Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian True Experiment dengan

rancangan Pre and Post Test With Control Group Design.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mojoroto 1 Kediri.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 01 April 2019.

C. Populasi, sampel dan teknik sampling

1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Mojoroto 1

Kediri kelas I sampai kelas V tahun 2019.

2. Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi. Penelitian ini mengunakan sampel 100

siswa dengan pnambilan sampel mengunakan teknk simple random sampling.


D. Variabel Penelitian

1. Variable Independent

Variable independent adalah variable yang mempengaruhi atau nilainya

mempengaruhi variable lain (Nursalam, 2014). Variable independent dalam

penelitian ini adalah mengonsumsi yogurt.

2. Variable dependent

Variable dependent adalah variable yang dipengaruhi oleh variable lain

(Nursalam, 2014). Variable dependent dalam penelitian ini adalah pH saliva

siswa SDN 1 Mojoroto Kediri.

E. Definisi Operasional Variable Penelitian

1. Definisi Variable

a. Yogurt

Yogurt merupakan salah satu produk susu yang difermentasikan

menggunakan bakteri asam laktat yaitu Lactobacillus bulgarius dan

Streptococcus thermophilus. Asam laktat yang dihasilkan selama proses

fermentasi dapat meningkatkan citarasa dan meningkatkan keasaman atau

menurunkan pH Yogurt. Bakteri asam laktat dalam yoghurt memiliki efek

bakterisidal untuk bakteri lain sehingga mengurangi pembentukan plak.

Yoghurt mengandung kalsium, yang bila dipertahankan lebih lama dalam

saliva diharapkan dapat membantu proses remineralisasai (Purba, 2016).


b. pH saliva Siswa SDN 1 Mojoroto Kediri

pH saliva melambangkan derajat keasaman cairan sekresi

eksokrin di dalam mulut yang berkontak dengan mukosa dan gigi yang

diproduksi oleh tiga glandula mayor dan minor. Saliva merupakan factor

esensial di rongga mulut yang memiliki fungsi protektif, fisiologis,

antimicrobacterial rongga mulut, dan membantu proses pencernaan.

Protein saliva memiliki peran penting dalam melindungi gigi dari karies

dan erosi (Kasuma, 2015).

F. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat:

a. pH meter

b. Gelas Ukur

c. Pipet ukur

2. Bahan:

a. Yogurt

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Pemeriksaan Awal (Pretest)

Sampel pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok perlakuan dan kelompok control. Masing-masing kelompok


berjumlah 15 orang. Semua sampel penelitian dilakukan pemeriksaan awal

yaitu pengukuran pH saliva.

2. Perlakuan terhadap Sampel

Sampel pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok perlakuan dan kelompok control. Kelompok perlakuan minum

yogurt sebanyak 100 ml dan kelompok control tidak minum yogurt.

3. Pemeriksaan Akhir (Posttest)

Pemeriksaan akhir dilakukan setelah perlakuan, yaitu pemeriksaan pH

saliva siswa SDN Mojoroto 1 Kediri seperti pada pemeriksaan awal.

Pengukuran pH saliva menggunakan pH meter. Data yang diperoleh dari hasil

pengukuran pH saliva responden kemudian dihitung rerata pH saliva sebelum

dan sesudah perlakuan. Uji statitik menggunakan uji Wilcoxon dan Mann

Whitney.

H. Analisis Data

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH saliva pada kelompok

perlakuan sesudah minum yogurt mengalami peningkatan. Sebelum minum yogurt

6,80 menjadi 7,44 dengan selisih 0,64. Artinya terdapat pengaruh atau perbedaan

sebelum dan sesudah minum yougurt terhadap pH saliva responden. Adapun

kelompok kontrol sesudah dilakukan pemeriksaan pH saliva yang kedua

mengalami peningkatan dari pemeriksaan pH saliva awal yaitu 7,16 menjadi 7,30

dengan selisih 0,14.


Berdasarkan uji Wilcoxon bahwa nilai Asymp.Sig (p) sebesar 0,005 < 0,05

jadi Ho ditolak dan Ha diterima, maka secara statistik menunjukkan adanya

perbedaan yang bermakna antara nilai pH saliva Siswa SDN Mojoroto 1 Kediri

sebelum dan sesudah minum yogurt, artinya ada pengaruh minum yogurt terhadap

pH saliva Siswa SDN Mojoroto 1 Kediri. Setelah minum yogurt, pH saliva

responden berubah dari asam menjadi basa, karena selain mengandung probiotik,

yogurt juga mengandung kalsium yang dapat meningkatkan pH saliva dari asam

menjadi basa.

I. Kerangka Kerja

Pemilihan sampel

Pemeriksaan awal (Pretest) dengan


pengukuran pH saliva pada kelompok
perlakuan dan kelompok control

Memberi perlakuan terhadap


kelompok perlakuan

Pemeriksaan Akhir (Posttest) dengan


mengukur pH saliva pada kelompok
perlakuan dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan

Analisa Data

Anda mungkin juga menyukai