PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui alur kelahiran astronomi modern
2. Untuk menjelaskan Hukum Newton tentang gerak
3. Untuk menjelaskan hukum gravitasi universal
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat membuka wawasan penulis terkait keterkaitan ilmu fisika dan
astronomi terutama dalam aspek Hukum Newton tentang gerak dan
gravitasi yang mampu memprediksi kelakuan objek di permukaan Bumi dan
di luar angkasa.
2. Bagi Pembaca
Pembaca diharapkan mampu memperoleh pengetahuan dalam
mengitegrasikan bidang ilmu fisika dan astronomi melalui keterkaitan
antara Hukum Newton tentang gerak dan gravitasi dengan kelakuan objek
di permukaan Bumi dan di luar angkasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Heliosentris
Nicolaus Copernicus (1473-1543), mempertanyakan asumsi dari
Ptolomeus, Copernicus menyatakan bahwa bumi dan anggota tata surya yang lain
beredar mengelilingi matahari, dan bumi berputar pada porosnya. Teori atau asumsi
Nicolaus Copernicus dituangkan dalam sebuah bukunya yang berjudul De
Revolutionibus Orbium Coelestium (mengenal revolusi orbit langit) pada tahun
1543. Teori yang beranggapan bahwa matahari sebagai pusat tata surya disebut
heliosentris. Helios berasal dari bahasa Yunani yang berarti matahari.
2. Hukum Kepler II
Dalam selang waktu yang sama ( t ), vektor jari-jari ke matahari (R) menyapu
luas daerah yang sama (A). Karena vektor jejari r ini selalu berubah besarnya
sedangkan luasnya daerah A sama, berarti panjang busur s juga selalu berubah.
Ini berarti untuk selang waktu yang sama t , panjang lintasan selalu berubah yang
berarti kecepatan dari planet tiap saat di setiap titik tidak sama. Planet mencapai
kecepatan terbesar saat di perihelium dan kecepatan terkecil saat di aphelium.
Gambar 2.5 Planet Menyapu Luas daerah yang Sama dalam Selang Waktu
Sama
3. Hukum Kepler III
“Bila waktu edar planet mengelilingi matahari T dan jarak setengah sumbu
T2
panjang elips R, maka : 3 C (konstan) ”. C adalah konstanta yang harganya
R
sama untuk semua planet. Terdapat keberaturan pada gerak planet mengelilingi
matahari, yaitu:
Orbit planet eksentrisitanya ( kelengkungan orbitnya ) kecil, dan yang terbesar
pada planet Pluto dengan eksentrisitas e = 0,249.
Orbit semua planet hampir terletak dalam satu bidang.
Semua planet bergerak mengitari matahari dalam arah yang sama dari barat ke
timur.
Kecepatan Sesaat
Ketika menyebutkan kata kecepatan yang kita maksud sebenarnya adalah
kecepatan sesaat. Kecepatan Sesaat merupakan perbandingan yang sangat kecil
dalam selang waktu yang sangat singkat. Kecepatan sesaat pada waktu kapanpun
adalah kecepatan rata-rata selama selang waktu sangat kecil. Dalam hal ini,
kecepatan sesaat sebagai kecepatan rata-rata pada limit Δt yang menjadi sangat
kecil, mendekati nol.
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai berikut :
∆𝑥
𝑣 = lim ( )
∆𝑡→0 ∆𝑡
Kelajuan Rata-Rata
Kelajuan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi antara jarak total yang
ditempuh dengan selang waktu untuk menempuhnya.
s s B s A
v
t t B t A
Kelajuan Sesaat
Ketika menyebutkan kelajuan yang kita maksud sebenarnya kelajuan sesaat.
Kelajuan atau kelajuan sesaat merupakan perbandingan antara jarak yang sangat
kecil dengan selang waktu yang sangat singkat. Dengan kata lain, kelajuan sesaat
merupakan jarak yang sangat kecil yang ditempuh selama selang waktu yang sangat
kecil.
∆𝑠
𝑣 = lim ( )
∆𝑡→0 ∆𝑡
Agar lebih memahami perbedaan antara kelajuan sesaat dan kelajuan rata-rata kita
ilustrasikan misalnya, anda berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor.
Antara rumah dan sekolah memiliki jarak 20 km. ketika mengendarai sepeda motor
dari rumah ke sekolah, anda membuuhkan waktu 1 jam. Untuk contoh ini, kelajuan
rata-rata sepeda motor adalah 20 km/1 jam = 20 km/jam. Ini berarti secara rata-rata
anda menempuh jarak 20 km setiap jam. Ini hanya kelajuan rata-rata saja. Tidak
mungkin dari rumah sampai sekolah kelajuan anda selalu 20 km/jam. Ketika
bertemu kendaraan lain di jalan pasti anda akan mempelambat sepeda motor, ketika
tiba lampu merah anda akan berhenti, ketika jalan sepi anda kebut-kebutan. Jadi 20
km/jam hanya kelajuan rata-rata saja. Lalu untuk kelajuan sesaat anda berapa? Itu
tergantung saatnya kapan. Lebih tepatnya bisa anda amati pada speedometer sepeda
motor anda. Speedometer mencatat kelajuan setiap saat. Kadang-kadang jarum
speedometer naik, kadang-kadang turun. Kelajuan sesaat anda selalu berubah setiap
saat.
Percepatan
Perubahan kecepatan yang terjadi selama selang waktu tertentu bersifat tetap.
Perubahan kecepatan persatuan waktu disebut percepatan. Dengan kata lain,
percepatan menyatakan seberapa cepat perubahan kecepatan sebuah benda.
v
a
t
Percepatan Rata-Rata
Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi perubahan kecepatan
(v) dengan selang waktu (t) yang diperlukan untuk terjadinya perubahan
kecepatan tersebut.
v
a
t
Percepatan Sesaat
Percepatan Sesaat didefinisikan sebagai analogi terhadap kecepatan sesaat
dalam suatu saat atau waktu.
∆𝑣
𝑎 = lim ( )
∆𝑡→0 ∆𝑡
Gambar 2.7 Ilustrasi Pengaruh Gaya (F) terhadap Benda dengan Massa (m)
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa gaya untuk tiap satuan massa adalah
sebanding dengan percepatan yang dihasilkannya. Ungkapan ini pertama kali
dinyatakan oleh Newton dalam hukumnya yang kedua, yang secara lengkap
menyatakan bahwa,
“percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda
besarnya berbanding lurus dengan gaya tersebut, searah dengan gaya tersebut,
dan berbanding terbalik dengan massanya.”
Jadi dapat dituliskan
F
a atau F Cma
m
dengan C adalah suatu tetapan. Jika tarikan yang dilakukan pada sebuah benda
yang massanya 1 kg dan menghasilkan percepatan 1 m/s, maka besarnya tarikan itu
disebut 1 kg m/s. Dalam hal ini C = 1, sehingga persamaan menjadi
F ma
Satuan kg m/s adalah satuan turunan dalam sistem satuan dinamik MKS, satuan
turunan tersebut selanjutnya disebut newton (N). Dalam sistem satuan dinamik cgs,
gaya dinyatakan dalam satuan gr cm/s atau dyne. Tentunya terdapat kaitan 1N = 105
dyne. Jika pada suatu benda bekerja lebih dari satu gaya maka persamaan harus
ditulis dalam bentuk
F =ma
dengan F adalah jumlah vektor semua gaya luar yang bekerja pada benda.
Beberapa yang perlu dicatat kembali terhadap perumusan berlaku untuk massa
benda tetap, tidak bergantung waktu, dan merupakan persamaan vektor.
.
Gambar 2.8 Ilustrasi Seorang Anak sedang Mendorong Tembok
Pada gambar tersebut, sesorang mendorong dinding dengan gaya F. Apa
yang dirasakan oleh seseorang? Seseorang merasa bahwa tangannya didorong oleh
dinding dengan gaya F1. Gaya F1 disebut gaya reaksi karena gaya ini timbul setelah
F dikerjakan pada tembok. Jadi F adalah gaya yang dikerjakan seseorang pada
tembok dan F1 adalah gaya yang dikerjakan tembok pada seseorang. Newton
menjelaskan peristiwa ini dengan pernyataan: Jika benda A mengerjakan gaya pada
benda B (gaya aksi FAB), maka benda B akan mengerjakan gaya pada benda A (gaya
reaksi, FBA) Ini disebut Hukum III Newton.
Rumusan matematis ini merupakan persamaan karena selama mendorong,
tembok tidak bergerak atau sistem diam.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan syarat-syarat gaya aksi reaksi yaitu:
1. arahnya berlawanan.
2. Besarnya sama (karena sistem diam).
3. Bekerja pada benda yang berbeda. (FAB pada tembok dan FBA pada seseorang
yang mendorong)
N
Buku
Meja
W=mg W'
Gambar 2.9 Gaya yang Bekerja pada Buku yang Diletakkan di Atas Meja
Karena buku mempuyai massa, maka buku mengalami gaya berat W = mg.
karena gaya berat inilah buku memberikan gaya pada meja sebesar W'(titik tangkap
pada meja) yang besarnya sama dengan W. W' merupakan gaya aksi, karena
menurut Hukum III Newton meja akan memberikan gaya reaksi N (titik tangkap
pada benda) yang besarnya sama dengan W' dan arahnya berlawanan dengan buku.
Karena gaya aksi dan gaya reaksi membentuk keseimbangan pada buku sehingga
buku diatas meja tidak terjatuh.
r
Gambar 2.12 Diagram
gravitasi antara dua buah
benda yang terpisah sejauh r
m1.m2
F=G
r2
F = gaya tarik-menarik antara kedua benda (N)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
r = jarak antara kedua pusat benda (m)
G = tetapan gravitasi universal
Sebelum mencetuskan Hukum Gravitasi Universal, Newton telah
melakukan perhitungan untuk menentukan besar gaya gravitasi yang diberikan
bumi pada bulan sebagaimana besar gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda-
benda di permukaan bumi. Sebagaimana yang kita ketahui, besar percepatan
gravitasi di bumi adalah 9,8 m/s2. Jika gaya gravitasi bumi mempercepat benda di
bumi dengan percepatan 9,8 m/s2, berapakah percepatan di bulan ? karena bulan
bergerak melingkar beraturan (gerakan melingkar bulan hampir beraturan), maka
percepatan sentripetal bulan dihitung menggunakan rumus percepatan sentripetal
Gerak melingkar beraturan.
Jadi percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3600 kali lebih kecil
dibandingkan dengan percepatan gravitasi bumi terhadap benda-benda di
permukaan bumi. Bulan berjarak 384.000 km dari bumi. Jarak bulan dengan bumi
ini sama dengan 60 kali jari-jari bumi (jari-jari bumi = 6380 km). Jika jarak bulan
dari bumi (60 kali jari-jari bumi) dikuadratkan, maka hasilnya sama dengan 3600
(60 x 60 = 602 = 3600). Angka 3600 yang diperoleh dengan mengkuadratkan 60
hasilnya sama dengan Percepatan bulan terhadap bumi, sebagaimana hasil yang
diperoleh melalui perhitungan.
Berdasarkan perhitungan ini, Newton menyimpulkan bahwa besar gaya
gravitasi yang diberikan oleh bumi pada setiap benda semakin berkurang terhadap
kuadrat jaraknya (r) dari pusat bumi. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut
:
Selain faktor jarak, Newton juga menyadari bahwa gaya gravitasi juga
bergantung pada massa benda. Pada Hukum III Newton kita belajar bahwa jika ada
gaya aksi maka ada gaya reaksi. Ketika bumi memberikan gaya aksi berupa gaya
gravitasi kepada benda lain, maka benda tersebut memberikan gaya reaksi yang
sama besar tetapi berlawanan arah terhadap bumi. Karena besarnya gaya aksi dan
reaksi sama, maka besar gaya gravitasi juga harus sebanding dengan massa dua
benda yang berinteraksi. Berdasarkan penalaran ini, Newton menyatakan hubungan
antara massa dan gaya gravitasi. Secara matematis ditulis sebagai berikut
MB adalah massa bumi, Mb adalah massa benda lain dan r adalah jarak antara pusat
bumi dan pusat benda lain.
Setelah membuat penalaran mengenai hubungan antara besar gaya gravitasi
dengan massa dan jarak, Newton membuat penalaran baru berkaitan dengan
gerakan planet yang selalu berada pada orbitnya ketika mengitari matahari. Newton
menyatakan bahwa jika planet-planet selalu berada pada orbitnya, maka pasti ada
gaya gravitasi yang bekerja antara matahari dan planet serta gaya gravitasi antara
planet, sehingga benda langit tersebut tetap berada pada orbitnya masing-masing.
Luar biasa pemikiran Newton ini. Tidak puas dengan penalarannya di atas, ia
menyatakan bahwa jika gaya gravitasi bekerja antara bumi dan benda-benda di
permukaan bumi, serta antara matahari dan planet-planet maka mengapa gaya
gravitasi tidak bekerja pada semua benda ?
Akhirnya, untuk menjawab hal tersebut Newton pun mencetuskan Hukum
Gravitasi Universal dan mengumumkannya pada tahun 1687, hukum yang sangat
terkenal dan berlaku baik di indonesia, amerika atau afrika bahkan di seluruh
penjuru alam semesta. Hukum gravitasi Universal itu berbunyi demikian :
Semua benda di alam semesta menarik semua benda lain dengan gaya
sebanding dengan hasil kali massa benda-benda tersebut dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara benda-benda tersebut.
Secara matematis, besar gaya gravitasi antara partikel dapat ditulis
Fg adalah besar gaya gravitasi pada salah satu partikel, m1 dan m2 adalah massa
kedua partikel, r adalah jarak antara kedua partikel.
Gaya total yang dimaksud di sini tidak sama dengan gaya total pada Hukum
II Newton. Hukum gravitasi berbeda dengan Hukum II Newton. Hukum Gravitasi
menjelaskan gaya gravitasi dan besarnya yang selalu berbeda tergantung dari jarak
dan massa benda yang terlibat. Hukum II Newton menghubungkan gaya total yang
bekerja pada sebuah benda dengan massa dan percepatan benda tersebut.
Saat itu Newton belum dapat mendefinisikan besar dari G. Nilai G tidak dapat
diperoleh dari teori, namun harus melalui eksperimen. Orang yang pertama kali
melakukan eksperimen untuk menentukan nilai G adalah Henry Cavendish, dengan
menggunakan neraca torsi. Neraca seperti ini kemudian disebut neraca Cavendish.
Bola dengan massa yang berbeda, yaitu m dan M yang dapat bergerak bebas pada
poros, akan tarik menarik, sehingga akan memuntir serat kuarsa, sehingga cahaya
yang memantul pada cermin pun akan bergeser pada skala. Dengan mengkonversi
skala, dan memperhatikan jarak m dan M serta massa m dan M, maka Cavendish
menetapkan nilai G sebesar 6,754 x 10-11 N.m2/kg2. Nilai ini kemudian kini dengan
perlengkapan yang lebih canggih disempurnakan, sehingga diperoleh nilai:
G = 6,672 x 10-11 N.m2/kg2.
Gaya gravitasi merupakan besaran vektor, sehingga bila suatu benda
mengalami gaya tarik gravitasi dari lebih satu benda sumber gravitasi, maka teknik
mencari resultannya dipergunakan teknik pencarian resultan vektor. Misalnya dua
buah gaya F1 dan F2 yang membentuk sudut , resultan gayanya dapat ditentukan
berdasarkan persamaan :
BAB II
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Munculnya astronomi modern diawali dari pengamatan yang telah
dilakukan astronom kuna untuk mencari pola dari pergerakan bintang dan
planet. Metode pengamatan yang dilakukan menjadi cikal bakal terlahirnya
teori-teori mengenai pergerakan planet
2. Hukum Newton menganalisis gerak benda yang diakibatkan oleh adanya
gaya yang bekerja. Newton mencetuskan 3 hukum mengenai gerak. Hukum
pertama menyatakan bahwa “dalam kerangka inersial, setiap benda akan
tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya
yang bekerja padanya adalah nol”. Hukum kedua Newton menyatakan
bahwa percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah
benda besarnya berbanding lurus dengan gaya tersebut, searah dengan gaya
tersebut, dan berbanding terbalik dengan massanya. Hukum ketiga Newton
mengungkap bahwa Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan, yang
satu disebut aksi dan yang lain disebut reaksi, sedemikian sehingga aksi =
reaksi.
3. Hukum gravitasi universal mengungkapkan bahwa semua benda di alam
semesta menarik semua benda lain dengan gaya sebanding dengan hasil kali
massa benda-benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara benda-benda tersebut. Newton mengemukakan, bahwa ternyata ada
suatu gaya pada suatu jarak yang memungkinkan dua benda atau lebih untuk
berinteraksi. Gaya gravitasi akan bekerja pada massa suatu benda yang
masih berada dalam medan gravitasi suatu benda atau planet.
3.2 Saran
Untuk pembuatan makalah selanjutnya diharapkan mampu mengupas topik
pergerakan planet ke dalam bidang ilmu lainnya seperti Kimia, Biologi, Teknologi,
Sains Kebumian, dll. Integrasi ke dalam lebih banyak cabang ilmu akan membuat
pembelajaran lebih efektif untuk dipelajari, karena dalam satu topik bisa dibahas
beberap cabang ilmu.