 3 3 0 0 0
12 RSUD BAU-BAU 2 14 16 0 1 1 0 0 0
13 RSU. KOLTIM 2 2 4 1 2 3 0 0 0
14 RSU KONKEP 2 1 3 0 1 1 0 0 0
15 RSU BUTON SELATAN 1 2 3 0 0 0 0 0 0
16 RSU MUNA BARAT 0 4 4 0 1 1 0 0 0
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 17 46 63 2 10 12 0 0 0
18 RS. JIWA 1 6 7 2 7 9 0 0 0
19 RS. SILOAM BUTON 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 3 0 3 1 0 1 0 0 0
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 3 1 4 1 1 2 0 0 0
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 1 1 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 0 2 2 0 0 0 0 0 0
KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN
NO UNIT KERJA MASYARAKATa LINGKUNGANb LINGKUNGAN (PTT)b
L P L+P L P L+P L P L+P
24 RSU. SANTA ANNA 0 4 4 0 0 0 0 0 0
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 RSIA. Mekongga 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 RSU.PMI 1 0 1 0 0 0 0 0 0
28 RSU. ALIYAH 1 1 2 0 0 0 0 0 0
29 RSU. ALIYAH 2 1 2 3 0 0 0 0 0 0
30 RSU. MURHUM BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 RSU. MITRA SAKINAH Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 1 0 1 0 0 0 0 0 0
33 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 1 1 0 0 0 0 0 0
34 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0
35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Klinik Bakti Medika Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 Klinik Sehati Indonesia Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 Klinik Sejahtera Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 71 193 264 14 41 55 0 0 0

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 BAPELKES KENDARI 7 18 25 0 1 1 0 0 0
2 LABKES 1 3 4 0 0 0 0 0 0
3 GUDANG FARMASI 1 3 4 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 9 24 33 0 1 1 0 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 STIKES MANDALA WALUYA 23 27 50 0 0 0 0 0 0
3 STIKES AVICENNA 9 15 24 0 0 0 0 0 0
4 AKPER KOLAKA 3 2 5 0 0 0 0 0 0
5 AKPER BUTON 3 1 4 0 0 0 0 0 0
6 AKBID PELITA IBU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 AKPER PPNI KENDARI 1 1 2 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 39 46 85 0 0 0 0 0 0

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 29 61 90 4 7 11 0 0 0
DINKES KAB/KOTA 88 168 256 22 34 56 0 0 0
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 117 229 346 26 41 67 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 403 927 1330 106 249 355 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 55,129 14,71487

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
Keterangan : 1.685
a
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan
b
termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
TABEL 76

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

NUTRISIONIS
NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA (PTT/KONTRAK)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A PUSKESMAS
1 BUTON 1 16 17 0 0 0 0 0 0 1 16 17
2 MUNA 6 32 38 0 0 0 0 0 0 6 32 38
3 KONAWE 14 16 30 0 0 0 0 0 0 14 16 30
4 KOLAKA 1 20 21 0 0 0 0 0 0 1 20 21
5 KONAWE SELATAN 3 20 23 0 0 0 1 5 6 4 25 29
6 BOMBANA 5 21 26 0 0 0 0 0 0 5 21 26
7 WAKATOBI 2 9 11 0 0 0 0 0 0 2 9 11
8 KOLAKA UTARA 0 11 11 0 4 4 0 0 0 0 15 15
9 BUTON UTARA 1 5 6 0 0 0 0 1 1 1 6 7
10 KONAWE UTARA 6 19 25 0 0 0 0 0 0 6 19 25
11 MUNA BARAT 1 7 8 0 0 0 0 0 0 1 7 8
12 BUTON TENGAH 1 10 11 0 0 0 0 0 0 1 10 11
13 BUTON SELATAN 1 4 5 0 0 0 0 0 0 1 4 5
14 KOLAKA TIMUR 3 5 8 0 0 0 0 0 0 3 5 8
15 KONAWE KEPULAUAN 2 3 5 0 0 0 0 0 0 2 3 5
16 KOTA KENDARI 7 54 61 0 0 0 0 7 54 61
17 KOTA BAUBAU 1 33 34 0 0 0 0 0 0 1 33 34
0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 55 285 340 1 6 7 56 295 351
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
B RUMAH SAKIT
1 RSUD PASAR WAJO 1 4 5 0 0 0 0 0 0 1 4 5
2 RSUD MUNA 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 6 6
3 BLUD RSU UNAAHA 2 8 10 0 0 0 3 1 4 5 9 14
NUTRISIONIS
NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA (PTT/KONTRAK)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 0 12 12 0 0 0 0 0 0 0 12 12
5 BLUD RSU ANDOOLO 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
6 RSUD BOMBANA 2 6 8 0 0 0 0 0 0 2 6 8
7 RSUD WAKATOBI 0 9 9 0 0 0 0 0 0 0 9 9
8 RSUD DJAFAR HARUN 0 5 5 0 2 2 0 0 0 0 5 5
9 RSUD BUTON UTARA 0 3 3 0 0 0 0 2 2 0 5 5
10 RSUD OHEO 1 2 3 0 0 0 0 0 0 1 2 3
11 RSUD KOTA KENDARI 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 5 5
12 RSUD BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 RSU. KOLTIM 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
14 RSU KONKEP 2 0 2 0 0 0 1 0 1 3 0 3
15 RSU BUTON SELATAN 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
16 RSU MUNA BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 2 25 27 0 0 0 0 1 1 2 26 28
18 RS. JIWA 0 6 6 0 0 0 0 3 3 0 9 9
19 RS. SILOAM BUTON 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
24 RSU. SANTA ANNA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
26 RSU.PMI 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
27 RSU. ALIYAH 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
28 RSU. ALIYAH 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
30 RSU. MITRA SAKINAH Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
32 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
33 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0
34 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
35 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 Klinik Bakti Medika Baubau 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
37 Klinik Sehati Indonesia Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 Klinik Sejahtera Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 Klinik Mekongga Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 10 116 126 4 7 11 14 122 137


NUTRISIONIS
NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA (PTT/KONTRAK)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 BAPELKES KENDARI 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
2 LABKES 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BALAI PENGELOLA FARMASI &
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PERBEKKES
4 KKP KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 0 1 1 0 0 0 0 1 1

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI 16 25 41 0 0 0 0 0 0 16 25 41
2 STIKES MANDALA WALUYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 STIKES AVICENNA 1 2 3 0 0 0 0 0 0 1 2 3
4 AKPER KOLAKA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
5 AKBID PELITA IBU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 AKPER PPNI KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 17 28 45 0 0 0 0 0 0 17 28 45

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 37 37 74 0 0 0 1 0 1 38 37 75
DINKES KAB/KOTA 13 20 33 0 0 0 1 0 1 14 20 34
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 50 57 107 0 0 0 2 0 2 52 57 109
JUMLAH (KAB/KOTA) 132 487 619 0 0 0 7 13 20 139 503 643
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 26,65

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
TABEL 77

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

TENAGA KETERAPIAN FISIK


TOTAL
NO UNIT KERJA
FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
A PUSKESMAS
1 BUTON 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 MUNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 KONAWE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KOLAKA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
5 KONAWE SELATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 WAKATOBI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 BUTON UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 MUNA BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 BUTON TENGAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 BUTON SELATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 KOLAKA TIMUR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 KONAWE KEPULAUAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 KOTA KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
17 KOTA BAUBAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program02016 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 2

B RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 0
1 RSUD PASAR WAJO 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
2 RSUD MUNA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
3 BLUD RSU UNAAHA 1 6 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 7
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3
5 BLUD RSU ANDOOLO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 RSUD BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 RSUD WAKATOBI 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 3
8 RSUD DJAFAR HARUN 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2 3
9 RSUD BUTON UTARA 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
TENAGA KETERAPIAN FISIK
TOTAL
NO UNIT KERJA
FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
10 RSUD OHEO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 RSUD KOTA KENDARI 2 0 2 0 1 1 0 0 0 1 0 1 3 1 4
12 RSUD BAU-BAU 1 6 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 7
13 RSU. KOLTIM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RSU KONKEP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 RSU BUTON SELATAN 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
16 RSU MUNA BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 1 8 9 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 9 10
18 RS. JIWA 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
19 RS. SILOAM BUTON 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
24 RSU. SANTA ANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 RSU.PMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 RSU. ALIYAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 RSU. ALIYAH 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 RSU. MITRA SAKINAH Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 RSIA Mekongga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 Rumah Bersalin Hayam Wuruk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Klinik Bhakti Medika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 Klinik Sehati Indonesia Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 Klinik Sejahtera Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 12 34 46 0 2 2 0 1 1 1 1 2 13 38 51

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 BAPELKES KENDARI 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
2 LABKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BALAI PENGELOLA FARMASI & PERBEKKES 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KKP KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TENAGA KETERAPIAN FISIK
TOTAL
NO UNIT KERJA
FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 0 1 1 0 0 0 0 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 STIKES MANDALA WALUYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 STIKES AVICENNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 AKBID PELITA IBU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 AKPER PPNI KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINKES KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 12 36 48 0 2 2 0 1 1 1 2 3 13 40 53
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2,197

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
TABEL 78

JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS

NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN


TEKNISI ANALISIS REFRAKSIONIS ORTETIK TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI INFORMASI JUMLAH
ELEKTROMEDIS KESEHATAN OPTISIEN PROSTETIK DARAH KARDIOVASKULER
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
A PUSKESMAS
1 BUTON 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 2
2 MUNA 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4
3 KONAWE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KOLAKA 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 3 4 1 4 5 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 9 12
5 KONAWE SELATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 6
6 BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 WAKATOBI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3
9 BUTON UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 MUNA BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 BUTON TENGAH 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 5 5
13 BUTON SELATAN 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
14 KOLAKA TIMUR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
15 KONAWE KEPULAUAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 5 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 6
16 KOTA KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 7
17 KOTA BAUBAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program


0 2016 0 0 0 0 0 2 4 6 4 11 15 4 24 29 0 0 0 0 1 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0 11 41 52

B RUMAH SAKIT
1 RSUD PASAR WAJO 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 4 5 9
2 RSUD MUNA 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 2 2 0 0 0 2 7 9
3 BLUD RSU UNAAHA 3 0 3 0 0 0 1 0 1 0 2 2 7 8 15 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 0 0 0 12 12 24
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 BLUD RSU ANDOOLO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 1 3 4
6 RSUD BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 RSUD WAKATOBI 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 6
8 RSUD DJAFAR HARUN 1 3 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 7
9 RSUD BUTON UTARA 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 3 3 6
10 RSUD OHEO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 RSUD KOTA KENDARI 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 6 7
12 RSUD BAU-BAU 2 5 7 0 0 0 2 1 3 0 0 0 1 3 4 2 0 2 0 0 0 1 3 4 0 0 0 0 0 0 8 12 20
13 RSU. KOLTIM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
14 RSU KONKEP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
15 RSU BUTON SELATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
16 RSU MUNA BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 4 4 8 0 0 0 2 0 2 0 4 4 3 10 13 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 3 5 0 0 0 12 21 33
18 RS. JIWA 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5
19 RS. SILOAM BUTON 1 3 4 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 0 1 0 0 0 3 12 15
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 5 3 8
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 4 1 5 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 4 5 0 0 0 0 0 0 1 4 5 0 0 0 0 0 0 7 10 17
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4
24 RSU. SANTA ANNA 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2
26 RSU.PMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
27 RSU. ALIYAH 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
TENAGA KETEKNISIAN MEDIS

NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN


TEKNISI ANALISIS REFRAKSIONIS ORTETIK TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI INFORMASI JUMLAH
ELEKTROMEDIS KESEHATAN OPTISIEN PROSTETIK DARAH KARDIOVASKULER
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
28 RSU. ALIYAH 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3 2 5
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 RSU Mitra Sakinah Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 RSIA Mekongga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Rumah Bersalin Dewi Sartika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3
33 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 Rumah Bersalin hayam Wuruk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Klinik Bakti medika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 Klinik Sehati Indonesia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 Klinik Sejahtera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 Klinik bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 27 27 54 0 0 0 6 2 8 1 9 10 25 52 77 3 0 3 0 0 0 5 23 28 4 7 11 0 0 0 71 120 191

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 BAPELKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 LABKES 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BALAI PENGELOLA FARMASI & PERBEKKES 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KKP KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 6
2 STIKES MANDALA WALUYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 STIKES AVICENNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 AKBID PELITA IBU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 AKPER PPNI KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 6

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


1 DINKES PROVINSI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
2 DINKES KAB/KOTA 1 1 2 0 0 0 0 2 2 0 0 0 4 7 12 0 0 0 0 0 0 2 2 4 0 2 2 0 0 0 7 14 21
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 1 1 2 0 0 0 0 2 2 0 0 0 5 8 14 0 0 0 0 0 0 2 2 4 0 2 2 0 0 0 8 15 23
0
JUMLAH (KAB/KOTA) 28 28 56 0 0 0 8 8 16 5 20 25 34 90 126 3 0 3 0 1 1 8 26 34 4 9 13 0 0 0 90 182 272
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 11,27

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
TABEL 79

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

TENAGA KESEHATAN LAIN


TOTAL
NO UNIT KERJA PENGELOLA PROGRAM TENAGA KESEHATAN
KESEHATAN LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A PUSKESMAS
1 BUTON 5 15 20 0 1 1 5 16 21
2 MUNA 0 0 0 1 5 6 1 5 6
3 KONAWE 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KOLAKA 7 17 24 0 0 0 7 17 24
5 KONAWE SELATAN 1 0 1 0 0 0 1 0 1
6 BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 WAKATOBI 0 0 0 0 2 2 0 2 2
8 KOLAKA UTARA 0 0 0 6 0 6 6 0 6
9 BUTON UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 MUNA BARAT 1 0 1 0 0 0 1 0 1
12 BUTON TENGAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 BUTON SELATAN 17 34 51 1 1 2 18 35 53
14 KOLAKA TIMUR 0 0 0 10 13 23 10 13 23
15 KONAWE KEPULAUAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 KOTA KENDARI 30 310 340 3 49 52 33 359 392
17 KOTA BAUBAU 0 0 0 0 1 1 0 1 1

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program


612016376 437 21 72 93 82 448 530

B RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0
1 RSUD PASAR WAJO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 RSUD MUNA 0 0 0 0 4 4 0 4 4
3 BLUD RSU UNAAHA 0 0 0 2 1 3 2 1 3
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 BLUD RSU ANDOOLO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 RSUD BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 RSUD WAKATOBI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 RSUD DJAFAR HARUN 0 4 4 0 0 0 0 4 4
9 RSUD BUTON UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TENAGA KESEHATAN LAIN
TOTAL
NO UNIT KERJA PENGELOLA PROGRAM TENAGA KESEHATAN
KESEHATAN LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P
10 RSUD OHEO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 RSUD KOTA KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 RSUD BAU-BAU 0 0 0 2 4 6 2 4 6
13 RSU. KOLTIM 0 0 0 0 1 1 0 1 1
14 RSU KONKEP 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 RSU BUTON SELATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 RSU MUNA BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 RS. JIWA 0 0 0 1 4 5 1 4 5
19 RS. SILOAM BUTON 0 0 0 3 9 12 3 9 12
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 0 4 4 0 0 0 0 4 4
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 RSU. SANTA ANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 RSU.PMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 RSU. ALIYAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 RSU. ALIYAH 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 RSU Mitra Sakinah Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 RSIA Mekongga 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Rumah Bersalin Dewi Sartika 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 Rumah Bersalin Hayam Wuruk 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Klinik Bakti Medika 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 Klinik Sehati Indonesia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 Klinik Sejahtera 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 Klinik bersalin Setuia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 8 8 8 23 31 8 31 39

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 BAPELKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 LABKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 KKP KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TENAGA KESEHATAN LAIN
TOTAL
NO UNIT KERJA PENGELOLA PROGRAM TENAGA KESEHATAN
KESEHATAN LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 STIKES MANDALA WALUYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 STIKES AVICENNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 AKBID PELITA IBU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 AKPER PPNI KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 10 10 20 0 0 0 10 10 20
DINKES KAB/KOTA 46 74 120 33 42 74 79 116 195
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 56 84 140 33 42 74 89 126 215

JUMLAH (KAB/KOTA) 117 468 585 62 137 198 179 605 784

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
TABEL 80

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TENAGA TOTAL
NO UNIT KERJA PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA PENUNJANG
TENAGA PENDIDIK JURU
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN KESEHATAN
LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
A PUSKESMAS
1 BUTON 5 5 10 2 2 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 7 8 15
2 MUNA 25 16 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 16 23 32 32 64
3 KONAWE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KOLAKA 18 10 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 10 28
5 KONAWE SELATAN 13 9 22 41 101 142 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7 8 4 0 4 60 117 177
6 BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 WAKATOBI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 10 6 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 6 16
9 BUTON UTARA 7 5 12 3 7 10 0 0 0 3 7 10 0 0 0 0 0 0 10 0 10 0 0 0 23 19 42
10 KONAWE UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 MUNA BARAT 14 12 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 12 26
12 BUTON TENGAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 BUTON SELATAN 14 2 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 15 3 18
14 KOLAKA TIMUR 10 5 15 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 14 16 13 19 32
15 KONAWE KEPULAUAN 7 3 9 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 8 4 12
16 KOTA KENDARI 5 10 15 18 16 34 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 7 9 25 35 60
17 KOTA BAUBAU 5 9 14 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 11 17
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 133 92 224 66 129 195 0 0 0 4 8 12 0 0 0 0 0 0 12 8 20 16 39 55 231 276 507

B RUMAH SAKIT
1 RSUD PASAR WAJO 4 10 14 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 7 11 18
2 RSUD MUNA 5 9 14 9 23 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 32 46
3 BLUD RSU UNAAHA 5 9 14 69 57 126 0 0 0 4 2 6 0 0 0 0 0 0 1 0 1 75 69 144 154 137 291
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 5 9 14 43 51 94 1 0 1 0 9 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 10 54 74 128
5 BLUD RSU ANDOOLO 3 1 4 2 4 6 0 0 0 9 9 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 14 16 30
6 RSUD BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 RSUD WAKATOBI 7 7 14 18 21 39 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0 5 5 23 5 28 48 42 90
8 RSUD DJAFAR HARUN 6 6 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 6 9 15
9 RSUD BUTON UTARA 3 2 5 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 4 4 8
10 RSUD OHEO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 RSUD KOTA KENDARI 12 2 14 2 5 7 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 6 8 0 0 0 17 13 30
12 RSUD BAU-BAU 7 7 14 2 5 7 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 12 22
13 RSU. KOLTIM 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 4
14 RSU KONKEP 2 2 4 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 4 4 8
15 RSU BUTON SELATAN 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
16 RSU MUNA BARAT 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 17 16 33 43 87 130 3 0 3 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 64 103 167
18 RS. JIWA 12 5 17 27 34 61 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 5 42 43 85
19 RS. SILOAM BUTON 4 3 7 7 24 31 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 1 6 17 28 45
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 5 1 6 3 0 3 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 1 10
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 11 1 12 8 7 15 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 20 11 31
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TENAGA TOTAL
NO UNIT KERJA PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA PENUNJANG
TENAGA PENDIDIK JURU
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN KESEHATAN
LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 3 6 9 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 7 31 0 0 0 28 16 44
24 RSU. SANTA ANNA 2 5 7 2 7 9 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 8 12 20
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 0 0 1 1 2 1 0 1 0 0 0 2 1 3 0 0 0 8 10 18 0 0 0 12 12 24
26 RSU.PMI 0 0 0 6 6 12 0 1 1 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 10 16
27 RSU. ALIYAH 1 1 2 1 1 2 1 0 1 2 0 2 0 0 0 0 1 1 1 1 2 0 0 0 6 4 10
28 RSU. ALIYAH 2 1 1 2 2 1 3 1 0 1 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 6 5 11
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 RSU Mitra Sakinah Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 RSIA Mekongga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Rumah Bersalin Dewi Sartika 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 3 3
33 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 0 0 8 9 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 9 17
34 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 2 1 3 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 3 5 5 10
36 Rumah Bersalin Hayam Wuruk 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 4 4
37 Klinik Bhakti Medika Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 Klinik Sehati Indonesia 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 0 2
39 Klinik Sejahtera 2 1 3 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 3 5 5 10
40 Klinik Bersalin Setia Bunda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 126 107 233 255 353 608 12 1 13 24 32 56 2 1 3 1 2 3 42 34 76 114 97 211 576 627 1203

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 BAPELKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 LABKES 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 GUDANG FARMASI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KKP KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 STIKES MANDALA WALUYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 STIKES AVICENNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 AKPER KOLAKA 1 1 2 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4
5 AKPER BUTON' 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
6 AKBID PELITA IBU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 AKPER PPNI KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 11 10 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 10 21
DINKES KAB/KOTA 162 159 321 38 72 110 0 0 0 14 8 22 0 0 0 0 0 0 4 0 4 6 11 17 224 250 474
SUB JUMLAH DINKES
173 169 342 38 72 110 0 0 0 14 8 22 0 0 0 0 0 0 4 0 4 6 11 17 235 260 495
PROV/KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA) 432 368 799 359 554 913 12 1 13 42 48 90 2 1 3 1 2 3 58 42 100 136 147 283 1.042 1.163 2.205

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
TABEL 81

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 1.438.235.570.674 67,49


a. Belanja Langsung 1.013.561.454.171 47,56
b. Belanja Tidak Langsung 424.674.116.503 19,93

2 APBD PROVINSI 33.831.677.720 1,59


a. Belanja Langsung 6.672.297.920 0,31
b. Belanja Tidak Langsung 27.159.379.800
c. Pembebasan Biaya Pengobatan

3 APBN : 658.883.953.898 30,92


- Dana Alokasi Umum (DAU) 125.379.652.696 5,88
- Dana Alokasi Khusus (DAK Fisik) 109.654.756.000 5,15
- Dana Dekonsentrasi 27.369.771.000 1,28
- Dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan 10.559.852.537 0,50
- Dana Bantuan Operasional Kesehatan (DAK Non Fisik) 138.623.471.000 6,50
- Dana Jaminan Persalinan (DAK Non Fisik) 30.070.894.000 1,41
- Dana Pajak Rokok 0 0,00
- Dana Akreditasi (DAK Non Fisik) 12.009.885.000 0,56
- Lain-lain (sebutkan) Pinjaman SMI Pembangunan RSU 201.723.374.665 9,47
- Dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (integrasi) 3.492.297.000 0,16

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 172.040.000 0,01


GF ATM Komponen Malaria 48.025.000 0,00
GF ATM Komponen TB 48.775.000 0,00
NLR 2.250.000 0,00
GAVI 72.990.000 0,00

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 2.131.123.242.292

TOTAL APBD KAB/KOTA 14.373.434.912.727

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 10,01


ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 808.025,17

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017

Anda mungkin juga menyukai