Anda di halaman 1dari 2

PEYIMPANAN OBAT

440/ 123/UPT. PUSK. GRG.


No.Dokumen :
SOP/ III/2018
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 26 Maret 2018
Halaman : 1/2
UPT. Puskesmas dr. Femi Dwi Aldini
Gerunggang NIP. 198907272015022003

1. Pengertian Penyimpanan Obat adalah suatu kegiatan pengaturan terhadap obat


yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penyimpanan obat.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Gerunggang
No.440/038/UPT.PUSK.GRG-SK/III/2018 tentang Peresepan,
Pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
5. Prosedur 1. Tenaga kefarmasian menyiapkan gudang yang memenuhi syarat :
- Cukup luas minimal 2,25X 3,75m2
- Ruangan kering dan tidak lembab
- Ada ventilasi agar ada aliran udara
- Jendela harus mempunyai pelindung untuk menghindarkan adanya
cahaya langsung dan berteralis
- Lantai dibuat dari tegel/semen yang tidak memungkinkan
bertumpuknya debu dan kotoran lain
- Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam
- Gudang obat khusus digunakan untuk penyimpanan obat
- Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci
2. Tenaga kefarmasian menyiapkan pengaturan penyimpanan obat
- obat disusun berdasarkan abjad. Obat dirotasi dengan sistem
FIFO (jika obat tidak ada tanggal Expire Date (ED) nya maka obat
yang diterima lebih dulu digunakan lebih dulu) dan FEFO (jika obat
ada tanggal ED nya maka tanggal ED yang lebih pendek digunakan
lebih dulu)
- Obat disimpan pada rak dan lemari
- Obat yang disimpan di lantai harus diletakkan di atas palet
- Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk
- Obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan suhu
penyimpanan (suppositoria, sirup, tablet, alkes, dll)
3. Tenaga kefarmasian menyimpan obat narkotika dan psikotropika di
dalam lemari yang mempunyai pintu dan kunci ganda, kunci ganda
dipegang oleh penanggung jawab ruang obat dan kepala puskesmas.
4. Tenaga kefarmasian mencatat jumlah yang diterima dalam kartu
stok.
5. Tenaga kefarmasian meletakkan kartu stok di dekat obatnya.
6. Tenaga kefarmasian menjaga mutu obat dengan cara memperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut :
- Kelembaban : ventilasi harus baik, jendela dibuka waktu kita
bekerja di gudang.
- simpan obat di tempat yang kering, wadah harus selalu tertutup
rapat jangan dibiarkan terbuka, biarkan pengering tetap dalam
wadah tablet/kapsul, kalau ada atap yang bocor harus segera
diperbaiki.
- Sinar matahari : kebanyakan cairan, larutan dan injeksi cepat
rusak karena pengaruh sinar matahari, jadi obat yang penting
disimpan dalam lemari, jendela-jendela diberi gorden.
- Temperatur / panas : obat seperti salep, krim sangat sensitif
terhadap pengaruh panas, jadi hindarkan obat dari udara panas,
pasang ventilasi udara, atap gedung jangan dibuat dari bahan
metal, buka jendela sesekali sehingga terjadi sirkulasi udara.
- Kerusakan fisik : dus obat jangan ditumpuk terlalu tinggi karena
obat yang ada di dalam dus bagian tengah kebawah dapat pecah /
rusak dan juga akan menyulitkan pengambilan obat, hindari
kontak dengan benda-benda yang tajam.
- Kontaminasi bakteri : wadah obat harus selalu tertutup rapat
sehingga tidak mudah tercemar oleh bakteri atau jamur.
- Pengotoran : ruangan yang kotor dapat mengundang tikus
dan serangga lain yang kemudian merusak obat, etiket yang
kotor akan sulit terbaca, ruangan paling sedikit dibersihkan
seminggu sekali, lantai disapu dan dipe, dinding dan rak
dibersihkan.
6.Unit terkait Gudang Faramsi Puskesmas

2/2

Anda mungkin juga menyukai