Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MENGAMATI KESULITAN SISWA DALAM PROSES

KEGIATAN BELAJAR DI SD NEGERI BANGSONGAN 1

OLEH : MASRIAH, S. Pd.


NIP. 197401172014082001

SDN BANGSONGAN 1
KEC. KAYENKIDUL KAB. KEDIRI
TAHUN AJARAN 2018 / 2019

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Illahi Robbi, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulisan makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
yang diharapkan.

Dalam rangka penulisan makalah ini, penulis mencoba merumuskan


sebuah karya tulis yang membahas tentang “Kesulitan Siswa dalam Proses Belajar
di Sekolah SD Negeri Bangsongan 1”

. Semua bahan yang berkaitan mengenai pembahasan ini penulis coba


sajikan secara sistematis, sehingga diharapkan menjadi sebuah makalah yang
komperhensif.

Tiada gading yang tak retak oleh karenanya selaku penulis menyadari
bahwa makalah yang disusun ini belum bisa sepenuhnya dikatakan sempurna.
Kritik dan saran yang sekiranya dapat menyempurnakan makalah ini sangat
penulis harapkan dan penulis selalu terbuka untuk dikritik demi kemajuan
selanjutnya yang lebih baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Semoga Allah SWT
membalas amal baik dan senantiasa memberikan kemudahan dalam menjalankan
perintah-Nya. Amin.

Kediri, 21 Agustus 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………… 1

DAFTAR ISI………………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah………………………………………… 4

1.2. Identifikasi Masalah……………………………………………… 5

1.3. Rumusan Masalah………………………………………………. 5

1.4. Batasan Masalah………………………………………………… 6

1.5. Tujuan Masalah………………………………………………….. 6

BAB II LANDASAN TEORI

1.1. Pengertian Belajar…………………………………………………. 7

1.2. Proses Belajar…………………………………………………….. 7

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Siswa Dalam Belajar………………………………………………… 11

3.2. Gejala Kesulitan Belajar…………………………………………… 13

3.3. Latar Belakang Kesulitan Belajar…………………………………. 14

3.4. Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar…………………….. 14

3.5. Peran Guru Dalam Pembelajaran…………………………………….. 15

3.6. Tindakan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar………………… 17

2
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan……………………………………………………….. 21

1.2 Saran……………………………………………………………… 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagai pelajar, siswa merupakan subyek utama yang terlibat dalam

proses belajar. Karena keadaan sifat, maka dalam proses belajarnya terdapat

beberapa hal keistimewaan. Ada siswa yang cepat dalam belajar, ada yang

lambat, ada yang kreatif dan ada pula yang tergolong gagal (drop-out). Namun

meskipun demikian kegiatan belajar di sekolah mempunyai tujuan tetap yaitu

membantu memperoleh perubahan tingkah laku bagi setiap siswa dalam rangka

memperoleh tingkat perkembangan yang optimal dan dapat menyesuaikan diri

dalam lingkungannya.

Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, sudah menjadi harapan setiap

guru agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Banyak guru

yang pada saat ini hanya bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar

tetapi tidak bisa menjadi seorang pendidik bagi siswa-siswanya. Oleh karenanya,

banyak siswa yang menunjukan tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana

yang diharapkan meskipun telah diusahakan dengan sebaik-baiknya oleh guru

Guru merupakan bersumber daya manusia yang potensial bagi

pengembangan kreativitas siswa dalam berbagai aspek. Seorang guru mempunyai

kewajiban membentuk siswa mencapai kewaspadaannya masing-masing, hal ini

merupakan salah satu ciri keberhasilan tujuan pendidik yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik menduduki

4
peringkat teratas, artinya setiap guru harus memahami fungsi terhadap pelayanan

peserta didik. Letak pertisipasi aktif guru dalam pelayanan peserta didik tercermin

dalam kegiatan proses pendidikan yang berlangsung selama kegiatan pendidikan

itu terjadi.

1.2. Identifikasi Masalah

Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan para lulusan yang

berkualitas. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Antara lain faktor kesulitan belajar siswa dan peran guru dalam proses

pembelajaran. Proses pembelajaran berhasil dengan baik apabila seluruh

komponen yang terlibat dalam proses tersebut dapat dijadikan salah satu sumber

informasi yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menilai proses maupun hasil

belajar secara nyata.

1.3. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain :

1. Bagaimana peranan siswa dalam belajar?

2. Apa saja gejala kesulitan siswa dalam belajar?

3. Apa yang melatar belakangi kesulitan siswa belajar?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses belajar?

5. Bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran?

5
1.4. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas dalam makalah ini tidak melebar, maka

penulis membatasi permasalahan hanya dalam tatanan kesulitan siswa dalam

proses belajar dan bagaimana peran guru selaku seorang pendidik untuk

mengatasi permasalahan tersebut.

1.5. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam

proses belajar di SD Negeri Bangsongan 1.

2. Menjelaskan latar belakang kesulitan belajar siswa yang terjadi di SD

Negeri Bangsongan 1.

3. Menjelaskan peran guru dalam pelayanan peserta didik.

4. Menjelaskan mengenai peran siswa dalam proses kegiatan belajar.

5. Menjelaskan mengenai gejala siswa dalam kegiatan belajar.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Pengertian Belajar

Crobach (1954), mengatakan bahwa belajar ditunjukan oleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pada pengalaman. Sartain (1973),

belajar ialah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Crow

and Crow (1958), belajar adalah memperoleh kebiasaan-kebiasaan pengetahuan

dan sikap. C.T. Morgan, memberi definisi belajar ialah perubahan tingkah laku

yang relative menetap sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman lampau.

Jadi dari pendapat-pendapat beberapa ahli di atas mengenai pengertian

belajar trdapat beberapa kesamaan yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain pendapat para ahli di atas belajar dapat

diartikan pula sebagi aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu

pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar (guru).

2.2.Proses Belajar

Mengenai proses bagaimana perbuatan belajar itu terjadi, Crobach (1954)

mengemukakan ada tujuh aspek atau elemen dalam proses belajar. Ketujuh

elemen ini merupakan langkah-langkah atau proses belajar yang berlangsung

dalam diri individu. Ketujuh elemen proses belajar tersebut ialah sebagai berikut.

7
1. Tujuan

Artinya perbuatan belajar dimulai karena ada tujuan yang ingin dicapai da

perbuatan ditujukan untuk mencapai tujuan itu. Hal ini mengandung

implikasi bahwa perbuatan belajar yang efisien akan berlangsung jika

dimulai dengan tujuan yang jelas. Siswa hendaknya menyadari dengan

jelas tujuan tersebut.

2. Kesiapan

Sewaktu tindakan dalam belajar diperlukan adanya kesiapan dalam diri

individu (siswa) baik kesiapan fisik maupun kesiapan mental. Kesiapan

dapat diartikan sebagai sejumlah pola-pola respon atau kecakapan tertentu

yang diperlukan untuk suatu tindakan. Jadi bila siswa telah sampai pada

taraf kematangan tertentu, artinya siswa telah sampai taraf kematangan

sosialnya, maka siswa tersebut telah siap untuk melakukan fungsi-fungsi

kegiatan sosial. Berhasil tidaknya perbuatan belajar yang dilakukan

individu akan banyak bergantung kepada kesiapan siswa. Para pengajar

seharusnya mengetahui tingkat kesiapan para siswa untuk perbuatan

belajar.

3. Situasi

Aspek ketiga dari proses belajar ialah situasi yaitu seluruh obyek-obyek

orang atau simbol-simbol dalam lingkungan siswa. Situasi dapat pula

diartikan sebagai kemungkinan yang mempengaruhi respon siswa.

Pengalaman siswa dalam suatu situasi akan mempengaruhi respon siswa

dalam situasi lain. Demikian proses belajar secara keseluruhan akan

berlangsung dalam situasi tertentu, dalam situasi ini terdapat beberapa

8
kemungkinan untuk melakukan kegiatan belajar. Penerapan dari prinsip ini

ialah agar belajar dapat berhasil, maka situasi belajar hendaknya

diperhatikan.

4. Interprestasi (pengarahan)

Interprestasi dapat diartikan suatu proses pengarahan perhatian kepada

bagian-bagian dalam situasi, menghubungkannya dengan pengalaman-

pengalaman masa lampau, kemudian meramalkan apa yang dapat

dilakukan dalam situasi tersebut dalam menyampaikan tujuan belajar.

Dalam perbuatan belajar kemampuan menafsirkan berbagai kemungkinan

dari suatu situasi adalah menentukan proses belajar.

5. Respon (tindakan)

Setelah siswa menafsirkan situasi yang dihadapinya, kemudian memilih

dan melakukan suatu tindakan yang dianggap paling memadai untuk

tujuannya. Misalnya dalam situasi belajar memecahkan suatu soal, dalam

fase ini siswa melakukan tindakan-tindakan yang dianggap paling

memadai untuk memecahkan soal-soal itu setelah menafsirkan berbagai

kemungkinan dalam situasi yang dihadapi.

6. Akibat

Akibat merupakan fase yang selanjutnya akan dihadapi oleh siswa setelah

melakukkan responnya. Akibat yang akan dialami akan mempunyai

berbagai kemungkinan, mungkin berhasil dan mungkin gagal. Jika berhasil

siswa akan merasa puas, dan kemudian merencanakan kegiatan-kegiatan

yang akan dilakukan kemudian. Sebaliknya jika gagal, siswa akan merasa

9
kecewa dan selanjutnya akan memikirkan tindakan-tindakan yang akan

dilakukannya kemudian.

7. Reaksi terhadap kegagalan

Pengalaman sukses dan gagal dalam proses belajar itu bersifat individual.

Misalnya saja dalam suatu ujian ada siswa yang sudah merasa berhasil

kalau dia mendapat nilai enam, tetapi ada siswa lain yang merasa

mendapat nilai enam itu sebagai kegagalan dalam belajar. Reaksi terhadap

kegagalan ini tergantung kepada taraf keinginan atau taraf aspirasi siswa

mengenai prestasi belajarnya.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Siswa Dalam Belajar

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab pendahuluan, bahwa siswa

merupakan subyek yang terlibat dalam proses belajar. Jadi siswa adalah pemeran

utama dalam proses belajar, dalam hal ini terdapat banyak keunikan yang terjadi

pada diri siswa. Ada siswa yang cepat dalam belajar, ada yang lambat, ada yang

kreatif, dan bahkan ada pula siswa yang tergolong gagal (drop-out). Semua itu

terjadi karena latar belakang keunikan individu masing-masing. Oleh karena itu

pengenalan terhadap karakteristik para siswa sangat perlu. Beberapa karakteristik

siswa dalam belajar antara lain.

1. Cepat dalam belajar

Siswa yang tergolong cepat, pada umumnya dapat menyelesaikan proses

belajar dalam waktu yang lebih cepat dari yang diperkirakan. Mereka

dapat mudah menerima materi pelajaran. Dilihat dari tingkat

kecerdasannya, pada umumnya anak ini tergolong anak genius atau gifted

(sangat cerdas) dengan nilai IQ diatas 130. karena cepatnya dalam belajar,

maka golongan ini sering mengalami kesulitan karena pada umumnya

kegiatan belajar di sekolah menggunakan ukuran rata-rata. Salah satu

usaha untuk membantu mereka dengan menempatkan pada kelas khusus

atau dengan memberikan tugas-tugas tambahan.

2. Lambat belajar

11
Siswa yang tergolong lambat pada umumnya lebih lama dari waktu yang

diperkirakan untuk anak-anak normal. Sebagai akibatnya, siswa-siswa

golongan ini sering tertinggal dalam proses belajar, hal ini yang sering

menjadi salah satu sebab siswa tidak naik kelas. Dilihat dari tingkat

kecerdasannya, pada umumnya siswa golongan lambat belajar memiliki

kecerdasan di bawah rata-rata. Siswa golongan ini memerlukan perhatian

khusus antara lain melalui penempatan pada kelas-kelas khusus atau

pelajaran-pelajaran tambahan dalam program pengajaran remedial.

3. Siswa kreatif

Siswa kreatif ini umumnya dari golongan siswa yang cepat dalam belajar,

tetapi banyak juga yang berasal dari golongan siswa normal (rata-rata).

Anak golongan ini menunjukan kreatifitas dalam kegiatan-kegiatan

tertentu. Anak golongan ini selalu ingin menyelesaikan masalah, berani

menanggung resiko yang sulit sekalipun, kadang-kadang lebih senang

bekerja sendiri dan percaya pada kemampuan diri sendiri. Dalam kegiatan

belajar siswa golongan ini lebih mampu menemukan masalah-masalah dan

mampu memecahkan masalah. Sekolah perlu memberikan kesempatan

seluas-luasnya kepada golongan siswa ini.

4. Drop-out (putus belajar)

Siswa yang tergolong drop-out ialah mereka yang tidak berhasil

menyelesaikan studinya atau gagal dalam kegiatan belajar. Sebab

dari drop-out ini banyak, disamping sebab yang terletak pada diri siswa itu

sendiri, juga terdapat sebab-sebab lain seperti motivasi, lingkungan

masyarakat, keluarga dan lain sebagainya. Masalah yang dihadapi ialah

12
bagaimana membantu golongan drop-out ini, agar mereka pun dapat

menjadi warga masyarakat yang produktif.

5. Underachiever

Siswa yang tergolong underachiever adalah siswa yang memiliki taraf

intelegensi yang tergolong tinggi, akan tetapi prestasi belajar yang

dicapainya tergolong rendah (dibawah rata-rata). Secara potensial siswa

yang memiliki taraf intelegensi yang tinggi mempunyai kemungkinan

yang cukup besar untuk memperoleh prestasi yang tinggi, akan tetapi

prestasi belajarnya berada pada golongan di bawah rata-rata. Timbulnya

gejala ini berkaitan dengan motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar.

Siswa dari golongan ini memerlukan perhatian yang sebaik-baiknya dari

para guru dan terutama para petugas bimbingan di sekolah.

3.2. Gejaja Kesulitan Belajar di Sekolah

Kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai

jenis kenyataan. Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan

bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.

1. Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan gejala kesulitan

belajar.

2. Menunjukan hasil belajar yang rendah.

3. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.

4. Lambat dalam menerima tugas-tugas kegiatan belajar.

13
5. Menunjukan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh,

menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.

6. Menunjukan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang

terlambat, dan sebagainya.

7. Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung,

mudah tersinggung, pemarah, dan sebagainya.

3.3. Latar Belakang Kesulitan Belajar

Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa yang dihadapi oleh guru di

sekolah berupa gejala atau manifestasi adanya kesulitan belajar dalam bentuk-

bentuk tingkah laku. Gejala-gejala yang nampak merupakan akibat dari sebab atau

latar belakang tertentu. Demikian pula kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa

di sekolah, senantiasa berakar dari suatu latar belakang tertentu sebagai

penyebabnya. Dalam usaha membantu siswa sudah tentu latar belakang kesulitan

belajar hendaknya dipahami terlebih dahulu.

3.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar

Faktor yang terletak dalam diri siswa (faktor intern).

1. Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa.

2. Kurangnya bakat khusus untuk situasi belajar tertentu.

3. Tidak adanya motivasi atau dorongan untuk belajar.

4. Situasi pribadi terutama emosional yang dihadapi siswa-siswa tertentu.

14
5. Faktor jasmani seperti cacat tubuh, gangguan kesehatan, gangguan

penglihatan, dan sebagainya.

6. Faktor bawaan (herediter) seperti buta warna, kidal, dan sebagainya.

Faktor yang terletak diluar diri siswa (faktor ekstern)

1. Lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar anak,

seperti cara mengajar, sikap guru, kurikulum, perlengkapan belajar, dan

sebagainya.

2. Situasi lingkungan sosial yang mengganggu keadaan siswa, seperti

pengaruh negatif dari pergaulan, situasi masyarakat yang kurang kondusif,

gangguan kebudayaan modern seperti film dan sinetron, dan sebagainya.

3.5. Peran Guru Dalam Pembelajaran

Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik sudah merupakan

kewajiban dan tanggun jawab guru secara formal. Pelayanan peserta didik perlu

penanganan secara serius, karena siswa adalah warga sekolah yang menjadi tujuan

akhir sebagai ”output” atau lulusan yang perlu dipertahankan kualitas lulusannya.

Masalah yang dihadapi di berbagai sekolah adalah ketidakseimbangan antara

keinginan siswa dan program sekolah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam pelayanan peserta didik di sekolah sebagai berikut :

1. Kehadiran siswa dan masalah-masalahnya.

2. Perkembangan kreativitas, bakat, dan minat siswa.

15
3. Keikutsertaan dalam memilih sekolah sebagai lembaga pendidikan di mata

siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan secara

langsung melalui proses belajar.

4. Sikap mandiri serta disiplin diri, percaya diri bahwa diri siswa mempunyai

potensi positif yang dapat dikembangkan.

5. Pembentukan moral dan etika sebagai seorang siswa.

6. Kebutuhan siswa dalam menghadapi kesulitan belajar.

Guru profesional dalam memberikan bantuan kepada siswa perlu

memperhatikan berbagai faktor dan kondisi siswa secara normal. Pertimbangan

psikologis pada guru biasanya sudah tampak, guru selalu memperhitungkan jalan

keluar yang paling baik demi terwujudnya tujuan pendidikan karena guru dan

siswa merupakan satu kesatuan yang utuh. Dengan demikian partisipasi guru

dalam pelayanan terhadap siswa perlu memperhatikan kebutuhan siswa secara

umum, diantaranya.

1. Penyesuaian bidang studi yang akan dipelajari.

2. Identifikasi terhadap pribadi siswa.

3. Kesulitan dalam mencerna materi pelajaran.

4. Memilih bakat, minat, dan kegemaran.

5. Membantu menelaah situasi pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.

6. Memberikan gambaran situasi pendidikan secara terpadu.

7. Menentukan langkah apa yang perlu ditempuh jika menemukan kesulitan

belajar.

8. Kesukaran penyesuaian diri dengan lingkungan.

9. Identifikasi hambatan fisik, mental dan emosi.

16
Guru sebagai faktor sentral harus secara aktif menghadiri situasi kelas

secara continue. Perkembangan siswa memerlukan layanan atau bimbingan. Hal

ini menuntut guru untuk lebih mengenal situasi dn perkembangan kebutuhan

siswa.

3.6. Tindakan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar

Guru selalu dapat mengatasi permasalahan yang ada di sebuah kelas

dengan menekankan persoalan pada masalah yang terjadi dan mencari solusinya.

Ditemukan data pada kelas 1 SDN Bangsongan 1 sebagai berikut:

No Nama
1 Ahmad Syafiq Agnillah
2 Andara Syafi Maharani
3 Ayu Aorora Joanika
4 Belacqua Virginia Amanda
5 Chantika Bebyna Anjelia
6 Danish Rafi Asyraf
7 Dezta Aprilio Ceasar Pratama
8 Erlinda
9 Frisha Zaneta Aura Putri
10 Firstanada Cinta Aulia Pratama
11 Johar Moch. Rizki Danuarta
12 Lendra Aditya Pratama
13 Lexeizha Deri Jevon Ziggy
14 Moch Iqbal Firmansyah
15 Muhammad Nur Nijam Febriansyah
16 Neysa Adelia Salsabila
17 Niluh Ajeng Woro Kinanti
18 Novi Khoirun Nisa
19 Nur Rahmawati
20 Refina Febriantika Basda
21 Rheyhan April Saktiawan
22 Rizeza Ramadanti Gustii
23 Satria Yoga Pratama

17
Dari data siswa diatas guru menemukan masalah pada anak bernama

lengkap Rheyhan April Saktiawan. Masalah pada anak yaitu sering tidak mau

ditinggalakan orang tua saat belajar di dalam kelas, selalu merengaek hingga

orang tua sering menemani di dalam kelas. Hal ini justru akan mengganggu

kelancaran proses belajar mengajar. Guru dituntut dapat mengatasi masalah

tersebut dengan cepat.

Berdasarkan gejala yang teramati dan faktor penyebab kesulitan belajar

sebelumnya, maka upaya dilakukan penulis antara lain:

1. Tempat duduk siswa

Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan

hendaknya mengambil posisi tempat duduk bagian depan. Mereka

akan dapat melihat tulisan di papan tulis lebih jelas. Begitu pula dalam

mendengar semua informasi belajar yang diucapkan oleh guru. Maka

dari itu penulis akan melakukan rolling kursi setiap minggu untuk

menghindari kesulitan belajar pada anak berdasarkan tempat

duduknya.

2. Gangguan kesehatan

Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di

rumah dengan tetap memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh

orang tua dan keluarga lainnya. Maka dari itu penulis memberikan

bimbingan yang mengedukasi bahwa kesehatan sangatlah perlu dalam

menunjang kesehatan mereka.

3. Program remedial

18
Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan

internal, perlu ditolong dengan melaksanakan program remedial.

Teknik program remedial dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di

antaranya adalah mengulang kembali bahan pelajaran yang belum

dikuasai, memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa, dan lain

sebagainya. Maka dari itu penulis perlu melakukan penguatan

pelajaran pada siswa agar lebih paham lagi dengan mengulangi

berbagai mata pelajaran sebelumnya yang sudah pernah dibahas

sebelumnya.

4. Bantuan media dan alat peraga

Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup

membantu siswa yang mengalami kesulitan menerima materi

pelajaran. Boleh jadi kesulitan belajar itu timbul karena materi

pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa. Siswa SD

merupakan tahap dimana siswa perlu benda konkret untuk mengetahui

pengetahuan dan pengalaman, maka dari itu penulis akan

mengusahakan setiap pelajaran akan menggunakan alat peraga untuk

terciptanya belajar yang maksimal.

5. Suasana belajar menyenangkan

Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan suasana

belajar kondusif. Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan

akan membantu siswa yang mengalami hambatan dalam menerima

materi pelajaran.

6. Motivasi orang tua di rumah

19
Anak yang mengalami kesulitan belajar perlu mendapat perhatian

orang tua dan anggota keluarganya. Peran orang tua sangat penting

untuk memberikan motivasi ekstrinsik dan intrinsik agar anak mampu

memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Maka dari itu penulis akan

bekerjasama dengan orang tua untuk memberikan motivasi belajar

kepada anaknya agar siswa menjadi semangat dalam belajar.

20
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dalam proses belajar siswa sebagai individu unik sehingga terdapat

beberapa sifat, seperti cepat dalam belajar, lambat dalam belajar, kreatif, gagal,

berprestasi kurang, dan sebagainya. Semua itu terjadi karena latar belakang

keunikan individu masing-masing siswa. Namun meskipun demikian kegiatan

belajar di sekolah mempunyai tujuan tetap yaitu membantu sisw memperoleh

perubahan tingkah laku. Gejala kesulitan belajar nampak dalam berbagai tingkah

laku dan bersumber kepada faktor-faktor internal (dari diri belajar) dan faktor-

faktor eksternal (diluar diri pelajar).

4.2. Saran

Guru selaku pendidik harus dapat mengetahui karakteristik siswa sebelum

guru melakukan kegiatan belajar-mengajar. Hal ini penting dilakukan karena pada

diri siswa terdapat banyak keunikan yang berbeda-beda antara satu siswa dengan

siswa yang lain. Selain itu guru sebagai seorang pendidik diharapkan bias

membuat situasi belajar-mengajar menjadi nyaman sehingga siswa tidak akan

mengalami kesulitan ketika mereka menerima pelajaran.

Guru pada saat ini diharapkan bukan hanya sebagai seorang pengajar saja

yang hanya memberikan materi pembelajaran di kelas, tetapi guru harus menjadi

21
seorang pendidik yang diibaratkan bagai sebuah lentera yang terang cahayanya

dalam kegelapan. Guru harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kesulitan siswa dalam belajar, marilah kita wujudkan pendidikan

yang ideal bagi siswa dengan menjadi sosok guru yang mendidik bagi siswa-

siswanya.

Penulis memberikan saran kepada siswa, guru, lembaga pendidikan

(sekolah), dan orangtua siswa.

1. Saran bagi siswa

Tulisan ini diharapkan dapat menimbulkan daya tarik atau motivasi siswa

untuk lebih giat belajar, khususnya pada saat proses belajar di sekolah.

Selain itu penelitian ini diharapkan dapat membekali siswa untuk

meningkatkan kemampuan belajar sehingga dapat berguna dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Saran bagi guru

Guru diharapkan dapat menambah wawasan sebagai sarana kreativitas

dalam mengelola proses pembelajaran di kelas dengan demikian guru bisa

membantu siswa dalam proses belajar. Guru juga diharapkan dapat

meningkatkan kesadaran diri sebagai seorang pendidik, karena dengan

dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab yang

merupakan modal dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya.

3. Saran bagi lembaga pendidikan (sekolah)

22
Hasil tulisan ini diharapkan dapat memotivasi lembaga pendidikan

(sekolah) untuk selalu memperhatikan kesulitan-kesulitan siswa dalam

proses kegiatan belajar, sehingga dapat mendukung proses belajar-

mengajar.

4. Saran bagi orangtua siswa

Orangtua harus memberikan kesempatan yang cukup kepada anaknya

untuk belajar, karena dengan memberikan kesempatan yang cukup akan

memberikan prestasi belajar yang baik sekaligus dapat menjadikan

motivasi siswa untuk selalu rajin belajar.

23
DAFTAR PUSTAKA

Koswara, Deni. 2005. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: FIP-UPI.

Makmun, Abin Syamsudin. 2003. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda.

Surya, Moh. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV. Pembangunan Jaya.

Tirtarahardja, Umar. 1998. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Suryabrata, Sumardi. 2002. Psikolodi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

24

Anda mungkin juga menyukai