Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
N sodium borat = 0,5 X 1000
382 350
= 0,5 X 20
382
= 0,03 N

HCL Standarisasi = V1 . N1 = V2 . N2

= 25 . 0,03 = 43 . N2

= 0,75 = 43 . N2

= 0,75 = N2

4,3

= 0,2 N

Na = V1 . N1 = ( V2 . N2 ) HCL

10 . N1 = 0,7 . 0,2

10 . N1 = 0,14

N1 = 0,14

10

Na = 0,014

= 14 X 10-3
4.2 Pembahasan
Natium meupakan kation yang ada di cairan ekstrasel, jumlahnya dapat
mencapai 60 mEq/ kg berat badan dan sebagian kecil (sekitar 10 – 14 mEq/L) berada
dalam cairan intrasel (O’callaghan, 2009). Lebih dari 90% tekanan osmotik dalam
cairan ekstrasel ditentukan dengan gram yang terdapat natrium, khususnya dalam
bentuk NaCl dan Natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan osmetik
pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi natrium (Darwis, 2008).
Pada praktikum ini kami melakukan pemeriksaan kadar Na pada darah tikus,
hal pertama yang kami lakukan saat pengambilan sampel yaitu dengan melakukan
sanitasi diri dan meja terlebih dahulu, lalu membius tikus, kemudian kami mengambil
sampel darah tikus melalui mata atau sinus orbitalis menggunakan mikrohematokrit
(Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Dan kemudian dilakukan pemeriksaan kadar Na
pada sampel dengan cara disentrifuse sehingga mendapatkan serum, lalu dilakukan
tahap pemeriksaan Na dalam serum dengan menggunakan spektrometri. Setelah
memperoleh serum ( larutan kuning ) di tampung dibekerglass menggunakan pipet
10ml. Serum kemudian dimasukkan kedalam labu ukur sebesar 2 cc yang di tambah 3
tetes MO dan di larutkan dengan aquades sampai batas 10ml, setelah semuanya
selesai sampel di titrasi dengan HCL sampai sampel berwarna merah muda. Hasil dari
titrasi nilai sampel yang di peroleh yaitu 0,7 gr. Sedangkan dari hasil Standarisasi
HCL diperoleh nilai 0,2 N dan hasil Na bernilai 0,014 (14 X 10-3). Suatu gangguan
keseimbangan antara asupan dan pengeluaran natrium akan mempengaruhi jumlah
total natrium di dalam tubuh. Kadar natrium dalam darah tikus dalam keadaan normal
yaitu 138.00 – 145.00 mEq/L.
DAPUS:
 Smith, J.B dan S. Mangkewidjaja. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan
dan Penggunaan Hewan Coba di Daerah Tropis. Jakarta: UI Press.

 O’Callaghan C, ’Sains Dasar Ginjal dan Gangguan Fungsi Metabolik


Ginjal’ At a Glance Sistem Ginjal, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2009, hh. 22-68.
 Darwis D, Moenajat Y, Nur B.M, Madjid A.S, Siregar P,
Aniwidyaningsih W, dkk, ’Fisiologi Keseimbangan Air dan Elektrolit’
dalam Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa,
Fisiologi, Patofisiologi, Diagnosis dan Tatalaksana, ed. ke-2, FK-UI,
Jakarta, 2008, hh. 29-114.

Anda mungkin juga menyukai