Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENERAPAN EMPAT PILAR KEBANGSAAN DALAM KARAKTER


MARYARAKAT DI DESA.....

Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah

Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Dosen pengampu Giri Harto Wiratama, S.Pd M.Hum

Disusun Oleh :

1. Alfiah Yunita Cahyani (4311417034)


2. Silvia Tri Ayu Ningtias (4311417004)

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2018


HALAMAN PENGESAHAN

SKIM : Pendidikan Karakter yang sesuai dengan empat pilar


kebangsaan

JUDUL : Penerapan Empat Pilar Kebangsaan Dalam Karakter Masyarakat di


Desa....

BIDANG ILMU : Pendidikan Karakter Dalam Materi Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

KHALAYAK SASARAN : Seluruh Masyarakat di Desa .....

PRODUK/TEKNOLOGI : Model, Sosialisasi, Metode, Pelatihan dan Pembelajaran, serta


Proposal.

ABSTRAK : Tujuan utama dari diadakannya suatu pengabdian kepada masyarakat


adalah untuk mengembangkan masyarakat yang mempunyai karakter yang khas agar dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilan berbahasa yang sopan dalam lingkup
lingkungan sekitar bahkan seluruh Indonesia sebagai ciri khas masyarakat tersebut. Untuk itu
akan dilaksanakan dengan tiga metode sekaligus, yaitu metode pendidikan dan latihan,
mengadakan suatu kegiatan sosialisasi, serta praktek langsung di lingkup lingkungan sekitar.
Sehingga diharapkan hal tersebut dapat terwujud dan terlaksana dengan sesuai agar
masyarakat di desa ..... dapat mengembangkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari dimana pun. Pada fase kedua kegiatan pengabdian kepada masyarakat penerapan
karakter di lingkungan masyarakat di desa ..... yang berbasis empat pilar kebangsaan akan
menggunkaan metode pelatihan dan penerapan secara langsung. Pada fase ketiga, kami
selaku pembuat proposal meminta izin kepada salah satu orang terpenting di desa tersebut
dalam rangka akan mengadakan suatu sosialisasi tentang pentingnya menerapkan karakter di
lingkungan sekitar yang berbasis empat pilar kebangsaan.
KETUA PENELITI :

1. Ketua Peneliti 1
a. Nama Lengkap : Alfiah Yunita Cahyani
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIK/NIM : 3314045506980006/4311417034
d. Jabatan Struktural :-
e. Jabatan Fungsional :-
f. Falkutas/Jurusan : FMIPA/Kimia
g. Alamat Sekarang : Perumahan Griya Karangjati Blok A No.81 Rt 05 Rw 02
h. No. Hp : 087838181898
i. Alamat Rumah : Miri Rt 08 Rw 02, Celep, Kedawung, Sragen
j. Email : Yunitaalfiah@gmail.com

2. Ketua Peneliti 2
a. Nama Lengkap : Silvia Tri Ayu Ningtias
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIK/NIM : /4311417004
d. Jabatan Struktural :-
e. Jabatan Fungsional :-
f. Falkutas/Jurusan : FMIPA/Kimia
g. Alamat Kost : Jl Taman Siswa No. 9 Sekaran Gunungpati Semarang
h. No. Hp : 085212886802
i. Alamat Rumah : Ds. Kertaharja Rt 01 Rw 02, Kecamatan Kramat, Kabupaten
Tegal
j. Email : Silvia.triayu30@gmail.com

JANGKA PENGABDIAN :
TEMPAT KEGIATAN :
a. Wilayah (Desa/Kecamatan) :
b. Kabupaten :
c. Propinsi :
d. Jarak Tempuh :
Semarang, Mey 2018

Mengtahui

Dosen Pengampuh

Giri Harto Wiratama, S.Pd M.Hum


NIK :

Ketua Peneliti 1 Ketua Peneliti 2

Alfiah Yunita Cahyani Silvia Tri Ayu Ningtias


NIM : 4311417034 NIM : 4311417004

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1) Judul Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat

“Penerapan Empat Pilar Kebangsaan Dalam Karakter Masyarakat di Desa....”


2) Tim Pelaksana

No. Nama Jabatan Bidang Institusi Alokasi


Keahlian waktu
(Jam/Hari)
1. Alfiah Ketua 1 Kimia Universitas
Yunita Negeri
Cahyani Semarang
2. Silvia Tri Ketua 2 Kimia Universitas
Ayu Negeri
Ningtias Semarang

3) Objek/Sasaran Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat

4) Usulan Biaya

5) Tempat Lokasi Pengabdian Kepada Masyarakat

6) Mitra yang berperan (diuraikan apa perannya)

7) Permasalah dan Apa Solusinya

8) Kontribusi Mendasar Pada Khalayak Sasaran


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alami, Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT
Tuhan Semesta Alam. Atas segala karunia nikmat serta hidayahnya sehingga kami dapat
menyusun proposal yang berjudul “Penerapan Empat Pilar Kebangsaan Dalam Karakter
Masyarakat di Desa....” dean lancar. Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak Giri Harto Wiratomo, S.pd,
M.hum.

Proposal ini berisi tentang bagaimana cara menerapkan sifat empat pilar kebangsaan pada
karakter masyarakat dan apa manfaatnya adanya empat pilar kebangsaan ini.
Tujuan dari penyusunan proposal ini adalah dalam rangka membantu masyarakat dalam
menerapkan sifat empat pilar kebangsaan dalam karakter hidup sehari-hari dalam masyarakat
serta membantu masyarakat untuk memahami tentang empat pilar kebangsaan itu apa saja
dan manfaatnya apa.

Dalam rangka menulis proposal ini tidak lepas dari bantuan, support, arahan dan bimbingan
banyak pihak. Oleh sebab itu kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
a. Kedua orang tua serta saudara-saudara kami yang telah berkenan memberikan nasihat,
doa, dan dukungan moril maupun material untuk kami dalam mununtut ilmu, sehingga
kami dapat menyelesaikan proposal ini dengan tepat waktu.
b. Bapak Prof. , selaku rektor Universitas Negeri Semarang.
c. Bapak , selaku Dekan Falkutan Matematikan dan Ilmu Pengatahuan Alam Universitas
Negeri Semarang.
d. Ibu Nanik, selaku ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang.
e. Bapak Giri Harto Wiratomo, S.pd, M.hum, selaku dosen pembimbing dan pengampu mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraab yang telah memberikan banyak arahan, masukan,
serta motivasi dalam membimbing kami untuk dapat menyelesaikan proposal ini dengan
baik.
f. Teman-teman rombel 37 Pendidikan Kewarganegaran yang telah memotivasi terselesainya
proposal ini.
Dalam menulis proposal ini masih jauh dari kata sempurna kami merasa masih banyak
kesalahan dalam penyusunan proposal ini. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga proposal ini dapat diterima sebagai gagasan
untuk menjadi solusi anak bangsa dalam permasalahan zaman modern serta dapat mengambil
manfaat dari proposal ini.

Semarang, Mei 2018

Penyusun

Alfiah Yunita CahyanI Silvia Tri Ayu Ningtias


NIM : 4311417034 NIM : 4311417004
DAFTAR PUSTAKA

RINGKASAN

Karakter merupakan aspek paling penting untuk kesuksesan manusia di masa yang akan
datang. Karakter yang kuat yang tumbuh dari prinsip empat pilar kebangsaan akan
membentuk masyarakat mempunyai mental yang kuat. Mental yang kuat akan melahirkan
spirit atau jiwa yang kuat juga. Beberapa permasalahan yang muncul dalam pendidikan
karakter di masyarakat antara lain meliputi kurangnya ketaladanan karakter anak kepada
orang tua, guru kepada siswa, dan masih banyak lagi karena rendahnya pemahaman anak
tentang sikap sopan santun kepada orang tua dan rendahnya pemahanan guru tentang
pendidikan karakter yang diterapkan oleh empat pilar kebangsaan itu sendiri, serta kurangnya
dalam pelatihan atau penerepan pendidikan karakter bagi guru. Hal tersebut mendorong
mendorong kami untuk menyusun proposal dengan judul “penerapan empat pilar kebangsaan
dalam karakter masyarakat...” untuk memadukan ide-ide dan gagasan-gagasan yang dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut. Diharapkan dengan adanya proposal ini pendidikan
karakter yang terdapat dapat empat pilar kebangsaan dapat diterapkan dalam kehidupkan
sehari-hari masyarakat.
BAB 1
PENDAHULUAN

Karakter merupakan dasar dari ilmu pengetahuan dan keterampilan. Ilmu pengetahuan dan
keterampilan tanpa adanya landasan kepribadian yang benar akan menyesatkan dan
menghancurkan sikap para warga bangsa Indonesia. Karakter yang berupa kepribadian
tersebut dimiliki melalui proses pendidikan kewarganegaraan yang dituangkan dalam
pedoman empat pilar kebangsaan negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan karakter
adalah segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter masyarakat
setempat. Dengan kata lain pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang disengaja untuk
membantu warga masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut dapat memahami,
memperhatikan, melakukan, dan menerapkan sikap-sikap etika yang baik yang terdapat
dalam empat pilar kebangsaan Indonesia. Peran guru membantu dalam pembentukan watak
siswa dengan cara memberikan keteladanan, cara berbicara atau menyampaikan materi yang
baik, toleransi, dan berbagai hal yang terkait lainnya. Peran warga masyarakat yang telah
memahami tentang pendidikan karakter dapat membantu terbentuknya pendidikan karakter
bagi warga masyarakat yang lain.

Menurut Suyanto, pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti yang luas, yaitu yang
melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
Sehingga sangatlah penting pendidikan karakter diterapkan dalam pendidikan formal maupun
non formal. Hal tersebut sesuai dengan Undang – Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003
pasal 3 yaitu Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak warga masyarakat sesuai dengan empat pilar kebangsaan serta peradapan bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan warga masyarakat bangsa Indonesia,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik dan masyarakat agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan karakter juga didukung peraturan presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang
penguatan pendidikan karakter.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan program pendidikan di kampus untuk


memperkuat karakter mahasiswa melalui harmonisasi oleh hati (etika), olah pikir (literasi),
dan olah raga (kinestetik) untuk menjadi mahasiswa yang mempunyai sikap yang baik sesuai
dengan pendidikan karakter yang terdapat dalam empat pilar kebangsaan Indonesia dengan
dukungan pelibatan publikdan kerja sama antara lingkungan kampus, keluarga, dan
masyarakat yang merupakan dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa masyarakat pada bulan Mei
2018, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter yang terdapat dalam prinsip empat pilar
kebangsaan sangatlah penting bagi kehidupan warga masyarakat. Tetapi masih banyak
masalah dan kendala yang dihadapi dalam penerapannya. Salah satunya adalah kurangnya
pemahaman warga masyarakat untuk memperkuat karakter dalam kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut mengakibatkan rendahnya usaha warga masyarakat untuk memperkuat karakter dan
waktu yang dimiliki yang akan berakibat pula pada rendahnya potensi yang dimiliki olah
warga masyarakat. Selain itu kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung penerapan
pendidikan karakter bagi masyarakat dalam prinsip empat pilar kebangsaan.

Berdasarkan permasalahan di atas, kami tertarik untuk melakukan sosialisasi melalui program
pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Penerapan Empat Pilar Kebangsaan Dalam
Karakter Masyarakat di Desa....” untuk mengambangkan sikap warga masyarakat di daerah
tersebut.
RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut :
i. Kurangnya ketaladanan karakter dosen kepada mahasiswa dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam empat pilar kebangsaan.
ii. Masih rendahnya pemahaman masyarakat di desa ...... terkait adanya pendidikan
karakter dalam penerapan empat pilar kebangsaan.
iii. Kurangnya pelatihan dan sosialisasi bagi masyarakat di desa ..... untuk memahami
pentingnya pendidikan karakter dengan prinsip empat pilar kebangsaan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
iv. Bagaimana caranya penerapan pendidikan karakter kepada masyarakat di desa .....
yang sesuai dengan empat pilar kebangsaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 METODE PENDEKATAN

Berdasarkan kesepakatan dengan masyarajat di desa .... dan sekitarnya dalam upaya
menyelesaikan permasalahan yang ada maka kami selaku pengusul pembuatan proposal
menggunakan suatu metode pendekatan dengan kegiatan pelatihan dalam tema pengabdian
kepada masyarakat yang berbasis pendidikan kewarganegaraan. Pelatihan yang akan
diadakan dilaksanakan dengan dua tahap yaitu tahap pertama adalah teori dan tahap kedua
adalah praktek atau penerapannya yaitu berupa contoh-contoh kegiatan yang dapat
menumbuhkan dan memperkuat adanya pendidikan karakter di lingkungan masyarakat di
desa ..... dengan berlandaskan prinsip empat pilar kebangsaan. Kerja sama dan peran aktif
dari masyarakat dalam kegiatan pelatihan dan sosialisasi ini semoga dapat membuat kegiatan
ini berhasil dan tidak ada suatu halangan apapun. Dalam penyampaian materi yang akan
dibicarakan terdapat beberapa narasumber yang telah mendukung adanya kegiatan ini, tentu
saja narasumber tersebut merupakan yang telah ahli di dalam bidangnya.

Pada kegiatan pertama para masyarakat di desa .... akan menerima suatu materi yang
berisi pentingnya pendidikan karakter dalam empat pilar kebangsaan serta arah kebijakan
para pemerintah tentang penguatan pendidikan karakter di lingkungan masyarakat sekitar
desa .... Selanjutnya pada tahap kedua masyarakat di desa ..... akan mendapatkan materi
bagaimana cara menerapkan pendidikan karakter serta praktek pelaksanaan pendidikan
karakter dengan berlandaskan empat pilar kebangsaan di lingkunga masyarakat sekitar
dengan adanya pelajaran yang utama yaitu pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan
pendidikan pancasila merupakan suatu contoh kegiatan atau cara masyarakat ataupun
mahasiswa mengenal paling utama tentang pendidikan karakter yang berprinsip dengan
empat pilar kebangsaan negara Indonesia.

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Universitas Negeri Semarang memiliki lembaga dalam bidang penelitan dan abdimas yaitu
Lembaga Penelitihan dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM). Lembaga Penelitahan
dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) bekerja menaungi seluruh dosen dan mahasiswa
dalam melaksanakan penelitihan dan pengabdian kepada masyarakat adapun kegiatannya
antara lain :

a. LPPM memberikan informasi mengenai aturan-aturan dalam pengajuan proposal serta


waktu pengajuan proposal yang telah dibuat.
b. LPPM menyeleksi usulan proposal yang masuk dan proposal tersebut telah memenuhi
syarat yang sesuai dengan benar dan akan diusulkan ke UMSIDA.
c. LPPM mengkoordinasi pelaksanaan penelitian dan ABDIMAS.
d. LPPM melakukan suatu kegiatan monitoring monev dan evaluasi terhadap
pelaksanaan penelitihan dan ABDIMAS.
e. LPPM memfasilitasi semua kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan dan
ABDIMAS yang telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pelatihan dan sosialisasi ini dilakukan oleh kami untuk memenuhi suatu tugas mata kuliah
umum yaitu pendidikan kewarganegaraan dalam hal ini kami telah membaca beberapa
proposal dan mencoba untuk menjadikan sebagai sumber literatur dan referensi sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Pada dasarnya proposal ini disusun untuk
dapat menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam masyarakat di desa ..... terkait
rendahnya pendidikan karakter yang berprinsip pada empat pilar kebangsaan Indonesia yaitu
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia). Kami merupakan mahasiswa dari prodi kimia S1.
ISI

Sebagai salah satu isi dar Tri Dharma Pergurua Tinggi terutama Dharma Pengabdian Kepada
Masyarakat, untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan mengadakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat yang berlokasi di Dusun .....Kegiatan ini diikuti oleh seluruh
masyarakat di desa ....Kegiatan ini merupakan rangkaian dari tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.

Bangsa indonesia membutuhkan pembentukan watak dan karakter yang :

Pertama, karakter bangsa yang bermoral (religius). Bangsa ini harus sarat dengan nilai-nilai
moral dan etika keagamaan sebagai sebuah pandangan dan praktek. Kedua, karakter bangsa
yang beradab. Baradab dalam arti luas menjadi suatu bangsa yang memiliki karakter
berbudaya dan berperikemanusiaan. Ketiga, karakter bangsa yang bersatu. Didalamnya
termasuk menegakkan toleransi. Tidak mungkin kita bersatu tanpa adanya toleransi, harmonis
dan bersaudara. Keempat, karakter bangsa yang berdaya Dalam arti yang luas, berdaya
berarti menjadi bangsa yang berpengetahuan (knowledgeble), terampil (skillful), berdaya
saing (competitive) secara mental, pemikiran maupun teknis. Daya bukan sekedar dalam arti
materi dan mekanik, melainkan dalam makna secara mental, hati dan pikiran kita; yakni state
of mind. Kelima, karakter bangsa yang berpartisipasi. Partisipasi amat diperlukan untuk
menghapus sikap masa bodoh, mau enaknya saja, dan tidak pernah peduli dengan nasib
bangsa. Karakter partisipasi ini ditandai dengan penuh peduli, rasa dan sikap tangggungjawab
yang tinggi, serta komitmen yang tumbuh menjadi karakter dan watak bangsa kita.
Pentingnya pendidikan karakter yang sesuai dengan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah sebagai berikut :
Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga memiliki
fungsi yang sangat fundamental. Selain bersifat yuridis formal yang mengharuskan seluruh
peraturan perundang-undangan berlandaskan pada Pancasila (sering disebut sebagai sumber
dari segala sumber hukum), Pancasila juga bersifat filosofis. Pancasila merupakan dasar
filosofis dan sebagai perilaku kehidupan. Artinya, Pancasila merupakan falsafah negara dan
pandangan/cara hidup bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai cita-cita nasional. Sebagai dasar negara dan
sebagai pandangan hidup, Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang harus dihayati dan
dipedomani oleh seluruh warga negara Indonesia dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila sepatutnya menjadi karakter
masyarakat Indonesia sehingga Pancasila menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia.
Oleh karena kedudukan dan fungsinya yang sangat fundamental bagi negara dan bangsa
Indonesia, maka dalam pembangunan karakter bangsa, Pancasila merupakan landasan utama.
Sebagai landasan, Pancasila merupakan rujukan, acuan, dan sekaligus tujuan dalam
pembangunan karakter bangsa. Dalam konteks yang bersifat subtansial, pembangunan
karakter bangsa memiliki makna membangun manusia dan bangsa Indonesia yang
berkarakter Pancasila. Berkarakter Pancasila berarti manusia dan bangsa Indonesia memiliki
ciri dan watak religius, humanis, nasionalis, demokratis, dan mengutamakan kesejahteraan
rakyat. Nilai-nilai fundamental ini menjadi sumber nilai luhur yang dikembangkan dalam
pendidikan karakter bangsa.

Derivasi nilai-nilai luhur Pancasila tertuang dalam norma-norma yang terdapat dalam
Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. Oleh karena itu, landasan kedua yang harus
menjadi acuan dalam pembangunan karakter bangsa adalah norma konstitusional UUD 1945.
Nilai-nilai universal yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 harus terus dipertahankan
menjadi norma konstitusional bagi negara Republik Indonesia.
Keluhuran nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memancarkan tekad
dan komitmen bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan pembukaan itu dan bahkan
tidak akan mengubahnya. Paling tidak ada empat kandungan isi dalam Pembukaan UUD
1945 yang menjadi alasan untuk tidak mengubahnya. Pertama, di dalam Pembukaan UUD
1945 terdapat norma dasar universal bagi berdiri tegaknya sebuah negara yang merdeka dan
berdaulat. Dalam alinea pertama secara eksplisit dinyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak
segala bangsa dan oleh karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pernyataan itu dengan tegas menyatakan
bahwa kemerdekaan merupakan hak segala bangsa dan oleh karena itu, tidak boleh lagi ada
penjajahan di muka bumi. Implikasi dari norma ini adalah berdirinya negara merdeka dan
berdaulat merupakan sebuah keniscayaan. Alasan kedua adalah di dalam Pembukaan UUD
1945 terdapat norma yang terkait dengan tujuan negara atau tujuan nasional yang merupakan
cita-cita pendiri bangsa atas berdirinya NKRI. Tujuan negara itu meliputi empat butir, yaitu
(1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2)
memajukan kesejahteraan umum, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial. Cita-cita itu sangat luhur dan tidak akan lekang oleh waktu. Alasan ketiga,
Pembukaan UUD 1945 mengatur ketatanegaran Indonesia khususnya tentang bentuk negara
dan sistem pemerintahan. Alasan keempat adalah karena nilainya yang sangat tinggi bagi
bangsa dan negara Republik Indonesia, sebagaimana tersurat di dalam Pembukaan UUD
1945 terdapat rumusan dasar negara yaitu Pancasila. Selain pembukaan, dalam Batang Tubuh
UUD 1945 terdapat norma-norma konstitusional yang mengatur sistem ketatanegaraan dan
pemerintahan Indonesia, pengaturan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia, identitas negara,
dan pengaturan tentang perubahan UUD 1945 yang semuanya itu perlu dipahami dan
dipatuhi oleh warga negara Indonesia. Oleh karena itu, dalam pengembangan karakter
bangsa, norma-norma konstitusional UUD 1945 menjadi landasan yang harus ditegakkan
untuk kukuh berdirinya negara Republik Indonesia.
Kesepakatan yang juga perlu ditegaskan dalam pembangunan karakter bangsa adalah
komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karakter yang dibangun
pada manusia dan bangsa Indonesia adalah karakter yang memperkuat dan memperkukuh
komitmen terhadap NKRI, bukan karakter yang berkembang secara tidak terkendali, apalagi
menggoyahkan NKRI. Oleh karena itu, rasa cinta terhadap tanah air (patriotisme) perlu
dikembangkan dalam pembangunan karakter bangsa. Pengembangan sikap demokratis dan
menjunjung tinggi HAM sebagai bagian dari pembangunan karakter harus diletakkan dalam
bingkai menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa (nasionalisme), bukan untuk
memecah belah bangsa dan NKRI. Oleh karena itu, landasan keempat yang harus menjadi
pijakan dalam pembangunan karakter bangsa adalah komitmen terhadap NKRI.
Landasan selanjutnya yang mesti menjadi perhatian semua pihak dalam pembangunan
karakter bangsa adalah semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan itu bertujuan
menghargai perbedaan/keberagaman, tetapi tetap bersatu dalam ikatan sebagai bangsa
Indonesia, bangsa yang memiliki kesamaan sejarah dan kesamaan cita-cita untuk
mewujudkan masyarakat yang “adil dalam kemakmuran” dan “makmur dalam keadilan”
dengan dasar negara Pancasila dan dasar konstitusional UUD 1945. Keberagaman suku,
agama, ras, dan antargolongan (SARA) merupakan suatu keniscayaan dan tidak bisa
dipungkiri oleh bangsa Indonesia. Akan tetapi, keberagaman itu harus dipandang sebagai
kekayaan khasanah sosiokultural, kekayaan yang bersifat kodrati dan alamiah sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa bukan untuk dipertentangkan, apalagi dipertantangkan
(diadu antara satu dengan lainnya) sehingga terpecah-belah. Oleh karena itu,
semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dapat menjadi penyemangat bagi terwujudnya
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Cara penerapan pendidikan karakter kepada masyarakat yang sesuai dengan empat pilar
kebangsaan adalah dengan melalui pendekatan. Ada empat pendekatan untuk menjaga empat
pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Keempat pendekatan tersebut yaitu pendekatan kultural, edukatif, hukum, dan struktural,
dibutuhkan karena saat ini pemahaman generasi muda terhadap 4 pilar kebangsaan menipis.

1. Pendekatan kultural adalah dengan memperkenalkan lebih mendalam tentang budaya


dan kearifan lokal kepada generasi muda. Hal ini dibutuhkan agar pembangunan oleh
generasi muda di masa depan tetap mengedepankan norma dan budaya bangsa.
Pembangunan yang tepat, harus memperhatikan potensi dan kekayaan budaya suatu
daerah tanpa menghilangkan adat istiadat yang berlaku. Generasi muda saat ini adalah
calon pemimpin bangsa, harus paham norma dan budaya leluhurnya. Sehingga di
masa depan tidak hanya asal membangun infrasturktur modern, tetapi juga
menyejahterakan masyarakat.
2. Pendekatan edukatif perlu karena saat ini sangat marak aksi kriminal yang dilakukan
generasi muda, seperti tawuran, pencurian, bahkan pembunuhan. Kebanyakan aksi
tersebut terjadi saat remaja berada di luar sekolah maupun di luar rumah. Oleh sebab
itu perlu ada pendidikan di antara kedua lembaga ini. Di rumah kelakuannya baik, di
sekolah juga baik. Namun ketika di antara dua tempat tersebut, kadang remaja berbuat
hal negatif. Ini yang sangat disayangkan. Orangtua harus mencarikan wadah yang
tepat bagi anaknya untuk memaknai empat pilar kebangsaan semisal lewat kegiatan di
Pramuka.
3. Pendekatan hukum adalah segala tindakan kekerasan dalam bentuk apapun harus
ditindak dengan tegas, termasuk aksi tawuran remaja yang terjadi belakangan. Norma
hukum harus ditegakkan agar berfungsi secara efektif sehingga menimbulkan efek
jera bagi pelaku kriminal sekaligus menjadi pelajaran bagi orang lain.
4. Pendekatan yang terakhir adalah pendekatan struktural. Keempat pilar ini perlu terus
diingatkan oleh pejabat di seluruh tingkat. Mulai dari Ketua Rukun Tetangga, Rukun
Warga, kepala desa, camat, lurah sampai bupati/wali kota hingga gubernur.Bangsa
kita sedang terkoyak, dari luar kita dijadikan sasaran penghisapan oleh kepentingan
asing, sementara di dalam, kita masih terpuruk dengan benang kusut budaya korupsi
anggaran negara, kerusuhan sosial dan konflik horizontal, lemahnya taraf hidup
masyarakat, minimnya akses pendidikan dan kesehatan, juga belitan persoalan
lainnya. Pancasila sebagai gagasan pencerah semestinya dapatlah kembali
menginsprasi jiwa kita secara utuh sebagai Bangsa merdeka yang punya kemampuan
untuk mewujudkan cita-cita nasional tentang Bangsa Indonesia yang berdaulat,
mandiri, berkepriadian, adil dan makmur.

Anda mungkin juga menyukai