Anda di halaman 1dari 2

KABUL BUDI ASMARA

1615011040

NAMA : KABUL BUDI ASMARA


NPM : 1615011040
TUGAS MK PENGENALAN SISTEM TRANSPORTASI

Transport Demand Management

Dengan perkembangan perkotaan dan proyeksi pertumbuhan ekonomi di


Indonesia seperti saat ini, permasalahan transportasi perlu segera diantisipasi
praktis di setiap kawasan perkotaan, terutama kota-kota dengan populasi yang
cukup besar. Peningkatan jumlah pergerakan yang terjadi akibat berkembangnya
aktivitas masyarakat perkotaan menuntut penambahan prasarana transport
perkotaan. Disamping itu, dengan meningkatkan taraf hidup masyarakat, tuntutan
akan kualitas prasarana yang lebih baik juga meningkat. Sementara itu
keterbatasan sumber daya menyebabkan penambahan prasarana transportasi
perkotaan tertinggal dibanding peningkatan kebutuhan. Fenomena ini terjadi
praktis di semua kota besar di Indonesia. Implikasinya adalah
terjadinyakemacetan lalu-lintas yang makin hari makin ekstensif sehingga
aktivitas masyarakat terhambat, pemanfaatan prasarana dan sarana menjadi tidak
efisien, tingkat keselamatan lalu-lintas menurun dan pencemaran yang
ditimbulkan lalu-lintas bertambah.

Kebijakan dan strategi penanganan masalah kemacetan lalulintas di perkotaan


perlu dilakukan secara multi-facet dengan mengedepankan keterpaduan dalam
berbagai jenjang dan aspek sekaligus. Jenjang tersebut meliputi penanganan di
tingkat makro, meso maupun mikro. Sedangkan aspek yang dilakukan mencakup
3E, yaitu: aspek teknis (Engineering), aspek penegakan hukum (Enforcement),
dan aspek pendidikan (Education). Salah satu alternatif penanganan adalah
dengan menggunakan Konsep Transport Demand Management (TDM). Martha
Maulidia (2010) menyebutkan bahwa Konsep pengelolaan kebutuhan transportasi
(TDM) adalah penerapan strategi dan kebijakan untuk mengurangi kebutuhan
perjalanan, khususnya untuk kendaraan bermotor pribadi atau untuk mengatur
beban transportasi di tempat dan waktu tertentu.
KABUL BUDI ASMARA
1615011040

Kebijakan yang menurut saya cocok di berlakukan di kota Bandar lampung yaitu
ERP (Electronic ride pricing). Kebijakan itu dinilai cocok karena melihat realita
kemacetan di Bandar lampung masih banyak di sebabkan banyaknya penggunaan
pribadi. Kebijakan ini bisa di lakukan untuk langkah awal dari berbagai kebijakan
lain. Karena dengan kebijakan ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan yang
terjadi. Karena jika langsung di berlakukan kebijjakan pengadaan Bus way kurang
efektif karna masyarakat masih sulit beralih ke kendaraan umuum atas berbagai
pertimbangan. Tetapi apabila sebelumnya di berlakukan ERP ada factor daya tarik
tersendiri untuk beralih ke kendaraan umum, karena jika menggunakan kendaraan
pribadi dikenai bayar.

Anda mungkin juga menyukai