Hukum Perundang Undangan Ika
Hukum Perundang Undangan Ika
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Fokus utama dalam studi Geologi Lingkungan adalah observasi, analisis, dan prediksi
terhadap aspek “sesumber geologi” dan “bahaya geologi”. Sesumber Geologi adalah
produk dari proses yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, sedangkan
bahaya geologi adalah proses geodinamik yang mengancam kehidupan manusia, karena
berpotensi menimbulkan kerugian sosial-ekonomi dan mengakibatkan kerusakan
lingkungan hidup manusia.
Dalam melakukan analisis geologi lingkungan diperlukan suatu satuan unit analisis
yaitu satuan geologi lingkungan sebagai kerangka analisis yang di dalamnya terdapat
persamaan karakteristik dari seluruh atau sebagian besar komponen-komponen geologi
lingkungan sehingga akan diketahui gambaran secara umum tentang faktor pendukung
dan pembatas/kendala yang ada. Dengan demikian dapat dilakukan evaluasi terhadap
tiap satuan ini guna menilai keleluasaannya dalam pengembangan wilayah.
Selintas Sejarah Kelembagaan
Bidang Geologi Lingkungan dimulai pada 1978, ketika Direktorat Geologi, Direktorat
Jenderal Pertambangan Umum dikembangkan menjadi Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumber Daya Mineral yang memiliki empat unit, yaitu : (1) Direktorat
Sumber Daya Meneral (DSDM)), (2) Direktorat Geologi Tata Lingkungan (DGTL)),
(3) Direktorat Vulkanologi (DV), (4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
(PPPG).
Bidang Geologi Teknik dan Hidrogeologi yang berada di bawah Direktorat Geologi,
dikembangkan masingmasing menjadi sub direktorat dengan penambahan sub
direktorat baru yaitu Geologi Lingkungan. Perubahan nomenklatur pun terus berlanjut
pada tahun 2001 ketika berubah nama menjadi Direktorat Tata Lingkungan Geologi
dan Kawasan Pertambangan. Pada tahun 2005 berubah nama menjadi Pusat
Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan. Terakhir pada tahun 2010 berubah
nama lagi menjadi Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PSDAGL),
terdiri atas: Bidang Geologi Teknik, Bidang Air Tanah, dan Bidang Geologi
Lingkungan dengan perubahan tugas yang bertitikberat ke arah penelitian dan
pelayanan. PSDAGL ini adalah salah satu unit kerja di bawah Badan Geologi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Bidang Geologi Lingkungan sebagai bagian dari PSDAGL, Badan Geologi mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,
kriteria, rencana, program, evaluasi, pelaporan, pemberian rekomendasi teknis
pengelolaan lingkungan dan penataan ruang, serta pelaksanaan pemetaan, penelitian,
penyelidikan, perekayasaan, pemodelan, dan bimbingan teknis di bidang geologi
lingkungan. Sejak tahun 1978 itu sudah banyak kontribusi Bidang Geologi Lingkungan
dalam menyediakan informasi untuk keperluan berbagai kepentingan pengembangan
wilayah, kawasan, maupun tapak berbagai pembangunan wilayah dan infrastruktur.
Hasilnya pun selalu didistribusikan dan disosialisasikan ke daerah bersangkutan.
ContohAnalisis
Pada awalnya penyusunan informasi geologi lingkungan menggunakan batas lembar
peta saja. Namun atas permintaan daerah berkaitan dengan rencana tata ruang wilayah,
penyusunan pun lebih fleksibel, yaitu dapat menggunakan batas administrasi
kabupaten, kota, batas pulau pulau kecil, dan batas-batas sesuai rencana tata ruang
kawasan. Batas ini dapat juga disesuaikan dengan batas-batas pada masalah yang
spesifik, seperti kasus Lumpur Sidoarjo yang menggunakan batas terdampak yang dari
waktu ke waktu mengalami perubahan.
Salah satu contoh wilayah atau kawasan yang telah diinventarisasi dan dipetakan
kondisi geologi lingkungannya adalah Kota Padang. Dalam upaya penyusunan geologi
lingkungan Kota Padang, telah dilakukan pemetaan pasca gempa bumi berkekuatan 7,6
Skala Richter (SR), di Sumatra Barat, pada 30 September 2009. Gempa bumi yang
meluluhlantakan Ranah Minang itu terjadi pada pukul 17.16 WIB, di lepas pantai
Sumatra, sekitar 50 Km barat laut Kota Padang. Sebanyak 1.128 orang dinyatakan
tewas dalam peristiwa itu. Peristiwa yang yang menyayat hati itu masih berbekas
hingga kini.
Melihat kondisi seperti itu, pada pascabencana gempa bumi Badan Geologi langsung
menanggapinya dengan melakukan upaya penyusunan peta geologi lingkungan Kota
Padang dan sekitarnya agar rehabilitasi, relokasi, maupun restorasi kawasan sesuai
dengan kondisi geologi lingkungan. Dalam penyelidikan geologi lingkungan parameter
yang dipertimbangkan meliputi parameter batuan, muka air tanah, kemiringan lereng,
intensitas curah hujan, rawan bencana geologi, dan penggunaan lahan. Parameter
tersebut di beri nilai kepentingan dan kemudian ditumpangsusunkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, tujuan, dan kajian teori yang ada maka dapat di tarik simpulan dari
makalah ini adalah:
Sumber daya geologi merupakan faktor geologi yang mendukung keberlanjutan manusia untuk
mempertahankan hidup. Sedangkan faktor pembatas/ kendala geologi merupakan faktor geologi
yang menimbulkan kerentanan bagi keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, diperlukan
informasi geologi lingkungan sebagai upaya mengurangi risiko, baik dengan cara mengatasi
permasalahan akibat eksploitasi sumber daya geologi dan pembangunan konstruksi oleh
manusia, ataupun sebaliknya, untuk mengatasi dampak fenomena geologi terhadap
kegiatan/kepentingan manusia (American Geological Institute, dikutip dari Bell, 1998). Dengan
studi Geologi Lingkungan diharapkan pemanfaatan berbagai sumber daya geologi dapat
dilakukan tanpa melampaui batas-batas daya dukung lingkungan. Dengan kata lain, terwujudnya
suatu keseimbangan antara kepentingan pemenuhan kebutuhan manusia dengan kepentingan
dalam menjaga kelestarian dan keselamatan lingkungan. Hal ini dapat dicapai juga melalui upaya
yang senantiasa mempertimbangkan pencegahan, pengendalian dan meminimalkan dampak
negatif dari berbagai kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya geologi ataupun
pembangunan konstruksi.
PUSTAKA
Tod, D,K. 1980. Groundwater Hydrology, Second Edition, New York. Diakses 13 Desember
2013
Rara. 2012. 7 (Tujuh) Konsep Dasar Geologi Lingkungan dalam Perencanaan Wilayah dan
Kota. www.facebook.com/ note.php?note_id= 10150615341857507 . Diakses 13
Desember 2013
Soetrisno. 1998. Geologi Tata Lingkungan dan Airtanah untuk Perencanaan Wilayah. Diakses
13 Desember 2013