Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Stroke

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu
atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya
pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan
mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian
area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang
dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.

Stroke adalah keadaan darurat medis karena sel otak dapat mati hanya
dalam hitungan menit. Tindakan penanganan secara cepat dapat
meminimalkan tingkat kerusakan otak dan kemungkinan munculnya
komplikasi.

Gejala Stroke
Setiap bagian tubuh dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda-beda,
sehingga gejala stroke tergantung pada bagian otak yang terserang dan
tingkat kerusakannya. Gejala atau tanda stroke bervariasi pada setiap orang.
Namun, umumnya stroke muncul secara tiba-tiba. Ada tiga gejala
utama stroke yang mudah untuk dikenali, yaitu:

 Wajah akan terlihat menurun pada satu sisi dan tidak mampu tersenyum
karena mulut atau mata terkulai.
 Tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa lemas atau
mati rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut
juga mengalami kelemahan.
 Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali
meskipun penderita terlihat sadar.

Beberapa gejala dan tanda stroke lainnya, yaitu:

 Mual dan muntah.


 Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan
pusing berputar (vertigo).
 Penurunan kesadaran.
 Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak.
 Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.
 Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.

Komplikasi Stroke
Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan lain
atau komplikasi, dan sebagian besar komplikasi tersebut dapat
membahayakan nyawa. Beberapa jenis komplikasi yang mungkin muncul,
antara lain: 1
 Deep vein thrombosis. Sebagian orang akan mengalami penggumpalan
darah di tungkai yang mengalami kelumpuhan. Kondisi tersebut dikenal
sebagai deep vein thrombosis. Kondisi ini terjadi akibat terhentinya gerakan
otot tungkai, sehingga aliran di dalam pembuluh darah vena tungkai
terganggu. Hal ini meningkatkan risiko untuk terjadinya penggumpalan
darah. Deep vein thrombosis dapat diobati dengan obat antikoagulan.
 Hidrosefalus. Sebagian penderita stroke hemoragik dapat mengalami
hidrosefalus, yakni komplikasi yang terjadi akibat menumpuknya cairan otak
di dalam rongga otak (ventrikel). Dokter bedah saraf akan memasang sebuah
selang ke dalam otak untuk membuang cairan yang menumpuk tersebut.
 Disfagia. Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks
menelan, akibatnya makanan dan minuman berisiko masuk ke dalam saluran
pernapasan. Masalah dalam menelan tersebut dikenal sebagai disfagia.
Disfagia dapat menyebabkan pneumonia aspirasi.

Penyebab Stroke
Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:

 Stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang
membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan atau
terhambat, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang.
Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke
dalam 2 jenis, stroke trombotik dan stroke embolik.
 Stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak
pecah dan menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh
beberapa kondisi yang memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut
meliputi hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh
darah, dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri
dari dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral dan subarachnoid.

Faktor Risiko Stroke


Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke.
Selain stroke, faktor risiko di bawah ini juga dapat meningkatkan risiko
serangan jantung. Faktor-faktor tersebut meliputi:

 Faktor kesehatan, yang meliputi:


o Hipertensi.
o Diabetes.
o Kolesterol tinggi.
o Obesitas.
o Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan,
infeksi jantung, atau aritmia.
o Sleep apnea.
o Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.
 Faktor gaya hidup, yang meliputi:
o Merokok.
o Kurang olahraga atau 2 aktivitas fisik.
o Konsumsi obat-obatan terlarang.
o Kecanduan alkohol.
 Faktor lain yang berhubungan dengan risiko stroke, antara lain:
o Faktor keturunan. Jika anggota keluarga pernah mengalami stroke,
maka risiko terkena stroke juga semakin tinggi.
o Usia. Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko strokelebih
tinggi dibandingkan orang yang lebih muda.

Diagnosis Stroke
Bila menemui gejala seperti di atas, segera ke rumah sakit untuk mendapat
penanganan. Untuk menentukan jenis penanganan yang paling tepat
bagi stroke, dokter akan mengevaluasi jenis stroke dan area otak yang
mengalami stroke. Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan bertanya
kepada pasien atau anggota keluarga pasien tentang beberapa hal, yang
meliputi:

 Gejala yang dialami, awal munculnya gejala, dan apa yang sedang pasien
lakukan ketika gejala tersebut muncul.
 Jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
 Apakah pasien pernah mengalami cedera di bagian kepala.
 Memeriksa riwayat kesehatan pasien dan keluarga pasien terkait penyakit
jantung, stroke ringan (TIA), dan stroke.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pasien secara


keseluruhan, yang biasanya diawali dengan memeriksa tekanan darah, detak
jantung, dan bunyi bising abnormal di pembuluh darah leher dengan
menggunakan stetoskop. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan
lanjutan, antara lain tes darah, CT scan, MRI, elektrokardiografi, USG doppler
karotis, dan ekokardiografi.

Pengobatan Stroke
Penanganan khusus terhadap pasien stroke dilakukan oleh dokter saraf,
tergantung pada jenis stroke yang dialami pasien. Apakah stroke disebabkan
gumpalan darah yang menghambat aliran darah ke otak (stroke iskemik),
atau disebabkan perdarahan di dalam atau di sekitar otak
(stroke hemoragik).

 Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal akan berfokus untuk


menjaga jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran
darah. Penanganan tersebut dapat dilakukan dengan cara penyuntikan
rtPA (recombinant tissue plasminogen activator), obat antiplatelet, obat
pengencer darah (antikoagulan), obat antihipertensi, obat statin, serta
pelaksanaan operasi endarterektomi karotis dan angioplasti.
 Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik,
penanganan awal bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan
mengontrol perdarahan. 3 Ada beberapa bentuk pengobatan
terhadap stroke hemoragik, antara lain dengan mengonsumsi obat-obatan
dan operasi.
 Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan TIA bertujuan
untuk mengendalikan faktor risiko yang dapat memicu timbulnya stroke,
sehingga dapat mencegah stroke. Dokter akan memberikan obat yang
meliputi obat antiplatelet atau obat antikoagulan, obat kolesterol, serta obat
antihipertensi, tergantung dari faktor risiko yang dimiliki pasien. Dalam
beberapa kasus, prosedur operasi endarterektomi karotis diperlukan jika
terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.

Pencegahan Stroke
Langkah utama untuk mencegah stroke adalah menerapkan gaya hidup
sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran
dokter. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke, antara
lain:

 Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan


berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko
menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Hindari
konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam yang baik adalah
sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari. Makanan yang disarankan
adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan
serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh,
dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
 Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung
dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat
menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah
pada tingkat yang sehat.
 Berhenti merokok. Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika seseorang
merokok, karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat
darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko
berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
 Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung
kalori tinggi. Jika minuman beralkohol dikonsumsi secara berlebihan, maka
seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes
dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat
membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
 Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA, seperti kokain
dan methamphetamine, dapat menyebabkan penyempitan arteri dan
mengurangi aliran darah.

Ischemic stroke
Ischemic stroke occurs when a blood vessel carrying blood to the brain is blocked by a
blood clot. This causes blood not to reach the brain. High blood pressure is the most
4
important risk factor for this type of stroke. Ischemic strokes account for about 87% of
all strokes. An ischemic stroke can occur in two ways.

Embolic Stroke

Thrombotic Stroke
A thrombotic stroke is caused by a blood clot that forms inside one of the arteries
supplying blood to the brain. This type of stroke is usually seen in people with high
cholesterol levels and atherosclerosis. The medical word for a clot that forms on a
blood-vessel deposit is thrombus.

Two types of blood clots can cause thrombotic stroke: large vessel thrombosis and
small vessel disease.

Large Vessel Thrombosis


The most common form of thrombotic stroke (large vessel thrombosis) occurs in the
brain’s larger arteries. In most cases it is caused by long-term atherosclerosis in
combination with rapid blood clot formation. High cholesterol is a common risk factor for
this type of stroke.

Small Vessel Disease


Another form of thrombotic stroke happens when blood flow is blocked to a very small
arterial vessel (small vessel disease or lacunar infarction). Little is known about the
causes of this type of stroke, but it is closely linked to high blood pressure.

Anda mungkin juga menyukai