PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian kecelakaan kerja?
1.2.2 Apakah jenis-jenis kecelakaan kerja di laboratorium?
1.2.3 Apakah sumber-sumber dari kecelakaan kerja di Laboratorium?
1.2.4 Bagaimanakah cara penanganan dari kecelakaan kerja di Laboratorium?
1.2.5 Bagaimanakah cara pencegahan dari kecelakaan kerja di Laboratorium?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari kecelakaan kerja.
1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis kecelakaan kerja di laboratorium.
1.3.3 Untuk mengetahui sumber-sumber dari kecelakaan kerja di Laboratorium
1.3.4 Untuk mengetahui cara penanganan kecelakaan kerja di Laboratorium.
1.3.5 Untuk mengetahui cara pencegahan kecelakaan kerja di Laboratorium.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut menurut UU No. 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja,
kecelakaan kerja adalah kecelakaan terjadi dalam pekerjaan sejak berangkat dari
rumah menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar
dilalui. Berdasarkan Mc Cormick Jr, 1985 kecelakaan adalah suatu kejadian atau
peristiwa tidak terduga atau bertentangan dengan yang diharapkan pada suatu
aktifitas proses produksi.
3
Dari ketiga pengertian kecelakaan yang dijabarkan para ahli keselamatan kerja
dan berdasarkan undang – undang mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dapat
terlihat ada 3 aspek utama dari kecelakaan :
4
3. Kebakaran
Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani
pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dan
sebagainya.Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan-bahan
reaktif seperti peroksida dan perklorat.
4. Ledakan
Ledakan pada umumnya sangat mudah terjadi sebagai akibat reaksi eksplosif
dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator, maupun interaksi bahan yang
mudah meledak atau eksplosif. Pada umumnya ledakan akan diikuti oleh
kebakaran.
5. Terpajan Jarum Suntik
Disamping karena faktor bahan kimia, tidak menutup kemungkinan jika
kecelakaan kerja diakibatkan oleh kelalaian atau terbatasnya ketelitian para
pekerja dalam melakukan suatu pemeriksaan yang tidak menggunakan bahan
kimia. Seperti kurang hati-hatinya pekerja dalam proses pengambilan sampel
darah pada pasien dan tanpa sengaja menusuk tangan pekerja itu sendiri
sehingga kemungkinan dapat menularkan penyakit dari pasien.
5
lainnya. Contohnya: bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplosif, dan
sebagainya.
2. Kelalaian Melakukan Teknik Percobaan atau Pemeriksaan
Teknik yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan atau metode yang
digunakan meliputi pencampuran bahan distilasi, ekstraksi, reaksi kimia,
dan sebagainya dapat pula menyebabkan kecelakaan kerja karena adanya
kelalaian dalam melakukan proses pada perlakuan sampel.
3. Sarana Laboratorium
Kecelakaan kerja tidak hanya disebabkan oleh beberapa bahan berbahaya
atau kelalaian dari pekerja itu sendiri. Sumber bahaya lainnya yakni gas,
listrik, air, dan sebagainya dapat pula mengakibatkan kecelakaan kerja.
Misalnya terjadi korsleting atau hubungan arus pendek pada listrik
maupun pada alat pemeriksaan dan kemudian menyebabkan kebakaran di
Laboratorium.
6
Berilah minum berupa air atau susu 2 hingga 4 gelas.
Jika korban keracunan sedang dalam keadaan pingsan, jangan
memasukkan sesuatu (berupa makanan/minuman) melalui mulutnya.
Bawalah korban ke Rumah Sakit agar mendapatkan penanganan medis
yang lebih tepat.
2. Iritasi atau Luka Paparan Bahan Kimia
Cara penanganan ketika terkena iritasi akibat paparan bahan kimia yang
mengenai kulit antara lain :
Segera basuh kulit yang terkena bahan kimia dengan air sebanyak-
banyaknya. Tutup bagian yang terkena bahan kimia dengan kain
bersih
Jika kondisi korban cukup parah, baringkan korban, atur sehingga
kepala lebih rendah dari tubuh, jika mungkin tinggikan kaki.
Segera bawa ke rumah sakit untuk pertolongan lanjutan.
3. Menghirup Bahan Kimia Berbahaya
Beberapa langkah untuk menangani korban yang keracunan karena
menghirup gas yang beracun di Laboratorium yaitu dengan mengeluarkan
pasien dari ruangan. Kemudian segera bawa korban menuju tempat
dengan udara bebas yang yang bersih, sejuk dan bebas dari bahan kimia
berbahaya.
4. Bahan Kimia Terkena Mata
Ketika bahan kimia berbahaya terpercik sehingga mengenai mata, hal
yang harus dilakukan yaitu cuci bersih mata dengan air mengalir terus
menerus selama 5-10 menit dan hindari untuk mengucek mata karena akan
memperparah iritasi.
7
5. Terpajan Jarum Suntik
Jarum suntik merupakan instrumen atau perangkat wajib yang
dipergunakan oleh seorang analis untuk melakukan suatu proses
plebotomis atau pengambilan darah pasien untuk bahan atau sampel
pemeriksaan untuk menunjang diagnosa dari penyakit yang diderita oleh
pasien tersebut. Beberapa kasus menemukan bahwa tidak menutup
kemungkinan akan terjadinya kecelakaan kerja berupa tertusuk jarum
bekas pasien dikarenakan ketidaktelitian pekerja dalam pengambilan
sampel. Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan ketika terpajan oleh
jarum suntik antara lain :
Tenang dan jangan panik
Segera cuci tangan dengan alcohol 70% serta betadin.
Guyur luka dibawah air yang mengalir selama 3 menit
Biarkan darah keluar bersama air yang mengalir (agar virus/kuman
ikut keluar bersama darah)
Jika tertusuk jarum suntik bekas pasien hepatitis B, maka segera
lakukan imunisasi pasif (suntikan imunoglobulin hepatitis B)
maksimal 7 hari setelah tertusuk jarum suntik. Sedangkan untuk HIV
positif, resiko pajanan darah 0.3%.
Setiap petugas yang mengalami inseden atau kecelakaan kerja karena
tertusuk jarum setelah tindakan pada pasien atau tertusuk jarum bekas,
jarum infuse, pisau bedah dan benda tajam lainnya yang berhubungan
dengan pasien segera di bawa ke unit gawat darurat untuk diberi
pertolongan pertama.
Setelah mendapatkan pertolongan, petugas atau rekan korban
melaporkan kejadian kecelakaan kerja tetapi langsung pada atasan.
8
6. Kebakaran
Faktor – faktor penyebab kebakaran relatif banyak, seperti adanya
korsleting listrik, reaksi bahan-bahan kimia yang mudah terbakar
(flamable), reaktif terhadap asam maupun air, serta karena interaksi bahan
kimia yang mudah meledak sehingga menyebabkan ledakan yang
kemudian diikuti oleh kobaran api. Oleh karena itu, Langkah yang tepat
ketika terjadinya kebakaran adalah dengan cara memadamkannya dengan
alat pemadam kebakaran yang telah tersedia pada masing-masing
Laboratorium.
1. Mengetahui dan menyadari akan bahaya setiap jenis bahan kimia yang
akan digunakan dalam suatu analisa kimia.
2. Bekerja atau menangani bahan kimia sesuai dengan prosedur.
3. Menyimpan bahan kimia ditempat yang aman, dalam wadah tertutup dan
jangan lupa memberinya label yang berisi nama bahan dan peringatan
tentang bahaya yang ditimbulkannya.
4. Jangan makan atau minum di laboratorium yang menyimpan bahan-bahan
kimia berbahaya dan beracun.
9
5. Untuk suatu analisa kimia yang menggunakan bahan kimia yang mudah
menguap sebaiknya dilakukan di lemari asam atau ruangan yang
berventilasi cukup.
6. Memakai APD (Alat Pelindung Diri) di laboratorium seperti masker,
sarung tangan, pelindung mata, jas laboratorium dan pelindung pernafasan.
7. Mengetahui secara pasti pertolongan pertama pada kecelakaan dan
keracunan bahan kimia serta mengetahui apa yang harus dilakukan apabila
terjadi keadaan darurat.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tak terduga dan tidak
dikehendaki yang mempengaruhi proses produksi atau menimbulkan beberapa
kerugian bagi manusia, harta maupun benda.
Jenis-jenis kecelakaan kerja di laboratorium meliputi keracunan bahan kimia
berbahaya, Iritasi akibat paparan bahan kimia baik itu terkena tumpahan di kulit,
mata, maupun selaput lendir lainnya, terpajan jarum suntik, dan ledakan atau
kebakaran.
Sumber-sumber dari kecelakaan kerja meliputi bahan kimia berbahaya baik
dalam bentuk padat, cair atau gas, kelalaian pekerja, dan sarana pendukung
laboratorium.
Cara penanganan akibat kecelakaan kerja beragam sesuai dengan karakteristik
atau jenis kecelakaan kerja tersebut.
Cara mencegah kecelakaan kerja dengan bekerja sesuai prosedur dan selalu
menggunakan APD ketika menangani semua jenis sampel dan bahan kimia.
3.2 Saran
Karena sering sekali terjadi kasus kecelakaan kerja di laboratorium, maka
disarankan untuk setiap pekerja atau praktikan di laboratorium untuk lebih
berhati-hati, menganggap semua bahan dan sampel infeksius, bekerja sesuai
prosedur dan selalu menggunakan APD untuk meminimalisir kecelakaan yang
terjadi di laboratorium.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://intipduniaku07.blogspot.com/2013/05/penyebab-kecelakaan-di-
laboratorium.html
http://diajengsurendeng.blogspot.com/2011/11/cara-mencegah-kecelakaan-dan-
keracunan.html
http://analismuslim.blogspot.com/2011/11/sumber-kecelakaan-kerja-di-
laboratorium.html
http://yayankyu.blogspot.com/2013/10/keselamatan-kerja-di-laboratorium.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/keselamatan-dan-
kesehatan-kerja-di-laboratorium/hal-hal-penyebab-kecelakaan/
http://blognyaindrakosasih.blogspot.com/2012/05/kasus-kecelakaan-di-
laboratorium_18.html
http://nursestattion.blogspot.com/2013/06/pertolongan-pertama-kecelakaan-
kerja.html
http://lean-indonesia.blogspot.com/2013/01/tertusuk-jarum-benda-tajam-
needlestick.html
http://kelompok5teklabbioa1.blogspot.com/2012/11/cara-penanganan-tumpahan-
bahan-kimia.html
http://simplescouting.wordpress.com/2012/08/25/pertolongan-pertama-bahan-kimia-
korosif/
http://tekniklabkel2.wordpress.com/dunia-kimia/cara-mengatasi-tumpahan-bahan-
kimia/
12