Anda di halaman 1dari 15

“ KUIS KIMIA “

1. a. Proses Pengolahan Pembuatan Avtur


Adapun tahapan proses pengolahan untuk mendapatkan avtur adalah :
1.Destilasi AtmosfirPada toping unit (Crude DestilationUnit CDU),Crude oil yang diolah
merupakan campuran antara Sumatra Light Crude(SLC) dan DuriCrude Oil(DCO), CDU
bekerja pada temperatur ±3500C dan tekanan 1 atmosfir.Dari proses destilasi ini
dihasilkan produk antara lain :
1.Naptha
2.Kerosin
3.Light Gas Oil
4. Heavy Gas Oil
5.Long Residu
6.Destilasi Hampa (Vacum Destilation)

Long Residu yang dihasilkan CPU, digunakan sebagai umpan pada Heavy Vacum Unit
pada tekanan 40 mmHg temperatur ± 3900C.Dari unit destilasi hampa ini menghasilkan
produk yaitu :
1. Light Vacum Gas Oil(LVGO)
2.Heavy Vacum Gas Oil (HVGO), sebagai umpan pada unit Hydrocracking.
3.Short Residu
4.Delayed Coker Unit (DCU)Short residu yang dihasilkan dari heavy vacum unit,
digunakan sebagai umpan pada delayedcoker unit (DCU) yang bekerja pada temperatur ±
3200C dan tekanan ±0.98 kg/cm2.

Dari Delayed Coker Unit(DCU) dihasiklkan produk antara lain :


1.Naptha
2.Kerosin
3. Light Coker Gas Oil(HCOGO), dipakai sebagai umpan Hydrocracking
4. Green Coke

sumber : https://www.scribd.com/doc/98596471/Avtur
b. Proses Umum Pembuatan LNG

PLANT 1 (CO2 removal unit)

Dari nama prosesnya kita udah bisa tau kalo proses yang pertama ini tugasnya menghilangkan
karbon dioksida yang ada di gas alam. Karbon dioksida ini harus dihilangkan dari gas alam
soalnya CO2 bisa membeku dalam proses temperatur rendah yang akan menyumbat pipa. CO2
juga ga punya nilai pembakaran, seperti yang kita tau kalo CO2 itu merupakan emisi, hasil dari
pembakaran.

Plant 1 yang ada di Kilang PTB


PLANT 2 (Dehydration and Mercury removal unit)

Di Plant 2 ini ada 2 proses penting, yaitu proses penghilangan air dari gas alam ama
penghilangan merkuri. Alasan utama air dihilangkan dari gas alam soalnya air bisa
membeku kalo temperatur 0 oC (1 atm) nah kalo mau bikin LNG temperatur harus
dibawah -150 oC pastinya kalo ada kandungan air di gas alam bisa nyumbat pipa.
Hilangin airnya pake suatu alat mirip silica gel yang disebut "molecular sieve".

Proses kedua di plant 2 ini adalah menghilangkan merkuri yang bisa merusak pipa yang
terbuat dari aluminium. Di Plant 4 banyak peralatan ama pipa yang terbuat dari
aluminnium alloy. Maka dari itu berbahaya kalo sampe merkuri ini ga dihilangkan.
Misahkan merkuri dari gas alam ini pake "Sulphur Impregnated activated carbon" atau
biasa dikenal dengan SIAC.

margin-right: auto; text-align: center;"> Plant 2 yang ada di kilang PTB

PLANT 3 (Fractination)

Di Plant 3 ini gas alam dipecah-pecah sesuai komponen penyusunnya (Metana, Etana,
Propana, Butana, Pentana+). Proses ini menggunakan 4 menara distilasi yang proses
pemisahannya berdasarkan titik didih. Menara distilasi yang pertama adalah scrub
collumn atau demethanizer yang bertugas memisahkan metana dari hidrokarbon lainnya.
kedua adalah deethanizer yang bertugas memisahkan etana dari hidrokarbon lainnya.
ketiga ada depropanizer yang bertugas memisahkan propana dari hidrokarbon lainnya,
terakhir ada debutanizer yang bertugas memisahkan butana dari pentana+
setelah dipecah-pecah, masing masing komponen menuju prosesnya masing masing.
Metana menuju MHE di Plant 5 untuk didinginkan dan dicairkan menjadi LNG. Etana
dan sebagian propana menuju Plant 4 sebagai pendingin gas alam yang akan dicairkan.
Propana dan Butana menuju proses yang lain untuk dijadikan LPG. Sementara pentana+
dijadikan kondensat yang akan dikirim kembali ke sumur di upstream untuk diproses
menjadi bensin atau bahan bakar hidrokarbon berat lainnya.

Plant 3 yang ada di kilang PTB


PLANT 4

Plan 4 ini sebenarnya adalah siklus refrigerant Prophane yang mendinginkan MCR, dan
MCR yang kemudian akan mendinginkan Gas alam di Plant 5. Plant ini berfungsi untuk
menyirkulasikan pendingin, kebetulan yang digunakan oleh PT Badak NGL adalah
Prophane dan MCR yang terdiri dari (N2, metana, etana, dan propana)

Rumah Kompresor plant 4 di salah satu train di kilang PTB


PLANT 5

Disinilah gas alam yang sebagian besar terdiri dari metana akan didinginkan
menggunakan MCR (Multi Component Refrigerant) dan dicairkan di MHE (Main Heat
Exchanger). setelah melewati proses ini LNG akan disimpan di storage tank dan siap
dipasarkan. Metode pencairan yang digunakan adalah metode APCI yang termasuk
teknologi pencairan gas alam yang paling populer (selengkapnya tentang teknologi
pencairan bisa dibaca di sini)

MHE / Plant 5 (Main Heat Exchanger)


sumber : http://www.candraawiguna.id/2012/12/proses-umum-pembuatan-lng-di-pt-
badak.html

c. Proses Pembuatan bahan bakar solar (diesel)


Latar Belakang Solar merupakan bahan bakar mesin diesel yang berasal dari fosil
makhluk hidup yang tidak dapat diperbaharui yang berasal dari minyak mentah yang
telah mengalami proses pengolahan. Bahan bakar ini sekarang termasuk yang paling
banyak digunakan mulai dari kendaraan ringan hingga kendaraan berat macam truk. Saat
ini memang minyak mentah masih banyak tersedia di alam, namun untuk jangka panjang
mungkin dunia akan mengalami krisis energi. Bagaimana tidak, seiring permintaan pasar
yang meningkat terjadi penambangan minyak yang berlebih. Penghematan energi dan
penggunaan sesuai kebutuhan mutlak diperlukan. Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh
Nopember 1945 Surabaya, Djoko Sungkono, Rabu (27/7/2011), menjelaskan, menurut
para ahli minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang dikatakan sebagai bahan bakar fosil
diperkirakan akan habis 30 tahun lagi, bahan bakar gas habis dalam kurun waktu 70-80
tahun, dan bahan bakar padat 120 tahun lagi sehingga diperlukan penghematan untuk
bahan bakar fosil, tetapi jika kebutuhan akan bahan bakar juga banyak bagaimana cara
mengatasinya. Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana prose pengolahan minyak
mentah menjadi bahan bakar solar yang siap dipakai. Bahan Bakar Fosil Bahan bakar
fosil merupakan bahan bakar yang berasal dari endapan makhluk hidup yang sudah mati
berjuta-juta tahun yang lalu. Bahan bakar ini termasuk yang tak terbarukan atau tak dapat
diperbaharui. Salah satunya solar yang merupakan bahan bakar utama mesin diesel. Saat
ini tak bisa dipungkiri solar tak tergantikan dalam penggunaan sehari-hari. Jadi
penggunaan bahan bakar ini secara berlebih akan mengakibatkan krisis energi. Proses
Pembuatan Solar Solar berasal dari minyak bumi yang diolah sedemikian rupa. Minyak
bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak bumi yang diperoleh ditampung
dalam kapal tangker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (crude oil) yang diperoleh dari hasil pengeboran minyak bumi belum
dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara langsung. Hal itu
karena minyak bumi masih merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon,
khususnya komponen utama hidrokarbon alifatik dari rantai C yang sederhana/pendek
sampai ke rantai C yang banyak/panjang, dan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon.
Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon, maka pada minyak
mentah ditambahkan asam dan basa. Pengolahan tahap pertama Pengolahan tahap
pertama ini berlangsung melalui proses distilasi bertingkat, yaitu pemisahan minyak bumi
ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan titik didih masing-masing fraksi. Komponen yang
titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang
titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-
sungkup yang disebut menara gelembung. Makin ke atas, suhu dalam menara fraksionasi
itu makin rendah. Hal itu menyebabkan komponen dengan titik didih lebih tinggi akan
mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke
bagian yang lebih atas lagi. Demikian seterusnya, sehingga komponen yang mencapai
puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Hasil-hasil
frasionasi minyak bumi yaitu sebagai berikut : Pengolahan tahap kedua Pengolahan tahap
kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-hasil unit pengolahan tahapan pertama.
Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan dan menghasilkan berbagai
jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non bahan bakar minyak (non BBM) dalam jumlah
besar dan mutu yang lebih baik, yang sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar.
Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa
pemecahan molekul (proses cracking), penggabungan molekul (proses polymerisasi,
alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses reforming). Proses pengolahan lanjutan
dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini: Konversi struktur kimia a. Perengkahan
(cracking) b. Alkalisasi c. Polimerisasi d. Reformasi 2. Proses ekstraksi 3. Proses
kristalisasi 4. Treating Dampak Penggunaan Solar Solar termasuk bahan bakar fosil yang
menyumbang polusi udara dan berbagai masalah kesehatan. Sebagai bahan bakar fosil,
pembakaran solar melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer sehingga
berkontribusi terhadap pemanasan global. Solar tidak memiliki sifat pelumasan pada
mesin. Solar memiliki angka cetane lebih rendah dibandingkan biodiesel sehingga kurang
efisien. Solar dikenal melepaskan emisi sulfur tinggi yang sangat berbahaya bagi
lingkungan. Dibandingkan biodiesel, solar lebih mudah diperoleh di hampir semua
SPBU. Solar bisa digunakan untuk mesin diesel model apapun serta keluaran tahun
berarapun. Kesimpulan Bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang berasal dari
endapan makhluk hidup yang sudah mati berjuta-juta tahun yang lalu. Bahan bakar ini
termasuk yang tak terbarukan atau tak dapat diperbaharui. Cara pembuatan solar: a.
Perengkahan (Cracking), Alkalisasi, Polimerisasi, Reformasi, Ekstraksi, Kristalisasi,
Treating. Dampak penggunaan solar sebagai bahan bakar fosil, pembakaran solar
melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer sehingga berkontribusi terhadap
pemanasan global.
sumber : https://dokumen.tips/documents/proses-pembuatan-solar.html

Teknologi Proses Pembuatan Bio-Diesel

Teori Dasar Pembuatan Biodiesel


Di Indonesia terdapat lebih 50 jenis tanaman yang dapat menghasilkan minyak nabati
baik untuk non pangan maupun pangan,(rahayu martini, 2005). Namun hanya beberapa
jenis yang dapat diolah menjadi minyak nabati untuk bahan baku pembuatan biodiesel,
hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyrakat untuk mengektraksi minyak nabati
yang terkandung didalam bahan baku tersebut, selain itu juga jumlah produksi nya
tanaman terseut yang masih sangat sedikit.
Biodiesel dibuat melalui suatu proses kimia yang disebut transesterifikasi dimana gliserin
dipisahkan dari minyak nabati. Proses ini menghasilkan dua produk yaitu metil esters
(biodiesel)/mono-alkyl esters dan gliserin yang merupakan produk samping.
Bahan baku utama untuk pembuatan biodiesel antara lain : minyak nabati, lemak hewani,
lemak bekas/lemak daur ulang. Semua bahan baku ini mengandung trigliserida, asam
lemak bebas (ALB) dan zat-pencemar dimana tergantung pada pengolahan pendahuluan
dari bahan baku tersebut. Sedangkan sebagai bahan baku penunjang yaitu alkohol. Pada
pembuatan biodiesel dibutuhkan katalis untuk proses esterifikasi, katalis dibutuhkan
karena alkohol larut dalam minyak. Kandungan asam lemak bebas Minyak nabati lebih
rendah dari pada lemak hewani, minyak nabati biasanya selain mengandung ALB juga
mengandung phospholipids, phospholipids dapat dihilangkan pada proses degumming
dan ALB dihilangkan pada proses refining.
Produk biodiesel tergantung pada minyak nabati yang digunakan sebagai bahan baku
serta pengolahan pendahuluan dari bahan baku tersebut. Alkohol yang digunakan sebagai
pereaksi untuk minyak nabati adalah methanol, namun dapat pula digunakan ethanol,
isopropanol atau butyl, tetapi perlu diperhatikan juga kandungan air dalam alcohol
tersebut. Bila kandungan air tinggi akan mempengaruhi hasil biodiesel kualitasnya
rendah, karena kandungan sabun, ALB dan trigliserida tinggi. Disamping itu hasil
biodiesel juga dipengaruhi oleh tingginya suhu operasi proses produksi, lamanya waktu
pencampuran atau kecepatan pencampuran alkohol. Katalisator dibutuhkan pula guna
meningkatkan daya larut pada saat reaksi berlangsung, umumnya katalis yang digunakan
bersifat basa kuat yaitu NaOH atau KOH atau natrium metoksida. Katalis yang akan
dipilih tergantung minyak nabati yang digunakan, apabila digunakan minyak mentah
dengan kandungan ALB kurang dari 2 %, disamping terbentuk sabun dan juga gliserin.
Katalis tersebut pada umumnya sangat higroskopis dan bereaksi membentuk larutan
kimia yang akan dihancurkan oleh reaktan alkohol. Jika banyak air yang diserap oleh
katalis maka kerja katalis kurang baik sehingga produk biodiesel kurang baik. Setelah
reaksi selesai, katalis harus di netralkan dengan penambahan asam mineral kuat. Setelah
biodiesel dicuci proses netralisasi juga dapat dilakukan dengan penambahan air pencuci,
HCl juga dapat dipakai untuk proses netralisasi katalis basa, bila digunakan asam
phosphate akan menghasil pupuk phosphat(K3PO4)
Proses transesterifikasi yang umum untuk membuat biodiesel dari minyak nabati
(biolipid) ada tiga macam yaitu :
1.Transesterifikasi dengan Katalis Basa
2.Transesterifikasi dengan Katalis Asam Langsung
3.Konversi minyak/lemak nabati menjadi asam lemak dilanjutkan menjadi
Biodiesel

Diagram alir proses pengolahan biodiesel


diagram alir proses pembuatan biodisel secara umum
diagramalir proses pembuatan biodisel ( sarah siti, 2010)
4.KendalaPengembangan Biodisel Di Indonesia
Di Indonesia pemasaran biodisel memiliki beberapa kendala yaitu:

1. .Menyangkut harga pokok cpo yang tinggi di pasar dunia sehingga harga biodiesel
cenderung lebih mahal dibanding BBM jenis solar.
2. Untuk mengolah satu liter cpo menjadi biodiesel dibutuhkan biaya tambahan sebesar
Rp2.000. Dengan harga CPO Rp8.000 per liter maka harga pemasaran biodiesel kepada
konsumen di atas Rp10.000 per liter, sedangkan BBM jenis solar harganya dibawah
itu.(berita daerah medan 2011)
3. Adanya subsidi BBM jenis solar kepada masyarakat sehingga, masyrakat lebih memilih
BBM jenis solar dari pada biodisel, kerena harga biodisel lebih mahal.
4. Tidak adanya subsidi dari pemerintah kepada pengolah/pembuat biodisel.

5. Biodiesel belum memiliki sistem pasar yang terstruktur dan tertata dengan rapi seperti
manajemen pemasaran BBM oleh Pertamina.
6. Masih minimnya pemahaman di tengah masyarakat karena kurangnya sosialisasi
mengenai biodiesel sehingga muncul stigma yang menyatakan bahwa BBM yang berasal
dari fosil lebih baik bagi kendaraan bermotor dibanding biofuel.
7. Masih kurangnya pengembangan dan penggunaan biodiesel juga diakibatkan belum
adanya infrastruktur kelembagaan, sehingga biodiesel belum tersentuh pelaku pasar
bahan bakar transportasi atau karena belum mengerti manfaat ekonomi makro.
Beberapa hal inilah yang menjadi kendala utama pengembangan biodiesel di Indonesia,
padalah biodiesel merupakan biomassa dan satu-satunya yang dapat digunakan sebagai
pengganti bahan bakar cair mesin diesel.
Walaupun demikian ahir-ahir ini total kapasitas produksi biodiesel di Indonesia sudah
mencapai lebih dari satu juta ton per tahun yang telah dipasarkan ke luar negeri (ekspor)
oleh kalangan swasta.di luarnegri hingga kini Pasar biodiesel cukup menjanjikan
dibandingkan pasar dalam negeri, hal ini dikarenakan negara kita belum serius untuk
mengembangkan biodiesel, padahal produksi CPO Indonesia saat ini sebesar 17,2 juta ton
per tahun dan jika 30 persen saja diolah jadi biodiesel maka bisa menghasilkan 5,7 juta
ton biodiesel.(berita daerah medan 2011)
sumber : https://www.kompasiana.com/sunita/551c0af5a33311562bb65a57/proses-
pembuatan-biodisel-dan-kendala-pemasaran-biodisel-di-indonesia

2. proses penemuan elektron


yang Dilakukan oleh para ilmuwan berdasarkan eksperimen yang dilakukannya. Jika
tabung Crookes dihubungkan dengan sumber arus searah tegangan yang sangat tinggi
maka katode akan memancarkan berkas sinar menuju anode. Sinar itu dinamakan sinar
katode. Hasil eksperimen William Crookes yaitu ditemukannya seberkas sinar yang
muncul dari arah katode menuju ke anode yang disebut sinar katode. Sinar katode
tersebut diberi nama "elektron" oleh George Johnstone Stoney pada tahun 1891.

Antoine Henri Becquerel pada tahun 1896, menemukan sinar yang dipancarkan dari
unsur-unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan elektron.
Joseph John Thomson pada tahun 1897, melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu
pengaruh medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode. Hasil percobaan
J.J. Thomson menunjukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub positif
medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif dalam suatu
atom.

Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew Milikan pada tahun
1908 melalui percobaan tetes minyak Milikan seperti gambar berikut.
Minyak disemprotkan ke dalam tabung yang bermuatan listrik. Akibat gaya tarik
gravitasi akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi
muatan negatif maka akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan
Milikan dan Thomson diperoleh muatan elektron –1 dan massa elektron 0.
sumber : https://mafia.mafiaol.com/2013/06/sejarah-penemuan-elektron.html

3. Penemuan Proton
Dengan ditemukannya elektron oleh Thomson, para ahli semakin yakin bahwa atom
tersusun oleh partikel-partikel yang lebih kecil. Pada tahun 1886, Eugen Goldstein
memodifikasi tabung sinar katode dengan melubangi lempeng katodenya dan gas yang
berada di belakang lempeng katode menjadi berpijar. Peristiwa tersebut menunjukkan
adanya radiasi yang berasal dari anode yang menerobos lubang pada lempeng katode.
Sinar ini disebut sinar anode atau sinar positif.

Sifat sinar anode, antara lain:

1. merupakan radiasi partikel sehingga dapat memutar baling-baling;

2. dalam medan listrik/magnet, dibelokkan ke kutub negatif, jadi merupakan radiasi bermuatan
positif;

3. partikel sinar anode bergantung pada jenis gas dalam tabung. Partikel terkecil diperoleh dari
gas hidrogen. Partikel ini kemudian disebut proton.

Massa 1 proton = 1 sma = 1,66 × 10-24 gram

Muatan 1 proton = +1 = 1,6 × 10-19 C

Pada tahun 1910, Ernest Rutherford bersama dua orang asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest
Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui kedudukan partikel-partikel di
dalam atom. Percobaan mereka dikenal dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis emas.

Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa partikel yang ditembakkan pada lempeng
logam emas yang tipis, sebagian besar diteruskan, dan ada sebagian kecil yang dibelokan bahkan
ada juga beberapa di antaranya yang dipantulkan. Hal tersebut sangat mengejutkan bagi
Rutherford. Penemuan ini menyebabkan gugurnya teori atom Thomson. Partikel yang terpantul
tersebut diperkirakan telah menabrak sesuatu yang padat di dalam atom. Dengan demikian atom
tersebut tidak bersifat homogen seperti digambarkan oleh Thomson. Bahkan menurut
pengamatan Marsden, diperoleh fakta bahwa satu di antara 20.000 partikel akan membelok
dengan sudut 90o bahkan lebih.

Percobaan Rutherford. Penembakan lempeng logam tipis


Emas dengan sinar

Berdasarkan gejala-gejala tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel diteruskan. Berarti, sebagian
besar volume atom merupakan ruang kosong.

2. Partikel yang mengalami pembelokan ialah partikel yang mendekati inti atom. Hal tersebut
disebabkan keduanya bermuatan positif.

3. Partikel yang dipantulkan ialah partikel yang tepat menabrak inti atom.

Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan


model atomnya yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang sangat kecil dan
bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Jumlah proton dalam
inti sama dengan jumlah elektron ynag mengelilingi inti, sehingga atom bersifat netral.
Rutherford juga menduga bahwa di dalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi untuk
mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling menolak.

Dari percobaan tersebut, Rutherford dapat memperkirakan jari-jari atom kira-kira 10–8 cm dan
jari-jari inti kira-kira 10-13cm.
sumber : http://gipeng.blogspot.com/2012/07/penemuan-proton.html

4. Penemuan Neutron oleh Chadwick.


Percobaan Rutherford yang berhasil menemukan proton dan inti atom masih menyimpan
misteri. Jika atom tersusun atas proton dan elektron, jumlah massa proton dan elektron
seharusnya sama dengan massa atom. Namun, fakta saat itu justru memberikan informasi
bahwa jumlah massa proton dan elektron lebih kecil dari massa atom.

Para ilmuan menduga dalam inti atom masih terdapat partikel dengan muatan netral dan
beratnya merupakan selisih antara massa atom dan jumlah massa proton dan elektron.
Dua puluh tahun kemudian, misteri itu akhirnya terkuak, James Chadwick, seorang
ilmuan Inggris berhasil menemukan partikel neutron pada tahun 1932.

Chadwick mengamati bahwa berilium yang ditembak dengan partikel α memancarkan suatu
partikel yang mempunyai daya tembus yang sangat tinggi dan tidak dipengaruhi oleh medan
magnet maupun medan listrik. Partikel ini diberi nama neutron. Sifat-sifat neutron adalah :

1. Tidak bermuatan karena sinar neutron dalam medan listrik ataupun medan magnet tidak
dibelokkan ke kutub positif dan negatif.
2. Mempunyai massa yang hampir sama dengan massa atom, yaitu 1,675 x 10-24 g atau 1,0087 sma.

sumber : http://belajar-fun.blogspot.com/2012/09/penemuan-neuron-oleh-chadwick.html

5. Teori atom Dalton


dikemukakan berdasarkan dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa dan hukum
perbandingan tetap. Teori atom Dalton dikembangkan selama periode 1803-1808.
Adapun bunyi postulat atau teori atom yang dikemukakan oleh Dalton antara lain sebagai
berikut.

1. Materi tersusun atas partikel-partikel sangat padat dan kecil yang tidak dapat dipecah-pecah
lagi. Partikel itu dinamakan atom.
2. Atom-atom suatu unsur identik dalam segala hal, tetapi berbeda dengan atom-atom unsur lain.

3. Dalam reaksi kimia, terjadi penggabungan atau pemisahan dan penataan ulang atom-atom dari
satu komposisi ke komposisi lain.

4. Atom dapat bergabung dengan atom lain membentuk suatu molekul dengan perbandingan
sederhana.

Kesimpulan dari model atom Dalton, yaitu unsur terdiri atas atom-atom yang sama
dalam segala hal, baik bentuk, ukuran, dan massanya, tetapi berbeda dengan atom-atom
unsur lain. Dengan kata lain, atom adalah partikel terkecil suatu unsur yang masih
memiliki sifat unsur itu. Model atom dalton diilustrasikan seperti pada gambar berikut
ini.

Dalam perkembangannya tidak semua teori atom Dalton benar, karena pada tahun 1897
J.J.Thomson menemukan partikel bermuatan listrik negatif yang kemudian disebut
elektron. Tahun 1886 Eugene Goldstein menemukan partikel bermuatan listrik positif
yang kemudian disebut proton. Dan tahun 1932 James Chadwick berhasil menemukan
neutron.

Salah satu hipotesis Dalton adalah reaksi kimia dapat terjadi karena penggabungan
atom-atom atau pemisahan gabungan atom. Misalnya, logam natrium bersifat netral dan
reaktif dengan air dan dapat menimbulkan ledakan.

Jika logam natrium direaksikan dengan gas klorin yang bersifat racun dan berbau
merangsang, maka akan dihasilkan NaCl yang tidak reaktif terhadap air, tidak beracun,
dan tidak berbau merangsang seperti logam natrium dan gas klorin.
Karena ada banyak hal yang tidak dapat diterangkan oleh teori atom Dalton, maka para
ilmuwan terdorong untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang rahasia atom.

Kelebihan Model Atom Dalton


■ Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom.
■ Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier).
■ Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust).

Kekurangan Model Atom Dalton


■ Tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik, jika
atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur dan tidak dapat dibagi lagi.
■ Pada kenyataannya atom dapat dibagi lagi menjadi partikel yang lebih kecil (partikel
subatomik).
sumber : https://blogmipa-kimia.blogspot.com/2018/04/model-atom-dalton.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen14 halaman
    Bab 4
    Nur Isniati Mulliani
    Belum ada peringkat
  • Siklus Udara Termodinamika
    Siklus Udara Termodinamika
    Dokumen26 halaman
    Siklus Udara Termodinamika
    Nur Isniati Mulliani
    100% (1)
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen28 halaman
    Bab 5
    Nur Isniati Mulliani
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen8 halaman
    Bab 3
    Nur Isniati Mulliani
    Belum ada peringkat