Anda di halaman 1dari 106

POMPA

Pendahuluan
• Pompa adalah
sebuah mesin/
peralatan yang
dipergunakan
untuk menaikkan
energi yang
terkandung dalam
cairan.

Oleh: I Nengah Diasta 2


Pendahuluan
• Energi yang terkandung dalam cairan yang
sedang mengalir tersebut dapat berupa
energi kinetik, energi potensial, dan energi
tekanan.
• Di suatu industri proses kimia, pompa
digunakan sebagai alat untuk
memindahkan/mengalirkan cairan dari satu
peralatan ke peralatan lainnya melalui suatu
sistem perpipaan.
Oleh: I Nengah Diasta 3
Klasifikasi Pompa
• Bila ditinjau dari cara kenaikan
tekanan/head yang dialami oleh cairan,
maka pompa dapat dibedakan menjadi:
 Pompa perpindahan positif (positive
displacement), dan
 Pompa dinamik (dynamic).

Oleh: I Nengah Diasta 4


Klasifikasi Pompa
• Pompa perpindahan positif adalah pompa
dimana kenaikan tekanan/head yang
dialami oleh cairan akibat adanya
penekanan langsung cairan dalam suatu
ruangan.
• Pompa dinamik adalah pompa dimana
kenaikan tekanan/head yang dialami oleh
cairan dilakukan dengan cara pemberian
energi kinetik.
Oleh: I Nengah Diasta 5
Klasifikasi Pompa
• Pompa-pompa yang masuk kedalam kelompok
pompa perpindahan positif diantaranya adalah:
1. Pompa torak/piston (piston pump),
2. Pompa roda gigi (gear pump),
3. Pompa ulir (screw pump),
4. Pompa lobe (lobe pump),
5. Pompa kipas (vane pump),
6. Pompa diafragma (diaphragm pump),
7. Pompa blok peluncur (shuttle block pump),
dll.
Oleh: I Nengah Diasta 6
Klasifikasi Pompa
• Pompa-pompa yang termasuk kedalam kelompok
pompa dinamik adalah:
1. pompa sentrifugal (centrifugal pump),
2. pompa aksial (axial pump),
3. pompa campuran (mix),
4. pompa aliran pinggiran, dll.
• Pengelompokan pompa dan konstruksi masing-
masing pompa secara lengkapnya ditunjukkan
pada gambar-gambar berikut ini:

Oleh: I Nengah Diasta 7


Klasifikasi Pompa

Oleh: I Nengah Diasta 8


Klasifikasi Pompa

Oleh: I Nengah Diasta 9


Klasifikasi Pompa

Oleh: I Nengah Diasta 10


Karakteristik Pompa

Oleh: I Nengah Diasta 11


Karakteristik Pompa

Oleh: I Nengah Diasta 12


Karakteristik Pompa
Pompa Sentrifugal

Oleh: I Nengah Diasta 13


Karakteristik Pompa
Pompa Sentrifugal

Oleh: I Nengah Diasta 14


Karakteristik Pompa
Pompa Aksial

Oleh: I Nengah Diasta 15


Karakteristik Pompa
Pompa Positif vs Pompa Centrifugal

Oleh: I Nengah Diasta 16


Pompa Sentrifugal.

Tipe Volute Tipe Diffuser


Oleh: I Nengah Diasta 17
Cara Kerja Pompa Sentrifugal.

Oleh: I Nengah Diasta 18


Nomenklatur Pompa Sentrifugal.

Oleh: I Nengah Diasta 19


Komponen Utama Pompa
Sentrifugal.

Static
1. Casing
2. Bantalan
Rotating
1. Impeller
2. Poros

Oleh: I Nengah Diasta 20


Single Stage Centrifugal Pump

Oleh: I Nengah Diasta 21


Single Stage Centrifugal Pump

Oleh: I Nengah Diasta 22


Single Stage Centrifugal Pump

Oleh: I Nengah Diasta 23


Single Stage Centrifugal Pump

Vertical In-Line Pump


Oleh: I Nengah Diasta 24
Multi Stage Centrifugal Pump

Oleh: I Nengah Diasta 25


Pompa Aliran Campuran
(Mix-Flow Pump)

Oleh: I Nengah Diasta 26


Pompa Aliran Campuran
(Mix-Flow Pump)

Oleh: I Nengah Diasta 27


Pompa Aksial (Axial Pump)

Propeler Pompa Aksial

Oleh: I Nengah Diasta 28


Pompa Aksial (Axial Pump)

Karakteristik Pompa Aksial

Oleh: I Nengah Diasta 29


Pompa Aliran Pinggiran (pheriperal)

Oleh: I Nengah Diasta 30


Kecepatan Spesifik
Kecepatan spesifik (ns) didefinisikan
sebagai kecepatan putaran impeler per
menit untuk membawa 1 galon (1 liter,
meteris ) cairan per menit dengan total head
setinggi 1 ft (1 m, metris).

Q
ns  n 3/ 4
H

Oleh: I Nengah Diasta 31


Kecepatan Specifik, Bentuk Impeler dan
Efisiensi Pompa Sentrifugal

Oleh: I Nengah Diasta 32


Perbandingan beberapa jenis
impeler

Oleh: I Nengah Diasta 33


Kurva Sistem Pada Pompa
Sentrifugal
• Kurva karakteristik sebuah pompa
menunjukkan hubungan antara head pompa,
kapasitas (debit), daya dan efisiensi untuk
diameter impeler dan besar casing suatu
pompa yang tertentu pada kecepatan
tertentu.

Oleh: I Nengah Diasta 34


Kurva karakteristik pompa
sentrifugal

Oleh: I Nengah Diasta 35


Kurva karakteristik pompa
sentrifugal

Oleh: I Nengah Diasta 36


Kurva karakteristik beberapa
pompa sentrifugal

Oleh: I Nengah Diasta 37


Bagian-bagian Pompa
Sentrifugal

Oleh: I Nengah Diasta 38


Multi Stage Centrifugal Pump

Oleh: I Nengah Diasta 39


Impeler Pompa Sentrifugal
• Klasifikasi impeler dipergunakan
untuk mendapatkan kecepatan spesifik
tertentu.
• Bentuk impeler juga menunjukkan
bagaimana aliran cairan pada sudu
impeler.

Oleh: I Nengah Diasta 40


Bentuk-bentuk Impeler Pompa
Sentrifugal

Open Semi-Open Closed

Oleh: I Nengah Diasta 41


Impeller Nomenclature

Oleh: I Nengah Diasta 42


Pompa Bolak-balik (Reciprocating Pump)

Pompa Piston

Single acting Double acting

Oleh: I Nengah Diasta 43


Pompa Bolak-balik (Reciprocating Pump)

Pompa Diafragma

Oleh: I Nengah Diasta 44


Pompa Rotari (Rotary Pump)

• Pompa rotari adalah pompa dimana kerja


pemompaannya disebabkan adanya
perubahan volume celah akibat gerak putar
relatif antara bagian yang bergerak dari
pompa dengan bagian yang diam.
• Arah gerakan rotari inilah yang
membedakan pompa ini dengan
reciprocating pump, dimana pada pompa
reciprocating ada bagian yang bergerak
bolak-balik.
Oleh: I Nengah Diasta 45
Bagian-bagian Pompa Rotari
• Ruang pompa, biasanya didefinisikan
sebagai ruang dalam pompa yang dapat
menahan cairan yang dipompakan selama
pompa bekerja.
• Badan pompa, bagian pompa disekeliling
ruang pompa, yang sering juga disebut
casing atau rumah pompa. Dalam beberapa
disain, pompa rotary ini mempunyai badan
yang ikut berputar, tetapi kebanyakan
stationer, dan biasanya disebut stator. Poros
Oleh: I Nengah Diasta 46
Bagian-bagian Pompa Rotari
(lanjutan)
• penggerak, yang menyalurkan torsi dari
sumber daya ke rotor untuk menggerakkan
pompa. Karena bagian yang bergerak dari
pompa rotari ini biasanya mempunyai satu
pasang atau lebih, maka pada pompa ini
biasanya dilengkapi dengan gigi pengatur
waktu gerakan s (timing gear).

Oleh: I Nengah Diasta 47


Jenis-jenis Pompa Rotari
• Pompa cam dan piston (cam and piston
pump)
• Pompa rodagigi (gear pump)
• Pompa lobular (lobe pump)
• Pompa ulir (screw pump)
• Pompa kipas (vane pump)
• Dll

Oleh: I Nengah Diasta 48


Pompa Cam dan Piston
• Jenis pompa ini sering juga disebut rotary
plunyer pump, terdiri dari cam dan piston
dengan yang bergerak eksentrik seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
• Gerak perputaran poros menyebabkan cam
yang eksentrik ini berfungsi sebagai
penyalur. Karena putaran yang kontinu,
cairan ditekan dari casing melalui slot ke
outlet pompa.
Oleh: I Nengah Diasta 49
Pompa Cam dan Piston

Oleh: I Nengah Diasta 50


Pompa Rodagigi
• Pompa rodagigi dapat dibedakan menjadi:
pompa rodagigi luar dan pompa rodagigi
dalam.
• Pompa rodagigi luar merupakan tipe pompa
rotari yang paling sederhana. Terdiri dari
satu pasang roda gigi luar yang
berhubungan langsung.

Oleh: I Nengah Diasta 51


Pompa Rodagigi (lanjutan)

• Pompa rodagigi dalam mempunyai satu


rotor penggerak yang mempunyai gigi yang
berkontak dengan gigi lain dalam roda gigi
pasangannya.
• Bagian yang berbentuk sabit dapat dipakai
untuk mencegah cairan mengalir kembali ke
bagian isap pompa.

Oleh: I Nengah Diasta 52


Pompa Rodagigi (lanjutan)

Oleh: I Nengah Diasta 53


Pompa Rodagigi (lanjutan)

Oleh: I Nengah Diasta 54


Pompa Rodagigi (lanjutan)

Pompa rotari tipe roda Pompa rotari tipe roda


gigi luar gigi dalam

Oleh: I Nengah Diasta 55


Pompa Rodagigi (lanjutan)
Kapasitas aliran (debit) pompa roda gigi dapat
diperkirakan dengan persamaan:

Dimana:
q = kapsitas aliran (gallon/putaran)
Da = diameter luar roda gigi (inch)
Dr = diameter kaki roda gigi (inch)
W = lebar roda gigi (inch)

Oleh: I Nengah Diasta 56


Pompa Rodagigi (lanjutan)
Tekanan minimum yang harus disediakan pada sisi
hisap pompa roda gigi:

Dengan

Dimana:
Z = jumlah gigi
DP = diameter pitch (inch)
SSU = viskositas fluida
Oleh: I Nengah Diasta 57
Pompa Lobe (Lobe Pump)
• Pompa ini mempunyai dua atau lebih rotor
yang berpotongan dengan dua, tiga atau
lebih lobe, pada tiap rotor.
• Gerakan rotor disinkronkan oleh roda gigi
dalam.
• Karena ruang yang tersedia untuk cairan
yang diangkut hanya sedikit dibandingkan
pada pompa roda gigi, maka aliran cairan
pada pompa ini tidak terlalu konstan seperti
pada pompa rodagigi.
Oleh: I Nengah Diasta 58
Pompa Lobe (Lobe Pump)

Oleh: I Nengah Diasta 59


Pompa Ulir
• Pompa ini mempunyai dua atau tiga ulir yang
mempunyai alur yang cocok yang berputar dalam
rumah (casing) yang tetap.
• Pompa ulir tunggal mempunyai rotor spiral yang
berputar dengan eksentrik dalam rotor kedua yang
mempunyai bagian dalam yang berbentuk helik.
• Pompa ulir ganda atau rangkap tiga mempunyai
dinding luar yang diam. Aliran cairan terjadi
diantara alur ulir sepanjang sumbu dari ulir.

Oleh: I Nengah Diasta 60


Pompa Ulir

Oleh: I Nengah Diasta 61


Pompa Ulir

Oleh: I Nengah Diasta 62


Pompa Ulir

Oleh: I Nengah Diasta 63


Pompa Ulir

Oleh: I Nengah Diasta 64


Pompa Ulir

Oleh: I Nengah Diasta 65


Pompa Kipas (Vane Pump)
• Pompa dengan sudu yang berayun
mempunyai seri dari sudu yang tergantung
yang berayun keluar bila rotor yang
berputar.
• Pada pompa sudu tipe sliding menggunakan
sudu yang bertopang pada lubang casino
disebabkan gaya sentrifugal ketika rotor
berputar.

Oleh: I Nengah Diasta 66


Pompa Kipas (Vane Pump)

Oleh: I Nengah Diasta 67


Karakteristik Pompa Rotary
• Dengan mengabaikan kebocoran, pompa
rotari mengangkut cairan dengan kapasitas
yang hampir konstan pada berbagai tekanan
keluar (discharge). Kapasitas aliran pompa
rotari bervariasi langsung dengan
kecepatan, kecuali terjadi kebocoran yang
dipengaruhi oleh celah bocoran, kekentalan
(viskositas) cairan dan faktor lainnya.

Oleh: I Nengah Diasta 68


Kurva karakteristik head terhadap debit
(H vs Q) Pompa Roda Gigi

Q vs H 600 rpm
Q (Debit)

Q vs H 400 rpm

0 rpm
H 60

Np (Daya)
Q vs H 200 rpm
p vs
N
pm
400 r
vs H
Np
s H 2 00 rpm
Np v

H (Head)
Oleh: I Nengah Diasta 69
Kurva karakteristik head terhadap debit
(H vs Q) Pompa Roda Gigi

Oleh: I Nengah Diasta 70


Karakteristik Aliran Pompa Bolak-
balik (Reciprocating pump)
• Pompa Power

Oleh: I Nengah Diasta 71


Karakteristik Aliran Pompa Bolak-
balik (Reciprocating pump)

Oleh: I Nengah Diasta 72


Karakteristik Aliran Pompa Bolak-
balik (Reciprocating pump)

Oleh: I Nengah Diasta 73


Karakteristik Aliran Pompa Bolak-
balik (Reciprocating pump)

Oleh: I Nengah Diasta 74


Pompa Piston

Single Acting Double Acting

Oleh: I Nengah Diasta 75


Pompa Piston

Oleh: I Nengah Diasta 76


Pompa Piston

Radial piston pump

Oleh: I Nengah Diasta 77


Pompa Piston

Plunger pump

Oleh: I Nengah Diasta 78


INSTALASI POMPA

Oleh: I Nengah Diasta 79


Head Total Pompa dan Sistem
pd
pd
vd
vd
Hd Ha
Ha p s vs Hd

Hs
ps Hs
vs

Negative Head Suction Positive Head Suction

Oleh: I Nengah Diasta 80


Head Total Pompa dan Sistem

Head total pompa dan sistem dapat dihitung dari:


pd  p s v v 2 2
H   Ha  HL
d s
 2g
Dimana:
pd : Tekanan satatik aliran keluar (Pa)
ps : Tekanan satatik aliran masuk (Pa)
vd : Kecepatan aliran keluar (m/s)
vs : Kecepatan aliran masuk (m/s)
Ha : Perbedaan tinggi permukaan air (head statik) (m)
HL : Berbagai kerugian head (m)

Oleh: I Nengah Diasta 81


Head Total Pompa dan Sistem

NO STATIC HEAD - ALL


FRICTION

Oleh: I Nengah Diasta 82


Head Total Pompa dan Sistem

POSITIVE STATIC HEAD

Oleh: I Nengah Diasta 83


Head Total Pompa dan Sistem

NEGATIVE (GRAVITY) HEAD

Oleh: I Nengah Diasta 84


Head Total Pompa dan Sistem

MOSTLY LIFT- LITTLE


FRICTION HEAD

Oleh: I Nengah Diasta 85


Head Isap Positip Neto (NPSH)
• Kavitasi akan terjadi bila tekanan statis suatu
aliran zat cair turun sampai di bawah tekanan uap
jenuhnya.
• Untuk menghindari kavitasi, harus diusahakan
agar tidak ada satu bagianpun dari aliran di dalam
pompa yang mempunyai tekanan statis lebih
rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada
temperatur yang bersangkutan.
• Didefinisikan suatu Head Isap Positip Neto atau
NPSH, yang dipakai sebagai ukuran keamanan
pompa terhadap kavitasi.
Oleh: I Nengah Diasta 86
NPSH yang tersedia (NPSHAv)
• Adalah head yang dimiliki oleh zat cair
pada sisi isap pompa (ekivalen dengan
tekanan mutlak pada sisi isap pompa),
dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair
di tempat tersebut.
pa pv
NPSH A    Hs  HL
 

Oleh: I Nengah Diasta 87


NPSH yang tersedia (NPSHAv)
Dimana
Hsv : NPSH yang tersedia (m)
pa : Tekanan atmosfir (Pa)
pv : Tekana uap jenuh cairan (Pa)
g : Berat spesifik cairan (N/m3)
Hs : Head isap statis (m)
HL : kerugian head pada pipa isap (m)

Oleh: I Nengah Diasta 88


Tekanan Uap Jenuh Air

Oleh: I Nengah Diasta 89


Tekanan Uap Jenuh Air

Oleh: I Nengah Diasta 90


NPSH yang diperlukan (NPSHRe)
– Tekanan terendah di dalam pompa biasanya
terdapat disuatu titik terdekat setelah sisi masuk
sudu impeler. Di tempat tersebut, tekanan
adalah rebih rendah dari pada tekanan pada
lubang isap pompa.
– Agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka
tekanan pada lubang masuk pompa, dikurangi
penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih
tinggi dari pada tekanan uap zat cair.

Oleh: I Nengah Diasta 91


NPSH yang diperlukan (NPSHRe)
– Head tekanan yang besarnya sama
dengan penurunan tekanan ini disebut
NPSH yang diperlukan (NPSHRe) .
– Besarnya NPSH yang diperlukan
(NPSHRe) berbeda untuk setiap pompa.
Untuk suatu pompa tertentu, NPSHRe
berubah menurut kapasitas dan
putarannya.

Oleh: I Nengah Diasta 92


NPSH yang diperlukan (NPSHRe)
• Agar pompa tidak mengalami kavitasi, maka harus
dipenuhi persyaratan: NPSH yang tersedia harus
lebih besar dari NPSH yang diperlukan

NPSH Av  NPSH Re

• Harga NPSH yang diperlukan (NPSHRe) diperoleh


dari pabrik pompa melalui pengujian.

Oleh: I Nengah Diasta 93


NPSH yang diperlukan (NPSHRe)

Oleh: I Nengah Diasta 94


Hubungan antara NPSHAv dan
NPSHRe
H

H vs
Q

NP SH Av

NPSH R
e

Q
Operable Unoperable

Oleh: I Nengah Diasta 95


Berbagai Pengaruh Pada NPSHAv

NPSH yang tersedia tergantung pada:


• Temperatur lingkungan.
• Tekanan atmosfir.
• Tekanan uap.
• Head isap statis.
• Dll.

Oleh: I Nengah Diasta 96


Pencegahan Kavitasi
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk
menghindari kavitasi:
– Tinggi hisap harus dibuat serendah mungkin.
– Pipa isap harus dibuat sependek mungkin.
– Jangan memperkecil laju aliran dengan
menghambat aliran di sisi isap.
– Sesuaikan head pompa dengan kebutuhan.
– Hindari head pompa yang berfluktuasi.

Oleh: I Nengah Diasta 97


Kavitasi Pada Impeler

Oleh: I Nengah Diasta 98


Kavitasi Pada Impeler

Oleh: I Nengah Diasta 99


Kavitasi Pada Impeler

Oleh: I Nengah Diasta 100


Kavitasi Pada Impeler

Oleh: I Nengah Diasta 101


Kavitasi Pada Impeler

Oleh: I Nengah Diasta 102


Kavitasi Pada Impeler
Kerusakan impeler akibat kavitasi

Oleh: I Nengah Diasta 103


Contoh Perhitungan NPSAAV

Oleh: I Nengah Diasta 104


Contoh Perhitungan NPSAAV

Oleh: I Nengah Diasta 105


Buku-buku Referensi
1. __________, Torishima Pump Hand Book, PT. Torishima
Guna Indonesia, Jakarta, 1994.
2. Karassik, Igor J., Messina, Joseph P., Cooper, P., Heald,
Charles C., Pump Handbook, McGRAW-HILL, New
York, 2001.
3. Kurmi, R.S., Hydraulic Machines, S. Chand & Company
Ltd., Ram Nagar, New Delhi, 1997.
4. Lobanoff, Val S., Ross, Robert R., Centrifugal Pumps:
Design & Application, Butterworth-Heinemann, MA,
1992.
5. Sularso, Tahara, H., Pompa dan Kompresor, PT Pradnya
Paramita, Jakarta, 1983.
Oleh: I Nengah Diasta 106

Anda mungkin juga menyukai