Anda di halaman 1dari 10

MINI RISET

ANALISIS PEMBENTUKAN BUMI


MATA KULIAH ILMU ALAMIAH DASAR
Dosen Pembimbing Mata Kuliah :
Freddy Tua Musa Panggabean, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Wardani Febrina
2203332008

PENDIDIKAN BAHASA JERMAN


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkatNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas “MINI RISET” ini dengan
tepat waktu. Tugas “MINI RISET” ini saya buat guna memenuhi Tugas Rutin mata kuliah
“ILMU ALAMIAH DASAR” pada semester III tahun 2021.

Adapun isi dari tugas “Mini Riset” ini tentang Bumi dan Alam Semesta. Saya berterima
kasih kepada bapak Freddy Tua Musa Panggabean, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Ilmu
Alamiah Dasar.

Saya berharap tugas “Mini Riset” ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita
tentang dunia Pengetahuan Alam. Saya menyadari bahwa tugas “Mini Riset” ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritikan, saran dan masukan sangat lah
saya butuhkan mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun. Saya selaku
penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang membuat semua pihak kurang
berkenan.

Berhubung Tugas Mini Riset kali ini yang di berikan oleh bapak Freddy Tua Musa
Panggabean, S.Pd., M.Pd. merupakan isi kesimpulan nya saja, maka demikian tugas ini di buat
tanpa stuktuk makalah.

Medan, 1 Oktober 2021

Wardani Febrina

Nim : 2203332008

1
ANALISIS TERBENTUKNYA BUMI

PENDAHULUAN
Terjadinya alam semesta hanya Allah SWT yang tahu. Bagi manusia alam semesta
masih merupakan misteri, masih merupakan peristiwa yang gaib dan penuh rahasia. Namun
walaupun demikian para ahli ilmu pengetahuan alam masih terus mengadakan penelitian-
penelitian untuk mengungkap tabir misteri tersebut. Apa, mengapa, bagaimana dan kapan
terjadi alam semesta ini. Oleh karena manusia dengan mempergunakan segala
kemampuannya, mempergunakan teknologi canggih terus berusaha untuk mengungkapkann
misteri alam semesta ini.
Agar dapat lebih menghayati dan mendalami sifat sifat yang terkandung dalam bumi,
maka perlu disimak juga sedikit perihal bagaimana terjadinya bumi ini. Untuk tujuan itu kita
akan mengawalinya dengan melihat kedudukan bumi ini dari sudut yang lebih luas dan
besar; yakni dengan menempatkan bumi ini sebagai bagian dari Tata Surya. Kemudian
beralih ke bagian-bagian yang lebih kecil dan rinci, yaitu bahan-bahan pembentuknya, dan
dari sini kita melangkah mengungkapkan bentuk dan bangunnya, proses dan peristiwa-
peristiwa besar yang terjadi dan menimpa bumi seperti pembentukan batuan, pengikisan
permukaan bumi, pembentukan pegunungan dan lain sebagainya.(Sma et al., 2015)

MISTERI TERJADINYA BUMI


TEORI TENTANG TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Teori Steady State
Teori ini berpendapat bahwa materi yang hilang melalui resesi galaksigalaksi, karena
pengembungan alam yang berlangsung terus menerus digantikan oleh materi yang baru saja
tercipta sehingga alam semesta yang terlihat tetap berada dalam keadaan tidak berubah
(stady state), artinya bahwa materi secara terus menerus tercipta diseluruh alam semesta.
Teori ini sama sekali tidak menyebut peristiwa awal yang bersifat khusus pada waktu atau
ruang. Tidak ada awal maupun akhir karena materi diperbarui secara terus menerus di satu
tempat sementara di tempat lain dihancurkan.

2
Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berpendapat bahwa ada suatu siklus di jagat raya. Satu siklus mengalami satu
masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung selama 30
milyar tahun. Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksigalaksi serta bintang-bintang di
dalamnya. Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya
membentuk unsur-unsur lain yang komplek. Pada masa kontraksi, galaksi-galaksi dan
bintang-bintang yang telah terbentuk meredup dan unsure-unsur yang telah terbentuk
menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Disebut juga
Oscillating Theory (teori mengembang dan memampat).
Teori Big – Bang
Keberadaan awal pada peristiwa besar ini melengkapi ketidaktahuan manusia tentang
awal mula alam semesta dan merupakan bahan dari spekulasi sesungguhnya yang
mempunyai dasar kuat. Teori ini mengasumsikan sekitar 15 milyar tahun lalu dimulai dari
ledakan yang dahyat dan dilanjutkan dengan pengambangan alam semesta. Point penting
dari semua peristiwa ini adalah waktu, materi , energi dan ruang merupakan satu
keterpaduan. Kejadian ini bukan ledakan biasa tetapi cukup memenuhi semua peristiwa dari
ruang dengan semua partikel yang menjadi embrio alam semesta yang mendesak keluar dari
masing-masing yang lain.
Teori Big-Bang juga dikenal teori Super Dense, menyatakan bahwa jika alam semesta
mengembang pada skala tertentu, maka ketika kita pergi kembali ke dalam waktu,
kelompok-kelompok galaksi akan semakin mendekat dan tentu akan sampai pada suatu saat
di mana semua materi, energi dan waktu yang membentuk alam semeseta terkonsentrasi
pada suatu tempat dalam bentuk gumpalan yang sangat padat ( super dense agglomeration).
Dengan bekerja mundur , dari peringkat resesi galaksi-galaksi yang teramati, ditemukan
bahwa galaksi-galaksi itu diduga telah berada berdekatan satu sama lain sekitar 12 milyar
tahun yang lalu. Dipostulasikan bahwa saat ini ledakan hebat menyebabkan alam semesta
mengembang 1030 kali atau lebih dari ukuran aslinya, sebagai akibatnya gumpalan yang
sangat padat dari materi dan energi berserakan menjadi banyak bagian yang semuanya
berjalan dengan kecepatan berbeda-beda ke arah berbeda-beda pula. Hasil dari ledakan ini
berkondensasi membentuk benda-benda langit seperti yang ada sekarang. Pengembangan
alam alam yang teramati ini merupakan kelanjutan dari proses ini. Teori berkonsentrasi pada

3
peristiwa spesifik sebagai „awal‟ alam semesta dan menampilkan suatu evolusi progresif
sejak titik itu hingga sekarang. Selama satu abad terakhir, serangkaian percobaan,
pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi mutakhir,
telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa alam semesta memiliki permulaan. Para ilmuwan
telah memastikan bahwa alam semesta berada dalam keadaan yang terus mengembang. Dan
mereka telah menyimpulkan bahwa, karena alam semesta mengembang, jika alam ini dapat
bergerak mundur dalam waktu, alam semesta ini tentulah memulai pengembangannya dari
sebuah titik tunggal. Sungguh, kesimpulan yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini
adalah alam semesta bermula dari ledakan titik tunggal ini. Ledakan ini disebut “Dentuman
Besar” atau Big-bang. (Prasetya, n.d.)

Pemikiran Tentang Asal Mula Jadi Tata Surya


Dalam perkembangan yang mutakhir para peneliti di bidang astronomi mulai
membatasi diri dengan hanya memikirkan masalah-masalah yang berkaitan dengan asal
mula dari planit-planit saja. Sedangkan teka-teki yang berhubungan dengan terjadinya
Matahari nampaknya untuk sementara masih tertinggal dan diabaikan seperti keadaannya
semula. Kurang lebih pada sekitar pertengahan abad ini, masalah yang berkaitan dengan
momentum telah dicoba didekati melalui penggunaan sifat-sifat arus listrik dan medan
kemagnitan.
Pendekatan ini menimbulkan suatu perubahan terhadap hukum yang berkaitan
dengan sifat-sifat dari gas panas adalah pada awalnya gas gas ditafsirkan akan bereaksi
langsung terhadap tarikan gaya berat, perputaran dan tekanan. Tetapi didalam suatu medan
magnit yang dikekalkan oleh arus listrik (magneto hydrodinamic field), gas yang terionkan
akan mempunyai kekuatan untuk menangkis gaya-gaya tersebut. Disusul oleh Fred Hoyle
pada tahun 1960 mengemukakan: bahwa magneto hydrodinamic telah mempengaruhi sifat
daripada bahan asal didalam awan debu yang berupa gas yang terionkan yang berputar
dengan cepat. Melalui gas-gas ini akan didapat garis-garis gaya “magneto
hydrodinamic”yang diumpamakan serupa dengan benang-benang elastis yang mengikat gas-
gas tersebut. Gas-gas yang terdapat dibagian luar dari awan akan berputar lebih lambat
dibandingkan dengan yang berada di bagian dalam sehingga akibatnya benang-benang itu
akan mempunyai kecenderungan untuk melilit dan merentang. Keadaan seperti ini akan

4
menyebabkan peningkatan terhadap momentum pada bagian luar, yang kemudian akan
membentuk planit-planit dan akan mengurangi bagian tengahnya yang kemudian pula akan
membentuk Matahari.
SUSUNAN INTERIOR BUMI
Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat sifat fisika bumi
(geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti
misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang (seismik),
dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para akhli geofisika mempelajari
susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi),
sifat kemagnetan bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang
seismik. Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang mengukur
sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada dasarnya gelombang
seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau gelombang Longitudinal dan
gelombang Sekunder (S) atau gelombang Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang
ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar
pada material berfasa padat maupun cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada
materi yang berfasa cair. Perpedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai
untuk mengetahui jenis material dari interior bumi.
MATERIAL DAN SUSUNAN KULIT BUMI
Selaput Batuan (Litosfir)
Litosfir atau bagian yang padat dari Bumi, berada dibawah Atmosfir dan Samudra.
Sebagian besar dari apa yang kita pelajari dan ketahui tentang bagian yang padat dari Bumi
ini, berasal dari apa yang dapat kita lihat dan raba diatas permukaan Bumi. Para ilmuwan
Ilmu Kebumian, umumnya berpendapat bahwa Bumi ini lahir pada saat yang bersamaan
dengan lahirnya MATAHARI beserta planit-planit lainnya, berasal dari awan yang
berpusing yang terdiri dari bahan-bahan berukuran debu, dan terjadi pada kurang lebih 5
hingga 6 milyar tahun yang lalu. Bahan-bahan tersebut kemudian saling mengikat diri,
menyatu dan membentuk Litosfir. Beberapa saat setelah Bumi kita ini terbentuk, terjadilah
proses pembentukan lelehan yang menempati bagian intinya. Lelehan tersebut kemudian
mengalami proses pemisahan, dimana unsur-unsur yang berat yang terutama terdiri dari besi
dan nikel akan mengendap, sedangkan yang ringan akan mengapung diatasnya. Sebagai

5
akibat dari proses pemisahan tersebut, maka Bumi ini menjadi tidak bersifat homogen, tetapi
terdiri dari beberapa lapisan konsentris yang mempunyai sifat-sifat fisik yang berbeda.
Disamping bagian-bagian utama tersebut diatas, ada suatu zona terletak didalam
mantel-Bumi yang berada antara kedalaman 100 dan 350 Km, bahkan dapat berlanjut hingga
700 Km., dari permukaan Bumi. Zona ini mempunyai sifat fisik yang khas, yaitu dapat
berubah menjadi bersifat lentur dan mudah mengalir. Oleh para ahli geologi zona ini
dinamakan “Astenosfir”. Adalah suatu zona yang lemah, panas dan dalam kondisi tertentu
dapat bersifat secara berangsur sebagai aliran. Diatas zona ini, terdapat lapisan Bumi yang
padat disebut “Litosfir” (atau selaput batuan) yang mencakup bagian atas dari Mantel-Bumi
serta seluruh lapisan Kerak-Bumi
Selaput udara (Atmosfir)
Selaput atau lapisan udara ini sepintas nampaknya tidak mempunyai peranan yang berarti
terhadap lingkungan geologi. Sebenarnya fungsi dari Atmosfera adalah: (1). merupakan
media perantara untuk memindahkan air dari lautan melalui proses penguapan ke daratan
yang kemudian jatuh kembali sebagai hujan dan salju; (2). merupakan salah satu gaya utama
dalam proses pelapukan, dan ketiga bertindak sebagai pengatur khasanah kehidupan dan
suhu di atas permukaan bumi. Atmosfera disini berfungsi sebagai pelindung dari permukaan
bumi terhadap pancaran sinar ultraviolet yang tiba di atas permukaan bumi dalam jumlah
yang berlebihan.
Dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari udara, atau  78%, terdiri dari unsur nitrogen
dan hampir 21% adalah Oxigen. Sedang sisanya adalah Argon (< dari 1%), CO2 hanya
0,33% saja. Adapaun gas-gas lainnya seperti Hidrogen dan Helium jumlahnya tidak berarti.
Nitrogen sendiri tidak mudah untuk bersenyawa dengan unsur-unsur lain, tetapi ada proses-
proses dimana gas-gas ini dapat bergabung menjadi senyawa nitrogen yang kemudian
menjadi sangat penting artinya untuk proses-proses organik dalam lingkungan kehidupan
atau apa yang kita kenali sebagai biosfera. Sebaliknya unsur oxigen adalah unsur yang
sangat aktip untuk bersenyawa dan segera akan menyatu dengan unsur-unsur lainnya
didalam suatu proses yang lazim kita kenal sebagai oxidasi.
Selaput air (Hidrosfir)
Menempati ruang mulai dari bagian atas atmosfir hingga menembus ke kedalaman
10 Km dibawah permukaan Bumi, yang terdiri dari samudra, gletser, sungai dan danau, uap

6
air dalam atmosfir dan air-tanah. Termasuk kedalam selaput ini adalah semua bentuk air
yang berada diatas dan didekat permukaan bumi, 97,2% air di bumi berada di laut dan
samudra. Tetapi mereka ini mudah untuk menguap dalam jumlah yang cukup besar utnuk
selanjutnya masuk kedalam atmosfera dan kemudian dijatuhkan kembali ke Bumi sebagai
hujan dan salju.
Apabila kita memperhatikan keadaan seluruh permukaan bumi, maka ciri yang
paling menonjol adalah suatu warna biru yang ditimbulkan oleh hadirnya lautan. Meskipun
planit-planit MARS, VENUS dan juga BUMI diselimuti oleh awan, tetapi ternyata hanya
planit BUMI saja yang mendapat julukan “the blue planets”. Daratan, ternyata hanya
menempati luas sekitar 29% saja dari seluruh permukaan bumi ini. Sisanya adalah laut dan
air. Bumi ini bahkan diduga jumlah luas daratan yang ada itu lebih kecil lagi dari yang
diperkirakan. Kedalaman rata-rata laut kita adalah hampir 4 Km. Angka ini sangat tidak
berarti apa-apa jika dibandingkan dengan panjangnya jari-jari Bumi yang berkisar sekitar
6400 Km. Namun demikian, laut tetap merupakan tempat penampungan air terbesar di Bumi
ini.
Mengingat fungsi dari air yang sangat vital dalam tata kehidupan, maka Ilmu
pengetahuan yang khusus diperuntukan bagi sifat-sifat air ini berkembang menjadi suatu
ilmu yang merupakan cabang dari Ilmu Geologi, yaitu “Geohidrologi”. Daur hidrologi
adalah merupakan salah satu perwujudan dari hasil perkembangan ilmu tersebut.(Noor,
2009)

KESIMPULAN

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar
tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada
porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke
luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat,
gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian
membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar
tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut
dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu,
bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

7
Teori KANT, LAPLACE, dan HELMHOLTZ adalah teori yang beranggapan bahwa
bumi berasal dari suatu bintang yang berbentuk kabut raksasa bersuhu tidak terlalu panas
dan penyebarannya terpencar dalam kondisi berputar dan dikenal sebagai awalmula dari
matahari. Akibat perputaran tersebut menyebabkan matahari ini kehilangan daya
energinya dan akhirnya mengkerut. Sebagai akibat dari proses pengkerutan tersebut,
maka ia akan berputar lebih cepat lagi. Dalam keadaan seperti ini, maka pada bagian
ekuator kecepatannya akan semakin meningkat dan menimbulkan terjadinya gaya
sentrifugal. Gaya ini akhirnya akan melampaui tarikan dari gayaberatnya, yang semula
berfungsi sebagai penyeimbang, dan menyebabkan sebagian dari bahan yang berasal dari
matahari tersebut terlempar. Bahan-bahan yang terlempar ini kemudian dalam
perjalanannya juga berputar mengikuti induknya, juga akan mengkerut dan membentuk
sejumlah planit-planit, salah satunya adalah planit bumi.
ASTRONOMI adalah ilmu yang mempelajari keadaan Tata Surya, dan mungkin
merupakan ilmu yang tertua di Bumi. Kaitannya terhadap bumi hanya terbatas kepada
aspek bahwa bumi merupakan bagian dari Tata Surya. Dari segi ilmu astronomi, bumi
kita ini hanya merupakan suatu titik yang tidak penting dalam Tata Surya dibandingkan
dengan benda-benda lainnya.
Susunan Interior Bumi: (1) Inti, yang terdiri dari dua bagian. Inti bagian dalam yang
bersifat padat, dan ditafsirkan sebagai terdiri terutama dari unsur besi, dengan jari-jari
1216 Km., Inti bagian luar, berupa lelehan (cair), dengan unsur–unsur metal mempunyai
ketebalan 2270 Km; (2) Mantel Bumi setebal 2885 Km; terdiri dari batuan padat, dan
berikutnya (3) Kerak Bumi, yang relatif ringan dan merupakan “kulit luar” dari Bumi,
dengan ketebalan berkisar antara 5 hingga 40 Km.
Kerak Bumi tersusun dari selaput batuan (litosfir), selaput udara (atmosfir), dan selaput
air (hidrosfir).

8
DAFTAR PUSTAKA

Noor, D. (2009). Teori Pembentukan Bumi dan Tektonik Lempeng. Pengantar Geologi, 20–22.
http://blog.ub.ac.id/mastertommy/files/2014/08/TEORI-PEMBENTUKAN-BUMI.pdf

Prasetya, S. P. (n.d.). Big Bang Theory : alam semesta berasal dari satu ledakan dari titik
tunggal. 8–10. http://geo.fish.unesa.ac.id/berkas/Alam_Semesta.pdf

Sma, S. M., Mengajar, S., Pklh, M., & Uns, F. (2015). * Staff Mengajar SMA N 8 Surakarta * 2
Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS 1. 1(1), 18–28.

https://brainly.co.id/tugas/26934533#:~:text=776%20orang%20terbantu-,Jawaban%3A,raksasa
%20yang%20berputar%20pada%20porosnya.&text=Kemudian%2C%20gumpalan
%2Dgumpalan%20itu%20membentuk,%2Dplanet%2C%20termasuk%20planet%20bumi.

Anda mungkin juga menyukai