Anda di halaman 1dari 2

STEP VII : HASIL BELAJAR MANDIRI

1) Mekanisme kontraksi otot terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu :


a. Filamen tipis dikedua sisi sakromer bergeser karah dalam terhadap filamen tebal
yang diam menuju ke pusat A.
b. Filamen tipis menarik garis-garis Z hingga sakromer memendek.
c. Zona H menjadi lebih kecil karena filamen-filamen tipis saling mendekati ketika
bergeser semakin kearah dalam.
d. Pita I menyempit ketika filamen-filemen tipis semakin bertumpang tindih dengan
filamen tebal.
e. Troponin dab tropomiosin digeser oleh Ca+.
f. Kepala miosin atau jembatan silang berjalan disepanjang filamen aktin.
g. Dua kepala miosin dimasing-masing molekul miosin bekerja secar independen,
dengan satu kepala yang melekat ke aktin.
h. Kepala miosin menekuk 45 derajat ke arah dalam.
i. Siklus pengikatan dan penekukan berulang.
j. Ikatan antara jembatan silang miosin dan aktin terputus.
k. Jembatan silang kembali kebentuk semula dan berkaitan dengan molekul aktin
berikutnya dibelakang mitra aktin pertama.

Mekanisme kaku otot sendiri terjadi setelah adanya penambahan jumlah kedutan pada otot.
Sebelumnya, otot dilapisi oleh syaraf, dan syaraf ini menyarafi beberapa serat otot yang kupulanya
disebut unit motorik. Tugas dari unit motorik ini adalah untuk merangsang tendo otot yang
melakukan kedutan, untuk pergerakan intensitas ringan dan sedang, proses kedutan ini akan
berjalan normal, antara kedutan 1 dan kedutan 2 akan mempunyai waktu untuk istirahat terlebih
dahulu,tetapi ketika seseorang melakukan kegiatan intensitas tinggi, maka antara kedutan 1 dan
kedutan 2 akan saling tumpang tindih terus menerus yang nantinya menybabkan terjadinya
kontraksi tetap (tetanus).

Adapun mekanisme terjadinya proses depolarisasi adalah sebagai berikut:

a. Keseluruhan membran pada potensin istirahat, membran membran peka-rangsang pada


potensial istirahat.
b. Perpindahan Na+ mesuk kesel mendepolarisasi membran, menghasilkan potensial
berjenjang. Sebuah kejadin pemicu membuka kanal ion, biasanya menyababkan aliran
masuk neto Na+ yang mendepolarisasi membran dibagian ini, daerah inaktif sekitarnya
masih pada potensial istirahat.
c. Depolarisasi menyebar lewat arus lokal kedaerah inaktif sekitarnya, menjauhi titik asalnya.
Arus lokal diantara daerah aktif dab daerah inaktif sekitarnya menimbulkan depolarisasi
daerah yang sebelumnya inaktif. Dengan cara ini, depolarisasi menyabar melalui titik asal.

Mekanisme repolarisasi adalah sebagai berikut:

a. Potensial istirahat: seluruh kanal berpintu listrik tertutup.


b. Pada ambang, pintu antivasi Na+ membuka dan Pna+ naik.
c. Na+ memasuki sel, menyebebkan lonjakan depolarisasi hingga +30mV, yang emncetuskan
fase naik potensial aksi.
d. Pada puncak potensial aksi, pintu inaktivasi Na+ menutup dan PNa+ turun, mengakhiri
perpindahan Na+ memasuki sel, pada saat bersamaan, pintu aktivasi K+ membuka dan Pna+
naik.
e. K+ meninggalkan sel, menyebabkan repolarisasi kepotensial istirahat, yang mencetuskan fase
turun potensial aksi.
f. Saat kembali kepotensial istirahat,pintu aktivasi Na+ menutup dan pintu inaktivasi membuka,
memulihkan kanal untuk memberi kesempatan merespon kejadian pemicu depolarisasi
lainya.
g. Perpindahan K+ lebih lanjut keluar sel melalui kanal K+ yang masih terbuka menyebbkan
hiperpolarisasi membran, yang mencetuskan hiperpolarisasi ikatan.
h. Pintu aktivasi K+ menutup dan membran kembali kepotensial istirahat.

2) Peran kalsium dan vitamin D


a. Peran kalsium adalah:
 Sebagai ekstabilitas neuromuskuler
 Penggabungan eksitasi-kontraksi diotot jantung dan otot polos.
 Penggabungan stimulus-sekresi.
 Penggabungan eksitasi-sekretasi.
 Pemeliharaan taut erat antara sel-sel.
 Pembekuan darah.
b. Peran vitamin D adalah:
 Peningkatan penyerapan Ca+
 Meningkatkan kepekaan tulang terhaap PTH.
 Mengatur transkripsi gen pada sel target.
 Menambahan kekuatan otot.
 Berperan dalam metabolisme energi dan kesehatan imun.
 Pengaktif sel T.
 Memacu produksi antioksidan.

Anda mungkin juga menyukai