DASAR TEORI
3
2.2.1 Boring
Pemboran tanah adalah pekerjaan paling umum dan paling akurat dalam
survey geoteknik lapangan. Pemboran tanah yang dimaksud adalah pembuatan
lubang kedalam tanah dengan menggunakan alat bor manual maupun alat bor mesin,
untuk tujuan berikut: Mengidentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman lubang bor,
yang dilakukan terhadap contoh tanah terganggu yang diambil dari mata bor atau
core barrel, untuk memasukkan alat tabung pengambil contoh tanah asli di
kedalaman yang dikehendaki, untuk mengambil contoh tanah asli, untuk
memasukkan alat uji penetrasi baku (Standart Penetration Test, STP) di kedalaman
yang dikehendaki, untuk memasukkan alat-alat uji lainnya di kedalaman yang
dikehendaki. Pemboran pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan alat bor
tangan. Prinsip percobaan ini adalah untuk memperoleh sampel pada suatu kedalaman
tertentu guna diteliti lebih lanjut pada percobaan di laboratorium.
2.2.2 Sampling
Dalam percobaan ini diambil contoh tanah terganggu (disturbed sample) dan
contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample). Disturbed sample adalah contoh
tanah yang diambil tanpa ada usaha yang dilakukan untuk melindungi struktur asli
tanah tersebut. Undisturbed sample adalah contoh tanah yang masih menunjukkan
sifat asli tanah. Contoh undisturbed ini secara ideal tidak mengalami perubahan
struktur, kadar air, dan susunan kimia. Contoh tanah yang benar-benar asli tidak
mungkin diperoleh, tetapi untuk pelaksanaan yang baik maka kerusakan contoh dapat
dibatasi sekecil mungkin. Tabung yang dipakai untuk mengambil contoh tanah
undisturbed harus memenuhi ketentuan :
Dimana :
D1 = diameter tabung bagian dalam
D2 = diameter tabung bagian luar
2.3 Pengujian Sifat Fisik
4
2.3.1 Pengujian Kadar Air
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen
(Syarif dan Halid, 1993).
Tujuan cara uji kadar air (moisture content) digunakan untuk mengetahui
kadar air yang terdapat didalam pori-pori suatu contoh tanah. Kadar air tanah dapat
ditentukan dari perbandingan antara berat air yang terkandung dalam pori-pori butir
tanah dengan berat tanah itu sendiri setelah di keringkan pada kondisi standar.
(Ahmad, 2014)
Kadar air dapat juga disebut Water Content di definisikan sebagai perbandingan
antara berat air dan berat butiran padat dari volume tanah.
5
berat isi tanah yang digunakan di laboratorium fisika tanah. Perhitungan berat isi
tanah menggunakan rumus sebagai berikut : (Agus et al, 2006).
Keterangan :
γ = berat isi tanah
d = diameter cetakan
t = tinggi cetakan
W1 = berat cetakan
W2 = berat cetakan + tanah
dimana :
Gs = Berat Jenis
w1 = Berat piknometer
w2 = Berat piknometer + bahan kering
w3 = Berat piknometer + bahan kering + air
w4 = Berat piknometer + air
6
2.3.4 Pengujian Batas Konsistensi Tanah
Batas Atterberg dikenalkan oleh Albert Atterberg pada tahun 1911 dengan
maksud untuk mengklasifikasikan tanah berbutir halus serta memastikan karakter
indeks property tanah. Batas Atterberg mencakup batas cair, batas plastis, serta batas
susut.
Tanah yang berbutir halus umumnya mempunyai karakter plastis. Karakter
plastis itu adalah kekuatan tanah sesuaikan pergantian bentuk tanah sesudah
bercampur dengan air pada volume yang tetaplah. Tanah itu bakal berupa cair, plastis,
semi padat atau padat bergantung jumlah air yang bercampur pada tanah itu.
Batas Atterberg memerlihatkan terjadinya bentuk tanah dari benda padat
sampai jadi cairan kental sesuai sama kadar airnya. Dari test batas Atterberg bakal
diperoleh parameter batas cair, batas plastis, batas lengket serta batas kohesi yang
disebut kondisi ketekunan tanah.
7
2. Batas Plastis (Plastic Limit)
Batas plastis (PL) adalah kadar air yang untuk nilai-nilai dibawahnya, tanah tidak
lagi berpengaruh sebagai bahan yang plastis. Tanah akan bersifat sebagai bahan yang
plastis dalam kadar air yang berkisar antara LL dan PL. Kisaran ini disebut indeks
plastisitas.
3. Batas Susut (Shrinkage Limit)
Kondisi kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu
prosentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan
perubahan volume tanah disebut batas susut (SL).
Keterangan :
SL = batas susut tanah
V0 = volume benda uji kering
W0 = berat benda uji kering
Gs = berat jenis tanah
8
menggunakan cara penyaringan dalam penentuan ukuran butiran tanah. Tanah
dikeringkan dan disaring pada serangkaian saringan dengan diameter saringan
tertentu dari mulai yang kasar hingga yang halus. Dengan demikian butiran tanah
terpisah menjadi beberapa bagian dengan batas ukuran yang diketahui.
1. Menghitung nilai pembacaan terkoreksi (Rcp)
Rcp = R + Ft - Fz
keterangan :
R = bacaan hidrometer yang sudah terkoreksi
Ft = bacaan temperature yang sudah terkoreksi
Fz = koreksi bacaan nol
2. menghitung nilai % kumulatif
( kg/cm2) Konsistensi
< 0,24 Very Soft
0,24 – 0,48 Soft
0,48 – 0,96 Medium Soft
9
0,96 – 1,92 Stiff
1,92 – 3,83 Very Stiff
> 3,83 Hard
St Kelas
<4 Rendah
2–4 Normal
4–8 Sensitive
>8 Sangat sensitif
Dalam pengujian kuat tekan babas ada beberapa syarat yang harus diperhatikan.
1. Penekanan
Sr = Kecepatan regangan berkisar antara 0,5 – 2 % permenit
2. Kriteria keruntuhan suatu tanah :
a. Bacaan proving ring turun.
Bacaan proving ring tiga kali berturut-turut hasilnya sama.
b. Ambil pada = 15 % dari contoh tanah, Sr = 1 % permenit, berarti waktu
maksimum runtuh = 15 menit.
Percobaan kuat tekan bebas dimaksudkan terutama untuk tanah lempung atau
lanau. Bila lempung itu mempunyai derajat kejenuhan 100% maka kekuatan geser
dapat ditentukan dari nilai kekuatan unconfined.
Pada sekitar tahun 1776 Coulomb memperkenalkan hubungan linear yang
terjadi antara tegangan normal dan tegangan geser.
f c tan
dimana :
c = kohesi
= sudut geser internal
τ f = tegangan geser
σ = tegangan normal
10
Secara teoritis, untuk tanah lempung jenuh air yang sama uji tekanan tak
bersekap mampu dalam kondisi air termampatkan - tak terkendali (Unconsolidated-
Undrained) akan menghasilkan suatu harga Cu yang sama. Tetapi pada kenyataannya
pengujian unconfined compression pada tanah lempung jenuh - air biasanya
menghasilkan harga Cu yang lebih kecil dari harga yag diperoleh dari pengujian
Unconsolidated - Undrained.
Pada tanah-tanah lempung yang terdeposisi (terendapkan) secara alamiah
dapat diamati bahwa kekuatan tekan tanah tak bersekap berkurang banyak, bila tanah
itu diuji ulang lagi setelah tanah itu menderita kerusakan struktural (remolded) tanpa
adanya perubahan dari kadar air.
Sifat berkurangnya kekurangan tanah akibat adanya kerusakan struktural
tanah tersebut disebut kesensitifan (sensitivity). Tingkat kesensitifan dapat ditentukan
sebagai rasio antara kekuatan tanah yang masih asli dengan kekuatan tanah yang
sama setelah terkena kerusakan (remolded), bila tanah tersebut diuji dengan cara
tekanan tak tersekap.
11
3. Saling keterkuncian antar partikel: jadi, partikel-partikel yang bersudut akan
lebih saling terkunci dan memiliki kuat geser yang lebih tinggi yang lebih
besar) daripada partikel-partikel yang bundar seperti pada tebing-tebing.
4. Sementasi partikel, yang terjadi secara alamiah atau buatan.
5. Daya tarik antar partikel atau kohesi.
Perhitungan pada pengujian kuat geser langsung :
Harga – harga yang umum dari sudut geser internal kondisi drained untuk
pasir dan lanau dapat dilihat pada table berikut ini
12
TIPE TANAH SUDUT GESER DALAM
( )
Pasir : butiran bulat
Renggang / lepas 27 – 30
Menengah 30 – 35
Padat 35 – 38
Pasir : butiran bersudut
Renggang / lepas 30 –35
Menengah 35 – 40
padat 40 – 45
Kerikil bercampur pasir 34 – 48
Lanau 26 – 35
Tabel 2.4 Tabel sudut geser dalam
2.4.3 Pengujian Permeabilitas
Didefinisikan sebagai sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran
rembesan dari cairan yang berupa air atau minyak mengalir lewat rongga pori. Untuk
tanah, permeabilitas dilukiskan sebagai sifat tanah yang mengalirkan air melalui
rongga pori tanah. Didalam tanah, sifat aliran mungkin laminar atau turbulen.
Tahanan terhadap aliran bergantung pada jenis tanah, ukuran butiran, bentuk butiran,
rapat massa, serta bentuk geometri rongga pori.
Aliran Air Dalam Tanah
Tinggi energi total (total Head) adalah tinggi energi elevasi atau Elevation
Head(z) ditambah tinggi energi tekanan atau pressure Head (h) yaitu Ketinggian
kolom air h A atau hB di dalam pipa diukur dalam millimeter atau meter diatas
titiknya.
Tekanan hidrostatis bergantung pada kedalaman suatu titik dibawah muka air
tanah. Untuk mengetahui besar tekanan air pori, Teorema Bernaulli dapat diterapkan.
Menurut Bernaulli, tinggi energi total (total Head) pada suatu titik dapat dinyatakan
oleh persamaan :
h=
Dengan :
13
h = tinggi energi total (total head)(m)
p/ w = tinggi energi tekanan (pressure head) (m)
p = tekanan air (t/m2,kN/m2)
v2/2g = tinggi energi kecepatan (velocity head) (m)
v = kecepatan air (m/det)
w = berat volume air (t/m3,kN/m3)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
z = tinggi energi elavasi (m)
Karena kecepatan renbesan didalam tanah sangat kecil, maka tinggi energi
kecepatan dalam suku persamaan Bernoulli dapat diabaikan. Sehingga persamaan
tinggi energi total menjadi :
h=
Untuk menghitung debit rembesan lewat tanah pada kondisi tertentu, ditinjau
kondisi tanah.
Hukum Darcy
Darcy (1956), mengusulkan hubungan antara kecepatan dan gradien hidrolik
sebagai berikut :
Dengan : v=k×i
v = Kecepatan air (cm/det)
i = Gradien hidrolik
k = Koefisien permeabilitas (cm/det)
q=k×i×A
Koefisien permeabilitas (k) mempunyai satuan yang sama dengan kecepatan
cm/det atau mm/det. Yaitu menunjukkan ukuran tahanan tanah terhadap air, bila
pengaruh sifat-sifatya dimasukkan, Maka :
Dengan :
2
K = koefisien absolute (cm ), tergantung dari sifat butiran tanah
w = Rapat massa air (g/cm )
3
14