5 PDF
5 PDF
,
,
,
PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGGARA
Tahun 2017
Kendari, 2o18
i
TIM PENYUSUN
Pengarah
dr. H. ZUHUDDIN KASIM, MM
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Ketua
SAFIUDDIN ALIBAS, SP, ME
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN PROGRAM & SDK
Editor
TUSIMAN, SKM, M.Kes
KEPALA SEKSI DATA & INFORMASI
Anggota
ASNUR AIM, S.SOS, M.SI
SIJA TIKU, SKM
HEFRI MUSTAMIN IGA, SKM
FITRIANI SAFAA, S.SI
WD. DEWI FITRIANA, SKM
Kontributor
ii
KATA PENGANTAR
PKesehatan
uji & syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya buku Profil
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 ini, sebagai salah satu
wujud partisipasi pembangunan kesehatan seluruh jajaran kesehatan di
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Seperti pada edisi-edisi sebelumnya, data yang ditampilkan dalam buku profil ini dapat
membantu pembaca untuk membandingkan situasi kesehatan antar daerah di Sulawesi Tenggara dalam
satu atau beberapa periode waktu serta melihat capaian kinerja kesehatan di daerah. Sistematika dan
struktur buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 ini secara garis besar tetap
mengacu pada petunjuk tekhnis penyusunan profil dari Pusdatin Kementerian Kesehatan RI, sehingga
dalam edisi ini pembaca masih menemukan paparan data yang diuraikan dalam bab-bab mengenai
Demografi, Sarana dan Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, Kesehatan Keluarga,
Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan di Sulawesi Tenggara Pada Tahun 2017.
Namun demikian ada sedikit nuansa yang berbeda pada edisi ini jika dibandingkan dengan edisi
sebelumnya, yakni penambahan data, informasi dan pembahasan program-program yang belum
tercakup dalam juknis standar selama ini. Langkah ini sebagai upaya kami untuk memberikan
gambaran dan profil yang lebih utuh dan lengkap mengenai program kesehatan yang dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kesulitan dan hambatan adalah hal yang niscaya selalu timbul dari pekerjaan seperti ini,
terutama bila berbicara mengenai data yang sangat mengedepankan akurasi dan membutuhkan
ketelitian serta kesabaran. Karena itu, besar kemungkinan pembaca sekalian akan menemukan
banyak kekurangan dalam terbitan ini, untuk itu kami mohon maaf. Kami telah dan selalu berupaya
maksimal untuk menyajikan yang terbaik. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Profil
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2017 ini. Masukan, kritik dan saran dari pembaca sekalian akan
menjadi energi dan motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas profil ini di masa yang akan
datang. Akhir kata, semoga bermanfaat. Wassalam & Terima Kasih.
iii
KATA SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
hanya dengan limpahan rahmat dan perlindungan-Nya sehingga kita bisa
menyelesaikan tugas-tugas dan kewajiban kita.
Buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2017 sebagai media publikasi data dan
informasi kesehatan yang komprehensif harus benar-benar dimanfaatkan sebagai landasan penentuan
kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, selain fungsi
sebagai pemenuhan hak bagi masyarakat terhadap akses untuk memperoleh informasi dan edukasi
tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab, serta tentu saja sebagai salah satu wujud
akuntabilitas dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam upaya mendukung visi & misi
pembangunan sektor kesehatan di lingkup Provinsi Sulawesi Tenggara.
Melihat manfaat dan fungsinya yang luas dan vital, saya sangat berharap agar Profil
Kesehatan Sulawesi Tenggara dapat terus menerus ditingkatkan kualitasnya baik dari segi isi maupun
waktu penerbitannya, sehingga di masa yang akan datang profil kesehatan yang lengkap seperti ini
bisa terbit lebih cepat lagi dengan data yang lebih akurat dan lebih valid, sekaligus lebih menarik,
serta benar-benar aktual sesuai kondisi kesehatan di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dan berkontribusi dalam penyusunan buku profil kesehatan ini, terutama kepada tim pengelola data
provinsi dan kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara sebagai penanggungjawab teknis. Saya mengajak
semua pihak bersama-sama untuk mewujudkan manajemen data satu pintu yang telah digagas oleh
Bidang Pengembangan Program & Sumber Daya Kesehatan Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara, dan
telah menjadi agenda utama Pusdatin Kemkes RI. Saya berharap semoga buku Profil Kesehatan
Sulawesi Tenggara 2017 ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan
kesehatan tidak hanya di Sulawesi Tenggara tetapi juga di Indonesia. Wassalam.
B. KESEHATAN ANAK.................................................................................................... 73
1. BERAT BADAN LAHIR BAYI........................................................................................... 73
2. PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL .....................................................................75
3. PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL............................................................................. 78
4. PELAYANAN KESEHATAN BAYI/BALITA.......................................................................... 81
5. CAKUPANPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF ........................................................................... 86
6. CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A BALITA ........................................................ 87
7. IMUNISASI .................................................................................................................. 89
8. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA ......................................................................... 92
9. PELAYANAN KESEHATAN PADA SISWA SD DAN SETINGKAT ........................................... 94
C. STATUS GIZI............................................................................................................. 95
1. STATUS GIZI PADA BALITA .......................................................................................... 95
2. CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU (D/S) .................................................. 97
vi
DAFTAR GAMBAR
Hal
vii
Gambar 3.3 : Rasio Dokter Spesialis/100.000 Penduduk Menurut Kabupaten
/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 29
Gambar 3.4 : Rasio Dokter Umum Terhadap 100.000 Menurut Kabupaten
/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 30
Gambar 3.5 : Rasio Perawat Terhadap 100.000 Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi sulawesi tenggara tahun 2017 31
Gambar 3.6 : Rasio Bidan Terhadap 100.000 Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 32
Gambar 3.7 : Jenis, Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di
Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 33
Gambar 3.8 : Rasio Tenaga Kesehatan Terhadap Puskesmas Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 34
Gambar 3.9 : Rasio Tenaga Bidan Terhadap Desa Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017 35
Gambar 3.10 : Jumlah Tenaga Kesehatan yang Bekerja Di Rumah Sakit
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 36
Gambar 3.11 : Distribusi Tenaga Dokter Spesialis Di Rumah Sakit Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 37
Gambar 3.12 : Distribusi Tenaga Dokter Umum dan Dokter Gigi Di Rumah Sakit
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 38
2017
Gambar 3.13 : Jumlah & Jenis Pegawai Tidak Tetap (PTT) Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 40
Gambar 3.14 : Jumlah Perawat Dan Bidan PTT Berdasarkan Tempat Bekerja
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 41
Gambar 5.1 : Presentase Cakupan Pelayanan K1 & K4 Ibu Hamil Provinsi
sulawesi tenggara tahun 2013 s.d 2017 51
Gambar 5.2 : Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 52
Gambar 5.3 : Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (Pn) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013 s.d 2017 53
Gambar 5.4 : Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (Pn) Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 54
Gambar 5.5 : Proporsi Kelahiran Berdasarkan Tempat Bersalin Di Provinsi
Sulawesi Tenggara Riskesdes Tahun 2013 55
Gambar 5.6 : Proporsi Penolongan persalinan Dengan Kualifikasi Tertinggi Di
Indonesia, Riskesdes Tahun 2013 56
Gambar 5.7 : Cakupan Ibu Bersalin/Nifas Mendapat Yankes Nifas (KF3)
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 57
Gambar 5.8 : Cakupan Ibu Bersalin/Nifas Mendapat Yankes Nifas Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 58
Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan (%) Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 -2017 59
Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 60
Gambar 5.11 : Kematian Ibu Menurut Penyebab Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017 61
Gambar 5.12 : Jumlah Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
s.d 2017 62
viii
Gambar 5.13 : Kematian Ibu Menurut Penolong Persalinan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 63
Gambar 5.14 : Kematian Ibu Menurut Tempat Meninggal Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 64
Gambar 5.15 : Kematian Ibu Menurut Usia Ibu Melahirkan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 65
Gambar 5.16 : Kematian Ibu Menurut Fase Kehamilan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 66
Gambar 5.17 : Sebaran Kasus kematian Ibu Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 67
Gambar 5.18 : Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 Kelahiran Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 68
Gambar 5.19 : Angka Kematian Ibu (AKI) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 69
Gambar 5.20 : Persentase Peserta KB Aktif Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013 s.d 2017 70
Gambar 5.21 : Persentase Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 71
Gambar 5.22 : Persentase Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 72
Gambar 5.23 : Persentase Peserta KB Aktif Menurut Menurut Tenaga
Pemasang Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 72
Gambar 5.24 : Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 73
Gambar 5.25 : Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Menurut
Kab/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 74
Gambar 5.26 : Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 75
Gambar 5.27 : Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kab/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 76
Gambar 5.28 : Jumlah Kematian Neonatal Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013 s.d 2017 77
Gambar 5.29 : Angka Kematian Neonatal (AKN) Per 1000 KH Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 77
Gambar 5.30 : Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) dan KN Lengkap
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 Tahun 2013 s.d 2017 79
Gambar 5.31 : Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 79
Gambar 5.32 : Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 80
Gambar 5.33 : Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 81
Gambar 5.34 : Jumlah Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
s.d 2017 82
Gambar 5.35 : Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 Kelahiran Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 83
Gambar 5.36 : Sebaran AKB Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 83
Gambar 5.37 : Jumlah Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-
2017 84
ix
Gambar 5.38 : Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 KH Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017 84
Gambar 5.39 : Angka Kematian Balita (AKABA) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 85
Gambar 5.40 : Cakupan Pemberian Asi Ekslusif Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013 s.d 2017 86
Gambar 5.41 : Cakupan Pemberian Asi Ekslusif bagi Bayi 0-6 Bulan Menurut
Kab/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 87
Gambar 5.42 : Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 88
Gambar 5.43 : Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 88
Gambar 5.44 : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 89
Gambar 5.45 : Cakupan Desa/ Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 90
Gambar 5.46 : Persentase Cakupan Imunisasi Campak Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 91
Gambar 5.47 : Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 92
Gambar 5.48 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 93
Gambar 5.49 : Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 94
Gambar 5.50 : Jumlah Kasus Gizi Buruk Pada Balita Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013 s.d 2017 95
Gambar 5.51 : Sebaran Kasus Gizi Buruk Pada Balita Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 96
Gambar 5.52 : Sebaran Kasus Gizi Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 97
Gambar 5.53 : Cakupan Penimbangan Pada Balita Di Posyandu (D/S) Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 s.d 2017 97
Gambar 5.54 : Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 98
Gambar 6.1 : Jumlah Kasus Baru BTA+ Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 100
Gambar 6.2 : Proporsi BTA + Dari Seluruh Kasus TB Paru Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 101
Gambar 6.3 : Angka Notifikasi Kasus (CNR) BTA+ Dan Seluruh Per 100.000
Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 102
Gambar 6.4 : Angka Kesembuhan Dan Keberhasilan Pengobatan TB BTA-
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 103
Gambar 6.5 : Perkembangan Jumlah Kasus HIV+ & AIDS Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017 104
Gambar 6.6 : Peta Sebaran Kasus AIDS Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 105
Gambar 6.7 : Proporsi Kasus HIV + Dan AIDS Menurut Jenis Kelamin Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 106
Gambar 6.8 : Proporsi Penderita AIDS Menurut Kelompok Umur Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 107
x
Gambar 6.9 : Proporsi Penderita AIDS Menururt Pekerjaan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 108
Gambar 6.10 : Jumlah Kematian Akibat AIDS Menurut Jenis Kelamin Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 109
Gambar 6.11 : Persentase Kasus Balita Pneumonia Yang Ditemukan Dan
Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017 110
Gambar 6.12 : Angka Prevalensi Kusta Per 10.000 Penduduk Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017 111
Gambar 6.13 : Sebaran Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 112
Gambar 6.14 : Jumlah Kasus Kusta Yang Tercatat Menurut Jenis Kelamin Dan
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 113
Gambar 6.15 : Persentase Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Kabupaten
Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 114
Gambar 6.16 : Sebaran Kasus Campak Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 115
Gambar 6.17 : Sebaran Kasus AFP (NON POLIO) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 117
Gambar 6.18 : Angka Kesakitan (IR) Demam Berdarah Dengue Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 118
Gambar 6.19 : Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 118
Gambar 6.20 : Sebaran Kasus Demam Berdarah Dengue Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 119
Gambar 6.21 : Jumlah Kematian Akibat Demam Berdarah Dangue Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 120
Gambar 6.22 : Sebaran Kasus Filariasis Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 121
Gambar 6.23 : Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan (API) Malaria Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 122
Gambar 6.24 : Sebaran Kasus Malaria Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 123
Gambar 6.25 : Persentase Penduduk Menurut Sumber Air Minum Yang
Digunakan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 128
Gambar 6.26 : Persentase Penduduk Menurut Jenis Sarana Jamban Yang
Digunakan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 129
Gambar 6.27 : Persentase Desa Melaksanakan STBM Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 130
Gambar 6.28 : Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 131
xi
xii
DAFTAR TABEL
Hal
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah RT dan
Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017
Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin & Kelompok Umur Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017
Tabel 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi
Yang Dimiliki Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 7 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, TB Pada Anak dan Case Notification
Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis Kelamin
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 14 Jumlah kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
xv
Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota) Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017
Tabel 19 Jumlah kasus penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi (PD3i) Menurut
Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut
Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 21 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan Kanker
Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa
(KLB) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Nakes dan Pelayanan
Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017
Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1 dan FE3 Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
xvi
Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi
Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017
Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin Kanupaten/Kota
provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 39 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis
Kelamin, Kab/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas Menurut
Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Di Timbang Menurut Jenis Kelamin kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis
Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
xvii
Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut
Jenis kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten
Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di
Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017
Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi
Syarat Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 61 Penduduk Dengan Akses Tarhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat)
Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017
Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017
Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017
Tabel 66 Persentase ketersediaan Obat dan Vaksin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017
xviii
Tabel 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017
Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017
Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017
Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017
xix
xx
DAFTAR SINGKATAN
xxi
HDI : Human Development Index
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IDL : Imunisasi Dasar Lengkap
IPM : Indeks Pembangunan Manusia
IR : Incidence Rate/Angka Kesakitan
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas
Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat
K1 : Kunjungan Baru Ibu Hamil
K4 : Kontak minimal empat kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal
KB : Keluarga Berencana
Kesling : Kesehatan Lingkungan
KF3 : Kunjungan Nifas
KH : Kelahiran Hidup
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : Komunikasi, informasi, dan edukasi
KLB : Kejadian Luar Biasa
KN : Kunjungan Neonatal
KN1 : Kunjungan Neonatal Pertama
Lapertakes : Laporan Tahunan Pembangunan Kesehatan
MAT : Mata Air terlindung
MB : Multi Basiler
MDG’s : Millenium Development Goals
Menkes : Menteri Kesehatan
MI : Madrasah Iptidaiyah
MTBM : Manajemen Terpadu Bayi Muda
Nakes : Tenaga Kesehatan
NCDR : New Case Detection Rate
P2M : Pemberantasan Penyakit Menular
P2PL : Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
PAH : Penampungan Air Hujan
PB : Pausi Basiler
PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBI : Penerima Bantuan Iuran
PD3I : Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
xxii
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHLN : Pinjaman Hibah Luar Negeri
PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PNS : Pegawai Negeri Sipil
Polindes : Pos Bersalin Desa
Polri : Kepolisian Negara Republik Indonesia
PONED : Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar
Posbindu : Pos Pembinaan Terpadu
Poskesdes : Pos Kesehatan Desa
Posyandu : Pos pelayanan Terpadu
Promkes : Promosi Kesehatan
PSG : Pemantauan Status Gizi
PTM : Penyakit Tidak Menular
PTT : Pegawai Tidak Tetap
PUS : Pasangan usia subur
Puskesmas : Pusat kesehatan Masyarakat
Renstra : Rencana Strategis
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RS : Rumah Sakit
RSIA : Rumah Sakit Ibu dan Anak
RT : Rumah Tangga
Salinakes : Persalinan oleh tenaga kesehatan
SBP : Sumur Bor dengan Pompa
SD : Sekolah Dasar
SDM : Sumber Daya Manusia
SGP : Sumur Gali dengan pompa
SGT : Sumur Gali Terlindung
SMA : Sekolah Menengah Atas
SPM : Standar Pelayanan Minimal
SR : Succes Rate/Angka Keberhasilan Pengobatan
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STBP : Survey Terpadu Biologis dan Perilaku
Subbag : Sub Bagian
Sultra : Sulawesi Tenggara
TA : Terminal Air
TB : Tinggi Badan
TB/TBC : Tuberkulosis/Tuberculosis
xxiii
TNI : Tentara Nasional Indonesia
TP : Tugas Pembantuan
TT : Tempat Tidur (RS)
TT : Tetanus Toxoid
UCI : Universal Child Immunization
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
UKK : Upaya Kesehatan Kerja
UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat
UKO : Upaya Kesehatan Olahraga
UKP : Upaya Kesehatan Perorangan
UPT : Unit Pelaksana Teknis
VCT : Voluntary, Counseling and Testing
WHO : World Health Organization
WUS : Wanita Usia Subur
xxiv
RINGKASAN EKSEKUTIF
(Executive Summary)
1. Demografi
Geografis
- Letak Provinsi Sulawesi Tenggara: 02045’-06015’ Lintang Selatan dan 120045’-
124030’ Bujur Timur
- Luas wilayah: 38.067,70 Km² (daratan) dan ±110.000 Km² (lautan)
- Batas wilayah: Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tengah, selatan dengan Provinsi Nusa tenggara Timur, barat dengan
Provinsi Sulawesi Selatan dan timur dengan Provinsi Maluku
Kependudukan
- Jumlah penduduk: 2.637.447 jiwa;
Laki-laki: 1.329.172 jiwa
Perempuan: 1.308.275 jiwa
- Jumlah rumah tangga: 541.527 RT
- Kepadatan penduduk: 69,28 jiwa/Km²
Administratif Pemerintahan
- Jumlah kabupaten/kota: 17 (15 kabupaten & 2 kota)
- Jumlah kecamatan: 217 kecamatan
- Jumlah desa/kelurahan: 2.308 (1.933 desa & 375 kelurahan)
Ekonomi & Pendidikan
- Tingkat pengangguran: 3,14
- Inflasi: 2,00
- Pertumbuhan ekonomi: 6,81
- % penduduk miskin: 11,63
- Angka melek huruf penduduk 10 tahun keatas: Laki-laki 96,84; perempuan 94,97
- % penduduk 15 tahun ke atas berdasarkan ijazah tertinggi: SD 33,64%, SMP
11,98%, SMA 26,26%, Diploma/Universitas 11,82%, tidak punya ijazah 16,30%
- Indeks Pembangunan Manusia (IPM): 69,31
2. Sarana Kesehatan
Puskesmas & Jaringannya
- Jumlah puskesmas: 279
- Status puskesmas: 93 rawat inap, 186 non rawat inap
- Rasio puskesmas (per 30.000 pnddk): 3,2
- Puskesmas PONED: 73
- Puskesmas Keliling: 132
- Puskesmas pembantu: 437
- Puskesmas PKPR: 65
Rumah Sakit/Klinik/Pelayanan kesehatan lain
- Jumlah rumah sakit umum: 29
- Jumlah rumah sakit khusus: 2
- Jumlah Tempat Tidur (TT) RS: 2.946
xxv
- Klinik umum swasta: 5
- Klinik & rumah bersalin: 11
- Balai pengobatan: 53
- Praktek dokter bersama: 23
- Praktek dokter perorangan: 252
- Praktek pengobatan tradisional: 48
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
- Jumlah posyandu: 3.182, aktif: 1.440
- Poskesdes/Poskeskel: 869
- Polindes: 288
- Posbindu: 1.039
- Desa/Kel. Siaga: 1.750
3. Tenaga Kesehatan
Jumlah Tenaga Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
- Dokter Umum: 443
- Dokter Spesialis: 224
- Dokter Gigi: 171
- Perawat: 4.584
- Bidan: 3.228
- Gizi: 639
- Farmasi: 641
- Kesehatan Masyarakat: 1.685
- Ketekhnisan Medis: 272
- Keterapian Fisik: 53
- Tenaga Pendukung/Non Kesehatan: 2.205
Jumlah Tenaga Kesehatan Di Puskesmas
- Dokter Umum: 259
- Dokter Gigi: 114
- Perawat: 2.394
- Perawat Gigi: 103
- Bidan: 2.522
- Farmasi: 152
- Apoteker: 69
- Gizi: 351
- Sanitarian: 232
- Kesmas: 602
- Teknis Medis: 52
- Terapi Fisik: 2
4. Pembiayaan Kesehatan
Anggaran Kesehatan
- Total Anggaran Kesehatan : Rp. 2.131.123.242.292
- APBD Provinsi: Rp. 33.831.677.720
- APBD Kab/Kota : Rp. 1.438.235.570.674
- APBN : Rp. 658.883.953.898
xxvi
- Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN): Rp. 172.040.000
Jaminan Kesehatan Masyarakat
- % Penduduk yang memiliki jaminan kesehatan : 71,38%
Jaminan Persalinan (Jampersal)
- Pagu Anggaran : Rp. 30.070.894.000
- Realisasi : Rp. 17.981.917.903 (59,80%)
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
- Pagu Anggaran : Rp. 138.623.471.000
- Realisasi : Rp. 124.818.140.838 (90,00%)
Akreditasi Puskesmas
- Pagu Anggaran : Rp. 10.659.885.000
- Realisasi : Rp. 9.008.072.643 (84,50%)
5. Kesehatan Keluarga
Kesehatan Ibu
- Cakupan K1: 86,40%
- Cakupan K4: 73,87%
- Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn): 83,02%
- Cakupan ibu bersalin/nifas mendapat Yankes nifas (KF3): 79,56%
- Cakupan penanganan komplikasi kebidanan: 51,79%
- Jumlah kematian ibu: 75 orang
- Angka Kematian Ibu (AKI): 149
- Cakupan peserta KB aktif: 59,58%
Kesehatan Anak (Bayi)
- BBLR: 2,29%
- Cakupan KN1: 98,21%. KN Lengkap: 95,73%
- Penanganan komplikasi neonatal: 35,42%
- Cakupan pelayanan kesehatan bayi: 91,92%
- Jumlah kematian neonatal: 318
- Angka Kematian neonatal (AKN): 6
- Jumlah kematian bayi: 154
- Angka Kematian Bayi (AKB): 3
Kesehatan Anak (Balita)
- Pelayanan kesehatan anak balita: 91,92%
- Jumlah kematian balita: 257
- Angka Kematian Balita (AKABA): 5
Pemantauan Gizi
- Cakupan ASI Eksklusif: 55,56%
- Cakupan Vitamin A: 76,66%
- Jumlah BGM: 1.037
- Jumlah kasus gizi buruk: 220
- Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S): 71,95%
Imunisasi
- Cakupan desa UCI: 85,92%
- Cakupan imunisasi campak: 90,82%
- Imunisasi Dasar Lengkap: 86,57
xxvii
6. Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
Penyakit Menular
- Kasus baru BTA+: 2.587 kasus
- Angka penemuan kasus/CNR BTA+: 98,09
- Kasus pneumoni ditemukan (balita): 3.051
- Kasus diare: 39.913
- Kasus HIV: 76; AIDS: 126
- Kematian akibat AIDS: 14
- Kasus Syphillis: 57 kasus
- Kasus kusta: 393, angka prevalensi kusta: 1,49
- Kasus AFP (non polio): 15
- Kasus DBD: 941, meninggal: 14, Incidence Rate (IR): 35,7
- Kasus malaria: 1.069, meninggal: 2, CFR: 0,19, Angka Kesakitan (API): 0,41
- Kasus filaria: 38, Angka Kesakitan: 1
- Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I):
Difteri: 6 kasus
Campak: 310 kasus; meninggal: 2, CFR: 0,6%
Hepatitis B: 146 kasus
Penyakit Tidak Menular
- Hipertensi: 33,62%
- Obesitas: 25,93
- Kanker:
IVA+: 4,08%
Tumor/benjolan: 1,97%
10 penyakit tertinggi Sulawesi Tenggara:
2 Hipertensi 11.265
3 Diare 6.682
4 Influenza 3.199
9 Pneumonia 640
xxviii
Kesehatan Lingkungan
- Persentase penduduk dengan sumber air minum layak: 54,87%
- Persentase penyelenggara air minum yang memenuhi syarat kesehatan : 83,40%
- Persentase penduduk dengan akses sanitasi layak: 54,07%
- Persentase Desa Sanitasi Total berbasis Masyarakat (STBM): 17,20%
xxix
DEMOGRAFI
1
I DEMOGRAFI
A. KONDISI GEOGRAFIS
Provinsi Sulawesi Tenggara berada di daerah yang meliputi jazirah Tenggara pulau
Sulawesi serta pulau-pulau besar dan kecil di sekitarnya (Pulau Muna, Buton, Wawonii,
Kabaena dan Kepulauan Tukang Besi di Laut Banda). Berdasarkan data yang dipublikasikan
oleh Kemendagri, Sulawesi Tenggara memiliki luas wilayah daratan sebesar 38.067,70 km2
atau 3.067.700 ha dan wilayah perairan diperkirakan seluas 110.000 km2 atau 11.000.000
ha. Secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke
selatan di antara 02045’-06015’ Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur di
antara 120045’-124030’ Bujur Timur. Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah utara berbatasan
dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan
berbatasan Provinsi NTT di Laut Flores, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku
di Laut Banda dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk
Bone.
Kebijakan pemekaran daerah yang masih berjalan berdampak pada pertambahan
jumlah kabupaten, kecamatan, desa dan kelurahan. Secara administratif, sampai tahun
2017 Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas 17 wilayah Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten
Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Muna, Muna Barat, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan,
Wakatobi, Bombana, Kolaka Utara, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka Timur dan Konawe
Kepulauan, serta dua kota, yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau. Jumlah kecamatan se-
Sulawesi Tenggara sebanyak 217 kecamatan yang terdiri atas 1.933 desa dan 375
kelurahan. Data lengkap pembagian wilayah administratif Provinsi Sulawesi Tenggara
terdapat pada tabel 1 lampiran buku ini.
Kondisi topografi tanah di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya memiliki
permukaan yang bergunung-gunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung
dan bukit-bukit, terhampar dataran-dataran yang merupakan daerah pertanian dan
perkebunan yang subur. Sebagian besar penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara bermukim
di sepanjang wilayah pesisir dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan
sebagian yang lain di daerah pedalaman dan bekerja sebagai petani. Fakta ini membuat
Sulawesi Tenggara memiliki keragaman budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yang
berbeda satu dengan yang lain, adanya keragaman dalam berbagai aspek tersebut juga
mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan.
2 I Demografi
B. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data kabupaten/kota tahun 2017 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara
sebesar 2.637.447 jiwa, tingkat kepadatan penduduk sebesar 69,28 jiwa/km². Daerah
dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kota Kendari sebesar 1.194 jiwa/km², Kota Baubau
sebesar 737 jiwa/km², sedang kepadatan terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara
sebesar rata-rata 12 jiwa/km2 dan Kabupaten Buton Utara 33 jiwa/km2.
Gambar 1.1. menunjukkan bahwa dari segi jumlah, mayoritas penduduk Sulawesi
Tenggara atau sekitar 64% bermukim di wilayah daratan pulau besar Sulawesi dan hanya
36% yang tinggal di wilayah kepulauan, namun demikian kepadatan penduduk wilayah
kepulauan rata-rata lebih tinggi dari daratan, ini disebabkan luas lahan pemukiman di daerah
kepulauan relatif lebih kecil dibanding daratan.
Distribusi penduduk yang tinggal di kepulauan dan daratan ditunjukkan pada gambar
1.2.
GAMBAR 1.2
PERSENTASE PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA
YANG BERMUKIM DI WILAYAH KEPULAUAN & DARATAN
TAHUN 2017
GAMBAR 1.3
JUMLAH PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MENURUT JENIS KELAMIN
TAHUN 2013-2017
1.350.000
1.329.172
1.300.000
1.308.275
1.305.701
1.286.159
1.250.000
1.240.856
1.227.822
1.200.000
1.212.500
1.200.025
1.188.226
1.150.000
1.172.385
1.100.000
1.050.000
2013 2014 2015 2016 2017
Laki-Laki Perempuan
4 I Demografi
GAMBAR 1.4
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
C. KEADAAN EKONOMI
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan
keberhasilan pembangunan suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa selama tahun
2013-2017, pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Tenggara cukup stabil, meskipun
mengalami fluktuasi, tapi terjadi peningkatan pada tahun terakhir. Rata-rata pertumbuhan
ekonomi pada periode ini juga masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional pada
periode tahun yang sama.
Kondisi perekonomian secara umum merupakan gabungan berbagai komponen dan
indikator makro, antara lain laju inflasi, tingkat pengangguran dan indeks penduduk miskin
di suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa tingkat inflasi pada kurun waktu lima
tahun terakhir (2013-2017) cenderung berfluktuasi antara 5.92% hingga 2,00%. Inflasi
6 I Demografi
tertinggi terjadi pada tahun 2014 (7.40). Tingkat inflasi yang dijadikan acuan ini adalah
inflasi yang terjadi di Kota Kendari sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Tingkat
pengangguran juga menjadi salah satu variabel yang menentukan keadaan ekonomi suatu
daerah. Dengan merujuk pada data BPS, tingkat pengangguran dalam kurun waktu 5
tahun terakhir cenderung menurun meskipun tidak signifikan, tetapi beberapa tahun
terakhir cenderung stagnan. Gambar 1.6 di bawah ini menunjukkan indikator
perekonomian Sultra tahun 2013-2017.
GAMBAR 1.6
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN,
INFLASI HARGA DAN PENGANGGURAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017
16,00
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017
Tingkat Pengangguran 4,38 4,43 5,55 3,78 3,14
Inflasi Harga 5,92 7,40 1,64 3,07 2,00
Pertumbuhan Ekonomi 7,65 6,23 7,46 6,51 6,81
% Penduduk Miskin 13,73 12,77 13,74 12,88 11,63
Sumber: Statistik Kesra Sultra, BPS Sultra 2017
D. KEADAAN PENDIDIKAN
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah dalam
mengukur tingkat pembangunan manusia suatu daerah. Melalui pengetahuan, pendidikan
berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan
dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Pada bagian ini akan
diuraikan mengenai kemampuan membaca-menulis, status pendidikan, dan tingkat
kepesertaan sekolah.
Kemampuan membaca dan menulis (baca-tulis) penduduk tercermin dari Angka
Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan
menulis huruf latin atau huruf lainnya
Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, angka melek huruf pada laki-laki lebih besar
dibandingkan perempuan, yaitu 96,84 berbanding 93,09. Perbandingan jumlah persentase
melek huruf penduduk berumur 10 tahun ke atas berdasarkan jenis kelamin di Provinsi
Sulawesi Tenggara ditunjukan pada gambar 1.7.
8 I Demografi
GAMBAR 1.7
ANGKA MELEK HURUF PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2016
98,00
97,00
96,84
96,00
95,00
94,97
94,00
93,00
93,09
92,00
91,00
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Indikator berikutnya adalah status pendidikan yang ditamatkan. Status atau tingkat
pendidikan dilihat dengan banyaknya jumlah penduduk laki-laki maupun perempuan yang
menamatkan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan yang ada. Persentase penduduk
berumur 15 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2017 ditunjukkan pada gambar 1.8.
Diploma/Univers
itas; 11,82
SD/MI; 33,64
Tidak
Mempunyai
Ijazah; 16,30
Data di atas menunjukan bahwa ijazah tertinggi yang terbanyak dimiliki oleh
penduduk (15 tahun ke atas) adalah tingkat SD sebesar 33,64%. Hal ini dapat dimengerti
karena dalam kurun waktu penghitungan yang dilakukan sebagian besar adalah siswa yang
tengah menempuh pendidikan pada jenjang berikutnya namun belum tamat sehingga
terhitung dalam ijazah terakhirnya.
Tingkat pendidikan berhubungan erat dengan pola pikir dan perilaku seseorang baik
sebagai individu maupun dalam masyarakat, karena tingkat pendidikan dapat menentukan
tingkat pengetahuan. Dalam kaitannya dengan kesehatan, tingkat pendidikan dapat
mempengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang dalam merespon isu-isu kesehatan, baik
bagi dirinya sendiri, bagi masyarakat maupun lingkungan sekitarnya. Beberapa penelitian
telah menunjukan bahwa tingkat pendidikan ibu dapat berkaitan dengan status gizi bayi
atau anaknya.
Demikian pula dalam hal membuat pilihan terhadap tindakan atau layanan
kesehatan yang akan digunakan bila dihadapkan pada situasi atau isu kesehatan tertentu.
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan individu maupun
masyarakat maka pengetahuan akan kesehatan juga relatif semakin baik, semakin mudah
diberikan pemahaman tentang kesehatan, dan selanjutnya diharapkan semakin mudah
untuk mengubah perilaku menjadi berperilaku hidup sehat.
10 I Demografi
E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Untuk IPM terendah dengan capaian di sekitaran 62,00 terdapat pada hampir
semua daerah yang baru dimekarkan pada tahun 2013. Hasil ini tidak terlepas dari kondisi
daerah-daerah tersebut sebagai kabupaten baru, di mana sarana dan fasilitas umum serta
infrastruktur masih jauh dari memadai, sehingga kegiatan pelaksanaan program
pembangunan serta data-datanya masih dalam tahap transisi dari kabupaten induk.
Data selengkapnya mengenai IPM di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel
1.1.
IPM 3 kabupaten pemekaran yaitu Buton Selatan, Buton Tengah, dan Muna Barat
baru mulai diterbitkan oleh BPS pada tahun 2014 sesuai dengan tahun pemekarannya,
sebelum itu IPM ketiganya masih mengacu ke IPM kabupaten induknya.
12 I Demografi
SARANA KESEHATAN
2
2 SARANA
KESEHATAN
Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi: puskesmas, rumah sakit,
sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), sarana kefarmasian dan alat
kesehatan
280
280 279 279
275
270
269
265
264
260
255
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota & Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2017
GAMBAR 2.2
STATUS PUSKESMAS (RAWAT INAP DAN NON RAWAT INAP)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 s.d 2017
300
250
200
183 186 186 186
185
150
100
50 79 86 94 93 93
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota & Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2017
14 II Sarana Kesehatan
Salah satu indikator untuk menggambarkan terpenuhinya kebutuhan pelayanan
primer oleh fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah rasio puskesmas terhadap 30.000
penduduk. Rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk di Sulawesi Tenggara tahun 2013-
2017 ditunjukkan pada gambar 2.3.
GAMBAR 2.3
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 s.d 2017
3,45
3,4
3,35 3,4
3,3
3,25 3,3 3,3
3,2
3,15 3,2 3,2
3,1
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017 dan Updating Data Dasar Puskesmas
Prov. Sultra, 2017
Rasio puskesmas per 30.000 penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017
sebesar 3.2 berarti setiap 30.000 penduduk di Sulawesi Tenggara dilayani setidaknya oleh
3 puskesmas, sedikit mengalami penurunan dari tahun lalu disebabkan oleh bertambahnya
jumlah penduduk, di sisi lain jumlah puskesmas relatif tetap.
GAMBAR 2.4
PETA KAB/KOTA MENURUT RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017
TABEL 2.1
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK & RATA-RATA PENDUDUK PER PUSKESMAS
MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Bila dilihat berdasarkan angka saja, rasio pukesmas terhadap jumlah penduduk di
Provinsi Sulawesi Tenggara sudah terpenuhi, namun demikian menghitung rasio
puskesmas terhadap jumlah penduduk tidak sesuai dengan kondisi di Sulawesi Tenggara
karena wilayah yang luas, penduduk yang tersebar tidak merata dan kondisi geografis
yang sulit. Sehingga lebih tepat bila menggunakan rasio puskesmas berdasarkan
kecamatan yakni 1 kecamatan memiliki minimal 1 puskesmas. Jika menggunakan acuan ini
16 II Sarana Kesehatan
maka dengan 279 puskesmas berbanding 216 kecamatan diperoleh rasio 1,3. Artinya
setiap kecamatan di Sulawesi Tenggara telah memiliki minimal 1 puskesmas.
Selain enam upaya kesehatan wajib yang diberikan di Puskesmas juga
menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan pengembangan
puskesmas dapat berupa Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar (PONED),
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan
Olahraga, Kesehatan Tradisional.
GAMBAR 2.5
JUMLAH PUSKESMAS PONED MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Konawe Kepulauan 1
Muna Barat 1
Buton Utara 2
Buton Selatan 2
Kolaka Tumur 3
Konawe Utara 3
Baubau 3
Kolaka 3
Buton 3
Muna 4
Buton Tengah 4
Kota Kendari 6
Kolaka Utara 7
Wakatobi 7
Bombana 7
Konawe Selatan 7
Konawe 10
0 2 4 6 8 10 12
Sumber : Laporan Tahunan Progam KIA & Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2017
Kegiatan PKPR Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 hanya kegiatan pelatihan
PKPR bagi petugas puskesmas. Berikut adalah jumlah puskesmas yang melaksanakan
kegiatan PKPR tahun 2017.
GAMBAR 2.6
JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PKPR MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Konawe Kepulauan 0
Kolaka Timur 1
Muna Barat 3
Kota Baubau 4
Kota Kendari 4
Buton Utara 4
Konawe Utara 4
Kolaka Utara 4
Wakatobi 4
Bombana 4
Konawe Selatan 4
Kolaka 4
Konawe 4
Muna 4
Buton 4
Buton Selatan 6
Buton Tengah 7
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Sumber : Laporan Tahunan Progam KIA, 2017
18 II Sarana Kesehatan
Kabupaten dengan jumlah puskesmas yang sudah melaksanakan kegiatan PKPR
tertinggi ada di Buton Tengah dan Buton Selatan yakni masing-masing 7 puskesmas dan 6
puskesmas. Untuk Kabupaten Konawe Kepulauan belum ada puskesmas yang dilatih
melaksanakan kegiatan PKPR.
B. RUMAH SAKIT
TABEL 2.2
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT PEMILIK
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017
Jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara terus bertambah, dan tahun 2017
sudah mencapai 41 RS. Jumlah tersebut termasuk RS Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, TNI/Polri, BUMN, RS Swasta, RSIA, Rumah Bersalin dan Klinik Umum
Swasta. Daftar nama RS dapat dilihat pada tabel 54-56 lampiran profil kesehatan ini.
TABEL 2.3
JUMLAH TEMPAT TIDUR MENURUT STATUS PEMILIK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017
Jumlah tempat tidur rumah sakit selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan,
bila tahun 2013 baru terdapat 1.948 TT (Tempat Tidur), tahun 2017 meningkat menjadi
2.946 TT. Penambahan tempat tidur terbanyak di rumah sakit pemerintah Kabupaten/Kota.
Penambahan ini disebabkan bertambahnya jumlah rumah sakit yaitu Rumah Sakit Umum
Daerah Konawe Kepulauan, dan Rumah Sakit Umum Daerah Kolaka Timur, Muna Barat dan
Buton Selatan.
Untuk mengetahui ketersediaan rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, dilakukan dengan menghitung rasio ketersediaan tempat
tidur dengan jumlah penduduk. Jika dilihat berdasarkan rasio tempat tidur rumah sakit di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 - 2017 terus menunjukkan peningkatan. Sejak tahun
2013 rasio TT RS terhadap penduduk dapat dikatakan sudah mencukupi bahkan melampaui
standar yang ditetapkan. Rasio tempat TT rumah sakit terhadap penduduk ditunjukkan pada
gambar 2.7.
20 II Sarana Kesehatan
GAMBAR 2.7
RASIO TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017
5.000
4.000
1.758
1.646 1.728
3.000 1.608
1.574
2.000
2.604 2.946
1.000 2.068 2.325 2.435
-
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Tempat Tidur Yang Tersedia
Jumlah Kebutuhan Minimal
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017 dan Laporan Tahunan Program 2017
Gambar 2.7 menunjukkan, secara umum jumlah tempat tidur rumah sakit di Sulawesi
Tenggara telah mencukupi kebutuhan sesuai standar yang telah ditetapkan, yaitu 1 : 1500
penduduk, di mana dengan standar tersebut, dibutuhkan minimal 1.758 tempat tidur,
sementara jumlah tempat tidur yang ada sekarang sudah mencapai 2.946 TT. Namun
demikian kenyataannya dalam pemanfaatan masih belum efektif karena berbagai faktor,
diantaranya karena belum meratanya distribusi jumlah tempat tidur rumah sakit di daerah.
a. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat,
dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5
program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi,
imunisasi, dan penanggulangan diare. Posyandu dikelompokkan dalam 4 strata, yaitu
Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Persentase
Posyandu berdasarkan strata tahun 2013 – 2017 ditunjukkan pada Gambar 2.8.
45,0
38,0 37,0 39,0 42,0
40,0 37,0
35,0 38,0
35,0 36,0 36,0
30,0 34,0
25,0
20,0
20,0 18,0
20,0 17,0
15,0 12,0
9,0 9,0 8,0
10,0 7,0
5,0
8,0
-
2013 2014 2015 2016 2017
Semakin tinggi strata sebuah posyandu, pengelolaannya semakin baik. Demikian pula
semakin besar jumlah posyandu dengan strata tinggi (Purnama atau Mandiri), pelaksanaan
program cenderung akan semakin baik. Di Sulawesi Tenggara sendiri berdasarkan data yang
ada menunjukkan perkembangan dan pertumbuhan posyandu yang cukup baik di mana
peningkatan jumlah posyandu yang signifikan terjadi pada strata madya dan purnama, untuk
mandiri cenderung tetap, sedangkan pratama mengalami penurunan. Penurunan jumlah
posyandu pratama karena beralih status atau naik ke strata di atasnya. Tentu saja masih
diperlukan upaya-upaya intensif dari berbagai sektor yang terkait untuk meningkatkan strata
posyandu pratama atau madya menjadi posyandu purnama atau mandiri. Secara
keseluruhan jumlah posyandu di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, bila pada tahun 2016 berjumlah 3.178, maka pada tahun 2017 bertambah
menjadi 3.182 posyandu.
Secara kuantitas, jumlah posyandu yang ada dianggap cukup memadai, akan tetapi
pada kenyataannya tidak semua posyandu tersebut aktif melaksanakan program
kegiatannya, baik secara keseluruhan maupun sebagian. Berdasarkan keaktifannya, pada
tahun 2017 posyandu yang aktif di Sulawesi Tenggara hanya mencapai 45.25%, turun cukup
signifikan dibanding tahun 2016 yang mencapai 60.86%. Persentase posyandu aktif menurut
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar 2.9.
22 II Sarana Kesehatan
GAMBAR 2.9
PERSENTASE POSYANDU AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Posyandu aktif tertinggi pada tahun 2017 sebesar 81.90% yang dicapai oleh Kota
Kendari, dan yang terendah diperoleh Kabupaten Konawe Kepulauan sebesar 6.25%, suatu
kondisi yang sangat disayangkan dan perlu penelusuran pelaporan yang lebih cermat sebab
pada tahun sebelumnya Kabupaten Konawe Kepulauan melaporkan posyandu aktif mencapai
100%. Secara keseluruhan hanya 3 kabupaten yang posyandu aktifnya di atas 70%, dan 3
lainnya di bawah 20%, padahal tahun sebelumnya terdapat 3 kabupaten yang telah
mencapai 100%. Adapun rata-rata provinsi hanya mencapai kurang lebih 43%, jauh
menurun dibanding capaian tahun 2016 yang mencapai 61%. Catatan khusus diberikan
kepada Kabupaten Konawe Kepulauan yang capaian posyandu aktifnya anjlok sangat
signifikan dari 100% tahun sebelumnya menjadi 6.25% pada tahun ini, yang berarti dari 96
posyandu yang tercatat, hanya 6 posyandu yang aktif pada tahun 2017. Kondisi ini
memerlukan investigasi lebih lanjut mengenai permasalahan yang terjadi sehingga dapat
diketahui penyebabnya; apakah program terkait maupun stake holder setempat yang kurang
proaktif menghidupkan kegiatan posyandu, atau hanyalah kekeliruan dalam pencatatan dan
pelaporan atau dalam memahami definisi operasional.
Rasio posyandu dalam kurun waktu 5 tahun (2013–2017) dengan rasio posyandu
terhadap desa/kelurahan mencapai 1,38 atau terdapat 1 sampai 2 posyandu setiap
desa/kelurahan. Peningkatan jumlah posyandu mengindikasikan tingginya peran serta
masyarakat dalam upaya kesehatan. Berikut ini adalah rasio posyandu per 100 balita
Sulawesi Tenggara tahun 2013-2017.
1,2
1,15
1,15
1,1 1,08
1,06 1,06
1,05
1
1
0,95
0,9
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017
b. Desa Siaga
Desa Siaga Aktif merupakan desa/kelurahan yang penduduknya dapat mengakses
pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan
surveilans berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi,
lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta
penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes.
Tenaga poskesdes minimal 1 orang bidan dan 2 orang kader. Pada tahun 2017 terdapat
1.750 desa siaga atau 75,82% dari total 2.308 desa/kelurahan. Dari jumlah tersebut 48%
berkategori pratama, 28% madya, 20% purnama, dan hanya 4% yang berkategori
mandiri. Dibanding tahun lau, terjadi pergeseran jumlah antar strata sebagai konsekuensi
dari peningkatan status dari beberapa desa. Berikut ini adalah persentase desa siaga aktif
menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017.
24 II Sarana Kesehatan
GAMBAR 2.11
PERSENTASE DESA SIAGA AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Wakatobi 17,00
Muna Barat 36,05
Kolaka Timur 39,10
Konawe Kep 39,58
Buton Utara 46,15
Konawe Sel 67,87
Buton Selatan 70,00
Buton Tengah 75,32
Provinsi 75,82
Konawe Utara 85,29
Buton 87,37
Bombana 91,61
Konawe 92,74
Kota Kendari 98,46
Kota Baubau 100,00
Kolaka Utara 100,00
Kolaka 100,00
Muna 100,00
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017
Kendari 12 0
Buton Tengah 18 21
Konawe Utara 21 0
Buton 25 6
Muna Barat 29 11
Konawe Kep 37 0
Baubau 43 17
Muna 46 24
Bombana 47 37
Kolaka Timur 69 11
Kolaka 69 0
Wakatobi 70 9
Konawe 86 5
26 II Sarana Kesehatan
TENAGA KESEHATAN
3
3 TENAGA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi beberapa bagian
yaitu sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Gambaran sumber
daya kesehatan yang dipaparkan pada bab ini adalah kelompok tenaga kesehatan yang
bekerja di fasilitas kesehatan baik di puskesmas, rumah sakit, institusi pendidikan, maupun
sarana kesehatan lainnya termasuk klinik Dinas Kesehatan provinsi dan Kabupaten/Kota tahun
2017.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan memutuskan
bahwa tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian,
tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisan
medis. Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan) di daerah terdiri dari SDM
Kesehatan yang bertugas di unit kesehatan (sarana pelayanan dan non pelayanan) di
provinsi dan Kabupaten/Kota, dengan status kepegawaian PNS, CPNS, PTT, TNI/POLRI dan
swasta. SDM Kesehatan tersebut bekerja di dinas kesehatan provinsi dan Unit Pelaksana
Teknis (UPT), dinas kesehatan Kabupaten/Kota dan UPT (puskesmas), rumah
sakit/poliklinik dan sarana kesehatan lainnya milik pemerintah pusat, pemerintah daerah,
TNI/POLRI dan swasta.
Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis (dokter spesialis, umum, dan gigi),
tenaga keperawatan (perawat, bidan), tenaga kefarmasian (apoteker, asisten apoteker
dan analis farmasi), tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomolog
kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluhan kesehatan, administrator kesehatan dan
sanitarian), tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien), tenaga keterapian fisik (fisioterapi,
okupasiterapis dan terapiwicara) serta tenaga keteknisian medis (radiografer, radioterapis,
teknis gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorikprostetik,
teknisi transfusi dan perekam medis).
Pada tahun 2017 total tenaga kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak
11.940 tenaga yang terdiri dari 845 tenaga dokter (dokter spesialis, dokter umum dan
dokter gigi), 4.584 tenaga perawat, 3.228 tenaga bidan, 641 tenaga kefarmasian, 1.685
tenaga kesehatan masyarakat, 639 tenaga gizi, 53 tenaga keterapian fisik dan 272
keteknisan medis. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.1.
3.228
1.685
641 639
443
272 224 171
53
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan data dasar puskesmas Tahun 2017
GAMBAR 3.2
RASIO DAN JENIS TENAGA KESEHATAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
263
179
55
27
18 16 15 11 11 9 7 6 2
GAMBAR 3.3
RASIO DOKTER SPESIALIS /100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Konawe Kep 0
Buton Selatan 0
Buton Tengah 0
Muna Barat 0
Kolaka Timur 1
Wakatobi 1
Konawe Selatan 2
Konawe Utara 2
Buton 2
Bombana 3
Muna 5
Kolaka utara 6
Buton Utara 8
Prov. Sultra 9
Kolaka 10
Konawe 11
Kota Kendari 26
Kota Baubau 28
0 5 10 15 20 25 30
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017
Rasio dokter spesialis tertinggi terdapat di Kota Baubau sebesar 28 dan Kota
Kendari 26. Sedangkan rasio terendah terdapat di Wakatobi sebesar 1.05, Kolaka Timur,
Konawe Selatan, Konawe Utara dan Buton dimana dalam setiap 100.000 penduduk hanya
dilayani oleh 1-2 dokter spesialis. Untuk Kabupaten Buton Utara, Konawe Kepulauan,
Muna Barat, Buton Tengah, dan Buton Selatan belum terdapat tenaga dokter spesialis.
Untuk rata-rata provinsi, rasio dokter spesialis di Sulawesi Tenggara tahun 2017 sebesar
9,24 yang artinya setiap 100.000 penduduk Sulawesi Tenggara dilayani oleh 9 dokter
spesialis. Di samping dokter spesialis, dokter umum juga bisa dikatakan masih terbatas
jumlahnya dilihat dari rasio terhadap jumlah penduduk.
Muna Barat 0
Konawe Selatan 5
Kolaka Timur 6
Kolaka Utara 9
Buton Utara 9
Buton Tengah 9
Muna 11
Kolaka 14
Wakatobi 15
Provinsi 18
Konawe Utara 18
Konawe Kep 18
Konawe 19
Buton Selatan 19
Bombana 21
Kendari 30
Buton 34
Baubau 37
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Rasio dokter umum tertinggi untuk kab/kota terdapat di Kota Kendari sebesar 33.95
disusul Kota Baubau sebesar 33.49, sedangkan rasio terendah di Muna Barat sebesar 3,89.
Adapun rasio dokter umum di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 17,82, artinya setiap
100.000 penduduk dilayani oleh 17 sampai 18 dokter umum.
Jenis tenaga kesehatan berikutnya adalah tenaga keperawatan yang terdiri dari
perawat dan perawat gigi. Jumlah perawat tahun 2017 tercatat 4.197 orang dengan rasio
per 100.000 penduduk adalah sebesar 173,97. Rasio perawat menurut Kabupaten/Kota
tahun 2017 dapat dilihat pada gambar 3.5.
Untuk tingkat provinsi sendiri, rasio tenaga bidan telah mencapai 271,63. Jika
berdasarkan angka absolut saja, jumlah tersebut dapat dianggap memadai untuk melayani
penduduk Sulawesi Tenggara, tetapi faktor yang juga penting dalam kecukupan tenaga
adalah penempatan tenaga atau persebarannya, seyogyanya tidak hanya menumpuk pada
daerah-daerah tertentu, misalnya daerah perkotaan atau fasilitas kesehatan tertentu,
sehingga akses terhadap pelayanan kebidanan tetap tidak merata, terutama untuk daerah
terpencil, pesisir dan perbatasan.
Secara keseluruhan penurunan jumlah tenaga kesehatan secara signifikan dari
tahun sebelumnya (2015), yang terjadi pada beberapa jenis profesi kesehatan disebabkan
adanya mutasi pegawai/tenaga kesehatan ke instansi lintas sektor lain (misalnya Badan
Narkotika Nasional, Badan SAR, BKKBN, Badan Pemberdayaan Perempuan, atau SKPD
lain), pendidikan lanjutan yang tidak linear dengan jenis profesi awal, dan verifikasi atau
perbaikan pengkategorian jenis profesi berdasarkan definisi operasionalnya sehingga
mengurangi terjadinya pencatatan ganda jumlah tenaga kesehatan, misalnya seorang
perawat yang telah melanjutkan pendidikan ke bidang kesehatan masyarakat dalam
pencatatan tenaga sering terhitung ganda sebagai seorang perawat dan tenaga kesehatan
masyarakat.
GAMBAR 3.7
JENIS, JUMLAH & RASIO TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI PUSKESMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
2.522; 2.394;
R=9 9
602;
2 351;
259; 232;
1 152; 114; 103; 69;
1 1 52; 2;
0,5 0,4 0,4 0,3 0,2 0,01
GAMBAR 3.8
RASIO TENAGA KESEHATAN TERHADAP PUSKESMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 S.D. 2017
28
27
27
26
26
25 26
24 25
23
23
22
21
2013 2014 2015 2016 2017
GAMBAR 3.9
RASIO TENAGA BIDAN TERHADAP DESA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 S.D. 2017
1,42
1,4
1,4 1,4
1,38 1,4
1,36
1,34
1,32
1,3
1,28 1,3 1,3
1,26
1,24
2013 2014 2015 2016 2017
Rasio tenaga bidan terhadap jumlah desa yang ada di Sulawesi Tenggara dalam 2
tahun terakhir mengalami penurunan, tetapi tidak signifikan karena secara umum rasio
tersebut tidak berubah di mana setiap desa di Sulawesi Tenggara dilayani oleh sekitar 1-2
orang bidan, tetapi sekali lagi, data ini tidak serta merta dianggap mewakili situasi riil,
karena fakta di lapangan masih ditemukan seorang bidan yang bertanggung jawab
terhadap lebih dari 1 desa. Hal ini disebabkan penempatan bidan yang tidak merata, juga
karena tidak semua tenaga berkualifikasi bidan yang ditempatkan di puskesmas
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai bidan, melainkan lebih sering melaksanakan
tugas-tugas administrasi lainnya seperti bendahara, ketatausahaan, atau jabatan struktural
lain.
Secara umum permasalahan mengenai kecukupan tenaga yang ada di fasiltas
pelayanan kesehatan tingkat primer adalah adanya petugas/tenaga kesehatan yang masih
dibebani tanggungjawab ganda, sehingga banyak tenaga kesehatan yang berpotensi dalam
menjalankan tugas dan fungsi utamanya juga sambil mengerjakan tugas-tugas
keadministrasian (laporan dan pertanggungjawaban keuangan, administrasi kepegawaian,
dll). Sering terjadi tenaga kesehatan tersebut lebih fokus menyelesaikan pekerjaan
administratifnya yang merupakan tugas tambahan dibanding memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal yang seharusnya menjadi tugas pokok dan fungsinya.
GAMBAR 3.10
JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
1.896
610
321 312
224 191 172 137
55 51 47
Tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit tahun 2017 cukup proporsional
sesuai kebutuhan, karena itu jumlah terbesar diisi oleh tenaga perawat dan bidan. Profesi
lain yang sangat dibutuhkan di rumah sakit adalah tenaga dokter dan dokter spesialis.
Berikut ini adalah distribusi dan jenis tenaga dokter Spesialis di rumah sakit menurut
Kabupaten/Kota tahun 2017.
94
32
27
24
12 10
6 5 5 4 2 1 1 1 0 0 0
Tenaga dokter spesialis di rumah sakit Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 224
orang masih terpusat di kota-kota terutama ibu kota provinsi atau ibu kota kabupaten
yang merupakan kabupaten induk, sedangkan kabupaten-kabupaten baru masih sangat
sedikit atau bahkan belum ada. 3 kabupaten yang belum memiliki tenaga dokter spesialis
sama sekali yakni Konawe Kepulauan, Buton Selatan dan Buton Tengah. Bagi Konawe
Kepulauan, tidak adanya dokter spesialis merupakan problem, karena jarak yang relatif
jauh dan sulit dengan kota terdekat yaitu Kendari, sedangkan bagi Buton Selatan dan
Buton Tengah, meskipun sama-sama belum memiliki dokter spesialis, bukanlah merupakan
masalah besar, karena jaraknya sangat dekat dengan Kota Baubau yang memiliki dokter
spesialis cukub banyak, sehingga masih bisa dijangkau apabila dibutuhkan Keberadaan
Dokter Spesialis di Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk dokter spesialis kontrak atau
residen.
Berikut ini adalah distribusi tenaga dokter umum dan dokter gigi di rumah sakit
menurut Kabupaten/Kota tahun 2017.
Buton Tengah 0
Muna Barat 0 dr. Umum
Konawe Selatan 2
Kolaka Timur 1 1
Konawe Kep 3 0
Konawe Utara 3 0
Buton Utara 3 1
Buton Selatan 4 1
Kolaka Utara 4 4
Baubau 7 4
Wakatobi 9 0
Muna 9 2
Buton 11 2
Kolaka 15 5
Konawe 15 4
Kendari 88 29
Gambar di atas menunjukkan distribusi tenaga dokter umum dan gigi di Sulawesi
Tenggara yang masih dominan bertempat di Kabupaten/Kota yang telah lama menjadi
pusat pemerintahan seperti Kendari, Baubau, Kolaka atau Muna. Disparitas yang jauh
antara tenaga dokter di Kota Kendari dengan Kabupaten/Kota lainnya di Sulawesi
Tenggara dapat dipahami dari status Kota Kendari sebagai ibu kota provinsi, yang
membawa konsekwensi sebagai pusat bisnis, ekonomi, pendidikan dan politik Sulawesi
Tenggara, dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan daerah lain,
sehingga fasilitas dan sarana kesehatan yang relatif lebih lengkap seperti rumah sakit
rujukan, klinik, laboratorium kesehatan dan lain-lain sebagian besar berada di Kota
Kendari. Persebaran tenaga dokter di atas mencakup rumah sakit pemerintah provinsi,
rumah sakit pemerintah daerah, rumah sakit swasta, BUMN dan rumah sakit TNI/POLRI.
TABEL 3.1
JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI SARANA KESEHATAN LAINNYA,
INSTITUSI PENDIDIKAN, DINAS KESEHATAN & UPT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sarkes
- 1 1 3 12 33 1 1 1 19 72
Lainnya
Institusi
4 - 87 53 20 85 - 45 - 6 300
Pendidikan
Dinkes
(Prov & 8 1 57 40 76 346 67 109 - 23 727
Kab)
Total 12 2 145 96 108 464 68 155 1 48 1.099
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2017
Tenaga kesehatan yang bekerja pada institusi di atas sebagian besar tidak lagi bekerja
atau berfungsi sesuai dengan jenis profesinya tapi lebih ke tugas dan fungsi yang berkaitan
dengan administrasi, manajemen, atau tugas teknis lain sesuai kebutuhan unit kerja, tetapi
masih dapat berfungsi sesuai dengan profesinya jika diperlukan sewaktu-waktu. Data lebih
lengkap mengenai tenaga kesehatan yang bekerja di dinas kesehatan, institusi pendidikan dan
sarana kesehatan lainnya dapat dilihat pada tabel 72-80 lampiran profil ini.
GAMBAR 3.13
JUMLAH & JENIS TENAGA KESEHATAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
120 108
100
76
80
60
40
20 12
20
1
-
Perawat Bidan Dr. Umum Dr. Gigi Dr. Spesialis
Sumber: Laporan Tahunan Sub Bag. Kepegawaian Dinkes Prov. Sultra, 2017
Peralihan status bidan PTT menjadi PNS/ASN pada tahun 2017 telah menurunkan
secara drastis jumlah bidan PTT yang tahun sebelumnya mencapai 1.341 orang menjadi
tinggal 76 orang, demikian pula dokter umum dan gigi PTT mengalami penurunan yang
cukup signifikan. Adanya tenaga kesehatan berstatus PTT di atas bahkan belum dapat
mengatasi kekurangan tenaga terutama tenaga medis di beberapa wilayah yang terpencil
dan sangat terpencil, namun telah dapat mengurangi kesenjangan, meningkatkan akses
terhadap pelayanan kesehatan dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat di sebagian besar wilayah Sulawesi Tenggara yang sebelumnya sulit untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Karena terbatasnya anggaran daerah, sampai saat ini tenaga kesehatan yang
berstatus PTT baru sebatas tenaga medis (dokter umum, dokter gigi, bidan dan perawat),
meskipun ada wacana untuk pengangkatan tenaga kesehatan lainnya sebagai nakes PTT.
Prioritas pada tenaga medis tentu dengan pertimbangan bahwa pelayanan medis adalah
yang paling dibutuhkan saat ini oleh masyarakat di daerah terpencil dan kepulauan dan
merupakan indikator utama pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan PTT tersebar di
seluruh Kabupaten/Kota berdasarkan kuota dan kebutuhannya. Berikut adalah persebaran
tenaga kesehatan status PTT menurut Kabupaten/Kota tahun 2017.
Tenaga dokter umum dan dokter gigi PTT pada tahun 2017 hanya ada di tiga
kabupaten yaitu Kabupaten Buton dengan rincian 23 dokter umum dan 5 dokter gigi, Kolaka
Utara dengan 5 dokter umum dan 2 dokter gigi, serta Buton Utara 5 dokter gigi. Kabupaten
lain tidak merekrut atau menganggarkan pengangkatan dokter PTT.
90
78 Perawat Bidan
80
70
62 60
60
50
40 40
40
33
30
20 16
10
1
0
Buton (Puskesmas) RSUD Pasar Wajo Kolaka Utara RSUD Djafar Harun RSU Antam
Buton (Puskesmas) Pomalaa Kolaka
Sumber : Laporan Tahunan Sub Bag. Kepegawaian Dinkes Prov. Sultra 2017
4
4 PEMBIAYAAN KESEHATAN
A. ANGGARAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TABEL 4.1
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN MENURUT SUMBER ANGGARAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
TABEL 4.2
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER APBD MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017
44 IV Pembiayaan Kesehatan
Pada tahun 2017 terdapat 1.882.708 orang yang memiliki jaminan kesehatan dari
total penduduk Sulawesi Tenggara tahun 2017 sebesar 2.637.447 jiwa (71,3%). Berikut ini
adalah jumlah kepesertaan Jaminan Kesehatan menurut kabupaten/Kota Tahun 2017.
TABEL 4.3
KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Memiliki Jaminan
PBI Jumlah
Kab/Kota PBI APBD TOTAL %
No PBI PPU PBPU BP APBD NON JKN Penduduk
KAB/KOTA
PROV
1 Buton 60.742 11.518 5.100 903 2.095 2.867 31.037 83.225 83,59 99.563
2 Muna 129.285 30.230 5.324 4.081 9.048 2.653 48.027 180.621 83,84 215.442
3 Konawe 111.310 36.417 13.067 4.949 26.020 4.654 56.123 196.417 80,39 244.324
4 Kolaka 118.174 37782 13.300 5.376 21.720 3.366 25.732 199.718 79,41 251.493
Konawe
5 140.487 24.876 19.626 2.058 9.999 3.971 104.339 201.017 67,02 299.928
Selatan
6 Bombana 74.672 12.345 3285 826 22.323 1.483 37.806 114.934 65,49 175.497
7 Wakatobi 47.676 12.193 2.551 667 17.781 2.327 36.674 83.195 87,22 95.386
8 Kolaka Utara 64.378 11.273 6.763 362 2.690 991 48.501 86.457 59,76 144.681
9 Buton Utara 35.713 6.986 1.577 161 3.799 667 12.549 48.903 78,76 62.088
Konawe
10 27.086 6.677 1.239 193 26.786 2.183 368 64.164 105,39 60.884
Utara
Kolaka
11 31.918 2.643 4.482 90 14.975 1.485 72.002 55.593 31,50 176.495
Timur
Konawe
12 25.219 884 515 90 3.694 2.464 3.175 32.866 98,96 33.212
Kepulauan
13 Muna Barat 19.047 3549 318 743 10.795 803 43.068 35.255 44,26 79.653
Buton
14 50.558 4383 903 391 1.391 917 56.235 58.543 59,99 97.584
Tengah
Buton
15 48.436 3955 910 315 10.640 1.643 37.662 65.899 83,35 79.066
Selatan
16 Kota Kendari 71.192 106.162 57.285 10.045 5.874 3.410 79.332 253.968 70,67 359.371
17 Kota Baubau 52.839 34.588 13.339 3.897 15.216 2.054 36.606 121.933 74,91 162.780
Provinsi 1.108.732 346.461 149.584 35.147 204.846 37.938 729.236 1.882.708 71,38 2.637.447
Sumber: Laporan tahun Seksi Bimdal Pembiayaan Jaminan Kesehatan, 2017
Pada tabel diatas diketahui bahwa Jumlah PBI ( Penerima Bantuan Iuran)di Provinsi
Sulawesi Tenggara sebanyak 1.108.732, PPU (Pekerja Penerima Upah) sebanyak 346.461,
PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) 149.584, BP (Bukan Pekerja) 35.147, Non JKN
sebesar 729.236. Kepemilikan kartu Jaminan Kesehatan ini termasuk dengan program
jaminan kesehatan daerah melalui program Integrasi. Kabupaten Kota yang sudah
mencapai Universal Caverage yaitu Kabupaten Bombana, Kabupaten Konawe Kepulauan
dan Kabupaten Kolaka. Jumlah Peserta integrasi Provinsi dan Kabupaten/Kota sebanyak
242.803 jiwa
TABEL 4.4
REALISASI ANGGARAN TP BOK MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Pada tahun 2017 terdapat 7 kabupaten/kota dengan realisasi TP BOK 100 % yakni
Buton, Konawe, Konawe Selatan, Kolaka Utara, Konawe Utara, KolakaTimur dan
KonaweKepulauan.
46 IV Pembiayaan Kesehatan
D. JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL)
TABEL 4.4
REALISASI ANGGARAN JAMPERSAL MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
TABEL 4.4
REALISASI ANGGARAN AKREDITASI PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Pada tahun 2017 terdapat 2 Kabupaten Kota yang realisasinya mencapai 100%
yaitu Kabupaten Muna dan Konawe, dan 1 kabupaten/kota yang tidak merealisasikan
kegiatannnya hal ini disebabkan karena belum ada Puskesmas yang siap di Akreditasi yaitu
Kabupaten Bombana.
48 IV Pembiayaan Kesehatan
KESEHATAN KELUARGA
5
5 KESEHATAN KELUARGA
KKeluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari sekelompok orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan biasanya memiliki
hubungan darah dan perkawinan, dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga memiliki
fungsi yang sangat strategis dalam mempengaruhi status kesehatan di antara anggotanya.
Anak dan Ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap stutus kesehatan dan kinerja
upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Hal tersebut disebabkan Angka
Kematian Ibu dan Anak merupakan dua Indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas
pelayanan kesehatan. Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu
upaya kesehatan masayarakat dan upaya kesehatan perorangan.
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya
kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,
penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan
penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika,
zat aditif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyebaran penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya
kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecatatan
yang ditujukan terhadap perorangan.
A. KESEHATAN IBU
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator
capaian K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan dengan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan
K4 adalah jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan.
Pelaksanaan kegiatan kesehatan ibu difokuskan pada upaya penurunan AKI.
Sehubungan dengan upaya tersebut, maka prioritas kegiatan diarahakan pada : persentase
ibu hamil yang telah K4 dengan target 74%, persalinan di faskes (target 77%), pelayanan
bufas dan pelaksanaan kesehatan ibu hamil (target 81%), serta pelaksanaan program P4K
(target 83%)
Gambaran cakupan K1 dan K4 Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5
tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 5.1
50 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.1
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
100,00 96,14
95,00 92,90
90,00 83,45 88,10 86,40
85,00
80,00
81,41 80,50
75,00 75,48
73,96 73,87
70,00
65,00
60,00
55,00
50,00
2013 2014 2015 2016 2017
K1 K4
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota, 2017 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2017
Pada tahun 2017 cakupan K1 dan K4 adalah 86,40% dan 73,87%, dari selisih
capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurang lebih 13% ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan/kunjungan pada trimester pertama (K1) ke nakes/fasyankes tidak melakukan
kunjungan atau mendapat pelayanan antenatal pada trimester ke-3 (K4). Hal ini bisa
disebabkan berbagai faktor antara lain faktor jarak tempat tinggal yang jauh dengan
fasyankes/nakes, pertimbangan biaya, atau kesadaran yang rendah dari ibu hamil sendiri
sehingga tidak memprioritaskan untuk melakukan pemeriksaan lagi. Kesenjangan capaian
ini perlu menjadi perhatian bagi program terkait karena ibu hamil yang tidak mendapat K4
kemungkinan besar tidak melahirkan di fasyankes atau nakes.
Secara umum cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 di Sulawesi
Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukan hasil yang berfluktuasi,
untuk cakupan K1, hasil tertinggi dicapai pada tahun 2014, namun terus menurun dalam
tiga tahun terakhir. Hal yang sama terjadi pada cakupan K4 dengan pola kecenderungan
yang kurang lebih sama dengan K1. Kecenderungan ini perlu dievaluasi karena dengan
semakin meningkatnya rasio tenaga bidan seharusnya berdampak positif pada cakupan K1
dan K4.
Data lebih lengkap mengenai cakupan K4 menurut Kabupaten/Kota tahun 2017 dapat
dilihat pada gambar 5.2
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Bila mengacu pada target provinsi tahun 2017 (74%), cakupan K4 Provinsi Sulawesi
Tenggara rata-rata belum mencapai target. Tercatat 10 daerah yang mencapai bahkan
melampaui target tersebut, Kota Kendari merupakan daerah dengan cakupan tertinggi
sebesar 97,90% sedangkan cakupan terendah terdapat di Kabupaten Kolaka Timur yang
hanya mencapai 47,71%. Peningkatan cakupan K4 diharapkan dapat meningkatkan
cakupan persalinan oleh nakes, sekaligus menekan angka kematian ibu dan bayi.
Indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil K4 pada tahun 2017
Sulawesi Tenggara hanya mencapai 73,87%, sedikit lebih rendah dari cakupan tahun
sebelumnya yang mencapai 73,96%. Hasil ini masih berada di bawah target program KIA
tahun 2017 sebesar 74%, dan masih jauh di bawah target Renstra Kemenkes yang sebesar
95%.
52 V Kesehatan Keluarga
2. PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN
Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan
kandungan, dokter umum, dan bidan serta upayakan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada
kala I sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur
melalui indikator persentase persalinan di tolong tenaga kesehatan terlatih di fasilitas
pelayanan kesehatan (cakupan Pn). Berikut adalah gambaran cakupan persalinan tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
GAMBAR 5.3
CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN (Pn)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
87
86
85
85,81
84 85,19
83
82
81,95 83,02
81
80,85
80
79
78
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Sejak tahun 2013 sampai tahun 2017 cakupan Pn selalu berfluktuasi, meskipun
dengan margin yang relatif kecil dan masih di kisaran 80%. Cakupan Pn ini berkaitan erat
dengan cakupan K1 dan K4, karena naik atau turunnya angka kunjungan ibu hamil ke
tenaga kesehatan tentu bisa berdampak langsung pada angka persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Cakupan kunjungan ibu hamil dan persalinan di
fasyankes tidak selalu sama persis, tetapi punya pola kecenderungan yang sama. Jika
mengacu pada target Program KIA provinsi sebesar 77%, hasil yang dicapai tahun 2017
telah melampaui target dalam lima tahun terakhir, namun demikian, secara nasional
cakupan Pn Sulawesi Tenggara belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan
sebesar 90%.
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
54 V Kesehatan Keluarga
Gambar 5.1 dan 5.3 menunjukan bahwa baik cakupan pelayanan ibu hamil K4
maupun pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Sulawesi Tenggara selama 5 tahun
terakhir cenderung berfluktuasi, pada tahun terakhir (2017) cakupan K1 dan K4 cenderung
turun dibandingkan tahun sebelumnya, sebaliknya cakupan Pn (Persalinan oleh nakes di
fasyankes) justru meningkat, hasil tersebut juga sekaligus memberikan gambaran bahwa
capaian yang diperoleh secara nasional belum mencapai target yang ditetapkan, namun
demikian, bila progress kedua indikator di atas dibandingkan menunjukkan hasil yang
berbanding lurus terutama untuk 4 tahun terakhir, hal ini menunjukkan bahwa
kesenjangan data capaian yang dilaporkan semakin kecil, yang dapat diartikan semakin
membaiknya kinerja tenaga kesehatan, baik petugas di lapangan maupun programmer
tingkat Kabupaten/Kota termasuk juga dalam hal pencatatan dan pelaporannya.
Pelayanan antenatal memiliki peranan yang sangat penting, diantaranya agar dapat
dilakukan deteksi dan tata laksana dini komplikasi yang dapat timbul pada saat persalinan.
Apabila seorang ibu datang langsung untuk bersalin di tenaga kesehatan tanpa adanya
riwayat pelayanan antenatal sebelumnya, maka faktor resiko dan kemungkinan komplikasi
saat persalinan akan lebih sulit diantisipasi. Bila melihat data program capaian persalinan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2017 yakni sebesar 83,02%
Provinsi Sulawesi Tenggara, diketahui bahwa sebagian besar persalinan dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada (Rumah sakit, Puskesmas, Rumah Bersalin, Pustu,
Polindes dan Poskesdes) dan hanya kurang lebih 17% persalinan yang tidak dilakukan di
fasyankes. Data hasil Riskesdas menunjukkan hasil yang agak berbeda, berikut adalah
proporsi kelahiran berdasarkan tempat bersalin menurut Riskesdas di Sulawesi Tenggara.
GAMBAR 5.5
PROPORSI KELAHIRAN BERDASARKAN TEMPAT BERSALIN DI SULAWESI TENGGARA
RISKESDAS TAHUN 2013
RB/KLINIK
BERSALIN;
RS; 14,10 6,10
PUSKESMAS/
PUSTU; 11,13
RUMAH/
LAINNYA;
65,67 POLINDES/
POSKESDES;
3,00
TIDAK ADA
DOKTER;
PENOLONG;
18,50%
0,80%
Data pembanding terbaru dari hasil kegiatan riset atau survey sampai awal tahun
2018 belum tersedia sehingga belum dapat secara langsung diperbandingkan dengan data
program terkini, dengan membandingkan terhadap hasil riset meskipun bukan data terkini
setidaknya dapat memberikan gambaran mengenai kecenderungan masyarakat dalam
mencari tenaga penolong persalinan di Sulawesi Tenggara.
Nifas adalah periode dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan
kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibi nifas sesuai standar yang
dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam
sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke -4 sampai dengan hari ke-28 pasca
persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan.
Jenis pelayanan ibu nifas yang diberikan meliputi :
- Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas dan suhu)
- Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri)
- Pemeriksaan lohkia dan cairan per vaginam lain
- Pemeriksaan payudara dan pemberian ASI Eksklusif.
- Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
- Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.
56 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.7
CAKUPAN IBU BERSALIN/NIFAS MENDAPAT YANKES NIFAS (KF3)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Secara umum cakupan pelayanan ibu nifas (KF3) di Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2017 baru mencapai 79,56%, naik 1% dibanding tahun sebelumnya. Hasil ini belum
mencapai target baik target Program KIA provinsi (81%) maupun Renstra Kesehatan
(90%). Bila dilihat menurut Kabupaten/Kota, ada 8 Kabupaten/Kota yang sudah mencapai
target provinsi, 5 diantaranya telah mencapai target renstra yakni Kolaka, Wakatobi,
Kolaka Utara, Buton Selatan, Buton, Kolaka Timur, Buton Tengah dan Kota Kendari. 9
Kabupaten/Kota lainnya masih di bawah target, baik target Renstra maupun target
provinsi. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan cakupan ibu bersalin mendapat yankes
nifas dengan cakupan K1/K4 dan cakupan Salinakes karena memiliki indikator program
yang sama. Adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang disalurkan ke fasilitas
kesehatan (puskesmas, polindes/poskesdes dan posyandu) sangat bermanfaat khususnya
dalam pengimplementasian upaya kesehatan termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan
ibu nifas, di antaranya kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang tidak bisa
datang ke fasilitas kesehatan. Faktor lain adalah adanya program Jampersal dimana
program ibu nifas termasuk program yang dijamin oleh Jampersal.
Bila diperbandingkan dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) yang
sebesar 83,02%, terdapat kesenjangan kurang lebih 4% dari cakupan ibu bersalin
mendapat pelayanan nifas, sehingga bisa disimpulkan bahwa dari seluruh ibu bersalin yang
ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, masih ada 4% yang belum
mendapat pelayanan kesehatan nifas. Hal ini tentu saja perlu analisis lebih lanjut, apa
GAMBAR 5.8
CAKUPAN IBU BERSALIN DI FASYANKES (Pn) &
IBU BERSALIN/NIFAS MENDAPAT YANKES NIFAS (KF3)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
90,00
87,83
88,00
85,19
86,00
84,00 81,95 85,81 84,93
83,02
82,00 80,85
80,00
78,00 78,74 79,56
78,76
76,00
74,00
72,00
70,00
2013 2014 2015 2016 2017
Pn KF3
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu nifas selama tahun 2013-2017 Provinsi
Sulawesi Tenggara menunjukan trend yang fluktuatif, tapi pada tahun terakhir cenderung
naik. Grafik KF3 menunjukkan pola dan kecenderungan yang hampir sama dengan
indikator lain yang terkait langsung seperti Pn maupun indikator pelayanan kesehatan ibu
hamil lainnya yaitu K1 & K4. Dari sisi evaluasi program hasil tersebut bisa dikatakan belum
optimal, namun jika dilihat dari sisi kualitas pelaporan dan data, hasil tersebut telah mulai
menunjukan konsistensi dan reliabilitas data yang dilaporkan.
Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas
dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung termasuk penyakit
menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu atau janin, yang tidak di
sebabkan oleh trauma/kecelakaan. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan
adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan
perlindungan dan pencegahan serta penanganan defenitif sesuai standar oleh tenaga
kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Berikut adalah persentase cakupan penanganan komplikasi kebidanan 5 tahun
terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara.
58 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.9
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN (%)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
70,00
60,00 66,66
50,00 55,65
49,82 49,24 51,79
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
- Pencatatan dan pelaporan kohort ibu dan partograf belum terlaksa dengan baik
- Kompetensi bidan yang rendah, terutama dalam penanganan komplikasi obstetri
- Manual rujukan yang belum berjalan sesuai sengan SOP
- Puskemas mampu PONED banyak yang tidak aktif lagi dikarenakan tenaga yang sudah
terlatih pindah tugas/melanjutkan pendidikan
- Distribusi/penempatan bidan yang tidak merata
- Program P4K belum tersosialisasi dengan baik sampai ke tingkat puskesmas dan desa
- Sarana dan prasaran yang tidak memadai terutama daerah pedesaan/terpencil
Muna 11,45
Target Renstra 2017 = 75 %
Konawe Kep 14,25
Muna Barat 20,91
Buton Utara 25,36
Buton Selatan 29,06
Kolaka Timur 30,31
Konae Utara 33,00
Konawe Selatan 35,72
Kolaka 37,86
Bombana 40,02
Buton 44,67
Kolaka Utara 47,74
Provinsi 51,79
Kota Baubau 54,07
Buton Tengah 56,70
Wakatobi 88,83
Kota Kendari 88,14
Konawe 100,00
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
60 V Kesehatan Keluarga
Berikut adalah gambaran kematian ibu menurut sebab di Sulawesi Tenggara dalam
waktu dua tahun terakhir.
GAMBAR 5.11
KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
35
30
30
25
20
19
15
15
10
5
6
4 1
0
Lain-lain Hipertensi Perdarahan Gangguan Infeksi Gangguan
(HDK) Sistem Metabolisme
Peredaran
Darah
Berbagai upaya yang dilakukan dalam penurunan AKI dan AKB salah satunya adalah
melalui Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang menitikberatkan
pada totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi dini, menghindari resiko
pada ibu hamil serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal dasar di Puskesmas (PONED) dan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Komprehensif
di Rumah Sakit (PONEK). Pelaksanaan P4K di desa-desa perlu dipastikan agar mampu
membantu keluarga dalam membuat perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan
kesiap siagaan keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas
agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
GAMBAR 5.12
JUMLAH KEMATIAN IBU
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
100
80
79 75
74
60 65 67
40
20
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Data di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir jumlah
kematian ibu di Sulawesi Tenggara berada di kisaran 65-75 orang setiap tahun, ada
kecenderungan meningkat dalam 4 tahun terakhir, hasil ini tidak sejalan dengan cakupan
pelayanan ibu hamil yang menunjukkan peningkatan, begitu pula dengan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan, yang seyogyanya diharapkan dapat menekan dan
menurunkan jumlah kematian ibu.
Kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat terjadi pada berbagai tempat
persalinan maupun oleh tenaga penolong persalinan yang ada, seperti dokter, bidan,
dukun bersalin, maupun penolong lain yang tidak memiliki background kesehatan.
Distribusi kematian ibu menurut tenaga penolong persalinan pada tahun 2017, dari 75
kasus kematian ibu bersalin, kasus kematian ibu tertinggi menurut tenaga penolong
persalinan adalah dokter sebesar 61%, bidan 27% dan dukun 12%. Gambaran kematiaan
ibu berdasarkan tenaga penolong persalinan dapat dilihat pada gambar berikut.
62 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.13
KEMATIAN IBU MENURUT PENOLONG PERSALINAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Dukun Bersalin;
12%
Bidan; 27%
Dokter; 61%
Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah kematian ibu bersalin tertinggi justru
terjadi pada ibu hamil yang proses persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu
bidan dan dokter dengan jumlah 89% dari total kematian ibu bersalin. Hal ini tentu
menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas persalinan oleh tenaga kesehatan dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu, tetapi bila ditelusuri lebih jauh, kecenderungan ini
sebenarnya terjadi karena rendahnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan
kepada tenaga kesehatan yang berkompeten selama proses kehamilannya. Akibatnya
kelainan maupun komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi selama masa kehamilan
menjadi tidak terdeteksi, sehingga meningkatkan resiko kematian pada saat persalinan.
Faktor keterampilan tenaga kesehatan dan serta kelengkapan fasilitas maupun sarana dan
prasarana juga turut berperan.
Dalam banyak kasus kamatian ibu bersalin yang ditangani oleh tenaga kesehatan
(bidan maupun dokter), umumnya baru meminta pertolongan pada tenaga kesehatan atau
dirujuk ke fasyankes pada saat dalam kondisi kritis/gawat, sehingga upaya pertolongan
apapun yang diberikan menjadi kurang efektif dan pada akhirnya sering berujung pada
kematian ibu maupun bayinya. Ironisnya, kasus kematian seperti ini kemudian tercatat
sebagai kematian ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan), hal ini
tentunya dapat menimbulkan interpretasi atau penafsiran yang keliru bila tidak disertai
penjelasan dan data yang akurat.
Selain penyebab kematian dan penolong persalinan, kematian ibu bersalin
dikelompokkan pula berdasarkan tempat meninggalnya.
Puskesmas; 3%
Rumah; 10%
Rumah Sakit; 62%
Klinik Dokter; 1%
Rumah sakit merupakan tempat dengan jumlah kasus kematian ibu bersalin tertinggi
dibandingkan dengan tempat bersalin lainnya yang tercatat. Data ini tentunya juga
menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa amannya melahirkan di rumah sakit. Seperti
halnya dengan kasus kematian ibu menurut tenaga penolong, kematian ibu menurut
tempat meninggal sebenarnya memiliki kecenderungan sebab yang sama, yaitu kondisi
pasien/ibu bersalin yang sudah sangat kritis ketika tiba atau dirujuk ke rumah sakit. Hal ini
akan memperkecil peluang bagi dokter maupun tenaga kesehatan lainnya untuk
memberikan pertolongan optimal dalam upaya menyelamatkan jiwa baik ibu maupun
bayinya, di sisi lain, kematian ibu bersalin dalam kasus seperti ini akan tetap tercatat
sebagai ibu bersalin yang meninggal di rumah sakit atau puskesmas..
Faktor resiko berikut dalam variabel kematian ibu bersalin adalah usia ibu
melahirkan. Dalam setiap jenjang usia ibu hamil, memiliki tingkat resiko yang berbeda
pula. Secara umum, kehamilan di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun lebih beresiko
tinggi dibanding jenjang usia lainnya, disamping faktor-faktor resiko lain yang ikut
berperan. Distribusi jumlah kematian ibu berdasarkan usia ibu melahirkan ditunjukkan
pada gambar berikut.
64 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.15
KEMATIAN IBU MENURUT USIA IBU MELAHIRKAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
20-34 thn;
51%
Berdasarkan kelompok umur, jumlah kematian ibu melahirkan tertinggi terdapat pada
jenjang usia 20-34 tahun sebesar 51% dari total kasus kematian ibu melahirkan. Meskipun
jumlah tertinggi ditemukan pada kelompok umur 20-34, namun tidak serta merta dapat
disimpulkan bahwa kelompok umur tersebut adalah yang paling beresiko, jumlah tersebut
bisa terjadi karena kelompok umur 20-34 adalah usia paling produktif dari perempuan
sehingga dengan sendirinya populasi ibu hamil pada usia ini jauh lebih besar dari kelompok
umur lainnya, sehingga walaupun secara jumlah absolut maupun persentase kematian ibu
umur 20-34 tampak lebih tinggi, jika diperbandingkan dengan jumlah keseluruhan ibu
hamil pada kelompok umur ini maka rasionya kemungkinan relatif lebih rendah.
Hal sebaliknya terjadi pada kelompok umur lainnya yang merupakan kelompok umur
beresiko tinggi, yaitu usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 34 tahun. Meskipun secara
jumlah absolut dan persentase tampak lebih rendah, tapi secara rasio sesungguhnya relatif
jauh lebih tinggi dibanding kelompok umur 20-34 tahun. Hal ini bisa terjadi karena populasi
keseluruhan ibu hamil pada kelompok umur ini jauh lebih sedikit, sehingga setiap kasus
kematian ibu melahirkan yang terjadi akan menaikan rasionya secara signifikan.
Masa Hamil;
16%
Data yang ada menunjukkan bahwa tahap pasca melahirkan atau masa nifas adalah
masa yang beresiko paling tinggi dalam fase seorang ibu hamil. Banyak faktor yang dapat
menjadi penyebab, baik berupa faktor tunggal maupun komplikasi, namun secara umum
kematian ibu pada masa nifas biasanya disebabkan karena terjadinya perdarahan yang
disebabkan kontraksi uterus yang tidak normal, tertinggalnya sisa plasenta, robekan jalan
lahir atau robekan pada serviks/uterus. Resiko menjadi bertambah bila pelayanan ANC
yang diberikan tidak sesuai standar.
Hal berikut yang sangat penting dalam memberikan gambaran lengkap mengenai
kasus kematian ibu di Sulawesi Tenggara adalah pemetaan kasus berdasarkan wilayah
atau daerah adminstratif, dalam hal ini Kabupaten/Kota. Dari data berdasarkan
Kabupaten/Kota ini kemudian dapat dilihat sebaran kasus yang terjadi, daerah mana yang
jumlah kematian tertinggi/terendah, naik atau turun. Sekaligus juga dapat dibandingkan
dengan upaya dan program apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
menurunkan angka kematian di daerahnya, misalnya dalam kaitan dengan pengembangan
Rumah Tunggu Kelahiran (RTK), peningkatan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan
di fasyankes, atau upaya lainnya.
Berikut adalah sebaran kasus kematian ibu berdasarkan Kabupaten/Kota di
Sulawesi Tenggara tahun 2017.
66 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.17
SEBARAN KASUS KEMATIAN IBU MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2017 kasus kematian ibu terjadi di
semua Kabupaten/Kota, jumlah kasus berkisar 1-7, dengan rata-rata 4 kasus per
kabupaten. Catatan kematian ibu tertinggi di laporkan oleh Kabupaten Konawe Selatan
dengan 7 kasus (tahun sebelumnya 10 kasus). Bila dihubungkan dengan indikator
kesehatan ibu lainnya seperti K4, Persalinan oleh Nakes di Fasyankes, dan Yankes Nifas
maka akan tampak bahwa pada cakupan ketiga indikator tersebut Kabupaten Konawe
Selatan konsisten selalu berada pada 3 terbawah (selain Muna Barat dan Konawe
Kepulauan) dari 17 kabupaten kota (gambar 5.2, 5.4, dan 5.7), sehingga dapat
disimpulkan bahwa salah satu faktor penyebab tingginya jumlah kematian ibu di kabupaten
tersebut adalah rendahnya cakupan program Kesehatan Ibu terutama indikator yang
berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas.
Jumlah keseluruhan kasus kematian ibu di Sulawesi Tenggara sebanyak 75 kasus.
Tingginya jumlah kematian ibu ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
GAMBAR 5.18
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
300
250 240
205
200
131 149 149
150
100
50
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Angka Kematian Ibu dalam waktu lima tahun terakhir menunjukkan trend menurun
dari tahun 2013 sampai 2015. Bila dibandingkan dengan target MDG’s 2015 yaitu sebesar
105 AKI/100.000 KH, dapat dikatakan bahwa target tersebut tidak tercapai, meskipun
angkanya cenderung menurun tapi jarak atau selisih dengan target masih terpaut cukup
jauh. Namun demikian upaya menurunkan AKI juga tidak dapat sepenuhnya dikatakan
gagal, walaupun diperlukan upaya yang lebih keras untuk dapat mencapai target yang
harus diikutii dengan peningkatan pelayanan ANC (Ante Natal Care), PNC (Peri Natal Care),
peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dan peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan
yang memenuhi standar. Berikut adalah distribusi Angka Kematian Ibu Tahun 2017
menurut Kabupaten/Kota.
68 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.19
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Kendari 61
Baubau 71
Buton Tengah 120
Konawe Selatan 125
Konawe 128
Kolaka 137
Provinsi 149
Muna 152
Buton 158
Wakatobi 163
Bombana 164
Konawe Kep 165
Buton Selatan 175
Kolaka Utara 209
Kolaka Timur 224
Buton Utara 251
Konawe Utara 312
Muna Barat 426
- 100 200 300 400 500
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2017 yang tertinggi terdapat di Muna Barat dan
Konawe Utara. Sedangkan AKI terendah dicatatkan oleh Kota Kendari. Data di atas
sekaligus juga menunjukkan bahwa jumlah kasus tidak selalu berbanding lurus dengan
besaran AKI, karena sangat dipengaruhi oleh populasi atau sasaran masing-masing
daerah, contohnya Kabupaten Konawe Selatan yang memiliki jumlah kasus tertinggi di
antara semua kabupaten ternyata memiliki AKI yang relatif rendah (125/100.000KH),
kecenderungan yang sama terjadi pada beberapa kabupaten lain, kecuali Muna Barat yang
selalu tinggi baik jumlah kasus maupun AKI.
Tingginya AKI di sebagian Kabupaten/Kota disebabkan berbagai hal, di antaranya
kondisi wilayah yang terpencil, tenaga kesehatan yang masih kurang, sarana transportasi
dan fasilitas kesehatan yang masih terbatas menyebabkan akses masyarakat ke fasilitas
kesehatan yang ada relatif sulit dan jauh. Semua kondisi tersebut menyebabkan rendahnya
kontak masyarakat terutama ibu hamil dengan tenaga kesehatan (bidan, dokter) dan
cenderung melahirkan dengan bantuan tenaga non kesehatan, sehingga bila ada kelainan
pada kehamilan menjadi tidak terdeteksi sejak dini, hal ini menjadi masalah serius bila
terjadi komplikasi kehamilan atau kondisi persalinan yang membutuhkan rujukan. Upaya
perbaikan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan akses masyarakat terus dilakukan,
baik perekrutan tenaga kesehatan baru, maupun perbaikan dan penambahan fasilitas
kesehatan yang ada.
GAMBAR 5.20
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
90
80 77,92 77,56
70
55,21 61,05 59,58
60
50
40
30
20
10
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
70 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.21
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Jika mengacu pada target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2017 sebesar 82%
untuk peserta KB aktif, Provinsi Sulawesi Tenggara masih jauh dari target dengan capaian
hanya 59,58%. Untuk tingkat kabupaten, tercatat hanya 1 Kabupaten/Kota yang sudah
mencapai target, yaitu Kabupaten Kolaka Utara, dan yang hampir mencapai target adalah
Kota Kendari, selebihnya masih jauh di bawah target. Capaian terendah terdapat di
Kabupaten Konawe Kepulauan.
Secara umum, berdasarkan masa pakainya metode kontrasepsi yang tersedia dan
digunakan di Sulawesi Tenggara ada 2 jenis yaitu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) dan Non MKJP. Yang termasuk dalam MKJP antara lain Intra Uterine Device (IUD)
Metode Operatif Pria (MOP), Metode Operatif Wanita (MOW) dan Implan sedangkan Non
MKJP antara lain kondom, pil, suntik dan lain-lain.
Gambaran mengenai metode kontrasepsi yang paling banyak dipilih dan digunakan
serta persentase pemasangan KB berdasarkan tenaga pemasang ditunjukan pada gambar
5.22 dan 5.23
MOP; 0,12
Suntik; 56,1 MOW; 0,66
IUD; 1,30
Kondom; 2,39
Implan; 7,75
Pil; 31,73
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Urutan komposisi ini tidak berubah dari tahun-tahun sebelumnya, kecuali nilai
persentasenya yang sedikit bergeser dibanding tahun lalu, di mana metode Suntik dan
implan mengalami kenaikan sekitar 1%, pengguna Pil relatif tetap, sedangkan metode
lainnya relatif sama. Di bawah ini gambaran pengguna kontrasepsi berdasarkan tenaga
pemasangnya
GAMBAR 5.23
PERSENTASE KB MENURUT TENAGA YANG MEMBERI PEMASANGAN KB
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RISKESDAS 2013
Perawat; 6%
72 V Kesehatan Keluarga
B. KESEHATAN ANAK
Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan angka
kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak adalah Angka
Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita
(AKABA).
Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDGs 2017 yaitu sebesar 23 per 1000
kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir
(neonatal) menjadi prioritas utama.
Data yang akan disajikan berikut ini yakni berbagai indikator kesehatan anak yang
meliputi prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR), penanganan komplikasi neonatal,
kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi, Pemberian ASI Eksklusif, pemberian
Vitamin A, penimbangan balita di posyandu, imusasi dasar, pelayanan kesehatan balita dan
pelayanan kesehatan pada siswa SD dan setingkat.
Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam kurun waktu 1 jam
pertama setelah lahir. Hubungan antara waktu kelahiran dengan umur kehamilan,
kelahiran bayi dapat dikelompokan : bayi kurang bulan (prematur), yaitu bayi yang
dilahirkan dengan masa kehamilan < 37 minggu. Bayi cukup bulan, bayi yang dilahirkan
dengan masa kehamilan 37-42 minggu dan bayi lebih bulan, bayi yang dilahiran dengan
masa kehamilan > 42 minggu.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram. Berikut adalah gambar persentase Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara.
GAMBAR 5.24
PERSENTASE BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
3,5
3,26
3
2,5 2,29
2,22 2,12
2 1,51
1,5
1
0,5
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
GAMBAR 5.25
PERSENTASE BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
74 V Kesehatan Keluarga
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, secara keseluruhan persentase BBLR di
semua kabupaten menurun sekitar 1%. Dengan rata-rata BBLR provinsi sebesar 2,29%,
angka ini masih relatif tinggi, tapi bila diteliti lebih detail menurunnya cakupan tahun ini
disebabkan turunnya persentase BBLR yang dilaporkan oleh Kabupaten Kolaka Utara yang
tahun lalu melaporkan BBLR 18% menjadi 2% tahun ini. Upaya penurunan angka BBLR di
Sulawesi Tenggara perlu menjadi prioritas dari lintas program terkait untuk menekan dan
bila mungkin mengeliminasi kejadian BBLR di Sulawesi Tenggara di masa mendatang,
apalagi kasus-kasus gizi biasanya merupakan fenomena gunung es, di mana kasus yang
tidak terlacak dan tidak ditemukan jauh lebih besar dari yang ditemukan atau dilaporkan.
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan
yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian, seperti asfiksia, ikterius, hipotermia,
tentanus neonatorum, inspeksi/sepsis. Trauma lahir, BBLR (Berat Lahir <2.500 gram),
sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi
kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
GAMBAR 5.26
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
40,00
35,95 35,42
35,00
30,00 29,51
24,60 25,25
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
GAMBAR 5.27
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Secara keseluruhan cakupan rata-rata tahun 2017 relatif tetap dibanding tahun
sebelumnya. Hasil ini sudah menunjukkan adanya kemampuan sarana pelayanan
kesehatan dalam menangani kasus gawat darurat neonatal, yang kemudian ditindaklanjuti
sesuai kewenangannya atau dirujuk ke tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi,
namun tentu saja belum optimal. Jika merujuk pada target Renstra Kemenkes tahun 2017
sebesar 80%, capaian tersebut belum memenuhi target, dari 17 Kabupaten/Kota, tercatat
hanya Kota Kendari yang telah mencapai bahkan melampaui target, sedangkan kabupaten
lainnya masih jauh di bawah target sehingga masih diperlukan upaya berkesinambungan
dari berbagai sisi untuk mempercepat peningkatan cakupan penanganan komplikasi
neonatal, baik dari segi tenaga dalam bentuk peningkatan kompetensi tenaga kesehatan,
peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana, maupun dari segi pembiayaan, sehingga
diharapkan dapat menekan jumlah kematian neonatal di Sulawesi Tenggara.
Gambar berikut ini adalah trend jumlah kematian neonatal selama 5 tahun terakhir di
Sulawesi Tenggara.
76 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.28
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
450 427
390 406
400
332 318
350
300
250
200
150
100
50
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Gambar berikut adalah gambaran Angka Kematian Neonatal (AKN) dalam setiap
1000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara untuk periode tahun 2013 – 2017.
GAMBAR 5.29
ANGKA KEMATIAN NEONATAL (AKN) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
14
12 13
12
10
8
8 7 6
6
4
2
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Neonatal adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 har, dimana tejadi
perubahan yang sangat besar dari kehidupan dalam rahim menjadi luar rahim. Bayi hingga
usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan
kesehatan paling tinggi. Pada usian yang rentan ini berbagai masalah kesehatan bisa
muncul. Tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan
dilakukan untuk mengendalikan resiko pada kelompok ini diantaranya dengan
mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas layanan
kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada
kunjungan bayi baru lahir.
Kunjungan neoanatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru
lahir (umur 6 jam -48 jam) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani
sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih diseluruh sarana pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan saat kunjungan neonatal adalah pemeriksaan sesuai
standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir
termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali pusat. Selain KN1, indikator yang
menggambarkan pelayanan kesehatan bagi kesehatan bayi adalah Kunjungan Neonatal
Lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir memperoleh pelayanan kunjungan
neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-71 hari dan 1 kali pada 8-
28 hari.
Berikut ini adalah gambar cakupan kunjungan Neonatal pertama (KN1) dan
Kunjungan Neonatal Lengkap dalam kurun waktu 5 tahun terakhir di Provinsi Sulawesi
Tenggara.
78 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.30
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) DAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
100,00 98,21
99,10
95,00 93,75
91,40
90,00 88,29 95,73
91,56 95,43
89,25
85,00 86,02
80,00
75,00
2013 2014 2015 2016 2017
KN1 KN-Lengkap
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir cakupan kunjungan neonatal peratama (KN1)
dan kunjungan neonatal lengkap dari tahun 2013 masing-masing mengalami trend naik
turun (fluktuatif). Meskipun demikian, jika diambil nilai rata-rata dan dibandingkan dengan
target rencana strategi Kemenkes RI tahun 2013 khusus untuk cakupan KN-Lengkap sudah
mencapai bahkan melebihi target Renstra yang sebesar 84%.
Berikut adalah cakupan KN1 menurut Kabupaten/Kota tahun 2017 di Sulawesi
Tenggara.
GAMBAR 5.31
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Buton Utara 74,73
Muna Barat Target Renstra : 2017= 90 % 93,69
Wakatobi 97,28
Kendari 97,38
Konawe 97,75
Provinsi 98,21
Konawe Kep 98,35
Baubau 98,79
Kolaka Timur 98,97
Buton Tengah 99,16
Kolaka Utara 99,44
Buton Selatan 99,71
Bombana 99,81
Konawe Selatan 100,00
Buton 100,00
Kolaka 100,07
Muna 100,33
Konawe Utara 104,05
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
GAMBAR 5.32
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
80 V Kesehatan Keluarga
95,73%, hasil ini relatif sama dengan tahun sebelumnya, hal ini diyakini berpengaruh
terhadap jumlah kematian neonatal yang tiap tahun mengalami penurunan.
Pelayanan kesehatan bayi termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisa
menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanan
kesehatan pada bayi ditujukan pada usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan dan perawat), minimal 4 kali, yaitu pada hari
29 hari – 2 bulan, 3-5 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai standar di satu wilayah.
Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian Imunisasi Dasar
Lengkap, pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta
penyuluhan ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI dan lain-lain.
Berikut adalah gambar cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.
GAMBAR 5.33
PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Bila mengacu pada target renstra Pelayanan Kesehatan Bayi (90%), pada tahun 2017
di Sulawesi Tenggara hanya 7 kabupaten yang belum memenuhi target tersebut yakni
Muna Barat, Konawe Kepulauan, Kolaka Timur, Baubau, Buton Selatan, Bombana, dan
GAMBAR 5.34
JUMLAH KEMATIAN BAYI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
220 211
200
180 172
157 153 154
160
140
120
100
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah bayi mati di Sulawesi Tenggara secara
umum menunjukkan kecenderungan menurun, meskipun pada tahun terakhir sedikit lebih
banyak dibanding tahun sebelumnya, tapi tidak signifikan dan dapat dikatakan relatif tetap.
Jumlah bayi mati belum dapat menunjukan eskalasi masalah kesehatan bayi yang
sesungguhnya, untuk mengetahui besaran masalah, diperlukan perhitungan Angka
Kematian Bayi (AKB). AKB dapat memberikan gambaran masalah kesehatan bayi yang
sesungguhnya karena diperoleh melalui perbandingan dengan jumlah kelahiran tertentu
sehingga dapat lebih mewakili populasi. Berikut ini adalah trend Angka Kematian Bayi
(AKB) dalam 1.000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-2017.
82 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.35
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
8
7
7
6
5
5
4 3 3 3
3
2
1
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA; 2017
Angka Kematian Bayi (AKB) pada 3 tahun terakhir cenderung tetap. AKB pada tahun
2017 adalah 3, yang berarti dalam setiap 1000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara ada
rata-rata 3 kematian bayi. Bila dibandingkan dengan grafik jumlah kematian bayi untuk
periode waktu yang sama (gambar 5.34), tampak bahwa grafik AKB di atas memiliki pola
kecenderungan yang sama, ini berarti sistem pencatatan dan pelaporan sudah berjalan
dengan baik. Sebaran Angka Kematian Bayi (AKB) menurut Kabupaten/Kota tahun 2017
dapat dilihat pada gambar berikut.
GAMBAR 5.36
SEBARAN AKB MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
GAMBAR 5.37
JUMLAH KEMATIAN BALITA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017
310 308
290
270 270
257
250 241
233
230
210
190
170
150
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Jumlah kematian balita selama periode tahun 2013-2015 tampak menurun tetapi
pada periode 2015-2017 kembali meningkat. Untuk memberikan gambaran situasi, jumlah
kematian tersebut biasanya dikonversi ke dalam Angka Kematian Balita (AKABA). Berikut
ini adalah estimasi AKABA untuk tiap 1.000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir.
GAMBAR 5.38
ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 – 2017
12
10
10 9
8
6 5 5 5
4
2
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
84 V Kesehatan Keluarga
Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 kelahiran hidup selama periode 2013-2017
cenderung mengalami penurunan, namun dalam 3 tahun terakhir AKABA relatif tetap,
berkisar pada 5 balita per 1000 kelahiran hidup, ini berarti untuk setiap 1000 kelahiran
hidup terdapat 5 kematian balita. Grafik estimasi AKABA ini bila dikomparasi dengan grafik
jumlah kematian balita yang dilaporkan pada periode yang sama (gambar 5.36) memiliki
pola kecenderungan yang sedikit berbeda, ini karena kenaikan jumlah kematian yang
terjadi tidak cukup signifikan untuk mempengaruhi AKABA. Bila dibandingkan dengan
target MDG’s 2017 untuk AKABA maksimal sebesar 32 per 1000 KH (angka nasional) maka
di Sulawesi Tenggara sudah mencapai target.
GAMBAR 5.39
ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Angka kematian balita di 2 kabupaten yaitu Buton Utara dan Muna Barat masih relatif
tinggi dengan AKABA di atas 20, untuk Buton Utara bahkan berada di ambang batas target
MDG’s dengan AKABA 32 per 1000 KH.
Menyusui sejak dini mempunyai dampak positif baik bagi ibu maupun bayinya, bagi
bayi kehangatan saat menyusu menurunkan resiko kematian karena hypothermia
(kedinginan), selain itu juga, bayi memperoleh bakteri tak berbahaya dari ibu,
menjadikannya lebih kebal dari bakteri lain di lingkungan. Dengan kontak pertama, bayi
memperoleh kolostrum, yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan manfaat
bagi ibu adalah menyusui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses
menyusui akan merangsang kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca
melahirkan.
GAMBAR 5.40
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
60,00
55,00
50,00 54,15 55,56
45,00 46,63
40,00
35,00
30,00 34,19 32,90
25,00
20,00
15,00
10,00
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Sulawesi Tenggara cenderung
fluktuatif, peningkatan signifikan dilaporkan pada tahun 2015 dengan cakupan 54,15 %,
atau naik sebesar 21,25 % dari tahun sebelumnya, namun di tahun 2017 kembali turun
menjadi 46,63%. Capaian yang fluktuatif mengindikasikan belum bakunya program
peningkatan cakupan ASI Ekslusif yang dilakukan oleh program teknis terkait.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya cakupan ASI eksklusif antara lain
kebiasaan atau budaya masyarakat setempat yang cenderung menyapih terlalu dini
dengan beragam alasan, belum maksimalnya kegiatan sosialisasi dan advokasi terkait
pemberian ASI, belum semua rumah sakit melaksanakan 10 langkah menuju keberhasilan
menyusui, kurangnya kepedulian tenaga kesehatan untuk berpihak pada pemenuhan hak
bayi untuk mendapat ASI, tenaga konselor ASI yang masih kurang, maupun karena
pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap dari fasilitas kesehatan.
86 V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.41
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI 0-6 BULAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Muna 5,41
Konawe Kep 25,07
Buton Tengah 33,44
Kolaka Timur 41,74
Wakatobi 43,15
Muna Barat 43,15
Baubau 51,16
Buton Selatan 51,86
Provinsi 55,56
Buton 59,76
Kolaka 61,10
Buton Utara 61,66
Konawe Selatan 61,87
Bombana 66,39
Konawe 66,67
Kolaka Utara 67,62
Konawe Utara 70,05
Kendari 80,43
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Provinsi Sulawesi
Tenggara baru mencapai 55,56% dan belum mencapai target (85%). Meski naik dari tahun
sebelumnya tapi tidak signifikan, dan masih jauh dibandingkan dengan target nasional.
Tercatat hanya Kota Kendari yang mendekati target tersebut dengan capaian 80,43%. Jika
dihubungkan dengan cakupan K4 dan persalinan oleh nakes, hasil tersebut tampaknya
belum memiliki korelasi positif, baik daerah maupun capaiannya.
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan
banyak mengalami kekurangan vitamin A. Pencegahan kekurangan vitamin A dilakukan
melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan Balita yang diberikan
sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1
kali.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna
untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang
menderita kurang vitamin A, lebih mudah terserang campak, diare atau penyakit infeksi
lain, dan pada tingkat lanjut dapat mengakibatkan kematian.
Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama dapat mengkibatkan terjadinya
gangguan pada mata dan bila tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan
kebutaan. Cakupan pemberian vitamin A di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 – 2017
ditunjukkan pada gambar berikut.
80,00
80,24
75,00 78,39 76,66
74,20 72,98
70,00
65,00
60,00
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017
Seperti yang ditunjukan gambar di atas, secara umum cakupan pemberian kapsul
vitamin A dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2017
mengalami penurunan, hal ini bisa disebabkan oleh 2 hal; penetapan sasaran yang tidak
akurat, atau kinerja program yang tidak optimal. Berikut ini adalah distribusi cakupan
pemberian Kapsul Vitamin A menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017.
GAMBAR 5.43
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017
88 V Kesehatan Keluarga
Hasil distribusi kapsul vitamin A tahun 2017 di Sulawesi Tenggara masih cukup baik,
dengan 7 Kabupaten/Kota mencapai hasil di atas 80%. Rata-rata provinsi sendiri mencapai
76,66%, lebih rendah 4% dibanding rata-rata tahun sebelumnya. Kabupaten Buton
mencapai hasil yang sangat tinggi yaitu 203%, hasil ini dimungkinkan karena penetapan
sasaran yang tidak akurat dan jauh lebih rendah dari sasaran riil atau
pencatatan/pelaporan yang kurang cermat. Secara umum cakupan Vitamin A di Sulawesi
Tenggara relatif baik namun masih di bawah target. Ada beberapa faktor yang bisa
menjadi penyebab antara lain kurang atau masih rendahnya kegiatan sweeping Vitamin A,
atau kurangnya sosialisasi tentang pemberian kaspsul Vitamin A kepada masyarakat.
7. IMUNISASI
GAMBAR 5.44
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
90,00
85,00
80,00 85,37 82,87 85,92
82,38
75,00
70,00
65,00
60,00 60,59
55,00
50,00
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2017
Cakupan desa UCI selama 5 tahun terakhir masih berfluktuatif, meskipun secara
umum meningkat dari 60,59% di tahun 2013 menjadi 85,92% pada tahun 2017, atau naik
GAMBAR 5.45
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2017
90 V Kesehatan Keluarga
a. Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi
Setiap bayi wajib mendapatkan lima Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) yang terdiri dari:
1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B dan 1 dosis campak. Dari ke
lima imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan imunisasi yang
mendapat perhatian serius dari pemerintah, karena di Sulawesi Tenggara campak
merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi KLB dan menjadi penyebab kematian
balita.
GAMBAR 5.46
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2017
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Silawesi Tenggara tahun 2017 sebesar
86,57%, meningkat 1% dibanding tahun sebelumnya yang hanya 85,47%, meskipun
masih di bawah target (90%), namun sebagian Kabupaten/Kota telah mencapai bahkan
melampaui target.
Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang diberikan pada anak yang berada pada
kisaran umur 12 sampai dengan 59 bulan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan
memperoleh :
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun (Penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi badan minimal 8 kali dalam setahun)
2. Pemberian Vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari dan
Agustus
3. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita minimal 2 kali
dalam setahun
4. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS)
Capaian indikator pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2017 Provinsi
Sulawesi Tenggara mencapai 91,92%, meningkat kurang lebih 26% dibanding tahun lalu,
hasil ini dapat dikatakan sangat baik. Ini berarti pula target Renstra Kementerian
92 V Kesehatan Keluarga
Kesehatan yang sebesar 85% telah dipenuhi. Distribusi pelayanan berdasarkan
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar 5.45.
GAMBAR 5.48
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Muna Barat 47,44
Konawe Kep 64,11 Target Renstra : 2017= 85%
Kolaka Timur 65,75
Baubau 72,69
Buton Selatan 82,33
Bombana 82,51
Konawe Utara 88,23
Buton Utara 90,23
Muna 90,43
Kolaka Utara 91,74
Provinsi 91,92
Kendari 99,78
Konawe Selatan 100,00
Kolaka 101,41
Buton Tengah 102,34
Buton 112,89
Konawe 117,72
Wakatobi 137,42
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2017
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program
kesehatan. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat
kelas 1 melalui penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas 1.
Kegiatan Penjaringan kesehatan dimaksud terdiri dari :
- Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambur, kulit dan kuku)
- Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri
- Pemeriksaan ketajaman indra (penglihatan dan pendengaran)
- Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
- Pemeriksaan Laboratorium untuk anemia dan kecacingan
- Pengukuran kebugaran jasmani
- Deteksi Dini masalah mental emosional
Penjaringan kesehatan dinilai dengan menghitung persentase SD/MI yang melakukan
penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD/MI yang menjadi sasaran penjaringan.
Cakupan penjaringan kesehatan Siswa SD dan setingkat di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2017 mencapai 95,12%, naik 1% dibanding tahun sebelumnya. Hasil ini
dapat dikatakan cukup baik karena telah mencapai target renstra kementerian kesehatan
tahun 2017. Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) bagi siswa SD/MI menurut
Kabupaten/Kota tahun 2017 dapat dilihat pada gambar berikut.
GAMBAR 5.49
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Wakatobi 0,00
Konawe 0,00
Muna 81,22
Buton 86,29
Buton Utara 89,61
Kolaka 94,58
Provinsi 95,12
Konawe Selatan 99,42
Baubau 100,00
Kendari 100,00
Buton Selatan 100,00
Buton Tengah 100,00
Muna Barat 100,00
Konawe Kep 100,00
Kolaka Timur 100,00
Konawe Utara 100,00
Kolaka Utara 100,00
Bombana 100,00
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2017
94 V Kesehatan Keluarga
C. STATUS GIZI
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai dalam pencapaian MDG’s adalah status
kesehatan Balita. Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan
tingg badan (TB)
Menurut Riskesdas 2013 status gizi balita dikategorikan dalam hal ; Gizi buruk, gizi
kurang, gizi baik, gizi lebih, sangat pendek, pendek, normal, sangat kurus, kurus, normal
dan gemuk. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 nilai tertinggi gizi baik Provinsi Sulawesi
Tenggara sebesar 72,2%, gizi kurang sebesar 15,9%, gizi buruk 8,0% dan gizi lebih
sebesar 3,9%. Gizi baik tertinggi terdapat di Kabupaten Wakatobi yakni sebesar 94,40%
dan terendah di Buton sebesar 64,1%. Gizi kurang tertinggi ditemukan di Muna sebesar
20,4% dan terendah di Wakatobi sebesar 3,9%. Gizi Buruk tertinggi terdapat di Buton
yakni sebesar 14,7% dan terendah di Wakatobi yakni hanya mencapai 0,2%. Gambar
berikut ini adalah jumlah kasus Gizi Buruk Provinsi Sulawesi Tenggara dalam 5 tahun
terakhir.
GAMBAR 5.50
JUMLAH KASUS GIZI BURUK PADA BALITA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
350
333
330
310
290 250 279
270
245 220
250
230
210
190
170
150
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017
Secara umum jumlah kasus gizi buruk di provinsi Sulawesi Tenggara dalam 5 tahun
terakhir mengalami penurunan, jika tahun 2013 ditemukan 333 kasus, maka pada tahun
2017 turun menjadi 220 kasus. Penurunan secara umum kasus gizi buruk ini disebabkan
karena kegiatan sweeping/pelacakan dan penanganan terhadap kasus gizi buruk semakin
baik dari tahun ke tahun, melalui peningkatan kapasitas petugas pelaksana Pemantauan
Status Gizi (PSG), sosialisasi dan advokasi gerakan nasional sadar gizi yang tiap tahun
dilaksanakan baik di sarana fasilitas kesehatan (puskesmas, polindes dan posyandu), juga
di institusi pendidikan (SD/MI, SMP dan SMA).
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017
Gambar di atas menunjukkan tidak ada wilayah di Sulawesi Tenggara yang bebas
dari kasus gizi buruk, bahkan rata-rata berada di atas 10 kasus gizi buruk, dengan
Kabupaten Bombana, Muna dan Buton memiliki jumlah kasus tertinggi (rincian jumlah
kasus yang ditemukan di Kabupaten/Kota secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 48
profil ini). Dalam upaya penanganan gizi buruk, program gizi memiliki kriteria bahwa 1
kasus gizi buruk di suatu daerah sudah dapat dikategorikan ke dalam Kejadian Luar Biasa
(KLB) Gizi Buruk. Mengacu pada kriteria ini, maka pada tahun 2017 di seluruh wilayah
Sulawesi Tenggara telah mengalami KLB gizi. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
munculnya kasus gizi buruk, namun secara umum disebabkan oleh kondisi ekonomi dan
daya beli yang rendah, sebab lain adalah akses ke pelayanan kesehatan terutama
kunjungan ke posyandu sangat rendah, faktor pengetahuan orang tua, pola asuh/pola
makan dan sosial budaya setempat juga ikut berpengaruh. Sebagai catatan bahwa semua
kasus gizi buruk yang ditemukan telah mendapat penanganan.
96 V Kesehatan Keluarga
2. CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU (D/S)
Berdasarkan profil Kabupaten/Kota tahun 2017 dari jumlah Balita yang dilaporkan
sebanyak 271.372 orang terdapat 195.266 balita yang ditimbang (71.95%) dengan capaian
tertinggi di Wakatobi sebesar 89,83% dan yang terendah di Kolaka Timur hanya mencapai
48.36%, hasil ini relatif sama dengan tahun sebelumnya.
Indikator D/S menggambarkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
perbaikan gizi melalui kegiatan pemantauan pertumbuhan di Posyandu. Berdasarkan hasil
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota menjelaskan bahwa pencapaian indikator ini dari tahun
2013 – 2017 dapat dilihat pada gambar berikut.
GAMBAR 5.52
CAKUPAN PENIMBANGAN PADA BALITA DI POSYANDU (D/S)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013 s.d 2017
74
71,95
72 70,91 71,06
70,03
70
68
64,47
66
64
62
60
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017
Trend cakupan penimbangan balita (D/S) di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir tampak mengalami fluktuasi namun memiliki kecenderungan
meningkat, dari tahun 2013 cakupan D/S bisa mencapai 64,47%, dan pada tahun 2017
telah mencapai 71.95%. Dari trend grafik yang ada dapat disimpulkan bahwa belum ada
upaya atau terobosan baru untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita di wilayah
masing-masing, sehingga hasil cakupan pertahunnya hanya menunjukan peningkatan yang
tidak cukup signifikan.
Rata-rata cakupan D/S Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 73,18%, sedikit di atas
cakupan tahun lalu yang sebesar 71,95%, capaian ini masih di bawah target, 2 kabupaten
yang sudah berhasil mencapai target yaitu Kabupaten Kolaka dan Wakatobi. Ke depan
diharapkan cakupan penimbangan balita dapat terus ditingkatkan, terutama di daerah-
daerah dengan cakupan penimbangan yang rendah, untuk itu revitalisasi posyandu dan
pemanfaatan dana BOK dapat lebih dioptimalkan.
98 V Kesehatan Keluarga
PENGENDALIAN PENYAKIT
&
KESEHATAN LINGKUNGAN
6
6 PENGENDALIAN PENYAKIT
&
KESEHATAN LINGKUNGAN
A. PENGENDALIAN PENYAKIT
1. PENYAKIT MENULAR
a. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis, lebih dikenal sebagai TBC, merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang
yang telah terinfeksi basil tuberkulosis.
Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan case
notification rate (CNR) dan prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada
suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian
akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).
GAMBAR 6.1.
JUMLAH KASUS BARU BTA+ MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Muna 9
Konawe Kep 44
Buton Utara 48
Buton Selatan 59
Wakatobi 63
Konawe Utara 73
Muna Barat 90
Kolaka Timur 95
Kolaka Utara 116
Buton Tengah 124
Buton 131
Konawe Selatan 176
Bombana 212
Baubau 228
Kolaka 237
Konawe 337
Kendari 545
0 100 200 300 400 500 600
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah kasus baru BTA+ tertinggi rata-rata terjadi
di kabupaten/kota yang berpenduduk besar, ini menunjukan bahwa kejadian kasus baru BTA+
di Sulawesi Tenggara tidak merujuk pada karakteristik wilayah tertentu, tapi lebih kepada
besar kecilnya jumlah penduduk, ini berarti pula bahwa proporsi kasus BTA+ di masyarakat
relatif merata di semua kabupaten/kota.
Proporsi pasien baru BTA+ dari semua kasus Tb menggambarkan prioritas penemuan
pasien Tb yang menular di antara seluruh pasien Tb paru yang diobati. Dalam usaha
mengeliminir kasus Tb paru, angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%. Apabila
proporsi pasien baru BTA+ di bawah 65% maka hal itu menunjukan mutu diagnosis yang
rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasien
BTA+).
GAMBAR 6.2
PROPORSI BTA+ DARI SELURUH KASUS TB PARU MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Gambar 6.2 menunjukan bahwa rata-rata proporsi kasus baru BTA+ di Sulawesi
Tenggara sudah melampaui target minimal (di atas 65%), namun demikian bila dilihat per
kabupaten/kota, masih ada 4 kabupaten/kota yang capaiannya di bawah target nasional yaitu
Kabupaten Buton Selatan, Kolaka Utara, Konawe Selatan dan Wakatobi.
Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang
ditemukan dan tercatat di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini bila
disusun dalam bentuk serial akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari
tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka ini berguna untuk menggambarkan
GAMBAR 6.3
ANGKA NOTIFIKASI KASUS (CNR) BTA+ PER 100.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017
210
203,93
190
170
150 157,59
130
132,38
110 119,8
98,09
90
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Sejak tahun 2013 trend CNR Provinsi Sulawesi tampak terus menurun. CNR tertinggi
terjadi pada tahun 2013 adalah 204 per 100.000 penduduk. Berdasarkan kabupaten, CNR
tertinggi dicapai oleh Kota Kendari sebesar 152/100.000 penduduk, dan yang terendah
terdapat di Muna sebesar 4/100.000 penduduk. Pencapaian CNR ini tidak selalu berbanding
lurus dengan kasus baru BTA+ pada masing-masing kabupaten/kota, hal ini disebabkan oleh
perbedaan jumlah penduduk yang cukup besar antar kabupaten/kota.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit TB setelah penemuan
kasus adalah dengan pengobatan. Tentu saja diharapkan semua kasus baru maupun lama
yang ditemukan dapat diberikan intervensi berupa pengobatan yang komprehensif. Indikator
yang digunakan dalam evaluasi pengobatan adalah angka keberhasilan pengobatan (succes
rate). Angka keberhasilan pengobatan ini berasal dari angka kesembuhan dan angka
pengobatan lengkap.
Oleh programmer TB, telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan angka
kesembuhan maupun keberhasilan pengobatan. Adapun perkembangan angka kesembuhan
dan keberhasilan pengobatan TB BTA+ di Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 5 tahun
terakhir (2013-2017) ditampilkan pada gambar 6.4 berikut.
95,00
90,00 92,29
91,61 93,85
87,15 88,40
85,00
70,00
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Jika pada tahun 2016 angka keberhasilan pengobatan Sulawesi Tenggara mencapai
88,40%, maka pada tahun 2017 cakupan tersebut naik menjadi 93,85%. Kementerian
Kesehatan menetapkan target Renstra untuk angka keberhasilan pengobatan tahun 2016
sebesar 87%, angka nasional sendiri pada tahun 2016 telah mencapai 90,5%, sementara
WHO menetapkan angka keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Dengan demikian pada
tahun 2017 Sulawesi Tenggara telah mencapai standar target Renstra baik Kemenkes
maupun WHO. Data lebih lengkap dan terinci mengenai Tuberkulosis di Sulawesi Tenggara
dapat dilihat pada lampiran 7-9 buku profil ini.
GAMBAR 6.5
PERKEMBANGAN JUMLAH KASUS HIV+ & AIDS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017
80
60 60 76
59 64
51 47
40
20
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Secara umum, temuan kasus HIV+ dan AIDS di Sulawesi Tenggara menunjukkan
trend yang sangat mengkhawatirkan, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus
keseluruhan telah meningkat hampir 2 kali lipat. Bila pada kasus AIDS terjadi lonjakan kasus
yang signifikan, pada kasus HIV, trendnya dari tahun ke tahun lebih konstan dibandingkan
dengan kasus AIDS. Peningkatan jumlah kasus tersebut disebabkan oleh dua faktor, pertama
jumlah kasus yang terus bertambah akibat penularan atau masuknya penderita dari daerah
lain ke Sulawesi Tenggara, atau yang kedua, pelacakan kasus yang semakin baik sehingga
lebih banyak penderita yang terdeteksi, atau kombinasi dari keduanya. Khusus untuk kasus
HIV, angka yang dilaporkan pada tahun 2017 tampak menunjukkan penurunan dibanding
tahun sebelumnya, beberapa faktor dapat melatarbelakangi capaian ini; antara lain
kemungkinan keberhasilan upaya preventif yang terus dilakukan oleh instansi terkait, dalam
hal ini Dinas Kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), dan unit lintas sektor lainnya
melalui promosi, sosialisasi, maupun penyuluhan tentang HIV/AIDS. Faktor lainnya adalah
sebagian pengidap HIV telah bergeser statusnya menjadi pengidap AIDS.
Satu hal yang patut diwaspadai dari situasi ini adalah fenomena gunung es yang
selalu menyertai data penyakit seperti ini, di mana jumlah kasus dan penderita sesungguhnya
jauh lebih besar dari yang tercatat atau terlaporkan, apabila fenomena ini terjadi di Sulawesi
a) Menurut Wilayah
Kasus AIDS di Sulawesi Tenggara telah menyebar hampir diseluruh kabupaten/kota,
tepatnya 14 kabupaten kota melaporkan adanya penemuan kasus AIDS, praktis saat ini hanya
3 kabupaten yang bebas kasus AIDS, yaitu Kabupaten Konawe Utara, Konawe Kepulauan dan
Muna Barat. Jumlah kasus tertinggi ditemukan di 2 wilayah kota yaitu Kota Kendari dan Kota
Baubau. Dua daerah tersebut memiliki kasus AIDS yang tinggi disebabkan oleh statusnya
sebagai wilayah kota yang menjadi pusat hiburan dan bisnis di Sulawesi Tenggara, selain itu
secara geografis, kedua daerah tersebut merupakan kota pelabuhan yang merupakan daerah
transit yang menghubungkan kawasan Indonesia tengah dan Indonesia timur. Faktor lain
adalah kedua daerah tersebut memiliki fasilitas pemeriksaan yang cukup memadai sehingga
lebih memungkinkan untuk penemuan kasus. Sebaran kasus AIDS di wilayah Sulawesi
Tenggara dapat dilihat pada gambar 6.6.
GAMBAR 6.6
PETA SEBARAN KASUS AIDS MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
>50
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
GAMBAR 6.7
PROPORSI KASUS HIV+ DAN AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
HIV+ AIDS
41;
31; 33%
41%
45;
59% 85;
67%
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
GAMBAR 6.8
PROPORSI PENDERITA AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
≥ 50 TAHUN; 6;
5%
≤ 4 TAHUN; 1;
1%
25 - 49 TAHUN;
98; 78% 5-14 TAHUN; 4;
3%
15-19 TAHUN;
2; 1%
20 - 24 TAHUN;
15; 12%
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Kelompok penderita tertinggi ditemukan pada kelompok umur 25-49 tahun yang
mencapai 78%. Fenomena ini tentu bisa dipahami karena pada rentang usia tersebut
seseorang pada umumnya berada di puncak aktifitasnya, matang secara seksual dan ekonomi,
bekerja di luar rumah dan cenderung bersosialisasi di luar rumah dalam kelompok pergaulan
tertentu. Di sisi lain, para pekerja seks komersial atau pekerja tempat-tempat hiburan
sebagian besar juga berada pada rentang usia ini sehingga lebih berpotensi untuk berperilaku
resiko tinggi dan terpapar terhadap penularan penyakit seksual termasuk HIV/AIDS, terutama
apabila tidak memiliki kontrol diri maupun kontrol sosial yang baik
d) Menurut Pekerjaan
Penyakit seperti HIV/AIDS dapat terjadi pada siapa saja dan dalam profesi apa saja,
tapi berdasarkan karekteristik penyakit dan pola penyebarannya, beberapa jenis profesi tentu
akan cenderung lebih beresiko dibanding profesi lainnya. Profesi yang dimaksud tidak selalu
harus yang paling dekat dengan sumber-sumber utama penyebarannya seperti PSK, LGBT,
dan pengguna narkoba, tapi bisa juga profesi yang sebenarnya ‘jauh’ dari sumber resiko tapi
justru berpotensi besar tertular. Ini erat kaitannya dengan keterpaparan atau hubungan
GAMBAR 6.9
PROPORSI PENDERITA AIDS MENURUT PEKERJAAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Wiraswasta; 27;
Karyawan
16%
; 32; 19%
Tidak Bekerja;
11; 6%
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Dari keseluruhan kasus HIV/AIDS, ibu rumah tangga ternyata menjadi profesi dengan
persentase tertinggi dengan 31% (54 kasus). Sebagaimana diketahui, sebagian besar para ibu
rumah tangga yang tertular ini bukan karena aktivitasnya di luar rumah melainkan tertular
langsung dari suaminya yang berprofesi sebagai perantau atau bekerja di luar daerahnya.
10
10
9
8 7 7
7
6 5
5 4 4 4
4 3 3
3
2 1
1
0
2013 2014 2015 2016 2017
Laki-Laki Perempuan
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Bila dilihat dari angka yang ada, terjadi kecenderungan kenaikan angka kematian sejak
beberapa tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan angka penderita maupun penemuan kasus
baru yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Meskipun demikian, sesungguhnya belum
ada data ataupun analisis lebih lanjut mengenai faktor yang mempengaruhi kenaikan atau
penurunan angka kematian akibat AIDS di Sulawesi Tenggara, apakah karena dampak dari
treatment petugas kesehatan terhadap penderita, atau ada penderita yang tertulari dan
tercatat di daerah lain tapi kemudian meninggal di Sulawesi Tenggara maupun sebaliknya,
atau sebenarnya angka kematian lebih tinggi dari yang tercatat atau dilaporkan, karena masih
adanya fakta bahwa penyakit HIV/AIDS mendapat stigma sosial sebagai penyakit yang
membawa aib bagi penderita maupun keluarganya, sehingga keberadaannya sering
dirahasiakan, begitu pula dengan catatan kematiannya.
4. Syphillis
Kasus Syphillis yang ditemukan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 sebanyak 57
kasus, 40 kasus di antaranya ditemukan pada laki-laki, dan 17 kasus lainnya pada perempuan.
Berdasarkan kelompok umur, kasus syphillis ditemukan pada rentang usia 15–49 tahun,
dengan penderita terbanyak pada kelompok umur 25-49 tahun sebanyak 36 kasus, kelompok
umur 20-24 tahun 9 kasus, dan 7 kasus pada kelompok umur di atas 50 tahun. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa usia paling rentan terhadap penyakit syphillis adalah
kelompok umur 25-49 tahun atau kategori dewasa produktif.
GAMBAR 6.11
PERSENTASE KASUS BALITA PNEUMONIA YANG DITEMUKAN DAN DITANGANI
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
d. Kusta
Penyakit Kusta dikenal juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen, disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lama
antara 2-3 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia.
Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2-5 tahun bahkan lebih. Penatalaksanaan kasus yang
buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, sehingga menyebabkan kerusakan
permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata.
Pada Tahun 2017, jumlah kasus kusta baru di Sulawesi Tenggara sebesar 327 kasus
dengan angka penemuan kasus baru (New Case Detection Rate/NCDR) per 100.000 penduduk
sebesar 12,40, lebih rendah dari tahun 2016 (342 kasus baru / NCDR; 13,20).
Berdasarkan prevalensi, kasus kusta di Sulawesi Tenggara menunjukkan kurva menaik
pada rentang tahun 2013-2017, dengan prevalensi tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebesar
1,49.
Kecenderungan angka prevalensi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat
pada gambar 6.12
GAMBAR 6.12
ANGKA PREVALENSI KUSTA PER 10.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017
1,5
1,45 1,49
1,4 1,44
1,35
1,3
1,25
1,28
1,2 1,25
1,15 1,18
1,1
1,05
1
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
GAMBAR 6.13
SEBARAN JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota & Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
GAMBAR 6.14
JUMLAH KASUS KUSTA YANG TERCATAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Muna Barat 1 1
Konawe Kep 2 1
Konawe Utara 3 3 Laki-Laki
Buton Utara 3 4 Perempuan
Buton Selatan 6 3
Konawe 6 3
Muna 9 8
Konawe Selatan 11 6
Buton 11 15
Kota Kendari 13 10
Buton Tengah 17 5
Kolaka Timur 17 3
Bombana 18 12
Kota Baubau 21 21
Kolaka Utara 23 25
Wakatobi 31 13
Kolaka 47 21
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Permasalahan yang dialami oleh kabupaten/kota dalam penanganan penyakit kusta antara
lain:
- Belum semua puskesmas melakukan Case Mapping sehingga penentuan desa
endemis/non endemis belum maksimal
- Belum semua puskesmas memiliki petugas kusta dan dokter terlatih
- Mutasi tenaga wasor kusta yang telah dilatih
- Keterlibatan lintas sektor masih sangat kurang dalam penanganan kusta
GAMBAR 6.15
PERSENTASE KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Nilai persentase diare yang ditangani dihitung berdasarkan kasus diare yang ditangani
dengan jumlah target penemuan, di mana jumlah target penemuan adalah hasil proyeksi dari
jumlah penduduk, jadi bukan merupakan nilai riil, melainkan berupa estimasi dan proyeksi.
Penghitungan seperti ini menimbulkan kemungkinan munculnya cakupan di atas 100%,
karena jumlah kasus yang ditangani di sarana kesehatan ternyata lebih besar dari target
penemuan, sebaliknya cakupan yang sangat rendah bisa disebabkan oleh data jumlah
penduduk hasil proyeksi yang jauh lebih besar dari jumlah penduduk sesungguhnya. Oleh
karenanya hasil cakupan kegiatan penanganan kasus diare di suatu daerah bisa menjadi bias,
namun demikian data yang ada dapat menggambarkan kejadian kasus dan sejauh mana
upaya penanganan yang telah dilakukan di suatu daerah.
2. Campak
Penyakit Campak disebabkan oleh virus campak golongan paramyxovirus.
Penularannya dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang
yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah
dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.
GAMBAR 6.16
SEBARAN KASUS CAMPAK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota & Program P2PL Dinkes Sultra; 2017
3. Difteri
Penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diptheriae yang menyerang
sistem pernapasan bagian atas. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak-anak usia 1-10
tahun. Pada tahun 2017 ditemukan 6 kasus difteri di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Bombana
dengan 1 kasus, dan Kota Kendari dengan 5 kasus. Dari 6 kasus tersebut tidak ada yang
dilaporkan meninggal dunia..
140
120
132,5
100
80
60
64,7
40 49,5
35,7
35,4
20
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra; 2017
Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD adalah sebesar ≤
52 per 100.000 penduduk. Bila mengacu pada target tersebut, dengan IR DBD 132,50 per
100.000 penduduk di Sulawesi Tenggara sangat jauh dari target.
GAMBAR 6.19
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Muna Barat 0
Konawe Kep 0
Buton Selatan 1
Kolaka Utara 9
Buton Tengah 14
Muna 14
Buton 14
Konawe Utara 19
Bombana 26
Wakatobi 33
Kolaka Timur 59
Buton Utara 73
Kota Kendari 93
Konawe 107
Kota Baubau 116
Konawe Selatan 120
Kolaka 243
0 50 100 150 200 250 300
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra; 2017
GAMBAR 6.20
SEBARAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Gambar 6.20 menunjukan sebaran kasus DBD menurut kabupaten/kota di mana dari
17 daerah hanya 2 kabupaten yaitu Kabupaten Konawe Kepulauan dan Muna Barat yang
bebas dari DBD, ini berarti penularan DBD telah menyebar pada hampir seluruh
kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, 6 kabupaten/kota dengan jumlah kasus yang relatif
sangat tinggi adalah Kota Kendari (93), Kota Baubau (116), Konawe Selatan (120) , Kolaka
(243), Konawe (107), dan Buton Utara (73). Pada semua kabupaten/kota tersebut telah
ditetapkan sebagai daerah KLB DBD tahun 2017.
3,5
3
3 3 3
2,5
2
2 2
1,5
1
1
0,5
0
Konawe Buton Utara Kota Kendari Kolaka Konawe Konawe
Selatan Utara
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Jika pada tahun 2016 jumlah kematian akibat DBD yang dilaporkan sebanyak 33 kasus
yang berasal dari 10 kabupaten/kota, maka pada tahun 2017 turun menjadi 14 kasus yang
berasal dari 6 kabupaten/kota. Kasus kematian tertinggi dilaporkan oleh Kota Kendari, Konawe
dan Buton Utara masing-masing dengan 3 kasus, 11 kabupaten melaporkan tidak ada kasus
kematian akibat DBD. Kematian akibat DBD dikategorikan tinggi jika CFR >2%, CFR DBD
Sulawesi Tenggara sebesar 1,5%, dengan demikian angka kematian akibat DBD di Sulawesi
Tenggara berada pada kategori sedang. Meskipun jumlah kasus turun secara signifikan, tapi
CFR justru naik, peningkatan CFR ini harus diwaspadai karena menunjukan rasio kematian
akibat DBD yang meningkat meskipun secara keseluruhan jumlah penderita menurun. Untuk
itu diperlukan upaya yang lebih serius dalam hal peningkatan kualitas lingkungan, kualitas
pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas SDM di rumah sakit dan puskesmas (dokter,
perawat, dll) termasuk peningkatan sarana penunjang diagnostik dan penatalaksanaan bagi
penderita di sarana-sarana pelayanan kesehatan guna menekan peningkatan jumlah kematian
akibat DBD di masa mendatang.
h. Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang
terdiri dari tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia Tiomori. Penyakit
menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular lewat gigitan nyamuk yang
mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh
GAMBAR 6.22
SEBARAN KASUS FILARIASIS MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Angka Kesakitan filariasis di Sulawesi Tenggara adalah 1/100.000 penduduk. Angka ini
masih tergolong tinggi karena penyakit filariasis sebenarnya adalah penyakit yang seharusnya
sudah dapat dieliminasi, apalagi pada tahun 2016 telah dilakukan program eliminasi filaria di
Sulawesi Tenggara.
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup
dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria
(Anopheles) betina, dan dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan
pada semua kelompok umur.
Pada tahun 2017 jumlah kasus positif malaria di Sulawesi Tenggara sebanyak 1.069
dengan Angka Kesakitan (Annual Parasite Incidence/API) per 1000 penduduk beresiko sebesar
0,41, sedikit lebih rendah dibanding tahun 2016. Trend kasus malaria dapat dilihat pada
gambar 6.23.
GAMBAR 6.23
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN (API) MALARIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013-2017
200 0,1
0 0
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Kasus API/1000 Pnddk
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Jumlah kasus penyakit malaria cenderung menurun dari tahun 2013-2017, kecuali
pada tahun 2016 tampak sedikit meningkat. Jika mengacu pada target Renstra Kemenkes
untuk Angka Kesakitan Malaria (API) < 1,25 per 1000 penduduk, Sulawesi Tenggara dengan
API 0,46 telah memenuhi target. Capaian API tersebut juga sekaligus menunjukan bahwa
Sulawesi Tenggara termasuk dalam kategori rendah (API lebih kecil dari 1) untuk angka
kesakitan malaria. Kematian akibat malaria yang dilaporkan sebanyak 2 kasus, keduanya
berasal dari Kabupaten Muna, sehingga Case Fatality Rate (CFR) untuk Sulaweasi Tenggara
mencapai 0,19%
Permasalahan yang ditemui dalam pemberantasan penyakit malaria antara lain adalah
kurangnya kegiatan yang dilakukan dalam rangka penemuan penderita, sehingga nilai ABER
(Anual Blood Examination Rate) masih sangat rendah dan di sisi lain nilai SPR (Slide Positive
Rate) masih cukup tinggi.
Sebaran kasus positif malaria berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar
berikut.
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Gambar 6.24 menunjukkan tidak ada daerah di Sulawesi Tenggara yang bebas dari
penyakit malaria. Kasus positif malaria tertinggi tahun 2017 dilaporkan oleh Kabupaten Muna
dengan 530 kasus yang tercatat. Sebagai catatan, Kabupaten Muna (bersama dengan
Kabupaten Buton dan pemekarannya) telah lama dikenal sebagai daerah endemis malaria di
Sulawesi Tenggara, yang belum dapat dieliminasi atau dihilangkan sampai saat ini, hal ini
terkait dengan kondisi geografis dan lingkungan daerah tersebut yang merupakan habitat
yang cocok untuk nyamuk malaria, selain itu kebiasaan dan pola hidup masyarakat setempat
yang cenderung tidak mendukung upaya pemberantasan penyakit malaria. Namun demikian
pada tahun ini Kabupaten Buton dan daerah pemekarannya telah berhasil menekan angka
kejadian malaria dibanding tahun sebelumnya.
Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes
mellitus, dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan
penyebab 63% kematian di seluruh dunia (WHO, 2010). Di Sulawesi Tenggara sendiri,
meskipun penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan utama, di saat yang sama
jumlah penderita PTM dan kematian akibat PTM terus meningkat. Hal tersebut mejadi beban
ganda (double burden) dalam pelayanan kesehatan sekaligus menjadi tantangan yang harus
dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Sulawesi Tenggara.
Peningkatan PTM berdampak negatif terhadap ekonomi dan produktivitas. Pengobatan
PTM seringkali memakan waktu lama daan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM
merupakan penyakit kronik dan katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan
keluarganya, selain itu salah satu dampak PTM adalah kecacatan termasuk kecacatan
permanen. Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi
epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.
a. Hipertensi
Hipertensi (Tekanan darah Tinggi) adalah suatu kondisi di mana tekanan sistolik darah
> 140 mmHg dan/atau diastolik > 90 mmHg (WHO, 2013). Pada populasi lanjut usia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi
pembuluh darah perifer dan kardiak output.
Menurut WHO, 1 dari 3 orang menderita hipertensi atau darah tinggi dan data lainnya
menyebutkan bahwa 1 dari 10 orang menderita hipertensi juga terserang diabetes. Data
statistik yang dikeluarkan WHO tahun 2013 juga menyebutkan dapat memicu stroke yang
menyebabkan kematian hingga 51% dan memicu jantung koroner yang menyebabkan
kematian hingga 45%. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%.
Di Sulawesi Tenggara, belum ada hasil penelitian atau survey tentang hipertensi. Data
yang ada adalah data yang diperoleh dari kunjungan pada unit-unit pelayanan seperti
Puskesmas dan jaringannya. Dari 160.975 orang atau 12% penduduk berusia 18 tahun ke
b. Obesitas
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan, berbeda dengan overweight
(kelebihan berat badan). Obesitas dan kelebihan berat badan dalam dekade terakhir menjadi
masalah global. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2005, sekitar 1,6
miliar orang dewasa di atas usia 15+ kelebihan berat badan dan setidaknya 400 juta orang
dewasa menderita obesitas. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat ditentukan dengan
perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Obesitas merupakan penyebab utama penyakit dapat
dicegah dan penyebab kematian di Amerika. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah orang
yang kelebihan berat badan di negara-negara industri telah meningkat secara signifikan;
meningkat begitu banyak sehingga WHO telah menyebutkan bahwa obesitas sebagai epidemi.
Di Indonesia sendiri, sebanyak 40 juta orang dewasa mengalami kegemukan, dan Indonesia
masuk ke peringkat 10 daftar negara-negara dengan tingkat obesitas terbanyak di dunia.
Orang yang mengalami obesitas berada pada risiko yang lebih tinggi untuk penyakit
yang serius seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, diabetes, penyakit
kandung empedu, dan kanker. Risiko pada orang yang mengalami obesitas beberapa kali lebih
tinggi dari orang-orang yang memiliki berat badan yang sehat dan normal.
Jumlah obesitas di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 diperoleh melalui pengukuran
pengunjung Puskesmas dan jaringannya yang berusia 15 tahun ke atas. Hasilnya menunjukan
dari 975.299 penduduk yang diperiksa, 46.763 atau 25,93% terdeteksi mengalami obesitas.
Berbeda dengan kasus hipertensi, pada obesitas lebih banyak ditemukan pada perempuan
dengan jumlah 28,10% sedangkan pada laki-laki hanya 17,48%. Hasil tersebut cukup
mengkhawatirkan karena sejalan dengan kecenderungan meningkatnya jumlah obesitas baik
di Indonesia maupun dunia, padahal Sulawesi Tenggara dalam hal gaya hidup dan pola
konsumsi belumlah seperti kota atau daerah yang lebih maju lainnya di Indonesia.
c. Kanker
Penyakit Kanker adalah sel jaringan tubuh yang tumbuh tidak normal dan terus
membelah diri dengan cepat dan tidak terkendali. Penyakit kanker merupakan salah satu
penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2013, sekitar 8,2 juta kematian
disebabkan oleh kanker (Infodatin, 2013).
Penyakit kanker dibedakan berdasarkan penyebab dan organ yang terkena, di
antaranya adalah kanker leher rahim (kanker serviks) dan kanker payudara. Kanker leher
rahim adalah tumor ganas/karsinoma yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks, yaitu suatu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi
pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim
dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun. Kanker serviks
diberitakan sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita nomor 1, setidaknya setiap
Di satu sisi kasus PTM semakin meningkat di masyarakat, di sisi lain masalah penyakit
menular dan penyakit infeksi lainnya belum sepenuhnya teratasi, hal ini membawa beban
ganda (double burden) bagi pemerintah provinsi khususnya Dinas Kesehatan di Sulawesi
Tenggara dalam upaya mengeliminasi masalah kesehatan dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan data dalam beberapa tahun terakhir, tampaknya belum terjadi pergeseran
pola penyakit yang terjadi di masyarakat, di mana penyakit-penyakit menular dan infeksi
masih mendominasi daftar 10 penyakit tertinggi di Sulawesi Tenggara, baik dari segi jenis
penyakit maupun jumlah kasus. Namun demikian, dengan kecenderungan jumlah kasus
penyakit tidak menular yang terus bertambah, yang diperburuk dengan pola makan dan gaya
hidup yang mendukung resiko timbulnya penyakit-penyakit tidak menular, tidak menutup
kemungkinan di waktu yang akan datang, penyakit tidak menular menjadi masalah utama di
Sulawesi Tenggara. Hal ini menjadi tantangan bagi dinas kesehatan untuk menekan atau
mengendalikan penyakit-penyakit yang secara jumlah kasus terus meningkat, karena
pergeseran pola penyakit yang terjadi di masyarakat membutuhkan strategi yang berbeda
dalam upaya pengendaliannya. Tabel 6.1 berikut menunjukkan distribusi 10 penyakit tertinggi
di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017.
2 Hipertensi 11.265
3 Diare 6.682
4 Influenza 3.199
9 Pneumonia 640
Dalam tabel 10 besar penyakit di Sulawesi Tenggara, trend penyakit yang ada relatif
tidak terlalu berbeda dari tahun ke tahun, di mana penyakit infeksi dan penyakit menular
masih mendominasi. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular yang selalu ada dalam
daftar ini adalah Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Untuk tahun 2017, jenis PTM yang masuk
dalam daftar 10 besar tidak bertambah demikian pula urutannya di mana Hipertensi di urutan
2 sedangkan DM di urutan 5. Hal tersebut secara eksplisit menunjukkan jumlah penderita
hipertensi dan DM di Sulawesi Tenggara yang relatif konstan setiap tahunnya. Hipertensi dan
Diabetes Mellitus seringkali menjadi pemicu utama penyakit-penyakit degeneratif lainnya.
Penyakit tidak menular lain yang hilang dari daftar 10 penyakit tertinggi tahun 2017 adalah
obesitas dan jantung koroner
Penyakit-penyakit infeksi/menular yang ada dalam daftar 10 penyakit tertinggi adalah
penyakit yang rutin berada dalam daftar tersebut dari tahun ke tahun, yang berbeda hanya
posisi maupun urutannya. Sedangkan penyakit infeksi/menular lain yang dapat sewaktu-waktu
masuk dalam daftar 10 penyakit tertinggi adalah demam berdarah (DBD) dan diare berdarah,
jika terjadi KLB penyakit tersebut pada musim-musim tertentu, misalnya yang terjadi pada
tahun 2016.
1. Air Minum
Menurut Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan daan dapat langsung diminum. Penyelenggara
air minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi,
badan usaha swasta, usahaa perorangan, kelompok masyarakat dan atau individual yang
melakukan penyelenggaraan air minum. Tidak semua air dapat diminum, syarat-syarat
kualitas air minum harus standar Permenkes dimaksud.
Penduduk Sulawesi Tenggara menggunakan sumber air minum yang bervariasi, seperti
sumur gali terlindung (SGT), sumur gali dengan pompa (SGP), sumur bor dengan pompa
(SBP), terminal air (TA), mata air terlindung (MAT), penampungan air hujan (PAH) dan PDAM.
Persentase penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan sumber air minum ditampilkan pada
gambar 6.22.
GAMBAR 6.25
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Lain-Lain SG T
42% 16%
SG P; 5% SB P; 5%
TA; 1%
PDAM
MAT;6%
25%
PAH; 4%
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Berdasarkan gambar di atas, sumber air minum yang paling banyak digunakan
penduduk Sulawesi Tenggara adalah PDAM dan Sumur Gali Terlindung. Ini menunjukan
bahwa sumber air minum yang digunakan oleh mayoritas penduduk Sulawesi Tenggara relatif
cukup layak, tetapi menilai kelayakan air minum tidak hanya berdasarkan sumbernya saja, tapi
2. Sanitasi Layak
Proporsi sarana jamban yang digunakan penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan
jenisnya ditampilkan pada gambar 6.26.
GAMBAR 6.26
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT JENIS SARANA JAMBAN YANG DIGUNAKAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Plengsengan
5%
Leher Angsa Cemplung
59% 6%
Komunal
1%
Lain-Lain
29%
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
GAMBAR 6.27
PERSENTASE DESA MELAKSANAKAN STBM MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Jika pada tahun 2016 hanya 2 kabupaten dengan presentase desa yang melaksanakan
STBM di atas 70%, pada tahun 2017 empat kabupaten telah mencapai di atas 80%. Rata-rata
provinsi juga masih relatif rendah yakni sebesar 31,72%. Tetapi capaian di atas tidak cukup
berkorelasi positif dengan penurunan persentase desa stop buang air besar sembarangan
(Stop BABS) yang baru mencapai 7,54% pada tahun 2017 (Data selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 62).
GAMBAR 6.28
PERSENTASE RUMAH TANGGA Ber-PHBS MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017
Badan Pusat Statistik; Indikator Kesejahteraan Rakyat Sulawesi Tenggara Tahun 2017, BPS Provinsi
Sulawesi Tenggara, Kendari, 2017;
Badan Pusat Statistik; Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2016, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara,
Kendari, 2017;
Pusat Data dan Informasi; Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Edisi Data Terpilah
Menurut Jenis Kelamin, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, 2016;
Kementerian Kesehatan RI; Profil Kesehatan Indonesia 2016, Pusat Data dan Informasi, Kemenkes
RI, Jakarta, 2017;
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Edisi
Tahun 2013-2016, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari, 2013-2016;
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup Subdin Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Lapertakes) Tahun 2017, Dinkes Sultra, Kendari,
2017.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Pencapaian Indikator Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Kesehatan Tahun 2017, Dinkes Sultra, Kendari, 2017.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017, Dinkes Sultra, Kendari, 2017.
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 38.068 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 2308 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 1.329.172 1.308.275 2.637.447 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4,9 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 69,3 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 59,6 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 101,6 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 98,86 93,29 95,05 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 38.050 46.114 84.163 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 33.176 19.857 53.033 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 5.004 3.104 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 1.489 1.638 3.128 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 2.513 3.238 5.751 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 9.122 10.614 19.735 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 518 239 757 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 26.013 24.374 50.387 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 11 8 10 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 197 121 318 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 8 5 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 99 55 154 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 4 2 3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 163 94 257 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 6 4 5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 75 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 149 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 1.337 913 2.587 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 51,69 35,29 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 100,60 69,78 98,09 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 2.120 1.470 3.590 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 159,48 112,38 136,12 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 2,14 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 11,48 9,76 10,65 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 81,12 82,88 81,85 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 12,35 11,51 12,00 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 93,47 94,38 93,85 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 4,11 2,86 3,49 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 12,65 10,57 11,61 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 45 31 76 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 85 41 126 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 10 4 14 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 40 17 57 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0,22 0,24 0,23 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 203 124 327 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 15,27 9,48 12,40 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 12,27 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 5,83 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,72 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 1,80 1,18 1,49 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 70,83 88,89 78,57 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 62,22 79,52 66,88 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th 1,75 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 5 1 6 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0% Tabel 19
Jumlah Kasus Campak 170 140 310Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 1% Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 3 143 146Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 37,02 34,32 35,68per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 0,81 2,23 1,49% Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,55 0,26 0,41per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0,27 0,00 0,19% Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 2 1 1per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 45,61 30,21 33,62% Tabel 24
35 Persentase obesitas 17,48 28,10 25,93% Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 4,08 % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 1,97 % Tabel 26
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 86 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 73,87 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 83,02 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 79,56 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 74,10 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 58,85 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 73,10 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 51,79 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 37,24 33,48 35,42 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 14,27 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 59,58 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 91 101 96 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 2,49 2,09 2,29 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 97,83 98,61 98,21 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 95,47 96,01 95,73 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 56,17 54,91 55,56 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 94,13 90,50 91,92 % Tabel 40
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
56 Desa/Kelurahan UCI 85,92 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 90,73 90,92 90,82 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 86,19 86,98 86,57 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 74,83 71,49 73,21 % Tabel 44
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 76,78 74,88 75,86 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 74,90 74,99 74,94 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,04 0,91 0,97 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 51,12 53,05 52,05 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 70,74 73,18 71,95 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,70 1,51 1,60 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100 100,00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 90,94 92,58 91,72 %
Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,23 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 36,04 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 47,09 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 50,78 56,31 53,31 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 55,46 50,86 53,15 % Tabel 51
73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 55,46 50,86 53,15 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 37,32 41,29 39,23 % Tabel 52
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 35,00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 2,00 RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 94,00 Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 186,00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling 132,00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu 437,00 Tabel 67
98 Jumlah Apotek 323,00 Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 3.182,00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 45,25 % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita 1,06 per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 869,00 Poskesdes Tabel 70
Polindes 288,00 Polindes Tabel 70
Posbindu 1.039,00 Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 1.750,00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 75,82 % Tabel 71
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BUTON 1.212,99 7 83 12 95 99.563 23.693 4,20 82,08
2 MUNA 1.922,16 22 126 26 152 215.442 47.534 4,53 112,08
3 KONAWE 4.435,28 27 300 58 358 244.324 54.606 4,47 55,09
4 KOLAKA 3.283,59 12 103 32 135 251.493 49.413 5,09 76,59
5 KONAWE SELATAN 5.779,47 23 346 15 361 299.928 69.844 4,29 51,90
6 BOMBANA 3.001,00 22 121 22 143 175.497 36.457 4,81 58,48
7 WAKATOBI 559,54 8 75 25 100 95.386 18.162 5,25 170,47
8 KOLAKA UTARA 3.391,67 15 127 6 133 144.681 29.440 4,91 42,66
9 BUTON UTARA 1.864,91 6 79 12 91 62.088 12.667 4,90 33,29
10 KONAWE UTARA 5.101,76 13 159 11 170 60.884 15.359 3,96 11,93
11 KOLAKA TIMUR 3.634,74 12 117 16 133 176.495 26.599 6,64 48,56
12 KONAWE KEPULAUAN 867,58 7 89 7 96 33.212 10.421 3,19 38,28
13 MUNA BARAT 1.022,89 11 81 5 86 79.653 17.882 4,45 77,87
14 BUTON TENGAH 958,31 7 67 10 77 97.584 23.044 4,23 101,83
15 BUTON SELATAN 509,92 7 60 10 70 79.066 16.868 4,69 155,06
16 KOTA KENDARI 300,89 10 0 65 65 359.371 56.612 6,35 1.194
17 KOTA BAUBAU 221,00 8 0 43 43 162.780 32.926 4,94 736,56
JUMLAH (KAB/KOTA) 38.067,70 217 1.933 375 2.308 2.637.447 541.527 4,87 69,28
JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 1.020.952 1.016.025 2.036.977
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
2 1.009.313 947.850 1.957.163 98,86 93,29 95,05
MELEK HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
3
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 33.374 26.263 59.637 3,27 2,58 2,93
b. SD/MI 74.102 83.539 157.641 7,26 8,22 7,74
c. SMP/ MTs 38.050 46.114 84.163 3,73 4,54 4,13
d. SMA/ MA 33.176 19.857 53.033 3,25 1,95 2,60
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 5.004 3.104 8.108 0,49 0,31 0,40
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 1.489 1.638 3.128 0,15 0,16 0,15
g. AKADEMI/DIPLOMA III 2.513 3.238 5.751 0,25 0,32 0,28
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 9.122 10.614 19.735 0,89 1,04 0,97
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 518 239 757 0,05 0,02 0,04
JUMLAH KELAHIRAN
JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 14 1.005 13 1.018 899 10 909 1.904 23 1.927
2 MUNA 27 2.043 9 2.052 1.901 8 1.909 3.944 17 3.961
3 KONAWE 27 2.501 17 2.518 2.174 14 2.188 4.675 31 4.706
4 KOLAKA 12 2.253 37 2.290 2.140 19 2.159 4.393 56 4.449
5 KONAWE SELATAN 23 2.902 45 2.947 2.709 30 2.739 5.611 75 5.686
6 BOMBANA 22 1.897 41 1.938 1.751 16 1.767 3.648 57 3.705
7 WAKATOBI 20 970 23 993 866 9 875 1.836 32 1.868
8 KOLAKA UTARA 16 1.416 25 1.441 1.452 18 1.470 2.868 43 2.911
9 BUTON UTARA 10 793 6 799 802 5 807 1.595 11 1.606
10 KONAWE UTARA 22 714 9 723 569 5 574 1.283 14 1.297
11 KOLAKA TIMUR 12 1.175 14 1.189 1.061 7 1.068 2.236 21 2.257
12 KONAWE KEPULAUAN 7 338 4 342 269 3 272 607 7 614
13 MUNA BARAT 15 720 12 732 690 8 698 1.410 20 1.430
14 BUTON TENGAH 12 862 15 877 805 12 817 1.667 27 1.694
15 BUTON SELATAN 8 907 7 914 804 10 814 1.711 17 1.728
16 KOTA KENDARI 15 4.069 7 4.076 4.131 7 4.138 8.200 14 8.214
17 KOTA BAUBAU 17 1.448 13 1.461 1.351 8 1.359 2.799 21 2.820
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 26.013 297 26.310 24.374 189 24.563 50.387 486 50.873
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 11,29 7,69 9,55
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH KEMATIAN
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 BUTON 14 1.904 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0 1 2 3
2 MUNA 27 3.944 0 0 0 0 1 2 3 6 0 0 0 0 1 2 3 6
3 KONAWE 27 4.675 0 1 0 1 0 1 2 3 0 2 0 2 0 4 2 6
4 KOLAKA 12 4.393 0 1 0 1 0 0 0 0 1 4 0 5 1 5 0 6
5 KONAWE SELATAN 23 5.611 0 1 0 1 0 1 1 2 0 3 1 4 0 5 2 7
6 BOMBANA 22 3.648 0 1 0 1 0 0 2 2 0 0 3 3 0 1 5 6
7 WAKATOBI 20 1.836 0 0 0 0 0 2 1 3 0 0 0 0 0 2 1 3
8 KOLAKA UTARA 16 2.868 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 1 6 0 5 1 6
9 BUTON UTARA 10 1.595 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 1 3 0 2 2 4
10 KONAWE UTARA 22 1.283 0 2 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3 1 4
11 KOLAKA TIMUR 12 2.236 0 0 0 0 0 2 0 2 1 1 1 3 1 3 1 5
12 KONAWE KEPULAUAN 7 607 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
13 MUNA BARAT 15 1.410 0 1 1 2 0 2 1 3 0 0 1 1 0 3 3 6
14 BUTON TENGAH 12 1.667 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1 2
15 BUTON SELATAN 8 1.711 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 2 0 2 1 3
16 KOTA KENDARI 15 8.200 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 2 4 0 2 3 5
17 KOTA BAUBAU 17 2.799 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 50.387 0 7 3 7 1 15 13 29 2 22 12 36 3 44 28 75
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 149
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH SELURUH
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ KASUS TB ANAK
JUMLAH PENDUDUK KASUS TB
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS 0-14 TAHUN
L P L P
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 14 50.506 49.057 99.563 78 60 53 40,46 131 109 55 91 45,50 200 8 4,00
2 MUNA 27 103.663 111.780 215.443 6 67 3 33,33 9 8 59 5 41,00 13 0 0,00
3 KONAWE 27 125.211 119.113 244.324 0 0 0 0,00 337 263 59 183 41,00 446 9 2,02
4 KOLAKA 12 131.131 120.362 251.493 141 59 96 40,51 237 214 59 146 40,56 360 3 0,83
5 KONAWE SELATAN 23 152.710 147.218 299.928 102 58 74 42,05 176 162 58 115 41,52 277 4 1,44
6 BOMBANA 22 88.598 86.899 175.497 126 59 86 40,57 212 157 58 116 42,49 273 2 0,73
7 WAKATOBI 20 45.775 49.611 95.386 35 56 28 44,44 63 59 61 38 39,18 97 1 1,03
8 KOLAKA UTARA 16 74.677 70.004 144.681 70 60 46 39,66 116 111 60 74 40,00 185 7 3,78
9 BUTON UTARA 10 31.305 30.783 62.088 28 58 20 41,67 48 40 57 30 42,86 70 1 1,43
10 KONAWE UTARA 22 31.884 29.000 60.884 37 51 36 49,00 73 40 51 38 49,00 78 3 3,85
11 KOLAKA TIMUR 12 90.357 86.138 176.495 64 67 31 32,63 95 98 69 45 31,47 143 3 2,10
12 KONAWE KEPULAUAN 7 16.628 16.584 33.212 27 61 17 38,64 44 29 55 24 45,28 53 2 3,77
13 MUNA BARAT 15 38.697 40.956 79.653 46 51 44 49,00 90 59 51 57 49,00 116 6 5,17
14 BUTON TENGAH 12 47.274 50.310 97.584 70 56 54 43,55 124 76 55 61 44,53 137 2 1,46
15 BUTON SELATAN 8 39.417 39.649 79.066 39 66 20 33,90 59 71 63 42 37,17 113 7 6,19
16 KOTA KENDARI 15 181.392 177.979 359.371 341 63 204 37,43 545 435 62 270 38,30 705 10 1,42
17 KOTA BAUBAU 17 79.948 82.832 162.780 127 56 101 44,30 228 189 58 135 41,67 324 9 2,78
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 1.329.173 1.308.275 2.637.448 1.337 52 913 35 2.587 2.120 59 1.470 40,95 3.590 77 2,14
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 100,60 69,78 98,09
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
TB PARU
SUSPEK
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS % BTA (+)
BTA (+)
TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 14 657 524 1.181 81 57 138 12,33 10,88 11,69
2 MUNA 27 2.615 2.513 5.128 265 255 520 10,14 10,14 10,14
3 KONAWE 27 1.845 1.773 3.618 172 165 337 9,31 9,31 9,31
4 KOLAKA 12 964 787 1.751 141 96 237 14,63 12,20 13,54
5 KONAWE SELATAN 23 806 696 1.502 102 74 176 12,66 10,63 11,72
6 BOMBANA 22 1.596 1.537 3.133 126 86 212 7,89 5,60 6,77
7 WAKATOBI 20 148 103 250 35 28 63 23,73 27,32 25,20
8 KOLAKA UTARA 16 449 433 882 70 46 116 15,59 10,62 13,15
9 BUTON UTARA 10 163 129 292 33 26 59 20,25 20,16 20,21
10 KONAWE UTARA 22 116 112 228 37 36 73 32,02 32,02 32,02
11 KOLAKA TIMUR 12 388 221 609 64 31 95 16,49 14,03 15,60
12 KONAWE KEPULAUAN 7 230 142 372 27 17 44 11,74 11,97 11,83
13 MUNA BARAT 15 669 642 1.311 46 44 90 6,86 6,86 6,86
14 BUTON TENGAH 12 465 447 969 70 54 124 15,05 12,08 12,80
15 BUTON SELATAN 8 218 198 416 39 20 59 17,89 10,10 14,18
16 KOTA KENDARI 15 2.971 2.433 5.404 341 204 545 11,48 8,38 10,09
17 KOTA BAUBAU 17 1.164 1.043 2.207 126 102 228 10,82 9,78 10,33
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 15.464 13.732 29.253 1.775 1.341 3.116 11,48 9,76 10,65
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 1.780 1.261 3.041 1.444 81,12 1.045 82,88 2.489 81,85 220 12,35 145 11,51 365 12,00 93,47 94,38 93,85 55 37 92
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 4 3 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 136.461 134.911 271.372 13.214 13.058 26.272 1.671 12,65 1.380 10,57 3.051 11,61
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
NO UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR TERHADAP HIV
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 BUTON 3.131 658 3.789 3.131 100 658 100 3.789 100 5 0,16 6 0,91 11 0,29
2 MUNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 KONAWE 750 419 1.169 750 100,00 419 100 1.169 100 5 1 4 1 9 0,77
4 KOLAKA 924 500 1.424 924 100 500 100 1.424 100 1 0,11 0 0,00 1 0,07
5 KONAWE SELATAN 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 BOMBANA 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7 WAKATOBI 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
8 KOLAKA UTARA 510 194 704 512 100 194 100 706 100 2 0,39 1 0,52 3 0,42
9 BUTON UTARA 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
10 KONAWE UTARA 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
13 MUNA BARAT 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
14 BUTON TENGAH 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
15 BUTON SELATAN 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
16 KOTA KENDARI 6.801 2.814 9.615 6.801 100 2.814 100,00 9.615 100 14 0,21 0 0,00 14 0,15
17 KOTA BAUBAU 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH 12.116 4.585 16.701 12.118 100,02 4.585 100,00 16.703 100,01 27 0,22 11 0 38 0,23
DIARE
JUMLAH PENDUDUK DIARE DITANGANI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH TARGET PENEMUAN
L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BUTON 14 50.506 49.057 99.563 1.364 1.325 2.688 994 72,89 977 73,76 1.971 73,32
2 MUNA 27 103.663 111.780 215.443 2.799 3.018 5.817 2.059 73,56 2.201 72,93 4.260 73,23
3 KONAWE 27 125.211 119.113 244.324 3.381 3.216 6.597 2.259 66,82 2.092 65,05 4.351 65,96
4 KOLAKA 12 131.131 120.362 251.493 3.541 3.250 6.790 2.270 64,11 2.177 66,99 4.447 65,49
5 KONAWE SELATAN 23 152.710 147.218 299.928 4.123 3.975 8.098 2.189 53,09 2.255 56,73 4.444 54,88
6 BOMBANA 22 88.598 86.899 175.497 2.392 2.346 4.738 1.196 50,00 1.278 54,47 2.474 52,21
7 WAKATOBI 20 45.775 49.611 95.386 1.236 1.339 2.575 453 36,65 500 37,33 953 37,00
8 KOLAKA UTARA 16 74.677 70.004 144.681 2.016 1.890 3.906 1.633 80,99 1.769 93,59 3.402 87,09
9 BUTON UTARA 10 31.305 30.783 62.088 845 831 1.676 756 89,44 753 90,60 1.509 90,02
10 KONAWE UTARA 22 31.884 29.000 60.884 861 783 1.644 609 70,74 346 44,19 955 58,09
11 KOLAKA TIMUR 12 90.357 86.138 176.495 2.440 2.326 4.765 353 14,47 356 15,31 709 14,88
12 KONAWE KEPULAUAN 7 16.628 16.584 33.212 898 896 1.793 757 84,31 721 80,51 1.478 82,41
13 MUNA BARAT 15 38.697 40.956 79.653 1.045 1.106 2.151 43 4,12 50,00 4,52 93 4,32
14 BUTON TENGAH 12 47.274 50.310 97.584 2.553 2.717 5.270 834 32,67 877 32,28 1.711 32,47
15 BUTON SELATAN 8 39.417 39.649 79.066 848 844 1.692 625 73,70 618 73,22 1.243 73,46
16 KOTA KENDARI 15 181.392 177.979 359.371 4.898 4.805 9.703 1.787 36,49 1.541 32,07 3.328 34,30
17 KOTA BAUBAU 17 79.948 82.832 162.780 2.159 2.236 4.395 1.339 62,03 1.246 55,71 2.585 58,82
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 1.329.173 1.308.275 2.637.448 37.397 36.903 74.300 20.156 53,90 19.757 53,54 39.913 53,72
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270
KASUS BARU
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 14 2 1 3 11 17 28 13 18 31
2 MUNA 27 0 0 0 9 8 17 9 8 17
3 KONAWE 27 1 0 1 5 3 8 6 3 9
4 KOLAKA 12 6 1 7 26 10 36 32 11 43
5 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 7 4 11 7 4 11
6 BOMBANA 22 2 3 5 16 9 25 18 12 30
7 WAKATOBI 20 2 1 3 19 6 25 21 7 28
8 KOLAKA UTARA 16 1 1 2 12 13 25 13 14 27
9 BUTON UTARA 10 0 2 2 3 2 5 3 4 7
10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 3 3 6 3 3 6
11 KOLAKA TIMUR 12 1 0 1 17 2 19 18 2 20
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 1 1 1 1 2 1 2 3
13 MUNA BARAT 15 0 2 2 1 0 1 1 2 3
14 BUTON TENGAH 12 1 3 4 16 2 18 17 5 22
15 BUTON SELATAN 8 0 0 0 6 3 9 6 3 9
16 KOTA KENDARI 15 1 2 3 14 7 21 15 9 24
17 KOTA BAUBAU 17 2 5 7 18 12 30 20 17 37
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 2
0-14 TAHUN
KUSTA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 14 31 6 19,35 1 3,23
2 MUNA 27 17 3 17,65 0 0,00
3 KONAWE 27 9 0 0,00 0 0,00
4 KOLAKA 12 43 4 9,30 3 6,98
5 KONAWE SELATAN 23 11 1 9,09 0 0,00
6 BOMBANA 22 30 3 10,00 0 0,00
7 WAKATOBI 20 28 2 7,14 8 28,57
8 KOLAKA UTARA 16 27 1 3,70 1 3,70
9 BUTON UTARA 10 7 4 57,14 0 0,00
10 KONAWE UTARA 22 6 0 0,00 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 20 1 5,00 2 10,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 2 0 0,00 0 0,00
13 MUNA BARAT 15 3 1 33,33 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 22 1 4,55 2 9,09
15 BUTON SELATAN 8 9 0 0,00 0 0,00
16 KOTA KENDARI 15 24 9 37,50 0 0,00
17 KOTA BAUBAU 17 37 4 10,81 2 5,41
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
KASUS TERCATAT
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 14 2 1 3 9 14 23 11 15 26
2 MUNA 27 0 0 0 9 8 17 9 8 17
3 KONAWE 27 1 0 1 5 3 8 6 3 9
4 KOLAKA 12 6 2 8 41 19 60 47 21 68
5 KONAWE SELATAN 23 1 1 2 10 5 15 11 6 17
6 BOMBANA 22 2 3 5 16 9 25 18 12 30
7 WAKATOBI 20 2 2 4 29 11 40 31 13 44
8 KOLAKA UTARA 16 2 4 6 21 21 42 23 25 48
9 BUTON UTARA 10 0 2 2 3 2 5 3 4 7
10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 3 3 6 3 3 6
11 KOLAKA TIMUR 12 0 0 0 17 3 20 17 3 20
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 1 1 2 0 2 2 1 3
13 MUNA BARAT 15 0 1 1 1 0 1 1 1 2
14 BUTON TENGAH 12 1 3 4 16 2 18 17 5 22
15 BUTON SELATAN 8 0 0 0 6 3 9 6 3 9
16 KOTA KENDARI 15 0 2 2 13 8 21 13 10 23
17 KOTA BAUBAU 17 2 5 7 19 16 35 21 21 42
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 24 18 42 17 70,8 16 88,9 33 78,6 225 83 308 140 62 66 80 206 66,88
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu
879.603
sebesar:
TABEL 19
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
HEPATITIS B
P L+P
12 13
0 0
0 0
0 0
0 0
132 132
2 2
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
9 12
0 0
143 146
TABEL 21
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
UE (DBD)
CFR (%)
L P L+P
10 11 12
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
1,56 4,65 2,80
0,00 1,60 0,82
0,00 3,92 1,67
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 6,67 4,11
6,25 0,00 5,26
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
3,45 2,86 3,23
0,00 0,00 0,00
MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BUTON 14 510 491 1.001 510 491 1.001 20 3,92 15 3,05 35 3,50 0 0 0 0,00 0,00 0,00
2 MUNA 27 2385 1658 4.043 2385 1658 4.036 325 13,62 205 12,37 530 13,13 2 0 2 0,62 0,00 0,38
3 KONAWE 27 1.391 967 2.358 1.391 967 2.358 0 0,00 0 0,00 11 0,47 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 KOLAKA 12 206 125 331 14 1 15 14 100 1 100,00 15 100 0 0 0 0,00 0,00 0,00
5 KONAWE SELATAN 23 517 940 1.457 517 940 1.457 31 6,00 0 0,00 31 2,13 0 0 0 0,00 0,00 0,00
6 BOMBANA 22 1.112 1.055 2.167 1112 1055 2.167 19 1,71 5 0,47 24 1,11 0 0 0 0,00 0,00 0,00
7 WAKATOBI 20 387 269 656 387 269 656 36 9,30 12 4,46 48 7,32 0 0 0 0,00 0,00 0,00
8 KOLAKA UTARA 16 326 227 553 326 227 553 13 3,98 3 1,32 16 2,89 0 0 0 0,00 0,00 0,00
9 BUTON UTARA 10 285 184 469 285 184 469 37 12,98 4 2,17 41 8,74 0 0 0 0,00 0,00 0,00
10 KONAWE UTARA 22 273 190 463 273 190 463 2 0,73 1 0,53 3 0,65 0 0 0 0,00 0,00 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 113 94 207 67 46 113 5 7,46 0 0,00 5 4,42 0 0 0 0,00 0,00 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 58 61 119 1537 3074 4.611 4 0,26 2 0,07 6 0,13 0 0 0 0,00 0,00 0,00
13 MUNA BARAT 15 1.433 996 2.429 1.433 996 2.429 48 3,35 19 1,91 67 2,76 0 0 0 0,00 0,00 0,00
14 BUTON TENGAH 12 501 348 849 553 385 938 52,00 9,40 31 8,06 83 9 0 0 0 0,00 0,00 0,00
15 BUTON SELATAN 8 817 686 1.503 817 686 1.503 44 5,39 11 1,60 55 3,66 0 0 0 0,00 0,00 0,00
16 KOTA KENDARI 15 486 661 1.147 486 661 1.147 48 9,88 19 2,87 67 5,84 0 0 0 0,00 0,00 0,00
17 KOTA BAUBAU 17 508 1.930 2.438 508 1.930 2.438 34 6,69 9 0,47 43 1,76 0 0 0 0,00 0,00 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 11.309 10.881 22.190 12.602 13.759 26.361 732 5,81 337 2 1.069 4,06 2 0 2 0,27 0 0,19
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0,55 0,26 0,41
PENDERITA FILARIASIS
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 BUTON 14 0 0 0 1 5 6
2 MUNA 27 0 0 0 0 0 0
3 KONAWE 27 0 0 0 2 1 3
4 KOLAKA 12 0 0 0 8 9 17
5 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 5 3 8
6 BOMBANA 22 0 0 0 0 0 0
7 WAKATOBI 20 0 0 0 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 0
9 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 0 0 0
11 KOLAKA TIMUR 12 0 0 0 4 0 4
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0
13 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0 0
14 BUTON TENGAH 12 0 0 0 0 0 0
15 BUTON SELATAN 8 0 0 0 0 0 0
16 KOTA KENDARI 15 0 0 0 0 0 0
17 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 706.098 688.081 1.394.179 35.662 5,05 125.313 18,21 160.975 11,55 16.267 45,61 37.860 30,21 54.127 33,62
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 462.702 512.597 975.299 36.762 7,95 143.572 28,01 180.334 18,49 6.425 17,48 40.338 28,10 46.763 25,93
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
2 Difteri 0 0 0 0 0 - -
Kota Kendari Poasia 02/08/2017 02/08/2017 09/08/2017 1 1 1 0 0 0 0 - -
Baruga 17-02-2017 17-02-2017 24/02/2017 1 1 1 0 0 0 0 - -
Mokoau 04/06/2017 04/06/2017 11/01/2017 1 1 1 0 0 0 0 - -
0 0 0 0 0 - -
3 DBD 3 0 0 0 - -
Wa ode
Buton Utara 1 15 20 35 0 0 0 0 - -
Buri
Wangi-
Wakatobi 8 04/01/2017 04/01/2017 30/01/2017 8 7 15 2 4 6 1 2 1 0 0 0 0 - -
wangi
0 0 0 0 - -
4 Rabies
Poleang
Bombana 1 15/05/2017 15/05/2017 15/05/2017 1 1 1 1 1 0
Tenggara
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 BUTON 14 0 0 0
2 MUNA 27 4 4 100
3 KONAWE 27 0 0 0
4 KOLAKA 12 2 2 100
5 KONAWE SELATAN 23 4 4 100
6 BOMBANA 22 21 21 100
7 WAKATOBI 20 8 8 100
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0
9 BUTON UTARA 10 1 1 100
10 KONAWE UTARA 22 0 0 0
11 KOLAKA TIMUR 12 0 0 0
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0
13 MUNA BARAT 15 0 0 0
14 BUTON TENGAH 12 0 0 0
15 BUTON SELATAN 8 0 0 0
16 KOTA KENDARI 15 19 19 100
17 KOTA BAUBAU 17 0 0 0
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 64.368 55.635 86,4 47.548 73,87 58.936 48.930 83,02 46.889 79,56 43.672 74,10
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 64.368 19.098 29,67 17.483 27,16 8.917 13,85 6.014 9,34 5.206 8,09 37.878 58,85
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 565.555 18.027 3,19 16.291 2,88 8.073 1,43 5.392 0,95 4.774 0,84
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 BUTON 14 2.082 416 186 44,67 1.005 899 1.904 151 135 286 26 17,25 25 18,54 51 17,86
2 MUNA 27 4.976 995 114 11,45 2.043 1.901 3.944 306 285 592 198 64,61 110 38,58 308 52,06
3 KONAWE 27 6.482 1.296 1296 100,00 2.501 2.174 4.675 375 326 701 90 23,99 89 27,29 179 25,53
4 KOLAKA 12 5.032 1.006 381 37,86 2.253 2.140 4.393 338 321 659 161 47,64 118 36,76 279 42,34
5 KONAWE SELATAN 23 8.216 1.643 587 35,72 2.902 2.709 5.611 435 406 842 149 34,23 133 32,73 282 33,51
6 BOMBANA 22 4.710 942 377 40,02 1.897 1.751 3.648 285 263 547 75 26,36 66 25,13 141 25,77
7 WAKATOBI 20 2.336 467 415 88,83 970 866 1.836 146 130 275 20 13,75 10 7,70 30 10,89
8 KOLAKA UTARA 16 3.655 731 349 47,74 1.416 1.452 2.868 212 218 430 28 13,18 36 16,53 64 14,88
9 BUTON UTARA 10 1.755 351 89 25,36 793 802 1.595 119 120 239 24 20,18 23 19,12 47 19,64
10 KONAWE UTARA 22 1.712 342 113 33,00 714 569 1.283 107 85 192 25 23,14 17 20,18 42 21,82
11 KOLAKA TIMUR 12 4.190 838 254 30,31 1.175 1.061 2.236 176 159 335 23 13,05 19 11,94 42 12,52
12 KONAWE KEPULAUAN 7 912 182 26 14,25 338 269 607 51 40 91 5 9,86 5 12,39 10 10,98
13 MUNA BARAT 15 2.200 440 92 21 720 690 1.410 108 104 212 8 7,65 6 5,55 14 6,62
14 BUTON TENGAH 12 1.755 351 199 56,70 862 805 1.667 129 121 250 25 19,33 22 18,22 47 18,80
15 BUTON SELATAN 8 1.996 399 116 29,06 907 804 1.711 136 121 257 19 13,97 22 18,24 41 15,98
16 KOTA KENDARI 15 8.697 1.739 1677 96,41 4.069 4.131 8.200 610 620 1.230 551 90,28 498 80,37 1.049 85,28
17 KOTA BAUBAU 17 3.662 732 396 54,07 1.448 1.351 2.799 217 203 420 26 11,97 25 12,34 51 12,15
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 64.368 12.874 6667 51,79 26.013 24.374 50.387 3.902 3.656 7.558 1.453 37,24 1.224 33,48 2.677 35,42
PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP % MKJP +
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS MKJP +
OBAT NON
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM % SUNTIK % PIL % % LAIN NYA % JUMLAH % NON MKJP
VAGINA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BUTON 14 126 1,08 198 1,70 0 0,00 790 6,77 1.114 9,54 332 2,84 5.995 51,36 4.232 36,25 0 0,00 0 0,00 10.559 90,46 11.673 100
2 MUNA 27 725 1,21 937 1,57 718 1,20 3.394 5,68 5.774 9,66 995 1,67 46.316 77,50 6.674 11,17 0 0,00 0 0,00 53.985 90,34 59.759 100
3 KONAWE 27 427 3,89 22 0,20 143 1,30 1.372 12,49 1.964 17,87 1.234 11,23 3.889 35,39 3.902 35,51 0 0,00 0 0,00 9.025 82,13 10.989 100
4 KOLAKA 12 730 2,97 13 0,05 394 1,60 3.393 13,82 4.530 18,45 287 1,17 13.300 54,17 6.435 26,21 0 0,00 0 0,00 20.022 81,55 24.552 100
5 KONAWE SELATAN 23 136 0,40 16 0,05 39 0,11 1.748 5,13 1.939 5,69 164 0,48 26.210 76,97 5.739 16,85 0 0,00 0 0,00 32.113 94,31 34.052 100
6 BOMBANA 22 236 1,31 18 0,10 164 0,91 1.949 10,81 2.367 13,12 166 0,92 11.338 62,87 4.164 23,09 0 0,00 0 0,00 15.668 86,88 18.035 100
7 WAKATOBI 20 77 0,99 17 0,22 49 0,63 587 7,56 730 9,41 241 3,11 4.954 63,84 1.835 23,65 0 0,00 0 0,00 7.030 90,59 7.760 100
8 KOLAKA UTARA 16 271 1,29 1 0,00 285 1,36 2.817 13,39 3.374 16,04 768 3,65 9.942 47,27 6.947 33,03 0 0,00 0 0,00 17.657 83,96 21.031 100
9 BUTON UTARA 10 182 3,33 9 0,16 104 1,90 576 10,53 871 15,92 144 2,63 3.232 59,08 1.224 22,37 0 0,00 0 0,00 4.600 84,08 5.471 100
10 KONAWE UTARA 22 69 1,12 3 0,05 66 1,07 878 14,23 1.016 16,46 37 0,60 3.773 61,14 1.345 21,80 0 0,00 0 0,00 5.155 83,54 6.171 100
11 KOLAKA TIMUR 12 105 0,63 71 0,43 112 0,68 1.343 8,10 1.631 9,83 75 0,45 9.851 59,40 5.028 30,32 0 0,00 0 0,00 14.954 90,17 16.585 100
12 KONAWE KEPULAUAN 7 4 0,25 0 0,00 3 0,19 139 8,64 146 9,08 1 0,06 1.061 65,98 400 24,88 0 0,00 0 0,00 1.462 90,92 1.608 100
13 MUNA BARAT 15 30 0,55 14 0,26 48 0,87 561 10,22 653 11,90 19 0,35 3.443 62,73 1.374 25,03 0 0,00 0 0,00 4.836 88,10 5.489 100
14 BUTON TENGAH 12 90 0,72 47 0,37 104 0,83 314 2,50 555 4,42 1.044 8,32 5.869 46,78 5.078 40,48 0 0,00 0 0,00 11.991 95,58 12.546 100
15 BUTON SELATAN 8 31 0,42 26 0,35 99 1,33 327 4,40 483 6,50 304 4,09 4.307 57,97 2.336 31,44 0 0,00 0 0,00 6.947 93,50 7.430 100
16 KOTA KENDARI 15 581 1,18 0 0,00 35 0,07 1.019 2,08 1.635 3,33 1.690 3,44 26.089 53,15 19.676 40,08 0 0,00 0 0,00 47.455 96,67 49.090 100
17 KOTA BAUBAU 17 1.642 10,89 78 0,52 333 2,21 969 6,43 3.022 20,05 1.392 9,23 5.990 39,73 4.672 30,99 0 0,00 0 0,00 12.054 79,95 15.076 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 5.462 1,78 1.470 0,48 2.696 0,88 22.176 7,22 31.804 10,35 8.893 2,89 185.559 60,38 81.061 26,38 0 0,00 0 0,00 275.513 89,65 307.317 100
PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP MKJP + % MKJP
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
OBAT LAIN NON + NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % MKJP MKJP
VAGINA NYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BUTON 14 12 0,48 0 0,00 31 1,23 441 17,53 484 19,24 51 2,03 1.356 53,90 625 24,84 0 0,00 0 0,00 2.032 80,76 2.516 100
2 MUNA 27 55 1,15 35 0,73 8 0,17 395 8,28 493 10,34 60 1,26 2.235 46,88 1.980 41,53 0 0,00 0 0,00 4.275 89,66 4.768 100
3 KONAWE 27 2 2,20 0 0,00 0 0,00 6 6,59 8 8,79 3 3,30 56 61,54 24 26,37 0 0,00 0 0,00 83 91,21 91 100
4 KOLAKA 12 30 0,70 1 0,02 20 0,47 597 13,98 648 15,17 16 0,37 2.866 67,12 740 17,33 0 0,00 0 0,00 3.622 84,83 4.270 100
5 KONAWE SELATAN 23 60 1,65 1 0,03 19 0,52 380 10,47 460 12,68 27 0,74 2.446 67,40 696 19,18 0 0,00 0 0,00 3.169 87,32 3.629 100
6 BOMBANA 22 66 2,94 0 0,00 35 1,56 225 10,01 326 14,50 15 0,67 1.600 71,17 307 13,66 0 0,00 0 0,00 1.922 85,50 2.248 100
7 WAKATOBI 20 25 1,67 2 0,13 28 1,87 25 1,67 80 5,34 25 1,67 812 54,17 582 38,83 0 0,00 0 0,00 1.419 94,66 1.499 100
8 KOLAKA UTARA 16 47 1,88 0 0,00 56 2,24 313 12,50 416 16,61 44 1,76 1.283 51,22 762 30,42 0 0,00 0 0,00 2.089 83,39 2.505 100
9 BUTON UTARA 10 34 4,49 3 0,40 11 1,45 160 21,11 208 27,44 6 0,79 402 53,03 142 18,73 0 0,00 0 0,00 550 72,56 758 100
10 KONAWE UTARA 22 2 0,34 0 0,00 16 2,71 37 6,27 55 9,32 3 0,51 447 75,76 85 14,41 0 0,00 0 0,00 535 90,68 590 100
11 KOLAKA TIMUR 12 29 0,73 8 0,20 4 0,10 75 1,88 116 2,91 94 2,36 2.371 59,50 1.404 35,23 0 0,00 0 0,00 3.869 97,09 3.985 100
12 KONAWE KEPULAUAN 7 10 5,29 0 0,00 0 0,00 5 2,65 15 7,94 0 0,00 114 60,32 60 31,75 0 0,00 0 0,00 174 92,06 189 100
13 MUNA BARAT 15 1 0,14 0 0,00 19 2,64 108 15,00 128 17,78 5 0,69 375 52,08 212 29,44 0 0,00 0 0,00 592 82,22 720 100
14 BUTON TENGAH 12 42 2,50 3 0,18 15 0,89 114 6,80 174 10,38 16 0,95 959 57,19 528 31,48 0 0,00 0 0,00 1.503 89,62 1.677 100
15 BUTON SELATAN 8 10 1,08 0 0,00 6 0,65 106 11,42 122 13,15 11 1,19 569 61,31 226 24,35 0 0,00 0 0,00 806 86,85 928 100
16 KOTA KENDARI 15 135 1,09 0 0,00 20 0,16 310 2,50 465 3,75 632 5,09 6.162 49,67 5.146 41,48 0 0,00 0 0,00 11.940 96,25 12.405 100
17 KOTA BAUBAU 17 32 1,20 2 0,07 13 0,49 224 8,38 271 10,14 76 2,84 1.422 53,22 903 33,79 0 0,00 0 0,00 2.401 89,86 2.672 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 592 1,30 55 0,12 301 0,66 3.521 7,75 4.469 9,83 1.084 2,39 25.475 56,1 14.422 31,73 0 0,0 0 0,00 40.981 90,2 45.450 100
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 26.013 24.374 50.387 23.693 91,08 24.735 101,48 48.427 96,11 590 2,49 517 2,09 1.107 2,29
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 26.013 24.374 50.387 25.448 97,83 24.036 98,61 49.484 98,2 24.835 95,47 23.401 96,01 48.236 95,73
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 13.548 12.737 26.284 7.610 56,17 6.993 54,91 14.603 55,56
1 2 3 4 5 6
1 BUTON 14 95 91 95,79
2 MUNA 27 152 136 89,47
3 KONAWE 27 358 291 81,28
4 KOLAKA 12 135 117 86,67
5 KONAWE SELATAN 23 361 318 88,09
6 BOMBANA 22 143 103 72,03
7 WAKATOBI 20 100 86 86,00
8 KOLAKA UTARA 16 133 119 89,47
9 BUTON UTARA 10 91 80 87,91
10 KONAWE UTARA 22 170 145 85,29
11 KOLAKA TIMUR 12 133 121 90,98
12 KONAWE KEPULAUAN 7 96 86 89,58
13 MUNA BARAT 15 86 73 84,88
14 BUTON TENGAH 12 77 71 92,21
15 BUTON SELATAN 8 70 44 62,86
16 KOTA KENDARI 15 65 64 98,46
17 KOTA BAUBAU 17 43 38 88,37
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH LAHIR HIDUP Hb < 7 hari BCG
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 14 1.005 899 1.904 932 92,74 824 91,66 1.756 92,23 1.123 111,74 1.077 119,80 2.200 115,55
2 MUNA 27 2.043 1.901 3.944 1.512 74,01 1.462 76,91 2.974 75,41 2.450 119,92 2.246 118,15 4.696 119,07
3 KONAWE 27 2.501 2.174 4.675 2.216 88,60 1.895 87,17 4.111 87,94 2.624 104,92 2.348 108,00 4.972 106,35
4 KOLAKA 12 2.253 2.140 4.393 2.138 94,90 1.957 91,45 4.095 93,22 2.251 99,91 2.192 102,43 4.443 101,14
5 KONAWE SELATAN 23 2.902 2.709 5.611 2.293 79,01 2.169 80,07 4.462 79,52 3.107 107,06 2.824 104,25 5.931 105,70
6 BOMBANA 22 1.897 1.751 3.648 1.683 88,72 1.564 89,32 3.247 89,01 1.672 88,14 1.530 87,38 3.202 87,77
7 WAKATOBI 20 970 866 1.836 802 82,68 755 87,18 1.557 84,80 919 94,74 893 103,12 1.812 98,69
8 KOLAKA UTARA 16 1.416 1.452 2.868 1.274 89,97 1.292 88,98 2.566 89,47 1.433 101,20 1.452 100,00 2.885 100,59
9 BUTON UTARA 10 793 802 1.595 464 58,51 441 54,99 905 56,74 598 75,41 579 72,19 1.177 73,79
10 KONAWE UTARA 22 714 569 1.283 564 78,99 490 86,12 1.054 82,15 751 105,18 637 111,95 1.388 108,18
11 KOLAKA TIMUR 12 1.175 1.061 2.236 1.058 90,04 911 85,86 1.969 88,06 1.336 113,70 1.226 115,55 2.562 114,58
12 KONAWE KEPULAUAN 7 338 269 607 258 76,33 199 73,98 457 75,29 336 99,41 265 98,51 601 99,01
13 MUNA BARAT 15 720 690 1.410 524 72,78 444 64,35 968 68,65 787 109,31 718 104,06 1.505 106,74
14 BUTON TENGAH 12 862 805 1.667 780 90,49 709 88,07 1.489 89,32 1.106 128,31 1.072 133,17 2.178 130,65
15 BUTON SELATAN 8 907 804 1.711 587 64,72 511 63,56 1.098 64,17 908 100,11 827 102,86 1.735 101,40
16 KOTA KENDARI 15 4.069 4.131 8.200 4.615 113,42 4.572 110,68 9.187 112,04 4.854 119,29 4.870 117,89 9.724 118,59
17 KOTA BAUBAU 17 1.448 1.351 2.799 1.268 87,57 1.106 81,87 2.374 84,82 1.669 115,26 1.435 106,22 3.104 110,90
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 26.013 24.374 50.387 22.968 88 21.301 87 44.269 88 27.924 107,35 26191 107,45 54115 107,40
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
(SURVIVING INFANT)
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 BUTON 14 964 929 1.893 1.115 115,66 1.092 117,55 2.207 116,59 1.125 116,70 1.108 119,27 2.233 117,96 1.107 114,83 1.127 121,31 2.234 118,01 1.084 112,45 1.110 119,48 2.194 115,90
2 MUNA 27 2.175 2.348 4.523 2.336 107,40 2.082 88,67 4.418 97,68 2.304 105,93 2.117 90,16 4.421 97,74 2.344 107,77 2.068 88,07 4.412 97,55 2.284 105,01 2.019 85,99 4.303 95,14
3 KONAWE 27 3.346 2.326 5.672 2.467 84,20 2.311 84,28 4.778 84,24 2.467 84,20 2.197 80,12 4.664 82,23 2.527 86,25 2.406 87,75 4.933 86,97 2.486 84,85 2.352 85,78 4.838 85,30
4 KOLAKA 12 2.112 2.298 4.410 2.275 107,74 2.152 93,63 4.427 100,39 2.275 107,74 2.152 93,63 4.427 100,39 2.259 106,98 2.130 92,67 4.389 99,52 2.259 106,98 2.130 92,67 4.389 99,52
5 KONAWE SELATAN 23 3.775 3.634 7.409 2.954 78,25 2.715 74,71 5.669 76,52 2.905 76,95 2.665 73,34 5.570 75,18 3.013 79,81 2.804 77,16 5.817 78,51 2.919 77,32 2.761 75,98 5.680 76,66
6 BOMBANA 22 2.134 2.046 4.180 1.592 74,60 1.502 73,41 3.094 74,02 1.592 74,60 1.502 73,41 3.094 74,02 1.522 71,32 1.500 73,31 3.022 72,30 1.464 68,60 1.488 72,73 2.952 70,62
7 WAKATOBI 20 999 957 1.956 827 82,78 762 79,62 1.589 81,24 814 81,48 741 77,43 1.555 79,50 799 79,98 753 78,68 1.552 79,35 792 79,28 747 78,06 1.539 78,68
8 KOLAKA UTARA 16 1.552 1.523 3.075 1.462 94,20 1.416 92,97 2.878 93,59 1.452 93,56 1.413 92,78 2.865 93,17 1.464 94,33 1.472 96,65 2.936 95,48 1.427 91,95 1.455 95,54 2.882 93,72
9 BUTON UTARA 10 780 756 1.536 561 71,92 607 80,29 1.168 76,04 558 71,54 624 82,54 1.182 76,95 579 74,23 591 78,17 1.170 76,17 536 68,72 546 72,22 1.082 70,44
10 KONAWE UTARA 22 892 620 1.512 739 95,89 676 90,79 1.415 93,38 736 95,50 685 92,00 1.421 93,78 673 87,33 632 84,88 1.305 86,12 701 90,96 628 84,34 1.329 87,71
11 KOLAKA TIMUR 12 1.790 1.670 3.460 1.019 56,93 905 54,19 1.924 55,61 1.149 64,19 1.111 66,53 2.260 65,32 1.558 87,04 1.315 78,74 2.873 83,03 1.570 87,71 1.415 84,73 2.985 86,27
12 KONAWE KEPULAUAN 7 395 335 730 370 93,67 318 94,93 688 94,25 387 97,97 327 97,61 714 97,81 380 96,20 322 96,12 702 96,16 332 84,05 301 89,85 633 86,71
13 MUNA BARAT 15 1.118 777 1.895 733 102,23 650 99,09 1.383 100,73 711 99,16 642 97,87 1.353 98,54 672 93,72 615 93,75 1.287 93,74 671 93,58 616 93,90 1.287 93,74
14 BUTON TENGAH 12 862 805 1.667 1.059 122,85 1.011 125,59 2.070 124,18 1.047 121,46 1.006 124,97 2.053 123,16 1.022 118,56 948 117,76 1.970 118,18 1.022 118,56 948 117,76 1.970 118,18
15 BUTON SELATAN 8 1.113 1.140 2.253 715 64,24 712 62,46 1.427 63,34 678 60,92 694 60,88 1.372 60,90 774 69,54 704 61,75 1.478 65,60 737 66,22 696 61,05 1.433 63,60
16 KOTA KENDARI 15 3.875 4.031 7.906 4.432 114,37 4.608 114,31 9.040 114,34 4.466 115,25 4.489 111,36 8.955 113,27 4.544 117,26 4.567 113,30 9.111 115,24 3.638 93,88 3.674 91,14 7.312 92,49
17 KOTA BAUBAU 17 1.634 1.694 3.328 1.558 95,35 1.392 82,17 2.950 88,64 1.595 97,61 1.454 85,83 3.049 91,62 1.543 94,43 1.402 82,76 2.945 88,49 1.518 92,90 1.372 80,99 2.890 86,84
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 29.516 27.889 57.405 26.214 88,81 24.911 89,32 51.125 89,06 26.261 88,97 24.927 89,38 51.188 89,17 26.780 90,73 25.356 90,92 52.136 90,82 25.440 86,19 24.258 86,98 49.698 86,57
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P S Ʒ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 BUTON 14 964 929 1.893 1.141 118,36 1.107 119,16 2.248 118,75 4.337 4.187 8.524 4.156 95,83 4.024 96,11 8.180 95,96 - 5.116 5.116 5.297 #DIV/0! 5.131 100,29 10.428 203,83
2 MUNA 27 2.175 2.348 4.523 2.200 101,13 1.528 65,10 3.728 82,42 7.464 8.049 15.513 7.074 94,77 4.915 61,07 11.989 77,28 9.639 10.397 20.036 7.464 77,44 8.049 77,42 15.513 77,43
3 KONAWE 27 3.346 2.326 5.672 2.614 98,12 2.512 98,12 5.126 98,12 8.964 8.612 17.576 7.948 88,67 7.636 88,67 15.584 88,67 12.310 10.938 23.248 10.562 90,83 10.148 90,83 20.710 90,83
4 KOLAKA 12 2.112 2.298 4.410 2.134 101,08 1.960 85,26 4.094 92,83 12.288 11.262 23.550 9.362 76,19 10.208 90,64 19.570 83,10 14.400 13.560 27.960 11.496 79,84 12.168 89,73 23.664 84,64
5 KONAWE SELATAN 23 3.775 3.634 7.409 1.761 46,64 1.223 33,67 2.984 40,28 14.049 9.763 23.812 9.344 66,51 6.494 66,51 15.838 66,51 17.824 13.397 31.221 11.105 62,30 7.717 57,60 18.822 60,29
6 BOMBANA 22 2.134 2.046 4.180 1.551 72,68 1.525 74,54 3.076 73,59 8.226 8.027 16.253 5.052 61,41 5.094 63,46 10.146 62,43 10.360 10.073 20.433 6.603 63,74 6.619 65,71 13.222 64,71
7 WAKATOBI 20 999 957 1.956 1.045 104,60 997 104,18 2.042 104,40 3.994 4.016 8.010 3.736 93,54 3.829 95,34 7.565 94,44 4.993 4.973 9.966 4.741 94,95 4.789 96,30 9.530 95,63
8 KOLAKA UTARA 16 1.552 1.523 3.075 1.359 87,56 1.261 82,80 2.620 85,20 6.529 6.254 12.783 4.360 66,78 4.159 66,50 8.519 66,64 8.081 7.777 15.858 5.719 70,77 5.420 69,69 11.139 70,24
9 BUTON UTARA 10 780 756 1.536 656 84,10 695 91,93 1.351 87,96 2.626 2.440 5.066 2.246 85,53 2.069 84,80 4.315 85,18 3.406 3.196 6.602 2.902 85,20 2.764 86,48 5.666 85,82
10 KONAWE UTARA 22 892 620 1.512 757 97,58 526 70,58 1.283 84,35 2.332 2.240 4.572 2.045 87,70 1.421 63,43 3.466 75,81 3.224 2.860 6.084 2.802 90,17 1.947 65,22 4.749 77,94
11 KOLAKA TIMUR 12 1.790 1.670 3.460 530 29,61 663 39,70 1.193 34,48 7.503 7.436 14.939 3.315 44,18 3.425 46,06 6.740 45,12 9.293 9.106 18.399 3.845 41,38 4.088 44,89 7.933 43,12
12 KONAWE KEPULAUAN 7 395 335 730 375 94,94 306 91,34 681 93,29 1.674 1.580 3.254 747 44,62 744 47,09 1.491 45,82 2.069 1.915 3.984 1.122 54,23 1.050 54,83 2.172 54,52
13 MUNA BARAT 15 1.118 777 1.895 811 91,77 563 66,38 1.374 79,33 2.345 2.254 4.599 2.042 87,06 1.419 62,97 3.461 75,26 3.464 3.030 6.494 2.853 88,35 1.982 63,90 4.835 76,37
14 BUTON TENGAH 12 862 805 1.667 572 66,36 572 71,06 1.144 68,63 5.058 5.384 10.442 3.600 71,17 3.614 67,12 7.214 69,09 5.920 6.189 12.109 4.172 70,47 4.186 67,64 8.358 69,02
15 BUTON SELATAN 8 1.113 1.140 2.253 841 75,56 901 79,04 1.742 77,32 3.143 3.136 6.279 2.858 90,93 3.020 96,30 5.878 93,61 4.256 4.276 8.532 3.699 86,91 3.921 91,70 7.620 89,31
16 KOTA KENDARI 15 3.875 4.031 7.906 1.933 49,88 1.943 48,20 3.876 49,03 16.914 16.256 33.170 15.577 92,10 14.851 91,36 30.428 91,73 20.789 20.287 41.076 17.510 84,23 16.794 82,78 34.304 83,51
17 KOTA BAUBAU 17 1.634 1.694 3.328 1.807 110,59 1.655 97,70 3.462 104,03 7.382 7.643 15.025 4.707 63,76 4.350 56,91 9.057 60,28 9.016 9.337 18.353 6.514 72,25 6.005 64,31 12.519 68,21
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 29.516 27.889 57.405 22.086 74,83 19.938 71,49 42.024 73,21 114.828 108.539 223.367 88.169 76,78 81.272 74,88 169.441 75,86 139.043 136.428 275.471 108.406 77,97 102.778 75,34 211.184 76,66
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 72.508 69.633 142.141 54.309 52.216 106.524 74,90 74,99 74,94 562 1,04 475 0,91 1.037 0,97
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 114.828 108.539 223.367 58.695 51,12 57.577 53,05 116.272 52,05
BALITA
JUMLAH BALITA DILAPORKAN DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
(S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 14 6.265 6.079 12.344 4.580 4.443 9.023 73,10 73,09 73,10 147 3,21 141 3,17 288 3,19
2 MUNA 27 7.464 8.049 15.513 6.570 6.765 13.335 88,02 84,05 85,96 631 9,61 439 6,48 1.070 8,02
3 KONAWE 27 11.184 10.723 21.908 6.751 8.663 15.414 60,36 80,79 70,36 41 0,61 40 0,46 81 0,53
4 KOLAKA 12 13.114 12.037 25.151 10.752 10.442 21.194 81,99 86,75 84,27 61 0,57 66 0,63 127 0,60
5 KONAWE SELATAN 23 15.040 15.653 30.693 9.498 9.144 18.642 63,15 58,42 60,74 220 2,32 258 2,82 478 2,56
6 BOMBANA 22 10.360 10.073 20.433 6.349 6.454 12.803 61,28 64,07 62,66 67 1,06 65 1,01 132 1,03
7 WAKATOBI 20 4.864 4.834 9.698 3.801 4.911 8.712 78,15 101,59 89,83 13 0,34 10 0,20 23 0,26
8 KOLAKA UTARA 16 6.644 6.417 13.061 5.255 5.104 10.359 79,09 79,54 79,31 23 0,44 22 0,43 45 0,43
9 BUTON UTARA 10 3.897 3.715 7.612 2.624 2.541 5.165 67,33 68,40 67,85 21 0,80 24 0,94 45 0,87
10 KONAWE UTARA 22 3.235 3.109 6.344 2.308 2.217 4.525 71,33 71,33 71,33 22 0,95 15 0,68 37 0,82
11 KOLAKA TIMUR 12 9.311 9.108 18.419 3.912 4.258 8.170 42,01 46,75 44,36 26 0,66 25 0,59 51 0,62
12 KONAWE KEPULAUAN 7 2.056 1.901 3.957 1.510 1.506 3.016 73,44 79,22 76,22 7 0,46 5 0,33 12 0,40
13 MUNA BARAT 15 3.253 3.386 6.639 2.420 2.326 4.746 73,44 73,44 73,44 21 0,88 15 0,63 36 0,76
14 BUTON TENGAH 12 5.839 6.221 12.060 4.316 4.470 8.786 73,91 71,86 72,85 38 0,88 1 0,02 39 0,44
15 BUTON SELATAN 8 4.133 3.979 8.112 3.306 3.269 6.575 79,99 82,16 81,05 66 2,00 63 1,93 129 1,96
16 KOTA KENDARI 15 20.788 20.287 41.075 17.249 17.136 34.385 82,98 84,47 83,71 27 0,16 21 0,12 48 0,14
17 KOTA BAUBAU 17 9.014 9.340 18.354 5.335 5.080 10.415 59,19 54,39 56,75 210 3,94 277 5,45 487 4,68
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 136.461 134.911 271.372 96.536 98.730 195.266 70,74 73,18 71,95 1.641 1,70 1.487 1,51 3.128 1,60
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 117 103 220 117 100 103 100 220 100
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 29.396 26.857 56.253 26.733 90,9 24.865 92,6 51.598 91,7 5.653 5.377 95,12
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 90,9 92,6 91,7
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
PUSKES JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
MAS % %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 BUTON 14 124 115 92,742 115 92,7 1712 1585 3297 1288 75,23 1199 75,65 2487 75,43 548 515 1063 303 55,29 300 58,25 603 56,73
2 MUNA 27 228 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 KONAWE 27 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 KOLAKA 12 192 - 0 192 100,0 2.028 1.778 3806 1.928 95,08 1.670 93,91 3598 94,53 - - 0 - 0,00 - 0,00 0 0,00
5 KONAWE SELATAN 23 345 343 99,42 343 99,4 22853,1 15880,9 38734 22853,1 100,00 15880,9 100,00 38734 100,00 3004,28 2087,72 5092 3004,28 100,00 2087,72 100,00 5092 100,00
6 BOMBANA 22 171 0 0 0 0,0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7 WAKATOBI 20 116 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
8 KOLAKA UTARA 16 119 61 51,261 61 51,3 1269 1147 2416 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 542 0,00 0,00 255 47,05
9 BUTON UTARA 10 77 75 97,403 77 100,0 760 733 1493 691 90,92 671 91,54 1362 91,23 556 558 1114 536 96,40 558 100,00 1094 98,20
10 KONAWE UTARA 22 97 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 149 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 50 9 18 9 18,0 71 66 137 71 100,00 66 100,00 137 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
13 MUNA BARAT 15 94 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 105 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
15 BUTON SELATAN 8 69 0 0 21 30,4 6172 6249 12421 463 7,50 482 7,71 945 7,61 330 334 664 76 23,03 85 25,45 161 24,25
16 KOTA KENDARI 15 146 141 96,575 142 97,3 6117 6097 12214 3750 61,30 3576 58,65 7326 59,98 2441 2528 4969 2045 83,78 2007 79,39 4052 81,55
17 KOTA BAUBAU 17 46 23 50 42 91,3 41938 36230 78168 11065 26,38 15743 43,45 26808 34,30 5414 4890 10304 853 15,76 512 10,47 1365 13,25
JUMLAH (KAB/ KOTA) 279 2.128 767 36,0 1.002 47,1 82.919 69.766 152.686 42.109 50,78 39.288 56,31 81.397 53,31 12.293 10.913 23.748 6.817 55,46 5.550 50,86 12.622 53,15
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
USILA (60TAHUN+)
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 14 3.765 3.658 7.423 2.250 59,76 2.524 69,00 4.774 64,31
2 MUNA 27 10.169 7.067 17.235 843,29 8,29 877,71 12,42 1.721 9,99
3 KONAWE 27 9142 6.353 15.495 5.157 56,41 3.583 56,41 8.740 56,41
4 KOLAKA 12 8.115 7.535 15.650 3.109 38,31 2.813 37,34 5.922 37,84
5 KONAWE SELATAN 23 9999 6.949 16.948 1.857 18,57 1.291 18,57 3.148 18,57
6 BOMBANA 22 5.584 6.188 11.772 1709 30,61 1960 31,67 3.669 31,17
7 WAKATOBI 20 1.082 1.473 2.555 915 84,57 978 66,40 1.893 74,09
8 KOLAKA UTARA 16 4.060 4.076 8.136 3118 76,80 2961 72,64 6.079 74,72
9 BUTON UTARA 10 2.047 2.335 4.382 1.470 71,81 1.678 71,86 3.148 71,84
10 KONAWE UTARA 22 18.836 19.604 38.440 1.099 5,83 1.143 5,83 2.242 5,83
11 KOLAKA TIMUR 12 6.320 5.594 11.914 1114 17,63 1544 27,60 2.658 22,31
12 KONAWE KEPULAUAN 7 1.012 977 1.989 600 59,29 575 58,85 1.175 59,07
13 MUNA BARAT 15 3507 2.437 5.944 273 7,77 189 7,77 462 7,77
14 BUTON TENGAH 12 5.189 5.398 10.587 1.550 29,87 2.110 39,09 3.660 34,57
15 BUTON SELATAN 8 3.159 3.186 6.345 2.152 68,12 3.227 101,29 5.379 84,78
16 KOTA KENDARI 15 7.745 8.907 16.652 7.745 100,00 8.907 100,00 16.652 100,00
17 KOTA BAUBAU 17 5.846 6.048 11.894 4.437 76 4.017 66,42 8.454 71,08
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 105.577 97.785 203.361 39.397 37,32 40.379 41,29 79.776 39,23
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 654.152 454.580 1.108.732 49,21 34,75 42,04
1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 204.412 142.049 346.461 15,38 10,86 13,14
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 88.255 61.329 149.584 6,64 4,69 5,67
1.5 Bukan pekerja (BP) 20.737 14.410 35.147 1,56 1,10 1,33
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
SUB JUMLAH I 520.955 623.903 1.144.859 6.536 8.885 15.421 2.255 2.031 4.286
RUMAH SAKIT :
1 RSUD PASAR WAJO 3.171 4.505 7.676 500 785 1.285 0 0 0
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2 RSUD MUNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 23.327 28.312 51.639 51.639 3.715 55.354 0 0 0
18 RS. JIWA 5.097 5.178 10.275 682 365 1.047 3.475 3.266 6.741
19 RSU TNI. Dr. ISMOYO 8.774 14.126 22.900 8.143 11.113 19.256 0 0 0
20 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 9.246 9.765 19.011 2.203 2.321 4.524 0 0 0
22 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 10.860 10.069 20.929 757 701 1.458 0 0 0
30 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 1.684 8.010 9.694 1.608 4.412 6.020 0 0 0
31 Rumah Sakit Siloam Buton 15.253 16.448 31.701 2.245 2.531 4.776 0 0 0
32 Rumah Bersalin Hati Mulia 582 15.459 16.041 163 647 810 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 720.273 885.440 1.605.713 105.173 74.790 180.407 5.779 5.307 11.086
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 1.329.173 1.308.275 2.637.448 1.329.173 1.308.275 2.637.448
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 54,19 67,68 60,88 7,91 5,72 6,84
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RSUD PASAR WAJO 61 1.285 4.291 4 19,3 21,07 13,99 0,00
2 RSUD MUNA 69 4.122 14.793 10.773 58,7 59,74 2,52 2,61
3 BLUD RSU UNAAHA 115 5.259 24.746 26.978 59,0 45,73 3,28 5,13
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 187 7.902 38.290 30.429 56,1 42,26 3,79 3,85
5 BLUD RSU ANDOOLO 125 4.702 28.880 11.681 63,3 37,62 3,56 2,48
6 RSUD BOMBANA 96 1.299 10.510 3 30,0 13,53 18,88 0,00
7 RSUD WAKATOBI 79 1.777 6.492 4.819 22,5 22,49 12,57 2,71
8 RSUD DJAFAR HARUN 109 6.708 29.950 40.087 75,3 61,54 1,47 5,98
9 RSUD BUTON UTARA 50 421 845 926 4,6 8,42 41,34 2,20
10 RSUD OHEO 62 - - - 10,4 17,07 19,15 2,22
11 RSUD KOTA KENDARI 175 9.196 41.410 31.659 64,8 52,55 2,44 3,44
12 RSUD BAU-BAU 159 - - - 44,7 34,44 3,24 3,82
13 RSU. KOLTIM 20 1.178 2.825 2.814 38,7 58,90 3,80 2,39
14 RSU KONKEP 15 383 383 755 7,0 25,53 13,30 1,97
15 RSU BUTON SELATAN 24 81 176 162 2,0 3,38 105,98 2,00
16 RSU MUNA BARAT 22 - - - 72 17 - 1
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 516 15.793 87.531 70.111 46,5 30,61 6,38 4,44
18 RS. JIWA 117 885 56.401 48.653 132,1 7,56 -15,48 54,98
19 RSU TNI. Dr. ISMOYO 78 19.256 16.970 33.940 59,6 246,87 0,60 1,76
20 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 109 4.524 21.622 17.098 54,3 41,50 4,01 3,78
21 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 4 0 0 0 0,0 - 0,00 0,00
22 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 60 1.450 3.400 8.640 15,5 24,17 12,76 5,96
23 RSU. SANTA ANNA 64 3.404 11.489 10.133 49,2 53,19 3,49 2,98
25 RSIA PERMATA BUNDA 66 1.989 8.670 7.250 36,0 30,14 7,75 3,65
a JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA
NO NAMA RUMAH SAKIT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
26 RSU.PMI 45 370 524 519 3,2 8,22 42,98 1,40
27 RSU. ALIYAH 48 1.475 365 13.470 2,1 30,73 11,63 9,13
28 RSU Mitra Sakinah Konawe 53 - - - 0,0 - 0,00 0,00
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 52 761 1.460 1.469 7,7 14,63 23,02 1,93
30 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 91 6.027 16.233 16.240 48,9 66,23 2,82 2,69
31 Rumah Sakit Siloam Buton 80 4.732 15.644 15.162 53,6 59,15 2,86 3,20
32 Rumah Bersalin Hati Mulia 73 810 2.544 2.548 9,5 11,10 29,75 3,15
33 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - 0,0 - 0,00 0,00
34 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 8 1.682 - - 0,0 210,25 1,74 0,00
35 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 8 70 - - 0,0 8,75 41,71 0,00
36 Klinik Bakti Medika Baubau 26 528 1.096 1.096 11,5 20,31 15,90 2,08
37 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe - - - - 0,0 - 0,00 0,00
38 Klinik RSIA Mekongga Kolaka - - - - - - - -
39 Klinik Harifah Kolaka - - - - 0,0 - 0,00 0,00
40 Klinik Sehati Indonesia 5 - - - 0,0 - - -
41 Klinik Sejahtera 10 - - - 0,0 - - -
42 RSU. ALIYAH 2 64 2.745 365 12.909 1,6 42,89 8,38 4,70
KABUPATEN/KOTA 2.945 110.814 447.905 420.166 41,67 37,63 5,66 3,79
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
RUMAH TANGGA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU % BER- PHBS
DIPANTAU BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 14 23.693 18.792 79,31 10.280 54,70
2 MUNA 27 46.529 29.495 63,39 15.555 52,74
3 KONAWE 27 57.626 52.347 90,84 33.307 63,63
4 KOLAKA 12 50.857 19.476 38,30 7.783 39,96
5 KONAWE SELATAN 23 69.452 66.044 95,09 12.809 19,39
6 BOMBANA 22 36.457 13.515 37,07 3.908 28,92
7 WAKATOBI 20 18.162 15.146 83,39 3.858 25,47
8 KOLAKA UTARA 16 29.440 29.440 100,00 20.626 70,06
9 BUTON UTARA 10 16.144 14.939 92,54 6.402 42,85
10 KONAWE UTARA 22 12.876 8.222 63,86 4.925 59,90
11 KOLAKA TIMUR 12 26.699 23.035 86,28 9.156 39,75
12 KONAWE KEPULAUAN 7 8.284 6.938 83,75 2.953 42,56
13 MUNA BARAT 15 17.882 9.443 52,81 4.593 48,64
14 BUTON TENGAH 12 24.344 18.516 76,06 8.258 44,60
15 BUTON SELATAN 8 22.528 13.318 59,12 11.122 83,51
16 KOTA KENDARI 15 56.612 56.612 100,00 35.363 62,47
17 KOTA BAUBAU 17 32.926 20.044 60,88 11.652 58,13
-1 0
RUMAH MEMENUHI JUMLAH
JUMLAH RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI
SYARAT (RUMAH RUMAH YANG RUMAH DIBINA
NO KECAMATAN PUSKESMAS SELURUH SYARAT SYARAT (RUMAH SEHAT)
SEHAT) BELUM
RUMAH
JUMLAH % MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 BUTON 13 20.277 12.343 60,87 7.934 5.511 69,46 1.988 36,07 14.331 70,68
2 MUNA 27 45.951 25.421 55,32 20.530 10.182 49,60 31 0,30 25.452 55,39
3 KONAWE 27 58.992 30.036 50,92 28.956 28.906 99,83 28.906 100,00 28.906 49,00
4 KOLAKA 13 49.413 26.949 54,54 40.886 40.886 100,00 30.589 74,82 30.589 61,90
5 KONAWE SELATAN 23 61.060 17.547 28,74 43.513 20.992 48,24 20.992 100,00 38.539 63,12
6 BOMBANA 22 35.757 25.932 72,52 9.825 9.090 92,52 9.090 100,00 35.022 97,94
7 WAKATOBI 20 27.449 13.713 49,96 13.736 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8 KOLAKA UTARA 16 28.561 20.622 72,20 7.939 7.939 100,00 2.175 27,40 2.175 7,62
9 BUTON UTARA 10 12.710 8.546 67,24 4.164 2.457 59,01 1.186 48,27 7.294 57,39
10 KONAWE UTARA 22 11.218 5.903 52,62 5.315 5.850 52,15 0,00 0,00 5.903 52,62
11 KOLAKA TIMUR 12 26.599 11.736 44,12 14.863 14.863 100,00 12.502 84,11 12.302 46,25
12 KONAWE KEPULAUAN 7 7.930 2.130 26,86 5.800 0,00 0,00 0,00 0,00 2130 26,86
13 MUNA BARAT 15 7.685 4.563 59,38 3.122 4.504 58,60 0,00 0,00 4.563 59,38
14 BUTON TENGAH 12 23.044 15.887 68,94 7.157 3.937 55,01 1.310 33,27 17.197 74,63
15 BUTON SELATAN 8 16.616 6.468 38,93 10.148 1.036 10,21 0,00 0,00 6.468 38,93
16 KOTA KENDARI 15 55.752 47.045 84,38 8.707 8.707 100,00 0,00 0,00 47.045 84,38
17 KOTA BAUBAU 17 31.112 15.521 49,89 15.591 7.154 45,89 2.706 37,82 18.709 60,13
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 520.126 290.362 55,83 248.186 172.014 69,31 111.475 64,81 296.625 57,03
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KABUPATEN KOTA
TAHUN 2017
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BUTON 13 99.563 2.288 22.558 2.265 22.558 1.476 11.560 1.474 11.560 - - - - 104 862 104 862 307
2 MUNA 27 215.442 7.000 83.873 5.117 68.861 2 15 2 15 19 450 19 450 44 2.554 44 2.554 91
4 KOLAKA 13 251.493 5.169 30.700 5.169 30.700 4.809 29.066 4.809 29.066 5.452 40.851 5.452 40.851 - - - - 206
6 BOMBANA 22 175.497 3.414 21.752 3.182 22.838 - - - - 834 10.596 800 11.127 - - - - 54
8 KOLAKA UTARA 16 144.681 254 414 98 414 780 7.878 654 7.353 547 2.633 547 2.633 - - - - 211
10 KONAWE UTARA 22 60.884 1.690 6.786 1.690 6.786 - - 8 40 8 40 130 520 130 520 2.398
11 KOLAKA TIMUR 12 176.495 5.100 26.781 3.416 18.280 - - - - 2 8 3.287 16.648 - - - - 180
16 KOTA KENDARI 15 359.371 9.053 100.128 9.053 100.128 9.926 83.331 261 83.331 261 53.469 6.170 36.053 - - - - 6.987
17 KOTA BAUBAU 17 162.780 165 2.878 113 2.544 1.666 12.259 1323 11.137 409 5.446 292 5074 7 605 7 605 7
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.637.447 59.230 408.798 45.296 384.389 18.660 144.114 8.524 142.467 7.536 113.545 16.579 112.928 285 4.541 285 4.541 11.221
AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENUR
PROVINSI KABUPATEN KOTA PROVINSI KABUPATEN KOTA
TAHUN 2017 TAHUN 2017
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
%
1 2 3 4 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 BUTON 13 99.563 5.677 304 5.677 64 1.291 64 1.291 7 17.500 7 17.500 59.438 59,70
2 MUNA 27 215.442 5.809 87 5.767 3.161 21.474 3.102 18.683 10.270 52.172 6.424 52.112 150.722 71
4 KOLAKA 13 251.493 2.662 206 2.662 5 20 5 20 211 116.803 211 116.803 220.102 87,52
5 KONAWE SELATAN 23 299.928 16.150 155 7.750 91 910 5 50 507 - 227 - 31.335 10,45
6 BOMBANA 22 175.497 1.259 54 1.259 1 12 1 12 4.744 40.716 1.489 40.716 75.952 43,28
8 KOLAKA UTARA 16 144.681 69.233 211 69.692 - - - - 13 60.924 13 60.924 141.016 97,47
10 KONAWE UTARA 22 60.884 9.167 1.291 9.167 1 5 1 5 6 8.550 6 8.552 25.070 41,18
14 BUTON TENGAH 12 97.584 1.700 32 1.400 44 145 19 78 12 50.378 12 50.378 52.606 53,91
15 BUTON SELATAN 8 79.066 1.421 6 1.421 2.197 3.900 2.106 3.691 5 22.457 2.964 22.194 30.895 39,07
16 KOTA KENDARI 15 359.371 22.151 6.987 22.151 - - - - 18.118 70.073 18.118 65.310 306.973 85,42
17 KOTA BAUBAU 17 162.780 2373 5 2101 0 0 0 0 5337 56116 4209 62858 84.319 51,80
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.637.447 159.533 9.716 146.331 5.584 27.824 5.303 23.830 39.357 671.170 33.790 630.328 1.447.084 54,87
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN
JUMLAH SAMPEL
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENYELENGGARA KIMIA)
DIPERIKSA
AIR MINUM
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 BUTON 13 1 1 1 100,00
2 MUNA 27 51708 0 0 0,00
3 KONAWE 27 25 0 0 0,00
4 KOLAKA 13 100 344 296 86,05
5 KONAWE SELATAN 23 39 9 9 100,00
6 BOMBANA 22 77 75 43 57,33
7 WAKATOBI 20 56 38 36 94,74
8 KOLAKA UTARA 16 20 36 36 100,00
9 BUTON UTARA 10 831 1 1 100,00
10 KONAWE UTARA 22 14 0 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 633 13 13 100,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 25 2 2 100,00
13 MUNA BARAT 15 1 0 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 36 1 1 100,00
15 BUTON SELATAN 8 10 1 1 100,00
16 KOTA KENDARI 15 245 209 167 79,90
17 KOTA BAUBAU 17 879 17 17 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 54700 747 623 83,40
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
SEHAT)
JUMLAH
PUSKES
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
NO KECAMATAN
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
MAS
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 BUTON 13 99.563 424 1.400 424 1.400 100,00 69.201 81.552 69.201 81.552 100,00 200 575 144 575 100,00 138 654 138 654 100,00 69.907 70,21
2 MUNA 27 215.442 210 5.078 210 1.701 33,50 22.261 120.094 22.870 111.028 92,45 619 3.170 346 2.326 73,38 5.588 30.560 6.104 17.553 57,44 132.608 61,55
3 KONAWE 27 244.324 868 6.944 593 4.744 68,32 28.598 114.392 28.589 114.356 99,97 0 0 0 0 0,00 9.503 38012 592 2.368 6,23 121468 49,72
4 KOLAKA 13 251.493 0 0 0 0 0,00 29.530 148.150 29.630 148.150 100,00 17.759 62.353 17.759 62.353 100,00 0 0 0 0 0,00 210.503 83,70
5 KONAWE SELATAN 23 299.928 9809 316 316 316 100,00 28.890 144.450 11.249 7.955 5,51 11.203 56.015 2.552 29.535 52,73 43.288 43.288 11.069 11.069 25,57 48.875 16,30
6 BOMBANA 22 175.497 0 0 0 0 0,00 19.592 61.430 17.125 18.590 30,26 343 1.659 135 626 37,73 1.635 7.422 592 2.492 33,58 20.285 11,56
7 WAKATOBI 20 95.386 0 0 0 0 0,00 19.635 82877 16.580 76.616 92,45 0 0 0 0 0,00 493 1.972 21 84 4,26 76.700 80,41
8 KOLAKA UTARA 16 144.681 325 1.356 11 63 4,65 23.257 103.455 21.154 95.839 92,64 246 1.299 245 1.298 99,92 2.332 7.297 1.832 6.492 88,97 103.692 71,67
9 BUTON UTARA 10 62.088 1256 5613 831 4956 88,30 9.756 41.524 9.240 35.880 86,41 1.150 1.204 345 1.204 100,00 1.471 5.295 1.471 5.295 100,00 47.335 76,24
10 KONAWE UTARA 22 60.884 723 5784 677 5416 93,64 7.430 29.720 7.430 29.720 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0,00 35.136 57,71
11 KOLAKA TIMUR 12 176.495 59 255 57 250 98,04 14.934 80.277 12.499 69.299 86,32 0 0 0 0 0,00 4.954 24.658 1353 8198 33,25 77747 44,05
12 KONAWE KEPULAUAN 7 33.212 8 65 8 65 100,00 4.700 15.351 3.407 15.351 100,00 0 0 0 0 0,00 327 1.308 52 208 15,90 15.624 47,04
13 MUNA BARAT 15 79.653 0 0 0 0 0,00 4.820 19.280 4.180 16.720 86,72 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0,00 16.720 20,99
14 BUTON TENGAH 12 97.584 25 200 25 200 100,00 14.819 59.276 11.969 48.676 82,12 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0,00 48.876 50,09
15 BUTON SELATAN 8 79.066 53 155 53 155 100,00 10.354 31.793 6.462 31.793 100,00 3 27 3 27 100,00 78 519 78 519 100,00 0,00
16 KOTA KENDARI 15 359.371 0 0 0 0 0,00 184.143 286.352 71.286 270.665 94,52 0 0 0 0 0,00 1.616 3.038 579 2.904 95,59 273.569 76,12
17 KOTA BAUBAU 17 162.780 20 500 19 475 95,00 24.892 131.899 23.479 125.737 95,33 142 0 0 0 0,00 265 1.243 201 776 62,43 126.988 78,01
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.637.447 13.780 27.666 3.224 19.741 71,35 516.812 1.551.872 366.350 1.297.927 83,64 31.665 126.302 21.529 97.944 77,55 71.688 165.266 24.082 58.612 35,47 1.426.033 54,07
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan
TABEL 62
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.308 776 33,62 174 7,54 397 17,20
TEMPAT-TEMPAT UMUM
JUMLAH TTU
NO KECAMATAN PUSKESMAS SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG
UMUM
SAKIT UMUM
PUSKESMAS
BINTANG
BINTANG
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
RUMAH
SLTP
SLTA
NON
SD
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BUTON 13 124 54 32 14 1 - 9 234 109 87,90 45 83,33 26 81,25 14 100,00 1 100,00 0 0,00 9 100,00 204 87,18
2 MUNA 27 229 85 53 28 1 - 8 404 192 83,84 68 80,00 43 81,13 22 78,57 0 0,00 0 0,00 14 175,00 339 83,91
3 KONAWE 27 257 92 37 27 3 - 10 426 165 64,20 53 57,61 29 78,38 27 100,00 3 100,00 0 0,00 10 100,00 287 67,37
4 KOLAKA 13 195 41 27 14 3 1 35 316 157 80,51 36 87,80 27 100,00 14 100,00 2 66,67 1 100,00 30 85,71 267 84,49
5 KONAWE SELATAN 23 330 84 43 23 1 - 2 483 291 88,18 75 89,29 40 93,02 23 100,00 1 100,00 0 0,00 2 100,00 432 89,44
6 BOMBANA 22 171 68 31 22 1 - 17 310 126 73,68 47 69,12 24 77,42 19 86,36 1 100,00 0 0,00 11 64,71 228 73,55
7 WAKATOBI 20 116 48 24 20 1 - 58 267 95 81,90 43 89,58 24 100,00 20 100,00 1 100,00 0 0,00 49 84,48 232 86,89
8 KOLAKA UTARA 16 119 49 18 16 1 - 21 224 89 74,79 36 73,47 17 94,44 16 100,00 1 100,00 0 0,00 13 61,90 172 76,79
9 BUTON UTARA 10 77 41 21 17 1 - 19 176 66 85,71 32 78,05 18 85,71 17 100,00 1 100,00 0 0,00 19 100,00 153 86,93
10 KONAWE UTARA 22 97 32 16 22 1 - 5 173 90 92,78 30 93,75 14 87,50 19 86,36 0 0,00 0 0,00 1 20,00 154 89,02
11 KOLAKA TIMUR 12 149 51 29 12 1 - 2 244 149 100,00 51 100,00 29 100,00 12 100,00 1 100,00 0 0,00 2 100,00 244 100,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 70 54 13 7 1 - - 145 48 68,57 46 85,19 2 15,38 7 100,00 1 100,00 0 0,00 - - 104 71,72
13 MUNA BARAT 15 94 44 14 15 1 - 1 169 - - - 4 26,67 1 100,00 0 0,00 - - 5 2,96
14 BUTON TENGAH 12 104 48 33 12 - - 13 210 104 100,00 47 97,92 30 90,91 12 100,00 0 0,00 0 0,00 13 100,00 206 98,10
15 BUTON SELATAN 8 72 36 33 8 1 - - 150 41 56,94 20 55,56 17 51,52 7 87,50 0 0,00 0 0,00 - - 85 56,67
16 KOTA KENDARI 15 143 48 36 21 8 6 128 390 127 88,81 46 95,83 34 94,44 18 85,71 5 62,50 0 0,00 104 81,25 334 85,64
17 KOTA BAUBAU 17 77 27 18 17 2 1 43 185 65 84,42 22 81,48 16 88,89 17 100,00 2 100,00 0 0,00 30 69,77 152 82,16
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.424 902 478 295 28 8 371 4.506 1.914 78,96 697 77,3 390 81,59 268 90,85 21 75,00 1 0,00 307 82,75 3.598 79,85
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH RUMAH DEPOT RUMAH DEPOT
NO KECAMATAN PUSKESMAS JASA MAKAN/ AIR MAKANAN JASA MAKAN/ AIR MAKANAN
TPM TOTAL % TOTAL %
BOGA RESTORA MINUM JAJANAN BOGA RESTORA MINUM JAJANAN
N (DAM) N (DAM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 BUTON 13 389 7 27 27 153 214 55,01 0 2 10 163 175 44,99
2 MUNA 27 571 24 88 43 96 251 43,96 17 120 2 177 316 55,34
3 KONAWE 27 75 0 0 9 0 9 12,00 0 13 47 6 66 88,00
4 KOLAKA 13 525 - 54 24 40 118 22,48 4 175 51 180 410 78,10
5 KONAWE SELATAN 23 680 15 116 57 309 497 73,09 2 36 17 128 183 26,91
6 BOMBANA 22 345 18 59 60 74 211 61,16 9 16 21 88 134 38,84
7 WAKATOBI 20 39 0 1 0 0 1 2,56 1 16 15 6 38 97,44
8 KOLAKA UTARA 16 96 0 8 0 0 8 8,33 1 49 35 3 88 91,67
9 BUTON UTARA 10 619 42 20 12 100 174 28,11 1 10 12 198 221 35,70
10 KONAWE UTARA 22 12 0 0 0 0 0 - 0 8 0 4 12 100,00
11 KOLAKA TIMUR 12 17 0 4 0 0 4 23,53 0 9 0 1 10 58,82
12 KONAWE KEPULAUAN 7 19 0 0 0 0 0 - 0 7 2 10 19 100,00
13 MUNA BARAT 15 1 0 0 0 0 0 - 0 1 0 0 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 36 0 11 0 0 11 30,56 0 1 4 20 25 69,44
15 BUTON SELATAN 8 2 0 0 0 0 0 - 0 1 1 0 2 100,00
16 KOTA KENDARI 15 993 27 333 113 259 732 73,72 5 94 67 95 261 26,28
17 KOTA BAUBAU 17 655 0 53 63 0 116 17,71 8 67 0 464 539 82,29
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 5.074 133 774 408 1031 2346 46,24 48 625 284 1543 2499 49,25
PERSENTASE TPM
PERSENTASE TPM
MEMENUHI SYARAT
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH TPM TIDAK
HIGIENE SANITASI
RUMAH MAKAN/
RUMAH MAKAN/
JUMLAH TPM
DIUJI PETIK
MINUM (DAM)
MINUM (DAM)
JASA BOGA
JASA BOGA
RESTORAN
RESTORAN
DEPOT AIR
DEPOT AIR
MAKANAN
MAKANAN
DIBINA
JAJANAN
JAJANAN
TOTAL
TOTAL
NO KECAMATAN PUSKESMAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 BUTON 13 175 3 10 19 149 181 103,43 214 7 10 16 105 151 70,56
2 MUNA 27 320 17 120 2 181 320 100,00 253 0 0 0 0 0 0,00
3 KONAWE 27 66 0 0 0 0 0 0,00 9 0 0 0 0 0 0,00
4 KOLAKA 13 410 4 225 61 229 519 126,59 118 0 0 0 0 0 0,00
5 KONAWE SELATAN 23 183 0 0 0 0 0 0,00 497 0 0 0 0 0 0,00
6 BOMBANA 22 134 9 16 21 88 134 100,00 211 0 0 0 0 0 0,00
7 WAKATOBI 20 38 0 0 0 0 0 0,00 1 0 0 0 0 0 0,00
8 KOLAKA UTARA 16 88 1 49 35 3 88 100,00 8 0 0 0 0 0 0,00
9 BUTON UTARA 10 157 0 9 22 99 130 82,80 174 0 0 0 0 0 0,00
10 KONAWE UTARA 22 12 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 12 10 7 0 0 0 7 7 7 0 0 0 0 0 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 19 0 6 0 0 6 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
13 MUNA BARAT 15 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
14 BUTON TENGAH 12 25 0 1 4 6 11 44,00 11 0 0 1 0 1 9,09
15 BUTON SELATAN 8 2 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
16 KOTA KENDARI 15 261 0 0 0 0 0 0,00 732 0 0 0 0 0 0,00
17 KOTA BAUBAU 17 539 0 0 0 0 0 0,00 405 3 42 0 0 45 11,11
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.440 41 436 164 755 1396 57,21 2640 10 52 17 105 197 7,46
PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet #DIV/0!
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet #DIV/0!
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet #DIV/0!
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol #DIV/0!
8 Metampiron tablet 500 mg tablet #DIV/0!
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul #DIV/0!
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium tablet #DIV/0!
Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + tube #DIV/0!
polimiksin 10.000 IU/g
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + supp #DIV/0!
Heksaklorofen 250 mg
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam pot #DIV/0!
Salisilat 3%
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet #DIV/0!
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + tablet #DIV/0!
Levodopa 250 mg
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial #DIV/0!
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet #DIV/0!
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul #DIV/0!
23 Betametason krim 0,1 % krim #DIV/0!
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul #DIV/0!
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol #DIV/0!
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol #DIV/0!
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet #DIV/0!
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul #DIV/0!
30 Diazepam tablet 2 mg tablet #DIV/0!
31 Diazepam tablet 5 mg tablet #DIV/0!
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet #DIV/0!
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul #DIV/0!
37 Etakridin larutan 0,1% botol #DIV/0!
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul #DIV/0!
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet #DIV/0!
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol #DIV/0!
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul #DIV/0!
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet #DIV/0!
46 Furosemid tablet 40 mg tablet #DIV/0!
47 Gameksan lotion 1 % botol #DIV/0!
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium sach #DIV/0!
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol #DIV/0!
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet #DIV/0!
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet #DIV/0!
52 Gliserin botol #DIV/0!
53 Glukosa larutan infus 5% botol #DIV/0!
54 Glukosa larutan infus 10% botol #DIV/0!
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul #DIV/0!
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet #DIV/0!
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet #DIV/0!
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet #DIV/0!
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet #DIV/0!
61 Hidrkortison krim 2,5% tube #DIV/0!
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet #DIV/0!
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet #DIV/0!
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet #DIV/0!
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet #DIV/0!
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet #DIV/0!
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet #DIV/0!
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial #DIV/0!
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol #DIV/0!
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet #DIV/0!
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet #DIV/0!
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + tablet #DIV/0!
Sulfadoxin 500 mg
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg botol #DIV/0!
+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol tablet #DIV/0!
400 mg, Trimetoprim 80 mg
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : tablet #DIV/0!
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet #DIV/0!
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial #DIV/0!
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial #DIV/0!
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial #DIV/0!
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 tablet #DIV/0!
mg
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul #DIV/0!
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet #DIV/0!
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet #DIV/0!
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol #DIV/0!
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet #DIV/0!
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet #DIV/0!
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol #DIV/0!
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube #DIV/0!
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial #DIV/0!
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul #DIV/0!
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol #DIV/0!
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet #DIV/0!
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet #DIV/0!
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet #DIV/0!
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol #DIV/0!
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol #DIV/0!
111 Prednison tablet 5 mg tablet #DIV/0!
112 Primakuin tablet 15 mg tablet #DIV/0!
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet #DIV/0!
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet #DIV/0!
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!
117 Ringer Laktat larutan infus botol #DIV/0!
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap tube #DIV/0!
4%
119 Salisil bedak 2% kotak #DIV/0!
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial #DIV/0!
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul #DIV/0!
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul #DIV/0!
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol #DIV/0!
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol #DIV/0!
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul #DIV/0!
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul #DIV/0!
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet #DIV/0!
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet #DIV/0!
134 Vaksin Rabies Vero vial #DIV/0!
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet #DIV/0!
VAKSIN
136 BCG vial #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
137 TT vial #DIV/0!
138 DT vial #DIV/0!
139 CAMPAK 10 Dosis vial #DIV/0!
140 POLIO 10 Dosis vial #DIV/0!
141 DPT-HB vial #DIV/0!
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial #DIV/0!
143 POLIO 20 Dosis vial #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial #DIV/0!
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 1 17 3 1 13 35
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 1 0 0 0 1 2
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 94 0 0 0 94
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 843 0 0 0 843
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 186 0 0 0 186
3 PUSKESMAS KELILING 1 0 131 0 0 0 132
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 437 0 0 0 437
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 11 11
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1 0 1 6 0 45 53
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 15 0 0 8 23
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 60 1 0 191 252
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 22 0 0 26 48
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 1 6 0 0 0 7
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 1 3 0 0 0 4
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 1 1
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 3 3
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 2 2
6 APOTEK 0 0 19 0 10 294 323
7 TOKO OBAT 0 0 50 0 0 85 135
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 0 19 0 0 7 26
2.617
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2017 & Laporan Program 2017
TABEL 68
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BUTON 14 4 2,30 34 19,54 88 50,57 48 27,59 174 136 78,16
2 MUNA 27 12 4,08 240 81,63 40 13,61 2 0,68 294 42 14,29
3 KONAWE 27 85 25,53 90 27,03 147 44,14 11 3,30 333 158 47,45
4 KOLAKA 12 47 24,87 117 61,90 24 12,70 1 0,53 189 25 13,23
5 KONAWE SELATAN 23 57 14,29 223 55,89 108 27,07 11 2,76 399 119 29,82
6 BOMBANA 22 47 18,36 96 37,50 78 30,47 35 13,67 256 113 44,14
7 WAKATOBI 20 21 15,33 70 51,09 35 25,55 11 8,03 137 46 33,58
8 KOLAKA UTARA 16 0 0,00 44 31,21 92 65,25 5 3,55 141 97 68,79
9 BUTON UTARA 10 0 0,00 25 24,04 71 68,27 8 7,69 104 79 75,96
10 KONAWE UTARA 22 32 22,07 60 41,38 47 32,41 6 4,14 145 53 36,55
11 KOLAKA TIMUR 12 16 10,39 85 55,19 52 33,77 1 0,65 154 54 35,06
12 KONAWE KEPULAUAN 7 55 57,29 35 36,46 6 6,25 0 0,00 96 6 6,25
13 MUNA BARAT 15 7 5,69 37 30,08 75 60,98 4 3,25 123 79 64,23
14 BUTON TENGAH 12 2 1,47 43 31,62 83 61,03 8 5,88 136 91 66,91
15 BUTON SELATAN 8 1 0,74 69 51,11 46 34,07 19 14,07 135 65 48,15
16 KOTA KENDARI 15 0 0,00 38 18,10 121 57,62 51 24,29 210 172 81,90
17 KOTA BAUBAU 17 7 4,49 44 28,21 79 50,64 26 16,67 156 105 67,31
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 393 12,35 1350 42,43 1192 37,46 247 7,76 3.182 1.440 45,25
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1,06
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BUTON 14 95 29 13 33 8 83 87,37
2 MUNA 27 152 152 0 0 0 152 100,00
3 KONAWE 27 358 85 90 146 11 332 92,74
4 KOLAKA 12 135 53 76 6 0 135 100,00
5 KONAWE SELATAN 23 361 122 94 24 5 245 67,87
6 BOMBANA 22 143 40 55 24 12 131 91,61
7 WAKATOBI 20 100 17 0 0 0 17 17,00
8 KOLAKA UTARA 16 133 133 0 0 0 133 100,00
9 BUTON UTARA 10 91 29 7 6 0 42 46,15
10 KONAWE UTARA 22 170 32 60 47 6 145 85,29
11 KOLAKA TIMUR 12 133 38 13 1 0 52 39,10
12 KONAWE KEPULAUAN 7 96 22 16 0 0 38 39,58
13 MUNA BARAT 15 86 31 0 0 0 31 36,05
14 BUTON TENGAH 12 77 26 15 12 5 58 75,32
15 BUTON SELATAN 8 70 16 5 21 7 49 70,00
16 KOTA KENDARI 15 65 13 14 23 14 64 98,46
17 KOTA BAUBAU 17 43 6 36 0 1 43 100,00
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
TABEL 72
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 119 105 223 1 0 1 71 101 172 0 0 0 102 212 403 9 42 51 0 1 1 0 3 3 9 46 55
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 BAPELKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
2 LABKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BALAI PENGELOLA FARMASI PERBEKKES 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1 POLTEKKES KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 STIKES MANDALA WALUYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 STIKES AVICENNA 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 AKBID PELITA IBU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 AKPER PPNI KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
TABEL 74
TENAGA KEFARMASIAN
NO UNIT KERJA TENAGA TEKNIS
APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A PUSKESMAS
1 BUTON 0 4 4 0 2 2 0 6 6
2 MUNA 0 8 8 1 4 5 1 12 13
3 KONAWE 6 11 17 3 3 6 9 14 23
4 KOLAKA 2 20 22 1 9 10 3 29 32
5 KONAWE SELATAN 1 8 9 0 1 1 1 9 10
6 BOMBANA 0 10 10 1 12 13 1 22 23
7 WAKATOBI 0 7 7 0 4 4 0 11 11
8 KOLAKA UTARA 3 7 10 2 4 6 5 11 16
9 BUTON UTARA 2 3 5 0 0 0 2 3 5
10 KONAWE UTARA 1 1 2 0 0 0 1 1 2
11 MUNA BARAT 1 1 2 1 0 1 2 1 3
12 BUTON TENGAH 0 0 0 0 1 1 0 1 1
13 BUTON SELATAN 0 3 3 0 2 2 0 5 5
14 KOLAKA TIMUR 0 8 8 0 1 1 0 9 9
15 KONAWE KEPULAUAN 1 2 3 0 0 0 1 2 3
16 KOTA KENDARI 4 30 34 0 12 12 4 42 46
17 KOTA BAUBAU 1 7 8 0 5 5 1 12 13
B RUMAH SAKIT
1 RSUD PASAR WAJO 1 3 4 1 3 4 2 6 8
2 RSUD MUNA 0 6 6 0 3 3 0 9 9
3 BLUD RSU UNAAHA 3 16 19 5 9 14 8 25 33
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 1 9 10 2 12 14 3 21 24
5 BLUD RSU ANDOOLO 2 4 6 0 0 0 2 4 6
6 RSUD BOMBANA 1 2 3 2 5 7 3 7 10
7 RSUD WAKATOBI 0 18 18 0 5 5 0 23 23
8 RSUD DJAFAR HARUN 0 3 3 1 10 11 1 13 14
9 RSUD BUTON UTARA 0 4 4 0 2 2 0 6 6
TENAGA KEFARMASIAN
NO UNIT KERJA TENAGA TEKNIS
APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
10 RSUD OHEO 2 4 6 0 3 3 2 7 9
11 RSUD KOTA KENDARI 1 5 6 0 9 9 1 14 15
12 RSUD BAU-BAU 1 7 8 0 7 7 1 14 15
13 RSU. KOLTIM 0 0 0 1 1 2 1 1 2
14 RSU KONKEP 0 3 3 0 2 2 0 5 5
15 RSU BUTON SELATAN 0 1 1 0 1 1 0 2 2
16 RSU MUNA BARAT 0 1 0 0 1 1 0 2 2
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 4 17 21 1 14 15 5 31 36
18 RS. JIWA 2 7 9 3 3 6 5 10 15
19 RS. SILOAM BAUBAU 5 4 9 1 4 5 6 8 14
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 0 3 3 1 1 2 1 4 5
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 1 9 10 1 2 3 2 11 13
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 0 3 3 0 1 1 0 4 4
24 RSU. SANTA ANNA 0 6 6 0 3 3 0 9 9
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 3 3 0 1 1 0 4 4
26 RSU.PMI 0 4 4 0 1 1 0 5 5
27 RSU. ALIYAH 0 3 3 0 1 1 0 4 4
28 RSU. ALIYAH 2 1 2 3 0 1 1 0 0 0
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 2 1 3 1 0 1 3 1 4
30 RSU. MITRA SAKINAH konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 RSIA Mekongga 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Rumah Bersalin Dewi Sartika 1 1 2 0 1 1 1 2 3
33 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 5 5 0 2 2 0 7 7
34 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 0 1 1 0 0 0 0 1 1
36 Rumah Bersalin Hayam Wuruk 1 0 1 0 1 1 0 0 0
37 Klinik Bakti Medika Baubau 0 4 4 0 1 1 0 5 5
38 Klinik Sehati Indonesia Baubau 0 0 0 0 1 1 0 0 0
39 Klinik Sakit Sejahtera Baubau 0 1 1 0 1 1 0 0 0
40 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 29 160 188 20 112 132 47 265 312
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
TABEL 75
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
Keterangan : 1.685
a
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan
b
termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
TABEL 76
NUTRISIONIS
NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA (PTT/KONTRAK)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A PUSKESMAS
1 BUTON 1 16 17 0 0 0 0 0 0 1 16 17
2 MUNA 6 32 38 0 0 0 0 0 0 6 32 38
3 KONAWE 14 16 30 0 0 0 0 0 0 14 16 30
4 KOLAKA 1 20 21 0 0 0 0 0 0 1 20 21
5 KONAWE SELATAN 3 20 23 0 0 0 1 5 6 4 25 29
6 BOMBANA 5 21 26 0 0 0 0 0 0 5 21 26
7 WAKATOBI 2 9 11 0 0 0 0 0 0 2 9 11
8 KOLAKA UTARA 0 11 11 0 4 4 0 0 0 0 15 15
9 BUTON UTARA 1 5 6 0 0 0 0 1 1 1 6 7
10 KONAWE UTARA 6 19 25 0 0 0 0 0 0 6 19 25
11 MUNA BARAT 1 7 8 0 0 0 0 0 0 1 7 8
12 BUTON TENGAH 1 10 11 0 0 0 0 0 0 1 10 11
13 BUTON SELATAN 1 4 5 0 0 0 0 0 0 1 4 5
14 KOLAKA TIMUR 3 5 8 0 0 0 0 0 0 3 5 8
15 KONAWE KEPULAUAN 2 3 5 0 0 0 0 0 0 2 3 5
16 KOTA KENDARI 7 54 61 0 0 0 0 7 54 61
17 KOTA BAUBAU 1 33 34 0 0 0 0 0 0 1 33 34
0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 55 285 340 1 6 7 56 295 351
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
B RUMAH SAKIT
1 RSUD PASAR WAJO 1 4 5 0 0 0 0 0 0 1 4 5
2 RSUD MUNA 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 6 6
3 BLUD RSU UNAAHA 2 8 10 0 0 0 3 1 4 5 9 14
NUTRISIONIS
NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA (PTT/KONTRAK)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 0 12 12 0 0 0 0 0 0 0 12 12
5 BLUD RSU ANDOOLO 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
6 RSUD BOMBANA 2 6 8 0 0 0 0 0 0 2 6 8
7 RSUD WAKATOBI 0 9 9 0 0 0 0 0 0 0 9 9
8 RSUD DJAFAR HARUN 0 5 5 0 2 2 0 0 0 0 5 5
9 RSUD BUTON UTARA 0 3 3 0 0 0 0 2 2 0 5 5
10 RSUD OHEO 1 2 3 0 0 0 0 0 0 1 2 3
11 RSUD KOTA KENDARI 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 5 5
12 RSUD BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 RSU. KOLTIM 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
14 RSU KONKEP 2 0 2 0 0 0 1 0 1 3 0 3
15 RSU BUTON SELATAN 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
16 RSU MUNA BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 2 25 27 0 0 0 0 1 1 2 26 28
18 RS. JIWA 0 6 6 0 0 0 0 3 3 0 9 9
19 RS. SILOAM BUTON 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
24 RSU. SANTA ANNA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
26 RSU.PMI 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
27 RSU. ALIYAH 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
28 RSU. ALIYAH 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
30 RSU. MITRA SAKINAH Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
32 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
33 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0
34 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
35 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 Klinik Bakti Medika Baubau 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
37 Klinik Sehati Indonesia Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 Klinik Sejahtera Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 Klinik Mekongga Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
TABEL 77
B RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 0
1 RSUD PASAR WAJO 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
2 RSUD MUNA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
3 BLUD RSU UNAAHA 1 6 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 7
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3
5 BLUD RSU ANDOOLO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 RSUD BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 RSUD WAKATOBI 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 3
8 RSUD DJAFAR HARUN 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2 3
9 RSUD BUTON UTARA 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
TENAGA KETERAPIAN FISIK
TOTAL
NO UNIT KERJA
FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
10 RSUD OHEO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 RSUD KOTA KENDARI 2 0 2 0 1 1 0 0 0 1 0 1 3 1 4
12 RSUD BAU-BAU 1 6 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 7
13 RSU. KOLTIM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RSU KONKEP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 RSU BUTON SELATAN 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
16 RSU MUNA BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 1 8 9 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 9 10
18 RS. JIWA 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
19 RS. SILOAM BUTON 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
24 RSU. SANTA ANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 RSU.PMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 RSU. ALIYAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 RSU. ALIYAH 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 RSU. MITRA SAKINAH Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 RSIA Mekongga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 Rumah Bersalin Hayam Wuruk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Klinik Bhakti Medika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 Klinik Sehati Indonesia Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 Klinik Sejahtera Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 12 36 48 0 2 2 0 1 1 1 2 3 13 40 53
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2,197
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
TABEL 78
B RUMAH SAKIT
1 RSUD PASAR WAJO 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 4 5 9
2 RSUD MUNA 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 2 2 0 0 0 2 7 9
3 BLUD RSU UNAAHA 3 0 3 0 0 0 1 0 1 0 2 2 7 8 15 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 0 0 0 12 12 24
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 BLUD RSU ANDOOLO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 1 3 4
6 RSUD BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 RSUD WAKATOBI 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 6
8 RSUD DJAFAR HARUN 1 3 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 7
9 RSUD BUTON UTARA 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 3 3 6
10 RSUD OHEO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 RSUD KOTA KENDARI 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 6 7
12 RSUD BAU-BAU 2 5 7 0 0 0 2 1 3 0 0 0 1 3 4 2 0 2 0 0 0 1 3 4 0 0 0 0 0 0 8 12 20
13 RSU. KOLTIM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
14 RSU KONKEP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
15 RSU BUTON SELATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
16 RSU MUNA BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 4 4 8 0 0 0 2 0 2 0 4 4 3 10 13 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 3 5 0 0 0 12 21 33
18 RS. JIWA 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5
19 RS. SILOAM BUTON 1 3 4 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 0 1 0 0 0 3 12 15
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 5 3 8
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 4 1 5 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 4 5 0 0 0 0 0 0 1 4 5 0 0 0 0 0 0 7 10 17
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4
24 RSU. SANTA ANNA 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2
26 RSU.PMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
27 RSU. ALIYAH 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
TENAGA KETEKNISIAN MEDIS
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
TABEL 79
B RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0
1 RSUD PASAR WAJO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 RSUD MUNA 0 0 0 0 4 4 0 4 4
3 BLUD RSU UNAAHA 0 0 0 2 1 3 2 1 3
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 BLUD RSU ANDOOLO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 RSUD BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 RSUD WAKATOBI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 RSUD DJAFAR HARUN 0 4 4 0 0 0 0 4 4
9 RSUD BUTON UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TENAGA KESEHATAN LAIN
TOTAL
NO UNIT KERJA PENGELOLA PROGRAM TENAGA KESEHATAN
KESEHATAN LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P
10 RSUD OHEO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 RSUD KOTA KENDARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 RSUD BAU-BAU 0 0 0 2 4 6 2 4 6
13 RSU. KOLTIM 0 0 0 0 1 1 0 1 1
14 RSU KONKEP 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 RSU BUTON SELATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 RSU MUNA BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 RS. JIWA 0 0 0 1 4 5 1 4 5
19 RS. SILOAM BUTON 0 0 0 3 9 12 3 9 12
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 0 4 4 0 0 0 0 4 4
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 RSU. SANTA ANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 RSU.PMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 RSU. ALIYAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 RSU. ALIYAH 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 RSU Mitra Sakinah Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 RSIA Mekongga 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Rumah Bersalin Dewi Sartika 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 Rumah Bersalin Hayam Wuruk 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Klinik Bakti Medika 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 Klinik Sehati Indonesia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 Klinik Sejahtera 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 Klinik bersalin Setuia Bunda Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 117 468 585 62 137 198 179 605 784
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
TABEL 80
TENAGA TOTAL
NO UNIT KERJA PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA PENUNJANG
TENAGA PENDIDIK JURU
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN KESEHATAN
LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
A PUSKESMAS
1 BUTON 5 5 10 2 2 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 7 8 15
2 MUNA 25 16 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 16 23 32 32 64
3 KONAWE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KOLAKA 18 10 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 10 28
5 KONAWE SELATAN 13 9 22 41 101 142 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7 8 4 0 4 60 117 177
6 BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 WAKATOBI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 10 6 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 6 16
9 BUTON UTARA 7 5 12 3 7 10 0 0 0 3 7 10 0 0 0 0 0 0 10 0 10 0 0 0 23 19 42
10 KONAWE UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 MUNA BARAT 14 12 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 12 26
12 BUTON TENGAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 BUTON SELATAN 14 2 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 15 3 18
14 KOLAKA TIMUR 10 5 15 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 14 16 13 19 32
15 KONAWE KEPULAUAN 7 3 9 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 8 4 12
16 KOTA KENDARI 5 10 15 18 16 34 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 7 9 25 35 60
17 KOTA BAUBAU 5 9 14 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 11 17
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 133 92 224 66 129 195 0 0 0 4 8 12 0 0 0 0 0 0 12 8 20 16 39 55 231 276 507
B RUMAH SAKIT
1 RSUD PASAR WAJO 4 10 14 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 7 11 18
2 RSUD MUNA 5 9 14 9 23 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 32 46
3 BLUD RSU UNAAHA 5 9 14 69 57 126 0 0 0 4 2 6 0 0 0 0 0 0 1 0 1 75 69 144 154 137 291
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 5 9 14 43 51 94 1 0 1 0 9 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 10 54 74 128
5 BLUD RSU ANDOOLO 3 1 4 2 4 6 0 0 0 9 9 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 14 16 30
6 RSUD BOMBANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 RSUD WAKATOBI 7 7 14 18 21 39 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0 5 5 23 5 28 48 42 90
8 RSUD DJAFAR HARUN 6 6 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 6 9 15
9 RSUD BUTON UTARA 3 2 5 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 4 4 8
10 RSUD OHEO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 RSUD KOTA KENDARI 12 2 14 2 5 7 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 6 8 0 0 0 17 13 30
12 RSUD BAU-BAU 7 7 14 2 5 7 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 12 22
13 RSU. KOLTIM 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 4
14 RSU KONKEP 2 2 4 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 4 4 8
15 RSU BUTON SELATAN 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
16 RSU MUNA BARAT 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3
17 BLUD RSU BAHTERAMAS 17 16 33 43 87 130 3 0 3 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 64 103 167
18 RS. JIWA 12 5 17 27 34 61 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 5 42 43 85
19 RS. SILOAM BUTON 4 3 7 7 24 31 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 1 6 17 28 45
20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 5 1 6 3 0 3 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 1 10
21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 11 1 12 8 7 15 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 20 11 31
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
TENAGA TOTAL
NO UNIT KERJA PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA PENUNJANG
TENAGA PENDIDIK JURU
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN KESEHATAN
LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 3 6 9 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 7 31 0 0 0 28 16 44
24 RSU. SANTA ANNA 2 5 7 2 7 9 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 8 12 20
25 RSIA PERMATA BUNDA 0 0 0 1 1 2 1 0 1 0 0 0 2 1 3 0 0 0 8 10 18 0 0 0 12 12 24
26 RSU.PMI 0 0 0 6 6 12 0 1 1 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 10 16
27 RSU. ALIYAH 1 1 2 1 1 2 1 0 1 2 0 2 0 0 0 0 1 1 1 1 2 0 0 0 6 4 10
28 RSU. ALIYAH 2 1 1 2 2 1 3 1 0 1 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 6 5 11
29 RSU. MURHUM BAU-BAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 RSU Mitra Sakinah Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 RSIA Mekongga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Rumah Bersalin Dewi Sartika 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 3 3
33 Rumah Bersalin Hati Mulia 0 0 0 8 9 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 9 17
34 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 2 1 3 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 3 5 5 10
36 Rumah Bersalin Hayam Wuruk 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 4 4
37 Klinik Bhakti Medika Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 Klinik Sehati Indonesia 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 0 2
39 Klinik Sejahtera 2 1 3 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 3 5 5 10
40 Klinik Bersalin Setia Bunda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 126 107 233 255 353 608 12 1 13 24 32 56 2 1 3 1 2 3 42 34 76 114 97 211 576 627 1203
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2017 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2017
TABEL 81