Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KEMUDI, REM, DAN SUSPENSI

SUSPENSI BELAKANG MOBIL KIJANG RIGID PEGAS DAUN

Disusun oleh:

1. I Kadek Dharma P (17509134005)


2. Immawan Dwi S (17509134007)
3. Angga Dwi W (17509134016)
4. Devani Subakti (17509134020)

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK OTOMOTIF

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
A. Kompetensi

1. Membongkar dan memasang suspense belakang rigid jenis pegas daun dengan
prosedur yang benar
2. Menganalisa kondisi benda kerja yang digunakan

B. Sub kompetensi

1. Mengidentifikasi komponen komponen suspense rigid dan fungsinya


2. Menjelaskan cara kerja suspense rigid dengan benar
3. Menyebutkan tipe suspense yang digunakan
4. Membongkar dan memasang kembali unit suspense
5. Memeriksa, mengukur, dan menganalisis kerusakan yang terjadi pada pegas daun

C. Alat dan Bahan

1. Unit suspense rigid pada mobil


2. Alat-alat tangan/kunci yang diperlukan
3. Alat-alat ukur yang diperlukan

D. Langkah Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan


2. Melepaskan roda dari kendaraan
3. Memasang dongkrak pada garden
4. Melepas shock absorber
5. Melepas U-bolt dan dudukan U-bolt
6. Melepas unit pegas daun
7. Melepaskan klip penyatu pegas dan baut menara
8. Membersihkan kotoran yang ada dalam pegas daun
9. Melakukan pemeriksaan pada unit
10. Melakukan perakitan dan pemasangan kembali unit
E. Dasar teori
Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam kejutan,
getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata yang dapat
meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan. Sistem suspensi
kendaraan terletak di antara bodi (kerangka) dengan roda.

1. Bagian-bagian suspensi rigid :


Suspensi belakang mobil adalah suspensi rigid. Pada suspensi model ini roda –
roda kiri dan kanan dipasangkan dan merupakan poros tunggal. Konstruksi suspensi
rigid sederhana. Pegas – pegasnya ada yang menggunakan pegas koil dan ada juga
yang dengan pegas daun. Suspensi rigid dengan pegas koil lebih menghemat tempat
dari pada dengan pegas daun.
a. Pegas koil. Pegas koil kurang baik untuk meredam kejutan – kejutan sehingga
dalam pengguanaannya pegas ini selalu bersama – sama dengan sok breker.
Pegas koil umumnya terbuat dari baja kemudian dibentuk menjadi sebuah
gulungan.
b. Pegas daun. Pegas daun biasanya disusun menjadi berbentuk elip untuk
mempertinggi elastisitasnya. Susunannya sedemikian rupa dimulai dari plat yang
pendek diletakkan dibagian paling bawah kemudian makin ke atas makin
panjang platnya. Biasanya pegas daun terdiri atas 3 sampai 10 lembar plat baja
yang tebalnya 3 sampai 6 mm.

Pemasangan pegas daun ada dua cara yaitu pegas daun dipasang di bawah poros roda
belakang, dan pegas daun dipasang di atas poros roda belakang.

2. Sifat-sifat suspensi rigid :


a. Gerakan salah satu roda mempengaruhi roda yang lain.
b. Konstruksi sederhana, perawatan mudah.
c. Gerakan pemegasan sedikit mempengaruhi geometri roda.
d. Memerlukan ruang pemegasan yang besar.
e. Titik berat kendaraan tidak dapat rendah (kenyamanan kurang).
f. Massa tak berpegas (aksel, roda) berat (kenyamanan kurang).
g. Bodi sedikit miring pada saat belok

3. Cara Kerja Sistem


Cara kerja suspensi rigid
Bila roda-roda menerima kejutan dari (permukaan jalan yang tidak rata) akan
diteruskan ke pegas daun dengan melalui poros roda dengan perubahan lengkungan pegas
daun menerima hinga pegas dapat meredam kejutan.

Cara Kerja Shock Absorber


Pada bagian dalam shock absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak
shock absorber.
Saat Kompresi Katup terbuka, minyak dapat mengalir dengan mudah sehingga tidak
terjadi peredaman.

Saat Ekspansi Katup tertutup, minyak mengalir melalui orifice (lubang kecil) sehingga
terjadi peredaman.
Cara kerja pegas daun

Pegas daun terdiri dari 3 sampai 10 lembar plat baja yang tebalnya 3-6 mm dan
disusun menjadi satu.

Pegas ini disusun satu dengan lainnya; disusun mulai dari pegas yang terpendek
terletak di bagian bawah, dan disatukan dengan jalan dikeling atau dibaut dibagian
tengahnya. Pegas terpanjang (pegas utama) pada kedua ujung pegas ini dibulatkan
membentuk mata pegas untuk memungkinkan pemasangan pada rangka.

Pegas model daun ini berbentuk elip untuk memertinggi elastisitasnya.


 Besarnya bentuk lengkung bila dalam keadaan tanpa beban disebut camber.
 Setiap pegas daun juga memunyai bentuk lengkung besar yang biasa disebut "nip".
Untuk meyakinkan bahwa semuanya dalam keadaan kencang, maka gantungan pegas,
ayunan pegas supaya tetap terpelihara; termasuk pelumasan pada semua bagian yang
diperlukan. Selain itu, termasuk kebersihan pegas dari lumpur dan kotoran lain.

Adapun fungsi pegas daun adalah sebagai berikut :


1. Meneruskan gerakan dan beban kedaraan dari rangka kendaraan ke rumah aksel dan
roda-roda
2. Menahan gaya tekan yang berubah-ubah dan mengakibatkan timbulnya gaya
perlawanan yang berubah-ubah pula yang disebut pemegasan
3. Mencegah terjadinya tekanan ke samping, sehingga kendaraan akan tetap
stabilmeluncur lurus.

Nip-nip akan bertambah besar bila pegas-pegas daun ini menjadi pendek.
Tujuannya untuk mencegah terbukanya antara pegas-pegas bila bebannya kurang
memungkinkan pasir atau barang-barang lain masuk diantara lembaran-lembaran
pegas. Disamping itu dapat menimbulkan gesekan antara pegas-pegas. Pegas-pegas ini
akan menjadi lunak bila pegas ini menjadi panjang dan menahan beban yang lebih besar
bila jumlah pegas ditambah.

Cara Kerja :
Cara kerja pegas daun yaitu, konstruksi pegas daun ini terdiri atas 3 sampai 10 lembar
plat baja tipis yang disusun dengan pegas yang paling panjang terletak di bagian paling
atas dan makin ke bawah makin pendek. Pada pegas yang paling atas , di bagian
ujungnya digulung sehingga menyerupai mata pegas. Mata pegas inilah yang akan
dikaitkan ke frame atau rangka kendaraan. Pegas daun dari yang atas sampai yang pendek
ini disatukan dengan menggunakan spring clip. Di mana semua daun pegas ini berbentuk
elips guna menambahkan daya elastisitas pegas tersebut.

F. Data hasil praktikum


1. NIP (pegas paling atas) : 12 CM
2. Tebal pegas (dari atas) :
a. 7 mm
b. 8 mm
c. 8 mm
d. 12 mm
e. 12 mm
3. Panjang pegas (dari atas) :
a. 120,5 cm
b. 116,5 cm
c. 85 cm
d. 76 cm
e. 45 cm

4. Kondisi fisik :
Shock absorber masih baik, pegas daun masih baik tidak ada yang patah maupun
retak, komponen keadaan kotor sehingga perlu dibersihkan dan diberi pelumasan
pada bagian yang bersinggungan.

5. Foto praktik
G. Kesimpulan
Dari hasil praktik yang telah dilakukan, didapat kesimpulan berikut :
Semua komponen secara fisik masih baik, tetapi kondisinya kotor sehingga perlu
dilakukan pembersihan komponen dan pemberian grease pada bagian-bagian yang
bersinggungan. Kemudian untuk baut dan mur setelah dilakukan bongkar pasang sistem
suspensi harus dilakukan pengencangan denggan menggunakan kunci momen dengan
spesifikasi sesuai pada manual booknya.

Anda mungkin juga menyukai