Disusun oleh :
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menghasilkan sebuah produk, bahan baku yang masuk akan melalui beberapa tahap
produksi yang berbeda-beda, tergantung pada desain dan fungsi daripada produk itu sendiri. Proses
yang secara umum akan dilalui sebuah komponen sebelum menjadi produk jadi diantaranya adalah
proses perakitan.
Proses perakitan dalam suatu perusahaan memegang peranan yang cukup penting. Hal ini
terkait dengan efisiensinya yang akan berdampak pada faktor biaya perakitan, kualitas produk,
tingkat penjualan hingga kapasitas produksi dari suatu perusahaan. Faktor – faktor yang bersifat
sensitif tersebut akan mempengaruhi pendapatan dari suatu perusahaan.
Efisiensi proses perakitan sebuah produk dalam sebuah perusahaan tergantung pada dua hal yang
saling berinteraksi, yaitu antara manusia (operator perakitan) ataupun robot (jika sistem telah
terotomasi) dengan produk yang akan dirakit.
Macam – macam sistem perakitan yaitu:
1) Perakitan manual
Perakitan manual adalah perakitan yang proses operasinya dikerjakan secara konvensional
atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu
yang spesifik atau khusus.
2) Perakitan Otomatis
Perakitan otomatis adalah perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi,
elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat
bantu yang lebih khusus.
Pada perihal ini, kita membahas tentang layout perancangan dan perakitan staples secara
manual. Adapun objek dalam artikel ini ialah stapler yang telah dibongkar sebagai media
pembelajaran dalam mata kuliah Perakitan Mesin Dasar (PMD).
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan tugas ini diambil dari stapler yang telah dibongkar sebelumnya pada mata kuliah
PMD. Berikut hasil bongkarannya.
Berikut flowchart yang menjelaskan urutan perencanaan desain lay out dari produksi stapler.
mulai
Pembongkaran
Stapler
Penentuan BOM
Jumlah stasiun
Estimasi lamanya kerja
proses
Layout stasiun
kerja
Selesai
Dari hasil pembongkaran Stapler di dapat data Bill Of Material (BOM). Berikut data BOM yang didapat.
stapler
Setelah dibuat Bill Of Material, sekarang penentuan proses dari setiap part yang akan diproses.
Berikut rinciannya serta estimasi waktu proses.
2.3 Pegas - -
4 pin - -
Dari Penentuan Proses dan durasi diatas kita dapat menetukan Jaringan Kerja. Berikut Hasil
penentuan jaringan Kerja.
1.1
1.2 1
4 8
1.3
2.1
2 0
2.2 2 8
6 6
2.3
3.1
3 4
3.2
5 0
2
3.3
0
Dari diagram jaringan kerja di atas, didapat data :
1. waktu terlama: 8 menit
2. total waktu (T): 29 menit.
Asumsikan bahwa waktu operasi (WO) produksi tersebut ialah 8 jam/hari atau 480 menit/hari
(waktu operasi industri pada umumnya) dan waktu siklusnya (WS) ialah waktu terlama dari proses
produksi itu, yaitu 10 menit, untuk mecapai kapasitas maksimum. Maka, kapasitas produksi stapler
tersebut sesuai dengan formulasi yang ada :
𝑊𝑂
K=
𝑊𝑆
480
K=
8
K = 60 Buah/hari
𝐾𝑥𝑇
N=
𝑊𝑂
60 𝑥 29
N=
480
N = 3,625 dibulatkan 4
Setelah didapatkan jumlah minimal stasiun kerja maka kita dapat menentukan layout dari proses
produksi stapler tersebut.
Mold
injection
Mesin Press
G G
“hammer”
U Mold U
D D
injection
A A
Mesin Press
N Mesin press N
“Carrier”
G Stasiun 1 “anvil” G
B
A J
Assembly Full
Assembly A
H
A D
N Stasiun 4 I
Mesin Press
“plat dudukan” Stasiun 3
Stasiun 2
BAB III
PENUTUP
Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil akan menghadapi
persoalan layout. Semua fasilitas-fasilitas untuk produksi baik mesin-mesin, buruh dan fasilitas-
fasilitas lainnya harus disediakan pada tempatnya masing-masing dan peralatan produksi dalam
pabrik.
Pengaturan tata latak (layout) fasilitas pabrik dan area kerja merupakan masalah yang
sering dijumpai bahkan tidak dapat dihindari dalam dunia industri meskipun untuk lingkup yang
lebih kecil dan sederhana, dapat berlaku untuk fasilitas pabrik yang sudah ada maupun pengaturan
tata letak fasilitas untuk pabrik yang sama sekali baru. Apabila pengaturan ini terrencana secara
baik akan berpengaruh terhadap efisiensi dan kelancaran proses produksi suatu industri.
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik pada
dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi dalam pengaturan
segala fasilitas produksi dan area kerja.