Anda di halaman 1dari 18

Cara Pandang Islam Tentang Berbagai Gejala Yang Terjadi Dalam

Globalisasi

Oleh :

R.Luthfi Nur Fajri

2015730106

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

PRODI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

hidayahNya, maka paper yang diberi judul “Cara Pandang Islam Tentang Berbagai

Gejala Yang Terjadi Dalam Globalisasi” ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya

guna memenuhi tugas mata kuliah Civic Education. Dan juga saya berterima kasih

kepada Drs, Rustan, SA selaku Dosen mata kuliah Civic Education yang telah

memberikan tugas ini kepada kami.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan,

untuk itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang

tentunya bisa menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini berguna

bagi pembangunan moral anak bangsa untuk lebih menyikapi globalisasi dengan

ajaran islam. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata

yang kurang berkenan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, 16 Februari 2017

R. Luthfi Nur Fajri

2
DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 5
1.3. Tujuan ................................................................................................................................................ 6
BAB II ................................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN.................................................................................................................................................... 6
2.1. Pengertian Globalisasi ....................................................................................................................... 6
2.2. Pandangan Islam mengenai Globalisasi ............................................................................................ 8
2.3. Beberapa fakta penting mengenai Globalisasi ................................................................................. 9
2.4. Dampak Globalisasi......................................................................................................................... 11
2.5. Sikap muslim terhadap Globalisasi .................................................................................................. 13
2.6. Menyikapi Globalisasi Dengan Prinsip Syariah ................................................................................ 15
BAB III .............................................................................................................................................................. 17
PENUTUP ......................................................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................................ 17
3.2 Saran ...................................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................ 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana telah kita ketahui, era globalisasi salah satunya ditandai dengan

kemajuan di bidang teknologi komunikasi, transportasi, dan informasi yang

sedemikian cepat. Kemajuan di bidang ini membuat segala kejadian di negeri yang

jauh bahkan di benua yang lain dapat kita ketahui saat itu juga, sementara jarak

tempuh yang sedemikian jauh dapat dijangkau dalam waktu yang singkat sehingga

dunia ini menjadi seperti sebuah kampung yang kecil, segala sesuatu yang terjadi bisa

diketahui dan tempat tertentu bisa dicapai dalam waktu yang amat singkat.

Persoalan-persoalan yang terjadi di suatu negara yang semula disembunyikan

atau ditutup-tutupi menjadi transparan dan dapat diketahui secara detail, begitu juga

dengan persoalan-persoalan pribadi seseorang yang dipublikasikan melalui media

massa. Oleh karna itu, masyarakat khususnya yang beragama islam harus mampu

mengambil manfaat dari era globalisasi ini dan dapat menangkal pengaruh-pengaruh

negative dari era globalisasi. Proses era globalisasi ini tentu memiliki pengaruh yang

sangat besar bagi perkembangan nilai-nilai agama. Realitas ini mendapat respon yang

4
cukup beragam dari kalangan pemikir dan aktivis agama. Agama sebagai sebuah

pandangan yang terdiri dari berbagai doktrin dan nilai memberikan pengaruh yang

besar bagi masyarakat. Hal ini diakui oleh para pemikir, antara lain Robert N. Bellah

dan Jose Casanova, mereka mengakui pentingnya peran agama dalam menanggapi

kehidupan sosial politik masyarakat dunia. Dalam konteks ini agama memainkan

peranan yang penting di dalam proses globalisasi. Agama bukan hanya pelengkap

tetapi menjadi salah satu komponen penting yang cukup berpengaruh di dalam

berbagai proses globalisasi. Karena begitu pentingnya peran agama dalam kehidupan

masyarakat, maka perlu kiranya kita memahami sejauh mana posisi agama di dalam

merespon berbagai persoalan kemasyarakatan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Globalisasi?

2. Bagaimana pandangan Islam mengenai Globalisasi?

3. Dampak Globalisasi?

4. Bagaimana sikap muslim terhadap globalisasi?

5
1.3. Tujuan

Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan antara lain :

1. Agar pembaca mengetahui apa yang dimaksud globalisasi.

2. Agar pembaca mengetahui dampak dari perubahan era globalisasi

3. agar pembaca mengetahui bagaimana cara bersikap yang benar dalam mengatasi

globalisasi sesuai dengan ajaran islam

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Globalisasi

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang

maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu

proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di

dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang

mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari

sisi mana orang melihatnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi adalah proses masuknya

ke ruang lingkup dunia (kbbi.web.id, 2013). Definisi ini menunjukkan bahwa segala

6
hal aktivitas yang terkait dengan aktivitas di seluruh dunia yang dapat kita ketahui,

merupakan suatu globalisasi.

Menurut ulama besar dunia, Yusuf Al-Qardhawi, globalisasi merupakan

aktivitas yang menjadikan segala sesuatu berskala internasional, menghilangkan

batas-batas negara dalam interaksi ekonomi. (Qardhawi, 2001). Globalisasi perspektif

Yusuf Al-Qardhawi ini adalah upaya melenyapkan dinding dan jarak antara satu

bangsa dengan bangsa lain, dan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang

lain. Sehingga semuanya menjadi dekat dengan kebudayaan dunia, pasar dunia dan

keluarga dunia.

Globalisasi juga terdapat dalam Al-Qur’an Surat AlQasas [28] ayat 77, Surat

As-Saba’ [34] ayat 28 dan Surat Al-Furqan [25] ayat 1.

Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah

telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)

bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”

(QS. Al-Qasas : 77)

7
2.2. Pandangan Islam mengenai Globalisasi

Islam adalah agama global dan universal. Tujuannya adalah menghadirkan

risalah peradaban islam yang sempurna dan menyeluruh, baik secara spirit, akhlak

maupun materi. Di dalamnya, ada aspek duniawi dan ukhrowi yang saling

melengkapi. Keduanya adalah satu kesatuan yang utuh dan integral. Universalitas

atau globalitas islam menyerukan kepada semua manusia, tanpa memandang bangsa,

suku bangsa, warna kulit dan deferensiasi lainnya. Hal ini dijelaskan Allah SWT.

dalam al-Qur’an,

”Al-Qur’an itu hanyalah peringatan bagi seluruh alam”. (Qs. at Takwir:27)

Semenjak abad VII H., nabi Muhamad SAW. sudah menerapkan konsep

globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya ketika beliau mengirim

utusannya membawa surat-surat beliau kepada para raja dan para pemimpin di

berbagai negara tetangga. Di antara para raja dan pemimpin itu adalah Raja Romawi

dan Kisra Persia. Dengan demikian, ketika beliau wafat maka seluruh bangsa Arab

sudah mampu meneruskan globalisasi yang telah dirintis oleh beliau. Perlu dipahami

bahwa globalisasi islam berangkat dari kesatuan antara tataran konseptual dan tataran

aktual, dan ini merupakan salah satu keistimewaan islam. Bahkan menurut Fathi

Yakan, globalisasi islam memiliki keistimewaaan-keistimewaan, yaitu:

8
 Memiliki keseimbangan antara hak dan kewajiban

 Membangun suatu masyarakat yang adil dan memiliki kekuatan

 Memiliki landasan atau konsep kesetaraan manusia tanpa diskriminasi, baik

status sosial, etnis, kekayaan, warna kulit dan sejenisnya

 Menjadikan musyawarah sebagai landasan sistem politik

 Menjadikan ilmu sebagai kewajiban bagi masyarakat untuk mengembangkan

bakat-bakat kemanusiaan dan lain-lain

Globalisasi yang kita pahami adalah globalisasi islam. Dalam kerangka

filosofis keumatan, kita harus memahami bahwa islam adalah aturan universal yang

bisa menjangkau dunia. Ia bisa melampaui ruang dan waktu, dan tak terbatasi.

Globalisasi islam adalah proses mengglobalkan nilai-nilai universalitas, seperti

toleransi, kebersamaan, keadilan, kesatuan, musyawarah dan lain-lain.

2.3. Beberapa fakta penting mengenai Globalisasi

Apabila kita mengkaji secara mendalam tentang globalisasi, akan ditemui

beberapa fakta penting:

Pertama: Globalisasi hanya baru dari sudut istilah, tidak dari sudut

maksudnya. Ini kerana pertukaran, pemindahan dan perkongsian dalam berbagai

9
tempat sudah berlaku di antara manusia. Bahkan antara tujuan Allah Subhanahu wa

Ta‘ala menciptakan manusia adalah untuk mereka saling “berglobalisasi” seperti

firman-Nya:

َّ ‫َللاِ أَتْقَا ُك ْم ِإ َّن‬


َ‫َللا‬ َّ َ‫ارفُوا إِ َّن أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند‬ ُ ‫اس ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َوأُنثَى َو َجعَ ْلنَا ُك ْم‬
َ َ‫شعُوبا َوقَبَائِ َل ِلتَع‬ ُ َّ‫يَاأَيُّ َها الن‬

ٌ ِ‫ع ِلي ٌم َخب‬


.‫ير‬ َ

Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari

lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan

bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu

dengan yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang

yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan yang lebih keturunan atau

bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mendalam

PengetahuanNya (akan keadaan dan amalan kamu).[13]

Globalisasi berkembang pesat sejak 20 hingga 30 tahun yang lalu dan

perkembangan inilah yang melahirkan nama “Globalisasi” itu sendiri. Antara faktor

yang menyebabkan perkembangan ini adalah kemajuan teknologi manusia, media

massa, elektronik, transportasi dan kemajuan diri manusia itu sendiri.

Kedua: Globalisasi tidak seluruhnya membawa manfaat dan tidak seluruhnya

membawa mudarat. Ia bercampur aduk antara manfaat dan mudarat, antara positif

dan negatif. Globalisasi pasar-pasar yang besar misalnya, membawa manfaat

10
peluang pekerjaan, peningkatan ekonomi negara dan kemudahan kepada pelanggan.

Akan tetapi ia juga membawa mudarat seperti penindasan kepada pedagang kecil

yang kecil dan pmbuangan uang bagi pelanggan yang tidak berhemat dalam membeli

barang.

Ketiga: Sekali pun globalisasi pada mulanya bermaksud pertukaran,

pemindahan dan kerjasama antara negara, kenyataannya menunjukkan bahwa ia tidak

berwujud dalam bentuk dua hal yang adil. Sebaliknya, ada negara yang bersifat

“mengglobalisasi” dan ada negara yang bersifat “diglobalisasi”.

Maksud saya dengan “mengglobalisasi” adalah negara yang menyebarkan

ilmu, pemikiran, ekonomi, kebudayaan dan agama mereka kepada negara lain. dan

“diglobalisasi”, adalah negara yang bersifat hanya menerima ilmu, pemikiran,

ekonomi, kebudayaan dan agama dari negara yang “mengglobalisasi” tanpa menilai

sama membawa manfaat atau mudarat.

2.4. Dampak Globalisasi

Globalisasi ini membawa dampak positif dan negatif bagi kepentingan bangsa

dan ummat kita. Dampak positif, misalnya, makin mudahnya kita memperoleh

informasi dari luar sehingga dapat membantu kita menemukan alternatif-alternatif

baru dalam usaha memecahkan masalah yang kita hadapi. (Misalnya, melalui

11
internet kini kita dapat mencari informasi dari seluruh dunia tanpa harus

mengeluarkan banyak dana seperti dulu. Demikian pula, dalam hal tenaga kerja,

dana, maupun barang). Di bidang ekonomi, perdagangan bebas antar negara berarti

makin terbukanya pasar dunia bagi produk-produk kita, baik yang berupa barang atau

jasa (tenaga kerja).

Dampak negatifnya adalah masuknya informasi-informasi yang tidak kita

perlukan atau bahkan merusak tatanan nilai yang selama ini kita anut. Misalnya,

budaya perselingkuhan yang dibawa oleh film-film Italy melalui TV, gambar-gambar

atau video porno yang masuk lewat jaringan internet, majalah, atau CD RoOM,

masuknya faham-faham politik yang berbeda dari faham politik yang kita anut, dsb.

di bidang ekonomi, perdagangan bebas juga berarti terbukanya pasar dalam negeri

kita bagi barang dan jasa dari negara lain.

Dalam kaitannya dengan ummat Islam Indonesia, dampak negatif yang paling

nyata adalah perbenturan nilai-nilai asing, yang masuk lewat berbagai cara, dengan

nilai-nilai agama yang dianut oleh sebagian besar bangsa kita. Mengingat agama

Islam adalah agama yang berdasarkan hukum (syari’ah), maka perbenturan nilai itu

akan amat terasa di bidang syari’ah ini. Globalisasi informasi telah membuat ummat

kita mengetahui praktek hukum (terutama hukum keluarga) di negeri lain, terutama di

negeri maju, yang sebagian sama dan sebagian lagi berbeda dari hukum Islam.

12
Keberhasilan negara maju yang sekuler dalam bidang ekonomi telah membuat segala

yang berasal dari negara tersebut tampak baik dan hal ini dapat menimbulkan

keraguan atas praktek yang selama ini kita anut. Contoh hukum Islam yang berbeda

dari hukum sekuler di negeri maju antara lain: hukum waris, kedudukan wanita dan

pria dalam perkawinan, kedudukan anak pungut/anak angkat dalam keluarga, hak

asasi anak, hak asasi manusia, hukum rajam, hukum potong tangan, definisi zina,

perkawinan campur, dlsb. Kemajuan teknologi di bidang rekayasa genetik (cloning),

misalnya, juga telah menimbulkan persoalan hukum keluarga (waris dan perwalian).

2.5. Sikap muslim terhadap Globalisasi

Berdasarkan yang sudah kita ketahui bahwa globalisasi juga sangat

berpengaruh terhadap sikap seseorang. Sikap seorang muslim didasarkan atas taqwa

kepada Allah SWT. Dimana sikap taqwa inilah yang penting untuk mengatasi

globalisasi. Sifat taqwa tercermin dalam beberapa aspek berikut ini:

a. Kekuatan Aqidah Secara istilah (terminologi), aqidah yaitu perkara yang

wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa yang menjadi tenteram karenanya sehingga

menjadi suatu keyakinan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan

dan kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu

keraguan apapun pada orang yang meyakininya (Al-Atsari, 2006).

13
b. Kekuatan Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan tidak hanya dipahami

sebagai hasil statis kegiatan ilmu pengetahuan berupa hukum dan teori ilmiah. Ilmu

pengetahuan adalah juga sebuah proses, sebuah kegiatan dan sebuah kemampuan

yang harus dimiliki oleh sesorang. Sehingga dalam ilmu pengetahuan, sering muncul

sikap kritis yang ingin meragukan terus kebenaran yang telah ditemukan (Keraf dan

Dua, 2001).

c. Kekuatan Ukhuwah dan Sinergi Ukhuwah melahirkan kerukunan hidup dan

kesetiakawanan sosial. Ukhuwah antar umat Islam tak akan berwujud tanpa

silaturahim. Komunitas Muslim tidak akan diperhitungkan keberadaannya jika tidak

memelihara dan membangun jaringan silaturahim (Chirzin, 2007). Lebih lanjut

Chirzin (2007) menjelaskan lima dimensi dalam ukhuwah, yakni persaudaraan

sesama manusia (ukhuwah insaniyah); persaudaraan nasab dan perkawinan/semenda

(ukhuwah nasabiyah shihriyah); persaudaraan suku dan bangsa (ukhuwah sya'biyah

wathaniyah); persaudaraan sesama pemeluk agama (ukhuwah diniyah’), persaudaraan

seiman-seagama (ukhuwah imaniyah).

d. Kekuatan Pendidikan dan Budaya Pendidikan merupakan hak setiap

individu dan budaya merupakan sesuatu yang diciptakan manusia melalui berbagai

upaya yang dilakukan dalam pendidikan. Menurut Feisal (1995), pendidikan adalah

salah satu unsur dari aspek sosial-budaya yang berperan sangat strategis dalam

14
pembinaan suatu keluarga, masyarakat, atau bangsa. Kestrategisan peran ini pada

intinya merupakan suatu ikhtiar yang dilaksanakan secara sadar, sistematis, terarah

dan terpadu untuk memanusiakan peserta didik serta menjadikan mereka khalifah di

muka bumi.

2.6. Menyikapi Globalisasi Dengan Prinsip Syariah

Khotimah (2009), dalam tulisannya yang berjudul Islam dan Globalisasi, bermaksud

untuk mensejajarkan antara Islam dan globalisasi sebagai dua tema yang saling

bertentangan, tetapi lebih menitikberatkan pada Islam sebagai agama dakwah global,

yang memiliki pemahaman universal dalam menghadapi globalisasi.

Lebih lanjut Khotimah (2009) menyatakan bahwa, dalam menyikapi globalisasi yang

menjadi realita saat ini, Islam sebagai sebuah ajaran moralitas memberikan batasan-

batasan agar tidak terjadi eksploitasi antara manusia satu dengan manusia yang

lainnya. Prinsip-prinsip syariah Islam dalam menghadapi globalisasi adalah :

1. Tauhid : keesaan dan kedaulatan Allah. Konsepsi ini menuntut adanya

kepatuhan terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan tanpa syarat. Dalam

konsepsi ini, eksistensi manusia dipersatukan dalam ketaatan kepada Allah,

yang akan berimplikasi pada aktivitas ekonomi yang tidak ada diskriminasi.

15
2. Keadilan : hal ini penting karena keadilan menjadi suatu titik tolak dalam

membangun kesejahteraan hidup. Dari sini akan muncul kedinamisan dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Tanggung jawab : dalam prinsip ekonomi Islam, setiap pelaku ekonomi harus

bertanggung jawab, baik dari sisi ekses (akibat) ataupun aktivitasnya kepada

diri sendiri dan masyarakat ataupun bangsa. Demikian juga tidak

diperbolehkan terjadi kerusakan ekologi sebagai akibat manfaat teknologi yang

berlebihan. Prinsip ini muncul dalam rangka melakukan kritik dan solusi atas

banyaknya kekurangan yang terdapat dalam ekonomi kapitalis.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku)

sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah sedangkan

menurut Islam Globalisasi islam adalah proses mengglobalkan nilai-nilai

universalitas, seperti toleransi, kebersamaan, keadilan, kesatuan, musyawarah dan

lain-lain.

3.2 Saran

Dengan meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan iman dan taqwa yang teguh, maka segala macam godaan untuk menyimpang

dari hukum Allah akan dapat ditepis.

Karena umat Islam harus memiliki media komunikasi yang canggih untuk

mengimbangi era modernisasi dan globalisasi yang serba canggih ini, baik teknologi

informasi maupun komunikasi. Dan yang terpenting sekarang ini adalah, mari kita

semua sama-sama berusaha membentengi diri dan keluarga dengan keimanan,

17
ketaqwaan dan akhlakul karimah dibarengi dengan sumber daya yang kuat,

keterampilan kerja, ilmu pengetahuan dan teknologi, didukung semangat persatuan

dan kesatuan, insya Allah kita akan diberi kemenangan dan kejayaan oleh Allah

sepanjang waktu dan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Atsari, Abd. Hamid bin Abdullah. 2006. Intisari Aqidah Ahlusunnah wal Jamaah.

Pustaka Imam As-Syafii. Jakarta.

Al-Qardhawi, Yusufi. 2001. Islam dan Globalisasi Dunia. CV Pustaka AlKautsar.

Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai