JURNAL PANAS BUMI

NAMA : ADE PRATAMA

NIM : 1601039
KELAS : TP A

KARAKTERISTIK PANAS BUMI DI DAERAH SUMATRA DAN SULAWESI

UTARA DENGAN MENGGUNAKAN GEOTHERMOMETER T 18OSO4-H2O

Kesimpulan:
Dari pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Penentuan suhu reservoir panas bumi dari manifestasi permukaan di daerah

Sumatra dan Kotamobagu-Sulawesi Utara telah dilakukan dengan menggunakan
geotermometer isotop T 18OSO4-H2O
2. Metode ini berlaku untuk sistem panas bumi yang di dominasi oleh air (water
dominated) berati untuk lapangan dengan sistem tersebut dapat dilakukan.
3. Metode ini secara langsung tidak dapat digunakan untuk menghitung kuantitas
18 18
panasbumi. Tetapi apabila kita juga menganalisis O dalam batuan selain O
18
dalam H2O, maka berdasarkan teori O hingga antara H2O-mineral besaran
permeabilitas reservoir dapat diperkirakan. Dengan mengetahui nilai
permeabilitas maka kuantitas sumber panas bumi dapat dilakukan.
4. Fluida mata air panas daerah Tambang Sawah, Rantau Dadap (5 dan 6) dan
Sarula di daerah Sumatra menunjukkan suhu di atas 200°C berasal dari reservoir
dalam keadaan kesetimbangan dalam (deep equilibrium).
5. Fluida mata air panas daerah Lobong-Kotamobagu-Sulawesi Utara dan Rantau
Dadap 8 berasal dari campuran antara fumarole dan shallow equilibrium.
6. Suhu fluida mata air panas daerah Sumatra memiliki rata- rata diatas 250oC
dimana pada mata air panas Tambang Sawah (255 oC), Rantau Dadap 5 dan 6
(250 oC) dan Sarula (266 oC).
 7. Suhu fluida mata air panas daerah Kotamobagu-Sulawesi Utara memiliki rata-
rata suhu lebih rendah dari 150oC karena daerahnya lebih dangkal dibanding
Sumatra.

Saran:
Saran saya seharusnya energi panas bumi terus dikembangkan guna pembangkit
listrik tenaga uap agar negara Indonesia tidak selalu menggunakan Batubara sebagai
sistim pembangkitnya. Dan percobaan jurnal ini harus dicoba diseluruh daerah indonesia
yang di lewati oleh ring of fire agar daerah daerah lain merasakan keuntungan dari
sumber daya yang dimiliki daerahnya masing-masing.