Modul MTBS PDF
Modul MTBS PDF
Manajemen Terpadu
Balita Sakit
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2
BULAN SAMPAI 5 TAHUN
SEMESTER 7
SUGIJATI
Dwi Estuning Rahayu
Kata
Pengantar Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
Tim Penyusun
i
ii
Daftar Isi
........................................................................
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Pendahuluan 1
Kegiatan Belajar 1:
Kegiatan Belajar 2:
Penilaian Dan Klasifikasi Penyakit Pada Anak Usia 2 Bulan Sampai 5 Tahun 17
Kegiatan Belajar 3
Tes Akhir 76
Daftar Gambar 82
Pendahuluan
indikator Indeks Pembangunan Manusia di suatu wilayah. Penyebab utama tingginya angka
kematian tersebut antara lain pneumonia, malaria, diare, demam berdarah dengue dan gizi
bu ruk. Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) adalah modul yang menjelaskan secara rinci
cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang ke
fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan preventif.
Materi MTBS dikemas dalam 4 modul dengan bobot 2 SKS dengan alokasi waktu belajar 16
minggu dalam satu semester , setiap minggu 1 kali pertemuan selama 2 jam. Modul 1 ini berjudul
Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun yang merupakan modul 1 dari
4 modul yang harus Anda pelajari. Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar disusun dengan
• Kegiatan belajar 1: Masalah yang dihadapi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun dan tanda
bahaya umum
• Kegiatan belajar 2: Penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5
Setelah Anda mempelajari modul 1 ini, diharapkan mampu menjelaskan pengertian MTBS,
mampu menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi anaknya dan memeriksa
tanda bahaya umum, mampu menilai dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan keluhan,
mampu memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisasi pada anak usia 2
1
2
B. Relevansi
MTBS salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita dengan peningkatan
kualitas tata laksana secara terpadu melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di sarana
kesehatan.Tujuan MTBS menurunkan angka kesakitan dan kematian yang terkait dengan
penyebab utama penyakit pada balita, melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di
unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar. Modul 1 ini memberi penjelasan dan latihan yang
dapat membantu Anda memahami Bagan PENILAIAN & KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN
atau masalah serta tingkat keparahannya. Anda akan memilih suatu kategori atau klasifikasi untuk
setiap gejala utama yang berhubungan dengan berat ringannya penyakit. Klasifikasi merupakan
suatu kategori untuk menentukan tindakan, bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit.
Petunjuk Belajar
Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 1 ini, maka akan
lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:
4. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan Anda mengingat.
5. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan
kepada fasilitator
7. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini
tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah dan
Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini
dengan baik. Selamat belajar semoga sukses memahami pengetahuan ini untuk bekal Anda
2. Motivasi pembaca untuk membaca dengan seksama materi yang disampaikan dan berikan
yang dibahas.
dianggap penting
6. Motivasi pembaca untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi
3
4
Kegiatan Masalah Yang Dihadapi Anak Usia 2 Bulan
Belajar 1 Sampai 5 Tahun Dan Tanda Bahaya Umum
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 diharapkan Anda dapat memahami masalah yang
dihadapi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun dan tanda bahaya umum
1. Pengertian MTBS
4. Memeriksa tanda bahaya umum dan menanyakan kepada ibu mengenai empat keluhan
utama
Uraian
Materi
A. Pengertian MTBS
Pernahkah Anda mendengar MTBS ? untuk
fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan preventif.
1. Pengertian MTBS
a. MTBS adalah suatu manajemen melalui pendekatan terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana
balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi
penyakit, status gizi, status imunisasi maupun penanganan balita sakit tersebut dan
konseling yang diberikan (Surjono et al, ; Wijaya, 2009; Depkes RI, 2008).
tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan
dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria,
infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi,
pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan
angka kematian bayi dan anak balita serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut
5
6
2. LATAR BELAKANG PERLUNYA PENERAPAN yang jitu apabila diterapkan dengan benar
pada anak umumnya dapat ditangani di tingkat terjadi. Menurut data WHO, tiga dari empat
Rumah Sakit, namun masih sulit untuk tingkat balita sakit seringkali memiliki beberapa
Puskesmas. Hal ini disebabkan antara lain keluhan lain yang menyertai dan sedikitnya
diagnostik dan obat-obatan di tingkat balita yang menjadi fokus MTBS. Hal ini dapat
Puskesmas terutama Puskesmas di daerah diakomodir oleh MTBS karena dalam setiap
terpencil yang tanpa fasilitas perawatan, selain pemeriksaan MTBS, semua aspek/kondisi
itu seringkali Puskesmas tidak memiliki tenaga yang sering menyebabkan keluhan anak akan
dokter yang siap di tempat setiap saat. Padahal, ditanyakan dan diperiksa.
Puskesmas merupakan ujung tombak fasilitas MTBS bukan merupakan suatu program
kecamatan. Kenyataan lain di banyak provinsi, menatalaksana balita sakit. Konsep pendekatan
keberadaan Rumah Sakit pada umumnya MTBS yang pertama kali diperkenalkan oleh
hanya ada sampai tingkat kabupaten/kota WHO merupakan suatu bentuk strategi upaya
pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk
Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).Upaya ini tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-
penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia.Dikatakan lengkap
karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa
konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering
• Jika umur anak 2 bulan - 5 tahun, gunakan bagan PENILAIAN & KLASIFIKASI ANAK SAKIT
• Jika umur anak kurang dari 2 bulan, gunakan bagan TATALAKSANA BAYI MUDA UMUR
KURANG DARI 2 BULAN (akan dipelajari kemudian pada modul 4). Periksa apakah BB,
PB/TB dan suhu anak telah diukur dan dicatat.Jika belum, timbang dan ukur PB atauTB
serta suhu badan anak pada saat Anda menilai dan mengklasifikasikan gejala-gejala
utama anak.Catat juga jenis kelaminnya. Jangan membuka pakaian atau melakukan
Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya. Hal ini penting untuk membina
komunikasi yang baik dengan ibu. Komunikasi yang baik akan meyakinkan ibu bahwa
• Dengarkan dengan seksama apa yang disampaikan ibu. Ini akan meyakinkan ibu bahwa
mudah dimengerti ibu. Jika ibu tidak mengerti pertanyaan yang diajukan, Anda tidak
7
8
penyakit anak itu dengan tepat.
ulang.
Jika anak datang pertama kali untuk penyakit atau masalah ini, maka disebut kunjungan
pertama. Jika anak sudah diperiksa beberapa hari yang lalu untuk penyakit atau masalah
yang sama, disebut kunjungan ulang. Anda akan mempelajari secara khusus cara menangani
penyakit anak pada saat kunjungan ulang dalam modul tersendiri. Contoh dan latihan
dalam modul yang sedang Anda pelajari ini menggambarkan anak anak yang datang
Anda telah mempelajari uraian cara bertanya pada ibu tentang masalah yang dihadapi
tanda bahaya umum. Ketika anak sakit datang ke ruang pemeriksaan, petugas kesehatan
akan menanyakan kepada orang tua/wali secara berurutan, dimulai dengan memeriksa
• Anak menunjukkan tanda “tidak bisa minum atau menyusu” jika anak terlalu lemah
untuk minum atau tidak bisa mengisap/ menelan apabila diberi minum atau disusui. Jika
Anda bertanya kepada ibu, apakah anaknya bisa minum, pastikan bahwa ibu mengerti
pertanyaan itu.Apakah anak dapat menerima cairan dalam mulutnya dan menelannya.
Jika Anda ragu akan jawaban ibu, mintalah agar ibu memberi anak tersebut minum air
• Perhatikan apakah anak bisa menelan atau menyusu.Ketika menyusu, anak sulit
mengisap jika hidungnya tersumbat. Apabila anak dapat menyusu setelah hidungnya
dibersihkan, berarti anak tidak mempunyai tanda bahaya umum “tidak bisa minum
atau menyusu.”
• Anak yang sama sekali tidak dapat menelan apapun, mempunyai tanda “memuntahkan
semuanya.” Apa saja yang masuk (makanan, cairan) akan keluar lagi. Anak yang muntah
beberapa kali namun masih dapat menelan sedikit cairan, tidak menunjukkan tanda
bahaya umum.
• Gunakan kalimat bertanya yang dimengerti ibu.Beri ibu waktu yang cukup untuk
menjawab. Jika ibu tidak yakin, bantu agar ibu dapat menjawab dengan jelas. Misalnya,
• Tanyakan juga apakah anak muntah setiap kali menelan makanan atau minuman. Jika
masih ragu akan jawaban ibu, mintalah agar ibu memberi minum anak. Perhatikan
Pada saat kejang, lengan dan kaki anak menjadi kaku karena otot-ototnya berkontraksi.
Tanyakan kepada ibu apakah anaknya kejang selama sakit ini.Gunakan kata-kata yang
dimengerti oleh ibu. Mungkin ibu mengungkapkan istilah kejang sebagai “step” atau “kaku”
• Anak yang letargis, sulit dibangunkan.Ia kelihatan mengantuk dan tidak punya perhatian
akan apa yang terjadi di sekelilingnya. Seringkali anak yang letargis tidak melihat
kepada ibu atau memperhatikan wajah Anda pada waktu Anda bicara. Anak mungkin
menatap hampa (pandangan yang kosong) dan terlihat bahwa ia tidak memperhatikan
keadaan di sekitarnya.
• Anak yang tidak sadar tidak dapat dibangunkan.Ia tidak bereaksi ketika disentuh,
9
10
• Tanyakan kepada ibu apakah anaknya mengantuk tidak seperti biasanya atau tidak
dapat dibangunkan.Perhatikan apakah anak itu terbangun jika diajak bicara atau
Catatan: Jika anak sedang tidur dan menderita batuk atau sukar bernapas, hitunglah dulu
frekuensi napasnya sebelum Anda mencoba untuk membangunkannya. Berikut ini adalah
kotak pertama dalam kolom “PENILAIAN” pada bagan yang akan menerangkan kepada Anda
1. Tanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut:
TANYAKAN : LIHAT
Rangkuman
Selamat Anda telah menyelesaikan satu kegiatan belajar mengenai latar belakang MTBS
dan masalah yang dihadapi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun. Dengan demikian Anda sebagai
petugas kesehan sudah memahami pentingnya MTBS di tingkat fasilitas kesehatan dasar. Hal-
1. Dari beberapa definisi MTBS di atas, secara umum MTBS dapat didefinisikan sebagai
pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas
rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit
pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan
preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan
yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan
Rumah Sakit, namun masih sulit untuk tingkat Puskesmas. Hal ini disebabkan antara lain
terutama Puskesmas di daerah terpencil yang tanpa fasilitas perawatan. Pendekatan MTBS
di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes,
Poskesdes, dll). Upaya ini tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang
sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan lengkap karena
meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa
konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang
3. Ketika Anda bertemu dengan ibu dan anaknya yang datang berobat :Tanyakan kepada ibu
mengenai masalah anaknya. Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya.
Hal ini penting untuk membina komunikasi yang baik dengan ibu. Komunikasi yang baik
11
12
akan meyakinkan ibu bahwa anaknya akan ditangani dengan baik.
4. Ketika anak sakit datang ke ruang pemeriksaan, petugas kesehatan akan menanyakan
kepada orang tua/wali secara berurutan, dimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya
umum seperti:
Evaluasi
Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih satu jawabanyang Anda anggap
paling benar.
......................................................................
b. Kadang-kadang muntah
d. Anak letargis
13
14
5. Cara memeriksa anak apakah sadar atau tidak dengan cara;
Tugas
Mandiri
Bacalah studi kasus berikut ini dan jawablah tiap-tiap pertanyaan.
Ina, anak perempuan umur 15 bulan. Berat badan 8,5 kg. Panjang badan 67 cm, Suhu
38,5°C. Petugas kesehatan bertanya, “Anak ibu sakit apa?” Ibunya menjawab, “Sudah 4 hari
ini Ina batuk, dan ia tidak suka makan.”Ia bertanya, “Apakah Ina bisa minum atau menyusu?”
Ibunya menjawab, “Tidak.Ina tidak mau menyusu.”Petugas kesehatan memberi air kepada Ina.
Ia terlalu lemah untuk mengangkat kepalanya. Ia tidak bisa minum atau menyusu. Kemudian,
petugas bertanya kepada ibu Ina, “Apakah Ina muntah?”Ibunya berkata, “Tidak.”Lalu ditanyakan
Diperiksa apakah Ina letargis atau tidak sadar.Ketika petugas berbicara dengan ibu, Ina
memperhatikan mereka dan melihat ke sekeliling ruangan.Ia sadar dan tidak letargis.
1. Tulis nama Ina, jenis kelamin, umur, berat dan panjang badan serta suhu
badannya pada tempat kosong yang disediakan pada bagian atas formulir.
2. Tulis masalah Ina pada garis setelah pertanyaan “Anak ibu sakit apa?”
4. Apakah Ina menunjukkan tanda bahaya umum? Jika ya, lingkari tanda
bahaya umum yang ditemukan.Beri tanda √_ pada tulisan “ya” pada kolom
15
16
TATALAKSANA BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
ulang? ____
klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun berdasarkan gejala yang ditemukan
17
18
Uraian
Materi
Setelah Anda memahami tentang cara menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang
dihadapi anaknya dan memeriksa tanda bahaya umum selanjutnya Anda akan mempelajari
tentang cara melakukan penilaian lebih lanjut gejala yang berhubungan dengan keluhan utama
Seorang ibu akan membawa anaknya ke klinik jika ada suatu masalah atau gejala khusus.
Jika Anda hanya memeriksa anak itu untuk masalah atau gejala khusus tersebut, maka Anda
mungkin akan melewatkan tanda-tanda penyakit yang lain. Tanyakan kepada ibu mengenai
2. Diare.
3. Demam.
4. Masalah telinga.
Apabila ada keluhan utama: lakukan penilaian lebih lanjut gejala yang berhubungan dengan
keluhan utama dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan.
b. Napas cepat.
d. Stridor.
Dibawah ini adalah kotak dalam kolom “Penilaian” yang berisi langkah-langkah untuk menilai
2. Tanyakan adanya batuk atau sukar bernapas pada SEMUA anak sakit
• “Sukar bernapas” adalah pola pernapasan yang tidak biasa. Para ibu menggambarkannya
• Jika ibu menjawab TIDAK, periksa apakah menurut pendapat Anda anak itu batuk atau
sukar bernapas.Jika anak tidak batuk atau sukar bernapas, tidak perlu memeriksa anak
lebih lanjut untuk tanda-tanda yang berhubungan dengan batuk atau sukar bernapas.
Selanjutnya tanyakan tentang keluhan utama berikutnya. • Jika jawabnya YA, ajukan
• Anak dengan batuk atau sukar bernapas selama lebih dari 3 minggu berarti menderita
batuk kronis.
• Kemungkinan ini adalah tanda TBC, asma, batuk rejan atau penyakit lain.
• untuk menentukan apakah anak bernapas dengan cepat. Beritahu ibu bahwa Anda
akan menghitung napas anaknya, untuk itu ibu diminta agar menjaga anaknya tetap
tenang. Jika anak sedang tidur, jangan dibangunkan.Jika anak takut, menangis atau
19
20
3. Menghitung frekuensi napas
• Gunakan timer yang berbunyi setelah satu menit (60 detik). Hitunglah napas anak
• Memakai jam tangan yang mempunyai jarum detik. Bisa meminta bantuan orang lain
untuk memberi aba-aba setelah 60 detik, sehingga Anda bisa sepenuhnya mengamati
pernapasan anak. Kalau tidak ada orang lainyang bisa membantu,buatlah posisi
jam sedemikian sehingga Anda bisa melihat jarumnya dan sekaligus melihat gerak
pernapasan anak.
• Gunakan jam tangan dengan jarum detik atau jam digital. Hitung pernapasan sampai
ke batas napas cepat (sesuai umur), kemudian segera melihat jam. Bila pernapasan
anak normal, maka Anda akan memerlukan waktu menghitung lebih dari satu menit.
Biasanya Anda dapat melihat gerakan napasnya meskipun pakaiannya tidak dibuka.
Jika Anda tidak dapat melihat gerakan napas dengan jelas, mintalah ibu membuka baju
anak. Jika Anda tidak yakin akan hitungan napas dalam 1 menit (misalnya jika anak terus
bergerak dan sulit untuk memperhatikan dadanya atau jika anak menangis), ulangi
penghitungan.
membukanya sekarang.Lihat apakah dinding dada tertarik ke dalam pada saat anak itu
1). Anak dikatakan mempunyai tarikan dinding dada ke dalam jika dinding dada bagian
bawah MASUK ke dalam ketika anak MENARIK napas. Pada pernapasan normal,
seluruh dinding dada (atas dan bawah) dan perut bergerak KELUAR ketika anak
MENARIK napas. Jika ada tarikan dinding dada ke dalam, berarti dinding dada bagian
2). Jika Anda tidak yakin ada tarikan dinding dada ke dalam, periksa lagi.Jika tubuh
anak tertekuk di pinggangnya, ibu diminta mengganti posisi anaknya sehingga anak
berbaring lurus di pangkuannya.Jika Anda masih tetap tidak melihat dinding dada
bawah MASUK ke dalam pada saat anak MENARIK napas, maka dikatakan anak itu
3). Tarikan dinding dada ke dalam dikatakan benar-benar ada jika terlihat dengan jelas
dan berlangsung setiap waktu.Jika Anda melihat dinding dada anak itu tertarik ke
dalam hanya pada saat anak menangis atau diberi makan, berarti tidak terdapat
4). Jika yang tertarik ke dalam itu hanya jaringan lunak di antara rusuk pada saat anak
menarik napas (yang juga disebut tarikan interkostal atau retraksi interkostal), berarti
anak tidak mengalami tarikan dinding dada ke dalam.Pada pemeriksaan ini, tarikan
dinding dada ke dalam adalah tarikan dinding dada bawah. Disini tidak termasuk
tarikan interkostal.
Stridor adalah bunyi yang kasar yang masuknya udara ke dalam paru dan dapat
terdengar pada saat anak MENARIK napas. mengancam jiwa anak.Anak yang menderita
Stridor terjadi apabila ada pembengkakan stridor pada saat tenang, menunjukkan suatu
Untuk melihat dan mendengar stridor, amati ketika anak MENARIK napas.
Dekatkan telinga Anda ke mulut anak karena adakalanya stridor sulit didengar. Kadang-
kadang Anda mendengar suara basah jika hidung anak tersumbat.Bersihkan hidung dan
21
22
dengarkan lagi. Anda mungkin akan mendengar suara nyaring “wheezing” pada saat anak
Gejala dan Klasifikasi penyakit tercantum pada bagan dibawah ini Anda juga dapat
memilih dengan cepat pengobatan yang tepat.Tergantung kombinasi keluhan dan gejala,
maka anak diklasifikasikan dalam salah satu lajur. Jadi, seorang anak diklasifikasikan hanya
Ada tiga kemungkinan klasifikasi bagi anak dengan batuk atau sukar bernapas:
GEJALA KLASIFIKASI
BATUK :
Tidak ada tanda-tanda pneumonia
BUKAN PNEUMONIA
atau penyakit sangat berat.
Setelah Anda menilai gejala-gejala utama dan gejala lain yang berkaitan, kemudian klasifi-
kasikan penyakit anak. Dalam tiap tabel klasifikasi, anak hanya termasuk dalam satu klasifikasi.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda yang ada pada lebih dari satu lajur, pilih selalu klasifikasi
a. Seorang anak dengan batuk, hanya mempunyai gejala napas cepat, maka klasifikasi anak
GEJALA KLASIFIKASI
BATUK :
Tidak ada tanda-tanda pneumonia
BUKAN PNEUMONIA
atau penyakit sangat berat.
b. Seorang anak dengan batuk, menunjukkan tanda bahaya umum dan bernapas cepat.
Klasifikasikan anak ini dalam klasifikasi yang paling berat - PNEUMONIA BERAT ATAU
GEJALA KLASIFIKASI
Berikut ini adalah gambaran mengenai tiap klasifikasi batuk atau sukar bernapas.
ini ” tanda bahaya umum, tarikan dinding dada ke dalam atau stridor” diklasifikasikan
sebagai PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT (bronkhiolitis, batuk rejan
atau asma).
berat.Anak dengan tarikan dinding dada ke dalam mempunyai risiko kematian akibat
pneumonia yang lebih besar daripada anak yang bernapas cepat dan tidak mempunyai
a. PNEUMONIA
Anak dengan batuk atau sukar bernapas yang bernapas cepat dan tidak ada tanda-tanda
yang ada pada lajur merah muda, diklasifikasikan sebagai menderita PNEUMONIA.
23
24
b. BATUK : BUKAN PNEUMONIA
Anak dengan batuk atau sukar bernapas yang tidak menunjukkan tanda bahaya umum,
tidak ada tarikan dinding dada ke dalam, tidak ada stridor dan tidak ada napas cepat,
Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya diare, tetapi apakah Anda juga tahu
bagaimana menilai dan mengklasifikannya/ Untuk lebih jelasnya pelajari ulasan berikut.
Mereka dapat mengatakan bahwa berak anaknya encer atau cair.Ibu bisa saja menggunakan
istilah local untuk diare. Bayi yang mendapat ASI eksklusif biasanya beraknya lembek; ini bukan
diare. Ibu yang menyusui bayinya dapat mengenal diare karena konsistensi dan frekuensi berak
Sebagian besar diare yang menyebabkan kematian. Diare dengan darah dalam tinja,
dehidrasi berat adalah diare karena kolera.Jika dengan atau tanpa lendir, disebut DISENTERI.
diare berlangsung selama 14 hari atau lebih, Pada umumnya disenteri disebabkan oleh
disebut DIARE PERSISTEN. Sekitar 20% dari Shigela.Disenteri amuba biasanya tidak
diare akan berlanjut menjadi diare persisten terjadi pada anak kecil.Seorang anak bisa saja
yang seringkali menyebabkan kurang gizi dan sekaligus menderita diare cair dan disenteri.
2. MENILAI DIARE
b. Adakah darah dalam tinja untuk menentukan apakah anak menderita disenteri.
Gunakan istilah untuk diare yang dimengerti oleh ibu. Jika ibu menjawab TIDAK, Anda
tidak perlu memeriksa anak itu untuk gejala diare.Tanyakan keluhan utama berikutnya,
demam.Jika ibu menjawab YA, catat jawabannya.Kemudian lakukan penilaian untuk
Diare yang berlangsung 14 hari atau lebih adalah diare persisten.Beri waktu yang cukup
kepada ibu untuk menjawab pertanyaan Anda.Ia mungkin perlu waktu untuk mengingat
Tanyakan apakah ibu pernah melihat darah dalam tinja anaknya selama episode diare
Apakah anak letargis atau tidak sadar? Gelisah atau rewel? Pada saat Anda memeriksa
tanda bahaya umum, Anda sudah melihat apakah anak letargis atau tidak sadar.Ingatlah
untuk menggunakan tanda bahaya umum ini apabila Anda mengklasifikasikan diare
anak itu.
25
26
e. LIHAT apakah matanya cekung.
Jika tubuh anak kehilangan cairan, mata akan kelihatan cekung. Tentukan apakah menurut
Anda mata anak cekung. Kemudian tanyakan kepada ibu apakah menurut ibu, mata anak
kelihatan lain dari biasanya. Pendapat ibu dapat membantu Anda memastikan bahwa mata
anak cekung.
Catatan :
Pada anak dengan kurang gizi berat yang kelihatan sangat kurus (yaitu, jika ia
menderita marasmus), matanya mungkin selalu kelihatan cekung, meskipun anak tidak
menderita dehidrasi. Meskipun mata cekung kurang dapat diandalkan pada anak yang sangat
kurus, tetaplah gunakan gejala tersebut untuk mengklasifikasikan derajat dehidrasi anak.
a. Apakah anak tidak bisa minum atau malas minum?minum dengan lahap, haus? Mintalah
• Anak tidak bisa minum jika ia tidak dapat memasukkan cairan ke dalam mulutnya
dan menelannya,
• Anak malas minum jika ia lemah dan tidak bisa minum tanpa dibantu. Ia mungkin
atau sendok ketika Anda memberi air kepadanya dan minum dengan rakus. Apabila
air disingkirkan, amati apakah anak akan merajuk karena ingin minum lagi.’
(lebih dari 2 detik)? Atau lambat?Ibu diminta ujung jari, karena akan menimbulkan rasa
posisi telentang dengan lengan di samping Lipatan kulit yang dicubit harus sejajar
(tidak di atas kepalanya) dan kaki lurus. dengan tubuh anak dari atas ke bawah dan
Anda juga bisa meminta ibu untuk tidak melintang tubuh anak.Angkat semua
menelentangkan anak pada pangkuannya. Cari lapisan kulit dan jaringan di bawahnya dengan
Cubit kulit perut anak, kemudian lepaskan. Ketika Anda melepaskan kulit itu, amati dan lihat
• Lambat.
• Segera.
Jika kulit tetap terangkat tinggi dalam waktu lebih dari 2 detik setelah dilepaskan, berarti
cubitan kulit kembali sangat lambat. Jika kulit tetap terangkat tinggi, walaupun hanya sebentar
(kurang dari 2 detik) setelah dilepaskan, berarti cubitan kulit kembali dengan lambat.
Catatan:
Pada anak dengan kurang gizi berat yang kelihatan sangat kurus, cubitan kulit mungkin
akan kembali dengan lambat meskipun anak tidak menderita dehidrasi. Sebaliknya, anak yang
terlalu gemuk atau anak dengan edema, cubitan kulit mungkin akan kembali dengan segera
meskipun anak menderita dehidrasi. Meskipun cubitan kulit perut kurang dapat diandalkan pada
anakanak ini, tetap gunakan gejala tersebut untuk mengklasifikasikan derajat dehidrasi anak.
6. KLASIFIKASI DIARE
2). Jika anak menderita diare selama 14 hari atau lebih, klasifikasikan juga anak untuk
diare persisten.
3). Jika ada darah dalam tinjanya, klasifikasikan juga untuk disenteri.
27
28
a. Klasifikasi Dehidrasi
Ada tiga kemungkinan klasifikasi untuk dehidrasi pada anak dengan diare:
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut :
• Letargis atau tidak sadar. DIARE
• Mata cekung. DEHIDRASI
• Tidak bisa minum atau malas minum. BERAT
• Cubitan kulit perut kembali sangat lambat.
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut :
DIARE
• Gelisah, rewel / mudah marah.
DEHIDRASI
• Mata cekung.
RINGAN/
• Haus, minum dengan lahap.
SEDANG
• Cubitan kulit perut kembali lambat.
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan DIARE
sebagai diare dehidrasi berat atau ringan/ TANPA
sedang. DEHIDRASI
1). Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur pertama, klasifikasikan anak sebagai DIARE
DEHIDRASI BERAT.
2). Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur pertama, lihat lajur kedua. Jika ada dua atau
lebih tanda pada lajur kedua ini, klasifikasikan anak sebagai DIARE DEHIDRASI RINGAN/
SEDANG.
3). Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur kedua, klasifikasikan anak sebagai DIARE
TANPA DEHIDRASI.
4). Jika Anak ini tidak menunjukkan cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai DEHIDRASI
RINGAN/SEDANG, karena hanya ada satu tanda dehidrasi atau kehilangan cairan tidak
CONTOH :
Riani anak perempuan, umur 4 bulan dibawa ke klinik karena diare selama 5 hari.Ia tidak
menunjukkan tanda bahaya umum dan tidak batuk. Petugas menilai diare anak.
Riani tidak menunjukkan dua tanda dari lajur pertama, berarti ia tidak menderita DIARE
DEHIDRASI BERAT. Riani menunjukkan dua tanda dari lajur kedua, sehingga klasifikasi dehidrasi
Setelah Anda mengklasifikasikan dehidrasi anak, klasifikasikan juga untuk diare persisten
Jika seorang anak menderita diare selama 14 hari atau lebih dan juga menderita dehidrasi
• DIARE PERSISTEN
Seorang anak dengan diare selama 14 hari atau lebih dan tidak menunjukkan tanda-
c. Klasifikasi Disenteri
Seorang anak dengan diare mungkin mempunyai satu atau lebih klasifikasi untuk diare..
Catat semua klasifikasi diare anak itu pada kolom Klasifikasi dalam Formulir Pencatatan.
29
30
Misalnya, anak ini diklasifikasikan sebagai menderita DIARE TANPA DEHIDRASI dan
DISENTERI. Cara petugas kesehatan mencatat klasifikasinya sebagai berikut :
Anak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, demam berdarah atau penyakit
berat lainnya.Demam juga bisa timbul hanya karena menderita batuk pilek saja atau infeksi
virus lainnya.
1. MALARIA
merupakan tanda utama malaria.Demam bisa terjadi sepanjang waktu atau hilang timbul
dengan jarak waktu yang teratur. Tanda-tanda malaria dapat timbul bersamaan dengan
Di daerah dengan penularan malaria yang tinggi, malaria adalah penyebab kematian
utama pada anak-anak. Kasus malaria tanpa komplikasi dapat menjadi malaria berat dalam
waktu 24 jam setelah demam timbul pertama kali. Malaria berat adalah malaria dengan
komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat.Anak dapat meninggal jika tidak
segera diobati.
Untuk membuat klasifikasi dan mengobati anak dengan demam, Anda harus mengetahui
risiko malaria di daerah Anda bekerja.Anda dapat menanyakan kepada penanggung jawab
program pengendalian malaria pada Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat tentang
tingkat risiko malaria.Pemeriksaan darah malaria secara cepat (RDT- Rapid Diagnostic Test).
Pemeriksaan malaria dapat dilakukan dengan alat diagnotik cepat, praktis dan tepat.
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan
kejadian luar biasa dan daerah terpencil.Disamping itu pemeriksaan mikroskopis tetap
harus dilakukan untuk penilaian lebih lanjut pengobatan.RDT yang digunakan saat ini dapat
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda-tanda utama dari campak.
Campak sangat menular.Antibodi dari ibu melindungi bayi dari campak selama kira-kira 6
pada anak berumur antara 6 bulan sampai 2 tahun. Kepadatan penduduk dan perumahan
yang tidak sehat meningkatkan risiko campak untuk timbul lebih dini. Campak disebabkan
oleh virus yang merusak sistem kekebalan selama beberapa minggu setelah terjangkit
Komplikasi campak terjadi pada kira-kira 30% dari semua kasus, antara lain :
• Diare.
• Pneumonia.
• Luka di mulut.
• Infeksi telinga.
• Infeksi mata yang berat (bisa menyebabkan luka di kornea atau kebutaan).
Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada satu dari seribu kasus.Seorang anak dengan ensefalitis
mungkin mempunyai tanda bahaya umum seperti kejang atau letargis atau tidak sadar.
Campak ikut menyebabkan kurang gizi karena menyebabkan diare, demam tinggi dan luka
31
32
pada mulut.Masalah-masalah ini mempengaruhi pemberian makan. Anak-anak yang kurang
gizi, khususnya yang kekurangan vitamin A, cenderung menderita komplikasi berat akibat
campak.Oleh karena itu, penting sekali menganjurkan ibu untuk terus memberi makan
DBD atau DHF adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang
oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan kadang-kadang
oleh nyamuk Aedes albopictus.Masa inkubasinya 4-6 hari.Demam tinggi dan perdarahan
merupakan gejala utama DBD. Ciri-ciri DBD adalah demam akut 2 s/d 7 hari, lemah, gelisah,
nyeri ulu hati, diikuti dengan gejala perdarahan dan kecenderungan syok yang fatal (Dengue
Shock Syndrome).
Perdarahan biasanya dapat berupa bintik perdarahan di kulit (petekie) akibat pecahnya
pembuluh darah halus pada kaki dan tangan, aksila, tubuh dan wajah yang timbul pada
permulaan demam.
Uji Torniket yang positif atau kecenderungan untuk memar akibat tekanan bisa ditemukan
pada penderita DBD. Perdarahan dari gusi, hidung dan saluran pencernaan agak jarang
4. MENILAI DEMAN
Tentukan risiko malaria (tinggi, rendah atau tanpa risiko). Jika risiko malaria di daerah
itu rendah atau tanpa risiko malaria, tanyakan kepada ibu tentang perjalanan :
• Apakah anak berkunjung ke luar daerah ini dalam 2 minggu terakhir? Jika ya, ke mana?
• Jika anak pergi ke luar daerah dalam 2 minggu terakhir, tentukan apakah daerah tersebut
• Lihat adanya tanda-tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah
satu dari: batuk, pilek atau mata merah. Jika anak sedang sakit campak saat ini atau
dalam 3 bulan terakhir, periksa adanya gejala komplikasi campak, yaitu : luka di mulut,
nanah pada mata dan kekeruhan pada kornea. Jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari,
periksa adanya gejala kearah DBD yaitu perdarahan dari hidung, gusi, bintik perdarahan
di kulit, muntah darah, berak kehitaman, nyeri ulu hati atau gelisah dan tanda-tanda
syok.
Kotak berikut ini berisi langkah-langkah untuk menilai anak dengan demam.
1. Bagian atas kotak (di atas garis putus-putus pertama) menjelaskan cara memeriksa anak
untuk tanda- tanda malaria, campak, meningitis dan sebab-sebab lain dari demam.
2. Bagian tengah kotak menjelaskan cara memeriksa anak untuk komplikasi campak jika
3. Bagian akhir kotak menjelaskan cara memeriksa anak untuk gejala DBD.Penilaian untuk
33
34
LIHAT DAN RABA
KEMUDIAN TANYAKAN :
• Lihat dan raba adanya kaku
• Sudah berapa lama anak demam ?__ hari.
kuduk
Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi
• Lihat adanya pilek lihat
setiap hari?
adanya tanda-tanda
• Apakah anak pernah mendapat Anti
Malaria dalam 2 minggu terakhir? CAMPAK
• Apakah anak menderita Campak dalam 3 • Ruam kemerahan
• bulan terakhir? di kulit yang
menyeluruh dan
• Terdapat salah
satu gejala berikut
Batuk, pilek atau mata
merah
Klasifikasi Demam untuk Demam Berdarah Dengue jika demam 2 s/d 7 hari
• Perhatikan tanda-tanda
• Apakah demam mendadak tinggi dan
syok: Ujung ekstremitas
Terus menerus ?
teraba dingin dan nadi
• Apakah ada bintik merah di kulit atau
sangat lemah / tidak teraba.
• Perdarahan dari hidung atau gusi ?
• Lihat adanya perdarahan
• Apakah anak muntah? Jika Ya:
dari hidung atau gusi.
- Apakah sering?
• Lihat adanya bintik
- Apakah muntah dengan darah atau
perdarahan di kulit (petekie)
seperti kopi?
• Jika sedikit dan tak ada
• Apakah berak berwarna hitam?
gejala lain dari DBD, lakukan
• Adakah nyeri ulu hati atau anak gelisah?
uji Torniket, jika mungkin.
Periksa untuk mengetahui apakah anak mempunyai riwayat demam, teraba panas atau
suhu badannya 37.5 0C atau lebih. Anak mempunyai riwayat demam jika ia menderita
demam selama periode sakit ini, walaupun mungkin saat ini sudah tidak lagi demam.
Gunakan istilah untuk “demam” yang dimengerti oleh ibu.Raba perut atau bawah ketiak
Jika suhu badan anak belum diukur dan Anda mempunyai termometer, ukur suhu badan
Apabila anak tidak demam, beri tanda (√) pada kata TIDAK pada Formulir Pencatatan.
Tidak perlu memeriksa anak untuk tanda yang berhubungan dengan demam. Tanyakan
tentang keluhan utama berikutnya, masalah telinga. Jika ibu mengatakan anak demam,
meskipun saat ini suhu badannya tidak 37.5 °C atau lebih atau tidak teraba panas, lakukan
Riwayat demam sudah cukup untuk menilai anak untuk demam.Tiap anak dengan
demam, perlu dinilai untuk malaria dan campak.Anak-anak dengan demam 2 hari sampai
dengan 7 hari, juga harus dinilai untuk Demam Berdarah Dengue (DBD).
Tentukan apakah risiko malarianya tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria.
Jika Anda bekerja di daerah risiko rendah malaria atau tanpa risiko malaria, tanyakan :
Apakah anak itu pergi keluar daerah ini dalam 2 minggu terakhir? Jika Ya, kemana?
Lingkari risiko malaria (tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria) pada Formulir Pencatatan.
a. TANYA : Sudah berapa lama? Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi setiap
hari?
Tanyakan kepada ibu berapa lama anaknya demam.Jika demam sudah lebih dari
7 hari, tanyakan apakah demam terus menerus setiap hari. Sebagian besar demam
yang disebabkan oleh virus, akan menghilang dalam beberapa hari. Demam tiap
35
36
hari selama lebih dari 7 hari dapat berarti bahwa anak menderita penyakit yang
lebih berat, seperti demam tifoid.Rujuk anak untuk pemeriksaan lebih lanjut.
b. TANYA : Apakah anak pernah mendapat obat anti-malaria dalam 2 minggu terakhir?
sudah pernah, maka penanganan anak dengan demam untuk malaria, dilakukan seperti
kunjungan ulang.
Campak merusak sistim kekebalan anak sehingga anak mempunyai risiko terhadap
infeksi lain selama beberapa minggu. Anak dengan demam dan riwayat campak dalam 3
bulan terakhir mungkin menderita infeksi karena komplikasi campak seperti infeksi mata.
Anak dengan demam dan kaku kuduk mungkin menderita meningitis.Seorang anak
rujukan ke Rumah Sakit. Ketika Anda sedang berbicara dengan ibu selama pemeriksaan,
amati apakah anak menggerakkan dan menundukkan lehernya dengan mudah pada saat
ia melihat sekelilingnya. Jika anak bisa menggerakkan dan menundukkan lehernya, berarti
Pilek pada seorang anak dengan demam dapat berarti bahwa anak itu selesma.Jika anak
pilek, tanyakan kepada ibu apakah anak pilek karena penyakitnya sekarang ini.Bila ibu tidak
yakin, tanyakan untuk mengetahui apakah ini pilek yang akut atau kronis.Apabila risiko
malaria rendah, anak demam dan pilek tidak membutuhkan obat antimalaria.Demam anak
Periksa anak dengan demam untuk melihat apakah ada gejala yang mengarah ke campak.
Cari apakah ada ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari gejala berikut ini:
Pada campak, ruam kemerahan mulai di belakang telinga dan di leher dan menyebar
ke wajah.Hari berikutnya, menyebar ke bagian lain dari tubuh, lengan dan kaki.Setelah 4
sampai 5 hari, ruam mulai menghilang dan kulit mungkin terkelupas.Pada anak dengan
infeksi berat mungkin lebih banyak ruam yang tersebar di seluruh tubuhnya.Ruam ini makin
gelap warnanya (coklat tua atau kehitam-hitaman) dan makin banyak kulit terkelupas.
Ruam campak tidak mempunyai vesikel atau pustul dan tidak gatal.Jangan kacaukan ruam
campak dengan ruam lainnya yang biasa terjadi pada anak-anak seperti cacar air, kudis atau
biang keringat.Ruam cacar air adalah ruam yang menyeluruh dengan vesikel.
Kudis terjadi pada tangan, kaki, pergelangan, siku, pantat dan ketiak dan terasa gatal.Biang
keringat bisa menyeluruh dengan bisul atau vesikel kecil yang gatal.Anak dengan ruam biang
keringat tidak tampak sakit.Anda dapat mengenali campak dengan mudah jika banyak kasus
Untuk mengklasifikasikan seorang anak menderita campak, anak yang demam harus
mempunyai ruam yang menyeluruh DAN salah satu dari tanda-tanda berikut ini: batuk,
pilek atau mata merah. Anak “merah matanya” jika ada warna merah pada bagian putih
matanya.
Pada mata yang sehat, bagian putih matanya putih bening dan tidak berwarna. Jika seorang
Amati apakah anak mempunyai komplikasi pada mulut atau mata. Komplikasi lain dari
campak seperti pneumonia dan diare telah diperiksa lebih dulu, sedangkan komplikasi
untuk status gizi anak dan sakit telinga akan diperiksa kemudian.
Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari.
DBD sering menyebabkan perdarahan pada berbagai sistim tubuh akibat trombositopeni.
Perdarahan dapat berasal dari hidung, gusi, saluran pencernaan dan lain-lain.
37
38
Tanyakan apakah anak pernah mengeluarkan darah dari hidung atau gusinya selama sakit
ini.Perdarahan dari hidung atau gusi yang cukup berat, sangat mungkin disebabkan oleh
b. TANYA : Apakah anak sering muntah, muntah bercampur darah atau berwarna
Tanyakan apakah anak muntah. Jika Ya, apakah sering (muntah terus menerus). Apakah
Nyeri pada ulu hati merupakan keluhan yang sering dijumpai pada penderita DBD yang
lebih besar, sedangkan anak yang lebih kecil biasanya terlihat gelisah.
Syok merupakan salah satu gejala yang sangat berbahaya pada DBD dan jika tidak segera
Bintik ini biasanya kecil dan dapat dijumpai pada hampir seluruh tubuh.Carilah di wajah,
lengan dan buka bajunya untuk dapat melihat di daerah dada, perut dan sebagainya.
Jika ditemukan petekie, tetapi tidak banyak dan tidak ada tanda-tanda DBD yang lain, lakukan
uji Torniket, jika mungkin. Jika jumlah petekie cukup banyak, apalagi disertai gejala DBD
1. Aliran darah pada lengan atas dibendung dengan manset anak, selama 5 menit pada
2. Lihat pada bagian depan lengan bawah, apakah timbul bintik-bintik merah tanda
perdarahan.
3. Hasil uji Torniket dianggap positif (+) apabila ditemukan sebanyak 10 atau lebih petekie
pada daerah seluas diameter 2,8 cm (1 inchi). (Jika sebelum 5 menit sudah didapat
10 petekie, uji torniket dihentikan). Yang perlu diketahui adalah membedakan antara
petekie dan gigitan nyamuk. Caranya: renggangkan kulit yang ada bintik perdarahan
E. KLASIFIKASI DEMAM
1. Jika anak menunjukkan gejala demam dan campak, klasifikasikan untuk malaria dan campak.
2. Jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari harus diklasifikasikan Malaria dan Demam
Ada tiga tabel klasifikasi untuk Malaria pada bagan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI:
c. Yang KETIGA untuk daerah tanpa risiko malaria dan tidak ada riwayat perjalanan ke
Untuk mengklasifikasikan malaria, Anda harus tahu apakah daerah tersebut termasuk
risiko yang tinggi, rendah atau tanpa risiko.Dinas Kesehatan setempat biasanya mengetahui
nama-nama daerah yang merupakan daerah risiko tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria.
Kemudian Anda memilih tabel klasifikasi yang sesuai.Semua anak yang dinyatakan tinggal di
daerah risiko tinggi dan rendah malaria yang demam pada kunjungan pertama, dilakukan
39
40
a. DAERAH RISIKO TINGGI MALARIA :
Gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria dengan tiga kemungkinan klasifikasi.
Jika anak dengan demam mempunyai salah satu tanda bahaya umum atau kaku
kuduk diklasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.Anak ini mungkin
menderita meningitis atau malaria berat (termasuk malaria serebral) atau sepsis, yang
1). MALARIA
Jika tidak ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, lihat ke lajur kuning.Anak yang
demam di daerah dengan risiko malaria tinggi, diklasifikasikan sebagai MALARIA, karena
Jika anak tidak mempunyai gejala untuk klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN
DEMAM atau MALARIA, lihat lajur hijau. Jika risiko malarianya tinggi, anak demam pada
anamnesa atau teraba panas atau suhu ≥ 37,5 °C dan RDT negatif, klasifikasikan anak
Jika seorang anak yang tinggal di daerah risiko rendah malaria, melakukan perjalanan
ke daerah dengan risiko malaria tinggi, gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria.
Ada tiga kemungkinan klasifikasi untuk demam pada anak di daerah risiko rendah malaria.
Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan risiko malarianya
1. MALARIA
Jika anak tidak menunjukkan gejala PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, lihat ke lajur
berikutnya. Apabila risiko malarianya rendah, anak yang demam TANPA pilek, TANPA
campak dan tidak ada penyebab lain dari demam dan RDT positif, diklasifikasikan
sebagai MALARIA.
PENTING!
Jika risiko malaria rendah, kecil kemungkinan demam anak itu disebabkan oleh malaria,
apalagi jika anak menunjukkan gejala infeksi lain yang dapat menyebabkan demam, misalnya
akibat selesma (ada pilek), campak atau penyebab lain seperti selulitis, tonsilitis, infeksi saluran
kencing, demam tifoid, abses, pneumonia, disenteri, DBD atau infeksi telinga. Jika tidak ada
tanda-tanda infeksi lain, klasifikasikan dan obati penyakitnya sebagai MALARIA meskipun
risiko malarianya rendah.
Jika Anda belum menemukan penyebab lain dari demam, tuliskan tanda (?) pada kolom
klasifikasi untuk malaria. Setelah Anda menyelesaikan seluruh penilaian penyakit, tentukan
apakah ada penyebab lain dari demam. Selanjutnya tuliskan klasifikasinya berdasarkan hasil
penilaian Anda.
Jika anak tidak mempunyai gejala untuk klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
atau MALARIA, lihat ketiga. Jika risiko malarianya rendah dan anak pilek, atau ada
campak atau ada penyebab demam lainnya atau RDT negatif, klasifikasikan DEMAM :
MUNGKIN BUKAN MALARIA. Sangat kecil kemungkinan demam anak itu disebabkan
oleh malaria.
41
42
Contoh:
G. DAERAH TANPA RISIKO MALARIA DAN TIDAK ADA KUNJUNGAN KE DAERAH DENGAN
RISIKO MALARIA.
DEMAM :
Tidak ada tanda bahaya umum DAN
BUKAN MALARIA
Tidak ada kaku kuduk
Jika anak tidak mempunyai gejala untuk klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM,
lihat pada lajur hijau. Jadi untuk anak yang tinggal di daerah tanpa risiko malaria, seorang
Anak yang menunjukkan gejala utama “demam” dan campak saat ini ( atau dalam 3 bulan
terakhir ) harus diklasifikasikan untuk malaria dan campak. Jika anak tidak mempunyai gejala
yang mengarah ke campak atau tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir, tidak perlu
diklasifikasikan campak.
Lanjutkan dengan penilaian DBD jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari.
Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kekeruhan pada kornea atau luka di
mulut yang dalam atau luas, klasifikasikan anak sebagai CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI
BERAT. Anak ini perlu di rujuk. Komplikasi Campak lain yang serius, misalnya pneumonia
berat, dehidrasi berat atau sangat kurus. Kekurangan vitamin A berpengaruh pada
Jika ada nanah pada mata atau luka di mulut yang tidak dalam atau tidak luas, diklasifikasikan
Anak dengan klasifikasi ini tidak memerlukan rujukan. Cara penulisan klasifikasi tergantung
pada komplikasi yang ada misalnya ”Campak dengan komplikasi pada mata”, apabila
hanya ada komplikasi pada mata saja. Demikian pula bila hanya ada komplikasi pada
43
44
CAMPAK
Anak yang menderita campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir tanpa komplikasi seperti
yang tertulis pada lajur merah muda atau kuning,diklasifikasikan sebagai CAMPAK.
CONTOH :
Antono, anak laki-laki umur 10 bulan, berat badan 8,2 kg. Panjang badan 78 cm. Suhu
37.5°C.Ibu berkata bahwa Antono menderita ruam kemerahan (rash) dan batuk selama 5 hari.
tanda bahaya umum.Ia bisa minum, tidak muntah, tidak kejang dan masih sadar serta tidak
letargis.
Petugas menghitung napas : 43 kali per menit. Ia tidak melihat tarikan dinding dada ke
dalam, dan tidak mendengar stridor ketika Antono sedang tenang. Antono tidak menderita
diare.Risiko malaria di daerah itu tinggi.Ibu berkata bahwa Antono demam selama 2 hari.
Lehernya tidak kaku.Menurut ibu, saat ini Antono pilek.Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif.
Seluruh tubuh Antono tertutup ruam kemerahan, matanya merah.Petugas kesehatan tidak
menemukan luka di mulut, tidak ada nanah pada mata dan tak ada kekeruhan pada kornea.
Berikut ini catatan petugas kesehatan untuk informasi kasus Antono dan gejala-gejala
penyakitnya.
Tanyakan: Anak ibu sakit apa ?ruam merah dan batuk Kunjungan pertama? √ Kunjungan
ulang? ____
45
46
APAKAH ANAK DEMAM? Ya √ Tidak ___
Untuk mengklasifikasikan demam Antono, petugas melihat pada tabel klasifikasi demam
1. Petugas kesehatan melihat lajur pertama. Antono tidak menunjukkan tanda bahaya
umum dan tidak ada kaku kuduk. Antono tidak menunjukkan gejala-gejala untuk PENYAKIT
2. Selanjutnya, petugas melihat pada lajur kedua. Antono demam. Suhu badan 37.5oC. Ia
juga mempunyai riwayat demam karena ibu berkata bahwa Antono demam selama 2
3. Karena Antono mempunyai ruam yang menyeluruh dan mata merah, ia menunjukkan
gejala yang mengarah pada campak. Untuk mengklasifikasikan campak Antono, petugas
4. Petugas melihat lajur pertama. Antono tidak menunjukkan tanda bahaya umum, kornea
tidak keruh dan tidak ada luka yang dalam atau luas pada mulutnya.Antono tidak
47
48
5. Selanjutnya petugas melihat lajur kedua. Matanya tidak bernanah.Tidak ada luka pada
6. Akhirnya petugas melihat lajur ketiga. Antono menderita campak tetapi ia tidak menunjukkan
gejala-gejala dari lajur pertama dan kedua. Petugas mengklasifikasikan Antono sebagai
CAMPAK.
Semua anak dengan demam 2 hari sampai dengan 7 hari harus diklasifikasikan untuk
Demam Berdarah Dengue setelah dilakukan penilaian untuk malaria (dan mungkin campak).
Bahaya utama dari DBD adalah perdarahan yang dapat mengakibatkan syok dan
selanjutnya dapat menyebabkan kematian.Oleh karena itu pada DBD, yang terpenting
adalah mencegah atau menangani syok. Jika seorang anak menunjukkan gejala syok seperti:
ujung ekstremitas teraba dingin dan nadi lemah atau tak teraba atau ada tanda lain seperti
muntah bercampur darah atau berwarna seperti kopi atau beraknya kehitaman, perdarahan
yang berat dari hidung atau gusi, bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji Torniket positif
atau sering muntah tanpa diare, klasifikasikan anak tersebut sebagai DEMAM BERDARAH
Jika anak menunjukkan salah satu atau lebih dari gejala-gejala berikut ini : nyeri ulu hati
atau bintik perdarahan di kulit tapi uji Torniketnya negatif, Klasifikasikan anak itu sebagai
Kadang-kadang gejala tersebut diatas juga dapat dijumpai pada penyakit lain seperti
campak, infeksi virus lainnya, sepsis, dll. Meskipun demikian, hingga suatu diagnosis yang
pasti dapat dibuat, anak yang menunjukkan salah satu dari gejala-gejala tersebut harus
Jika anak tidak menunjukkan gejala-gejala DBD atau Mungkin DBD, maka kecil kemungkinan
bahwa demam anak itu disebabkan oleh DBD. Anak ini diklasifikasikan sebagai menderita
DEMAM: MUNGKIN BUKAN DBD atau pada lajur ketiga. Cari penyebab lain demam, misalnya:
Salah satu masalah telinga pada anak adalah infeksi telinga.Jika seorang anak menderita
infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan
seringkali demam.
Jika infeksi tidak diobati, gendang telinga mungkin pecah, nanah keluar dan anak akan
49
50
berkurang rasa sakitnya. Anak akan berkurang pendengarannya sebab gendang telinganya
berlubang.
menyebabkan mastoiditis.Infeksi dapat juga menyebar dari telinga ke otak dan menyebabkan
meningitis (radang selaput otak).Kedua penyakit berat ini memerlukan perhatian mendesak
dan rujukan.
• Nyeri telinga.
• Jika ada nanah, berapa lama telinga anak itu mengeluarkan nanah.
Di bawah ini adalah kotak dari kolom “Penilaian” yang menunjukkan cara menilai anak untuk
masalah telinga
Jika ibu menjawab TIDAK, jangan menilai anak itu untuk masalah telinga.
Telinga sakit dapat berarti bahwa anak mempunyai infeksi telinga. Jika ibu
tidak pasti apakah ada sakit telinga, tanyakan apakah anak rewel dan sering
menggosok telinganya.
TANYA: Adakah nanah/cairan keluar dari telinga? Jika ya, sudah berapa lama?
Cairan/nanah juga merupakan tanda infeksi. Ketika bertanya tentang cairan/nanah dari
telinga, gunakan kata-kata yang dimengerti ibu. Jika anak mengeluarkan cairan/nanah dari
meskipun anak sudah tidak merasa sakit lagi. Lihat ke dalam telinga anak
untuk memeriksa apakah ada cairan/nanah yang keluar dari telinga.mengingat kapan cairan/
Raba bagian belakang kedua telinga.Bandingkan keduanya dan tentukan apakah ada
pembengkakan yang nyeri pada tulang mastoid.Pada bayi, pembengkakan mungkin ada di
atas telinga.
Untuk mengklasifikasikan mastoiditis, rasa nyeri dan pembengkakan harus ada kedua-duanya.
Mastoiditis adalah suatu infeksi di dalam tulang mastoid. Jangan kacaukan pembengkakan
a. MASTOIDITIS
Jika anak mempunyai pembengkakan yang nyeri di belakang telinga, klasifikasikan sebagai
MASTOIDITIS.
Jika ada nyeri telinga atau,Anda melihat cairan/nanah keluar dari telinga dan dilaporkan
sudah berlangsung selama kurang dari 14 hari klasifikasikan sebagai INFEKSI TELINGA AKUT.
Jika Anda melihat cairan/nanah keIuar dari telinga dan sudah berlangsung selama 14
51
52
d. TIDAK ADA INFEKSI TELINGA
Jika tak ada nyeri telinga dan tidak ada cairan/nanah yang keluar dari telinga diklasifikasikan
Rangkuman
1. Seorang ibu akan membawa anaknya ke klinik jika ada suatu masalah atau gejala khusus.
Jika Anda hanya memeriksa anak itu untuk masalah atau gejala khusus tersebut, maka Anda
mungkin akan melewatkan tanda-tanda penyakit yang lain. Tanyakan kepada ibu mengenai
b. Diare.
c. Demam.
d. Masalah telinga.
2. Apabila ada keluhan utama, Anda dapat melakukan penilaian lebih lanjut gejala yang
berhubungan dengan keluhan utama dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan
3. Klasifikasi anak dengan batuk terdiri dari: pneumonia berat, pneumonia, dan batuk bukan
puneumonia.
4. Klasifikasi diare terdiri dari : klasifikasi dehidrasi, klasifikasi diare persisten dan klasifikasi
disentri
a. Klasifikasi dehidrasi terdiri dari: diare dehidrasi berat, diare dehidrasi ringan/sedang dan
b. Klasifikasi diare pesisten terdiri dari: diare persisten berat dan diare persisten
5. Anak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, dan demam berdarah
a. Klasifikasi demam untuk malaria terdiri dari: penyakit berat dengan demam, malaria, dan
b. Klasifikasi demam untuk campak terdiri dari: campak dengan komplikasi berat, campak
53
54
c. Klasifikasi demam untu demam berdarah dengue (DBD) : demam berdarah dengue,
6. Klasifikasi masalah telinga ada 4 yaitu: mastoiditis, infeksi telingan akut, infeksi telinga
Evaluasi
Formatif
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban yang paling benar
1. Salah satu keluhan utama pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun adalah:
b. Kejang
c. Tidak sadar
d. Mimisan
2. Tanda stridor/bunyi nafas kasar pada anak dikatakan sudah bahaya apabila ditemukan disaat:
a. Tenang
b. Batuk
c. Bermain
d. Diperiksa
c. Ada stridor
d. Nafas cepat
b. Mata cekung
55
56
Tugas
Mandiri
Bacalah studi kasus berikut ini. Catat gejala dari masing-masing anak dan klasifikasikan
Kasus
Nabilla, anak perempuan umur 3 tahun, berat badan 13 kg, tinggi badan 86 cm. suhu
badan 37.50C. Ibu datang ke klinik hari ini karena anak demam selama 2 hari terakhir.
Ibu berkata bahwa ia merasa pasti telinga Nabilla sakit. Hampir sepanjang malam anak
menangis karena telinganya sakit.Petugas tidak menemukan cairan/nanah yang keluar dari
telinga anak.Ia meraba bagian belakang telinga dan merasakan pembengkakan yang nyeri
Catat gejala-gejala masalah telinga Nabilla dan klasifikasikan pada formulir pencatatan berikut
ini:
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda dapat memeriksa dan mengkla-
sifikasikan status gizi, anemia dan imunisasi serta memeriksa pemberian vitamin A pada anak
1. Memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
2. Memeriksa dan mengklasifikasikan anemia pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
3. Memeriksa dan mengklasifikasikan status imunisasi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
5. Menilai masalah/keluhan lain yang dihadapi anak pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
57
58
Uraian
Materi
Setelah Anda memahami tentang cara melakukan penilaian gejala yang berhubungan dengan
keluhan utama dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan,
selanjutnya Anda akan mempelajari tentang cara memeriksa dan mengklasifikasikan status
gizi, status anemia dan status imunisasi serta memeriksa keluhan lain yang dihadapi oleh anak.
Gambar : Sayuran salah satu pangan yang memiliki berbagai kandungan gizi yang baik untuk tubuh
Seorang ibu biasanya membawa anaknya ke klinik karena anak sakit akut.Anak yang sakit
mungkin saja kurang gizi, tapi petugas kesehatan atau keluarganya mungkin tidak melihat
masalah ini.Anak yang kurang gizi mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis
Mengenali dan menangani anak kurang gizi akan membantu mencegah berbagai penyakit
berat dan kematian. Beberapa kasus kurang gizi dapat ditangani di rumah, sedang anak sangat
kurus dan / atau edema memerlukan rujukan ke rumah sakit guna mendapatkan penanganan
khusus, untuk penyakit penyerta/ penyulit misalnya: TBC, diare kronis, ISPA, Campak dan
Anak yang menderita kurang gizi juga cenderung menderita kekurangan vitamin A (KVA)
karena makanannya juga kurang mengandung vitamin A. Apabila KVA itu berlanjut, akan timbul
kekeringan pada mata yang disebut Xerophthalmia dan mempunyai risiko untuk menjadi
buta. Gejala klinis Kurang Vitamin A (KVA) pada mata akan timbul bila tubuh mengalami KVA
yang telah berlangsung lama. Gejala tersebut akan lebih cepat timbul bila anak menderita
penyakit campak, diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan penyakit infeksi lainnya.
Salah satu jenis kurang gizi makro adalah kurang energi protein (KEP) yang terjadi apabila
seorang anak tidak mendapat cukup energi atau protein dari makanan.Seorang anak yang
sering sakit dapat menderita kurang gizi.Napsu makan anak berkurang, dan makanan
Seorang anak yang makanannya kurang mengandung vitamin dan mineral yang dianjurkan,
59
60
3. Menilai status giziI
Kotak di bawah ini adalah bagian dari kolom PENILAIAN DAN KLASIFIKASI yang menggam-
Untuk mengetahui apakah anak tampak sangat kurus, buka pakaian anak.Lihat di sekitar
otot-otot bahu, lengan, bokong dan kaki.Perhatikan apakah tulang rusuknya kelihatan.Pinggul
anak mungkin kelihatan kecil jika dibandingkan dengan dada dan perutnya.Lihat anak dari
samping, apakah lemak telah hilang dari bokongnya.Pada keadaan ekstrim, terdapat banyak
lipatan kulit pada bokong dan paha, sehingga anak kelihatan seperti memakai celana baggy
(celana yang longgar).Wajah anak sangat kurus mungkin masih tampak normal, atau seperti
orang tua.Perutnya buncit.Bila gejala-gejala diatas kurang jelas, anak disebut kurus.
suatu bentuk lain dari sangat kurus, salah satu tipe dari gizi buruk. Bengkak terjadi apabila
sejumlah besar cairan berkumpul dalam jaringan tubuh anak.Jaringan terisi cairan dan
kelihatan bengkak.
Tanda-tanda lain yang biasa dijumpai pada kwashiorkor adalah kurus, rambut jarang dan
tipis serta mudah rontok; kulit kering dan bersisik terutama pada lengan dan tungkai; wajah
bengkak seperti bulan purnama (“moon face”). Lihat dan raba untuk menentukan apakah
ada edema (pembengkakan) pada kedua punggung kakinya. Gunakan ibu jari Anda untuk
menekan dengan lembut selama beberapa detik pada kedua punggung kaki Dikatakan ada
edema jika terdapat lekukan pada kakinya ketika ibu jari diangkat.
3. BB/PB atau TB : Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan.
4. BMI/U
Indikator BB/U dilakukan oleh kader di Posyandu dengan menimbang, hasilnya dicantumkan
pada KMS.Selanjutnya dilakukan validasi oleh petugas di Puskesmas atau sarana pelayanan
kesehatan lainnya dengan indikator PB/U atau TB/U dan BB/PB.Indikator pertumbuhan
kemudian dibandingkan dengan garis Z-score untuk menentukan apakah terjadi gangguan
• > + 3 SD : Obesitas
• > + 2 SD : Gemuk
Dengan demikian, ISTILAH BGM sudah tidak dipakai lagi, Menggunakan indikator PB atau TB/U,
61
62
5. Klasifikasi status gizi
punggung kaki, diklasifikasikan anak sebagai SANGAT KURUS DAN /ATAU EDEMA Anak
tersebut mempunyai risiko kematian karena pneumonia, diare, campak dan penyakit berat
lainnya.
b. KURUS
Anak dengan BB/PB (TB) ≥ - 3 SD ─ < - 2 SD atau badan kurus diklasifikasikan sebagai
KURUS dan Mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk penyakit yang berat.
c. NORMAL
Jika BB/PB (TB) - 2 SD ─ + 2 SD DAN tidak ditemukan tanda-tanda kelainan gizi lain,
diklasifikasikan NORMAL. Untuk menilai status gizi tidak memakai KMS, tetapi menggunakan
Grafik standar Pertumbuhan WHO 2005 pada halaman berikut, grafik yang berbeda untuk
63
64
Berat Badan menurut Panjang Badan
B. MEMERIKSA ANEMIA
Kekurangan zat besi pada makanan dapat mengakibatkan anemia. Anak dapat juga menderita
• Malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dengan cepat. Anak-anak dapat
menderita anemia jika mereka berulang kali menderita malaria atau jika malaria tidak
diobati dengan benar. Seringkali, anemia pada anak-anak ini disebabkan oleh kekurangan
• Parasit seperti cacing tambang atau cacing cambuk. Cacing ini dapat menyebabkan
1. MENILAI ANEMIA.
Kotak di bawah ini adalah bagan dari kolom PENILAIAN DAN KLASIFIKASI yang
Buka tangan anak pelan-pelan, sehingga kita dapat melihat telapak tangannya. Jangan
menarik jari-jari tangannya ke belakang, karena tangan akan terlihat lebih pucat akibat
terhalangnya aliran darah. Bandingkan warna telapak tangan anak dengan telapak tangan
Anda sendiri atau anak yang lain. Jika kulit telapak tangan anak itu pucat, dikatakan bahwa
anak itu agak pucat.Jika kulit telapak tangan anak itu pucat sekali sehingga kelihatan putih,
Kepucatan bisa juga di deteksi melalui konjungtiva, akan tetapi kepucatan pada telapak
65
66
2. KLASIFIKASI ANEMIA
a. ANEMIA BERAT
Jika telapak tangan anak terlihat sangat pucat, klasifikasikan ANEMIA BERAT.
b. ANEMIA
Jika telapak tangan anak terlihat agak pucat, klasifikasikan sebagai ANEMIA
c. TIDAK ANEMIA
Jika tidak ditemukan tanda-tanda kepucatan pada telapak tangan, klasifikasikan sebagai
TIDAK ANEMIA
Periksa status imunisasi pada semua anak sakit. Sesudah diterbitkannya SK Menkes
pemberian imunisasi berbeda untuk kelahiran di rumah dan di sarana kesehatan, sedangkan
vaksin DPT dan Hepatitis B tercampur dalam satu suntikan yang disebut Combo,
Jadwal terkini pemberian imunisasi bagi bayi yang lahir di rumah dan di sarana pelayanan
( RS / RB / Bidan Praktek )
Beri imunisasi sesuai umur anak. Jika anak mendapat imunisasi pada saat ia terlalu muda
untuk suatu jenis imunisasi tertentu, tubuh anak tidak dapat melawan penyakit dengan
baik. Jika anak tidak mendapat imunisasi saat ia cukup umurnya, risikonya untuk mendapat
Semua anak harus mendapat semua imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang
berumur 7 hari oleh bidan desa pada saat kunjungan neonatal yang pertama.
Jika anak belum mendapat jenis imunisasi tertentu pada umur yang dianjurkan,
beri imunisasi jika tidak ada kontra indikasi.Anda tidak perlu mengulanginya dari awal.
Jika seorang anak sudah berumur lebih dari 1 tahun dan belum melengkapi imunisasinya,
beri dosis sisanya setiap kali ada kesempatan dan tidak ada kontra indikasi.Hal ini perlu
Bandingkan umur anak dengan jenis imunisasi yang seharusnya diterima (periksa jadwal
imunisasi).
b. TANYAKAN kepada ibu apakah anak mempunyai KMS atau Buku KIA
Jika YA, tanyakan apakah ibu membawa KMS / Buku KIA hari ini.
• Bandingkan catatan imunisasi anak dengan jadwal imunisasi yang dianjurkan. Tentukan
apakah anak sudah mendapat semua imunisasi yang dianjurkan untuk umurnya. Bila
67
68
perlu tanyakan hal ini kepada ibu.
• Catat semua imunisasi yang sudah diterima anak dengan memberi tanda√_ pada imunisasi
yang sesuai pada formulir pencatatan. Bila mungkin, tulis tanggal imunisasi yang diterima
anak. Lingkari imunisasi apa saja yang seharusnya diperlukan anak pada hari ini.
• Jika anak tidak dirujuk, jelaskan kepada ibu bahwa anak perlu mendapat imunisasi pada
hari itu.
Jika ibu mengatakan TIDAK MEMPUNYAI KMS / kartu imunisasi / buku KIA atau tidak
• Tanyakan kepada ibu imunisasi apa saja yang sudah diterima anaknya.
• Gunakan penilaian Anda untuk memutuskan apakah jawaban ibu dapat dipercaya. Jika
jawaban ibu meragukan, anak dianggap belum mendapatkan imunisasi tersebut dan
Pada masa lalu beberapa petugas kesehatan mengira bahwa sakit ringan adalah suatu
kontra indikasi untuk imunisasi (suatu alasan untuk tidak memberikan imunisasi pada
seorang anak).
Jika seorang anak datang untuk imunisasi sesuai jadwal pelayanan imunisasi, jangan
sampai anak tidak di imunisasi hanya karena anak sakit ringan dan atau kurang gizi.
Menunda imunisasi berdasarkan alasan di atas adalah suatu kebiasaan yang kurang baik.
imunisasi adalah petugas kesehatan di tempat rujukan dan hal ini akan menghindari
keterlambatan rujukan.
Vitamin A dapat diberikan sebagai supplemen atau pengobatan. Untuk pemberian sebagai
supplemen, periksa status pemberian vitamin A pada semua anak yang berumur 6 bulan – 5
tahun.Bila sudah saatnya mendapatkan vitamin A, berikan di klinik. Anjurkan untuk mendapat-
kan dosis selanjutnya secara rutin setiap 6 bulan di Posyandu. Jangan lupa mencatatnya dalam
kolom vitamin A pada KMS anak. Tidak ada kontra indikasi untuk pemberian vitamin A.
69
70
Pemberian Vitamin A untuk pengobatan ( dosis sesuai umur anak )
UMUR DOSIS
50.000 IU
< 6 bulan
(½ kapsul biru)
100.000 IU
6 bulan -11 bulan
(kapsul biru)
200.000 IU
12 bulan-59 bulan
(kapsul merah)
Kotak terakhir pada bagan PENILAIAN mengingatkan Anda untuk menilai masalah/keluhan
lain yang mungkin ada pada anak tetapi tidak dapat diklasifikasikan memakai bagan dari 4
keluhan utama, misalnya kencing berdarah, hernia, gatal-gatal, sukar berak atau infeksi kulit.
Periksa dan tangani masalah lain sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman serta
kebijaksanaan tempat Anda bekerja. Rujuk anak itu untuk masalah lain yang tidak dapat
seorang anak kemungkinan menderita tuberkulosis, jika terdapat salah satu gejala di bawah
ini:
• Terdapat reaksi kemerahan dalam waktu 3 – 7 hari setelah penyuntikan imunisasi BCG.
71
72
Rangkuman
1. Periksa status gizi pada semua anak sakit. . Anak yang sakit mungkin saja kurang gizi, tapi
petugas kesehatan atau keluarganya mungkin tidak melihat masalah ini. Anak yang kurang
gizi mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis penyakit dan kematian.
• Malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dengan cepat. Anak-anak dapat
menderita anemia jika mereka berulang kali menderita malaria atau jika malaria tidak
diobati dengan benar. Seringkali, anemia pada anak-anak ini disebabkan oleh kekurangan
• Parasit seperti cacing tambang atau cacing cambuk. Cacing ini dapat menyebabkan
Ada tiga klasifikasi untuk Anemia yaitu: anemia berat, anemia dan tidak anemia.
3. Periksa status imunisasi pada semua anak sakit. Apakah mereka sudah mendapat semua
untuk suatu jenis imunisasi tertentu, tubuh anak tidak dapat melawan penyakit dengan
baik. Jika anak tidak mendapat imunisasi saat ia cukup umurnya, risikonya untuk mendapat
Semua anak harus mendapat semua imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang
bayi berumur 7 hari oleh bidan desa pada saat kunjungan neonatal yang pertama.
Jika anak belum mendapat jenis imunisasi tertentu pada umur yang dianjurkan, beri
imunisasi jika tidak ada kontra indikasi. Anda tidak perlu mengulanginya dari awal.
Jika seorang anak sudah berumur lebih dari 1 tahun dan belum melengkapi imunisasinya,
beri dosis sisanya setiap kali ada kesempatan dan tidak ada kontra indikasi.Hal ini perlu
4. Vitamin A dapat diberikan sebagai supplemen atau pengobatan. Untuk pemberian sebagai
supplemen, periksa status pemberian vitamin A pada semua anak yang berumur 6 bulan – 5
tahun. Bila sudah saatnya mendapatkan vitamin A, berikan di klinik. Anjurkan untuk
5. Anda mungkin melihat masalah-masalah lain selama melakukan pemeriksaan. Periksa dan
tangani masalah lain sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman serta kebijaksanaan
tempat Anda bekerja. Rujuk anak itu untuk masalah lain yang tidak dapat Anda tangani di
klinik.
73
74
Evaluasi
Formatif
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban yang paling benar
a. BB anak kurus
b. BB/PB ≥ -3 SD -<-2 SD
c. BB/PB – 2SD - + 2 SD
a. Mata cekung
d. Perut buncit
a. HB 0
b. BCG
c. DPT 1
d. Polio 1
Tugas
Mandiri
Kasus
Bacalah kasus berikut ini dengan cermat.Tentukan apakah anak memerlukan imunisasi
Lala umur 6 bulan.Tidak ada tanda bahaya umum. Diklasifikasikan sebagai BATUK : BUKAN
PNEUMONIA, status Gizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA. Imunisasi yang sudah diberikan: BCG,
DPT-1, DPT-2, Polio-1, Polio-2 dan Hep.B-1. Imunisasi terakhir 6 minggu yang lalu adalah:
75
76
Evaluasi
Akhir
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban yang paling benar
b. Kadang-kadang muntah
d. Anak letargis
b. Kaku kuduk
c. RDT positip
d. Demam
5. Salah satu keluhan utama pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun adalah:
b. Kejang
c. Tidak sadar
d. Mimisan
6. Tanda stridor/bunyi nafas kasar pada anak dikatakan sudah bahaya apabila ditemukan
disaat:
a. Tenang
b. Batuk
c. Bermain
d. Diperiksa
c. Ada stridor
d. Nafas cepat
a. Mata cekung
d. Perut buncit
a. HB 0
b. BCG
c. DPT 1
d. Polio 1
77
78
Penutup
SELAMAT Anda telah menyelesaikan pembelajaran modul 1 dengan baik, semoga Anda
telah memiliki pemahaman tentang MTBS (manajemen terpadu balita sakit) khususnya
tentang Penilaian Dan Klasifikasi Anak Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun.
Anda dalam memberi pelayanan pada anak balita sakit dengan menggunakan pendekatan
MTBS di pelayanan kesehatan dasar. Ingatlah selalu bahwa kesalahan ataupun kelambatan
Anda dalam menentukan penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun
akan berdampak pada pemberian tindakan/pengobatan yang akan Anda berikan sehingga
beresiko terhadap penyembuhan anak yang pada akhirnya dapat meningkatkan angka
kematian anak.
Untuk mengetahui ketuntasan belajar Anda dapat menilai diri sendiri dengan cara:
1.Setiap akhir pertemuan kerjakan soal-soal yang tersedia dan yakinkan bahwa anda mampu
2.Setelah Anda menjawab, koreksi dengan bantuan kunci jawaban yang tersedia
3.Lakukan penilaian untuk diri sendiri dengan cara: Jumlah jawaban benar X 100
Jumlah soal
4. Ketuntasan belajar tercapai bila berhasil mendapat nilai 80, apabila belum bisa mencapai
nilai 80, maka ulangi mempelajari materi dan menanyakan dengan fasilitator, bila sudah
5. Bila sudah selesai mempelajari semua modul 1 lanjutkan dengan mengerjakan tes akhir
Sebagai seorang bidan tugas yang Anda lakukan merupakan tugas yang sangat mulia
terapkan teori yang sudah Anda pelajari dan berikan asuhan berdasarkan kewenangan Anda
sebagai bidan. Semoga Tuhan YME selalu menyertai setiap langkah Anda. Amin.
KEGIATAN BELAJAR 3
79
80
KUNCI JAWABAN
TUGAS MANDIRI KEGIATAN BELAJAR 1
Tanyakan : Anak ibu sakit apa ? Batuk, Tidak Mau Makan Kunjungan pertama? √
KUNCI JAWABAN
TUGAS MANDIRI KEGIATAN BELAJAR 2
Klasifikasi : Mastoiditis
KUNCI JAWABAN
TUGAS MANDIRI KEGIATAN BELAJAR 3
Daftar
Pustaka
http://www.indonesian-publichealth.com/2012/11/prosedur-mtbs.html
http://faridkolaka.blokspot.om/2012/11/keperawatan-anak-i-konsepmanajemen.html
81
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Daftar
Gambar
http://www.multiplemayhemmamma.
Cover com/wp-content/uploads/2012/03/
sickchild.jpg
http://www.tzuchi.or.id/gallery/
memeriksa seorang balita
picture/010709-1.jpg
http://digital-meter-indonesia.com/wp-
Buah hati merupakan harta paling
content/uploads/2014/08/kesehatan-ibu-
berharga bagi ibu
dan-anak.jpg
Sayuran salah satu pangan yang memiliki
http://www.stockvault.net/
berbagai kandungan gizi yang baik untuk
photo/142515/isolated-vegetables-
tubuh
http://www.realhopeforhaiti.org/wp-
kwashiorkor salah satu tanda kekurangan
content/uploads/2011/09/Copy-of-
gizi
sickkids11.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/
Wortel, sayuran yang kaya vitamin A
commons/e/e6/Carrots.JPG
82
83