Anda di halaman 1dari 6

Soal:

1. Apa yang dimaksud dengan biodeseal?


2. Apa saja Keunggulan dari biodiesel?
3. Bagaimanakah reaksi dari bideseal?
4. Apakah sumber bahan baku biodeseal?
5. Teknologi apakah yang dapat digunakan dalam pengolahan biodeseal?

Jawaban:
1. Yang dimaksud dengan biodeseal adalah
Jawaban:
Biodiesel adalah ester asam lemak yang dihasilkan dari reaksi
transesterifikasi minyak nabati atau hewani. Biodiesel yang dihasilkan ini
sangat potensial untuk menggantikan bahan baker solar yang cadangannya
sudah menipis. Biodiesel termasuk bahan bakar yang terbakar sempurna
dihasilkan dari beberapa minyak nabati pengganti minyak bumi. Biodiesel
terdiri dari metil ester minyak nabati, dimana rantai karbon trigliserida diubah
secara kimia menjadi ester dan asam lemak. Rantai hidrokarbon biodiesel
pada umumnya terdiri dari 16 - 20 atom karbon, sifat kimia biodiesel
membuatnya dapat terbakar dengan sempurna, dan mengikat pembakaran
pada campurannya dengan bahan bakar diesel dari minyak bumi (Vicente et
al., 2006).
Rantai karbon biodiesel bersifat sederhana, berbentuk lurus dan dua atom
oksigen tiap cabang di degredasi oleh bakteri dibandingkan dengan rantai
karbon petrodisel yang bersifat kompleks, biodiesel dari ester nabati tidak
mengandung senyawa organik volatil. Beberapa studi menunjukkan bahwa
pemakaiannya sebagai biodiesel memberikan efek yang berbeda satu dengan
yang lain. Sifat ini berhubungan erat dengan struktur dan komposisi
kandungan asam lemaknya. Misalnya kandungan asam lemak antara minyak
hewan dengan tumbuhan (Leung et al., 2006).
2. Keunggulan dari biodiesel adalah
Jawaban:
1) Mempunyai angka setana yang tinggi yaitu diatas 50. Bilangan setana
yaitu bilangan yang menunjukkan kualitas pembakaran bahan bakar atau
bilangan yang menunjukkan kecepatan bakar bahan bakar didalam ruang
mesin. Semakin tinggi angka setana waktu tunda pembakaran semakin
pendek.
2) Tidak mengandung sulfur dan benzena .
3) Dihasilkan dari sumber daya terbarukan dan ketersediaan bahan bakunya
terjamin , dapat diperbaharui dan biodegradable (dapat terurai).
4) Biodiesel dapat dicampur dengan solar, biodiesel pada campuran 20%
dengan solar dapat mengurangi partikel 30%, CO2 sebanyak 21%, dan
karbohidrat total 47 % .Biodiesel 100% dapat menurunkan emisi CO2
sampai 100%, emisi SO2 sampai 100%, emisi CO antara 10 - 50 % ,
emisi HC antara 10 - 50 %, (Tritoatmodjo, 1995).
5) Viskositasnya tinggi sehingga mempunyai sifat pelumas yang baik dari
pada solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin.
6) Mempunyai titik kilat yang tinggi sehingga lebih aman dari bahya dari
kebakaran pada saat disimpan dan maupun pada saat didistribusikan.
7) Dapat mengurangi asap hitam dari gas buang mesin diesel secara
signifikan walaupun penambahan hanya 5% - 10 % volume biodiesel
kedalam solar.

3. Reaksi pembuatan biodiesel termasuk reaksi transesterifikasi. Reaksinya


adalah :
Jawaban:
CH2-O-COR1 R1COOR CH2OH
│ katalis │
3 ROH + CH-O-COR2 ↔ R2COOR + CHOH
│ │
CH2-O-COR3 R3COOR CH2OH
Alkohol minyak biodiesel gliserol
Pada pembuatan biodiesel dapat digunakan katalis basa (KOH, NaOH), asam
(H2SO4, HCl) dan katalis padat.
4. Sumber bahan baku biodeseal adalah
Jawaban:
Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati, lemak binatang, dan ganggang.
Minyak nabati adalah bahan baku yang umum digunakan di dunia untuk
menghasilkan biodiesel, diantarannyarapeseed oil (Eropa), soybean
oil (USA), minyak sawit (Asia), dan minyak Kelapa (Filipina).
Pemanfaatan minyak nabati sebagai bahan baku biodiesel memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya sumber minyak nabati mudah diperoleh, proses
pembuatan biodiesel dari minyak nabati mudah dan cepat, serta tingkat
konversi minyak nabati menjadi biodiesel tinggi (mencapai 95%). Minyak
nabati memiliki komposisi asam lemak berbeda-beda tergantung dari jenis
tanamanya. Zat zat penyusun utama minyak-lemak (nabati maupun hewani)
adalah trigliserida, yaitu trimester gliserol dengan asam-asam lemak (C8-
C24). Komposisi asam lemak dalam minyak nabati menentukan sifat fisiko-
kimia minyak.
Sifat – sifat fisiko kimia beberapa minyak lemak nabati

Minyak Massa Viskositas DHc, Angka Titik Awan/ Titik


Jenis Kinematika MJ/Kg Setana Kabut, 0C Tuang,0C
Kg/Liter (380 C),cSt
Jarak 0,9537 297 37,27 ? Tak ada -31,7
Kaliki
Jagung 0,9095 34,9 39,50 37,6 -1,1 -40,0
Kapas 0,9148 33,5 39,47 41,8 +1,7 -15,0
Crambe 0,9044 53,6 40,48 44,6 10,0 -12,2
Biji rami 0,9236 27,2 39,31 34,6 +1,7 -15,0
Kacang 0,9026 39,6 39,78 41,8 12,8 -6,7
Tanah
Kanola 0,9115 37,0 39,71 37,6 -3,9 -31,7
Kasumba 0,9144 31,3 39,52 41,3 18,3 -6,7
Kasumba 0,9021 41,2 39,52 49,1 -12,2 -20,6
OT*)
Wijen 0,9133 35,5 39,35 40,2 -3,9 -9,4
Kedelai 0,9138 32,6 39,62 37,9 -3,9 -12,2
Bunga 0,9161 33,9 39,58 37,1 7,2 -15,0
Matahari
Diesel 0,8400 2,7 45,34 47,0 -15,0 -33,0
No. 2

5. Teknologi Pengolahan Biodiesel


Jawaban:
1) Transesterifikasi
Proses transesterifikasi meliputi dua tahap. Transesterifikasi I yaitu
pencampuran antara kalium hidroksida (KOH) dan metanol (CH30H)
dengan minyak sawit. Reaksi transesterifikasi I berlangsung sekitar 2 jam
pada suhu 58-65°C. Bahan yang pertama kali dimasukkan ke dalam
reaktor adalah asam lemak yang selanjutnya dipanaskan hingga suhu
yang telah ditentukan. Reaktor transesterifikasi dilengkapi dengan
pemanas dan pengaduk. Selama proses pemanasan, pengaduk dijalankan.
Tepat pada suhu reactor 63°C, campuran metanol dan KOH dimasukkan
ke dalam reactor dan waktu reaksi mulai dihitung pada saat itu. Pada
akhir reaksi akan terbentuk metil ester dengan konversi sekitar 94%.
Selanjutnya produk ini diendapkan selama waktu tertentu untuk
memisahkan gliserol dan metil ester. Gliserol yang terbentuk berada di
lapisan bawah karena berat jenisnya lebih besar daripada metil ester.
Gliserol kemudian dikeluarkan dari reaktor agar tidak mengganggu
proses transesterifikasi II. Selanjutnya dilakukan transesterifikasi II pada
metil ester. Setelah proses transesterifikasi II selesai, dilakukan
pengendapan selama waktu tertentu agar gliserol terpisah dari metil ester.
Pengendapan II memerlukan waktu lebih pendek daripada pengendapan I
karena gliserol yang terbentuk relatif sedikit dan akan larut melalui
proses pencucian.
2) Esterifikasi
Jika bahan baku yang digunakan adalah minyak dengan kadar FFA tinggi
(>5%), seperti mnyak jelantah, PFAD (palm fatty acid distilate),
CPO low grade, dan minyak jarak, maka proses transesterifikasi yang
dilakukan untuk mengkonversi minyak menjadi biodiesel menjadi tidak
efisien. Oleh karena itu, bahan-bahan diatas perlu melalui tahap proses
pra-esterifikasi untuk menurunkan kadar FFA hingga dibawah 5%.
Pada umumnya, proses esterifikasi menggunakan katalis asam, seperti
asam sulfat dan asam klorida. Pada tahap ini akan diperoleh minyak
dengan campuran metil ester kasar dan metanol sisa yang kemudian
dipisahkan. Lalu, proses esterifikasi dilanjutkan dengan proses
esterifikasi alkalin (transesterifikasi) terhadap produk tahap pertama
diatas dengan menggunakan katalis alkalin. Pada proses ini digunakan
katalis sodium hidroksida 1 wt% dan alkohol (umumnya metanol) 10
wt%. Kedua proses ini dilakukan pada temperatur 550C. Pada proses ini
dihasilkan metil ester di bagian atas dan gliserol di bagian bawah.
Kemudian dilakukan pemisahan antara metil ester dan gliserol. Setelah
dipisahkan, metil ester kemudian dimurnikan dengan menggunakan air
hangat dan dikeringkan untuk menguapkan kandungan air yang ada pada
metil ester. Metil ester yang telah dimurnikan ini selanjutnya sudah dapat
digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel
3) Produksi biodiesel dengan katalis biologis (biocatalyst)
Katalis biologis merupakan jenis katalis yang sedang dikembangkan
sebagai alternatif sebagai alternatif lain dalam proses biodiesel.
Pengembangan katalis biologis ditunjukan untuk mengurangi konsumsi
energi proses serta menghilangkan terikutnya senyawa –senyawa
pengotor dalam biodiesel kasar seperti gliserol, air, katalis alkalin, dan
sabun yang umumnya timbul pada transesterifikasidengan menggunakan
katalis kimia.
Ada beberapa macam katalis biologi yang sedang dikembangkan oleh
berbagai peneliti dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian
yaitu Candida antartica B, rizhomucor miehei dan pseudmonas cepacia.
Pengunaan katalis biologis memiliki kelemahan dibandingkan dengan
katalis kimiawi sehubungan dengan harganya yang masih mahal.

Anda mungkin juga menyukai