Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIK KEPERAWATAN DASAR

PEMERIKSAAN FISIK ALAT KELAMIN

Oleh kelompok 3:

1. Anggi Oktama
2. Julia Eka Putri
3. Lala Rindia Sari
4. Rany Ika Fardila

Dosen Pembimbing: Etri Yanti, SKp M. Biomed

PROGAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya kelompok dapat menyelesaikan tugas Praktik Keperawatan
Dasar tentang “Pemeriksaan Fisik Alat Kelamin” dalam bentuk makalah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Etri Yanti, SKp M. Biomed
selaku dosen pembimbing karena adanya tugas ini dapat menambah wawasan
penulis.

Dalam Penulisan makalah ini kelompok merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki kelompok. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini agar dapat
bermanfaat bagi semua pihak di masa yang akan datang.

Padang, Mei 2019

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Tujuan .......................................................................................................... 1

C. Manfaat ........................................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2

A. Anatomi dan Fisiologis Alat Kelamin ......................................................... 2

B. Teknik dalam Pemeriksaan Fisik ................................................................. 5

C. Prosedur Tindakan Pemeriksaan Fisik Alat Kelamin .................................. 6

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13

A. Kesimpulan ................................................................................................ 13

B. Saran ........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk
mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah informasi,
mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien serta untuk
mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan dalam melakukan
pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu di pahami yaitu:
1. Palpasi
2. Perkusi
3. Inspeksi
4. Auskultasi

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem reproduksi.
2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan fisik.
3. Untuk mengetahui prosedur tindakan pemeriksaan fisik alat kelamin.

C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Hasil makalah diharapkan dapat memberikan pemahaman dan
pengetahuan kepada mahasiswa tentang pemeriksaan fisik alat kelamin.
2. Bagi penulis
Makalah ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan wawasan,
pengetahuan dan pengalaman belajar yang terkait dengan pemeriksaan
fisik alat kelamin sehingga dalam mempraktikkan ilmu yang terkait akan
lebih mudah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologis Alat Kelamin


1. Alat Kelamin pada Pria

Berikut fungsi dari bagian-bagian alat kelamin pada pria:


a. Alat kelamin bagian eksterna
1) Penis, berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan sperma
saat ejakulasi.
2) Skrotum, berfungsi untuk melindungi testis dari taruma atau suhu.
b. Alat kelamin bagian interna
1) Testis, berfungsi sebagai memproduksi sperma, tempat
memproduksi testosteron yang memegang peranan penting untuk
sifat kelamin sekunder dan kejantanan.
2) Epididimis, berfungsi sebagai menghubungkan testis dengan saluran
vas deferens, memproduksi cairan yang banyak mengandung enzim
dan gizi yang fungsinya mematangkan/ menyempurnakan bentuk
sperma.

2
3) Vans deferens, berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis
ke vesika seminalis, tempat menyimpan sebagian dari sperma
sebelum dikeluarkan.
4) Vesika seminalis, berfungsi sebagai tempat untuk mengeluarkan
cairan yang sifatnya alkalis atau sedikit basa yang mengandung
fruktosa dan zat gizi yang merupakan sumber energi bagi
spermatozoa dan agar sperma lebih segar, kuat dan mudah bergerak
dalam mencapai ovum, sebagai tempat penyimpanan spermatozoa
sebelum dikeluarkan melalui kegiatan seksual.
5) Kelenjar prostat, berfungsi sebagai mengeluarkan cairan yang
bersifat alkalis yang encer berwarna seperti susu mengandung asam
sitrat, kalsium dan beberapa zat lain.
6) Kelenjar bulbo uretralis, berfungsi mengsekresi cairan yang
membantu agar sperma lebih tahan hidup dan lebih memungkinkan
untuk bergerak dan memudahkan pembuahan.

2. Alat Kelamin pada Wanita

Berikut fungsi dari bagian-bagian alat kelamin pada wanita:


a. Alat kelamin bagian eksterna
1) Mons Veneris, berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari
masuknya kotoran selain itu untuk estetika.

3
2) Labia Mayora, berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di
dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima
rangsangan seksual.
3) Labia Minora, berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di
dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung
pambuluh darah dan syaraf,
4) Klitoris, merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan
membesar dan mengeras apabila mendapatkan rangsangan seksual,
5) Vestibulum, berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada
rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat
bersenggama,
6) Hymen, merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari
introitus vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah
haid maupun sekret dan cairan dari genetalia interrnal dapat mengalir
keluar
b. Alat kelamin bagian interna
1) Vagina, berfungsi sebagai saluran keluar untuk mengeluarkan darah
waktu haid dan sekret dari dalam uterus, alat untuk
bersenggama, jalan lahir bayi waktu melahirkan.
2) Uterus, berfungsi sebagai tempat bersarangnya atau tumbuhnya
janin di dalam rahim pada saat hamil, memberi makanan pada janin
melalui plasenta yang melekat pada dinding rahim.
3) Tuba Fallopi, berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang
dilepaskan ovarium ke dalam uterus.
4) Ovarium, berfungsi memproduksi ovum.
5) Ligamentum, berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ
reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak
bergerak dan berhubungan dengan organ sekitarnya.

4
B. Teknik dalam Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk
mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah informasi,
mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien serta untuk
mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan dalam melakukan
pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu di pahami yaitu:
1. Konsep Inspeksi
Inspeksi merupakan proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi
masalah kesehatan pasien. Cara efektive melakukan inspeksi adalah sebagai
berikut:

a. Atur posisis sehingga bagian tubuh dapat diamati secara detail.


b. Berikan pencahayaan yang cukup.
c. Lakukan inspeksi pada area untuk ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan,
posisi dan abnormalitasnya.
d. Bandingkan area sisi tubuh dengan bagian tubuh lainnya.
e. Jangan melakukan inspeksi secara terburu-buru.

2. Konsep Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba yaitu
tangan untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur dan
mobilitas. Palpasi dibutuhkan kelembutan sensitifitas untuk itu, hendaknya
menggunakan permukaan palmar jari yang dapat digunakan untuk mengkaji
posisi, tekstur, konsistensi, massa dan pulsasi. Sedangkan untuk temperatur
suhu hendaknya menggunakan bagian belakang tangan dan jari. Pada telapak
tangan dan permukaan ulnar tangan lebih sensitif pada getaran.

3. Konsep Perkusi
Perkusi merupakan cara pemeriksaan dengan cara melakukan pengetukan
pada bagian tubuh dengan ujung-ujung jari untuk mengetahui ukuran,
batasan, konsistensi atau organ tubuh dan menentukan adanya cairan dalam
rongga tubuh. Ada dua cara dalam perkusi yaitu:

5
a. Secara langsung: mengetuk secara langsung menggunakan satu atau dua
jari.
b. Secara tidak langsung: menempatkan jari tangan diatas permukaan tubuh
dan jari tangan lain dan telapak tidak pada permukaan kulit, setelah
mengetuk jari tangan ditarik kebelakang.

4. Konsep Auskultasi
Auskultasi merupakan cara pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi
yang dihasilkan oleh tubuh melalui alat stetoskop. Dalam melakukan
auskultasi, beberapa hal yang perlu didengarkan diantaranya:
a. Frekuensi atau siklus gelombang bunyi
b. Kekerasan atau amplitudo bunyi
c. Kualitas bunyi dan lamanya bunyi

C. Prosedur Tindakan Pemeriksaan Fisik Alat Kelamin


1. Prosedur Tindakan Pemeriksaan Fisik Alat Kelamin pada Pria
a. Alat dan Bahan
Tabel Alat dan Bahan untuk Pemeriksaan Fisik

NAMA
GAMBAR ALAT FUNGSI
ALAT
1. Sarung Sebagai alat
tangan pelindung diri dalam
melakukan
pemeriksaan fisik
alat kelamin.

6
2. Buku Untuk mencatat hasil
catatan pemeriksaan fisik
yang dilakukan.

b. Persiapan Pasien
1) Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi klien dengan
memeriksa identitas klien secara cermat.
2) Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan
kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh
pertanyaan klien.
3) Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada
klien
4) Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman
5) Persilahkan pasien untuk berkemih dahulu

c. Prosedur Kerja
1) Cuci tangan
2) Pakai sarung tangan
3) Lakukan pemeriksaan fisik alat kelamin pria dengan cara:
a) Inspeksi
1. Pertama-tama inspeksi rambut pubis, perhatikan penyebaran
dan pola pertumbuhan rambut pubis. Catat bila rambut pubis
tumbuh sedikit atau tidak sama sekali.
2. Inspeksi kulit, ukuran, dan adanya kelainan lain yang tampak
pada penis.
3. Pada pria yang tidak dikhitan, pegang penis dan buka kulup
penis, amati lubang uretra dan kepala penis untuk mengetahui
adanya ulkus, jaringan parut, benjolan, peradangan, dan rabas
(bila pasien malu,penis dapat dibuka oleh pasien sendiri).

7
Lubang uretra normalnya terletak di tengah kepala penis. Pada
beberapa kelainan lubang uretra ada yang terletak di bawah
batang penis (hipospadia) dan ada yang terletak di atas batang
penis (epispadia).
4. Inspeksi skrotum dan perhatikan bila ada tanda kemerahan,
bengkak, ulkus, ekskoriasi (goresan), atau nodular. Angkat
skrotum dan amati area di belakang skrotum.
b) Palpasi
1. Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan,
benjolan, dan kemungkinan adanya cairan kental yang keluar.
2. Palpasi skrotum dan testis dengan menggunakan jempol dan
tiga jari pertama. Palpasi tiap testis dan perhatikan ukuran,
konsistensi, bentuk, dan kelicinannya. Testis normalnya teraba
elastis, licin, tidak ada benjolan atau massa, dan berukuran
sekitar 2-4 cm.
3. Palpasi epidemis yang memanjang dari puncak testis ke
belakang. Normalnya epididimis teraba lunak.
4. Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari telunjuk.
Saluran sperma biasanya ditemukan pada puncak bagian lateral
skrotum dan teraba lebih keras daripada epidedimis.
4) Merapikan pasien
5) Mencuci tangan
6) Mendokumentasikan

8
2. Prosedur Tindakan Pemeriksaan Fisik Alat Kelamin pada Wanita
a. Alat dan Bahan
Tabel Alat dan Bahan untuk Pemeriksaan Fisik

NAMA
GAMBAR ALAT FUNGSI
ALAT
1. Sarung Sebagai alat
tangan pelindung diri
dalam melakukan
pemeriksaan fisik
alat kelamin.

2. Buku Untuk mencatat


catatan hasil pemeriksaan
fisik yang
dilakukan .

3. Spekulum untuk membuka


vagina vagina sehingga
pemeriksa dapat
melihat bagian
dalam dari vagina.

b. Persiapan Pasien
1) Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi klien dengan
memeriksa identitas klien secara cermat.
2) Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan
kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh
pertanyaan klien.
3) Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada
klien.

9
4) Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman.
5) Persilahkan pasien untuk berkemih dahulu.

c. Prosedur Kerja
Bagian luar alat kelamin wanita
1) Cuci tangan
2) Pakai sarung tangan
3) Anjurkan pasien untuk membuka celana, bantu posisi litotomi
selimuti bagian yang tidak diamati.
4) Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi dan
jumlahnya dan bandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
5) Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura,
leukoplakia, ekskoriasi.
6) Buka labia mayora dan amati bagian dalam labia mayora, labia
minora, klitoris, dan meatus uretra. Perhatikan setiap ada
pembengkakan, ulkus, rabas, atau nodular.

Bagian dalam alat kelamin wanita


1) Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan steril.
2) Lumasi jari telunjuk dengan air steril, masukkan ke dalam vagina,
dan identifikasi kelunakan serta permukaan serviks. Tindakan ini
bermanfaat untuk mempergunakan dan memilih speculum yang
tepat. Keluarkan jari bila sudah selesai.
3) Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dan lumasi
dengan air hangat terutama bila akan mengambil specimen.
4) Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kearah
perianal.
5) Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan
masukkan speculum dengan sudut 45° dan hati-hati dengan
menggunakan tangan yang satunya sehingga tidak menjepit rambut
pubis atau labia.

10
6) Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari, dan putar
speculum kearah posisi horizontal dan pertahankan penekanan pada
sisi bawah/ posterior.
7) Buka bilah speculum, letakkan pada serviks dan kunci bilah
sehingga tetap membuka.
8) Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas
penglihatan dan amati ukuran, laserisasi, erosi, nodular, massa,
rabas, dan warna serviks. Normalnya bentuk serviks melingkar atau
oval pada nulipara, sedangkan pada para membentuk celah.
9) Bila diperlukan specimen sitologi, ambil dengan cara usapan
menggunakan aplikator dari kapas.
10) Bila sudah selesai, kendurkan sekrup speculum, tutup speculum, dan
tarik keluar secara perlahan-lahan.
11) Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara
memakai sarung tangan steril, melumasi jari telunjuk dan jari tengah,
kemudian memasukkan jari tersebut ke lubang vagina dengan
penekanan ke arah posterior, dan meraba dinding vagina untuk
mengetahui adanya nyeri tekan dan nodular.
12) Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran,
konsistensi, regularitas, mobilitas, dan nyeri tekan. Normalnya
serviks dapat digerakkan tanpa terasa nyeri.
13) Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada dalam vagina
menghadap ke atas. Tangan yang ada diluar letakkan di abdomen
dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus untuk mengetahui ukuran,
bentuk, konsistensi, dan mobilitasnya.
14) Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada dalam
vagina ke formiks lateral kanan. Tangan yang ada di abdomen
tekankan ke bawah ke arah kuadran kanan bawah. Palpasi ovarium
kanan untuk mengetahui ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi, dan
nyeri tekan (normalnya tidak teraba) ulangi untuk ovarium
sebelahnya.
15) Merapikan pasien

11
16) Membereskan alat
17) Mencuci tangan
18) Mendokumentasikan

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk
mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah informasi,
mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien serta untuk
mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan dalam melakukan
pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu di pahami yaitu:
1. Palpasi
2. Perkusi
3. Inspeksi
4. Auskultasi
Pemeriksaan harus dirancang sesuai kebutuhan klien. Pemeriksaan yang lebih
komprehensif dilakukan jika klien merasa lebih sehat.

B. Saran
Kemampuan berpikir dan mengintrepretasi secara kritis tentang arti perilaku
dan perubahan fisik yang ditampilkan merupakan hal yang sangat penting bagi
perawat. Keterampilan pengkajian dan pemeriksaan fisik menjadi alat kuat bagi
perawat untuk mendeteksi perubahan baik halus maupun nyata yang terjadi pada
kesehatan klien. Pengkajian fisik memungkinkan perawat untuk mengkaji pola
yang mencerminkan masalah kesehatan dan mengevaluasi perkembangan klien
sejalan dengan terapi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. A. Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Jakarta: Salemba


Medika.

Priharjo, Robert. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai