Busung lapar/kwashiorkor
Spesialisasi Pediatri
ICD-9-CM 260
DiseasesDB 7211
MedlinePlus 001604
MeSH D007732
[sunting di Wikidata]
Busung lapar atau honger oedema disebabkan cara bersama atau salah satu
dari simtoma marasmus dan kwashiorkor adalah sebuah fenomena penyakit di Indonesia bisa
diakibatkan karena kekurangan protein kronis pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa
hal, antara lain anak tidak cukup mendapat makanan bergizi, anak tidak mendapat asuhan gizi yang
memadai dan anak mungkin menderita infeksi penyakit.
Istilah kwashiorkor sendiri berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti "kekurangan
kasih sayang ibu". Tanda yang khas adalah adanya edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga
tampak gemuk, wajah anak membulat dan sembab (moon face) terutama pada bagian wajah,
bengkak terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang,
otot mengecil dan menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran LIngkar Lengan Atas LILA-nya
kurang dari 14 cm, timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan terkelupas, tidak bernafsu makan atau kurang, rambutnya menipis berwarna
merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit, sering disertai
infeksi, anemia dan diare, anak menjadi rewel dan apatis perut yang membesar juga sering
ditemukan akibat dari timbunan cairan pada rongga perut salah salah gejala kemungkinan
menderita "busung lapar".[1]
Penyebab langsung tersebut bisa dikarenakan adanya bencana alam, daya beli masyarakat,
tingkat pendidikan, kondisi lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Cara mendeteksi penderita busung lapar pada anak yaitu dengan cara menimbang berat badan
secara teratur bila perbandingan berat badan dengan umurnya dibawah 60% (standar WHO-NCHS)
maka anak tersebut dapat dikatakan terindikasi busung lapar atau dengan cara mengukur tinggi
badan dan LIngkar Lengan Atas (LILA) bila tidak sesuai dengan standar anak yang normal kurang
dari 14 cm (standar WHO-NCHS) waspadai akan terjadi busung lapar.
Dampak runtutan dari adanya busung lapar berakibatkan pada penurunan tingkat kecerdasan anak,
rabun senja serta rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Menurut ketentuan WHO bila
angka telah mencapai 30 % dinyatakan tinggi dan perlu tindakan lebih lanjut.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi pada anak berupa sayur
mayur, buah-buahan, makanan yang mengandung karbohidrat (seperti nasi, kentang, jagung),
makanan yang mengandung protein (telur, ikan,daging) dll, kemudian dianjurkan pemberian air susu
ibu (ASI) bagi anak berusia dari 0 bulan sampai dengan 24 bulan.
BAB 2 What Is
Kwashiorkor?
Causes
Symptoms
Diagnosis
Treatment
Complications
Prevention
2.1. Understanding
kwashiorkor
Kwashiorkor, also known as “edematous malnutrition” because
of its association with edema(fluid retention), is a nutritional
disorder most often seen in regions experiencing famine. It is a
form of malnutrition caused by a lack of protein in the diet.
People who have kwashiorkor typically have an extremely
emaciated appearance in all body parts except their ankles,
feet, and belly, which swell with fluid.
change in skin and hair color (to a rust color) and texture
fatigue
diarrhea
irritability
flaky rash
shock
2.4. How is kwashiorkor
diagnosed?
If kwashiorkor is suspected, your doctor will first examine you
to check for an enlarged liver (hepatomegaly) and swelling.
Next, blood and urine tests may be ordered to measure the
level of protein and sugar in your blood.
urinalysis
seafood
eggs
lean meat
beans
peas
nuts
seeds
Children and older adults, the two groups who most commonly
experience kwashiorkor as a result of abuse or neglect, will
display typical symptoms of the condition. The most visible
symptoms are swelling of the ankles, feet, and belly. In some
cases of abuse or neglect, these symptoms may also
accompany other signs of mistreatment, such as bruising and
broken bones.