Anda di halaman 1dari 6

PENGGANTIAN KEHILANGAN BANYAK GIGI ANTERIOR

DENGAN GTSKL DAN ESTETIK YANG MEMUASKAN

Albertus Fredi Susanto

Pembimbing:
drg.Chaidar Masulili, Sp.Pros. (K)

PPDGS PROSTODONSIA 2007


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS INDONESIA

1
PENGGANTIAN KEHILANGAN BANYAK GIGI ANTERIOR
DENGAN GTSKL DAN ESTETIK YANG MEMUASKAN

Pendahuluan
Penempatan lengan cengkeram retentif GTS pada daerah anterior seringkali tidak
diinginkan oleh pasien karena alasan estetik. Penggunaan cengkeram ini dapat
dihilangkan bila dibuatkan GT dengan desain rotational atau dual path of insertion.
Selain estetik yang lebih baik, GTS dengan dual path of insertion memungkinkan
pengurangan dari penutupan permukaan gigi, menguntungkan kontrol plak, reduksi
karies, dan dukungan periodontal, dan terjadinya distorsi dari komponen GTS dapat
dikurangi.1
Pada konsep dual path, path yang pertama, atau pendekatan dari kerangka logam
ke gigi, adalah suatu manuver untuk memperoleh akses ke undercut yang tidak dapat
diperoleh dari satu arah pasang. Setelah diperoleh akses dari kerangka logam ke undercut,
kerangka logam diputar pada tempat sesungguhnya, yang merupakan path yang kedua
atau yang terakhir.2
Konsep GTS “dual path” atau “rotational path” dipublikasikan untuk pertama
kali pada akhir tahun 1970. Teknik ini menggunakan disain GTS dengan penempatan
konektor minor yang tepat untuk menempel pada daerah di bawah garis survei pada
permukaan proksimal gigi abutment, sehingga menyediakan retensi tanpa penggunaan
lengan cengkeram retentif konvensional. Teknik ini memberikan hasil estetik yang
memuaskan dan juga stabilitas yang baik. Namun, kurangnya pemahaman mengenai
mekanika dari disain rotational ini akan mengakibatkan kerusakan dari jaringan gigi yang
ada.2 oleh karena itu pembuatan GTS dengan desain ini harus memperhatikan beberapa
faktor seperti penerimaan dari pasien, jumlah dan lokasi daerah tak bergigi dan bentuk
lengkung.1

2
Sewaktu kerangka logam ditempatkan pada posisi finalnya, kerangka logam
tersebut akan terkunci. Hal ini menyebabkan tidak adanya tekanan aktif selain dari berat
protesa yang ditahan oleh gigi abutment. Bagian dari kerangka logam yang terletak pada
undercut arah pasang pertama tidak dapat dilepas tanpa mengangkat kerangka logam
seluruhnya dari posisi finalnya dan merotasikannya keluar dari gigi.2
Retensi dari GTS dengan dual path of insertion hanya memerlukan konektor
minor, bidang panduan, atau suatu perluasan yang kecil dan rigid dari kerangka logam ke
dalam undercut. Eliminasi dari cengkeram konvensional meningkatkan self cleansing dan
estetik.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada pembuatan GTS dengan dual-path
disain adalah:
1. Desain dual path sebaiknya digunakan hanya GTS dukungan gigi untuk
mencegah torsi dari gigi abutment oleh bidang panduan yang tidak paralel.
2. Positive occlusal rest pada gigi abutment sangat penting untuk mencegah
pergerakan ke arah gingiva dari kerangka logam.
3. Rotasi dari kerangka logam dari arah pasangnya yang pertama ke arah pasang
kedua atau yang terakhir memerlukan konturing dari gigi pendukung atau
mempreparasi untuk dapat digunakan pada desain ini.

Aplikasi anterior dari dual path design


Dual path design idealnya digunakan bila banyak gigi anterior yang hilang pada
ruang tak bergigi tunggal. Biasanya, penggantian gigi tunggal tidak praktis karena
kurangnya akses dalam pembuatan rest singulum abutment ke kedudukannya pada arah
anterior. Makin besar ruang tak bergigi, maka akan semakin baik akses pada undercut
yang diinginkan pada arah pasang yang pertama. Bidang panduan anterior akan berada
pada posisinya sewaktu kerangka logam dirotasikan. Hal ini akan menempatkan kerangka
logam pada seluruhnya diposterior dan menguncinya pada undercut anterior.

Menentukan retensi anterior


Kesuksesan dari dual path design tergantung dari perolehan akses ke undercut
mesial proksimal dengan panduan yang mendekati gigi abutment berdekatan dengan
daerah tak bergigi. Bila second path rest seat, daerah retentif dan bidang panduan telah
ditentukan, maka undercut perlu dievaluasi pada permukaan mesial proksimal dari gigi
abutment anterior dan kemudian ditentukan apakah dual path design akan digunakan.
Bila undercut dan akses ke undercut tersebut mengntungkan, maka arah pasang pertama
adalah pendekatan yang diperlukan untuk memperoleh akses kerangka logam ke dalam
undercut sebelum merotasi dan menempatkan GTS.
Survei dan penggunaan dual path design akan lebih mudah bila daerah tak bergigi
luas sehingga memudahkan akses. Namun, aplikasi disain ini akan lebih sulit bila
digunakan pada ruang tak bergigi yang pendek seperti kurang dari 3 gigi. Arah pasang
yang pertama ditentukan pada surveyor oleh akses paling anterior untuk mendudukan rest
singulum pada gigi abutment. Arah ini, di mana paralel dengan permukaan lingual dari
gigi abutment, akan menentukan banyaknya undercut retentif yang dapat digunakan pada
gigi. Dengan model diagnostik pada surveyor, banyaknya undercut retentif adalah ruang
diantara garis survey pada permukaan proksimal gigi abutment sewaktu model
dirotasikan dari arah pasang pertama ke yang kedua.

3
Desain
RPD dengan lateral path of insertion digunakan terutama untuk Kennedy kelas IV
dengan ruang tak bergigi yang panjang. Sumbu rotasi terletak di antara rest oklusal pada
sisi bergigi. Rest oklusal yang dalam dipreparasi pada gigi atau dapat dibuatkan pada
suatu GTC pada daerah bergigi sepanjang sumbu rotasi. Preparasi dari rest seat ini
berbentuk bulat untuk memungkinkan rotasi dari rest setelah GT dimasukan dalam mulut.
Komponen retentif merupakan perluasan dari konektor minor dan masuk kedalam
daerah undercut embrasur, hal ini memungkinkan arah pasang berbeda dengan arah
keluar. Sumbu rotasi dari komponen retentif di sekeliling permukaan lingual gigi
menentukan titik aplikasi dari elemen retentif pada undercut dari embrasur. Titik ini
diidentifikasikan dengan menempatkan satu titik dari jangka pada tengah sumbu rotasi
dari rest dan lainnya berada pada titik aplikasi dari retainer yang terletak servikal dari
garis durvei pada permukaan proksimal gigi. Titik lingual dari jangka harus berotasi ke
arah oklusal tanpa adanya interferensi, atau sejumlah undercut yang ada harus dikurangi.
Penggunaan dari lateral rotation path of insertion yang direncanakan memerlukan
perhatian pada undercut jaringan lunak pada sisi tidak bergigi.

4
Rest yang dalam berfungsi sebagai bracing dan juga dukungan, dan plat proksimal
dan komponen retentif mengeliminasi perlunya komponen metal yang terlihat pada aspek
bukal dari gigi. Dukungan GT yang maksimun diperoleh dari penutupan palatal penuh.
Bidang panduan yang hampir vertikal dipreparasi pada permukan mesial dan lingual dari
abutment distal dari span edentulous dan juga pada aspek mesial dan distal dari embrasur
lingual gigi abutment, hal ini menciptakan arah pasang vertikal.

Dikusi
GTS ini di disain untuk merestorasi rahang dengan span edentulous yang panjang
dan diakhiri dengan abutment distal yang sehat. Disain lateral path of insertion ini
meningkatkan estetik karena tidak ada cengkeram bukal yang digunakan.
Bidang panduan yang hampir vertikal pada dinding aksial dari abutment yang
terletak distal dari span edentulous menyediakan arah keluar yang berbeda dari yang
disediakan oleh elemen retentif pada sisi kontra lateral. Elemen retentif yang pasif
berbeda dengan cengkeram konvensional, yang dapat mengakibatkan terjadinya torsi
yang tidak diinginkan sewaktu GTS bergerak ke arah jaringan ketika digunakan. Karena
elemen retentif ini tidak fleksibel, maka tidak akan terjadi distorsi. Cengkeram
konvensional digunakan pada abutment distal dari span edentulous, dimana estetik tidak
diperlukan. Gaya yang tidak diinginkan dari abutment dapat dikurangi sementara prinsip
dukungan, retensi dan stabilitas dapat dipertahankan.

Kesimpulan
Pembuatan GTS dengan desain lateral rotational path of insertion dapat
meningkatkan estetik karena kebutuhan akan cengkeram sebagai retensi dapat dikurangi.
Namun, penggunaan desain ini harus disesuaikan dengan kondisi yang ada dalam mulut
pasien.

5
DAFTAR PUSTAKA

1. Baharav,H et al. Removable Partial Denture With a Lateral Rotational Path of


Insertion. Quintessence Int. 1995; 26: 531-533

2. King, GE. Dual Path Design for Removable Partial Dentures. J Prosthet Dent
1978;39:392-395

Anda mungkin juga menyukai