Energi Metabolisme
Energi Metabolisme
Di dalam ilmu fisika energi diberi keterangan secara luas sebagai kerja
makanannya tidak lain untuk kebutuhan energi yang dibutuhkan untuk fungsi
tubuh dan untuk melencarkan reaksi reaksi sintesis tubuh. Energi diukur dengan
kalori. Satu gram kalori adalah panas yang diperlukan untuk menaikkan panas
satu gram air dari 14,50 menjadi 15,50 C (Wahju, 1997). Satu kilokalori adalah
(kkal) panas yang diperlukan untuk menaikkan panas satu kilogram air 10 C (14,50
Hasil akhir dari metabolisme adalah CO2, air, dan energi. Ketiga macam
unsur tersebut akan sama dengan hasil akhir bila persenyawaan tersebut dibakar
dengan api. Alat untuk membakar disebut dengan “oxygen bomb calorimeter”.
Hukum dasar dari energitik hewan adalah Hukum Hess yaang menyatakan bahwa
jumlah panas yang dihasilkan atau dikonsumsi , berupa sistem kimiawi yang
berubah-ubah dari satu keadaan ke keadaan yang lain, adalah independen dari
dimanfaatkan oleh tubuh. Untuk setiap bahan makanan minimal ada empat nilai
energi yaitu energi bruto (gross energy atau combustible energy ), energi dapat
dicerna, energi metabolis dan energi netto. Nilai energi bruto dalam ilmu makanan
tidak mempunyai arti penting. Tiga nilai lainnya lebih penting untuk penggunaan
metabolis dengan mengalikan zat-zat makanan yang dicerna dalam gram dengan
4,2. cara diatas menghasilkan nilai yang akurat yaang beralaasan daan dapat
makanan yang dapt dicerna dengan 3,0. kemudian dikoreksi dengan faktor
penggunaan yang mendekati untuk jagung, gula, dan konsentrasi protein. Faktor
0,9 adalah untuk jewawut, terigu, dan hasil ikutan terigu, bungkil kacang kedele
Nilai energi netto dari bahan makanan merupakan nilai yang tinggi, akan
tetapi sayang, nilai ini tidak tetap. Nilai ini berbeda untuk setiap penggunaan
yang hati-hati, data konsumsi dan pertambahan berat badan, dan analisa secara
terperinci dari ransum dan karkas. Pertambahan bobot badan sajua yand diketahui
Nilai energi metabolis dari bahan bahan makanan adalah penggunaan yang
paling banyak dan aplikasi yang praktis dalam ilmu nutrisi ternak unggas, karena
pengukuran energi ini tersedia untuk semua tujuan ,termasuk hidup pokok,
untuk pembakaran ransum basal dan kotoran (feces / ekskreta) dilakukan dengan
melalui perhitungan dari protein dapat dicerna, lemak, bahan, ekstrak tanpa
nitrogen, dan serat kasar dari ransum basal. Ekuivalen energi yang cocok untuk
energi yaaang cocok untuk kelompok zaat-zaat makanaan ini dipergunakan untuk
menghitung energi yang ditimbulkan oleh zat zat makanan yang dapat dicerna.
Sumber Energi
protein. Biji-bijian dan butiran juga merupakan sumber enegi. Diluar negeri untuk
semua sumber energi potensiaal dipergunakan oleh ternak. Pada ayam selulosa,
bagian rangka dari tanaman berupa serat kasar, tidak dapat dicerna kaarena ayam
Sumber energi untuk ayam berupa polisakarida yang dapaat dicerna (pati),
menurut sumbernya, misalnya butiran dan bahan bahan makanan lainnya. Bila
struktur dan bentuk mikroskopis dari pati ini diketahui, maka dapt dipergunakan
untuk mencegah pemalsuan. Pati dicampur dengan dengan air panas akaan terbagi
menjadi dua fraksi, yang pertama yaitu amilosa sebagai fraksi yang mencair dan
amilopektin sebagai fraksi yang tidak mencair. Dalam bahan makanan alam
biasanya terdapat 10-20%aamilosa dan 80-90% dari jumlah pati. Dalm keadaan
alam pati berupa dan berbentuk buriran yang tidak larut secara fisik. Dengan
Oligosakarida