BAB I
PENDAHULUAN
fungsi secara normalnya, serta ketahanan terhadap injuri termasuk adanya infeksi.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya
dengan terjadinya kehilangan kekuatan otot, susunan syaraf dan jaringan lainnya.
Tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun,
sebab fungsi fisiologis alat tubuh tiap orang sangat berbeda, baik dalam hal
adalah
2. Usia lanjut dini (senescen) : kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut
atas 65 tahun
usia 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit,
tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas karena tidak semua orang dapat
menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia
Perubahan yang tampak pada lansia (usia lanjut) antara lain perubahan -
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
silent killer karena tidak adanya gejala dan tanpa disadari penderita mengalami
1.2.Tujuan
kesehatan (Asma).
mampu:
muncul.
BAB II
KONSEP TEORI
2.1.Konsep Lansia
kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13
Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang
yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
(Bandiyah, 2009).
Menjadi Tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
school, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini dimulai baik secara
1) Sel
intraseluler menurun.
2) Kardiovaskuler
3) Respirasi
4) Persarafan
Saraf panca indra mengecil sehingga fungsinya menurun serta lambat
5) Muskuluskeletal
membesar dan menjadi kaku, kram, tremor, dan tendon mengerut dan
mengalami sklerosis.
6) Gastrointestinal
daya absorbsi juga ikut menurun. Ukuran lambung mengecil serta fungsi organ
enzim pencernaan.
7) Pendengaran
8) Penglihatan
9) Kulit
Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut dalam hidung dan
tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat.
(Rahardjo, 1996)
berhasil maka timbullah berbagai masalah. Hurlock (2010) seperti dikutip oleh
lain
hidupnya
pindah
diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat
Perubahan yang diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang
Ciri – ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979,
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain
sosial luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang
dilakukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimal trehadap diri dan
orang lain.
1. Permasalahan umum
kemiskinan.
kesejahteraan lansia.
2. Permasalahan khusus :
masyarakat individualistik.
2.2.1. DEFINISI
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem
peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang
tekanan darah.
Hipertensiadalahtekanandarahsistolik140mmHgdantekanandarahdiastoli
a. Hepertensi Primer
b. Hepertensi Sekunder
2.2.2. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan -
perubahan pada :
e. Oksigenasi
a. Gaya hidup
b. Stress
Realitas kehidupan setiap hari yang tidak bisa dihindari, stress atau
c. Merokok
Kerja jantung yang lebih berat tentu dapat meningkatkan tekanan darah
(Marliani,2013)
Menurut Udjianti (2010) tanda dan gejala hipertensi yang sering terjadi adalah:
e. Kelelahan
f. Keringat berlebihah
g. Tremor otot
h. Mual, muntah
lain:
a. Sakit kepala
b. Jantung berdebar-debar
e. Penglihatan kabur
2.2.4. PATOFISIOLOGI
ginjal.Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang yaitu pada mata,
kelainan yang sering ditemuakan pada hipertensi berat selain kelainan coroner dan
yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak dimana
aliran O2 berkurang di otak sehingga juga dapatr menyebabkan resiko tinggi injuri
ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses
- Umur
- Obesity
- Jenis kelamin
- Gaya hidup
Hipertensi
aliran darah
COP tekanan
Pingsan pembuluh darah
Respon rennin angiotensin dan Gangguan
perfusi otak
aldosteron
jaringan
Resiko tinggi
injuri Nyeri tekan
aldesteron
Nyeri
Retensi Aktivitas
Intoleransi Na
Edema
b. Urinalisis rutin
h. EKG
2.2.7. PENATALAKSANAAN
e. Pembatasan kafein
h. Olah raga/aerobik
i. Teknik relaksasi
Pengobatan Farmakologi
1. Deuretik
2. Penghambat simpatetik
gangguan pernapasan eperti asma bronchial. Pada orang tua terdapat gejala
4. Antagonis kalsium
2.2.8. KOMPLIKASI
b. Stroke
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
danTakipnea
b. Sirkulasi
jugularis
c. Ekstermitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ), pengisian
d. Integritas Ego
Tangisan yang meledak, otot muka tegang ( khususnya sekitar mata) dan
e. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi,
f. Makanan / Cairan
h. Neurosensori
kabur, diplopia )
i. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat dan
nyeri abdomen
j. Pernapasan
k. Keamanan
iskemia miokard
iskemia miokard
NOC :
Circulation Status
NIC :
Cardiac Care
NOC :
Energy conservation
Kriteria Hasil :
Energy Management
keterbatasan
berlebihan
Activity Therapy
dilakukan
krek
beraktivitas
NOC :
Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Kriteria Hasil :
mencari bantuan)
manajemen nyeri
nyeri)
Pain Management
dukungan
tidak berhasil
Analgesic Administration
pemberian obat
teratur
pertama kali
2. Coping
7. TTV
RR = 14 – 24 x/ menit
N = 60 -100 x/ menit
S = 365 – 375 0C
Anxiety Reduction
takut
prognosis
persepsi
NOC :
Kriteria Hasil :
secara benar
NIC :
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan
6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
pengontrolan penyakit
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara
yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada
ASUHAN KEPERAWATAN
Yasinta U. Hale
Umur : 71 Tahun
GENOGRAM
Keterangan:
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Laki-laki
: garis keturunan
: garis pernikahan
: klien
Kupang.
Keluhan utama saat ini : Ny. R mengatakan lututnya sering keram atau terasa asam
Riwayat penyakit sekarang : Ny. R mengatakan sudah merasakan sakit (nyeri) pada
obat.
Riwayat kesehatan keluarga : Ny. R mengatakan tidak ada keluarga yang menderita
militus
Riwayat Alergi : Ny. R mengatakan ia tidak memiliki alergi terhadap makanan ataupun
obat-obatan.
narkotika.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Gizi kurang
- Personal Hygine: Baik. Ny. R mandi 2x/hari, berganti pakian setiap kali
mandi, pakian sesuai (tidak digunakan secara terbalik) dan bersih. Kuku
tampak pendek dan bersih. Rambut Ny. R tampak pendek dan berwarna
- Pendengaran : Baik
- Penglihatan : Ny. R mengalami rabun jauh dan dekat, pada saat
pasien di suruh untuk membaca nama pada papan nama degan jarak 2-4
- Pengecap/Penghidu : Baik
- Peraba : Baik
3. Sistem pernafasan
- Frekwensi : 20x/mnt
4. Sistem kardiovaskular
- Nadi: 85 x/menit
6. Sistem gastrointestinal
oleh Ny. R.
- Pola makan : Baik, 3 x/hari, menu Nasi dan lauk pauk sesuai
yang diberikan.
- Konsistensi : Lunak.
7. Sistem musculoskeletal
KATZ, skor 6.
8. Sistem integument
9. Kedua kaki Ny. R tampak sejajar dan sama besar dan panjang. Kemampuan
- Pola : Teratur
- Frekuensi : 3 – 5 x/hari
- Inkontinensia : Tidak
Data Penunjang
Psikologis
- Perasaan saat ini dalam menghadapi masalah :Ny. R tidak merasa khawatir saat
menghadapi masalah
- Cara mengatasi perasaan tersebut :Saat menghadapi masalah Ny. R selalu berdoa
pada Tuhan
di lakukan
Sosial
wismanya.
- Kebiasaan di lingkungan yang tidak disukai : Ny. R tidak senang dengan suasana
gaduh.
Budaya
- Budaya yang diikuti klien adalah budaya : Ny. R mengatakan menyesuaikan diri
- Keberatan /tidak terhadap budaya yang diikuti : Ny.R mengatatakan tidak keberatan
Spiritual
wisma.
- Kegiatan ibadah yang saat ini tidak bisa dilakukan : Ny. R selalu mengikuti semua
kegiatan
- Perasaan klien akibat tidak dapat melaksanakan ibadah tersebut : Ny. R. Selalu
mengikuti kegiatan
- Upaya klien mengatasi perasaan tersebut :Membaca kitab suci dan berdoa secara
pribadi di Wisma S.
- Apa keyakinan klien tentang peristiwa /masalah kesehatan yang sekarang sedang
Usia : 71 Tahun
Pendidikan : SD Kelas 3
Tanggal : 16/04/2019
Tertinggi dicapai
Orientasi
Registrasi Memory
3 Sebut 3 obyek. 3 3
Atau
atas
(pertanyaan ke-3)
Bahasa
ditunjukkan perawat,
perintah :
Tutup Mata
…………………………………………………….
bawah ini:
Skor Total 30 20
Skore
No Pertanyaan Jawaban
Penilaian SPMSQ :
(Nilai 1 atau
0)
Nilai__1 _ hanya pada satu bagian tubuh seperti sepenuhnya saat mandi atau
bagian punggung, area genital, atau dibantu lebih dari satu bagian
Nilai__1__ lemari dan laci dan memakainya sendiri untuk memakai pakaian sendiri
dibantu
bantuan
Nilai_1__ tanpa bantuan atau tanpa berpegangan untuk berpindah dari tempat tidur
Kontinen (Nilai 1)mampu mengontrol BAB dan (Nilai 0) Inkontinensia urine dan
Nilai__1__
Makan (Nilai 1) Mengambil makanan dari (Nilai 0) Membutuhkan bantuan
tergantung
Anda?
merasa kesepian?
hidup Anda?
orang?
menyenangkan?
Nama :Ny. R
Peralatan:
1. Sebuah stopwatch
2. Sebuah kursi
3. Meteran
Arahan:
Lansia memakai alas kaki yang biasa mereka gunakan sehari-hari.Lansia duduk dengan
tenang pada sebuah kursi yang memiliki sandaran. Buat sebuah garis yang berjarak 3
Waktu mulai dihitung saat pemeriksa mengucapkan “Mulai” dan berhenti ketika lansia
duduk kembali.
Sumber: Center for disease control and prevention (2014, telah dimodifikasi sesuai
Pertanyaan Ya Tidak
Total 4 2
(Sumber: Minesotta Home assesment, Dimodifikasi oleh Stefanus Mendes Kiik, Junaiti
Data Masalah
Kode Diagnosa
DS : 00132 Domain 12:
DO : Kenyamanan Fisik
dingin.
S : skala 4
- TTV :
TD : 140/100mmHg
N : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
DO : Metabolisme
N : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
1. Nyeri Akut
Keperawatan
Kenyamanan nyeri)
Kelas 1 :
1. Lakukan pengkajian nyeri
Kenyamanan Fisik
kompherensif termasuk lokasi
Outcomes :
karakteristik, durasi, ferkuensi,
Kontrol nyeri
kualitas, dan faktor presipitasi.
1605
Standar Defisiasi : 2. Gunakan teknik terapeutik untuk
terkontrol (5)
ketidakstabian Nutrisi
- instruksikan pasien untuk selalupatut terhadap
kadar glukosa Kelas 4 :
diitnya, terapi insulinnya, dan melekukan olahraga
darah Metabolisme
- dorong pasien untuk selalu memonitor kadar
Goal :
0415 - dorong pasien untuk selalu berkonsultasi dengan tim
Selama dilakukan tindakan 1
perawatan diabetesnyamengenai terapi yang didapat
kali 1minggu
batas normal.
Objektif :
1. Setelah di lakukan
tindakan keperawatan
diharapkan Resiko
ketidakstabian kadar
glukosa darah
(4 = Defiasi ringan
- Peningkatan rasa
- Pandangan kabur
- Penurunan tekanan
- Kelemahan otot( 5=
tidak ada)
11:00 intervensi
penurunan nyeri
Resiko Kamis, 10:00 - Menganjurkan klien untuk tidak mengonsumsi S : Ny.R mengatakan kadang
ketidakstabian 18/04/2019 makanan yang tinggi gula masih makan yang manis
kadar glukosa - Menganjurkan klien untuk rutin berolahraga alasan karena lupa.
- TTV :
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
A:
Masalah ketidakstabian
belum teratasi
P:
10.50 O:
(masih mengonsumsi
11:00 permen).
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
A:
Masalah ketidakstabian
belum teratasi
P:
O:
10:15
- Masih jajan yang manis
(masih mengonsumsi
permen).
10.30
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
A:
Masalah ketidakstabian
belum teratasi
P:
PEMBAHASAN
4.1. Nyeri
Nyeri menurut IASP (International Assosiation For the Study Of Pain) adalah
pengelaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat keruysakan jaringan
atau yang cenderung merusak jaringan atau seperti yang dimaksut dengan kata kerusakan
jaringan.
Nyeri akut diartikan sebagai pengelaman tidak menyenangkan yang kompleks berkaitan
dengan sensorik, koknitif dan emosional yang berkaitan dengan trauma jaringan, proses
penyakit, atau fungsi abnormal dari otot atau organ visera. Nyeri akut berperan sebagai
alarm protektif terhadap cedera jaringan. Refleks protektif (refleks menjahui sumber stimuli,
Pada saat pengkajian di dapatkan data Ny. R mengatakan sudah merasakan sakit (nyeri)
Ny R juga mengatakan terasa keram serta asam-asam atau nyilu pada kaki dan lututnya. Ny
R mempunyai penyakit yang lain yaitu Darah Tinggi dan mengkonsumsi obat Catopril serta
Aktivitas Ny R selama di UPT Kesejahteraan Lanjut Usia Sosial Budi Agung Kupang
dapat dilakukan secara mandiri baik Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
kamar kecil, berpakaian dan mandi sehingga dalam penilaian indeks kats dapat skore A.
42
Pengkajian Status kognitif danafektif : fungsi intelektual Ny. R masih utuh atau baik,
berkaitan dengan sensorik, koknitif dan emosiona dan adanya kerusakan jaringan yang akut
Mini mental state examination ( MMSE ) merupakan alat pengkajian status mental
lansia untuk mengetahui keaadan umum tingkat lansia yang menandakan lansia dalam
keadaan sadar penuh terhadap kondisi dan keadaan lansia terkait dengan proses penuaan
yang dialaminya. Mini mental state examination (MMSE ) adalah pemeriksaan yang
dilakukan petugas medis untuk menilai status mental pasien. MMSE merupakan penilaian
yang sederhana dan sangat banyak digunakan untuk menilai staus mental pasien.
MMSE dilakukan untuk menili bagaimana orientasi waktu dan tempat, pengujian
memori jangka pendek dan jangka panjang, berhitung, kemampuan bahasa, dan
mental pada lansia sering bertambahnya umur pasien tersebut. Mini mental state
exsamination ( MMSE ) adalah salah satu alat yang paling umum untuk pemeriksaan
penurunan kognitif pada dewasa tua dan lanjut usia.MMSE dikembangkan untuk
membedakan antara lanjut usia dengan atau tanpa gangguan neuropsikriatri awal dalam
43
meningkatkan waktu pengobatan farmakologis dan non farmakologis untuk menunda
Fungsi kognitif adalah kemampuan mental yang terdiri dari atensi, kemampuan
bahasa, daya ingat, kemampuan visuospasial, kemampuan membuat konsep dan intelegasi
secara bermakna bersama dengan lanjutnya proses penuaan tetapi perubahan tersebut tidak
seragam sekitar 50% dan seluruh populasi lansia menunjukan penurunan kognitif
sedangkankan sisanya tetap memiliki kemampuan kognitif sama seperti usia muda
penurunan kognitif tidak hanya terjadi pada individu yang mengalami penyakit yang
berpengaruh terhadap proses penurunan kognitif tersebut, namun yang terjadi pada individu
lansia yang sehat pada beberapa individu, proses penurunan fungsi kognitif tersebut dapat
berlanjut sedemikian hingga terjadi gangguan kognitif atau demensia ( pramata dkk,
2002 ).
Hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. R Di UPT penyantun lansia Budi Agung
dengan pertnyaan yang dapat dijawab 20 pertanyaan dari 30 pertanyaan yang diberikan.
Pada orang lanjut usia dengan kecendrungan menurunnya kapasitas fungsional baik pada
tingkat seluler
suatu keadaan atau kondisi baik bersifat mendukung dan memberikan kenyamanan dan
ketenangan bagi semua orang. Dimana nyeri yang dirasakan semua orang merupakan uatu
44
hal yang sangat mengganggu aktivitas dan memaksa penderita untuk beristirahat dengan
suasana yang tenang dan aman. Dimana adanya rasa ketidaknyamanan yang muncul di
lingkungan dengan keadaan gaduh, bising dan sebagainya akan memicu emosional. Oleh
karena itu dibutuhkan lingkungan yang aman dan tenang dalam mengontrol nyeri seperti
melakukan terapi kompres hangat/dingin, pemijitan, teknik distraksi, teknik relaksasi dan
sebagainya.
panti dengan prevalensi 85 % baik dalam mengatasi masalah nyeri (Intan, 2016 ).
nyaman, dimana tingkat kebisingannya kurang sehingga dapat mengatasi masalah nyeri
dengan baik.
Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang sering ditemukan pada lanjut usia
(lansia). Terdapat faktor risiko yang dikaitkan dengan peningkatan kejadian depresi pada
lansia. Kejadian depresi pada lansia seringkali tidak terdeteksi, salah didiagnosis, atau tidak
ditangani dengan baik. Gejala depresi seringkali dihubungkan dengan masalah medis dalam
proses penuaan, bukan sebagai tanda dari depresi itu sendiri. Dampak depresi pada lansia
sangatlah buruk. Depresi yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan
Depresi pada lansia juga sering dikenal sebagai late life depression. Lansia rentan
terhadap depresi disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor
45
ekstersnal. Kehilangan pekerjaan, pasangan, penghasilan, dan dukungan sosial sejalan
dengan bertambahnya usia trut menjadi faktor predisposisi yang memudahkan seorang
Salah satu faktor terjadinya depresi pada lansia adalah perubahan fisik yang
terjadi akibat proses penuaan akan mempengaruhi kemampuan lansia dalam melakukan
pekerjaan yang memerlukan tenaga, sehingga akan membatasi mereka dalam bekerja.
Lansia yang tidak bekerja cenderung akan memiliki sedikit aktivitas dan banyak waktu
kosong. Minimnya aktivitas ini akan mendorong munculnya rasa jenuh pada lansia, yang
dapat berujung pada terjadinya depresi. Maka untuk mencegah lansia yang mengalami
depresi lansia perlu dilibatkan dalam berbagai kegiatan positif yang biasa dilakukan dip
anti.
1. Nyeri Akut
nyeri akut adalah Mengendali kapan nyeri terjadi , Menggambarkan faktor penyebab,
Dari data yang diperoleh dari hasil pengkajian pada tanggal 17 April 2019
pegal-pegal dan kadang terasa nyeri. Sedangkan data objektifnya adalah hasil TTV, TD
: 140/100 mmHg, Nadi : 82x/mnt, RR : 19 x/mnt. Ny. R tampak memijit kakinya dan
46
4.6. Intervensi keperawatan
Perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah nyeri akut yang sesuai dengan
kebutuhan klien yaitu dengan tujuan nyeri akut berkurang setelah dilakukan tindakan
terkontrol .
4.7. Implementasi
1. Manangement Nyeri
47
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Ny. R untuk mengatasi masalah Nyeri
yaitu:
- Membantu pasien untuk mengenali jenis nyerinya yang di rasakan seperti apa
- Membantu pasien untuk mengenali waktu terjadinya nyeri berlangsung lama atau
4.8. Evaluasi
1. Nyeri Akut.
Evaluasi dilakukan pada tanggal 22 April 2019 pada jam 14.00 yaitu Ny. R mengatakan
masih merasakan nyeri pada kaki dan lututnya.O :Tampak sesekali memijit kakinya,
Pasien lebih banyak duduk, TTV :TD : 140/100 mmHg , N : 82 x/mnt, RR : 20 x/mnt. A :
48
2. Resiko ketidak stabilan kadar gula darah
Evaluasi dilakukan pada tanggal 22 April 2019 pada jam 14.00 yaitu Ny. R mengatakan
kadang masih makan yang manis alasan karena lupa. O : Masih jajan yang manis (masih
Masalah ketidakstabian kadar glukosa darah belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi 1,2,3
49
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penulis telah melakukan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny. R Dengan masalah
Nyeri di Wisma Sakura UPT. Kesejahteraan Sosial Budi Agung Kota Kupang maka penulis
mengambil kesimpulan:
1. Pengkajian pada klien didapatkan data: : Ny. R mengatakan lututnya terasa asam-asam,
pegal-pegal dan kadang terasa nyeri. Sedangkan data objektifnya adalah hasil TTV, TD :
140/100 mmHg, Nadi : 82x/mnt, RR : 19 x/mnt. Ny. R tampak memijit kakinya dan lutut,
2. Diagnosa yang muncul padaNy. R adalah Nyeri Akut dan ketidak stabilan kadar gula
darah
selam 3 hari secara komprehensif dari tanggal 18 April 2019 sampai 22 April 2019.
kesanggupan Ny. R Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang
ada.
5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari maka pada tanggal 22 April 2019
dilakukan evaluasi, dan ditemui sedikit kemajuan dari Masalah keperawatan yang di
implementasikan intervensinya.
50
6. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari maka pada tanggal 22 April 2019
pada jam 14.00 yaitu Ny. R mengatakan kadang masih makan yang manis alasan karena
lupa. Masih jajan yang manis (masih mengonsumsi permen), TTV : TD : 140/100 mmHg,
N : 80 x/mnt, RR : 20 x/mnt.
5.2. Saran
1. Bagi Mahasiswa
dalam melaksanakan asuhan keperawatan lansia dengan masalah Nyeri secara tepat.
2. Bagi UPT Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Budi Agung Kota Kupang Agar dalam
tindakan mandiri perawat, misalnya Ny R yang mengalami Nyeri harus diberi kan
3. Bagi Institusi
referensi atau buku untuk para mahasiswanya tentang Nyeri Atritis pada lansia, untuk
51
DAFTAR PUSTAKA
Ambradini, RI. 2009. Aktivitas fisik pada lanjut usia. Yogyakarta : Universitas Negri
Yokyakarta..
Mubarak, Wahit Iqbal, Chayatin, Nurul, Santoso, Bambang Adi. (2009). Ilmu Keperawatan
52
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002
Aziza, Lucky. 2007. Hipertensi The Silent Killer. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter
Indonesia.Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih
Bahasa Yasmin Asih. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosa
Keperawatan. Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi IX. Alih Bahasa: Kusrini Semarwati
53