PENDAHULUAN
Pada saat ini banyak sekali penelitian di bidang ilmu Genetika tentang
pewarisan sifat yang menggunakan Drosophila sp sebagai bahan penelitian, karena
Drosophila sp memiliki siklus hidup yang cepat serta sangat mudah dalam
perkembangbiakannya. Drosophila sp memang sangat mudah sekali ditemukan pada
sekitar lingkungan tempat tinggal kita. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Susanto
(2011) yang menyatakan bahwa organisme yang memiliki daur hidup pendek seperti
lalat Drosophila sp sangat cocok untuk digunakan sebagai materi percobaan genetika.
Penanganan kultur lalat buah sangat mudah dilakukan dan hanya dengan media yang
komposisi dan pembuatannya sederhana serta tumbuh dan berkembang biak dengan
cepat. Selain itu, Drosophila juga mudah didapatkan di alam bebas, biasanya sering
dijumpai pada buah-buahan yang telah membusuk. Akan tetapi, Drosophila sp yang di
dapatkan dari alam bebas tentu saja bukan galur murni karena mereka telah
melakukan perkawinan dengan beberapa spesies Drosophila yang berbeda, karena ada
banyak sekali spesies dari Drosophila yang tersebar di alam bebas. Sehingga tidak
menutup kemungkinan jika terjadi perbedaan spesies pada tingkat populasi.
Keberadaan jenis Drosophila beragam dan memiliki pola penyebaran dalam
ruang(tempat) dan waktu (harian dan musim). Hal ini telah dijelaskan oleh Warsini
(1996:25) yang menyatakan bahwa marga Drosophila mempunyai jumlah anggota
yang sangat besar. Bermacam – macam dan habitatnya luas. Anggotanya dapat
ditemukan mulai dari dataran rendah hingga daerah pegunungan dan dari daerah
tropis hingga daerah tundra. Daratan subur, gurun pasir, rawa dan savanna, semua
merupakan habitat dari anggota – anggota Drosophila, tak terkecuali daerah hutan dan
pegunungan.
Untuk melihat jauh dekatnya hubungan kekerabatan pada jenis Drosophila
tersebut dapat dilakukan dengan melakukan kajian terhadap hubungan kekerabatan
dari jenis Drosophila tersebut berdasarkan persamaan ciri morfologi yang dimiliki
oleh masing-masing jenis Drosophila. Studi mengenai kekerabatan merupakan bagian
dari studi sistematik. Menurut banyak ahli, sistematik meliputi studi mengenai
identifikasi, taksonomi, tatanama, keanekaragaman organisme dan studi mengenai
berbagai hubungan kekerabatan antara organisme. Menurut Kastawi (2003),
kemiripan struktur suatu organisme dapat dipakai untuk menentukan suatu jenis
kekerabatan.
Drosophila sp memiliki anggota-anggota yang sangat banyak dan tersebar di
semua daerah, habitat dari anggota-anggota Drosophila tersebut hampir tak terkecuali
di semua daerah. Sehingga tidak menutup kemungkinan adanya kesamaan maupun
perbedaan spesies Drosophila pada suatu kota. Adanya kesamaan ciri yang dimiliki
oleh spesies Drosophila dari kota yang berbeda itu menunjukkan bahwa spesies
tersebut memiliki hubungan kekerabatan yang dekat, dan sebaliknya jika tingkat
kemiripan cirinya lebih sedikit maka hubungan kekerabatan dari spesies tersebut
semakin jauh.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam proyek penelitian ini kelompok
kami ingin melakukan penelitian tentang “Kajian Hubungan Kekerabatan Drosophila
Sp tangkapan yang Ada Di Kota Batu, Probolinggo dan Wajak Berdasarkan Ciri
Morfologinya”.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana hubungan kekerabatan Drosophila berdasarkan ciri morfologi pada daerah
Batu, Probolinggo dan Wajak?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui hubugan kekerabatan Drosophila berdasarkan persamaan ciri
morfologi pada Daerah Batu, Probolinggo dan Wajak.
1.4 Kegunaan
Bagi peneliti
a. Mengetahui hubungan kekerabatan Drosophila pada tiga daerah yang meliputi
Daerah Batu, Probolinggo dan Wajak
Meremajakan yaitu mengawinkan 3-4 pasang Drosophila jantan dan betina yang
berasal dari kota yang sama dengan cara memindahkannya ke dalam botol yang
berisi medium baru.
Menyilangkan yaitu mempertemukan antara lalat jantan dan betina dalam satu
botol, dalam satu botol tersebut hanya diisi satu pasang lalat jantan dan betina
saja.
F1 yaitu keturunan pertama yang didapatkan dari hasil persilangan parental dari
strain.
Kingdom : Animalia
Phillum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Spesies : Drosphila sp
Gambar 2. 2. Bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk (mata facet) (a), dan tiga mata tunggal
(b).
A
B
2.1.2 Mulut
2.1.3 Dada
Pada dada terdiri 3 atas segmen, yaitu prothorax, mesothorax, dan metathorax.
Pada tiap-tiap segmen terdapat sepasang kaki. Pada mesothorax terdapat sepasang
sayap, dan pada metathorax terdapat halter.
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa Notum terdiri atas dua bagian
utama yaitu scutum di depan scutellum yang dipisahkan oleh jahitan scutoscutellar.
Sedangkan rambut-rambut yang ada pada bagian thorax tersebut disebut dengan
Macrochaetae yang memiliki ukuran lebih besar sedangkan Microchaetae yang
berukuran lebih kecil. Thorax terdiri dari:
1. Sayap
Terdiri satu pasang dan masing-masing terdiri dari delapan rambut-rambut jalan
yang disebut aerostichol pada bagian anteriol dorso-ventral. Drosophila
melanogaster nomal posisi sayapnya tidur dan menutupi, panjang sayapnya lebih
panjang dari abdomennya, sedangkan mutan sayapnya mengalami perubahan yang
bermacam-macam (Gambar 2. 7).
a
b c d e
Gambar 2.7 . Sayap drosophila sp yang normal (a) dan beberapa sayap yang mengalami
mutasi (b-e).
2. Kaki
Setiap segmen thorax mendukung satu pasang kaki. Bagian kaki dari
proximal ke distal adalah coxa, trocahanter, femur, tibia, segmen tarsal 1 dan
segmen tarsal 2, jadi setiap kaki terdiri dari 6 segmen yang semuanya
ditumbuhi oleh rambut-rambut (Gambar 2. 9). Lalat buah jantan memiliki sex
comb antara batas tarsal 1 dan tarsal 2. Rambut-rambut disebelah permukaan
tibia bagian proximal apex disebut preatikal tibia spur. Trochanter adalah satu
bangunan berbentuk segitiga kecil yang menghubungkan antara coxa dan
femur, (Sinnot, 1958).
Fenotip sisir kelamin pada drosophila sp jantan (Gambar 2. 10) telah dipelajari
oleh Santamaría, dan Docquier (1993) Randsholt dan Santamaría yang hasil
tidak dipublikasikan. Dimorfisme seksual dari kaki depan yang praktis ini
selalu hadir pada Drosophila sp jantan.
Gambar 2. 10. Gambar akhir tibia dan tarsii dari kaki prothoracic. (A) Drosophila
takahashii. (B) Drosophila subobscura. (C) Drosophila bocqueti (dari Montium yang
subkelompok). (D) Drosophila melanogaster. (E) dacMtlT5, mutan dari Drosophila melanogaster.
(F) crm mutan Drosophila melanogaster. (G) scd mutan Drosophila melanogaster.
2.1.4 Perut
Perut terdiri atas segmen-segmen yang biasanya memiliki pigmentasi. Pada
ujung abdomen terdapat ovopositor yang dipakai sebagai pembeda antara jantan
dan betina (Gambar 2. 11).
Gambar 2. 11. Perbedaan ujung abdomen pada Drosophila jantan dan betina
2.1.7 Dendogram
Untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara Drosophila dari Kota
Baru, Probolinggi dan Wajak dengan menggunakan dendogram. Dendogram adalah
diagram yang menggambarkan silsilah suatu golongan makhluk hidup
(Poeponegoro, 2008). Dalam hal ini yang digunakan hanya sifat-sifat morfologi.
Alternatif sifat yang mungkin ada pada organisme tersebut diberi kode secara
numerik 1, 2, 3, dst sebagai pembeda. Sedangkan untuk organisme yang tidak
memiliki sifat yang ditampilkan diberi kode 0. Ada tiga tahap yang digunakan
untuk menentukan kesamaan atau similaritas, yaitu dengan mencari: koefisein
asosiasi, koefisien korelasi, dan jarak taksonomi.
Drosophila memiliki banyak spesies yang berbeda dan tersebar di setiap daerah,
sehingga dalam setiap daerah bisa saja ditemukan lebih dari satu spesies
Drosophila
Persamaan dan perbedaan ciri morfologi dapat dijadikan sebagai kunci untuk
menentukan suatu hubungan kekerabatan
Drosophila dari kota Batu, Pobolinggo dan Wajak dapat diketahui hubungan
kekerabatannya dengan mengamati persamaan dan perbedaan ciri morfologi
yang dimiliki oleh Drosophila dari masing-masing kota tersebut
BAB III
METODE PENELITIAN
r (A+B).C =
Keterangan:
r AB = kelompok dengan kesamaan terbesar
r AC dan r BC = kelompok selain kelompok AB
BAB IV
4.1 DATA
Tabel 4. 1. 1 Data hasil pengamatan
= 0,943396
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Daftar rujukan
LAMPIRAN