Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

KOMUNIKASI EFEKTIF
RUMAH SAKIT BAKTI MULIA
KABUPATEN BANYUWANGI

RUMAH SAKIT BAKTI MULIA

JL.BRAWIJAYA NO 46-47 MUNCAR-BANYUWANGI

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhoNya
laporan Profil Rumah Sakit ini dapat terselesaikan. Laporan Profil Rumah Sakit
ini merupakan rangkuman dari kegiatan-kegiatan yang terlaporkan dan
terkompilasi dari beberapa bidang di rumah sakit.
Laporan Profil Rumah Sakit tahun 2014 ini berisi informasi mengenai aktivitas
dan segala sesuatu yang telah dicapai RS Tk. III Baladhika Husada Kota/Kab.
Jember tahun 2014. Diharapkan laporan tahunan ini dapat dijadikan bahan acuan
bagi peningkatan mutu pelayanan dan pengembangan rumah sakit di masa
mendatang.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam operasional pelayanan rumah sakit, sehingga rumah sakit
masih tetap eksis dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
sampai saat ini.
Kami menyadari bahwa isi dari laporan Profil Rumah Sakit tahun 2014 ini
masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan, sehingga akan lebih sempurna di masa mendatang.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
Profil Rumah Sakit ini, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang
tinggi. Semoga amal kebaikan diterima oleh Allah SWT.
Muncar 2018
Direktur Rumah Sakit Bakti Mulia

..................................................

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
A. DEFINISI ..................................................................................................................................... 1
B. TUJUAN ...................................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP .................................................................................................................... 2
A. Pelaksana...................................................................................................................................... 2
B. Instalasi/ unit ................................................................................................................................ 2
BAB III TATA LAKSANA..................................................................................................................... 3
A. Faktor Yang Mendukung Komunikasi efektif .................................................................3
B. Faktor yang tidak mendukung komunikasi efektif ..........................................................3
C. Aspek Yang Harus Dibangun dalam Komunikasi Efektif ...............................................4
BAB IV DOKUMENTASI ......................................................................................................................8
A. Form catatan komunikasi terintegrasi ............................................................................10
B. Daftar singkatan .............................................................................................................10
C. Daftar Phonetic alfabeth ................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap(attitude
change)pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.

B. TUJUAN
1. Tersampaikannya gagasan dan pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan
yang dimaksudkan.
2. Adanya saling kesepahaman dalam suatu permasalahan,sehingga terhindar dari salah
persepsi.
3. Memberikan suatu pesan kepada pihak tertentu dengan maksud agar pihak yang diberi
informasi dapat memahaminya.
4. Penerima pesan dapat memberikan umpan balik terhada ppemberi pesan.

1
BAB II RUANG LINGKUP

A. PELAKSANA
1. Dokter umum
2. Dokter gigi
3. Dokter spesialis
4. Perawat
5. Petugas laboratorium
6. Petugas radiologi
7. Petugas farmasi

B. INSTALASI/ UNIT
1. Poliklinik
2. Ruang rawat inap
3. Kamar operasi
4. Laboratorium
5. Radiologi
6. Farmasi

2
BAB III TATA LAKSANA

Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat,lengkap,jelas, dan yang


dipahami oleh resipien/ penerima akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau
tertulis.Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah
diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telepon.Komunikasi lain yang
mudah mengalami kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan
klinis,seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk melaporkan hasil
pemeriksaan segera/ cito.

A. FAKTOR YANG MENDUKUNG KOMUNIKASI EFEKTIF


1. Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna
karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan
proses keperawatan.
2. Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat
yang ada.
3. Kualitas komunikasi adalah faktor kritis dalam memenuhi
kebutuhan pasien.

B. FAKTOR YANG TIDAK MENDUKUNG KOMUNIKASI EFEKTIF


1. Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang tidak efektif.
2. Tidak dapat membuat keputusan dengan pasien/keluarga.
3. Tidak dapat mengkoordinasi dan mengatur perawatan pasien serta
memberikan pendidikan kesehatan.
4. Menggunakan singkatan yang tidak termasuk dalam daftar
singkatan yang diberlakukan di rumahsakit.

3
C. ASPEK YANG HARUS DIBANGUN DALAM KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Kejelasan, dalam komunikasi harus menggunakan bahasa secara
jelas. Sehingga diterima dan dipahami oleh komunikan.
2. Ketepatan, atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang
benar dan kebenaran informasi disampaikan.
3. Konteks, bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai
dengan keaadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
4. Alur, bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun
dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang
menerima informasi cepat tanggap.
5. Budaya, aspek ini tidak hanya menyangkut bahasa dan informasi,
tetapi juga berkaitan dengan tata karma danetika. Artinya, dalam
berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang
diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal
maupun non verbal. Agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
Untuk itu, petugas wajib:
1. Lakukan komunikasi, baik lisan maupun tertulis dengan sejelas-jelasnya.
a. Jika pesan lisan meragukan, segera klarifikasi dengan Phonetic
alfabeth kepada pemberi pesan, sebagai berikut

Phonetic alfabeth
A Alpha N November
B Bravo O Oscar
C Charlie P Papa
D Delta Q Quebec
E Echo R Romeo
F Foxtrot S Sierra
G Golf T Tango
H Hotel U Uniform
I India V Victor

4
J Juliet W Whiskey
K Kilo X X-ray
L Lima Y Yankee
M Mike Z Zulu

b. Komunikasi tertulis wajib menggunakan tulisan yang mudah


dibaca minimal oleh 3 orang. Dan ditulis pada rekam medis pasien.
c. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau penerima
hasil pemeriksaan tersebut.
d. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang
memberi perintah atau yang memberi hasil pemeriksaan tersebut
e. Di akhir komunikasi melalui telepon, perawat penerima informasi
harus mengulangi isi perintah atau informasi yang diterima.

2. Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di Rumah Sakit TK III


Baladhika Husada adalah :
a.Tehnik TBK (Tulis , Baca dan konfirmasi)
1) Perintas harus di Tulis secara lengkap oleh petugas petugas
kesehatan yaitu meliputi :
Isi perintah.
Nama pemberi perintah.
Nama penerima perintah.
Tanggal dan jam.
Perintah/Instruksi baik lisan dan via alat komunikasi atau
hasil pemeriksaan yang disampaikan harus ditulis pada berkas
rekam medis. dikonfirmasi ulang pada saat DPJP Visite instruksi
harus dicek kembali oleh DPJP kemudian ditanda tangani pada
kolom cap konfirmasi (stempel “read back”). Apabila dokter DPJP
sedang tidak ada ditempat maka cap konfirmasi dapat ditanda
tangani oleh dokter pengganti yang ditunjuk oleh dokter DPJP.

5
Contoh stempel read back

Tanggal :………………… Tanggal :…………………..

Jam :………………………. Jam


:…………………………
Penerima Instruksi Pemberi Instruksi

(…………………………… (……………………………
…..) …..)

2). Baca Perintah/ Instruksi lisan via alat komunikasi/ telepon dan
laporan hasil pemeriksaan di baca ulang/ di eja, waspadai nama-
nama obat yang NORUM/ LASA ( Nama Obat Rupa Sama/ Look
Like Sound Like ) seperti :
- Aminophilin 200 mg – Amitriptyline 25 mg
- Acyclovir 200 mg – Acyclovir 400 mg
Perintah/Instruksi lisan via alat komunikasi atau hasil pemeriksaan
Nama-nama obat atau tindakan yang tidak jelas akan di eja dengan
ejaan alphabet yang sudah di standarisasi seperti table alphabet
diatas.

3). Konfirmasi ulang Instruksi baik lisan dan via alat


komunikasi atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi
perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan.

b. Teknik SBAR( Situation,Background,Assesment,Recommendation)

6
Metode komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan hand over
pasien dengan perawat yang lain, perawat dengan petugas kesehatan yang lain,
perawat dengan dokter. Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi
yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien.
SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima
antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan
semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien
termasuk memberikan rekomendasi.SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi
antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan yang lainya (perawat-
dokter).Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua petugas
kesehatan. Sehingga dokumentasi tidak terpecah dan di harapkan dokumentasi
catatan perkembangan pasien ter integrasi dengan baik. Berikut ini adalah
penjelasan SBAR.
a) Situation: bagaimana situasi yang dibicarakan / dilaporkan?
1. Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien
2. Diagnose medis
3.Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan
b) Background : latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan
situasi?
1) Obat saat ini dan alergi
2) Tanda-tanda vital terbaru
3) Hasil laboratorium
4) Riwayat medis
5) Temuan klinis terbaru
c). Assesment yaitu berbagai hasil penilaian klinis perawat
1) Apa temuan klinis?
2) Apa analisis dan pertimbangan perawat
3) Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
d). Rencana tindak lanjut yaitu: apa yang perawat inginkan terjadi dan
kapan?

7
1) Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki
masalah?
2) Apa solusi yang bisa perawat tawarkan ke dokter
3) Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi
pasien
4) Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi
3. Pelaporan hasil pemeriksaan kritis
Hasil pemeriksaan kritis atau angka kritis adalah hasil
pemeriksaan yang secara signifikan diluar rentang nilai hasil yang
seharusnya sehingga memberi indikasi resiko tinggi atau kondisi yang
mengancam jiwa pasien.
Pelaporan Hasil Pemeriksaan Kritis merupakan proses
melaporkan angka kritis ke dokter yang meminta pemeriksaan penunjang
tersebut.
4. Mekanisme pelaporan hasil pemeriksaan kritis dan pemeriksaan cito
1.Perawat yang menerima hasil pemeriksaan kritis, harus memastikan
kembali ke unit penunjang medis yang mengeluarkan hasil tersebut,
bahwa hasil yang diterima sudah benar
2. Segera lakukan:
• Visit dan periksa pasien kembali
• Diskusikan keadaan pasien / hasil pemeriksaan kritis dengan perawat
penanggung jawab
• Review hasil pemeriksaan untuk menetapkan dokter yang tepat yang
akan dilaporkan
• Ketahui kapan pasien masuk dan diagnosis waktu masuk
3. Laporkan (Keadaan pasien & Hasil pemeriksaan dengan Teknik SBAR )
hasil pemeriksaan kritis ke dokter DPJP atau dokter yang meminta
pemeriksaan tersebut.
4. Bila DPJP atau dokter yang meminta pemeriksaan tersebut.
tidak bisa dihubungi, segera hubungi dokter jaga di unit gawat darurat.

8
5. Bila belum berhasil menghubungi dokter jaga di Unit Gawat darurat,
atau (mis tdk ada solusi) segera laporkan hasil tersebut kepada kepala
instalasi rawat inap yang sudah ditunjuk oleh pihak Rumah Sakit untuk di
tinjak lanjuti kepada Kepala Rumah Sakit.
6. Catat secara lengkap perintah dari dokter yang memberi instruksi
pada form yang telah disediakan.
7. Baca dan eja obat-obat yang diberikan secara perlahan-lahan,
terutama untuk obat- obatan yang termasuk dalam golongan NORUM (
Nama Obat Rupa obat Mirip ).
8. Konfirmasi ulang apa yang sudah dituliskan dan bacakan ulang kepada
pemberi perintah (dokter ).
9. Cantumkan tanggal,jam,nama lengkap dan tanda tangan pemberi dan
penerima perintah pada kolom stempel read back yang telah disediakan.
10. Ucapkan terima kasih dan salam.
11. Mintakan tanda tangan saat dokter yang memberi instruksi visite

9
BAB IV DOKUMENTASI

A. FORM CATATAN KOMUNIKASI TERINTEGRASI


B. DAFTAR SINGKATAN
C. DAFTAR PHONETIC ALFABETH

10

Anda mungkin juga menyukai