Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tingkeban sebagai salah satu dari keberagaman budaya Bangsa
Indonesia, sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat sidoarjo, dan
sekitarnya. Menurut ilmu sosial dan budaya, tingkeban dan ritual-ritual lain
yang sejenis adalah suatu bentuk inisiasi, yaitu sarana yang digunakan guna
melewati suatu kecemasan. Dalam hal ini, kecemasan calon orang tua
terhadap terkabulnya harapan mereka baik selama masa mengandung
sampai melahirkan, bahkan harapan akan anak yang terlahir nanti. Maka
dari itu, dimulai dari nenek moyang terdahulu yang belum mengenal agama,
menciptakan suatu ritual yang syarat akan makna tersebut, Sedemikian
rumitnya ritual tingkeban ini, hingga memerlukan tenaga, pikiran, bahkan
materi baik dalam persiapan maupun ketika pelaksanaannya. Semua tahap-
tahap tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai tahap-tahap yang harus
dilalui. Mulai dari pemilihan hari dan tanggal pelaksanaan saja harus
memenuhi syarat dan ketentuan yang ada. Apabila mereka melanggar, maka
masyarakat sekitar akan segera merespon negatif terhadap hal tersebut.
Piranti-piranti yang tidak sedikit jumlahnya tentu membutuhkan dana yang
tidak sedikit pula. Dalam persiapannya, khususnya piranti yang berupa
makanan ada yang memerlukan waktu hingga tiga hari sebelum pelaksanaan
acara, seperti jenang dodol. Bahkan ada beberapa piranti yang harus
terbuang sia sia.
Aqiqah adalah suatu tradisi islam yang mana telah ada sejak zaman
Nabi saw. Yakni selamatan atas kelahiran seorang bayi ke dunia. Kelahiran
bayi dirayakan merupakan sebagai rasa syukur terhadap Allah swt yang
mana terlahirnya anak didunia. Tradisi ini bertujuan untuk menjamu dengan
memasak daging yang mana mempunyai tujuan yang baik yakni bentuk
sosial yang mana adanya interaksi sosial masyarakat.
Bila ‘aqiqah’ diakui sebagai “Sunnah” Rasulullah saw., apakah
esensi “sunnah”nya terletak pada hari pelaksanaannya, ataukah pada hewan
yang disembelih, ataukah jumlah hewan yang disembelih untuk bayi laki-
laki dua ekor kambing dan satu ekor kambing untuk bayi perempuan,
ataukah terletak pada aspek lainnya, misalnya nilai syukur atas kelahiran
sang bayi.

Dikalangan masyarakat memandang membuat aqiqah anak-anak itu


memang benar-benar perintah agama. Dalam pelaksanaan aqiqah ini
mempunyai tata cara tentang bagaimana pelaksanaan, syarat-syarat
binatang dan hukum tentang aqiqah, lebih jelasnya akan dibahas dalam
makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah aqiqah itu wajib ?
2. Apakah bayi itu wajib di adzani atau di iqomahi saja ?
3. Apakah tingkeban itu wajib ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui definisi aqiqah .
2. Untuk mengetahui wajib atau sunahnya adzan dan iqomah pada bayi .
3. Untuk mengetahui apa itu tingkeban .

Anda mungkin juga menyukai