Anda di halaman 1dari 9

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala

di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri tipe letak sungsang yaitu :
frank breech (50;70%) yaitu kedua tungkai fleksi complete breech (5;10%) yaitu tungkai atas
lurus keatas , tungkai bawah ekstensi, footling (10,30%) yaitu satu atau kedua tungkai atas
ekstensi presentasi kaki. Penyebab letak sungsang yaitu terdapat plasenta previa, keadaan
janin, keadaan air ketuban, keadaan kehamilan, keadaan uterus, keadaan dinding abdomen,
keadaan tali pusat.

Karakteristik persalinan letak sungsang perinatal pada letak sungsang rata-rata lebih
tinggi dibanding dengan letak kepala. Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari seluruh
persalinan. Penelitian lain seperti Greenhill melaporkan kejadian persalinan presentasi
bokong sebanyak 4 - 4,5%. Di Parkland Hospital 3,5% dari 136.256 persalinan tunggal dan
dari tahun 1990 sampai 1999 merupakan letak sungsang. Presentasi bokong merupakan
malpresentasi yang paling seringdijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian
presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi
presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya presentasi bokong
tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas
struktural uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan
multiple, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong
sebelumnya.

Telah terjadi perubahan dalam menajemen presentasi bokong yang mengarah kepada
semakin dipilihnya cara persalinan bedah sesar dibandingkan pervaginam.Pada tahun 1990
sebanyak 90% kasus presentasi bokong dilahirkan secara bedah sesar, sedangkan pada tahun
1970 hanya sebanyak 11,6%. Operasi sesar sudah menjadi indikasi yang popular di
Hongkong, dan persentase persalinan Sungsang secara vaginal telah menurun dari 12,08%
pda tahun 1998 menjadi 5,28% pada tahun 2008.Di Perancis dilaporkan 16,3% pada tahun
1999,17,6% pada tahun 2001, 18,7% pada tahun 2003, dan 19,2% pada tahun 2005.Di
Swedia tahun 1999 persalinan sungsang dengan seksio sesarea sebanyak 75,3% meningkat
pada tahun 2001 sebanyak 86,0%. Tiga dari setiap 100 (3%) bayi sungsang pada akhir
kehamilan. Bayi sungsang dapat dilihat dalam beberapa posisi yaitu; bokong sempurna
(complete breech), bokong murni (frank breech), bokong kaki (footling breech) Menurut
WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di Negara - negara
berkembang. Rasio kematian ibu merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per
100.000 kelahiran bayi hidup. Indonesia sampai saat ini merupakan negara dengan
AKI(angka kematian ibu) paling tinggi di Asia. Pada penduduk Indonesia 2011 tercatat AKI
masih sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Selanjutnya angka kematian bayi (AKB) usia 0-
11 bulan adalah 34 per 1.000 kelahiran hidup. Target nasional pada tahun 2015 AKI akan
turun menjadi 23/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi pada persalinan letak
sungsang lebih tinggi bila dibandingkan dengan letak kepala. Angka kematian prenatal
dengan persalinan letak sungsang mempunyai persentase 16,8-38,5% di Indonesia.

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
didalam uterus. Padakehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relative
lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian
janindapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative
berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala,
maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala
berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat
dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih
tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam
presentasi kepala. Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak
sungsang diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta
previa, dan panggul sempit. Kadang-kadang letak sungsang disebabkan karena kelainan
uterus dan kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat
pula menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah
fundus.

Klasifikasi letak sungsang


1. Presentasi bokong murni (frank breech)
Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki
setinggi bahu atau kepala janin.
2. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech)
Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di
samping bokong dapat diraba kedua kaki.
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech)
Yaitu letak sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki
yang lain terangkat ke atas.
Diagnosis
1. Pemeriksaan Abdomen
Tindakan manuver Leopold untuk memastikan presentasi janin, dengan
keakuratan bervariasi. Apabila curiga akan terjadi persalinan sungsang, terdapat
presentasi apapun selain kepala, merupakan indikasi untuk melakukan sonografi.
2. Pemeriksaan Vagina
Tuberositas ischiadicum, sakrum dan anus boasanya dapat dipalpasi pada
presentasi frank breech, dan setelah janin makin turun, genitalia eksterna dapat di
identifikasi.
3. Teknik pencitraan (sonografi)
Konfirmasi terbaik pada dugaan adanya presentasi bokong adalah dengan
pemeriksaan sonografi. Pemeriksaan ini juga memberikan informasi mengenai
jenis sungsang dan sudut leher.

Tata laksana
1. Tatalaksana
a) Tatalaksana Umum
a. Persalinan lama pada presentasi sungsang adalah indikasi seksio sesarea.
b. Seksio sesarea lebih aman dan direkomendasikan pada:
• Presentasi bokong pada primigravida
• Double footling breech
• Pelvis yang kecil atau malformasi
• Janin yang sangat besar
• Bekas seksio sesarea dengan indikasi CPD
• Kepala yang hiperekstensi atau defleksi
c. Persalinan pada presentasi kaki sebaiknya dilahirkan dengan seksio sesarea.
Persalinan pervaginam hanya bila:
• Persalinan sudah sedemikian maju dan pembukaan sudah lengkap
• Bayi preterm yang kemungkinan hidupnya kecil
• Bayi kedua pada kehamilan kembar
2. Tatalaksana Khusus
Pada upaya persalinan pervaginam, lakukan langkah berikut:
a) Tentukan apakah persalinan pervaginam mungkin dilakukan. Persalinan pervaginam
oleh tenaga penolong yang terlatih akan cenderung aman bila:
• Pelvis adekuat
• Presentasi bokong lengkap/murni
• Kepala fleksi
• Tidak ada riwayat seksio searea karena CPD
• Janin tidak terlalu besar
b) Sebelum in partu, usahakan melakukan versi luar apabila syarat dipenuhi, yaitu:
• Pembukaan serviks masih kurang dari 3 cm
• Usia kehamilan ≥ 37 minggu
• Ketuban intak dan air ketuban cukup
• Tidak ada komplikasi / kontraindikasi (IUGR, perdarahan, bekas seksio,
kelainan janin, kehamilan kembar, hipertensi)
• Persalinan pervaginam masih mungkin dilakukan

Catatan : Hati-hati versi luar dapat menyebabkan solusio plasenta

c) Jika versi luar berhasil, lakukan asuhan persalinan normal.


d) Jika versi luar tidak berhasil, lakukan persalinan sungsang pervaginam atau seksio
sesarea.
e) Ikuti kemajuan persalinan dengan seksama menggunakan partograf.
f) JANGAN pecahkan ketuban. Bila pecah, periksa apakah ada prolaps tali pusat.
g) Beritahu ibu untuk tidak mengedan sebelum pembukaan lengkap.
h) Kepala janin harus lahir dalam waktu maksimal 8 menit sejak lahir sebatas pusat.
i) Apabila terjadi prolaps tali pusat dan kelahiran pervaginam tidak memungkinkan,
maka lakukan seksio sesarea.
j) Jika denyut jantung <100x/menit atau >180x/menit, lakukan seksio sesarea.

Catatan:
Mekonium biasa terdapat pada persalinan sungsang dan tidak berbahaya selama
denyut jantung janin normal.

3. Jika diputuskan untuk melakukan persalinan pevaginam :


a) Kaji ulang indikasi. Yakinkan bahwa semua kondisi untuk persalinan aman per
vaginam terpenuhi.
b) Berikan dukungan emosional.
c) Persiapan sebelum tindakan: untuk pasien, penolong (operator dan asisten), dan
kelahiran bayi.
d) Pasang kanula intravena.
e) Pencegahan infeksi sebelum tindakan.
f) Lakukan semua prosedur dengan halus.

catatan : tindakan ini harus dilakukan oleh penolong yang kompeten. Segera rujuk
bila tidak mampu.
Melahirkan Bokong dan Kaki
a) jika bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap, suruh ibu meneran
bersamaan dengan his.
b) Jika perineum sangat kaku, lakukan episiotomi.
c) Biarkan bokong turun sampai skapula kelihatan.
d) Pegang bokong dengan hati-hati. Jangan lakukan penarikan.
e) Jika kaki tidak lahir spontan, lahirkan satu kaki dengan jalan:
o Tekan belakang lutut
o Genggam tumit dan lahirkan kaki
o Ulangi untuk melahirkan kaki yang lain
f) Pegang pinggul bayi tetapi jangan tarik dan lahirkan lengan dengan teknik Bracht.

Melahirkan Lengan
Lengan berada di dada bayi
a) Biarkan lengan lahir spontan satu demi satu. Jika perlu berikan bantuan.
b) Jika lengan pertama lahir, angkat bokong ke arah perut ibu agar lengan kedua lahir
spontan.
c) Jika lengan tidak lahir spontan, tempatkan 1 atau 2 jari di siku bayi dan tekan agar
tangan turun melewati muka bayi
Lengan lurus ke atas kepala atau terjungkit di belakang kepala (nuchal arm)
d) gunakan perasat/cara Lovset
o Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang pinggul bayi dengan kedua tangan
o Putar bayi 1800 sambil tarik ke bawah dengan lengan bayi yang terjungkit ke
arah penunjuk jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan posterior berada di
bawah simfisis (depan).
o Bantu lahirkan dengan memasukkan satu atau dua jari pada lengan atas serta
menarik tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan fleksi dan
lengan depan lahir.
o Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 1800 ke arah yang berlawanan ke
kiri/ke kanan sambil ditarik sehingga lengan belakang menjadi lengan depan dan
lahir di depan.
Badan bayi tidak dapat diputar
Jika badan bayi tidak dapat diputar, lahirkan bahu belakang/posterior lebih dahulu
dengan jalan:
a) Pegang pergelangan kaki dan angkat ke atas.
b) Lahirkan bahu belakang/posterior.
c) Lahirkan lengan dan tangan.
d) Pegang pergelangan kaki dan tarik ke bawah.
e) Lahirkan bahu dan lengan depan.
Melahirkan Kepala (dengan cara Mauriceau Smellie Veit)
a) Masukkan tangan kiri penolong ke dalam vagina.
b) Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-oleh
menunggang kuda (untuk penolong kidal letakkan badan bayi di atas tangan
kanan).
c) Letakkan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maksila bayi dan jari tengah di
dalam mulut bayi.
d) Tangan kanan memegang/mencengkam tengkuk bahu bayi, dan jari tengah
mendorong oksipital sehingga kepala menjadi fleksi.
e) Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati tariklah kepala dengan
gerakan memutar sesuai dengan jalan lahir
Catatan: Minta seorang asisten menekan atas tulang pubis ibu sewaktu melahirkan
kepala.
f) Angkat badan bayi (posisi menunggang kuda) ke atas untuk melahirkan mulut,
hidung, dan seluruh kepala.
Kepala yang menyusul
a) Kosongkan kandung kemih.
b) Pastikan pembukaan lengkap.
c) Bungkus bayi dengan kain dan minta asisten memegangnya.
d) Pasang cunam biparietal dan lahirkan kepala dalam keadaan fleksi seperti.
e) Jika cunam tidak ada, tekan suprasimfisis agar kepala fleksi lahir.

Presentasi Kaki (Footling Breech)


a) Janin dengan presentasi kaki sebaiknya dilahirkan dengan seksio sesarea.
b) Persalinan janin bokong kaki per vaginam dibatasi pada:
o Dalam fase akhir persalinan dan pembukaan lengkap
o Bayi prematur yang tidak diharapkan hidup
o Anak kedua pada persalinan ganda
c) Cara persalinan per vaginam:
o Genggam pergelangan kaki
o Tarik bayi hati-hati dengan memegang pergelangan kaki sampai bokong
kelihatan
o Lanjutkan persalinan dengan melahirkan bahu dan kepala
Jika diputuskan melakukan Versi Luar :
a) Kaji ulang indikasi. Jangan lakukan prosedur ini sebelum kehamilan 37 minggu atau
jika fasilitas untuk seksio sesarea darurat tidak tersedia.
b) Baringkan ibu dalam posisi telentang.
c) Kaki dibengkokkan pada lutut dan pangkal paha supaya dinding perut kendur.
d) Lakukan pemeriksaan denyut jantung janin sebelum tindakan. Jika <100 kali/menit
atau >180 kali/menit jangan lakukan versi luar.
e) Palpasi abdomen kembali untuk memastikan letak, peresentasi, posisi kepala,
punggung, dan bokong janin.
f) Bebaskan/angkat bagian terendah janin dari pintu atas panggul pelan-pelan
g) Pegang dan dekatkan kepala dan bokong janin kemudian lakukan rotasi/ pemutaran
janin agar janin menjadi presentasi kepala

Perhatian:
Dengarkan denyut jantung janin setiap melakukan versi luar. Jika denyut jantung janin
abnormal:
• Tatalaksana gawat janin
• Evaluasi ulang setiap 15 menit
• Jika denyut jantung janin tidak stabil dalam 30 menit selanjutnya, lakukan
persalinan dengan seksio sesarea
Jika versi luar berhasil:
o Baringkan ibu selama 15 menit.
o Jelaskan agar kembali bila terjadi perdarahan, sakit, atau ibu merasa presentasi
janin seperti semula.
Jika versi luar gagal, hentikan tindakan. Hati-hati terhadap komplikasi:
• Solusio plasenta
• Gawat janin
• Ketuban pecah
Daftar pustaka

Kemenkes RI., 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Dasar dan Rujukan
Prawirohardjo, Sarwono, 2008, Ilmu Kandungan, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
Jakarta

Schorge, John O, et al 2008, Williams gynecology, New York: The McGraw-Hill Companies

Anda mungkin juga menyukai