DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
2. Triyono (1612051386)
PERSADA KHATULISTIWA
SINTANG
2018/2019
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar isi .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A.Latar Belakang .................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C.Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3
A.Pengertian chrysophyta ....................................................................... 3
B.Ciri- ciri chrysophyta ........................................................................... 3
C.Habitat chrysophyta ............................................................................. 4
D.Struktur Tubuh chrysophyta ................................................................ 4
E.Struktur sel chrysophyta ...................................................................... 6
F.Eproduksi dan daur hidup chrysophyta ............................................... 8
G.Klasifikasi chrysophyta ....................................................................... 8
H.Manfaat chrysophyta ........................................................................... 8
I.Pengertian dan ciri-ciri Rodhophyta ..................................................... 9
J.Habitat Rodhophyta .............................................................................. 10
K.Perkembang biakan Rodhophyta ......................................................... 11
L.Peran Rodhophyta Pada kehidupan ..................................................... 11
M.Beberapa Ordo Rodhophyta ............................................................... 12
N.Struktur sel Rodhophyta ...................................................................... 13
O.Struktur tubuh Rodhophyta ................................................................. 13
P..Klasifikasi Rodhophyta ....................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................ 15
A. Kesimpulan ................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 16
ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Indonesia di kenal sebagai negara yang subur dan kaya akan sumber daya
alam. Sebagai negara dengan luas wilayah lebih dari 70%, salahsatu kekayaan
alam yang bisa kita manfaatkan adalah suber daya alam hayati. Selain ikan
alternatif hasil laut yang bisa di olah dalah alga meskipun tidak semua alga bisa di
gunakan.
Alga dalam istilah indonesia sering di sebut sebagai ganggang merupakan
tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Algae (
ganggang) dapat di bedakan menjadi 7 kelompok: Chrysophyta, Phaeophyta,
Rhodophyta, eulenophyta, Pirrophyta, Cyanophyta, dan Chlrophyta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Ganggang Chrysophyta
2. Apa ciri – ciri dari Ganggang Chrysophyta
3. Dimana habitat Ganggang Chrysophyta
4. Bagaimana Struktur tubuh Ganggang Chrysophyta
5. Bagaimana struktur sel Ganggang Chrysophyta
6. Bagaimana Reproduksi dari Ganggang Chrysophyta
7. Sebutkan Klasifikasi dari Ganggang Chrysophyta
8. Apasaja manfaat dari Ganggang Chrysophyta
9. Apa Pengertian dan ciri-ciri Rhodophyta
10. Di mana habitat Rhodophyta
11. Bagaimana Perkembangbiakan Rhodophyta
12. Peran ganggang Merah pada Kehidun atau Rhodophyta
13. Apa saja Ordo dari Rhodophyta
14. Bagaimana Struktur sel Rhodophyta
15. Bagaimana Struktur Tubuh Rhodophyta
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Ganggang Chrysophyta
2. Dapat mengetahui Ciri ciri dari chrysophyta
3. Mengetahui habitat dari chrysophyta
1
4. Dapat mengetahuai Struktur Tubuh chrysophyta
5. Dapat mengetahuai Struktur sel chrysophyta
6. Dapat mengetahuai Reproduksi dan Daur Hidup
7. Dapat Mengetahui Klasifikasi Chrysophyta
8. Dapat memehami Manfaat chryophyta
9. Dapat mengetahui definisi dan ciri-ciri dari Rhodophyta
10. Dapat mengetahui di mana habitat Rhodophyta
11. Dapat mengetahui perkembang biakan Rhodophyta
12. Dapat mengetahui peran Rhodophyta
13. Dapat mengetahui macam- Macam Ordo dari Rhodophyta
14. Dapat mengetahui bagaimana Struktur sel dari Rhodophyta
15. Dapat mengetahui Struktur Tubuh Rhodophyta
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
C. Habitat chrysophyta
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air
laut, air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar,
air laut dan tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan
bacillariopphyceae di air laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab
D. Struktur tubuh chrysophyta
a. Bersel tunggal
1. Ochromonas, merupakan jenis Chrysophyta uniseluler yang
mempunyai dua flagela, satu panjang dan satu pendek. Ochromonas
dapat tumbuh secara autotrof dengan menggunakan energi cahaya
matahari atau secara heterotrof dengan menyerap makanan. Sel
tubuhnya berbentuk bola yang dilengkapi dengan 2 flagel sebagai alat
gerak. Kedua flagel tersebut tidak sama panjang. Di dalam
sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting, seperti kloroplas
yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma, dan nukleus.
Ochromonas berkembangbiak dengan membelah diri.
2. Navicula, Alga ini dikenal sebagai diatomae atau ganggang kersik
karena dinding sel tubuhnya mengandung zat kersik. Kersik
merupakan komponen penting dalam plankton. Navicula sp hidup di
air tawar dan di laut. Tubuh Navicula sp terdiri atas dua bagian yaitu
kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Di antara kotak dan tutup terdapat
celah yang disebut rafe.
Perkembangbiakan Navicula sp:
a) Perkembangbiakan vegetatif Navicula dengan membelah diri.
Setiap inti diatomae membelah menjadi dua, diikuti pembagian
sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjutnya, dinding sel
Naviculamemisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan, baik
kotak maupun tutup akan berfungsi menjadi tutup, dan masing-
masing akan membentuk kotak baru. Dengan demikian setiap sel
anakan yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecil
daripada sel asalnya. Peristiwa ini berlangsung berulang kali.
4
b) Perkembangbiakan generatif Navicula berlangsung dengan
konjugasi. Bila ukuran tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk
mengadakan pembelahan lagi, inti selnya akan mengalami meiosis
dan menghasilkan gamet. Gamet itu kemudian akan meninggalkan
sel dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan menghasilkan
zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel Navicula baru dan
membentuk tutup dan kotak baru. Bila Navicula mati, dinding
selnya akan mengendap membentuk tanah diatom yang kaya zat
kersik. Tanah ini merupakan bahan dinamit, isolator, dan bahan
gosok penghalus.
3. Pinnularia, mirip dengan diatome.
b. Bersel banyak
Vaucheria, hidup berkoloni dalam filamen yang berbentuk tabung yang
kadang-kadang bercabang. Jenis yang hidup di darat menempel pada
permukaan dengan rizoid yaitu cabang-cabang menyerupai akar yang tidak
berwarna. Filamen Vaucheria berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding
sekat yang disebut senosit. Di dalam sitoplasma terdapat vakuola besar di
tengah sel. Di dalam sitoplasma terdapat banyak inti, plastida yang berbentuk
cakram tanpa pirenoid. Cadangan makanan berupa minyak dalam bentuk
tetes-tetes minyak. Tubuhnya berupa benang bercabang-cabang dan tidak
bersekat, memiliki inti sel banyak, dan menyebar. Vaucheria tumbuh melekat
pada substrat dengan menggunakan alat yang berbentuk akar. Habitatnya di
air tawar maupuan di air payau.
Perkembangbiakan Vaucheria :
a) Perkembangbiakan vegetatif Vaucheria berlangsung dengan
pembentukan zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada ujung
filamen. Selanjutnya, inti di dalam sporangium membelah secara
meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti banyak
dan mempunyai flagel yang tumbuh di seluruh permukaannya. Setelah
sporangium masak, zoospora akan keluar dan tumbuh menjadi
Vaucheria baru.
5
b) Perkembangbiakan generatif Vaucheria berlangsung dengan
pembuahan ovum oleh spermatozoid. Ovum dibentuk di dalam
oogonium, sedang spermatozoid dibentuk dalam anteridium, keduanya
terdapat pada benang yang sama (homotalus). Zigospora hasil
pembuahannya akan membelah secara meiosis dan menghasilkan
spora yang selanjutnya terlepas dari induknya dan tumbuh menjadi
alga baru.
E.Struktur sel chrysophyta
Menurut Smith, Philips, dan refrensi yang lain, struktur sel dari kelas ini
adalah sebagai berikut.
1. Dinding sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding
selnya maka terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau
tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun
dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera). Struktur selnya tidak
mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan
silica.
2. Isi sel
a. Xantophyceae
b. Terdapat inti sel: berentuk tunggal dan berbentuk banyak inti.
Terdapat plastid berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil
a dan b, β karoten, xantofil.
c. Chrysophyceae
d. Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa
klorofil a, b, c, β karotin, xantofil, berupa lutein, diadinoxantin,
fukoxantin dan dinoxantin.
e. Bacillariophyceae
f. Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c,
β karotin, xantofil.
3. Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan.
Chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali
6
terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamina).
Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida antara dua
kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan
struktur.
4. Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.
5. Alat Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan
jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip
dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel
menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan
pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2
flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan ocromonas, mempunyai 2
flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1 flagel.
Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi
uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama
panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu
heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan
berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin
dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
6. Fakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung
pada spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola
kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interfal yang
teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang terdapat
pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
7. Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan
golgi adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan
maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk
cakram atau kantung.
8. Nukleus
7
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER
yang mana berhubungan dengan pembungkus inti.
G. Klasifikasi Chrysophyta
8
Alga ini pada umumnya bersel banyak (multiseluler) dan makroskopis.
Panjangnya antara 10 cm sampai 1 meter dan berbentuk berkas atau lembaran.
Beberapa alga merah memiliki nilai ekonomi sebagai bahan makanan (sebagai
pelengkap minuman penyegar ataupun sebagai bahan baku agar-agar). Alga
merah sebagai bahan makanan memiliki kandungan serat lunak yang baik bagi
kesehatan usus.
Rhodophyta (algae merah) umumnya warna merah karena adanya protein
fikobilin,terutama fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke
coklat atau kadang-kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding
sel terdiri dari sellulosa dan gabungan pektik, seperti agar-agar, karaginan dan
fursellarin. Hasil makanan cadangannya adalah karbohidrat yang kemerah-
merahan. Ada perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis. Jenis dari
divisi ini umumnya makroskopis, filamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa
dari mereka bentuknya seperti lumut.
Rhodophyta (ganggang merah) Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di
air tawar, mengandung pigmen klorofil a, klorofil d, karoten, fikoeritrin,
fikosianin. Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau lembaran. Reproduksi
vegetatif dengan spora.
Dalam sebagian besar ganggang merah, talus berupa pita atau filamen
bercabang. Namun beberapa spesies ada yang berbentuk lembaran, seperti
Porphyra atau berbentuk kerak, seperti Lithophyllum, sementara sedikit seperti
Porphyridium berbentuk sel tunggal. Beberapa ganggang merah dapat mengapur –
misalnya Corallina spp (talus tegak dan berartikulasi) dan Lithophyllum. Talus
multisel yang umumnya sepanjang 5 – 50 cm menempel pada batuan dengan
pemegang. Dinding sel dapat mengandung selulosa, xylan atau bahkan lignin.
Plasmodesmata tampaknya tidak ada, tapi banyak ganggang merah multiseluler
memuat koneksi kawah. Tidak ada spesies yang berflagela, dan gamet flagela juga
tidak diproduksi.
J. Habitat Rhodophyta
Sebagian besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika.
Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak
oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Alga merah yang banyak
9
ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema
spinosum menyukai laut dangkal.
Rhodophyta yang ada di habitat air tawar dan tanah adalah spesies dari genus
Audouinella, Bangia, Batrachospermum, Chroodactylon,Hildenbrandia, Lemanea
dan Porphyridium. Beberapa genus, misalnya Bangia, Bostrychia dan
Hildenbrandia, memuat spesies kelautan maupun air tawar. Beberapa ganggang
merah bersifat parasit pada ganggang lainnya, seperti Choreocolax dan Holmsella.
Spesies kelautan biasanya berwarna kemerahan, sementara spesies air tawar
biasanya hijau kebiruan, hijau kekuningan, coklat atau abu-abu. Ganggang merah
mengandung klorofil a, dan sebagian juga mengandung klorofil d; tilakoid tunggal
(tidak berasosiasi) dan mengandung pikobilisoma yang memuat pikoeritrin
dan/atau pikosianin. Banyak karotenoid, misalnya xantofil dan beta karoten, juga
ada. Produk hasil fotosintesis antara lain pati floridean dan floridosida.
K. Perkembangbiakan Rhodophyta
Alga merah berkembangbiak secara vegetatif dan generatif.
10
berbentuk cakram atau sesuatu lembaran, sebagai hasil asimilasi terdapat sejenis
karbohidrat yang disebut tepung floride, hidupnya diair laut, da berkembang biak
secara aseksual, yaitu dengan pembentuka spora dan seksual atau oogami.
Sebaran alga atau rumput laut diindnesia ada beberapa jenis yaitu rumput laut
penghasil agar-agar (agarophyte) diantaranya adalah Gracillaria sp, Gelidium,
Gelediupsis, Hypnea, dan rumput laut penghasil keraginan yaitu spinosum,
Euchema catini dan Eucheuma striatum. Selain itu juga rumput laut penghasil
algin yaitu sargasum, Marcocystis, dan lessonia.
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan
hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi
manusia misalnya Chondrus crispus (lumutIrlandia) dan beberapa
genusPorphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen
yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci
rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum,
Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa
gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti
sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk
pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar
(laksatif), atau sebagai makanan penutup.
M. Beberapa ordo Rhodophyta
Ganggang merah tertentu merupakan sumber agar-agar atau carageena,
sementara yang lain dipakai sebagai makanan seperti laver, nungham dan
palmaria. Semua spesies diletakkan dalam satu kelas : Rhodophyceae. Ordonya
antara lain :
1. Bangiales (contohnya Bangia, Porphyra);
2. Ceramiales (contohnya Bostrychia; Ceramium, Griffithsia, Polysiphonia);
3. Compsopogonales (contohnya. Compsopogon);
4. Cryptonemiales (contohnya Choreocholax,Corallina, Gloiopeltis,
Hildenbrandia, Holmsella, Lithophyllum);
5. Gigartinales (contohnya. Chondrococcus, Chondrus, Eucheuma,
Furcellaria, Gardneriella, Gigartina,Gracilaria, Iridaea);
11
6. Nemalionales (contohnya Audouinella, Batrachospermum, Gelidium,
Lemanea);
7. Palmariales (contohnya Palmaria);
8. Porphyridiales (contohnya Chroodactylon, Cyanidium, Porphyridium);
9. Rhodochaetales (contohnya Rhodochaete);
10. Rhodymeniales (contohnya Coeloseira, Rhodymenia).
12
Famili : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Gracilaria sp
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysosyang berarti
emas. Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Alga merah atau
Rhodophyta adalah salah satu filum dari alga berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Warna merah pada alga ini disebabkan oleh pigmenfikoeritrin
dalam jumlah banyak dibandingkan pigmen klorofil, karoten, dan xantofil.
B. Saran
Suatu tumbuhan di muka bumi mempunyai ciri-ciri dan tempat hidupnya
masing-masing dan banyak manfaat nya bagi kehidupan lain nya khusus
nya untuk manusia, maka dari itu kita wajib menjaga kelestarian gar tetap
terjaga.
14
DAFTAR PUSTAKA
Smith, G. M. 1966.Cryptogamic Botany, Vol I. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Sze, Philip. 1998. A Biolgy of tha Alga. United States of America: The McGraw-
Hill Companies, Inc.
15