Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

BUNUH DIRI

1. Kasus ( Masalah Utama )


Perilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan atau ancaman verbal,
yang akan mengakibatkan kematian, luka atau mernyakiti diri sendiri (Yosep, - Iyus,
2011)
Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Ann Isaacs,
2009).

2. Psikodinamika ( Proses Terjadinya Masalah )


1. Faktor predisposisi
Diagnosis Psikiatrik: perilaku bunuh diri 90% dewasa berkaitan dengan penyakit
psikiatrik antara lain gangguan alam perasaan (15%) (gangguan bipolar dan depresi
psikotik), penyalahgunaan zat (25-50%) yaitu alcohol abuse, Skizofrenia (10-15%) dan
gangguan ansietas yaitu panik dan PTSD Personalitas: sedangkan kepribadian hostility,
umumnya muncul perilaku agression turn inward (Freud), perilaku yang muncul dari
kepribadian impulsif dan depresif yaitu social withdrawal, low self esteem, tidak mampu
mempercayai orang lain, ketidakberdayaan, berpikir kaku dan infleksibel, maka
Lingkungan Psikososial mempengaruhi terhadap suatu Kehilangan: kematian, perpisahan
atau perceraian, dan Kurangnya dukungan sosial: dukungan keluarga dan lingkungan
terhadap dirinya, terbiasa mendengar atau mengetahui bunuh diri dari media serta
Peristiwa kehidupan yang negatif: masalah interpersonal, dipermalukan didepan publik,
PHK, ancaman dipenjara, sedangkan Penyakit medis kronik: Kanker, epilepsi,gangguan
muskuloskeletal, penyakit ulkus, HIV/AIDS juga merupakan suatu ancaman dan
Riwayat kesehatan Keluarga terdiri dari Identifikasi dan imitasi upaya bunuh diri dalam
keluarga, Stres dalam keluarga Transmisi faktor genetik à penyakit mental, kembar
monozigot > dizigot dan untuk faktor Biologis Normalnya 5-HT (serotonin) seimbang
untuk memfasilitasi respons emosi adaptif, ketidakseimbangan serotonin (Up-regulation
5-HT lebih sedikit atau Down-regulation 5-HT lebih banyak) menyebabkan
terganggunya respons emosi.
2. Faktor Stressor Presipitasi:
Prilaku destruktif diri ditimbulkan oleh stres berlebihan yang dialami individu antara lain
kejadian kehidupan yang memalukan misalnya masalah interpersonal, kehilangan
pekerjaan, ancaman penjara
3. Mekanisme koping
Mekanisme yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan ego yaitu:
 Denial yaitu menghindari realitas yang tidak diinginkan dengan mengabaikan
 atau menolak untuk mengakuinya
 Rasionalisasi yaitu memberikan penalaran atau penjelasan logis yang dapat diterima
secara sosial untuk membenarkan atau membuat suatu impuls, perasaan, perilaku,
dan motif yang tidak dapat diterima menjadi dapat diterima
 Intelektualisasi yaitu penalaran atau logika berlebihan yang digunakan untuk
menghindari agar tidak mengalami perasaan yang mengganggu
 Regresi yaitu kemunduran dalam menghadapi stres dengan perilaku yang menjadi
ciri dari tingkat perkembangan sebelumnya

4. Rentang Respons
Respons Adaptif Respons Maladaptif

Peningkatan Pengambilan Risiko Perilaku Pencederaan Bunuh Diri


Diri untuk Destruktif Diri
Pertumbuhan Diri tidak

A. PRINSIP TINDAKAN
1.Isyarat bunuh diri
a. Diskusi cara untuk mengatasi keinginan bunuh diri
b. Tingkatkan harga diri
c. Tingkatkan kemampuan penyelesaian masalah

2. Ancaman dan Percobaan bunuh diri : Melindungi pasien

3. Pohon Masalah

Resiko Bunuh diri

Harga Diri Rendah

4.Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


DS : Klien mengatakan secara tersirat ide bunuh diri
Klien mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah / sedih / marah / putus asa/
tidak berdaya.
Klien mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan
harga diri rendah
Klien mengungkapkan keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk
mengakhiri kehidupan
DO : Klien mempersiapkan alat untuk melaksanakan rencana bunuh diri
Klien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya
Klien mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong
urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.

5.Diagnosa Keperawatan
Risiko Bunuh Diri

6. Rencana Tindakan Keperawatan (terlampir)


DAFTAR PUSTAKA

Iyus, Yosep. 2011. Keperawatan Jiwa, Edisi 4. Jakarta : Refika Aditama

Ann Isaacs, (2009). Panduan Belajar : Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikiatrik. Edisi 3
(terjemahan). Jakarta : Penerbit buku Kedokteran EGC.

Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN


(Basic Course).Yogyakarta: EGC.

Kelliat, B., A, dkk. (2009). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2.


Jakarta: EGC.

Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika


Aditama.

Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:


Momedia.

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Medika.

Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke : 1
Hari/Tanggal :
Nama Klien :
SP Ke : 1.Bunuh Diri
Ruangan :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
 Klien mengatakan secara tersirat ide bunuh diri
 Klien mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah / sedih / marah / putus asa/
tidak berdaya.
 Klien mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan
harga diri rendah
 Klien mengungkapkan keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk
mengakhiri kehidupan
DO:
 Klien mempersiapkan alat untuk melaksanakan rencana bunuh diri
 Klien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya
 Klien mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong
urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.

2. Diagnosa Keperawatan: Risiko bunuh diri

3. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat mengungkapkan perasaan
b. Klien mendapat perlindungan dr lingkungan

4. Tindakan Keperawatan:
a. Identifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
b. Amankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
c. Lakukan kontrak treatment
d. Ajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
e. Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
”Selamat sore bapak/ibu?, perkenalkan nama saya adalah suster ida nama
bapak/ibu?, senang dipanggil siapa?, saya mahasiswi STIKes YATSI. Saya
bertugas di ruang ini dari, saya dinas pagi dari jam 07.00-14.00 Saya akan
merawat bapak/ibu disini. ”
b. Evaluasi/Validasi
”Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?”
c. Kontrak
Topik : “Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang bapak/ibu
rasakan selama ini
Waktu : Berapa lama bapak/ibu kita akan bercakap-cakap?, bagaimana kalau
15 menit saja?
Tempat : Bapak/ibu ingin bercakap-cakap dimana?, Bagaimana kalau disini
saja?
Tujuan : Agar bapak/ibu tidak akan membahayakan diri sendiri secara fisik
2. Kerja
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kejadian itu terjadi? Apakah dengan dengan
kehilangan ayah bapak/ibu, bapak/ibu merasa paling menderita di dunia ini? Apakah
bapak/ibu kehilangan kepercayaan diri? Apakah bapak/ibu merasa tak berharga atau
bahkan lebih rendah daripada orang lain? Apakah A merasa bersalah atau
mempersalahkan diri sendiri? Apakah bapak/ibu sering mengalami kesulitan
berkonsentrasi? Apakah bapak/ibu berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh
diri atau berharap bahwa bapak/ibu mati? Apakah bapak/ibu pernah mencoba untuk
bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang bapak/ibu rasakan?” Jika
pasien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera dilanjutkan dengan tindakan
keperawatan untuk melindungi pasien, misalnya dengan mengatakan: “Baiklah,
tampaknya bapak/ibu membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup”. ”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar bapak/ibu ini untuk
memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan bapak/ibu.”
”Nah bapak/ibu, Karena bapak/ibu tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat
untuk mengakhiri hidup bapak/ibu, maka saya tidak akan membiarkan bapak/ibu
sendiri.”
”Apa yang bapak/ibu lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan
itu muncul, maka untuk mengatasinya bapak/ibu harus langsung minta bantuan
kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi
bapak/ibu jangan sendirian ya, katakan pada perawat, keluarga atau teman jika ada
dorongan untuk mengakhiri kehidupan”.
”Saya percaya bapak/ibu dapat mengatasi masalah, Bagaimana bapak/ibu?”

3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : ”Bagaimana perasaan bapak/ibu sekarang setelah mengetahui cara
mengatasi perasaan ingin bunuh diri?”
Obyektif : ”Coba bapak/ibu sebutkan lagi cara tersebut”
b. Rencana Tindak Lanjut
”Saya akan menemani bapak/ibu terus sampai keinginan bunuh diri hilang
”(jangan meninggalkan pasien)
c. Kontrak
Topik : “Bagaimana jika bapak/ibu sudah mulai dapat mengatasi perasaan
bunuh diri tersebut, kita bicarakan tentang perasaan bapak/ibu dan
bagaimana bapak/ibu bisa mengganti perasaan tersebut dengan
berpikir yang baik-baik bagi bapak/ibu ?
Waktu : Kita bincang-bincang lagi besok ya bapak/ibu, bagaimana jam 4
sore?
Tempat : Tempatnya di sini lagi.

Anda mungkin juga menyukai