Anda di halaman 1dari 23

Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan

Pengelolaan Peserta didik

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan

Dosen Pengampu: Ratna Eka Wati, M. Pd.

Tugas/Makalah ke: 1

Kelompok 4

1. Diky Setiawan 2283160002


2. Fikry Fauzi 2283160015

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN

AGENG TIRTAYASA

2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesussahan dari kami dari segala
kesusaahan. Sesungguhnya Tuhan kami adalah zat yang Maha Pengampun lagii Maha penyayang.
Dialah yang mewajibkan kami untuk mengerjakan sesuatu yang diperintahkan dan meninggalkan
segala laranganNya. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan Allah
dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusanNya. Sholawat sertaa salam
semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan sahabat.

Makalah ini dibuat dengan judul “Pengelolaan Peserta didik ” demi memenuhi tugas dan
memberi pengetahuan bagaimana kita memahami cara kerjailmu sosial dan humaniora. Setelah
pembaca mengetahui isi dari makalah yang telah dibuat, penulis mengharap kritik dan saran
pembaca demi kelancaran pembuatan tugasselanjutnya.Penulis sadar betul bahwa dalam penulisan
ini masih banyak kekurangan yang perlu disempurnakan. Akhirnya semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi pembaca

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Serang, 19 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
C. Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
A. Pengertian Pengelolaan Peserta Didik.............................................................................. 3
B. Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Peserta Didik ................................................................. 4
C. Tahapan dalam Pengelolaan Peserta Didik ...................................................................... 5
D. Peranan Guru dalam Pengelolaan Peserta Didik .............................................................. 7
BAB III ......................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA17

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”. Dan pengelolaan itu sendiri
adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar suatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar,
efektif dan efesien. Menurut Drs. Wirnano Hamiseno, pengelolaan adalah substantifa dari
mengelola. Sedangkan lola berati suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data,
merencankan, mengorganiasikan melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian.
Dijelaskan selanjutnya pengelolaan menghasilkan sesuatu dan sesuatu itu dapat merupakan
sumber penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan selanjutnya. Dalam pelaksanaan selalu
adanya tahap-tahap: pengurusan, pencatatan, dan penyimpanan dokumen. Pengurusan akan mudah
dan lancar apabila dalam perencanaan dan pengorganisasian cukup mantap.
Pengelolaan peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Knezevich
(1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration sebagai suatu
layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan
di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Perkembangan anak didik yang baik adalah perubahan kualitas yang seimbang baik fisik
maupun mental. Tidak ada satu aspek perkembangan dalam diri anak didik yang dinilai lebih
penting dari yang lainnya. Oleh karena itu, teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh
psikolog asal Amerika Serikat, Gardner dinilai dapat memenuhi kecenderungan perkembangan
anak didik yang bervariasi.
Penyelenggaraan pendidikan saat ini harus diupayakan untuk memberikan pelayanan
khusus kepada peserta didik yang mempunyai kreativitas dan juga keberbakatan yang berbeda agar
tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pengelolaan peserta didik?

1
2. Tujuan dan Fungsi pengelolaan peserta didik?
3. Tahapan dalam pengelolaan peserta didik?
4. Peranan guru dalam pengelolaan peserta didik?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pengelolaan peserta didik
2. Mengetahui tujuan dan fungsi dari pengelolaan peserta didik
3. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pengelolaan peserta didik
4. Mengetahui peranan guru didalam pengelolaan peserta didik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Peserta Didik


Pendidikan kepada anak merupakan kewajiban bagi orang tua, hanya saja banyak yang
tidak menyadari bahwa orang tua sebenarnya, merupakan guru yang pertama dan utama bagi anak-
anaknya dalam membangun dan mendidik moralitas anak-anak. Orang tua mempunyai kewajiban
untuk mengarahkan dan membimbing masa depan anak-anaknya yang merupakan tumpuan
generasi yang akan datang, cita-cita orang tua, serta cita-cita bangsa dan negara.
Peserta didik, menurut ketentuan umum Undang-Undang RI tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha menegmbangkan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Pada taman kanak-kanak, menurut
ketentuan Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1990, disebut dengan anak didik.
Sedangkan pendidikan dasar dan menengah, menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI
Nomor 28 dan Nomor 29 Tahun 1990 disebut dengan siswa. Sementara pada perguruan tinggi,
menurut ketentuan Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 1990 disebut mahasiswa. Peserta
didik ini juga mempunyai sebutan-sebutan lain seperti murid, subjek didik, anak didik,
pemebelajar, dan sebagainya. Oleh karena itu, sebutan-sebutan yang berbeda pada makalah ini
mempunyai maksud yang sama. Apapun istilahnya, yang jelas peserta didik adalah mereka yang
sedang mengikuti program pendidikan pada suatu sekolah atau jenjang pendidikan tertentu.
Dalam hal ini pengelolaan peserta didik menurut Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto
(1982) adalah merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan
peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik
tersebut dari suatu sekolah atau suatu lembaga. Dengan demikian, pengelolaan peserta didik itu
bukanlah dalam bantuk pencatatan/pengelolaan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek
yang lebih luas, yang secara operasional dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran.
Menurut Kenezevich (1961) pengelolaan peserta didik merupakan suatu layanan yang
memusatkan perhatian, pengaturan, pengawasan dan layanan siswa dikelas dan diluar kelas.
Seperti ; pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan
kemampuan minat, kebutuhan sampai matang disekolah.

3
Kegiatan-kegiatan pengelolaan pendidikan yang baik yang berkenaan dengan pengelolaan
kurikulum dan pengajaran, tenaga kependidikan, prasarana dan sarana, keuangan, hubungan
sekolah dengan masyarakat, maupun layanan khusus pendidikan, diarahkan agar peserta didik
mendapatkan layanan yang optimal. Oleh karena itu, pengelolaan peserta didik menitik beratkan
kepada pelayanan siswa secara individual dengan harapan agar siswa dapat berkembang sesuai
dengan bakat, kemampuan dan perbedaan individu masing-masing sehingga dengan adanya
pengelolaan peserta didik ini dapat membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik tersebut melalui proses pendidikan sekolah.

B. Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Peserta Didik


Tujuan umum pengelolaan peserta didik adalah mengatur kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar disekolah, lebih lanjut proses
belajar mengajar disekolah berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan (Ali Imron.2003)
Tujuan khusus pengelolaan peserta didik adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotor peserta didik.
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakan dan minat
peserta didik.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
4. Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan
tercapai cita-cita mereka.
Fungsi pengelolaan peserta didik secara umum adalah sebagai wahana bagipeserta didik
untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, sosialnya, aspirasinya, kebutuhannya, dan potensi lainnya peserta didik.
Fungsi pengelolaan peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut.
1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, adalah agar
mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak
terhambat. Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi kemampuan umum (kecerdasan),
kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.

4
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik adalah agar
peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, orangtua dan keluarganya,
lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya.
3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik adalah agar
peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya.
4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik
adalah agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya.

C. Tahapan dalam Pengelolaan Peserta Didik


Adapun tahapan-tahapan dalam Pengelolaan Peserta Didik diantaranya:
1. Analisis kebutuhan peserta didik. Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta
didik adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh
lembaga pendidikan (sekolah).
2. Rekruitmen peserta didik. Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan
(sekolah) pada hakekatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik
pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang
bersangkutan. Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh penerimaan siswa yang
baru. Sebelum kegiatan ini dimulai, pengelola lembaga terlebih dahulu membentuk
panitia yang terdiri dari :
Ketua : Kepala Sekolah
Sekertaris : Salah seorang guru
Bendahara : Bendahara Sekolah
Seksi Pendaftaran : Maksimum 3 (tiga) orang guru
Adapun tugas dari panitia ini adalah mengadakan pendaftaran calon siswa, seleksi,
pendaftaran kembali siswa yang diterima dan melaporkan pertanggungjawaban
pelaksanaan penerimaan calon siswa baru kepada pengelola lembaga didik. Rekrutmen
ini mencakup:
a. Iklan (open house), open house biasanya dilakukan untuk memperkenalkan
sekolah serta sistem pembelajaran disekolah juga meliputi sarana dan prasarana.
Ketika open house berlangsung biasanya sekolah juga menyediakan formulir
pendaftaran.

5
b. Pendaftaran, ini dilakukan untuk mengisi formulir pendaftaran.
c. Syarat-syarat pendaftaran diperlukan untuk mengetahui segala sesuatu yang
berkaitan dengan kondisi peserta didik, seperti:

 Akte kelahiran anak


 Formulir data anak yang meliputi, data wali murid , kalau
memungkinkan data orang –orang yang tinggal serumah dengan anak
baik itu keluarga maupun pengasuh
 Riwayat kesehatan anak, imunisasi, riwayat alergi makanan atau obat,
dan lain-lain.

d. Seleksi (placement test), hal inibiasanya dilakukan ketika daya tampung kelas
terbatas.
e. Pengumuman/ daftar ulang, ini dilakukan untuk mengumumkan hasil
placement test serta daftar ulang digunakan untuk kepastian siswa yang masuk,
biasanya dengan membayar uang sarana dan prasarana sekolah.
3. Seleksi peserta didik. Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik
untuk menentukan di terima atau tidaknya calon peserta didik di lembaga pendidikan
(sekolah) tersebut berdsarkan ketentuan yang berlaku.
4. Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan
mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu
menempuh pendidikan. a. Masa Orientasi Siswa(MOS), sebelum peserta didik mengikuti
pelajaran pada sekolah yang baru diadakan masa orientasi. Adapun tujuan diadakannya
orientasi bagi calon peserta didik antara lain adalah :
 Memperkenalkan nama-nama tempat di sekolah dan di kelas, kegunaan masing
masing tempat, serta pengenalan peraturan dan tata tertib sekolah.
 Mengenalkan peserta didik dengan orang-orang yang berada di lingkungan
sekolah berserta tugasnya masing-masing.
 Peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di
sekolah.
 Peserta didik dapat aktif dalam kegiatan sekolah.

6
 Agar calon peserta didik merasa betah di sekolah, semua warga sekolah yang
lama harus bersikap ramah kepada calon peserta didik dan selalu siap
membantu apabila diperlukan.

5. Penempatan peserta didik (pembagian kelas). Sebelum peserta didik yang diterima pada
sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu
perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokkan
peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada
sistem kelas.
6. Pembinaan dan pengembangan peserta didik. Langkah berikutnya dalam manajemen
peserta didik adalah melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap peserta didik.
7. Pencatatan dan pelaporan. Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik di sebuah
lembaga pendidikan (sekolah) sangat di perlukan.
8. Kelulusan dan alumni. Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen
peserta didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang
telah di selesaikannya program pendidikan yang harus di ikuti oleh peserta didik.

D. Peranan Guru dalam Pengelolaan Peserta Didik


Seorang guru memiliki peran sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas
pembelajaran. Hal ini dikarenakan gurulah yang membuat sendiri perangkat pembelajaran yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah masing-masing. Gurulah yang menjabarkan secara
rinci setiap kompetensi rumpun pelajaran, yakni dimulai dari membuat indikator, merumuskan
tujuan, metode, langkah-langkah pembelajaran sampai pada evaluasi dan tindak lanjut evaluasi itu
sendiri. Guru jugalah yang memotivasi siswa untuk proaktif dalam mendapat pengetahuan,
mengolah pengalaman belajarnya, serta mengaplikasikan semua yang diperoleh dalam
kehidupannya.

1. Guru sebagai demonstrator


Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa
mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang
dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh
siswanya.

7
Seorang guru juga hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan tujuan
pembelajaran khusus, memahami kurikulum, dan dia sendiri sebagai sumber belajar terampil
dalam memberikan informasi kepada siswanya di dalam kelas. Sebagai pengajar ia pun harus
membantu perkembangan anak didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu
pengetahuan.

2. Guru sebagai pengajar


Guru sebagai pengajar adalah guru yang disyaratkan untuk memiliki sejumlah kemampuan
tentang “teaching method” secara teoritik dan dapat melakukannya dengan baik sesuai kaidah
ilmu mengajar, dan harus mampu mengorganisir suatu lingkungan sehingga tercipta kondisi
belajar peserta didik.

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang
belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang di pelajari.
Berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi yang begitu pesat
perkembangannya, belum mampu mengganti8kan peran dan fungsi guru, hanya sedikit
menggeser atau mengubah fungsinya, itupun terjadi di kota-kota besar saja, ketika para peserta
didik memiliki berbagai sumber belajar di rumahnya.
Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas
menyampaikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan
kemudahan belajar. Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat
kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru berkomunikasi. Jika faktor-faktor di atas
dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Untuk itu,
terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran, sebagai berikut:
a. Mendefinisikan: meletakan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan sederhana, dengan
menggunakan latihan dan pengalaman serta pengertian yang dimiliki oleh peserta
didik.
b. Menganalisis: membahas masalah yang telah dipelajari bagian demi bagian,
sebagaimanaorang mengatakan: “cuts the learning into chewable bites”.
c. Mensintesi : mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas ke dalam suatu konsep
yang utuh sehingga memiliki arti, hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain

8
nampak jelas, dan setiap masalah itu tetap berhubungan dengan keseluruhan yang lebih
besar.
d. Bertanya: mengajukan pertanyan-pertanyaan yang berarti dan tajam agar dapat
dipelajari menjadi lebih jelas.
e. Merespon: mereaksi atau menanggapi pertanyaan peserta didik.
f. Mendengarkan: memahami peserta didik, dan berusaha menyederhanakan setiap
masalah, serta membuat kesulitan nampak jelas baik bagi guru maupun peserta didik.
g. Menciptakan kepercayaan: peserta didik akan memberikan kepercayaan terhadap
keberhasilan guru dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar.
h. Memberikan pandangan yang bervariasi: melihat bahan yang dipelajari dari berbagai
sudut pandang, dan melihat masalah dalam kombinasi yang bervariasi.
i. Menyediakan media untuk mengkaji materi standar: memberikan pengalaman yang
bervariasi melalui media pembelajaran, dan sumber belajar yang berhubungan dengan
materi standar.
j. Menyesuaikan metode pembelajaran: menyesuaikan metode pembelajaran dengan
kemampuan dan tingkat perkembangan peserta didik serta menghubungkan materi
baru dengan sesuatu yang telah dipelajari.
k. Memberikan nada perasaan: membuat pembelajaran menjadi lebih bermakana, dan
hidup melalui antusias dan semangat.
3. Guru sebagai pengelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas( learning manager), guru hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah
yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar
terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk
bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar tercapainya hasil yang baik. Sedangkan
tujuan khususnya adlah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat
belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta
membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
4. Guru sebagai evaluator

9
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena
melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti
apabila berhubungan dengan konmteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan
setiap penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau
proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.sebagai
suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan teknik yang sesuai,
mungkin tes atau nontes, teknik apapun yang dipilih, penilaian harus dilakukan dengan
prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.

Mengingat kompleksnya proses penilaian, guru perlu memiliki pengetahuan, keterampilan,


dan sikap yang memadai. Dalam tahap persiapan terdapat beberapa kegiatan, antara lain
penyusunan tabel spesifikasi yang didalamnya terdapat sasaran penilaian, teknik penilaian,
serta jumlah instrumen yang diperlukan. Pada tahap pelaksanaan, dilakukan pemakaian
instrumen untuk menemukan respons peserta didik terhadap instrumen tersebutsebagai bentuk
hasil belajar, selanjutnya dilakukan penelitian terhadap data yang telah dikumpulkan dan
dianalisis untuk membuat tafsiran tentang kualitas prestasi belajar peserta didik baik dengan
acuan kriteria maupun dengan acuan kelompok.
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan
siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari
penilaian di antaranya ialah untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau
kelompoknya. Dengan penilaian guru dapat mengklasifikasikan apakah seorang siswa
termasuk kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya jika
dibandingkan dengan teman-temannya.

5. Guru sebagai mediator dan fasilitator


Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar
yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi
berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sebagai fasilitator guru hendaknya
mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan

10
dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat
kabar.
6. Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta
didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi
tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Berkaitan dengan
tanggung jawab: guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta
berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus
bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolahan, dan dalam
kehidupan bermasyarakat. Berkenaan dengan wibawa: guru harus memiliki kelebihan dalam
merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, social, dan intelektual dalam pribadinya, serta
memiliki kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni sesuai dengan
bidang yang dikembangkan.
Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri, terutama dalam berbagai
hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai
dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan. Sedangkan disiplin: guru harus mematuhi
berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional, karena mereka
bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di sekolah, terutama dalam pembelajaran.[9]
7. Guru sebagai pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (jurney), yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal
ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,emosional
kreativitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing, guru
harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang
harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan
dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan berdasarkan kerja sama
yang baik dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam setiap aspek
perjalanan. Sebagai pembimbing. Guru memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam
setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.
Istilah perjalanan merupakan suatu proses belajar, baik dalam kelas maupun di luar kelas
yang mencakup seluruh kehidupan. Analogi dari perjalanan itu sendiri merupakan

11
pengembangan setiap aspek yang terlibat dalam proses pembelajaran. Guru sebgai
pembimbing perjalanan memerlikan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal
berikut:
a. Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang
hendak dicapai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki oleh peserta
didik sehubungan dengan latar belakang dan kemampuannya, serta kompetensi apa
yang mereka perlukan untuk dipelajari dalam mencapai tujuan, contohnya seperti
kualitas hidup seseorang sangat bergantung pada kemampuan membaca dan
menyatakan pikiran-pikirannya secara jelas.
b. Kedua, guru harus melihat keterlibat peserta didik dalam pembelajaran, dan yang
paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya
secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis. Dengan kata lain,
peserta didik harus dibimbing untuk mendapatkan pengalaman, dan membentuk
kompetensi yang akan mengantar mereka mencapai tujuan.
c. Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar. Hal ini mungkin merupakan tugas yang
paling sukar tetapi penting, karena guru harus memberikan kehidupan dan arti terhadap
kegiatan belajar.
d. Keempat guru harus melaksanakan penilaian.
8. Guru sebagai psikologis
Perenan guru secara psikologis, guru dipandang sebagai berikut:
a. Ahli psikologis pendidikan, yaitu petugas psikologis dalam pendidikan, yang
melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologis.
b. Seniman dalam hubungan antarmanusia (artis in human relation), yaitu orang yang
mampu membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tertentu, dengan menggunakan
teknik tertentu, khususnya dalam kegiatan pendidikan.
c. Pembentukan kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan.
d. Catalytic agen, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan
pembaharuan.
e. Petugas kesehatan mental yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan
mental khususnya kesehatan mental siswa.
9. Guru sebagai pribadi

12
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian
yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang-
kadang dirasakan lebih berat dibanding profesi lainnya. Ungkapan yang sering dikemukakan
adalah bahwa “ guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang
disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau
diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru harus mengenal
nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat melaksanakan tugas dan
bertempat tinggal. Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu juga
memiliki kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan.
Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan
berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat. Jika di masyarakat, guru
diamati dan dinilai oleh masyarakat, maka disekolah diamati oleh peserta didik, dan oleh teman
sejawat serta atasannya. Dalam kesempatan tertentu sejumlah peserta didik membicarkan
kebaikan gurunya, tetapi dalam situasi lain mereka membicarakan kekurangannya. Ada
baiknya jika guru sering meminta pendapat teman sejawat atau peserta didik tentang
penampilannya sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas, dan segera memanfaatkan
pendapat yang telah diterima dalam upaya mengubah atau memperbaiki penampilan tertentu
yang kurang tepat.
Dilihat dari segi dirinya sendiri,seorang guru harus berperan sebagai berikut:
a. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat
b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menurus menuntut ilmu pengetahuan.
c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya.
d. Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa
bukan untuk seluruh masyarakat
e. Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencari rasa aman bagi siswa.
10. Guru sebagai penasehat
Guru adalah seorang penasihat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka
tidak memiliki latihan khusus sebagai penasihat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap
untuk menasehati orang. Banyak guru cenderung menganggap bahwa konseling terlalu banyak
membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang, dan oleh karenanya
mereka tidak senang melaksanakan. Agar guru menyadari perannya sebagai orang

13
kepercayaan, dan penasihat secara mendalam, ia harus lebih memahami psikologis kepribadian
dan ilmu kesehatan mental.

11. Guru sebagai peneliti


Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaanya memerlukan penyesuaian-
penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang di
dalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti. Dia
tidak tahu dan dia tahu bahwa dia tidak tahu, oleh karena itu dia sendiri merupakan subyek
pembelajaran. Dengan kesadaran bahwa ia tidak mengetahui sesuatu maka ia berusaha
mencarinya melalaui kegiatan penelitian.

12. Guru sebagai pembangkit pandangan


Mengembangkan fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta
didik di segala umur, sehingga setiap langkah proses pendidikan yang dikelolanya
dilaksanakan untuk menunjang fungsi. Guru tahu bahwa ia tidak dapat membangkitkan
pandangan tentang kebesaran kepada peserta didik jika ia sendiri tidak memilikinya. Oleh
karena itu guru dibekali dengan ajaran tentang hakikat manusia dan setelah mengenalnya akan
mengenal pula kebesaran Allah yang menciptanya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelolaan peserta didik adalah suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas
yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik sampai
dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah atau suatu lembaga.
Pengelolaan peserta didik menitik beratkan kepada pelayanan siswa secara individual
dengan harapan agar siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat, kemampuan dan
perbedaan individu masing-masing dengan tujuan agar dapat membantu kelancaran upaya
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut melalui proses pendidikan
sekolah. Adapun pengelolaan pendidikan sebagai supaya untuk menerapkan kaidah-
kaidah adiministrasi dalam bidang pendidikan. Pengelolaan pendidikan pada hakikatnya
adalah fungsi untuk melakukan penataan semua kegiatan dalam pendidikan agar tujuan
pendidikan tercapai dalam batas-batas kebijakan yang telah ditentukan.
Dalam prosesnya, ada beberapa tahapan dalam proses pengelolaan pendidikan yaitu
analisis kebutuhan peserta didik, rekruitmen peserta didik, seleksi peserta didik, orientasi
peserta didik (siswa baru), penempatan peserta didik (pembagian kelas), pembinaan dan
pengembangan peserta didik, pencatatan dan pelaporan, Kelulusan dan alumni .
Seorang guru juga memiliki peran sangat penting dalam pengelolaan peserta didik
dan yang menentukan kualitas dan kuantitas pembelajaran. Hal ini dikarenakan gurulah

15
yang membuat sendiri perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah masing-masing.

B. Saran

1. Seluruh stakeholder yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap system pengelolaan
peserta didik dan proses pendidikan di Indonesia, seharusnya mengetahui dan memahami
seutuhnya tentang manajemen pendidikan mengingat pentingnya manajemen pendidikan
dalam keberhasilan pendidikan
2. Pengelolaan peserta didik pendidikan di masa depan hendaknya dilakukan dengan
melakukan usaha bersama secara kolektif, efektif dan efisien serta melakukan manajemen
kurikulum dengan baik dan benar, sehingga tujuan dan cita-cita pendidikan bisa terwujud.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ali Imron. 2003. Metode Pengkajian Sastra: Teori dan Aplikasi. Makalah Pada Dilat Pengkajian
Sastra Dan engajaran: Prespektif KBK”. Surakarta: UMS

Sagala, Dr. Syaiful, M.Pd. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas
Multima.

Siti Aminarti.2011. Manajemen Sekolah Pengelola Pendidikan Secara Mandiri. Jogjakarta: AR-
MZ Media

Soetopo, Hendyat. 1982. Dasar-Dasar dan Administrasi Pendidikan. Ma Departemen


Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang

Suharsimi Arikunto.1993. Organisasi dan Administrasi Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada
Moch.Uzer Usman. 2011. Menjadi Guru Profesiaonal. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan pembelajaran kreatif dan


menyenangkan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Didi Supriade dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran, Cetakan Pertama. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset

Siti Aminarti.2011. Peranan guru dalam kelas. Jogjakarta: AR-MZ Media

17
Ani, W. (2008) . Penelitian Tindakan Kelas. JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI
INDONESIA, Vol. VI, 87 – 93

Sulaiman. (2005) . CLASSROOM MANAGEMENT AND THE IMPLICATIONS TO QUALITY


OF LEARNING. International Multidisciplinary Journal , Vol. 3, 431-440

LAMPIRAN

A. Hasil tanya-jawab
1. Pertanyaan sesi pertama
a. Agus Salim
 Apabila peserta didik memiliki basic IPS tapi malah diterima di IPA, apakah
ada kesalahan dan tindak lanjut dari hal terebut?
b. Ryan Ilham Permana
 Adakah cara-cara khusus agar peseta didik sesuai dengan tujuan pendidikan
indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa?
c. Trido Hardani Putra
 Apa itu PTK dan bagaimana peran guru dalam PTK tersebut?
2. Jawaban sesi pertama
a. Hal tersebut terjadi karena disebabkan pada hasil tes masuk yang biasanya berupa
psikotes yang tujuannya utuk menentukan apakah peserta didik tersebut masuk ke
IPA/IPS. Hal lain yang mungkin bisa menyebabkan hal tersebut terjadi adalah karena
kuota kelas yag masih kurang jadi siswa tersebut sengaja dimasukan ke dalam kelas
yang masih sedikit. Sebetulnya tidak ada kesalahan, akan tetapi jika terjadi hal seperti
itu peserta didik bisa mengajukan diri untuk berpindah jurusan dari IPS ke IPA ataupun

18
sebaliknya dengan cara mencari siswa yang juga ingin pindah dari jurusan yang
berlawanan dengannya.
b. Untuk cara-cara khusus dalam suatu pengajaran yang sukses saya rasa tidak ada. Sebab
setiap guru memiliki cara ajar yang berbeda dan murid pun memiliki cara belajara yang
berbeda jadi saya rasa tidak ada trik atau cara khusus dalam mencerdasakan kehidupan
bangsa. Semua itu bergantung pada guru dan murid itu sendiri. Guru harus memiliki
keikhlasan dalam mengajar tidak semata-mata hanya uang jadi ilmunya pun akan
mudah diterima. Sedangkan murid pun harus memiliki semangat dan rasa ingin tahu
yang besar dalam belajar.
c. Jadi PTK adalah penelitian tindakan kelas, PTK berisikan tentang analisis masalah-
masalah apa saja yang terjadi di dalam kelas dan cara penyelesaiannya, peran guru
disini sangat penting, sebab guru disini sebagai orang yang paling bertanggung jawab
dalam pengelolaan kelas. Jadi guru tersebut lah yang harus mencari tahu masalah apa
saja yang terjadi dikelas sekaligus mencari jalan keluar dari setiap masalah yang ada
guna kelancaran dalam proses belajar mengajar.

3. Pertanyaan sesi kedua


a. Nadiya Khoirunnisa
 Jika ada guru yang memiliki etika kurang baik, hal apa yang harus dilakukan?

b. Nida Fattahun Nisa


 Upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki etika peerta didik?
4. Jawaban sesi kedua
a. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan memastikan guru tersebut memiliki 4
kompetensi guru yaitu pedagogik, propesional, sosial dan kepribadian.
b. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan nasihat, merasionalkan
pemikirannya jika yang dilakukannya salah. Jika masih mengulang kesalahan, kita bisa
panggil orangtua murid tersebut, agar dia mengetahuai bagaimana etika anaknya
disekolah agar orang tua tersebut juga ikut dalam pembentukan karakter anaknya.
Selanjutnya jika masih mengulangi kesalahan, kita bisa memberinya surat peringatan
atau bisa mengeluarkannya dari sekolah.

19

Anda mungkin juga menyukai