Anda di halaman 1dari 2

Judul Jurnal : Microfinance practice in Batakese traditional wedding party

Judul :International Conference of Integrated Microfinance Management

Tahun : 2016

Penulis : Niko Saripson P. Simamora , Estro Dariatno Sihaloho

Riviewer : Ria Marta Manurung (21S15012)

Tanggal : 07 Maret 2018

Indonesia adalah negara multietnis. Batak merupakan salah satu etnis di Provinsi
Sumatera Utara yang menerapkan sebagai cara hidup mereka atau budaya yang berasal dari
nenek Moyang. Salah satu contohnya yaitu cara pemecahan masalah pembiayaan dengan cara
tradisional. Dalam suatu pernikahan, Beban biaya yang dikeluarkan oleh mempelai diimbangi
dari tumpak, hadiah wajib dibawa dari pihak laki laki. Tumpak terdiri dari uang yang sesuai
dengan hubungan suami istri, hadiah lainnya seperti jumlah nasi dan ulos yang dapat dijual untuk
mendapatkan uang. Upacara pernikahan tradisional Batak menunjukkan jalan bagi praktik
keuangan mikro dalam memecahkan kebutuhan merayakan pesta pernikahan. Makalah ini
bertujuan untuk menunjukkan kearifan lokal dalam pembiayaan dan hubungan antara praktik
lokal di bidang keuangan mikro dan institusi keuangan mikro seperti koperasi, credit union, dan
BPR.

Keuangan merupakan ilmu untuk mengelola uang (Gitman & Zutter, 2015). Keuangan mikro
adalah bagian dari keuangan yang dapat didefinisikan sebagai praktik keuangan dalam
mikroskop uang dengan implementasi oleh individu dan kelompok. Istilah keuangan mikro disini
yang digunakan sebagai institusi yang melayani pelanggan dengan kredit mikro,asuransi mikro
dll. Pernikahan sama pentingnya bagi ke enam sub etnis Batak, yang merupakan peran penting
dalam social biudaya batak. Dalam budaya Batak Toba, pernikahan merupakan langkah awal
untuk dapat berpartisipasi dalam sistem Dalihan Na Tolu yang artinys sistem kekerabatan di
Batak Toba yang terdiri dari Hula Hula, Dongan Sabutuha, dan Boru. Maka dalam Bahasa
Batak,upacara pernikahan adalah jembatan yang menyatukan dalihan na tolu dari pihan
perempuan dan juga laki-laki.

Metode yang dilakukan yaitu metode kualitatif dari wawancara,studi,studi literature,dan metode
kuantitatif yang menggunakan metode kuadrat terkecil biasa untuk mendapatkan gambaran
menyeluruh ataupun teknik pemodelan linier umum yang dapat digunakan untuk memodelkan
satu variable respon tunggal dalam skala interval. Setiap orang atau keluarga dalam mengikuti
upacara pernikahan, kemungkinan akan membawa tumpak (uang) dan ulos (kain tenun
tradisional) pada saat bersamaan. Hal ini relevan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan
bahwa di dalam adat Batak Toba, nilai tumpak tidak mempengaruhi harga ulos yang diberikan.
Hal ini dipengaruhi oleh posisi individu,keluarga,di Dalihan Na Tolu (kekerabatan). Diperlukan
sejumlah besar responden untuk menunjuikkan interpretasi yang lebih kuat.

Page 1 of 2
Maka, kesimpulannya yaitu :

1. Orang Batak, khususnya suku Toba menghadiri pesta pernikahan tradisional minimum
dalam sebulan dan membawa hadiah tradisonal seperti tumpak, nasi,atau ulos ke pesta
pernikahan tersebut.
2. Biaya total hosting pesta pernikahan tradisonal batak bervariasi. Hal ini terkait dengan
sinamot yang diberikan kepada mempelai wanita. Upacara tersebut mengalami defisit
atau bisa mendapat surplus terkait dengan penghasilan dari tumpak.
3. Kita dapat mengatakan bahwa pesta pernikahan tradisional Batak adalah praktik
keuangan mikro berbasis kebiasaan. Kehidupan orang Batak didominasi oleh hubungan
kerabat yang kuat

Page 2 of 2

Anda mungkin juga menyukai