Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KARAKTERISTIK CHRYSOPHYTA DAN RHODOPHYTA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. Oktaviana Maria Devung (1612031572)

2. Paskarodius Billy (1612051373)

2. Triyono (1612051386)

3. Utin Nova Noviana (1612051384)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

PERSADA KHATULISTIWA

SINTANG

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


dengan segala Rahmat dan Karunia-Nya kami diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberi dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah ini disusun sebagai
bentuk proses belajar mengembangkan kemampuan mahasiswa. Kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak agar bisa menjadi bekal dalam pembuatan makalah kami di
kemudian hari.Kami berharap semoga dengan selesainya makalah ini, dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman, khususnya dalam memperluas
wawasan dan ilmu pengetahuan.Atas perhatian dan kerja sama teman-teman
beserta para pembimbing kami ucapkan terima kasih.

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar isi .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A.Latar Belakang .................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C.Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3
A.Pengertian chrysophyta ....................................................................... 3
B.Ciri- ciri chrysophyta ........................................................................... 3
C.Habitat chrysophyta ............................................................................. 4
D.Struktur Tubuh chrysophyta ................................................................ 4
E.Struktur sel chrysophyta ...................................................................... 6
F.Eproduksi dan daur hidup chrysophyta ............................................... 8
G.Klasifikasi chrysophyta ....................................................................... 8
H.Manfaat chrysophyta ........................................................................... 8
I.Pengertian dan ciri-ciri Rodhophyta ..................................................... 9
J.Habitat Rodhophyta .............................................................................. 10
K.Perkembang biakan Rodhophyta ......................................................... 11
L.Peran Rodhophyta Pada kehidupan ..................................................... 11
M.Beberapa Ordo Rodhophyta ............................................................... 12
N.Struktur sel Rodhophyta ...................................................................... 13
O.Struktur tubuh Rodhophyta ................................................................. 13
P..Klasifikasi Rodhophyta ....................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................ 15
A. Kesimpulan ................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 16

ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Indonesia di kenal sebagai negara yang subur dan kaya akan sumber daya
alam. Sebagai negara dengan luas wilayah lebih dari 70%, salahsatu kekayaan
alam yang bisa kita manfaatkan adalah suber daya alam hayati. Selain ikan
alternatif hasil laut yang bisa di olah dalah alga meskipun tidak semua alga bisa di
gunakan.
Alga dalam istilah indonesia sering di sebut sebagai ganggang merupakan
tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Algae (
ganggang) dapat di bedakan menjadi 7 kelompok: Chrysophyta, Phaeophyta,
Rhodophyta, eulenophyta, Pirrophyta, Cyanophyta, dan Chlrophyta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Ganggang Chrysophyta
2. Apa ciri – ciri dari Ganggang Chrysophyta
3. Dimana habitat Ganggang Chrysophyta
4. Bagaimana Struktur tubuh Ganggang Chrysophyta
5. Bagaimana struktur sel Ganggang Chrysophyta
6. Bagaimana Reproduksi dari Ganggang Chrysophyta
7. Sebutkan Klasifikasi dari Ganggang Chrysophyta
8. Apasaja manfaat dari Ganggang Chrysophyta
9. Apa Pengertian dan ciri-ciri Rhodophyta
10. Di mana habitat Rhodophyta
11. Bagaimana Perkembangbiakan Rhodophyta
12. Peran ganggang Merah pada Kehidun atau Rhodophyta
13. Apa saja Ordo dari Rhodophyta
14. Bagaimana Struktur sel Rhodophyta
15. Bagaimana Struktur Tubuh Rhodophyta
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Ganggang Chrysophyta
2. Dapat mengetahui Ciri ciri dari chrysophyta
3. Mengetahui habitat dari chrysophyta

1
4. Dapat mengetahuai Struktur Tubuh chrysophyta
5. Dapat mengetahuai Struktur sel chrysophyta
6. Dapat mengetahuai Reproduksi dan Daur Hidup
7. Dapat Mengetahui Klasifikasi Chrysophyta
8. Dapat memehami Manfaat chryophyta
9. Dapat mengetahui definisi dan ciri-ciri dari Rhodophyta
10. Dapat mengetahui di mana habitat Rhodophyta
11. Dapat mengetahui perkembang biakan Rhodophyta
12. Dapat mengetahui peran Rhodophyta
13. Dapat mengetahui macam- Macam Ordo dari Rhodophyta
14. Dapat mengetahui bagaimana Struktur sel dari Rhodophyta
15. Dapat mengetahui Struktur Tubuh Rhodophyta

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dari hrysophyta.


Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysosyang berarti
emas. Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini
berwarna keemasan karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan
xantofil dalam jumlah banyakdibandingkan dengan klorofil. Kloroplas
ganggang ini berbentuk cakram, pita, atau oval. Sel-sel ganggang
keemasan memiliki inti sejati (eukarion), dinding sel umumnya
mengandung silika (SiO2) atau kersik. Tubuh ganggang ini ada yang
terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel
(multiseluler). Ganggang yang bersel satu bisa hidup sebagai komponen
fitoplankton yang dominan. Ganggang yang multiseluler berupa koloni
atau berbentuk filamen. Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof,
artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk
berfotosintesis.
B. Ciri ciri chrysophyta
a. Dinding sel sebagian besar tersusun dari silikat.
b. Sel terdiri dari 2 bagian, tutup (epitheca) dan wadah (hypotheca), yang pinggir
dari tutupnya agak melebihi ukuran pinggiran wadahnya (overlapping).
c. Pigmen-pigmen terdiri dari chlorophil a, c, b carotene, xanthofil (vialoxanthin,
diatixanthin, diadinoxanthin) yang warnanya agak kuning keemasan sehingga
sering disebut alga keemasan.
d. Macam-macam makanan cadangan hampir sama terdiri dari leukosin
(karbohidrat) dan minyak (lemak) yang agak kuning warnanya.
e. Pada umumnya berflagel yang tidak sama panjang dan bentuk sehingga
kadang-kadang disebut Heterokontae (alga yang flagelnya tidak sama
panjang).
f. Paling berperan sebagai plankton dan merupakan produsen utama di laut.

3
C. Habitat chrysophyta
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air
laut, air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar,
air laut dan tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan
bacillariopphyceae di air laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab
D. Struktur tubuh chrysophyta
a. Bersel tunggal
1. Ochromonas, merupakan jenis Chrysophyta uniseluler yang
mempunyai dua flagela, satu panjang dan satu pendek. Ochromonas
dapat tumbuh secara autotrof dengan menggunakan energi cahaya
matahari atau secara heterotrof dengan menyerap makanan. Sel
tubuhnya berbentuk bola yang dilengkapi dengan 2 flagel sebagai alat
gerak. Kedua flagel tersebut tidak sama panjang. Di dalam
sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting, seperti kloroplas
yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma, dan nukleus.
Ochromonas berkembangbiak dengan membelah diri.
2. Navicula, Alga ini dikenal sebagai diatomae atau ganggang kersik
karena dinding sel tubuhnya mengandung zat kersik. Kersik
merupakan komponen penting dalam plankton. Navicula sp hidup di
air tawar dan di laut. Tubuh Navicula sp terdiri atas dua bagian yaitu
kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Di antara kotak dan tutup terdapat
celah yang disebut rafe.
Perkembangbiakan Navicula sp:
a) Perkembangbiakan vegetatif Navicula dengan membelah diri.
Setiap inti diatomae membelah menjadi dua, diikuti pembagian
sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjutnya, dinding sel
Naviculamemisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan, baik
kotak maupun tutup akan berfungsi menjadi tutup, dan masing-
masing akan membentuk kotak baru. Dengan demikian setiap sel
anakan yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecil
daripada sel asalnya. Peristiwa ini berlangsung berulang kali.

4
b) Perkembangbiakan generatif Navicula berlangsung dengan
konjugasi. Bila ukuran tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk
mengadakan pembelahan lagi, inti selnya akan mengalami meiosis
dan menghasilkan gamet. Gamet itu kemudian akan meninggalkan
sel dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan menghasilkan
zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel Navicula baru dan
membentuk tutup dan kotak baru. Bila Navicula mati, dinding
selnya akan mengendap membentuk tanah diatom yang kaya zat
kersik. Tanah ini merupakan bahan dinamit, isolator, dan bahan
gosok penghalus.
3. Pinnularia, mirip dengan diatome.
b. Bersel banyak
Vaucheria, hidup berkoloni dalam filamen yang berbentuk tabung yang
kadang-kadang bercabang. Jenis yang hidup di darat menempel pada
permukaan dengan rizoid yaitu cabang-cabang menyerupai akar yang tidak
berwarna. Filamen Vaucheria berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding
sekat yang disebut senosit. Di dalam sitoplasma terdapat vakuola besar di
tengah sel. Di dalam sitoplasma terdapat banyak inti, plastida yang berbentuk
cakram tanpa pirenoid. Cadangan makanan berupa minyak dalam bentuk
tetes-tetes minyak. Tubuhnya berupa benang bercabang-cabang dan tidak
bersekat, memiliki inti sel banyak, dan menyebar. Vaucheria tumbuh melekat
pada substrat dengan menggunakan alat yang berbentuk akar. Habitatnya di
air tawar maupuan di air payau.
Perkembangbiakan Vaucheria :
a) Perkembangbiakan vegetatif Vaucheria berlangsung dengan
pembentukan zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada ujung
filamen. Selanjutnya, inti di dalam sporangium membelah secara
meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti banyak
dan mempunyai flagel yang tumbuh di seluruh permukaannya. Setelah
sporangium masak, zoospora akan keluar dan tumbuh menjadi
Vaucheria baru.

5
b) Perkembangbiakan generatif Vaucheria berlangsung dengan
pembuahan ovum oleh spermatozoid. Ovum dibentuk di dalam
oogonium, sedang spermatozoid dibentuk dalam anteridium, keduanya
terdapat pada benang yang sama (homotalus). Zigospora hasil
pembuahannya akan membelah secara meiosis dan menghasilkan
spora yang selanjutnya terlepas dari induknya dan tumbuh menjadi
alga baru.
E.Struktur sel chrysophyta
Menurut Smith, Philips, dan refrensi yang lain, struktur sel dari kelas ini
adalah sebagai berikut.
1. Dinding sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding
selnya maka terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau
tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun
dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera). Struktur selnya tidak
mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan
silica.
2. Isi sel
a. Xantophyceae
b. Terdapat inti sel: berentuk tunggal dan berbentuk banyak inti.
Terdapat plastid berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil
a dan b, β karoten, xantofil.
c. Chrysophyceae
d. Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa
klorofil a, b, c, β karotin, xantofil, berupa lutein, diadinoxantin,
fukoxantin dan dinoxantin.
e. Bacillariophyceae
f. Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c,
β karotin, xantofil.
3. Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan.
Chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali

6
terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamina).
Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida antara dua
kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan
struktur.
4. Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.
5. Alat Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan
jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip
dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel
menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan
pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2
flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan ocromonas, mempunyai 2
flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1 flagel.
Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi
uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama
panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu
heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan
berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin
dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
6. Fakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung
pada spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola
kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interfal yang
teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang terdapat
pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
7. Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan
golgi adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan
maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk
cakram atau kantung.
8. Nukleus

7
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER
yang mana berhubungan dengan pembungkus inti.

F. Reproduksi dan Daur Hidup

Menurut Gembong Tjitrosoepomo (1994), reproduksi dari Chrisophyta ada


dua, yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual pada genera yang immobil
mungkin menggunakan spora berflagel atau spora tidak berflagel. Sedangkan
reproduksi seksual biasanya isogamus melalui penyatuan gamet berflagel atau
tidak berflagel tetapi juga anisogamus atau oogamus.

G. Klasifikasi Chrysophyta

Klasifikasi Crysophyta menururt Philip Sze (1993) ada 7 kelas, yaitu,


Chrysophyceae, Prymnesiophyceae, Trybophyceae/Xanthophyceae,
Trybophyceae, Bacillariophyceae, Eustigmatophyceae, dan Phaeophyceae.
Sedangkan menurut Smith (1966), klasifikasi dari Crysophyta di atas 4
kelas, yaitu Crysophyceae, Xantophyceae, dan Bacillariophyceae.
H. Manfaat chryophyta
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat
dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat,
pernis, dan piringan hitam. Chrysophyta merupakan bagian yang terdiri dari
fitoplankton. Navicula merupakan fitoplankton dilaut sehingga dikenal sebagai
grass of the sea. Beberapa hewan laut kecil seperti udang-udangan dan larva ikan
memperoleh karbohidrat, lemak, dan protein dari diatomae. Sisa diaromae yang
telah mati berbentuk deposit yang disebut tanah diatomi. Tanah diatomae sering
dimanfaatkan sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak,
campuran semen, sebagai bahan penggosok, bahan penyaring, solasi penyuling
gasoline dan glukosa serta digunakan sebagai bahan untuk pembuat jalan.

I. Pengertian dan ciri-ciri Rhodophyta


Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu filum dari alga berdasarkan
zat warna atau pigmentasinya. Warna merah pada alga ini disebabkan oleh
pigmenfikoeritrin dalam jumlah banyak dibandingkan pigmen klorofil, karoten,
dan xantofil.

8
Alga ini pada umumnya bersel banyak (multiseluler) dan makroskopis.
Panjangnya antara 10 cm sampai 1 meter dan berbentuk berkas atau lembaran.
Beberapa alga merah memiliki nilai ekonomi sebagai bahan makanan (sebagai
pelengkap minuman penyegar ataupun sebagai bahan baku agar-agar). Alga
merah sebagai bahan makanan memiliki kandungan serat lunak yang baik bagi
kesehatan usus.
Rhodophyta (algae merah) umumnya warna merah karena adanya protein
fikobilin,terutama fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke
coklat atau kadang-kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding
sel terdiri dari sellulosa dan gabungan pektik, seperti agar-agar, karaginan dan
fursellarin. Hasil makanan cadangannya adalah karbohidrat yang kemerah-
merahan. Ada perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis. Jenis dari
divisi ini umumnya makroskopis, filamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa
dari mereka bentuknya seperti lumut.
Rhodophyta (ganggang merah) Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di
air tawar, mengandung pigmen klorofil a, klorofil d, karoten, fikoeritrin,
fikosianin. Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau lembaran. Reproduksi
vegetatif dengan spora.
Dalam sebagian besar ganggang merah, talus berupa pita atau filamen
bercabang. Namun beberapa spesies ada yang berbentuk lembaran, seperti
Porphyra atau berbentuk kerak, seperti Lithophyllum, sementara sedikit seperti
Porphyridium berbentuk sel tunggal. Beberapa ganggang merah dapat mengapur –
misalnya Corallina spp (talus tegak dan berartikulasi) dan Lithophyllum. Talus
multisel yang umumnya sepanjang 5 – 50 cm menempel pada batuan dengan
pemegang. Dinding sel dapat mengandung selulosa, xylan atau bahkan lignin.
Plasmodesmata tampaknya tidak ada, tapi banyak ganggang merah multiseluler
memuat koneksi kawah. Tidak ada spesies yang berflagela, dan gamet flagela juga
tidak diproduksi.
J. Habitat Rhodophyta
Sebagian besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika.
Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak
oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Alga merah yang banyak

9
ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema
spinosum menyukai laut dangkal.
Rhodophyta yang ada di habitat air tawar dan tanah adalah spesies dari genus
Audouinella, Bangia, Batrachospermum, Chroodactylon,Hildenbrandia, Lemanea
dan Porphyridium. Beberapa genus, misalnya Bangia, Bostrychia dan
Hildenbrandia, memuat spesies kelautan maupun air tawar. Beberapa ganggang
merah bersifat parasit pada ganggang lainnya, seperti Choreocolax dan Holmsella.
Spesies kelautan biasanya berwarna kemerahan, sementara spesies air tawar
biasanya hijau kebiruan, hijau kekuningan, coklat atau abu-abu. Ganggang merah
mengandung klorofil a, dan sebagian juga mengandung klorofil d; tilakoid tunggal
(tidak berasosiasi) dan mengandung pikobilisoma yang memuat pikoeritrin
dan/atau pikosianin. Banyak karotenoid, misalnya xantofil dan beta karoten, juga
ada. Produk hasil fotosintesis antara lain pati floridean dan floridosida.
K. Perkembangbiakan Rhodophyta
Alga merah berkembangbiak secara vegetatif dan generatif.

a. Perkembangbiakan vegetatif ganggang merah berlangsung dengan


pembentukan spora haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang
yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina
yang sel-selnya haploid.
b. Perkembangbiakan generatif ganggang merah dengan oogami, pembuahan
sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat
perkembangbiakan jantan disebut spermatogonium yang menghasilkan
spermatium yang tak berflagel. Sedangkan alat kelamin betina disebut
karpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil pembuahan sel ovum oleh
spermatium adalah zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi
ganggang baru yang menghasilkan aplanospora dengan pembelahan meiosis.
Spora haploid akan tumbuh menjadi ganggang penghasil gamet. Jadi pada
ganggang merah terjadi pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit.
L. Peran ganggang merah pada kehidupan
Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya
eucheuma spinosum , selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan
media pertumbuhan bakteri. Berwarna merah sampai ungu, kromotofora

10
berbentuk cakram atau sesuatu lembaran, sebagai hasil asimilasi terdapat sejenis
karbohidrat yang disebut tepung floride, hidupnya diair laut, da berkembang biak
secara aseksual, yaitu dengan pembentuka spora dan seksual atau oogami.
Sebaran alga atau rumput laut diindnesia ada beberapa jenis yaitu rumput laut
penghasil agar-agar (agarophyte) diantaranya adalah Gracillaria sp, Gelidium,
Gelediupsis, Hypnea, dan rumput laut penghasil keraginan yaitu spinosum,
Euchema catini dan Eucheuma striatum. Selain itu juga rumput laut penghasil
algin yaitu sargasum, Marcocystis, dan lessonia.
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan
hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi
manusia misalnya Chondrus crispus (lumutIrlandia) dan beberapa
genusPorphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen
yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci
rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum,
Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa
gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti
sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk
pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar
(laksatif), atau sebagai makanan penutup.
M. Beberapa ordo Rhodophyta
Ganggang merah tertentu merupakan sumber agar-agar atau carageena,
sementara yang lain dipakai sebagai makanan seperti laver, nungham dan
palmaria. Semua spesies diletakkan dalam satu kelas : Rhodophyceae. Ordonya
antara lain :
1. Bangiales (contohnya Bangia, Porphyra);
2. Ceramiales (contohnya Bostrychia; Ceramium, Griffithsia, Polysiphonia);
3. Compsopogonales (contohnya. Compsopogon);
4. Cryptonemiales (contohnya Choreocholax,Corallina, Gloiopeltis,
Hildenbrandia, Holmsella, Lithophyllum);
5. Gigartinales (contohnya. Chondrococcus, Chondrus, Eucheuma,
Furcellaria, Gardneriella, Gigartina,Gracilaria, Iridaea);

11
6. Nemalionales (contohnya Audouinella, Batrachospermum, Gelidium,
Lemanea);
7. Palmariales (contohnya Palmaria);
8. Porphyridiales (contohnya Chroodactylon, Cyanidium, Porphyridium);
9. Rhodochaetales (contohnya Rhodochaete);
10. Rhodymeniales (contohnya Coeloseira, Rhodymenia).

N. Struktur sel Rhodophyta


Dinding selnya terdiri dua lapis, lapisan bagian dalam kasar (rigid) dan
menyerupai mikrofibril, sedangkan bagian luar berbentuk lapisan mucilaginous.
pada dinding selnya terdapat berbagai macam bahan selain selulosa, yaitu
polisakarida sulfat, agar dan karagenin. Pada alga pembentuk koral, dapat
mengumpulkan CaCO3 di dalam dinding selnya. Oleh karena hal tersebut jenis
alga ini berperan penting dalam proses pembentukan karang.

O. Struktur tubuh Rodhophyta


Umumnya tubuh berwarna merah karena adanya protein fikobilin,terutama
fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-
kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dindingselterdiridarisellulosa
dan gabunganpektik, seperti agar-agar, karaginan dan fursellarin.
Hasilmakanancadangannyaadalahkarbohidrat yang kemerah-merahan. Ada
perkapuran di beberapatempat pada beberapajenis. Jenis dari divisi ini umumnya
makroskopis, filamen, sipon, atau bentukthallus, beberapa dari mereka bentuknya
seperti lumut.
Tubuh ganggang ini juga berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang
lembayung atau pirang atau kemerah – merahan, chromatofora berbentuk cakram
atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi,
warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen utama yang
mengadakan fluoresensi.
P. Klasifikasi Rhodophyta
Regnum : Protista
Divisi : Rhodophycophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales

12
Famili : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Gracilaria sp

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysosyang berarti
emas. Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Alga merah atau
Rhodophyta adalah salah satu filum dari alga berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Warna merah pada alga ini disebabkan oleh pigmenfikoeritrin
dalam jumlah banyak dibandingkan pigmen klorofil, karoten, dan xantofil.

B. Saran
Suatu tumbuhan di muka bumi mempunyai ciri-ciri dan tempat hidupnya
masing-masing dan banyak manfaat nya bagi kehidupan lain nya khusus
nya untuk manusia, maka dari itu kita wajib menjaga kelestarian gar tetap
terjaga.

14
DAFTAR PUSTAKA
Smith, G. M. 1966.Cryptogamic Botany, Vol I. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.

Sulisetijono. 2002. ALGA. Universitas Islam Negeri Malang.

Sze, Philip. 1998. A Biolgy of tha Alga. United States of America: The McGraw-
Hill Companies, Inc.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta,


Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

15

Anda mungkin juga menyukai