BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hukum Internasional, sebagaimana kita ketahui merupakan
keseluruhan kaidah yang sangat diperlukan untuk mengatur sebagian
besar hubungan-hubungan antar Negara-negara. Tanpa adanya
kaidah ini tidak mungkin Negara-negara didunia dapat hidup
berdampingan seperti adanya saat sekarang ini.
Memang benar bahwa pada kalangan tertentu ada
kecendrungan untuk mengecilkan makna hukum internasional,
bahakan hingga taraf mempersoalkan keberadaan dan nilai hukum
internasional. Terdapat dua alasan yang mendasari pandangan ini:
a. Pada umumnya dianut pandangan bahwa kaidah-kaidah hukum
internasional hanya ditujuan unutuk memelihara perdamaian,
b. Diabaikannya sejumlah besar kaidah yang berbeda dengan
kaiadah-kaidah yang berkenaan dengan “politik tingkat tinggi”, yaitu
masalah masalah perdamaian atau perang hanya sedikit yang
mendapat publisitas,[4]
Pelanggaran-pelanggaran yang mengakibatkan perang atau konflik-
konflik agresi dan ketidakberdayaan hukum internasional untuk
menanggulangi persoalan-persoalan seperti pelucutan senjata ,
terorisme internasional dan perdagangan senjata-senjata
konvensional cenderung mendapat perhatian yang tidak memuaskan
dan dari inilah umum mengambil kesimpulan yang keliru mengenai
tidak berfungsinya sama sekali hukum internasional. Bagaimanapun
juga eksistensi dari hukum internasional itu sendiri tidak bisa
dilupakan begitu saja.
Dari uraian sebelumnya dapat diatarik kesimpulan bahwa peranan
hukum internasional terutama dalam penyelesaian sengketa
internasional dan terciptanya perdamaian dunia ada 4 macam yaitu
antara lain :
1. Pada prinsipnya hukum internasional berupaya agar hubungan-
hubungan antar negara terjalin dengan persahabatan (friendly
relations among States) dan tidak mengharapkan adanya
persengketaan;
2. Hukum internasional memberikan aturan-aturan pokok kepada
negara-negara yang bersengketa untuk menyelesaikan sengketanya;
3. Hukum internasional memberikan pilihan-pilihan yang bebas
kepada para pihak tentang cara-cara, prosedur atau upaya yang
seyogyanya ditempuh untuk menyelesaikan sengketanya; dan
4. Hukum internasional modern semata-mata hanya
menganjurkan cara penyelesaian secara damai; apakah sengketa itu
sifatnya antar negara atau antar negara dengan subyek hukum
internasional lainnya. Hukum internasional tidak menganjurkan
sama sekali cara kekerasan atau peperangan.
Hadirnya lembaga-lembaga atau mekanisme penyelesaian sengketa
yang diciptakan oleh masyarakat internasional pada umumnya
ditujukan untuk suatu maksud utama, yakni memberi cara mengenai
bagaimana seharusnya sengketa internasional diselesaikan secara
damai.
Peran hukum internasional dalam penyelesaian sengketa ini cukup
penting. Hukum internasional tidak semata-mata mewajibkan
penyelesaian secara damai, hukum internasional ternyata pula
memberi kebebasan seluas-luasnya kepada negara-negara untuk
menerapkan atau memanfaatkan mekanisme penyelesaian sengketa
yang ada baik yang terdapat dalam Piagam PBB, perjanjian atau
konvensi internasional yang negara-negara yang bersengketa telah
mengikatkan dirinya. Semua ini menunjukkan dan memperkuat
tujuan akhir dari hukum internasional mengenai penyelesaian
sengketa ini yaitu penyelesaian secara damai dan tidak menghendaki
penyelesaian secara kekerasan (militer).
Hukum Internasional yang bertugas mengatur segala macam
interaksi tersebut telah dituntut untuk berperan lebih aktif demi
terlaksananya hubungan dan kerjasama antarbangsa yang harmonis
serta terpeliharanya keterlibatan, perdamaian dan keamanan dunia.