PENDAHULUAN
atas . Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan
(Lestari, 2013). Hal ini terjadi karena susunan syaraf pusat pada lansia
sering lupa, kemunduran orientasi serta tidak mudah menerima hal atau ide
baru.(Widya 2016).
menapai 1,2 milyar orang dan akan terus bertambah hingga 2 milyar orang di
tahun 2025. Indonesia termasuk salah satu Negara yang proses penuaan
2010 sebanyak 23.992.553 jiwa (9,77%) dan pada tahun 2015 sebanyak
28.283.000 jiwa (11,34%). Sedangkan jumlah lanjut usia dipropinsi jawa timur
1
2
fisiologis, perubahan perilaku psikososial dan perubahan kogintif pada usia lanjut
terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat
2010). Berdasarkan data dari pusat Data dan informasi kementrian kesehatan RI
degeneratife. Pada tahun 2050 diperkirakan sekitar 75% lansia penderita penyakit
yang meliputi cara berfikir, daya ingat, pengertian, perencanaan, dan pelaksanaan
kehidupan lansia. Studi oleh Supprenant & Neath (2007) menunjukkan bahwa
peningkatan depresi dan memiliki dampak terhadap kualitas hidup seorang lansia.
Selain itu, lansia yang mengalami perubahan fungsi kognitif lebih banyak
(Aaraen, van Tilburg, Smits & Knipspcheer, 2004 dalam suprenant & Nealt,
daya ingat yang dapat mempengaruhi aktifitas sehari, seperti penurunan fungsi
3
makan, minum mandi, berjalan, tidur, duduk, BAB, BAK, dang bergerak.
kognitif pada lanjut usia, maka akan berdampak terhadap penurunan kemampuan
aktivitas sehari-hari. Salah satu perubahan kognitif yang terjadi pada lansia yaitu
perubahan memori atau daya ingat. Seperti yang dijelaskan oleh Azizah (2011),
pada lanjut usia, daya ingat merupakan salah satu fungsi kognitif yang seringkali
paling awal mengalami penurunan. Kerusakan kognitif pada lansia yang berupa
penurunan daya ingat. Dampak dari terganggunya ADL pada lansia yaitu para
lansia akan rentan terhadap penyakit yang bersifat akut atau kronis, ada
yang dapat diperbaiki perawat. Sehingga lansia sering merasa khawatir bahwa
mereka mulai mengalami tanda tanda gangguan fungsi kognitif dan membutuhkan
bisa dikatakan kualitas hidup lansia menjadi menurun (Stanley & Berae, 2007).
persepsi seseorang dalam konteks budaya dan norma sesuai dengan tempat hidup
4
kualitas hidup seseorang dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik, social dan
melakukan evaluasi sulit untuk menentukan dimensi mana yang penting dari
konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dalam kaitannya dengan
tujuan individu, harapan, standar serta apa yang menjadi perhatian individu.
PSLU jember dengan judul Analisis perbedaan Kualitas Hidup Lanjut Usia di
PSLU Kasiyan dan di Desa Mayang . Hasil data menunjukkan bahwa sebagian
besar lansia yang tinggal di Desa Mayang sebanyak 27 orang (75%) memiliki
kualitas hidup yang baik dan 56,7% lansia yang tinggal di PSLU Kasiyan
status kognitif dengan kualitas hidup pada lansia Di Desa Rowo Indah Kabupaten
Jember.
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan masalah
5
2. Pertanyaan masalah
Kabupaten Jember?
Kabupaten Jember?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
6
2. Manfaat praktik
a. Bagi peneliti
b. Bagi puskesmas