Anda di halaman 1dari 6

Endapan Porfiri Grasberg

Disusun Oleh:
La Ode Dzakir
093 2012 0205
TB5.2C
ENDAPAN PORFIRI GRASBERG
DI KAWASAN PROVINSI PAPUA
PT. Freeport, Indonesia

Abstrak : Tambang Grasberg adalah tambang emas terbesar di dunia dan tambang
tembaga ketiga terbesar di dunia. Tubuh-tubuh bijih terdapat pada dan di sekitar dua
tubuh-tubuh instrusi utama batuan beku yaitu monzodiorit Grasberg dan diorit Ertsberg.

Endapan Porfiri Gasberg, Provinsi Papua | 1


Endapan Porfiri Grasberg

ENDAPAN PORFIRI GRASBERG


DI KAWASAN PROVINSI PAPUA

Abstrak
Tambang Grasberg adalah tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga
terbesar di dunia. Tubuh-tubuh bijih terdapat pada dan di sekitar dua tubuh-tubuh instrusi
utama batuan beku yaitu monzodiorit Grasberg dan diorit Ertsberg. Batuan-batuan induk untuk
tubuh-tubuh bijih tersebut terdiri dari batuan-batuan karbonatan maupun klastik yang diterobos
oleh batuan beku berkomposisi monzonitik dan dioritik yang membentuk punggungan bukit dan
sisi atas rangkaian Pegunungan Sudirman. Berdasarkan pada analisa petrografi dan mikroskopi
bijih terhadap 23 contoh batuan bor inti Grs 37-44, diketahui bahwa endapan bijih yang
terbentuk menyebar dan mengisi rongga batuan berupa jalinan urat kuarsa membentuk struktur
stockwork, terdapat 3 zonasi alterasi, yaitu: zonasi ubahan kuarsa - K-felspar - biotit (ubahan
potasik); epidot-karbonat-serisit (ubahan propilitik) dan gipsum-anhidrit ( ubahan argilik).
Paragenesa mineral bijih terdiri dari magnetik, hematit, arsenopirit, sfalerit, pirit, emas,
kalkopirit, digenit, bornit, kalkosit dan kovelit dengan kadar yang berkurang dari bagian tengah
ke arah luar dari bor inti.
Kata kunci: Grasberg, zonasi alterasi, paragenesis

Endapan Porfiri
Endapan porfiri adalah endapan dengan tonase besar dan kadar rendah hingga sedang
yang mineral bijih utamanya secara dominan terkontrol oleh struktur dan secara spasial dan
pembentukan berhubungan dengan serial intrusi porfiri felsik hingga intermedier (Kirkham, 1972
dalam Sinclair, 2007). Ukurannya yang besar serta kontrol struktural (contoh: urat, set urat,
stockwork, rekahan, dan breksi) membedakan endapan porfiri dengan endapan lain yang
mungkin berdekatan. Seperti skarn, urat mesothermal, dan endapan epithermal.
Kandungan metal dari endapan porfiri sangat beragam. Logam-logam seperti Cu, Au,
Mo, Ag, Re, Sn, W, Bi, Zn, In, Pb, serta logam-logam PGE bisa hadir dalam sebuah endapan
porfiri.
Endapan porfiri terbentuk dalam beragam setting tektonik. Endapan porfiri Cu biasanya
terdapat pada zona akar dari stratovolkano andesitik dalam seting busur-kepulauan (island arc)
dan busur-benua (continental arc) yang berhubungan dengan subduksi (Mitchell dan Garson,
1972; Sillitoe, 1973, 1988a; Sillitoe dan Bonham, 1984 dalam Sinclair, 2007; gambar 1). Di
Arizona Selatan, endapan porfiri Cu dikaitkan dengan batuan granitik yang bertempat dalam
setting kontinental, dalam atau sepanjang batas dari kaldera yang sekarang tererosi intensif
(Lipman dan Sawyer, 1985 dalam Sinclair, 2007)
Endapan porfiri terbentuk dalam hubungan yang dekat dengan intrusi epizonal dan
mesozonal porfiri. Hubungan temporal yang dekat antara aktivitas magmatik dan mineralisasi
hidrotermal dalam endapan porfiri diindikasikan oleh adanya intrusi antar-mineral dan breksi
yang terbentuk antara atau selama periode mineralisasi (gambar 2).
Pada skala endapan bijih, struktur yang berhubungan dapat menghasilkan variasi dari tipe
mineralisasi, termasuk urat, set urat, stockwork, rekahan, crackled zones, dan pipa breksi
(gambar 3). Pada endapan porfiri yang besar dan ekonomis, urat yang termineralisasi dan

Endapan Porfiri Gasberg, Provinsi Papua | 2


Endapan Porfiri Grasberg

rekahan biasanya memiliki densitas yang sangat tinggi. Orientasi dari struktur mineralisasi dapat
dihubungkan dengan lingkungan stress lokal disekitar bagian atas dari pluton atau dapat
menunjukkan kondisi stress regional. Ketika struktur mineralisasi tumpang tindih satu-sama-lain
dalam sebuah batuan bervolume besar, kombinasi dari struktur mineralisasi individual
menghasilkan zona dengan kadar bijih yang lebih tinggi dan karakteristik dari endapan porfiri
berukuran besar. Pembagian zona lokasi dari masing-masing struktur yang timbul dari tipe
mineralisasi yang berbeda dapat dilihat pada gambar 4.
Alterasi hidrotermal terjadi secara ekstensif dan biasanya mengalami zonasi pada skala
endapan dan juga pada urat dan rekahan individual. Pada banyak endapan porfiri, zona alterasi
pada skala endapan terdiri dari zona bagian dalam potassic yang dicirikan oleh K-feldspar
dan/atau biotit (± amfibol ± magnetit ± anhidrit; gambar 5) dan zona bagian luar alterasi
propylitic yang terdiri dari kuarsa, khlorit, epidot, kalsit, dan secara lokal, albit yang
berhubungan dengan pirit. Zona alterasi phyllic (kuarsa + serisit + pirit, gambar 5) dan alterasi
argilic (kuarsa + ilit + pirit ± kaolinit ± smektit ± montmorillonit ± kalsit) yang dapat menjadi
bagian dari pola zonal diantara zona potassic dan propylitic, atau dapat menjadi zona lebih muda
berbentuk irregular atau tabular yang menumpuk diatas alterasi lebih tua dan kumpulan sulfida.
Zona sulfida ekonomis paling banyak diasosiasikan dengan alterasi potassic. Hubungan spasial
dan temporal diantara tipe berbeda dari alterasi ditunjukan secara skematik dalam gambar 6.
Sementara zona alterasi dan mineralisasi dari sebuah endapan porfiri dapat dilihat pada gambar
7.
Model umum dari sebuah endapan porfiri diilustrasikan secara skematis dalam gambar 8,
yang menunjukkan endapan porfiri Cu yang berhubungan dengan intrusi porfiritik kecil
subvolkanik dan dikelilingi oleh zona piritik yang lebih ekstensif. Skala lebih besar dari sistem
hidrotermal ditunjukkan oleh endapan tipe peripheral yang berhubungan dengan endapan porfiri
termasuk skarn Cu, manto replacement Zn, Pb, Ag, Au dan berbagai macam tipe dari urat logam-
dasar dan logam-berharga serta endapan yang terdapat pada breksi.
Namun, model yang paling cocok diaplikasikan untuk endapan porfiri adalah model
magmatik-hidrotermal (gambar 9), atau variasi atas model tersebut, dimana dalam model ini
metal bijih didapat secara temporal dan pembentukan dari intrusi yang berhubungan. Sistem
hidrotermal banyak-fasa berukuran besar dikembangakan didalam dan diatas dari intrusi yang
berhubungan dan umumnya berinteraksi dengan fluida hidrotermal (bisa juga dengan air laut)
pada bagian atasnya atau sampingnya. Selama tahap penyusutan dari aktivitas hidrotermal,
sistem magmatik-hidrotermal runtuh kedalam dan digantikan oleh air yang dominannya berasal
dari air meteorik. Redistribusi, dan konsentrasi lebih lanjut dari logam, terjadi pada beberapa
endapan selama tahap penyusutan.

Geologi Regional Grassberg


Pemetaan Regional yang dilakukan oleh PT Freeport, menemukan paling tidak pernah terjadi
tiga fase magmatisme di daerah Pegunungan Tengah. Secara umum, umur magmatisme
diperkirakan berkurang ke arah selatan dari utara.
Fase magmatisme tertua terdiri dari terobosan gabroik sampai dioritik, diperkirakan berumur
Oligosen dan terdapat dalam lingkungan Metamorfik Derewo. Fase kedua magmatisme berupa
diorit berkomposisi alkalin terlokalisir dalam Kelompok Kembelangan pada sisi Selatan Patahan
Orogenesa Melanesia Derewo yang berumur Miosen Akhir sampai Miosen Awal. Magmatisme
termuda dan terpenting berupa instrusi dioritik sampai monzonitik yang dikontrol oleh suatu

Endapan Porfiri Gasberg, Provinsi Papua | 3


Endapan Porfiri Grasberg

patahan yang aktif mulai Pliosen Tengah sampai kini. Batuan-Batuan intrusi tersebut menerobos
hingga mencapai Kelompok Batugamping New Guinea, dimana endapan porphiri Cu-Au dapat
terbentuk seperti Tembagapura dan OK Tedi di Papua Nugini.
Tumbukan Kraton Australia dengan Lempeng Pasifik yang terus berlangsung hingga
sekarang menyebabkan deformasi batuan dalam cekungan molase.
Batuan terobosan di Tembagapura berumur 3 juta tahun (McMahon, 1990, data tidak
dipublikasikan), sedangkan batuan terbosan OK Tedi berumur Pliosen akhir pada kisaran 2,6
sampai 1,1 juta tahun. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Nabire Bhakti Mining terhadap 5
contoh batuan intrusi di Distrik Komopa menghasilkan umur antara 2,9 juta tahun sampai 3,9
juta tahun. Selama Pliosen jalur lipatan papua dipengaruhi oleh tipe magma I, suatu tipe magma
yang kaya akan komposisi potasium kalk alkali yang menjadi sumber mineralisasi Cu-Au yang
bernilai ekonomi di Ersberg dan Ok Tedi. Selama pliosen intrusi pada zona tektonik dispersi di
kepala burung terjadi pada bagian pemekaran sepanjang batas graben. Batas graben ini terbentuk
sebagai respon dari peningkatan beban tektonik di bagian tepi utara lempeng Australia yang
diakibatkan oleh adanya pelenturan dan pengangkatan dari bagian depan cekungan sedimen yang
menutupi landasan dari Blok Kemum. Menurut Smith (1990), Sebagai akibat benturan
lempeng Australia dan Pasifik adalah terjadinya penerobosan batuan beku dengan komposisi
sedang kedalam batuan sedimen diatasnya yang sebelumnya telah mengalami patahan dan
perlipatan. Hasil penerobosan itu selanjutnya mengubah batuan sedimen dan mineralisasi dengan
tembaga yang berasosiasi dengan emas dan perak. Tempat-tempat konsentrasi cebakan logam
yang berkadar tinggi diperkirakan terdapat pada lajur Pegunungan Tengah Papua mulai dari
komplek Tembagapura (Erstberg, Grasberg , DOM, Mata Kucing, dll), Setakwa, Mamoa, Wabu,
Komopa-Dawagu, Mogo-Obano, Katehawa, Haiura, Kemabu, Magoda, Degedai, Gokodimi,
Selatan Dabera, Tiom, Soba-Tagma, Kupai, Etna Paririm Ilaga. Sementara di daerah Kepala
Burung terdapat di Aisijur dan Kali Sute. Sementara itu dengan adanya busur kepulauan
gunungapi (Awewa Volkanik Group) yang terdiri dari Waigeo Island (F.Rumai) Batanta Islamd
(F.Batanta), Utara Kepala Burung (Mandi & Arfak Volc), Yapen Island (Yapen Volc), Wayland
Overhrust (Topo Volc), memungkinkan terdapatnya logam emas dalam bentuk nugget.

Endapan Mineral Grassberg


Tubuh-tubuh bijih terdapat pada dan di sekitar dua tubuh-tubuh instrusi utama batuan beku
yaitu monzodiorit Grasberg dan diorit Ertsberg. Batuan-batuan induk untuk tubuh-tubuh bijih
tersebut terdiri dari batuan-batuan karbonatan maupun klastik yang diterobos oleh batuan beku
berkomposisi monzonitik dan dioritik yang membentuk punggungan bukit dan sisi atas
rangkaian Pegunungan Sudirman. Tubuh-tubuh bijih Grasberg dan ESZ, terdapat pada batuan
beku sebagai batuan induk, hadir dalam bentuk urat-urat (vein stockworks) dan diseminasi
sulfida tembaga yang didominasi oleh mineral chalcopirit dan sejumlah kecil berupa bornit.
Tubuh-tubuh bijih yang berinduk pada batuan sedimen terjadi pada batuan ubahan skarn yang
kaya akan unsur magnetit dan magnesium serta kalsium, yang mana lokasi keterdapatannya dan
orientasinya sangat dikontrol oleh patahan-patahan besar (major faults) dan oleh komposisi
kimia batuan-batuan karbonat di sekitar tubuh-tubuh instrusi tersebut. Mineralisasi tembaga pada
batuan ubahan skarn tersebut didominasi oleh mineral chalcopirit, akan tetapi konsentrasi
setempat dari mineral sulfida bornit yang cukup banyak juga kadang terjadi. Mineral emas
terdapat secara merata disemua tubuh bijih dalam jumlah yang beragam. Di beberapa tempat
konsentrasinya cukup banyak, kehadirannya jarang bisa dilihat dengan mata telanjang.
Konsentrasi emas tersebut lazim terjadi sebagai inklusi di dalam mineral sulfida tembaga,

Endapan Porfiri Gasberg, Provinsi Papua | 4


Endapan Porfiri Grasberg

sedangkan pada beberapa tubuh bijih konsentrasi emas berkaitan erat dengan keterdapatan
mineral pirit.
Penetitian endapan bijih di daerah Grasberg Tembagapura Irian Jaya yang didasarkan pada
analisa petrografi dan mikroskopi bijih terhadap 23 contoh batuan bor inti Grs 37-44. Hasil
penelitian menunjukan bahwa endapan bijih yang terbentuk menyebar dan mengisi rongga
batuan berupa jalinan urat kuarsa membentuk struktur stockwork. Mineralisasi terutama
terbentuk pada batuan induk diorit dengan zonasi ubahan kuarsa - K-felspar - biotit (ubahan
potasik); epidot-karbonat-serisit (ubahan propilitik) dan gipsum-anhidrit ( ubahan argilik).
Paragenesa mineral bijih terdiri dari magnetik, hematit, arsenopirit, sfalerit, pirit, emas,
kalkopirit, digenit, bornit, kalkosit dan kovelit dengan kadar yang berkurang dari bagian tengah
ke arah luar dari bor inti. Atas dasar asosiasi mineral tekstur dan struktur bijih serta zonasi
ubahan dan data literatur diperkirakan endapan bijih di daerah penelitian merupakan endapan
bijih tipe tembaga porfiri yang membawa emas yang terjadi karena pengaruh larutan hidrotermal.
Cebakan bijih tembaga Grasberg terbentuk pada batuan terobosan yang menembus batuan
samping batugamping. Mineral sulfida yang terkandung dalam cebakan bijih tembaga porfiri Cu
– Au Grasberg, terdiri dari bornit (Cu5FeS4), kalkosit (Cu2S), kalkopirit (CuFeS2), digenit
(Cu9S5), dan pirit (FeS2). Sedangkan emas (Au) umumnya terdapat sebagai inklusi di dalam
mineral sulfida tembaga, dengan konsentrasi emas yang tinggi ditunjukkan oleh kehadiran
mineral pirit. Grasberg masih mengandung cadangan sekitar 1.109 juta ton bijih dengan kadar
1,02% Cu, 1,19 ppm Au, dan 3 ppm Ag.
Cebakan porfiri Cu-Au memiliki dimensi besar dengan kadar relatif rendah sehingga
penambangan dilakukan secara open pit atas dasar pertimbangan keekonomian. Penambangan
bijih dilakukan dengan sistem berjenjang dengan pengelupasan lapisan penutup yang ditujukan
agar dapat menahan batuan yang berhamburan saat ada peledakan serta bisa menyediakan ruang
gerak yang memadai utuk excavator dan unit pemuat. Penambangan dilakukan dengan cara
menggali dan memindahkan material dalam jumlah besar, teknologi yang digunakan juga
berteknologi tinggi dan berdaya angkut besar sehingga diperlukan lahan untuk penampungan
bijih, limbah tambang, serta ampas pengolahan berupa cebakan yang berdimensi sangat besar
dengan kedalaman penambangan disesuaikan dengan sebaran bijih ekonomis yang dapat
diambil.
Saat ini Grasberg ditambang dengan metode tambang terbuka. Namun karena bukaan yang
semakin dalam, sekitar tahun 2015, cara penambangan akan diubah menjadi tambang bawah
tanah. Jika semua terwujud, tambang bawah tanah Grasberg akan menjadi salah satu yang
terbesar.

Kesimpulan
Tubuh-tubuh bijih terdapat pada dan di sekitar dua tubuh-tubuh instrusi utama batuan beku
yaitu monzodiorit Grasberg dan diorit Ertsberg dengan cebakan bijih tembaga Grasberg
terbentuk pada batuan terobosan yang menembus batuan samping batugamping.
Zonasi alterasi terdiri dari kuarsa - K-felspar - biotit (ubahan potasik); epidot-karbonat-serisit
(ubahan propilitik) dan gipsum-anhidrit ( ubahan argilik).
Paragenesa mineral bijih terdiri dari magnetik, hematit, arsenopirit, sfalerit, pirit, emas,
kalkopirit, digenit, bornit, kalkosit dan kovelit dengan kadar yang berkurang dari bagian tengah
ke arah luar dari bor inti.

Daftar Pustaka

Endapan Porfiri Gasberg, Provinsi Papua | 5


Endapan Porfiri Grasberg

Suprapto, Sabtanto J., 2008. Pertambangan Tembaga di Indonesia Raksasa Grasberg dan Batu
Hijau. Warta Geologi, Vol. 3 No. 3, hal 5-13.
Pollard J. P. and Taylor R. G. 2012. Paragenesis of the Grasberg Cu–Au deposit, Irian Jaya,
Indonesia: Results from Logging Section 13. _, Volume 37, Issue 1, pp 117-136.

Murakami, H., Seo, J. H., Heinrich, C. A. 2010. The Relation Between Cu/Au Ratio and
Formation Depth of Porphyry-style Cu–Au ± Mo Deposits. _, Volume 45, Issue 1, pp 11-21.

http://www.oocities.org/west_papua/geo_papua.htm (diakses pada tanggal 19 november 2012)


http://opac.geotek.lipi.go.id/index.php?id=282&p=show_detail (diakses pada 17 november
2012)

Endapan Porfiri Gasberg, Provinsi Papua | 6

Anda mungkin juga menyukai