Fertilitas
Kelompok 6 PBL
1. ConnyDian S
2. Hafizh Haidar
3. Hagi Wibawa
4. Hanif Haidaryafi
5. Marwan Hermawan
6. Mauli Ardhiya
7. Mellyna Iriyanti S
8. Verrell Avila Yususf
9. Yunanda Ardian
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PBL
Fertilitas
Diajukan untuk kegiatan belajar mandiri dan syarat untuk mengikuti Ujian Blok
Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunungjati
Tutor
Skenario................................................................................................................. 1
Step 7 Penjelasan..................................................................................................... 8
Fertilitas
Sepasang suami istri menikah selama 7 tahun dan telah memiliki seorang
anak laki-laki usia 6 tahun. Kini mereka ingin memiliki anak kedua berjenis
kelamin perempuan. Mereka melakukan konsultasi ke klinik fertilitas terkenal di
kota mereka. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium sperma, ahli fertilitas
menyarankan untuk melakukan inseminasi buatan untuk mendapatkan embrio
perempuan. Bila sel zigot tumbuh kembang dengan baik akan diimplantasi dalam
rahim. Setelah itu, ibu harus memeriksakan kehamilan secara teratur agar
perkembangan janin dapat dipantau secara baik.
STEP 1
STEP 2
STEP 3
8. Cara memantau perkembangan janin yaitu dengan melalui USG, bisa juga
dengan buku perkembangan untuk ibu hamil.
STEP 4
Non demografi
a. Keadaan ekonomi
b. Tingkat pendidikan
c. Urbanisasi dan industrialisasi
4. Macam-macam inseminasi buatan, antara lain:
a. Intracervical Insemination (ICI)
ICI merupakan proses yang kurang invasif dan dilakukan cepat
pada prosedur ini sperma ditempatkan dileher rahim dari leher rahim
sperma berenang menuju tuba fallopi , proses inseminasi buatan dilakukan
sebelum wanita berovulasi. Spekulum digunakan untuk membuka vagina
untuk mengekspos leher rahim. Kemudian dokter akan memasukan
sperma melalui jarum suntik kedalam vagina , kemudian leher rahim
disumbat dengan spons agar sperma tidak bocor setelah 6jam, spons
dilepas. Seluruh rangkaian prosedur memakan waktu 5-10 menit.
b. Intrauterina Insemination ( IVI)
Prosedurnya mirip ICI (intracervical insemination) , bedanya pada
IVI sperma dimasukan kedalam lahir dengan bantuan kateter , kemudian
sperma ditempatkan dalam rahim sebelum hari ovulasi , sperma
diharapkan berenang menuju tuba fallopi untuk membuahi sel telur.
c. Intratubal Insemination (ITI)
ITI termasuk proses invasif serta mahal , dalam proses ini sperma
dari pasangan atau donor ditempatkan langsung dikedua tuba fallopi ,
proses ini dapat dilakukan secara laparoskopi intraserviks. Dalam metode
laparoskopi sayatan kecil dibuat diperut untuk mencapai tuba fallopi.
Kateter kemudian dimasukan kedalam sayatan untuk menyalurkan sperma
langsung kedalam tubafallopi, pada metode ini kateter didorong langsung
menuju tubafallopi melalui vagina, leher rahim, dan rahim. Sperma
kemudian disalurkan langsung ke tubafallopi melalui kateter.
d. Intravaginal Insemination (IVI)
IVI mirip dengan hubungan seksual alami, pada prosedur ini
sperma ditempatkan dalam vagina dekat leher rahim. Pertama pasangan
mengumpulkan sperma dalam gelas steril, kemudian sperma dimasukan
kevagina dengan alat suntik sedekat mungkin ke serviks agar terjadi
pembuahan.
e. Inseminasi Intravaginal (INP)
Sperma harus ditempatkan sedekat mungkin dengan leher rahim,
mungkin metode inseminasi dapat digunakan saat menggunakan sperma
donor, dan ketika tidak ada masalah dengan kesuburan wanita.
5. Keberhasilan dalam inseminasi buatan yaitu sekitar 5-25 % berhasil.
6. Dampak inseminasi buatan, antara lain:
a. Dampak positif:
Membantu pasangan suami istri untuk mempunyai keturunan
b. Dampak negatif:
Menimbulkan cacat pada bayi yang dilahirkan pada bayi yang
dilahirkan dari inseminasi buatan
7. Tahapan perkembangan embrio:
a. Morula
Morula adalah suatu bentukan sel seperti bola (bulat) akibat
pembuahan sel terus menerus keberadaan antara satu dengan sel yang
lain adalah rapat.
b. Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus
mengalami
pembelahan , bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan
sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
c. Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan
tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh
embrio serta rongga tubuh.
8. Cara memantau perkembangan janin yaitu dengan cara pemeriksaan USG,
tujuan pemeriksaan USG ini adalah untuk mengetahui usia kehamilan,
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan.
Biasanya USG dilakukan pada 3 bulan pertama saat kandung kemih penuh
agar rahim terangkat naik bisa dilihat jelas dilayar monitor. Kemudian bisa
juga menggunakan buku pemeriksaan Ibu hamil, buku ini dibawa setiap
ibu hamil akan melakukan pemeriksaan.
MIND MAP
Sel Sperma
Faktor yang
Mempengaruhi
Ovum
Konsep
Fertilitas
Inseminasi
Alami Buatan
Buatan
Proses
Macam-macam
Sasbel
1. Apa saja perbedaan dan mekanisme meiosis dan mitosis?
2. Bagimana proses terjadinya oogenesis dan spermatogenesis?
3. Bagaimana bentuk dan struktur ovum dan spermatozoa serta
kelainannya?
4. Bagaimana proses fertilisasi hingga menjadi bayi?
5. Bagaimana perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sel serta fase-
fasenya?
6. Bagaimana perkembangan embrio yang baik?
STEP 6
BELAJAR MANDIRI
STEP 7
B. Meiosis
Meiosis adalah Proses di mana jumlah kromosom menjadi setengahnya
selama pembentukan gamet. Dalam meiosis, sel yang berisi jumlah
diploid kromosom diubah menjadi empat sel, masing-masing memiliki
jumlah kromosom haploid. Meiosis terjadi di sel gonad. Dalam sel
manusia, sel reproduksi yang mengandung 46 kromosom
menghasilkan empat sel, masing-masing dengan 23 kromosom. Proses
meiosis di jabarkan pada tahapan-tahapan di bawah ini:
2. Meiosis I
a. Profase I :
- Leptonema: Benang kromatin menjadi kromosom.
- Zigonema : Kromosom homolog berdekatan /
bergandengan.
- Palunema : Kiap bagian homolog mengganda dalam
satu ikatan sentromer.
- Diplonema : Kromatid dari tiap-tiap belahan kromosom
memendek dan membesar.
- Diakinetis : Sentrosom membentuk dua sentriol yang
masing-masing membentuk benang gelendong
pembelahan.
b. Metafase I : Tetrad berkumpul di bidang ekuator.
c. Anafase I : Benang gelendong pembelah dari tiap
kutub menarik kromosom homolog sehingga setiap
pasangan berpisah.
d. Telofase I : Kromatid memadat selubung inti terbentuk
dan nukleolus muncul lagi, kemudian sitokinesis
berlangsung.
3. Meiosis II
a. Profase II : sentrosom membentuk 2 sentriol yang terletak
pada kutub yang berlawanan dan dihubungkan oleh benang
gelendong.
b. Metafase II : kromosom melekati diekuator, kromatid
berkelompok dua-dua.
c. Anafase II : kromosom melekat dikinektetor benang
gelendong, lalu ditarik oleh benang gelendong ke kutub
yang berlawanan sehingga sentromer terbelah.
d. Telofase II : kromatid berkumpul pada kutub pembelahan
lalu berubah menjadi kromatin kembali. (Guyton, 2014)
Gambar 1.2 Meiosis
(sumber: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com)
Mitosis Meiosis
(Sadler, 2000:4-10)
2. Proses spermatogenesis dan oogenesis.
a. Spermatogenesis
Di dalam testis terkemas sekitar 250 m tubulus semiferus penghasil
sperma. Di tubulus ini terdapat dua jenis sel yang secara fungsional
penting:sel germinativum, yang sebagian besar berada dalam berbagai
tahap pembentukan sperma, dan sel sertoli, yang memberi dukungan
krusial bagi spermatogenesis. Spermatogenesis adalah suatu proses
kompleks ketika sel germinativum primordial yang relatif belum
dideferensiasi (primitif atau awal), spermatogonia (masing-masing
mengandung komplemen diploid 46 kromosom), berproliferasi dan
diubah menjadi spermatozoa yang sangat khusus dan motil (sperma),
masing-masing mengandung sel haploid 23 kromosom yang diterima
secara acak. Spermatogenesis memerlukan waktu 64 hari untuk
pembentukan dari spermatogonium menjadi sperma matang. Setiap saat
terdapat berbagai tahapan spermatogenesis pada tubulus semiferus yang
berbeda. Setiap hari dapat dihasilkan beberapa ratus juta sperma
matang. Spermatogenesis mencakup tiga tahap utama: proliferasi,
mitotik, meiosis, dan pengemasan.
a. Spermatozoa
Ada beberapa kelainan ovum yaitu ovum berinti dua atau ovum
berinti tiga. (Sherwood, 2014:818-820)
Gambar 3.4 Ovum berinti dua
(Sumber: www.drpatilfertilityclinic.com)
Pada masa ini ditandai dengan pertumbuhan tubuh yang cepat dan
penyempurnaan sistem-sistem organ tubuh, Pertumbuhan panjang badan
sangat mencolok pada bulan ketiga, keempat, dan kelima (kira-kira 5 cm
tiap bulan), sedangkan penambahan berat badan sangat mencolok pada dua
bulan terakhir kehamilan (kira-kira 700 g tiap bulan). Pada masa ini,
pertumbuhan kepala relatif melambat . Pada bulan kelima gerakan janin
jelas dirasakan ibu dan janin diliputi oleh rambut kecil yang halus. Janin
yang lahir pada bulan keenam atau permulaan bulan ketujuh sukar untuk
bertahan hidup, terutama karena diferensiasi system saraf pusat belum
cukup. Secara umum lama kehamilan 280 hari atau 40 minggu setelah hari
pertama haid terakhir, atau lebih tepat, 266 hari atau 38 minggu setelah
pembuahan. (Sadler, 2000:23-99)
Gambar 4.3 Perkembangan Embrio Minggu ke-8 sampai Minggu ke-40
(Sumber: www.panduanibuhamil.web.id)
Pada sel prokariot yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui
suatu proses yang disebut pembelahan biner, sedang pada sel
eukariot yang memiliki inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua fase
fungsional, fase S dan M, dan fase persiapan, G1 dan G2:
a. Fasa S (sintesis)
b. Fasa M (mitosis)
Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang
mengandung 2 kromatid mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial
(piringan metafase).
Anafase. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-
masing kromosom tertarik menuju pemintal kutub.
c. Fasa G (gap)
Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang
diperlukan pada fase berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2 sekitar
2 jam, sedangkan interval fase G1 sangat bervariasi antara 6 jam hingga
beberapa hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu lama, dikatakan berada
pada fase G0 atau “quiescent”. Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi
metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi secara
aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G0 dapat memasuki siklus sel
kembali, atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G0. Sel
tersebut dapat masuk kembali ke fase G1 oleh stimulasi antara lain berupa:
perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan
nutrisi.
d. Interfase
http://www.drpatilfertilityclinic.com
http://image.slidesharecdn.com
http://www.lusa.web.id
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com
http://www.panduanibuhamil.web.id
http://www.rugusavay.com
https://www.seksualitas.net/jenis-gangguan-sperma-pria.htm