Anda di halaman 1dari 3

LATIHAN - 3

MATA KULIAH : Aplikasi Komputer


NAMA : Sartika Nur Aisyah
MATERI : Ms.Office
SEMESTER : II
KELAS : 2A / D3
HARI/TANGGAL :

BAB1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin menipisnya cadangan energi fosil dan semakin meningkatnya kebutuhan
bahan bakar, termasuk minyak diesel, pemikiran mengenai sumber energi yang
terbarukan serta diversivikasi energi semakin berkembang. Di samping itu, dunia
internasional saat ini juga sedang berlomba-lomba untuk mempergunakan bahan bakar
yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari
bahan bakar alternatif. Salah salah satunya adalah biodiesel, yaitu bahan bakar untuk
mesin diesel yang terbuat dari sumber daya hayati atau biomassa. Gagasan untuk
menggunakan minyak nabati sebagai bahan bakar untuk mesin diesel telah dikemukakan
sejak seratus tahun yang lalu. Di Indonesia sendiri, penelitian mengenai pengolahan
sumber minyak atau lemak menjadi biodiesel telah muncul sejak tahun1990-an.

Adapun kelebihan-kelebiahan biodiesel dibandingkan minyak diesel dari bahan bakar


fosil antara lain adalah merupakaan bahan bakar yang ramah lingkungan karena
menghasilkan emisi yang jauh lebih baik (freesulphur,smoke number rendah), sesuai
dengan isu-isu global. Cetane number lebih tinggi (> 60) sehinnga efisiensi pembakaran
lebih baik. Biodiesel juga meiliki sifat pelumas yang baik terhadap piston mesin, bersifat
diodegradabble (dapat terurai) dan merupakan rewenable energy, karena terbuat dari
bahan alam yang dapat diperbarui serta meningkatkan indepandent suplai bahan bakar
karena dapat diproduksi secara lokal.

Indonesia memiliki beragam sumber daya hayati yang berpotensi untuk diolah menjadi
biodiesel. Saat ini, bahan mentah biodiesel Indonesia kemungkinan adalah minyak sawit
dan minyak kelapa. Tetapi, selain itu ada kemungkinan pemanfaatan bahan mentah
lainnya seperti minyak jarak,minyak kepoh,minyak saga dan minyak bji-biji lainnya yang
sedang diteliti.

Selama ini, transformasi minyak yang terkandung didalam bahan sumber menjadi
biodiesel dilaksanakan sebagai berikut.
1. Pengambilan minyak dari biji sumber, yang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
pemerahan dan ekstraksi.
2. Konversi minyak menjadi biodiesel.
Pengambilan minyak dari biji atau sumber dengan kadar minyak/lemak ≤ 30%
dilakukan dengan cara ekstraksi. Sedangkan untuk biji atau sumber kadar
minyak/lemak lebih dari 30% dilakukan dengan cara pemerahan yang dilanjutkan
dengan ekstraksi bungkil hasil pemerahan. Untuk lebih jelasnya, proses diatas
ditampilkan pada skema dibawah ini.

Biji/sumber dengan
kadar minyak/lemak ≤ Ekstraksi Penjumputan
30%

Minyak /lemak

Konversi menjadi
biodiesel Biodiesel

Gambar 1.1 Skema pembuatan biodiesel dari biji/sumber dengan kadar minyak/lemak ≤
30% denagn metode konvensional

Biji/sumber dengan Miyak/


Pemerahan Konversi menjadi
kadar Minyak/lemak lemak biodiesel
≤ 30%

Ampas/ bungkil
Biodiesel
perubahan

Ekstraksi Penjumputan dari


ekstrak

Gambar 1.2 Skema pembuatan biodiesel dari biji/sumber dengan kadar minyak/lemak ≥
30% dengan metode konvensional.
Contoh biji atau sumber dengan kadar minyak atau lemak kurang dari 30% antara lain biji
kecipir, saga, sirsak, pepaya, randu alas, dedak padi dan kedelai. Sedangkan biji atau sumber
dengan kadar minyak atau lemak lebih dari 30% antara lain jarak pagar, kelapa sawit, karet,
kelor, kemiri, jagung, cokelat, alpukat, kelapa dan kepoh.

Proses pengolahan sumber minyak atau lemak menjadi biodiesel diatas dikenal dengan
metode konvensional. Saat ini, mulai berkembang pemikiran untuk membuat proses yang
telah ada ,menjadi lebih efisien. Salah satu caranya adalah dengan menggambungkan proses
ekstraksi dan konversi bahan menjadi biodiesel (esterifikasi) menjadi satu. Proses ini dikenal
sebagai proses in situ. Untuk lebih jelasnya, tahap-tahap pembuatan biodiesel melalui
transesterifikasi in situ disajikan pada skema-skema dibawah ini.

Biji/sumber dengan Ekstraksi


kadar Minyak/lemak Penjumputan dan
+ Biodiesel
≤ 30% pemulusan
(trans)esterifikasi

Gambar 1.3 Skema pembuatan biodiesel dari biji/sumber dengan kadar minyak/lemak ≤
30% dengan metode in situ.

Biji/sumber dengan
kadar Minyak/lemak Pemerahan Miyak/ Konversi menjadi
Biodiesel
lemak biodiesel
≤ 30%

Ampas/ bungkil
perubahan

Ekstraksi
Penjumputan dan Biodiesel
+
pemulusan (penjualan lokal)
(trans)esterifikasi

Gambar 1.4 Skema pembuatan biodiesel dari biji/sumber dengan kadar minyak/lemak ≥
30% dengan metode in situ.

Anda mungkin juga menyukai