Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI TERNAK
(STERILISASI)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah


Mikrobiologi Ternak Pada Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultassains dan TeknologiUniversitas
Islam Negeri Alauddin
Makassar

Oleh:

FAIKATUSHALIHAT
60700117004

LABORATORIUM PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekarang ini, dengan berkembangannya ilmu pengetahuan, maka semakin

tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai

pada mikroorganisme yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang. Dari hal

inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme

tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Dalam bidang penelitian

mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara khusus untuk

mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti

mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, dan diperlukan pula

pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik atau cara

penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut.

Dalam mempelajari mikroorganisme dalam kultur murni, para

mikrobiolog memerlukan alat-alat yang menunjang dalam usaha mendapatkan

kultur murni. Dalam mikrobiologi, peralatan laboratorium merupakan unsur

penting yang harus ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium pun haruslah steril

agar dapat menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme dan

hal tersebut merupakan syarat mutlak. Artinya, pada bahan atau peralatan yang

akan digunakan harus bebas dari mikroorganisme yang tidak diingikan yang dapat

merusak media atau koloni suatu mikroorganisme yang diinginkan. Adapun

peralatan yang umumnya digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi antara


lain : Media yaitu; cair, semi solid, solid (agak miring (siant), agak tegak (deep),

agak cawan (plate)) dan peralatan yaitu; autoklaf, tabung kultur, cawan petri,

jarum inokulasi, pipet, waterbath, inkubator, dan lemari pendingin (Suriawira,

2012).

Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi.

Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat

dilakukan secar sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain

yang mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-

alat terbebas dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah disebutkan bahwa

tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan agar

tidak ikut tumbuh (Riantini, 2011).

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum sterilisasi agar dapat

mengetahui bagaimana cara mensterilkan alat-alat laboratorium dalam praktikum

mikrobiologi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja peralatan yang dibutuhkan dalam sterilisasi?

2. bagaimana teknik yang dilakukan dalam sterilisasi?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peralatan yang dibutuhkan dalam sterilisasi.

2. Untuk mengetahui teknik yang dilakukan dalam sterilisasi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sterilisasi

Dalam dunia kesehatan, sterilisasi sangatlah penting dilakukan untuk

memberikan efek terapeutik yang maksimal. Steril artinya bebas dari segala

mikroba baik patogen maupun tidak. Sterilisasi merupakan suatu proses

membebaskan suatu peralatan atau bahan dari mikroorganisme yang tidak

dikehendaki. Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan

semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa,

fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang tedapat pada atau di dalam suatu benda.

Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan

untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme (Pratiwi, 2010).

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan

mikroorganisme. Target suatu metode inaktvasi tergantung dari metode dan tipe

mikroorganismennya, yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau membrane

mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Kusnadi,

2012).

Isilah lain yang umum dikenal adalah disinfeksi, yang merupakan proses

pembunuhan atau penghilangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan

penyakit. Agen disinfeksi adalah disinfektan, yang biasanya merupakan zat

kimiawi dan digunakan untuk objek-objek tak hidup. Disinfeksi tidak menjamin
objek menjadi steril karena spora viabel dan beberapa mikroorganisme tetap dapat

tersisa (Hasruddin, 2015).

Mikroorganisme memiliki sensitivitas yang berbeda-beda terhadap metode

sterilisasi tertentu. Endospora bakteri resisten terhadap panas, iradiasi, dan

detergen; virus tanpa envelope resisten terhadap pelarut organik dan detergen;

mycoplasma dan virus tidak dapat dihilangkan dengan filter steril yang memiliki

ukuran pori 0,2 μm (Munandar, 2015).

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan

semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ketika anda untuk

pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik,

sesungguhnya anda telah menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran.

Namun kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai dalam pekerjaan

mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai

metode lain yang efektif (Haditomo, 2011).

Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan

panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas digunakan

bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembut atau

sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau

sterilisasi kering (Indra, 2012).

Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi.

Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium mikrobiologi

ialah yang menggunakan panas. Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air

udara makanan, pembuangan, dan pada permuikaan tubuh). Keberadaan mereka


yang ada di segala tempat menyulitkan para mikrobiolog untuk memperoleh suatu

koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya mikroorganisme

lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang tersusun dari

sel-sel sejenis (tunggal) disebut juga sebagai kultur murni (Nursina, 2012).

Berikut ini adalah ayat yang berkaitan dengan praktikum

Allah SWT berfirman dalam surah An-Nisa: 9

  


  
  
  
  

9. dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab
itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang
benar.

B. Macam-Macam Sterilisasi

Macam-macam sterilisasi yang dapat digunakan menurut Hartono (2011)

sebagai berikut:

1. Sterilisasi dengan tekanan atau sterilisasi uap (autoclave)

Pada saat melakukan sterilisasi uap, kita sebenarnya memaparkan uap

jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek

menggunakan autoklaf, sehingga terjadi pelepasan energi laten uap yang

mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme serta ireversibel akibat denaturasi

atau koagulasi protein sel.

Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai

diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 1210C selama 15 menit.
Adapun alasan digunakannya suhu 1210C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada

ketinggian permukaan laut. Prinsip kerja dari alat ini cukup sederhana. Autoklaf

diisi dengan air secukupnya dan semua alat-alat yang akan disterilkan seperti

tabung reaksi, spoid, labu erlemeyer, ose, dimasukkan kedalamnya. Sebelum

ditutup, semua alat perlu disusun dengan baik untuk menghindari alat-alat gelas

pecah sewaktu proses sterilisasi berlangsung yang disebabkan oleh tekanan dari

uap air. Proses berikutnya adalah menutup autoklaf dengan memutar setiap sekrup

dari arah berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya

uap air yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung. Langkah terakhir adalah

memanaskan autoklaf tersebut dengan nyala api hingga menghasilkan uap air

jenuh bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit. Setelah selesai autoklaf

didiamkan terlebih dahulu beberapa menit. Apabila autoklaf telah dingin, sekrup

dan baut pengunci dapat dibuka dan semua alat-alat yang sudah steril dapat

dikeluarkan satu persatu. Adapun untuk sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik

terlebih dahulu air dengan takaran yang telah ditentukan dimasukkan kedalamnya

kemudian alat-alat yang akan disterilkan seperti labu Erlemeyer dan gelas ukur.

Suhu, tekanan, dan waktu yang dibutuhkan disetting sesuai kebutuhan. Biasanya

proses sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik berlangsung sekitar 15 menit

dengan suhu 1210C. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan

apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu

tersebut.
Sterilisasi demikian merupakan metode yang paling efektif dan ideal

karena:

a. Uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling efektif dan semua

lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga

memunginkan terjadinya koagulasi.

b. Bersifat nontoksik, mudah diperoleh, dan relative mudah dikontrol.

Suhu jenuh uap air (100oC) pada tekanan 1 atmosfir ternyata masih kurang

dalam membunuh kuman yang resisten. Oleh karena itu, kita harus mengupayakan

agar suhu jenuh uap ditingkatkan dengan cara meningkatkan tekanananya.

Kemudian, kita dapat melakukannya dalam wadah tertutup rapat agar dapat

tercapai suhu sterilisasi, yaitu 121oC atau lebih.

2. Sterilisasi panas kering (Oven)

Sterilisasi panas oven biasa digunakan untuk alat-alat atau bahan-bahan dengan

uap yang tidak dapat berpenetrasi secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat

dari kaca. Caranya yaitu dengan membungkus peralatan dengan kertas aluminium

foil agar kedap udara masukkan alat kedalam oven untuk disterilkan. Pada

sterilisasi panas kering, pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui mekanisme

oksidasi sampai terjadi koagulasi protein sel.

3. Sterilisasi gas atau etilen oksida

Sterilisasi gas merupakan pilihan lain yang digunakan untuk sterilisasi alat yang

sensitif terhadap panas. Etilen oksida merupakan senyawa organik kelompok

epoksida dari golongan eter. Et-O membunuh mikroorganisme melalui reaksi

kimia yang dikenal sebagai reaksi alkilasi.


4. Sterilisasi radiasi

Adapun sterilisasi radiasi dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi

sebagai berikut:

a. Ultraviolet

Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang

gelombang 100-400 mm dengan efek optimal pada 254 nm. Sumbernya adalah

lampu uap merkuri dengan daya tembus hanya 0,01-0,2 mm. Ultraviolet

digunakan untuk sterilisasi ruangan pada penggunaan aseptik.

b. Ion

Mekanisme mengikutitori tumbukan yaitu sinar langsung menghantam

pusat kehidupan mikroba (kromosom) atau secara tidak langsung dengan sinar

terlebih dahulu membentuk molekul dan mengubahnya menjadi bentuk radikatnya

yang menyebabkan terjadinya reaksi sekunder pada bagian molekul DNA

mikroba.

c. Gamma

Gamma bersumber dari Co60 dan Cs137 dengan aktivitas sebesar 50-500

kilo curie serta memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis efektifitasnya adalah

2,5 MRad. Gamma digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari

logam, kaet serta bahan sintesis seperti polietilen.

5. Sterilisasi plasma

Plasma terdiri atas elektron, ion-ion, maupun partikel netral. Halilintar

merupakan contoh plasma yang terjadi di alam. Plasma buatan dapat terjadi pada
suhu tinggi maupun rendah. Plasma berasal dari beberapa gas seperti argon,

nitrogen, dan oksigen yang menunjukkan aktivitas sporisidal.

6. Sterilisasi filtrasi

Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan

yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba

tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang

peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.

Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan

tinggi akan mengalami perubahan atau penguraian, maka sterlisasi yang

digunakan adalah dengan cara mekanik, misalnya dengan saringan. Didalam

mikrobiologi penyaringan secara fisik paling banyak digunakan adalah dalam

penggunaan filter khusus misalnnya filter berkefeld, filter chamberland, dan filter

seitz. Jenis filter yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan dan benda yang

akan disaring.

Penyaringan dapat dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui

suatu bahan penyaring yang memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan

mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan akan tercemar sedangkan

cairan atau gas yang melaluinya akan steril.

Alat saring tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi

mikroorganisme. Saringan yang umum dipakai tidak dapat menahan virus. Oleh

karena itu, sehabis penyaringan medium masih harus dipanasi dalam autoclave.

Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka tehadap panas

seperti serum, enzim, toksin kuman, dan ekstrak sel.


Adapun jenis-jenis penyaringan adalah sebagai berikut:

a. Menyaring cairan

Hal dapat dilakukan dengan berbagai filter seperti saringan Seitz, yang

menggunakan saringan asbestos sebagai alat penyaringannya; saringan berkefeld,

yang mempergunakan filter yang terbuat dari tanah diatom; saringan

chamberland, yang mempergunakan filter yang terbuat dari porselen; dan fritted

glass filter, yang mempergunakan filter yang terbuat dari serbuk gelas. Saringan

asbes lebih mudah dan lebih murah daripada saringan porselen. Saringan asbes

dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan porselen terlalu mahal bila

dibuang, tetapi terlalu sulit untuk dibersihkan.

b. Menyaring udara

Untuk menjaga suatu alat yang sudah steril agar tidak tercemar oleh

mikroba, maka alat-alat tersebut harus ditutup denagn kapas, karena kapas mudah

ditembus udara tetapi dapat menahan mikroorganisme. Harus dijaga agar kapas

tidak menjadi basah, oleh karena kapas yang basah memungkinkan kuman

menembus kedalam.

Untuk mencegah pencemaran oleh kuman-kuman udara pada waktu

menuang perbenihan, dapat dipergunakan suatu alat yang disebut laminar flow

bench dimana udara yang masuk kedalamnya disaring terlebih dahulu dengan

suatu saringan khusus. Saringan ini ada batas waktu pemakaiannya dan harus

diganti dengan yang baru apabila sudah tidak berfungsi lagi.


7. Sterilisasi dingin

Sterilisasi dingin atau disebut juga desinfektan dapat merusak banyak

mikroorganisme (bakteri, virus, dan kapang) tetapi tidak dapat mematikan spora

bakteri, disinfeksi tidak dapat mengantikan sterilisasi autoklaf. Disinfektan dapat

digunakan pada permukaan yang keras (baki, kursi, dan meja) alat-alat yang peka

terhadap pemanaan seperti plastik pipa, kapiler sebelum dan sesudah penggunaan.

Disinfektan dalam penggunaanya harus memperhatikan prosedur yang dianjurkan.

Beberapa disinfektan bersifat toksik dan membutuhkan penanganan yang khusus

dalam pembuangannya.
BAB III

METODE PRATIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilaksanakanya pratikum ini pada hari Sabtu, 04 Mei 2019,

pukul 08.00-10.00 WITA bertempat di Laboratorium Peternakan, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata, Gowa.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah cawan petri, cup, gelas

kimia, labu elenmeyer, tabung reaksi.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah kapas dan koran.

C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Membuat penutup atau cup untuk tabung reaksi.

3. Menutup tabung reaksi menggunakan cup.

4. Membungkus semua alat menggunakan koran.

5. Mengambil gambar.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel hasil pengamatan Sterilisasi Kering.

No Nama Alat Gambar Sebelum Gambar Sesudah

1. Cawan petri

2. Gelas kimia

3. Labu elenmeyer

4. Tabung reaksi

Sumber: Laboratorium Peternakan, Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains


dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Makassar, 2019.
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diperoleh bahwa sterilisasi ini

dilakukan bertujuan untuk meminimalisir semua jenis bakteri organisme yang

hidup yang terdapat pada suatu benda. Dalam praktikum mikrobiologi kali ini

alat yang di sterilisasikan adalah cawan petri, gelas kimia, labu elenmeyer dan

tabung reaksi dengan metode pemanasan menggunakan uap kering dengan

menggunakan oven. Sebelum alat di sterilisasikan, alat tersebut dibungkus

terlebih dahulu menggunakan koran agar kedap udara kemudian peralatan yang

telah terbungkus rapi selanjutnya dimasukkan ke dalam oven untuk disterilkan.

Dan untuk tabung reaksi pada bagian yang berongga ditutup rapat menggunakan

kapas lalu dilakukan proses sterilisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartono

(2011) yang menyatakan bahwa sterilisasi panas oven biasa digunakan untuk alat-

alat atau bahan-bahan dengan uap yang tidak dapat berpenetrasi secara mudah

atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca. Caranya yaitu dengan membungkus

peralatan dengan kertas aluminium foil agar kedap udara masukkan alat kedalam

oven untuk disterilkan. Pada sterilisasi panas kering, pembunuhan

mikroorganisme terjadi melalui mekanisme oksidasi sampai terjadi koagulasi

protein sel.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:

1. Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah cawan petri, cup, gelas

kimia, labu elenmeyer, tabung reaksi.

2. Teknik yang dilakukan dalam sterilisasi pada praktikum ini adalah dengan

metode pemanasan menggunakan uap kering dengan menggunakan oven.

Sebelum alat di sterilisasikan, alat tersebut dibungkus terlebih dahulu

menggunakan koran agar kedap udara kemudian peralatan yang telah terbungkus

rapi selanjutnya dimasukkan ke dalam oven untuk disterilkan.

B. Saran

Dalam praktikum kali ini sebaiknya praktikan harus lebih hati- hati dalam

membungkus peralatan agar alat tetap dalam kondisi kedap udara.


DAFTAR PUSTAKA

Hartono. 2011. Mengenal Alat-alat Kesehatan Kedokteran. Djambatan: Jakarta

Haditomo. 2011. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka


Utama: Jakarta.

Hasruddin. 2015. Efektiivitas Perangkat Perkuliahan Mikrobiologi Terapan


Terhadap Hasil Belajar dan Softskill Mahasiswa. Prosiding Seminar
Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP: UNS.

Kusnadi. 2012. Analisis Kemunculan Keterampilan Spesifik Lab Mikrobiologi


Melalui Pembelajaran Mikrobiologi Berbasis Proyek Inkuri. Mahasiswa
Biologi. Jurnal Pengajaran MIPA, 17 (1): 53-59.

Munandar. 2015. Model Learning Untuk Transformasi Pedagogik pada


Mahasiswa Pendidikan Biologi. Seminar Nasional Pendidikan Biologi:
Malang.

Nursina. 2012. Dasr-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.

Pratiwi. 2010. Strategi Belajar Mengajar Mikrobiologi. Grasindo: Jakarta.

Riantini. 2011. Diklat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian: Yogyakarta.

Suriawira. 2012. Pengantar Mikrobiologi Umum. Angkasa: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai