Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Nilai Strategis Pembangunan Wilayah Perbatasan


dan Isu Keterbelakangan Pembangunan Wilayah
Perbatasan
Isu pembangunan wilayah perbatasan saat ini telah
menjadi salah satu isu yang cukup penting pada tingkat
nasional, sehingga masuk menjadi salah satu agenda
nasional berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJM-Nasional 2004-2009) yang menetapkan
arah dan pengembangan wilayah Perbatasan Negara sebagai
salah satu program prioritas pembangunan nasional. RPJM
Nasional tahun 2004-2009 ada di Peraturan Presiden
Nomor 7 tahun 2005.
Pembangunan wilayah perbatasan merupakan salah
satu isu yang saat ini sangat sering di bicarakan. Dengan
adanya program Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional yang di lakukan pemerintah membuat
pembangunan di kawasan perbatasan semakin tertata.
Selain itu dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 7
Tahun 2005 membuat pembangunan di kawasan
perbatasan semakin jelas keberadaanya. Dengan adanya
pembangunan di kawasan perbatasan di harapkan dapat
membantu pemerintah dalam meningkatkan ekonomi
dalam negeri.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional


(RPJM Nasional) tahun 2004-2009 menekankan
pengembangan wilayah perbatasan melalui beberapa
strategi yang diimplementasikan ke dalam program dan
kegiatan yang bertujuan untuk:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah sangat
mengedepankan pembangunan khususnya di kawasan
perbatasan dengan mengedepankan beberapa kebijakan
seperti:
(1) Menjaga keutuhan wilayah NKRI melalui penetapan hak
kedaulatan NKRI yang dijamin oleh hukum
intemasional;
Kedaulatan negara merupakan faktor sangatlah penting
untuk dijaga karena kedaulatan negara merupakan
sebagai pertahanan bagaimana masyrakat di dalam suatu
negara mampu mempertahannkan negaranya.

(2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat


dengan menggali potensi ekonomi, sosial dan budaya
serta keuntungan lokasi geografis yang sangat strategis
dalam berhubungan dengan negara tetangga.
Kesejahteraan rakyat khususnya di kawasan perbatasan
sangat penting untuk di tingkatkan karena khususnya di
kawasan perbatasan banyak terdapat sumberdaya yang
bisa di pergunakan untuk menciptakan perekonomian
yang lebih baik.

Lebih lanjut Soepandji (2007:2) mengemukakan


pembangunan wilayah perbatasan secara geografis
berhadapan dengan negara lain, pada hakekatnya
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
mempunyai nilai strategis dalam mendukung keberhasilan
pembangunan nasional
Kawasan perbatasan yang berhadapan dengan
negara tetangga merupakan sebuah ancaman tetapi
sekaligus juga memberikan dampak positif bagi negara
karena dengan adanya wilayah yang berdampingan atau
berhadapa tersebut dapat dilakukan kerja sama di berbagai
bidang seperti ekonomi (Soepandji 2007:2)
Untuk itu, perlu di tingkatkannya pengawasan di
kawasan perbatasan. Dalam hal ini peran pemerintah sangat
di perlukan untuk mencapai upaya tersebut. Pada umumnya
kawasan perbatasan merupakan kawasan yang memiliki
sumber daya yang berpotensi tinggi dan sangat melimpah
untuk itu, pemerintah harus mempertegas batas-batas
wilayah perbatasan agar wilayah yang memiliki sumber daya
yang melimpah tersebut tidak di akui oleh negara lain atau
negara yang berada berdampingan dengan kawasan
perbatasan.

1) Mempunyai dampak penting bagi hak kedaulatan


negara, sekaligus menyangkut martabat dan harga diri
suatu bangsa yang merdeka.

2) Merupakan faktor pendorong bagi peningkatan


kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya,
3) Mempunyai keterikatan dengan kegiatan yang
dilaksanakan di wilayah lain yang berbatasan dengan
wilayah dalam negara maupun dengan negara tetangga.
4) Mempunyai dampak terhadap kondisi pertahanan dan
keamanan baik skala nasional maupun regional.
(naskah program pengelolaan terpadu wilayah
perbatasan
5) Merupakan salah satu isu pokok dalam diplomasi antar
bangsa, sehingga bila langkah politik dan diplomasi
gagal dalam menyelesaikan masalah perbatasan
tersebut, tidak jarang dapat menimbulkan
persengketaan atau konflik antar negara.
Kawasan perbatasan yang berhadapan atau
berdampingan dengan negara tetangga dapat
memberikan ancaman bagi negara sendiri tetapi juga
dapat membantu perekonomian semakin mju. Dengan
adanya wilayah yang berdapingan atau berhadapan
maka akan mudah untuk di bentuknya berbagai kerja
sama. Kerjasama yang dilakukan dapat meningkatkan
perekonomian sekaligus membantu pemerintah dalam
mengedepakan ekonomi nasional. Selain itu, dengan
adanya wilayah yang berbatasan yang terhubung
dengan negara lain maka menciptakan hubungan yang
baik atau diplomasi yang baik antar kedua negara
sehingga jika sewaktu-waktu terjadi konflik maka akan
cepat diselesaikan dengan damai.

Berdasarkan pendapat di atas dapatlah dijelaskan


bahwa perbatasan negara sebagai manivestasi kedaulatan
wilayah mempunyai peranan penting dan nilai strategis
dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional.
Keberhasilan pembangunan di daerah perbatasan
berdampak penting bagi kedaulatan negara, mendorong
peningkatan kesejahteraan, sosial ekonomi masyarakat
sekitar, penyediaan lapangan kerja dan memperkuat kondisi
ketahanan masyarakat dalam pertahanan negara. Oleh
karena itu wilayah perbatasan perlu mendapatkan perhatian
secara sungguh-sungguh karena kondisi tersebut akan
mendukung keamanan nasional dalam kerangka NKRI.
Menjaga kedaulatan khususnya di kawasan perbatasan
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Kedaulatan negara merupakan penetu apakah negara
tersebut mampu menghadapi ancaman yang ada.
Kedaulatan negara dapat meningkatkan pembangunan di
kawasan perbatasan dapat melambangkan keberhasilan
pembangunan suatu negara, dimana kawasan perbatasan
juga merupaka kadaulatan suatu negara. Kawasan
perbatasan akan mempengaruhi negara lain baik dalam
bidanag ekonomi, sosial budaya, serta berpengaruh
terhadap strategi pertahanan dan keamanan negara.

Meskipun pengembangan wilayah perbatasan


sebagai manivestasi kedaulatan wilayah mempunyai peranan
penting dan nilai strategis dalam mendukung keberhasilan
pembangunan nasional. Namun hingga saat ini masih
belum memperlihatkan hasil yang nyata, daerah perbatasan
masih mengalami ancaman keamanan manusia berupa
keterbelakangan pembangunan.
Permasalahan di kawasan perbatasan, khusunya
pembangunan merupakan masala hang paling sering di
bicarakan. Keterlambatan pembangunan di kawasan
perbatasan memang sering terjadi namun, saat ini
pemerintah mulai mengedepankan pembangunan
khususnya di daerah perbatasan karena kawasan perbatasan
memiliki potensi yang sangat baik. Dengan adanya potensi
yang di miliki di kawasan perbatasan maka dengan sangat
mudah untuk membangun pembangunan nasional di
kawasan perbatasan.
Keterbelakangan pembangunan merupakan
ancaman keamanan manusia secara tidak langsung,
keterbelakangan pembangunan yang terjadi pada peringkar
GNP yang rendah, rendahnya pertumbuhan GNP, inflasi,
pengangguran, kemiskinan, ketidakstabilan ekonomi baik
regional dan global (Bajpai, 2000: 40).
Keterlambatan pembangunan khususnya di
kawasan perbatasan disebabkan oleh berbagai faktor seperti
kemiskinan, inflasi, ekonomi yang tidak stabil.
Permasalahan tersebut sering terjadi di kawasan perbatasan
dikarenakan kawasan perbatasan yang jaraknya sangat jauh
dari pusat kepemimpinan sehingga masalah-masalah
tersebut sering muncul. (Bajpai, 2000:40)
Pada umumnya, jarak untuk mencapai kawasan
perbatasan berjarak sangat jauh dari pusat pemerintah
daerah, kabupaten/kota sehingga dalam upaya memenuhi
pemerataan pembangunan, kawasan perbatasan sangat
susah untuk diakses, hal ini dikarenakan berbagai faktor
seperti transportasi yang kurang mendukung sehingga
pembangunan di kawasan perbatasan menjadi terlambat
dan juga terhambat.

Lebih lanjut Kalimantan Barat merupakan provinsi


yang berbatasan dengan negara bagian Serawak Malaysia.
Panjang garis perbatasan Kalimantan Barat dengan Sarawak
adalah 966 kilometer. Perbatasan tersebut melintasi 113
desa dalam 15 kecamatan dan 5 kabupaten perbatasan yaitu
kabupaten Sambas, kabupaten Sanggau, kabupaten Sintang,
kabupaten Kapuas Hulu, kabupaten Bengkayang (Bappeda
Provinsi Kalimantan Barat, 2007) .
Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan
negara tetangga Serawak Malaysia, Perbatasan Kalimantan
barat dilewati berbagai desa dan kecamatan hingga
kabupaten seperti Kapuas Hulu, Bengkayang, dan
kabupaten Sintang (Bappeda Provinsi Kalimantan Barat,
2007). Letak geografis Kalimantan Barat yang berbatasan
langsung dengan Serawak tentu saja di lalui oelh berbagai
Kabupaten yang berada di Hulu Kalimantan Barat.
Dengan anggapan bahwa lebar wilayah perbatasan adalah
20 kilometer, maka luas wilayah perbatasan Kalimantan
Barat adalah 25.197 kilometer persegi, sedangkan luas
seluruh kecamatan yang dilintasi garis perbatasan adalah
2.519.744 hektar. Jumlah penduduk seluruh kecamatan
tersebut adalah 176.365 jiwa, (Bappeda Provinsi
Kalimantan Barat, 2007), karena begitu luasnya daerah
perbatasan Kalimantan Barat maka penelitian ini ini
difokuskan di Kabupaten Sintang, Wilayah Perbatasan
Kabupaten Sintang meliputi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan
Ketungau Hulu dan Kecamatan Ketungau Tengah.
dipilihnya daerah Perbatasan Sintang dengan alasan daerah
perbatasan Kabupaten Sintang merupakan daerah
perbatasan termiskin (http://www/google, bappenas )
Karena melewati berbagai kabupaten, desa hingga
kecamatan, penelitian perbatasan Kalimantan Barat ini
hanya di fokuskan pada Kabupaten Sintang karena di
kabupaten tersebut merupakan daerah yang perlu di
perhatikan dikabupaten tersebut terdapat daerah perbatasan
yang perekonomiannya relatif rendah. Sebagai daerah
perbatasan yang berbatasan langsung dengan negara lain,
Kecamatan Ketungau Hulu dan Kecamatan Ketungau
Tengah sangat perlu di perhatikan khususnya perlu
didirikannya lembaga-lembaga yang mampu meningkatkan
ekonomi masyrakat setempat, atau juga dengan mendirikan
Perkebunan di kawasan perbatasan dengan tujuan
menyerap tenaga kerja dan menciptakan lapangan
pekerjaan. (http://www/google, bappenas )
Selanjutnya berdasarkan observasi penulis terlihat
telah terjadi keterbelakangan pembangunan di daerah
perbatasan Sintang Kalimantan Barat yaitu sebagai berikut:
1. Kesenjangan tingkat kesejahteraan masyarakat
perbatasan di Kalimantan Barat dengan Sarawak
2. Terisolir (masih terdapat wilayah perbatasan Sintang
yang belum dapat dijangkau dengan transportasi darat).
3. Belum tersedianya sarana dan prasarana pemukiman
yang memadai dengan keterbatasan
fasilitas/infrastruktur.
4. Untuk mempercepat pembangunan di wilayah
perbatasan maka salah satu alternatif kebijakan yang
dapat ditempuh antara lain melalui pembangunan
perkebunan kelapa sawit.
Terdapat beberapa permasalahan yang biasanya
terjadi di kawasan perbatasan seperti kesenjangan,
infrastruktur yang kurang memadai, masih terisolirnya
kawasan perbatasan. Lmbatnya pembangunan
infrastruktru seperti jalan, membuat kawasan
perbatasan menjadi kawasan yang terisolir. Dengan
adanya perusahaan yang di bangun di kawasan
perbatasan di harapkan perusahaan-perusahaan
tersebut mampu membantu membuat jalan sebagai
sarana untuk mempermudah proses tranportasi mereka
sekaligus juga mempermudah kegiatan masyrakat di
kawasan perbatasan.

B. Urgensi Pembangunan perkebunan Kelapa Sawit


di Wilayah Perbatasan
Sampai dengan saat ini, pengembangan perkebunan
khususnya kelapa sawit, telah terbukti mampu menjadi
motor penggerak pembangunan ekonomi terutama di areal-
areal yang baru dibuka. Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh Alqadrie (2000: 3) menyatakan sebagai berikut:
Kehadiran perkebunan kelapa sawit telah menimbulkan
dampak positif dengan penyediaan tenaga kerja maupun
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitar unit-
unit kebun, seperti di Kabupaten Sanggau dapat dilihat dari
(1) tingkat/angka rata-rata harapan hidup (life expectation
rate); (2) tingkat kematian bayi (infant mortality rate) dan (3)
kepemilikan atas sejumlah materi.Kondisi yang
menggembirakan ini dapat dipahami oleh sebagian tokoh
masyarakat. Mereka menilai positif dan telah menerima
keberadaan perkebunan kelapa sawit di daerah mereka.
Kelapa sawit ternyata menjadi sumber penghasilan utama
dan alternatif pengganti setelah perusahaan Hak
Penguasaan Hutan (HPH) berjatuhan.
Pembangunan di kawasan perbatasan saat ini mulai
di tingkatkan. Dapat dilihat dari banyaknya perusahaan-
perusahaan yang mampu membuka lapangan pekerjaan dan
sekaligus memajukan ekonomi di kawasan perbatasan.
Dengan adanya perusahaan-perusahaan tersebut membuat
kesejahteraan masyarakat kawasan perbatasan meningkat
(Alqadrie 2000:3) Terdapat di berbagai kawasan perbatasan
kalimantan barat yang kesejahteraan masyrakat di daerahnya
meningkat dengan adanya perusahaan-perusahaan seperti
perusahaan kelapa sawit. Dengan adanya perusahaan sawit
di kawasan perbatasan jelas membantu pemerintah dalam
meningkatkan perekonomian nasional. Selain itu, dengan
adanya perkebunan di kawasan perbatasan dapat
meningkatkan perekonomian daerah setempat, sehingga
masyarakat setempat dapat bekerja dengan nyaman tanpa
harus bekerja di luar daerahnya.
Adanya pembangunan perkebunan kelapa sawit di
wilayah perbatasan, diharapkan akan timbul multiplyer effect
bagi percepatan pembangunan di wilayah tersebut sehingga
peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat meningkat
dan mendorong perkembangan kegiatan ekonomi lainnya.
Dengan demikian di masa-masa mendatang, daerah-daerah
perbatasan menjadi lebih terbuka serta menjadi sentra-
sentra ekonomi yang bertumpu pada usaha ekonomi yang
berkelanjutan (sustainable) yang terus berkembang dinamis
sejalan dengan pembangunan nasional. Pada tahapan
selanjutnya akan tercipta sinergi dari pemerintah yang
memiliki akses lebih mudah ke wilayah perbatasan untuk
menjalankan fungsi pertahanan nasional serta dari
masyarakat setempat yang memiliki tingkat kesejahteraan
yang layak dalam wilayah yang terus berkembang.
Dengan adanya pembangunan di kawasan
perbatasan salah satunya ialah perusahan kelapa sawit
mampu meningkatkan ekonomi maupun kesejahteraan di
daerah perbatasan.Meningkatnya kesejahteraan masyrakat
di kawasan perbatasan dapat dilihat misalnya dengan adanya
infrastruktur yang baik seperti jalan, jembatan, maupun
fasilitas lainnya. Dengan adanya pembangunan yang merata
dapat membuat semuanya akan berjalan dengan sangat baik
sehingga hbungan pemerintah pusat dan daerah juga baik
jika pembangunan sudah merata. Selain itu jika masyrakat di
kawasan perbatasan sudah sejahtera maka hal ini dapat
membantu pemerintah dalam menjalahkan fungsi
pertahanan nasional.
Selanjutnya berdasarkan Menteri Pertanian (2007: 3)
mengemukakan tujuan khusus pembangunan perkebunan
di wilayah perbatasan Kalimantan-Malaysia yaitu:
1. Meningkatkan taraf hidup perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan;
2. Memperkecil kesenjangan pembangunan ekonomi
antara Indonesia–Malaysia
3. Meningkatkan PDRB provinsi;
4. Membantu penyelesaian masalah TKI yang bekerja di
Malaysia melalui penyediaan lapangan kerja di
Perkebunan;
5. Memperbaiki kerusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh deforestasi; dan
Meningkatkan ketahanan nasional di wilayah
perbatasan.
Dengan adanya pembangunan perkebunan di
kawasan perbatasan memiliki tujuan tertentu dimana tujuan
tersebut dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan
perekonomian baik di kawasan perbatasan ataupun
perekonomian negara. Selain itu kesenjangan perekonomian
juga mampu di kurangi. Selain itu, dengan adanya
pembangunan perkebunan di kawasan perbatasan mampu
menciptakan lapangan pekerjaan sehingga mampu
menyerap tenaga kerja lokal dan dengan adanya
pembanunan perkebunan di kawasan perbatasan juga
diharapkan dapat memperbaiki kawasan sekitar sehingga
kawasan tersebut lebih bernilai ekonomi.
Oleh karena itu rencana Pemerintah untuk
membangun Perkebunan dan pemukiman sepanjang
Perbatasan Kalimantan merupakan satu keputusan Politik
yang tepat. Agar rencana Pemerintah untuk membangun
perkebunan kelapa sawit sepanjang perbatasan dapat
mendorong percepatan pembangunan wilayah dan menjadi
pilar yang kokoh bagi stabilitas ekonomi yang berkelanjutan
perlu penelitian tentang:
Dengan adanya pembangunan pemukiman dan perkebunan
di kawasan perbatasan di harapkan mampu untuk
membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan
perekonomian serta kesejahteraan di kawasan perbatasan.
Kawasan perbatasan di harapkan mampu untuk membantu
pemerintah meciptakan perekonomian yang mampu
bersaing ke tingkat yang lebih tinggi.

1. Bagaimana bentuk dan implikasi keterbelakangan


Pembangunan Perbatasan Sintang Kalimantan Barat?
2. Apa saja faktor penghambat terhadap rencana
Pemerintah untuk membangun Perkebunan sepanjang
Perbatasan Sintang Kalimantan Barat
3. Mengkonstruksikan model yang aman dan terkendali
dalam pengembangan usaha perkebunan di perbatasan
Kalimantan Barat
Jika pembanguan perkebunan di kawasan perbatsan
sudah dilakukan maka selanjutnya perlu diadaknya
penelitian tentang apa saja faktor penghambat dalam
pembangunan tersebut. Kemudian perlu diadakannya
penelitian tentang bagaimana merencanakan
pembangunan yang terpusat di kawasan perbatasan.
Jika kawasan perbatasan yang memiliki potensi sangat
baik sudah di jalankan dengan seharusnya maka hal ini
tentu saja membantu pemerintah dalam upaya
meningkatkan perekonomian nasional.

Anda mungkin juga menyukai