Anda di halaman 1dari 5

Percobaan A

IV. Analisis
1. Analisis Percobaan
Pada praktikum H 06 berjudul Aliran Melalui Lubang, praktikan berusaha
mendapatkan besaran koefisien kecepatan aliran melalui lubang kecil. Praktikum kali
ini menggunakan alat-alat berupa meja hidrolika, kertas grafik, dan perangkat alat
percobaan aliran melalui lubang.
Praktikan pertama-tama menempatkan alat pada saluran tepi meja hidrolika,
lalu menghubungkan pipa aliran masuk dengan suplai meja hidrolika dan
mengarahkan pipa lentur dari pipa pelimpah ke tangki air meja hidrolika. Lalu
praktikan memastikan bahwa alat telah terletak horizontal melalui nivo yang ada. Lalu,
praktikan menyelipkan selembar kertas grafik pada papan di belakang jajaran jarum
dan menaikkan semua jarum terlebih dahulu.
Setelah itu, praktikan memasang lubang lempeng yang berdiameter 3 mm.
Praktikan lalu menaikkan pipa pelimpah dan mengatur tinggi tekanan air pada tangki
utama secara bertahap sebesar 400 mm, 380 mm, 360 mm, 340 mm, dan 320 mm. Air
yang keluar dari lempeng nantinya akan melewati 8 jarum vertikal, dengan jarak
horizontal masing- masing jarum sebesar 50 mm, 100 mm, 150 mm, 200 mm, 250 mm,
300 mm, dan 350 mm.
Jarum vertikal tersebut akan diatur ketinggiannya, yaitu agar jarum
menyinggung permukaan air, tetapi jangan sampai memotong aliran air yang keluar
dari lempeng. Setelah sudah diatur sedemikian rupa, maka jarum dikunci dengan
sekrup pengatur jarum. Praktikan lalu menandai tinggi permukaan jarum vertikal tadi
dengan pulpen warna-warni pada kertas grafik yang telah dijepit pada papan untuk
masing- masing tinggi tekanan air pada tangki utama.
Setelah itu, praktikan mengubah diameter lempeng lubang aliran menjadi 6
mm, dan melakukan hal serupa seperti di atas. Perubahan pada diameter
dimaksudkan agar praktikan bisa mendapatkan kecepatan aliran yang berbeda-beda.
pada kertas grafik, koordinat (0,0) berada pada ujung kiri bawah kertas.
2. Analisis Hasil
Dari percobaan tersebut, didapatkan data berupa posisi vertikal dari jarum-
jarum vertikal yang telah dicatat pada kertas grafik. Lalu, pada masing-mas ing
diameter, dibuat tabel per masing- masing head (h). Dari tabel tersebut, kita dapat
menemukan perbandingan antara koordinat X per besar head kuadrat (𝑥⁄ℎ)2 terhadap

koordinat Y dari jarum vertikal. Hasilnya, dapat dibuat grafik perbandingan tersebut,
dan dengan menggunakan analisis least square, didapat juga jarak vertikal pancaran
air dari bidang vena contracta. Dengan demikian, praktikan dapat mencari koefisien
kecepatan ( Cv) dari percobaan.
Masing-masing head dicari besar koefisien kecepatannya. Setelah itu, barulah
praktikan dapat menghitung besarnya persentase kesalahan relatif yang telah
dilakukan oleh praktikan. Cara mencari persentase kesalahan relatif adalah dengan
mencari perbandingan antara selisih koefisien praktikum dan koefisien teoritis dengan
koefisien teoritis itu sendiri. Diketahui, koefisien kecepatan teoritis sebesar 0,98.
Secara keseluruhan, total koefisien kecepatan yang didapat selama praktikum (3 mm
dan 6 mm) sebesar 9,277571. Setelah itu, total Cv dibagi dengan 10, karena harus
dikonversi menjadi cm. Sehingga, didapatlah kesalahan relatif sebesar 5,330909 %.
3. Analisis Kesalahan
Praktikan menemukan kesalahan relatif pada praktikum ini sebesar 5,330909%.
Total kesalahan tersebut didapat dari masing- masing diameter (3mm dan 6mm). Dari
hasil praktikum ini, praktikan dapat menganalisis beberapa kesalahan, di antaranya:
1. Praktikan kurang jeli dalam mengatur jarum vertikal, sehingga ada
kemungkinan kurang akurat dalam menentukan koordinat Y pada kertas
grafik
2. Aliran air yang keluar dari alat kurang stabil, sehingga pengaturan jarum
vertikal kemungkinan tidak tepat menyinggung permukaan air
V. Kesimpulan
- Koefisien kecepatan aliran pada lubang berdiameter 3 mm yaitu 4,92186
- Koefisien kecepatan aliran pada lubang berdiameter 4 mm yaitu 4,355704
- Semakin besar nilai y, maka semakin besar nilai (𝑥⁄ℎ)2

- Total kesalahan relatif pada praktikum kali ini yaitu 5,330909 %

VI. Referensi
Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia. 2016. Pedoman Praktikum
Mekanika Fluida dan Hidrolika. Depok: Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, dan
Sungai DTS FT UI.
Potter, Merle C., Wiggert, David C., and Ramadan, Bassem H. 2007.
Mechanics of Fluid. Michigan: The University of Michigan.

Percobaan B

I. Analisis
1. Analisis Percobaan
Percobaan B ini berbeda dengan percobaan A. Percobaan ini bertujuan untuk
mendapatkan besaran koefisien debit aliran melalui lubang kecil dalam keadaan saat
aliran memiliki tekanan konstan dan saat tekanannya berubah. Alat-alat yang
digunakan kali ini adalah meja hidrolika, stop watch, gelas ukur, peraga aliran
melalui lubang, dan jangka sorong. Percobaan dibagi menjadi dua, yaitu saat
tekanan tetap dan tekanan berubah.
Pada saat tekanan tetap, pertama praktikan memasang lempeng lubang aliran
3 mm. Praktikan kemudian mengatur agar head pada tangki utama sebesar 320 mm.
Lalu, air yang keluar ditampung dalam gelas ukur selama 5 detik, dihitung
menggunakan stop watch. Setelah itu, head kembali diatur untuk 340 mm, 360 mm,
380 mm, dan 400 mm. Data yang didapat berupa volume yang ditampung dalam
gelas ukur tersebut selama 5 detik. Hal itu dilakukan kembali setelah menguba h
lempeng lubang aliran menjadi 6 mm.
Untuk percobaan kedua, pipa pelimpah dinaikkan terlebih dahulu hingga
mencapai ketinggian di atas 400 mm. Lalu, katup pengatur dibuka agar tangki
penampung terisi air melebihi 400 mm. Lalu, alat dimatikan dan perlahan-lahan air
akan turun. Praktikan kemudian menyalakan stop watch ketika air tepat berada pada
head 400 mm. Setelah itu, praktikan mencatat waktu setiap perubahan head 20 mm
hingga saat air berada pada head 300 mm.
Perbedaan mendasar dari constant head dan variable head ada pada tangki
utama. Pada tangki utama, saat constant head, tekanan air tidak berubah-ubah dalam
satu waktu tertentu, sedangkan pada variable head, tekanan air berubah-berubah
dalam satu waktu. Pada saat variable head, tekanan air diset lebih dari 400 mm agar
tangki bersih dari udara dan juga agar praktikan siap menekan tombol stop watch
saat air telah berada pada tekanan 400 mm, karena penurunan tekanan begitu cepat.
2. Analisis Hasil

Data-data yang diperoleh diolah untuk mendapatkan koefisien debit aliran


(Cd). Dari data volume yang diperoleh pada percobaan pertama, maka praktikan
dapat menghitung debit air yang keluar pada tiap head. Lalu setelah itu, barulah
praktikan mencari hubungan antara kuadrat debit air dengan head. Dan untuk
mencari kesalahan relatif, maka digunakanlah analisis least square antara head
dengan kuadrat debit air, sehingga diperoleh b sebesar 1,84 x 10 -12 . Dengan
1
menggunakan rumus ,maka dapat diperoleh koefisien debit untuk lempeng 3
𝐴√2𝑔𝑏

mm sebesar 2,68 x 10-5 dan 1,562 x 10-6 untuk lempeng 6 mm.

Pada percobaan kedua, praktikan mencari hubungan antara selisih akar head
1 dan head 2 dengan perubahan waktu (∆𝑡). Lalu, dengan analisis least square
2𝐴𝑡
didapat b sebesar 19,234. Cd bisa didapat dengan menggunakan rumus .
𝑏𝐴√2𝑔

Hasilnya, koefisien debit aliran pada diameter 3 mm 1,54400544 dan pada


diameter 6 mm sebesar 1,103172. Untuk menghitung kesalahan relatifnya, didapat
dengan perbandingan antara selisih Cd hasil praktikum dan Cd teoritis (0,69) dengan
Cd teoritis. Hasilnya, kesalahan relatifnya sebesar 4,0876 %.

3. Analisis Kesalahan
Kesalahan relatif yang didapat pada percobaan pertama cukup besar yaitu
sebesar 99.9968 % untuk diameter 3 mm dan 99.999816% untuk diameter lempeng
6 mm. Pada percobaan kedua, didapat kesalahan relatifnya sebesar 4,0876%. Kesalahan
tersebut disebabkan oleh beberapa hal:
- Pada saat percobaan tekanan tetap, jangka waktu yang digunakan tidak tepat 5
detik sehingga menyebabkan volume pada gelas ukur tidak tepat.
- Pada saat percobaan tekanan tetap, praktikan tidak jeli dalam membaca
volume pada gelas ukur
- Pada percobaan tekanan berubah, stop watch tidak benar-benar dimulai pada
head 400 mm
IV. Kesimpulan
- Koefisien debit air pada lempeng 3 mm yaitu 2,68 x 10-5 dan 1,562 x 10-6
pada lempeng 6 mm tekanan tetap
- Koefisien debit air pada lempeng 3 mm yaitu 1,54400544 dan koefisien debit
air pada lempeng 6 mm adalah 1,103172 pada tekanan berubah
- Kesalahan relatif pada tekanan berubah adalah 4,0876 % dan kesalahan
relatif pada tekanan tetap yaitu 99.9968 % pada diameter 3 mm dan
99.999816% pada diameter 6 mm.
- Semakin besar tekanan maka semakin besar nilai debit yang dihasilkan.
- Penurunan tekanan membutuhkan waktu yang semakin lama.
V. Referensi
Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia. 2016. Pedoman Praktikum
Mekanika Fluida dan Hidrolika. Depok: Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, dan
Sungai DTS FT UI.
Potter, Merle C., Wiggert, David C., and Ramadan, Bassem H. 2007.
Mechanics of Fluid. Michigan: The University of Michigan.

VI. Lampiran

Praktikan mencatat koordinat


jarum vertikal pada kertas grafik

Anda mungkin juga menyukai