Anda di halaman 1dari 11

i.

Pendahuluan paling buruk dapat menyebabkan


Salah satu olah raga yang banyak ketidaksuburan. Perubahan rasio
digemari oleh masyarakat adalah senam. hormon-hormon dan pengerahan energi
Senam ada berbagai macam, diantaranya yang terjadi pada atlet senam intensitas
senam lantai, senam hamil, senam tinggi diduga juga mempengaruhi proses
aerobik, senam pramuka, senam kehamilan. Perubahan rasio estrogen
kesegaran jasmani (SKJ), dan lain-lain. terhadap progesteron akan
Senam aerobik merupakan gabungan mempengaruhi proses kehamilan. Kadar
gerakan-gerakan yang energik dan progesteron yang kurang dominan atau
kreatif, beriramakan cepat dengan kadar estrogen/androgen yang dominan
gerakan dasar kaki jalan hingga loncat akan merangsang kontraksi uterus,
sesuai dengan fungsi senam aerobik itu melemahkan kehamilan5. Kondisi ini
sendiri. Manfaat senam aerobik adalah ditunjukkan dengan gejala perdarahan
meningkatkan kesehatan jantung dan hingga aborsi.
stamina tubuh. Tapi bila dilakukan Berdasarkan latar belakang yang
secara tidak benar bisa menimbulkan dikemukakan di atas, maka dapat
cedera1. dirumuskan masalah : Berapa banyak
Pada saat senam selalu ada seorang wanita beraktivitas intensitas tinggi yang
instruktur yang bertugas mengawasi dan mengalami gangguan kesuburan dan
memberi contoh gerakan – gerakan apakah intensitas latihan berpengaruh
senam pada pesertanya. Instruktur senam terhadap timbulnya gangguan
memiliki kemampuan senam yang lebih kesuburan?
baik. Hal ini diperoleh karena instruktur Secara umum penelitian ini bertujuan
senam melakukan latihan senam secara untuk mengetahui seberapa bermakna
tertatur dan terukur, serta frekuensi implikasi aktivitas senam intensitas
perminggu yang sangat tinggi yaitu 5-7 tinggi terhadap gangguan kesuburan
kali dan lama latihan minimal 1 jam. instruktur senam perempuan di wilayah
Latihan dapat menyebabkan Yogyakarta.
abnormalitas pada sistem reproduksi Hasil penelitian diharapkan dapat
termasuk amenorrhea sekunder (keadaan memberi manfaat praktis dasar ilmiah
tidak menstruasi dalam 3 bulan atau bukti nyata pengaruh aktivitas fisik
lebih) dan oligomenorrhea (siklus tinggi terhadap kesehatan reproduksi dan
menstruasi yang irregular), yang bisa upaya-upaya promotif-preventif serta
saja merupakan efek dari disfungsi menjadi sumber pustaka untuk penelitian
hipotalamus2. Abnormalitas sistem lebih lanjut.
reproduksi banyak terjadi pada wanita
yang energinya tidak seimbang yakni ii.Metode Penelitian
pada wanita yang beraktifitas tinggi atau Penelitian ini merupakan penelitian
kekurangan intake energi3. observasional yang bersifat cohort
Intensitas tinggi dan durasi yang prospective (ovulasi, siklus
lama dari aktivitas fisik sudah lama menstruasi) dan retrospective
dikait-kaitkan dengan perubahan sekresi (riwayat perdarahan saat hamil,
hormone reproduksi4. Perubahan aborsi) longitudinal study.
endokrinologi wanita mungkin bisa Pengambilan data penelitian ini
secara tidak langsung, atau secara dilaksanakan pada Juli - September 2007
langsung mempegaruhi perubahan dan November 2008 – Juni 2009 di
fungsi reproduksi dan kemungkinan Daerah Istimewa Yogyakarta.

3
Sampel adalah instruktur senam bifasik adalah saat menstruasi suhu
aerobik wanita yang berusia 18 – 40 tubuh akan stabil terus menjelang saat
tahun, melatih lebih dari tujuh kali akan suhu akan sedikit menurun, lalu
dalam satu minggu atau kurang dari ovulasi dan beberapa jam kemudian
sama dengan tujuh kali dalam satu suhu tubuh akan meningkat 0,5-1 oC
minggu, riwayat melatih lebih dari satu untuk kemudian menetap sampai
tahun. Kriteria ekslusinya adalah tidak menstruasi berikutnya. Cara mengukur
lengkap atau tidak selesai mengisi tabel suhu badan basal adalah menyiapkan
suhu badan basal dan sedang mengikuti thermometer badan pada titik kurang
program Keluarga Berencana (KB) dari 35oC (kibaskan), lalu letakkan
untuk data tertentu. Konsumsi makan 2 thermometer pada ketiak, tunggu kurang
kali atau lebih dalam sehari termasuk lebih 3 menit, dan lihat tanda yang
kriteria kontrol. ditunjukkan pada thermometer.
Pantauan aktivitas yang perlu dicatat
Variabel penelitian adalah aktivitas melatih senam harian,
Variabel independent (bebas) adalah suhu badan basal serta tanggal
frekuensi melatih senam dalam satu menstruasi. Riwayat melatih senam
mingu diambil data dengan kuesioner. aerobik, siklus menstruasi, riwayat
Variabel dependent (tergantung) adalah kehamilan termasuk perdarahan saat
masa subur/ovulasi, panjang siklus hamil dan aborsi, riwayat penggunaan
menstruasi, aborsi/perdarahan pada saat alat kontrasepsi serta nutrisi gizi diisi
hamil diambil data dengan kuesioner dan pada kuesioner.
mengukur suhu badan basal dengan
termometer badan. Variabel kontrol Analisis Data
adalah nutrisi diambil data dengan Analisis data menggunakan uji beda
kuesioner. Chi-square (x2).

Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan adalah iii. Hasil Penelitian
thermometer badan, kuesioner, informed a. Perbedaan tingkat kesuburan
consent dan catatan pantauan berdasarkan ada tidaknya ovulasi
aktivitas. Total responden yang didapat untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
Cara Kerja tingkat kesuburan berdasarkan ovulasi
1. Mendata responden. pada dua kelompok frekuensi melatih
2. Pengisian kuesioner. tinggi dan rendah adalah 17 orang
3. Melakukan pantauan aktivitas karena beberapa responden tidak
senam, dan suhu badan basal. mengisi tabel suhu badan basal dengan
Cara untuk mengetahui masa subur lengkap, responden menolak dan
adalah dengan mengukur suhu badan beberapa responden sedang
basal, yakni suhu badan pada saat baru menggunakan alat kontrasepsi hormonal
bangun tidur. Suhu harian itu kemudian sehingga tidak dapat diproses lebih
dicatat dan dihubungkan dengan garis lanjut. Prosentase ada dan tidaknya
(seperti membuat grafik). Bila ovulasi pada kelompok frekuensi melatih
ditemukan grafik suhu yang bifasik tinggi memiliki selisih tidak jauh, uji
disimpulkan terjadi ovulasi, bila beda chi-square test (x²) diperoleh
monofasik berarti anovulasi. Gambaran nilai

4
Tabel 1. Distribusi Ovulasi dengan Frekuensi Melatih Senam Aerobik
Ovulasi P
Frekuensi Ada Tidak ada Total
No
Melatih n % N % n %
1 Tinggi 8 53.3 7 46.7 15 100
2 Rendah 2 100 0 0 2 100 0.208
Total 10 7 17

signifikansinya adalah 0.208 berarti oophorus. Antara sel telur dan sel
tidak ada perbedaan (p>0.05) antara sekitarnya terdapat zona pelluzida.
pelatih frekuensi melatih tinggi dan Sel-sel granulosa lainnya yang
rendah dalam hal tingkat kesuburan membatasi ruang follikel disebut
berdasarkan ovulasi. membrane granulosa. Dengan
Hasil penelitian ini (Tabel 1) tumbuhnya follikel jaringan ovarium
menunjukkan prosentase yang cukup sekitar follikel tersebut terdesak keluar
tinggi pada pelatih frekuensi tinggi yang dan membentuk 2 lapisan ialah theca
tidak mengalami ovulasi atau anovulasi interna yang banyak mengandung
yakni 46.7%. Faktor resiko penyebab pembuluh darah dan theca externa
siklus anovulasi berupa intensitas latihan yang terdiri dari jaringan ikat yang
yang tinggi, stress psikologis, nutrisi padat. Follikel yang masak ini disebut
yang inadekuat, berat badan rendah dan follikel de Graaf . Follikel de
kadar lemak dalam tubuh rendah6. Graaf menghasilkan estrogen dimana
Latihan berlebih ditambah dengan tempat pembuatannya terdapat di theca
keadaan fisik, emosional, nutrisi yang interna. Sebelum pubertas follikel de
tidak baik dan latihan berlebih dapat Graaf hanya terdapat pada lapisan
menyebabkan Corticotropin-releasing dalam dari kortek ovarium dan tetap
Hormone (CRH) naik. Kenaikan CRH tinggal dilapisan tersebut. Setelah
tersebut menimbulkan penurunan pubertas juga terbentuk dilapisan luar
Gonadotropin-releasing Hormone
dari kortek. Karena liquor follikuli
(GnRH) dan kenaikan
terbentuk terus maka tekanan didalam
Adenocorticotropic Hormone (ACTH).
follikel makin tinggi, tetapi untuk
Kenaikan ACTH mengakibatkan
terjadinya ovulasi bukan hanya
kenaikan cortisol. Penurunan GnRH
tergantung pada tekanan tinggi tersebut
mengakibatkan frekuensi pulsasi LH dan
melainkan juga harus mengalami
FSH turun sehingga dapat menimbulkan
perubahan-perubahan nekrobiotik pada
gangguan ovulasi7.
permukaan follikel follikel. Pada
Pemasakan follikel primordial
permukaan ovarium sel-sel menjadi tipis
terjadi mula-mula sel-sel sekeliling
hingga pada suatu waktu follikel akan
ovum berlipat ganda, kemudian diantara
pecah dan mengakibatkan keluarnya
sel sel ini timbul sebuah rongga yang
liquor follikuli bersama dengan
berisi cairan ialah, liquor folliculi.
ovumnya yang dikelilingi oleh sel-sel
Ovum sendiri terdesak ke pinggir dan
cumulus oophorus. Keluarnya sel
terdapat di tengah tumpukan sel yang
menonjol ke dalam rongga follikel. telur dari folikel de Graaf disebut
Tumpukan sel dengan sel telur ovulasi.
didalamnya disebut cumulus Follikel de Graaf menghasilkan

5
estrogen. Peningkatan estrogen yang konsekuensi peningkatan sintesis asam
berasal dari folikel dominan hialuronad yang berasal dari induksi LH
menginisiasi lonjakkan LH ke lonjakkan asam hialuronad sintase-2 pada sel
FSH. Trigger ini awal dari meiosis, kumulus dan sel granulosa. Penggandaan
ovulasi dan luteinisasi. Lonjakkan LH rantai berat inter-α-tripsin menghambat
preovulasi menyebabkan ruptur folikel aminoglikan ini, dan prostaglandin E2
pada 36 jam kemudian. Sebelum ruptur yang menginduksi hyaluronic acid-
terjadi perubahan sel granulosa dan binding protein TSG-6. Awal kerja LH
oosit, termasuk supresi transkripsi gen pada proses ovulasi yang terjadi dalam
yang mengatur proliferasi sel granulosa, sejam setelah lonjakkan, adalah induksi
hilangnya gap junction, yang reseptor progesteron di sel granulosa.
memisahkan sinsitium elektrofisiologis LH menstimulasi biosintesis
sel granulosa dan oosit, dan induksi prostaglandin difolikel ovarium sebagai
pemilihan gen untuk ovulasi seperti akibat dari induksi enzim COX-2 pada
encoding cyclooxygenase-2 (COX-2) . sel granulosa preovulasi9.
Lonjakan LH dapat menimbulkan Proses ovulasi dimulai dari
beberapa keadaan dimana dapat dilepaskannya hormon Luteinizing
mendukung terjadinya ovulasi. Pertama, Hormone (LH). Kadar hormon ini
lonjakan LH dapat menyebabkan sintesis meningkat secara drastis di dalam darah
mediator-mediator yang mampu dan urin sesaat sebelum ovulasi.
mengakibatkan penurunan extracellular Lonjakan LH memicu pelepasan sel telur
matrix (ECM). Mediator-mediator yang telah matang dari dalam ovarium
tersebut adalah interleukin, plasminogen yang kemudian bergerak menuju tuba
activator, progresteron, bradikinin, falopi untuk dibuahi. Jika sel telur
prostaglandin dan leukotrin. ECM tersebut tidak dibuahi, maka sel telur
adalah sel folikular yang mengelilingi tersebut akan mati dan luruh bersama
ovum di dalam folikel ovarium. Kedua, dengan dinding rahim pada awal siklus
menyebabkan sintesis mediator-mediator menstruasi.
yang mampu mengakibatkan Indikator ovulasi pada penelitian ini
permeabilitas vascular. Mediator- adalah peningkatan dalam suhu badan
mediator tersebut antara lain bradikinin, basal. Saat ovulasi berlangsung, tubuh
prostaglandin, vascular endothelial wanita menghasilkan hormon
growth factor (VEGF), leukotrine, progesteron. Produksi hormon ini
platelet activating factor, histamine dan mengakibatkan kenaikan suhu tubuh
nitric oxide (NO). Ketiga, menyebabkan yang dapat menjadi petunjuk datangnya
sintesis mediator-mediator yang mampu masa subur atau disebut mengukur suhu
mengakibatkan kenaikan aliran darah. basal badan. Suhu normal tubuh
Mediator-mediator tersebut adalah biasanya 35,5-36 derajat Celcius. Bila
histamine dan nitric oxide (NO). pengukuran dilakukan saat ovulasi,
Kenaikan permeabilitas vascular dan mula-mula grafik turun sedikit dari
aliran darah menyebabkan tekanan perhitungan hari sebelumnya, kemudian
intrafolikular positif. Ketiga efek bisa naik mencapai 37-38 derajat dan
tersebut yaitu penurunan ECM, kenaikan tidak akan turun lagi. Perubahan suhu ini
permeabilitas vascular dan kenaikan menunjukkan masa subur yang akan
aliran darah yang akhirnya terus terjadi sekitar 3-4 hari. Seiring
mengakibatkan terjadinya ovulasi8. dengan penurunan produksi progesteron,
Ekspansi kumulus untuk ovulasi sebagai suhu tubuh pun turun dan kembali pada

6
suhu tubuh normal. Bila pada grafik tingkat kesuburan berdasarkan teratur
tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, bisa tidaknya siklus menstruasi adalah 40
berarti tidak terjadi masa subur. orang. Jika dilihat dari prosentase
Sebaliknya, jika suhu tubuh terus responden, didapatkan perbedaan antara
meningkat, ini pertanda dimulainya dua kelompok frekuensi tinggi dan
kehamilan. Alasannya, jika sel telur rendah. Pada kelompok pelatih frekuensi
berhasil dibuahi, berarti hormon tinggi prosentase responden yang
progesteron akan terus diproduksi. memiliki siklus menstruasi teratur lebih
Dengan demikian, suhu tubuh pun tetap tinggi dibanding yang tidak teratur,
tinggi. sedangkan pada kelompok frekuensi
Insiden inadekuat fase luteal, rendah prosentase res-
anovulasi dan oligomenorrhea lebih ponden yang memiliki siklus menstruasi
tinggi pada atlet dibanding yang bukan tidak teratur lebih tinggi dibanding yang
atlet10,11,12,13,14. Hasil penelitian pada teratur. Perbedaan keteraturan siklus
wanita pelatih senam ini yang menstruasi antara kelompok pelatih
menunjukkan hasil bahwa tidak ada frekuensi tinggi dan rendah juga diuji
perbedaan signifikan tingkat kesuburan dengan uji beda chi-square test (x²)
berdasarkan ovulasi pada frekuensi diperoleh nilai signifikansinya adalah
melatih tinggi dan rendah. Latihan 0.0207 berarti ada perbedaan (p<0.05)
dengan treadmill memperpanjang antara frekuensi melatih dalam hal
periode sekresi progesterone dan mudah tingkat kesuburan berdasarkan kejadian
mengalami ovulasi yang tertunda15 dan siklus menstruasi.
hasil peningkatan aktifitas fisik Hasil penelitian ini (Tabel 2)
signifikan berkaitan dengan peningkatan menunjukkan bahwa pelatih frekuensi
resiko anovulasi16. Akan tetapi jika tinggi yang mengalami siklus menstruasi
dilihat dari hasil prosentase, penelitian teratur memiliki prosentase yang cukup
ini sebenarnya sejalan dengan penelitian- tinggi (70%) dibandingkan dengan yang
penelitian tersebut karena menunjukkan mengalami siklus menstruasi teratur.
bahwa prosentase pelatih frekuensi Hasil yang kontradiktif ini mungkin
tinggi yang tidak mengalami ovulasi terjadi karena pendataan hasil yang tidak
termasuk cukup tinggi (46.7%). mendefinisikan siklus menstruasi antara
Di Amerika Serikat, hampir semua yang teratur dan tidak teratur secara
wanita pernah mempunyai pengalaman lebih detail.
siklus anovulasi pada perjalanan Siklus menstruasi paling mudah
reproduksinya. Untuk melakukan dimengerti jika dibagi proses ini dibagi
percobaan guna menentukan frekuensi menjadi empat fase berdasarkan
kejadian anovulasi kronis pada populasi perubahan fungsional dan morfologis di
umum sulit karena beberapa kasus tidak dalam ovarium dan endometrium yakni
terlaporkan. Estimasi kejadian anovulasi fase menstruasi, folikular, ovulatoir, dan
kronis berkisar antara 6-15% wanita luteal. Fase Menstruasi yaitu peristiwa
dalam masa reproduksi17. luruhnya sel ovum matang yang tidak
dibuahi bersamaan dengan dinding
b. Perbedaan tingkat kesuburan endometrium yang robek. Dapat
berdasarkan teratur tidaknya siklus diakibatkan juga karena berhentinya
menstruasi sekresi hormone estrogen dan
Total responden yang didapat untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan

7
Tabel 2. Distribusi Siklus Menstruasi dengan Frekuensi Melatih Senam Aerobik
Siklus Menstruasi P
Frekuensi Tidak Total
No Teratur
Melatih Teratur
n % N % n %
1 Tinggi 14 70 6 30 20 100
2 Rendah 7 35 13 65 20 100 0.027
Total 21 19 40

progresteron sehingga kandungan terhenti sehingga menyebabkan


hormone dalam darah menjadi tidaka endometrium mengering dan robek.
ada. Fase Proliferasi/fase Folikuler Terjadilah fase pendarahan atau
ditandai dengan menurunnya hormone menstruasi18.
progesteron sehingga memacu kelenjar Latihan berkaitan dengan restriksi
hipofisis untuk mensekresikan FSH dan kalori untuk memberikan efek
merangsang folikel dalam ovarium, penurunan LH, jadi latihan sendiri tidak
serta dapat membuat hormone estrogen dapat berefek pada pulsasi LH19. Tetapi
diproduksi kembali. Sel folikel pada hasil penelitian kali ini pada wanita
berkembang menjadi folikel de Graaf pelatih senam yang memiliki intensitas
yang masak dan menghasilkan hormone makan lebih dari dua kali sehari
estrogen yang merangsangnya keluarnya menunjukkan bahwa adanya perberdaan
LH dari hipofisis. Estrogen dapat keteraturan siklus menstruasi pada
menghambat sekresi FSH tetapi dapat kelompok frekuensi melatih tinggi dan
memperbaiki dinding endometrium yang rendah.
robek. Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai c. Perbedaan tingkat kesuburan
dengan sekresi LH yang memacu berdasarkan kejadian perdarahan saat
matangnya sel ovum pada hari ke-14 hamil
setelah mentruasi hari pertama. Lamanya Total responden yang didapat untuk
fase luteal lebih konsisten daripada fase mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
folikular, biasanya 14 ± 2 hari. Sel ovum tingkat kesuburan berdasarkan kejadian
yang matang akan meninggalkan folikel perdarahan saat hamil adalah 18 orang
dan folikel aka mengkerut dan berubah karena beberapa responden belum
menjadi corpus luteum. Corpus luteum menikah dan belum pernah hamil. Pada
berfungsi untuk menghasilkan hormone kedua kelompok frekuensi melatih tinggi
progesteron yang berfungsi untuk dan rendah mempunyai resiko untuk
mempertebal dinding endometrium yang mengalami perdarahan saat hamil tapi
kaya akan pembuluh darah. Fase pasca prosentasenya kecil. Perbedaan kejadian
ovulasi/fase sekresi ditandai dengan perdarahan saat hamil antara kelompok
Corpus luteum yang mengecil dan pelatih frekuensi tinggi dan rendah juga
menghilang dan berubah menjadi Corpus diuji dengan uji beda chi-square test
albicans yang berfungsi untuk (x²) diperoleh nilai signifikansinya
menghambat sekresi hormone estrogen adalah 0.829 berarti tidak ada perbedaan
dan progesteron sehingga hipofisis aktif antara frekuensi melatih dalam hal
mensekresikan FSH dan LH. Dengan tingkat
terhentinya sekresi progesteronmaka
penebalan dinding endometrium akan

8
Tabel 3. Distribusi Kejadian Perdarahan Saat Hamil dengan Frekuensi Melatih
Senam Aerobik
Perdarahan Saat Hamil P
Frekuensi Belum Pernah Total
No
Melatih N % N % N %
1 Tinggi 6 85.7 1 14.3 7 100
2 Rendah 9 81.8 2 18.2 11 100 0.829
Total 15 3 18

kesuburan berdasarkan kejadian perdarahan saat hamil karena kontraksi


perdarahan saat hamil (p>0.05). uterus setelah melakukan latihan,
Perdarahan vagina pada saat hamil sehingga tidak sejalan jika dibandingkan
dibagi menjadi dua, yakni perdarahan dengan pernyataan tersebut
vaginal normal dan abnormal. Durasi Wanita yang melakukan latihan
perdarahan vaginal normal saat hamil teratur selama kehamilan terdapat
kurang dari 1-2 hari dan pada perdarahan 186(28.88%) mengalami perdarahan dan
vagina abnormal saat hamil ialah dari 2 458(71.12%) tidak mengalami
hari. Perdarahan vagina normal saat perdarahan25. Wanita yang mengalami
hamil dapat disebabkan oleh perdarahan saat trimester pertama
berhubungan intim, pemeriksaan terdapat 472(69.1%)25. Jika prosentase
ginekologi, pap smear, aktifitas fisik tersebut dibandingkan dengan hasil
atau bekerja, dan latihan. Perdarahan penelitian ini maka sesuai karena
vagina abnormal saat hamil dapat penelitian ini menunjukkan prosentase
disebabkan oleh penyakit menular yang rendah pada wanita yang
sexual, infeksi vagina seperti vaginosis mengalami perdarahan saat hamil.
bakterial, infeksi yeast, infeksi d. Perbedaan tingkat kesuburan
chlamydia, dan herpes20. berdasarkan kejadian aborsi
Latihan atau senam aerobik dapat Hasil penelitian ini menunjukkan
menurunkan aliran darah uterus dan tidak ada satu orang responden pun yang
meningkatkan iritabilitas atau kontraksi pernah mengalami aborsi. Latihan
uterus, sehingga dapat menjadi faktor dengan frekuensi rendah maupun tinggi
resiko perdarahan saat hamil21. Latihan tidak menimbulkan aborsi. Hasil
kelas sedang selama lebih dari 30 menit penelitian yang didapatkan ini
dalam sehari dan dilakukan tidak setiap kemungkinan disebabkan oleh pelatih
hari tetap diperbolehkan jika tidak merasa lebih hati- hati dalam melakukan
memiliki masalah kesehatan atau gerakan saat latihan dan mengurangi
masalah kehamilan22. Perdarahan vagina intensitas melatih dibanding saat tidak
jika terjadi pada trimester kedua atau sedang hamil. Aborsi berkaitan dengan
ketiga merupakan kontraindikasi absolut organ rahim atau uterus. Organ tersebut
untuk melakukan latihan aerobik selama dirancang agar wanita dapat haid, hamil
kehamilan23. dan melahirkan keturunannya. Berguna
Ada kaitan latihan saat hamil dengan untuk melindungi janin agar dapat
peningkatan kontraksi uterus24. tumbuh dengan baik dan tahan terhadap
Penelitian pada pelatih senam kali ini segala macam gangguan dari luar
menyimpulkan bahwa tidak ada resiko sekalipun sebuah guncangan26. Uterus

Tabel 4. Distibusi Kejadian Aborsi dengan Frekuensi Melatih

9
Senam Aerobik
Aborsi
Frekuensi Pernah Belum Pernah Total
No
Melatih N % N % n %
1 Tinggi 0 0 7 38.9 7 100
2 Rendah 0 0 11 61.1 11 100
Total 0 18 18

merupakan suatu organ muscular perkembangan wanita. Ligamenta


berbentuk seperti buah pir, dilapisi penyangga uterus terdiri dari
peritoneum (serosa). Selama kehamilan ligamentum latum uteri, ligamentum
berfungsi sebagai tempat implantasi, rotundum uteri, ligamentum cardinale,
retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat ligamentum ovarii, ligamentum
persalinan dengan adanya kontraksi sacrouterina propium, ligamentum
dinding uterus dan pembukaan serviks infundibulopelvicum, ligamentum
uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Uterus vesicouterina, ligamentum rectouterina.
terdiri dari corpus, fundus, cornu Aborsi atau gugur kandungan adalah
isthmus dan serviks uteri. Serviks uteri berhentinya kehamilan sebelum usia
adalah bagian terbawah uterus terdiri kehamilan 20 minggu atau berat janin
dari pars vaginalis (berbatasan / kurang dari 500 gram yang
menembus dinding dalam vagina) dan mengakibatkan kematian janin. Gugur
pars supravaginalis yang terdiri dari 3 kandungan yang disebabkan oleh trauma
komponen utama: otot polos, jalinan kecelakaan atau sebab-sebab alami
jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) disebut aborsi spontan.
dan elastin. Bagian luar di dalam rongga Proses aborsi spontan dapat dibagi
vagina yaitu portio cervicis uteri menjadi 4 tahap yakni imminens,
(dinding) dengan lubang ostium uteri insipiens, inkompletus, kompletus. Suatu
externum (luar, arah vagina) dilapisi abortus imminens (threatened)
epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dicurigai bila terdapat pengeluaran
dan ostium uteri internum (dalam, arah vagina yang mengandung darah, atau
cavum). Corpus uteri terdiri dari : paling perdarahan pervaginam pada trimester
luar lapisan serosa/peritoneum yang pertama kehamilan. Suatu abortus
melekat pada ligamentum latum uteri di imminens dapat atau tanpa disertai rasa
intraabdomen, tengah lapisan mulas ringan, sama dengan pada waktu
muskular/miometrium berupa otot polos menstruasi atau nyeri pinggang bawah.
tiga lapis (dari luar ke dalam arah Perdarahan pada abortus imminens
serabut otot longitudinal, anyaman dan seringkali hanya sedikit, namun hal
sirkular), serta dalam lapisan tersebut berlangsung beberapa hari atau
endometrium yang melapisi dinding minggu. Pemeriksaan vagina pada
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai kelainan ini memperlihatkan tidak
siklus haid akibat pengaruh hormon- adanya pembukaan serviks. Sementara
hormon ovarium. Posisi corpus pemeriksaandengan real time
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke ultrasound pada panggul
anterior, fundus uteri berada di atas menunjukkan ukuran kantong amnion
vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus normal, jantung janin berdenyut, dan
terhadap isthmus dan serviks uterus kantong amnion kosong, servik tertutup,
bervariasi selama pertumbuhan dan dan masih terdapat janin utuh. Abortus

10
insipiens (inevitable) merupakan suatu dilaporkan 15-20%, yang bermakna 15-
abortus yang tidak dapat dipertahankan 20% kehamilan yang disadari
lagi ditandai dengan pecahnya selaput mengalami aborsi. Frekuensi keguguran
janin dan adanya pembukaan serviks. spontan meningkat berkaitan dengan
Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri umur ibu. Sekitar 80% kejadian aborsi
perut bagian bawah atau nyeri kolik terjadi pada trimerster pertama.
uterus yang hebat. Pada pemeriksaan Frekuensi semakin menurun jika umur
vagina memperlihatkan dilatasi ostium kehamilan semakin bertambah29.
serviks dengan bagian kantong konsepsi Prevalensi keguguran naik jika dikaitkan
menonjol. Hasil pemeriksaan USG dengan umur ibu hamil. Wanita hamil
mungkin didapatkan jantung janin masih dengan umur 45 tahun memiliki resiko
berdenyut, kantong gestasi kosong (5-6,5 tinggi 800% dibanding dengan wanita
minggu), uterus kosong (3-5 minggu) hamil dengan umur 20-24 tahun, dan
atau perdarahan subkhorionik banyak di 75% dari kehamilan tersebut mengalami
bagian bawah. Abortus inkompletus keguguran30.
(incomplete) adalah pengeluaran
sebagian hasil konsepsi pada kehamilan iv.Kesimpulan
sebelum 20 minggu dengan masih ada Berdasarkan hasil penelitian dan
sisa yang tertinggal dalam uterus. Pada pembahasan Perbedaan Aktifitas Fisik
pemeriksaan vagina, kanalis servikalis Tinggi dan Rendah Terhadap Kesuburan
terbuka dan jaringan dapat diraba dalam pada Wanita Pelatih Senam Aerobik di
kavum uteri atau kadang-kadang sudah Daerah Istimewa Yogyakarta diperoleh
menonjol dari ostium uteri eksternum. hasil sebagai berikut :
Pada USG didapatkan endometrium 1. Presentase ovulasi pada pelatih
yang tipis dan irreguler. Pada abortus aerobik frekuensi tinggi lebih
kompletus semua hasil konsepsi sudah rendah, tidak signifikan ( p=0,208 )
dikeluarkan. Pada penderita ditemukan dibanding pelatih aerobik frekuensi
perdarahan sedikit, ostium uteri telah rendah.
menutup, dan uterus sudah banyak 2. Presentase siklus menstruasi teratur
mengecil. Selain ini, tidak ada lagi gejala pada pelatih aerobik frekuensi tinggi
kehamilan dan uji kehamilan menjadi lebih tinggi, signifikan ( p=0,0207)
negatif. Pada pemeriksaan USG dibanding pelatih aerobik frekuensi
didapatkan uterus yang kosong. rendah.
Salah satu penyebab keguguran pada 3. Presentase kejadian perdarahan saat
trimesterter awal adalah defisiensi hamil didapatkan kurang dari 20%
progesterone27. Kebanyakan tipe dan tidak signifikan ( p= 0,829 )
olahraga (dengan pengecualian olah raga pada kedua kelompok pelatih
renang) berhubungan dengan resiko frekuensi tinggi dan rendah.
tinggi keguguran pada 18 minggu 4. Tidak didapatkan kejadian aborsi
pertama kehamilan28. Lamanya durasi baik pada pelatih frekuensi tinggi
olah raga juga berhubungan dengan dan rendah.
kenaikan resiko keguguran : sekitar 10%
kenaikan resiko pada latihan berdurasi v.Saran
1.5 jam per minggu, dan 200% kenaikan Saran-saran yang dapat dikemukakan
resiko pada latihan berdurasi lebih dari 7 adalah untuk penelitian lebih lanjut
jam per minggu28. Dari keseluruhan mengenai siklus menstruasi, perlu
kejadian aborsi di Amerika Serikat mendefinisikan siklus menstruasi teratur

11
dan tidak teratur secara lebih rinci Ovary. 2nd ed. Amsterdam: Elselvier
(durasi hari /waktu), untuk penelitian Acadmic Press; 261-271.
lebih lanjut mengenai siklus menstruasi, 9. Greenspan, F.S., Gardner, D.G.
perlu mendefinisikan perdarahan saat (2004). Basic and clinical
hamil secara lebih rinci (trimester), endocrinology (7th ed). Lange
jumlah responden yang lebih banyak, Medical Books/McGraw-Hill.
tolak ukur yang beragam dan jenis 10. Petterson, F., Fries, H. & Nillius, S.J.
olahraga lain. (1973). Epidemiology of secondary
amenorrhea: incidence and
vi.Daftar Pustaka prevalence rates. American Journal
1. Anonim. (2004) Senam Aerobik Baik of Obstetrics and Gynecology 7 80–
buat Mereka Usia 30-an Tahun. 86.
Sriwijaya Post. 11. Vollman, R.F. (1977). Menstrual
2. Warren,M P, & Perlroth, N E. (2001) Cycle (Major Problems in Obstetrics
Hormones and Sport: The effects of and Gynecology Series), vol 7.
intense exercise on the female Baltimore: WB Saunders.
reproductive system. Pennsylvania: 12. Frisch, R.E., Gotz-Welbergen, A.V.,
Journal of Endocrinology 170, 3–11. McArthur, J.W., Albright, T.,
3. Derbyshire, E. (2007). Taking it a Witschi, J., Bullen, B.A., Birnholz J.,
step too far?Physical activity and Reed, R.B. & Hermann, H. (1981).
infertility. Manchester: Emerald Delayed menarche and amenorrhea
Group Publishing Limited. of college athletes in relation to age
4. Baker, E.R., Mathur, R.S., Kirk, R.F. of onset of training. Journal of the
& Williamson, H.O. (1981) Female American Medical Association 246
runners and secondary amenorrhea: 1559–1563.
correlation with age, parity, mileage, 13. Singh, K.B. (1981). Menstrual
and plasma hormonal and sex- disorders in college students.
hormone-binding globulin American Journal of Obstetrics and
concentrations. Fertility and Sterility Gynecology 1210 299–302.
36 183–187. 14. Highet, R. (1989). Athletic
5. Greenspan, F.S. (1991). Basic and amenorrhea: an update on etiology,
clinical endocrinology. Michigan: complications and management.
Appleton & Lange. Sports Medicine 7 82–108.
6. De Souza, M.J., Maguire, M.S., 15. Chatterton, R.T., Hrycyk, L.,
Maresh, C.M., et al. (1991). Adrenal Hickson, R.C. (1995). Effect of
activation and the prolactin response endurance exercise on ovulation in
to exercise in eumenorrheic and the rat. Medicine and science in
amenorrheic runners. J Appl sports and exercise, Vol 27 (issue
Physiol. Jun 1991;70(6):2378-87. 11) : pp 1509-15.
7. Warren, M.P., & Constantini, N.W. 16. Liu, Y., Johnson, W.O., Gold, E.B.,
(2000). Sport Endocrinology. Lasley, B.L. (2003). Bayesian
Humana Press. analysis of risk factors for
8. Brannstrom, M. (2004). Potential anovulation. Statistics In Medicine.
Role of Cytokines in Ovarian 17. Hernandez-Rey, A.E. (2008).
Physiology: The Case of Interleukin- Overview: Anovulation. Medscape.
1. In: Leung P, Adashi E, eds. The

12
18. Hennifer, L.J., & Schust, D.J. (2005). Strikes". The PDR Family Guide to
At a Glance Sistem Reproduksi. Women's Health and Prescription
Erlangga. Drugs: Medical Economics. pp. 345–
19. Loucks, A.B. (2000) Exercise 50. ISBN 1-56363-086-9.
training in the normal female. In 28. Madsen, M. et al. (2007, 18
Sports Endocrinology, pp 165–180. September). Leisure time physical
Eds MP Warren & NW Constantini. exercise during pregnancy and the
Totowa, NJ: Humana Press, Inc. risk of miscarriage: a study within
20. Lynch, B. (2005). Vaginal Bleeding the Danish National Birth Cohort.
During Pregnancy: What's Normal, The Authors Journal compilation.
What's Not. Benjamin Lynch and Diakses 1 Agustus 2009, dari
HealthE Goods, Inc. http://www.pubmedcentral.nih.gov/a
21. Beckmann, C.R., Barzansky, B.M., rticlerender.fcgi?artid=2366024
Ling,F.W., Herbert, W.N, et al. 29. Puscheck, A.E. (2006, 25 Juni).
(2009). Obstetrics and Gynecology. First-Trimester Pregnancy Loss.
Lippincott Williams & Wilkins. Medscape. Diakses 3 Agustus 2009
22. Artal, R. (2002). Exercise in dari
pregnancy: Guidelines of the http://emedicine.medscape.com/articl
American College of Obstetricians e/266317-overview
and Gynecologists for exercise 30. Nybo, A.A, Wohlfahrt, J., Christens,
during pregnancy and the postpartum P., Olsen, J., Melbye, M. (2000).
period. British Journal of Sports "Maternal age and fetal loss:
Medicine 2003;37:6-12; population based register linkage
doi:10.1136/bjsm.37.1.6. study". BMJ 320 (7251): 1708–12.
23. Grossman, A., Moult, P.J., Gaillard,
R.C., Delitala, G., Toff, W.D., Rees,
L.H., Besser, G.M.. (1981, 14
Januari) The opioid control of LH
and FSH release: effects of a met-
enkephalin analogue and naloxone.
Clin Endocrinol (Oxf). (1):41–47.
24. Artal, R., Platt, L.D., Sperling, M., et
al. (1981). Exercise in pregnancy. I.
Maternal cardiovascular and
metabolic response in normal
pregnancy. Am J Obstet Gynecol;
140:123–7.
25. Yang, J. et al. (2004, 6 Februari).
Vaginal Bleeding during Pregnancy
and Preterm Birth. American Journal
of Epidemiology2004; 160:118-125.
26. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia. (2004). Akibat
Guncangan Terhadap Kondisi Janin.
27. Montvale, N.J. (1994). "Chapter 27.
What To Do When Miscarriage

13

Anda mungkin juga menyukai