Chapter II - 5 PDF
Chapter II - 5 PDF
LANDASAN TEORI
serius di Indonesia. Padahal, tidak sedikit permasalahan limbah cair maupun gas
diterapkan.
a. Limbah cair
b. Limbah padat
boiler adalah :
A. Sulfur Dioksida
a. Sifat fisik
sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur
trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida
mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar di udara,
Masalah yang ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia
adalah dalam hal distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada
daerah tertentu. Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya
lebih tersebar merata. Tetapi pembakaran bahan bakar di industri pada dasarnya
merupakan sumber pencemaran SOx, misalnya bahan bakar bakar batu bara.
kerusakan pada tanaman terjadi pada kadar sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama
Untuk menekan emisi gas SOx digunakan unit FGD (Flue Gas
Desulfurizazi).
B. Carbon Monoksida
a. Sifat Fisik
Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan
pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Senyawa CO
menggunakan bahan bakar bensin, sedangkan dari sumber tidak bergerak seperti
pengaruh CO kadar tinggi adalah terhadap sistem syaraf pusat. Untuk menekan
C. Nitrogen Dioksida
a. Sifat fisik
atmosfir yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2).
Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau
Dampak NOx berbahaya bagi mahkluk hidup sekitar dan bersifat racun
terutama terhadap paru. Untuk menekan emisi NOx digunakan unit Low NOx
Combustion.
D. Partikel Debu
a. Sifat Fisik
Pada dasarnya sisa pembakaran dari gas buang boiler yang bersifat debu
Partikulat debu melayang (fly ash) merupakan campuran yang sangat rumit
dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang tersebar di udara dengan
diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan maksimal 500
mikron. Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif
berbagai senyawa kimia yang berbeda, dengan berbagai ukuran dan bentuk yang
Partikulat debu melayang dihasilkan dari pembakaran batu bara yang tidak
Dibandingkan dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan gas pada
Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di udara
mikron. Adanya ceceran logam beracun yang terdapat dalam partikulat debu di
udara merupakan bahaya yang terbesar bagi kesehatan. Batas baku mutu emisi
150 mg/m³.
industri adalah:
Prinsip kerja sistem siklon pada gambar 2.1 berawal dari gas yang masuk
dengan bantuan ID fan. Gas akan mengikuti bentuk alur dari sirip-sirip siklon
yang mengakibatkan gas yang masuk akan mengalami pergerakan siklon menuju
(pusaran) dan jatuh ke bawah, sedangkan gasnya akan terpantul dan bergerak ke
atas membentuk pusaran baru yang letaknya berada di dalam pusaran yang
mengarah ke bawah saat penutup dust outlet dalam keadaan tertutup. Sehingga
untuk pusaran yang mengarah ke bawah disebut inner vortex, sedangkan untuk
sedangkan ukuran partikel terkecil yang diperoleh > 10 μC. Namun pada
kenyataannya separator jenis ini sangat tergantung dengan kondisi tekanan dan
temperatur gas buang itu sendiri. Padahal tekanan dan temperature pada kondisi
riil hampir setiap saat mengalami perubahan walaupun tidak terlalu signifikan.
Sistem ini merupakan penyempurnaan dari sistem siklon. Pada sistem ini
terdapat beberapa siklon yang terpasang di dalamnya yang berbentuk seri dan
bertingkat. Gas asap masuk dengan arah tangensial ke dalam ruang utama
gas asap pada siklon-siklon kecil tingkat kedua, sedangkan butiran debu yang
halus serta ringan masih dapat lolos dari proses pemisahan debu multi siklon ini
Dengan metode multi siklon pada gambar 2.2 efisiensi yang didapat < 95 %,
Metode sistem hujan buatan pada gambar 2.3 menggunakan media air
sebagai penyaring limbah debu, air yang digunakan mengandung zat kimia aktif
tertentu. Gas asap dialirkan melalui tirai hujan buatan, sehingga butiran-butiran
debu yang dijatuhi butiran air hujan buatan akan terpisah dari gas asapnya.
Metode ini masih kurang efektif, karena hanya butiran-butiran debu yang
kebetulan tepat mengenai butiran air hujan buatan yang dapat dipisahkan dari gas
asapnya, sedangkan butiran-butiran debu yang tidak mengenai butiran air akan
Aplikasi penggunaan metode ini pada industri digunakan pada industri yang
menggunakan bahan bakar dengan kandungan NOx yang tinggi, seperti pabrik
antara molekul yang tidak sejenis atau gaya adhesi antara molekul-molekul yang
berlainan jenis. Partikel debu diberi muatan negatif dan dikumpulkan pada air
metode ini beroperasi pada lingkungan yang basah. Efisiensi yang didapat dari
penggunaan sistem ini < 99 %, sedangkan ukuran partikel debu terkecil yang
Aplikasi metode ini pada industri terdapat pada industri semen, bubur kertas
(pulp and paper). Kekurangan pada metode ini ialah menggunakan daerah yang
Sistem elektrostatik pada dasarnya melewatkan gas buang boiler pada kamar
yang berisi plat-plat elektroda, yang terbuat dari tembaga, kuningan ataupun
arang.
searah (DC) dengan muatan positif dan negatif. Antara batang-batang elektroda
yang bermuatan negatif dan plat-plat pengumpul debu yang bermuatan positif
dialirkan arus dengan tegangan 70-90 KV. Butiran-butiran debu yang melewati
demikian debu akan terpisah dari gas asap di dalam precipitator tersebut. Dengan
cara mengalirkan arus listrik statis untuk mengendapkan debu sangat efektif dan
Efisiensi yang didapat dari metode ini > 99 %, sedangkan ukuran partikel
debu terkecil yang diperoleh < 2 μC. Aplikasi metode ini pada industri terdapat
tabel 2.1.
Pada dasarnya daya listrik menurut prinsipnya dibagi atas beberapa bagian,
yaitu:
Electrochemical.
Muatan merupakan suatu sifat dasar dan ciri khas dari partikel dasar yang
menyusun zat. Sebenarnya, semua zat tersusun dari proton, neutron dan electron.
Dari tinjauan makro, muatan zat sebenarnya merupakan muatan bersih atau
muatan lebih. Benda yang bermuatan lebih artinya kelebihan elektron (negatif)
Pada listrik statik, sifat bahan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
penghantar listrik dan isolator (dielektrik). Penghantar adalah sifat bahan yang
Dielektrik adalah sifat bahan yang semua partikel bermuatan di dalamnya terikat
Dielektrik yang sebenarnya mempunyai daya hantar yang jauh lebih kecil
Gaya F pada hukum Coulumb menyatakan besar gaya listrik yang diberikan
muatannya sejenis, maka gaya pada masing-masing ber arah menjauhi muatan
(tolak-menolak). Sebaliknya jika kedua benda muatanya tidak sejenis, maka gaya
pada masing-masing benda mempunyai arah menuju benda yang lain (tarik-
menarik).
C2
ε 0 = 8,85 x10 −12
Nm 2
sebaliknya. Medan listrik akan dihasilkan oleh satu atau lebih muatan listrik, serta
dapat disamakan atau dibedakan arah magnetisasinya dari satu tempat ke tempat
lainnya. Gambar 2.5 menunjukan dua medan listrik sederhana yang telah
(a) (b)
∂ 0,301
E 0 = 3x10 m
6
1+ ....(V / m) (2)
∂s ∂
R1
∂ s
∂
Dimana, : = Densitas Udara Relatif
∂s
P
= 2,95
T
R1 = Jari-jari kawat
P = Tekanan (kPa)
T = Temperatur (°K)
1
8 IR2 2
E =
µ i wε 0
(3)
Dimana, :
= v
E0
R2
V0 = E0 R01n .....( kV ) (4)
R1
• Tegangan Aplikasi
R − R1
2 2
V = V0 + E0 0 ....(kV ) (5)
2 R1
Arus mengalir pada ESP merupakan arus drift, yaitu arus yang mengalir
• Kuat Arus
V
I = 2µi (V − V0 ) (6)
2R
R2 1n 2
R1
= v
E0
Plasma merupakan kondisi ketika gas terisi oleh partikel bermuatan dengan
energi potensial antar partikelnya lebih kecil dibandingkan dengan energi kinetik
plasma adalah pemanfaatannya dalam bidang industri seperti pelapisan logam dan
listrik. Plasma yang terbentuk dalam lucutan listrik dikenal dengan plasma lucutan
pijar korona. Plasma lucutan pijar korona dibangkitkan pada ruang antar elektroda
Aliran listrik pada sebuah sirkuit dapat dianalogikan seperti aliran fluida
pada pipa. Korona merupakan proses pembangkitan arus di dalam fluida netral
yang dihasilkan dalam proses tersebut sebagai pembawa muatan menuju elektroda
lainnya, yang ditunjukan pada gambar 2.7. Ketika medan listrik dikenakan pada
gas, elektron akan mentransferkan energinya pada gas molekul melalui proses
yang akan membangkitkan lucutan di dalam daerah dengan medan listrik tinggi di
elektroda aktif.
Gambar 2.7: Proses pembangkitan plasma lucutan pijar korona pada ruang antar
elektroda
mengakibatkan terbentuknya ion serta elektron pada udara diantara dua elektroda.
Semakin besar tegangan listrik yang diberikan pada elektroda, semakin banyak