Anda di halaman 1dari 7

UJI EFEKTIFITAS FERMENTASI CAMPURAN SARI KEDELAI (Glycine max L.

)
DAN SARI KACANG HIJAU (Vigna radiata L) TERHADAP PENURUNAN KADAR
ASAM URAT, GULA DARAH DAN KOLESTEROL PADA MENCIT PUTIH
JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

Disusun Oleh :
Danang Raharjo (V100180009)

Program Studi Magister Farmasi


Universitas Muhammadiyah Surakarta
2018
A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berakibat pada munculnya bermacam-


macam produk yang memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam hidup manusia, hal
ini berdampak pada perubahan pola hidup manusia.Perubahan pola hidup menyebabkan
terjadinya transisi penyakit pada masyarakat dari penyakit infeksi mengarah ke penyakit
degeneratif.Hal tersebut dikenal sebagai transisi epidemiologi.Transisi epidemiologi
adalah keadaan yang ditandai dengan adanya perubahan dari mortalitas (angka kematian)
dan morbiditas (angka kesakitan). Keadaan yang dulunya disebabkan oleh penyakit
infeksi atau penyakit menular, sekarang lebih disebabkan oleh penyakit-penyakit
degeneratif (Tintingon & Bodhi, 2014).
Pada keadaan normal, asam urat diangkut ke ginjal oleh aliran darah dan
dikeluarkan dalam tubuh melalui feses dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu
mengeluarkan asam urat yang ada, sehingga menyebabkan terjadi peningkatan kadar
asam urat dalam darah, kondisi ini disebut hiperurisemia. Asam urat adalah hasil akhir
metabolisme purin dalam tubuh yang katabolisme oleh enzim guanase dan xantin
oksidase. Hiperurisemia adalah penyebab utama gout dan pirai yaitu penyakit yang
menyerang sendi (Sinaga, Bodhi, & Lolo, 2014).
Hiperkolesterolemia merupakan peningkatan kadar kolesterol LDL dalam darah
yang telah melewati batas normal yang disebabkan gangguan metabolisme
kolesterol.Kolesterol merupakan metabolit yang mengandung lemak sterol yang
ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah.
Hiperkolesterolemia merupakan peningkatan kadar kolesterol LDL dalam darah yang
telah melewati batas normal yang disebabkan gangguan metabolisme
kolesterol.Hiperkolesterolemia merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskuler dan
aterosklerosis. Aterosklerosis adalah penyempitan pembuluh darah (arteriosklerosis) dan
hilangnya elastisitas arteri yang disebabkan oleh penumpukan lemak kolesterol pada
pembuluh darah(Nadhilah Bachmida*, Meiske S. Sangia, 2015).
Diabetes mellitus disebabkan kekurangan hormon insulin yang berfungsi
memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi.Diabetes mellitus merupakan sekelompok
sindrom yang ditandai dengan hiperglikemia, perubahan metabolisme lipid, karbohidrat,
protein dan peningkatan resiko penyakit pembuluh darah.Defisiensi insulin
mengakibatkan gangguan pengubahan glukosa dalam darah menjadi glikogen, sehingga
glukosa tertimbun di dalam darah dan menyebabkan hiperglikemia. Kadar glukosa yang
tinggi dalam darah pada akhirnya disekresikan lewat kemih tanpa digunakan yang disebut
juga dengan istilah glikosuria (Alusinsing, Bodhi, & Sudewi, 2014).
Pengobatan penyakit hiperkolesterol, diabetes dan asam urat yang merupakan
penyakit degeneratif yang paling banyak diderita oleh masyarakat indonesis.Pengobatan
ketiga penyakit tersebut waktu yang cenderung lama dengan biaya pengobatan yang
relatif tinggi serta efek samping obat yang ditimbulkan jika penggunaan dalam jangka
panjang menjadi salah satu pertimbangan masyarakat beralih pada penggunaan obat
tradisional.
Makanan fermentasi adalah sesuatu produk yang dibuat dengan bantuan
mikroorganisme.Fermentasi merupakan pengolahan subtrat menggunakan peranan
mikroba, yeast sehingga menghasilkan produk yang dikehendaki.(Wiratmawati, 2014)
Kedelai (Glycine max L.) dan kacang hijau (Vigna radiata L) merupakan tanaman
keluarga leguminosa yang banyak dikenal dan dikonsumsi di indonesia. Karena harganya
murah dan memiliki prospes yang sangat potensial untuk peningkatan gizi
masyarakat.Kedelai dan kacang hijau merupakan sumber protein nabati yang tinggi serta
asam lemak tak jenuh yang tinggi, selain itu juga mengadung kalsium, fosfor, dan
multivitamin. Fermentasi adalah salah satu cara untuk memecah protein menjadi asam
amino sederhana yang mudah diserap oleh tubuh dan dapat memperbaiki sistem
metabolisme tubuh manusia. Sistem metabilisme yang baik dapat meminimalisir
timbunan zat tertentu yang dapat mempengaruhi kesehatan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka masalah yang diangkat dalam
penelitian adalah bagaimanakah efektivitas fermentasi sari kedelai dan sari kacang hijau
dengan perbandingan sama banyak terhadap penurunan kadar asam urat, gula darah dan
kolesterol pada mencit putih jantan ?

C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat digunakan antara lain :
1. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada masyarakat
mengenai khasiat fermentasi campuran sari kedelai dan kacang hijau untuk asam urat,
gula darah dan kolesterol dan masyakat dapat mengaplikasikanya untk pengobatan jangka
panjan .
2. Bagi Institusi
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan di institusi
pendidikan.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan
dalam penelitian.

D. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum :
Menguji efektivitas fermentasi sari kedelai dan sari kacang hijau dengan
perbandingan sama banyak terhadap penurunan kadar asam urat, gula darah dan
kolesterol pada mencit putih jantan
b. Tujuan Khusus :
 Mengidentifikasi perbedaan kandungan senyawa campuran sari kedelai dan
kacang hijau dengan perbandingan sama banyak sebelum dan setelah fermentasi.
 Menguji efektivitas hasil fermentasi terhadap penurunan kadar asam urat, gula darah
dan kolesterol pada mencit putih jantan

E. Hipotesis
Fermentasi campuran sari kedelai dan kacang hijau dapat menurunkan kadar asam
urat, gula darah dan kolesterol pada mencit putih jantan

F. Rancangan Metoda
a. Bahan Penelitian
Bahan tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah biji kedelai lokal
(Glycine max L.) dan kacang hijau (Vigna radiata L) yang diambil dari desa Sambi,
Ngemplak, Boyolali. Identitas tumbuhan tersebut dideterminasi di Laboratorium Biologi
FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
b. Fermentasi
Sebanyak 1 kg kacang kedelai dan 1 kg kacang hijau dicuci bersih dan
direndam dengan air mendidih sebanyak 3 kali. Hasil diblender dengan masing-
masing 3 liter air dan disaring dengan kain flanel, dipanaskan dengan api kecil sampai
suhu 900C selama 15 menit. Setelah dingin masukkan ke dalam fermentor dan
tambahkan larutan gula (campuran 1 kg gula merah dan 0,5 kg gula putih dalam 2
liter air) dan starter bakteri (Lactobacillus casei CFU min 107), fermentasi selama 5
hari.
c. Pengujian
1. Hiperuresemia
Masing-masing kelompok hewan uji ditimbang setelah dipuasakan selama
18 jam. Pada saat jam ke-0, tiap tikus masing-masing kelompok diambil sampel
darah sebagai data baseline dan diberikan loading water air minum 5 mL.
Kemudian tiap kelompok hewan uji diinduksi dengan natrium urat 1 g/kg bb
secara oral dan dibantu kalsium oksonat (200 mg/kg bb) secara intraperitoneal.
Pada menit ke-30, tikus diberi seri kadar hasil fermentasi, pembanding
allopurinol 13,5 mg/kg bb, pembanding 50 mg/kg bb dan kontrol CMC-Na 0,5%.
Kemudian hewan uji dimasukkan ke kandang metabolisme dengan ketentuan 1
hewan uji per kandang. Sampel darah di ambil pada jam ke-1; jam ke-1,5; jam ke-
2; jam ke-2,5 dan jam ke-5.
Darah tikus diambil sebanyak 0,5 mL dengan memotong ujung ekor tikus
dan dimasukkan ke dalam tabung mikrosentrifuga. Selanjutnya darah
disentrifuga dengan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit. Serum dipisah ke
tabung mikrosentrifuga lain lalu disentrifuga dengan kecepatan 12.000 rpm
selama 2 menit.
Serum sebanyak 10 μL dicampur dengan 0,5 mL kit pereaksi asam urat
lalu dihomogenkan. Kemudian serum diinkubasi pada suhu 18°C – 25°C selama
± 10 menit kemudian diukur kadar asam-uratnya dengan spektrofotometer UV-
Vis (Hewlett Packard 8435) pada panjang gelombang 546 nm (Sukandar,
Adnyana, & Readi, 2012)
2. Hiper Kolesterol
Tahap pertama tikus diadaptasi selama ±7 hari, selanjutnya diukur
kadarkolesterolnya sebagai data awal. Setelah itu,masing-masing tikus diiberikan
diet tinggi kolesterol dan larutan propiltiourasil (PTU) 1% selama 7
hari.Pengukuran kadarkolesterol dilakukan pada hari ke-8 setelah penginduksian.
Selanjutnya dilakukan randomisasi yakni membagi tikus menjadi lima kelompok.
Tahap selanjutnya adalah pengujian bahan uji dengan perlakuan sebagai berikut :
kelompok I diberikan NaCMC 1% sebagai kontrol negatif, kelompok II diberikan
simvastatin10 mg sebagai kontrol positif, kelompok III, kelompok IV, dan
kelompok V diberikan seri kadar fermentasi sari kedelai dan kacang hijau secara
per oral. Semua perlakuan diberikan secara oral dan dilakukan selama 7 hari.Pada
akhir penelitian semua tikus diukur kadar kolesterolnya (Sukmawati, 2017)
3. Hiper Glikemia
Hewan uji dibagi dalam enam kelompok.Sebelum pengukuran pada hari ke
nol (H0), semua tikus dipuasakan selama 12 jam. Setelah 12 jam kadar glukosa
darah puasa semua tikus diperiksa, setelah itu satu kelompok tikus hanya
diberikan aquades sedangkan lima kelompok tikus diberikan aloksan dengan
dosis 130 mg/kgBB tikus untuk menginduksi kerusakan sel B pankreas sehingga
glukosa darah tikus meningkat. Kadar glukosa darah semua tikus diperiksa
kembali pada hari pertama (H1) setelah 24 jam pemberian aloksan dan pada awal
hari kedua (H2) jam ke-0. Setelah kadar glukosa darah diukur, semua kelompok
tikus diberikan perlakuan. Kelompok kontrol positif diberikan analog insulin
dengan dosis 0,7 U/kgBB tikus, dan tiga kelompok diberikan fermentasi sari
kedelai dan sari kacang hijau dengan 3 seri kadar. Kadar glukosa darah pada
semua tikus kemudian diperiksa pada jam ke-6, 12, 18, dan 24. Semua sampel
darah diambil dari pemotongan ujung ekor tikus dan kadar glukosa darah diukur
dengan glukometer.(Utami & Wowor, 2015)
.
Daftar Pustaka

Alusinsing, G., Bodhi, W., & Sudewi, S. (2014). UJI EFEKTIVITAS KULIT BATANG
KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP PENURUNAN KADAR
GULA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)
YANG DIINDUKSI SUKROSA. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Agustus, 3(3), 2302–2493.
Nadhilah Bachmida*, Meiske S. Sangia, J. S. P. (2015). Uji Aktivitas Antikolesterol Ekstrak
Etanol Daun Patikan Emas (Euphorbia prunifolia Euphorbia prunifolia Jacq.) pada Tikus
Wistar yang Hiperkolesterolemia. Jurnal Mipa Unsrat, 4(1), 29. Retrieved from
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo
Sinaga, A. F., Bodhi, W., & Lolo, widya astuti. (2014). Uji efek ekstrak etanol daun salam (
Syzygium polyanthum ( wight .) Walp ) terhadap penurunan kadar asam urat diinduksi
potasium oksonat. Pharmacon, 3(2), 141–145.
Sukandar, E. Y., Adnyana, I. K., & Readi, S. (2012). Uji Efek Antihiperurikemia Ekstrak
Etanol Daun Sirsak ( Annona muricata L .) pada Tikus Betina Galur Wistar. Acta
Pharmacutica Indonesia, XXXVII(3), 71–75.
Sukmawati, A. R. P. A. (2017). UJI EFEK JUS TAOGE TERHADAP KADAR
KOLESTEROL TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA. Fakultas
Farmasi Universitas Muslim Indonesia, 72(10), 1–13.
Tintingon, R. C., & Bodhi, W. (2014). UJI EFEKTIVITAS INFUSA DAUN NASI (
Phyrnium capitatum Willd ) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH
TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ( Rattus norvegicus ), 3(2), 45–50.
Utami, M., & Wowor, M. P. (2015). UJI EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BIJI PETAI
CINA ( Leucaena leucochepala L ) TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS
WISTAR ( Rattus norvegicus ) YANG DIINDUKSI DENGAN ALOKSAN, 3(April).
Wirawati, A. (2014). [KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU
KEDELAI( SOYGHURT) DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN SARI BUAH
NANAS (Ananas comosus). UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA, 205(1),
76–77. https://doi.org/10.1192/bjp.205.1.76a

Anda mungkin juga menyukai