Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Industri peternakan merupakan industri yang bergerak di bidang pengembangbiakkan


dan pembudidayaan hewan ternak dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat dan
hasil dari kegiatan tersebut. Salah satu pekerjaan dalam industri peternakan adalah
produksi pakan ternak. Pada proses produksi bahan baku pakan ternak, penggilingan
merupakan aktifitas utama dimana pada aktifitas ini bahan baku mengalami
pengecilan ukuran atau proses penggilingan. Salah satu alat yang paling umum
digunakan dalam proses penggilingan bahan baku pakan ternak adalah mesin hammer
mill. Hammer mill merupakan alat yang digunakan untuk keperluan industri,
penelitian, pertanian dan perumahan dengan tujuan melakukan proses pengecilan
ukuran bahan seperti biji-bijian, pakan ternak, pupuk, kayu, dan lain-lain. Bahan yang
dijatuhkan kedalam hammer mill akan dihancurkan oleh hammer dan akan melewati
celah antara hammer dan “mendarat” di sebuah screen. Bahan dengan ukuran yang
lebih kecil dari celah screen dapat keluar dari hammer mill dan menjadi produk
sedangkan bahan yang lebih besar akan terbawa lagi oleh hammer sehingga terjadi
lagi proses penghancuran lebih lanjut.. Gambar I.1 memperlihatkan schematic
drawing dari hammermill secara umum.

Gambar I. 1 Hammer mill Schematic Drawing (Taveau & Farrell, 2015)

1
Berdasarkan pernyatan tersebut dapat dikatakan bahwa pengecilan ukuran bahan
pada mesin hammer mill terjadi karena adanya tumbukan yang terus menerus
antara bahan yang dimasukkan dengan hammer yang berputar pada sebuah rotor
dengan kecepatan tinggi. Pada studi di lapangan yang sudah dilakukan,
permasalah yang ditemukan dalam rangka penggunaan mesin hammer mill untuk
produksi pakan ternak adalah kualitas dari produk yang dihasilkan berukuran
cukup besar dan masih diperlukan suatu kegiatan pengembangan agar produk hasil
penggilingan menjadi lebih halus sehingga mampu meningkatkan kualitas produk
perusahaan. Terdapat beberapa macam produk pakan ternak yang diproduksi di
lapangan yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di produksi pakan
ternak, pakan ternak yang diproduksi adalah dari ampas kecap giling, dedak padi
giling, onggok giling, kulit kopi giling, bungkil sawit giling, sekam dan mako.
Berdasarkan data terakhir yang didapatkan di lapangan, produk pakan ternak dari
kulit kopi memiliki jumlah produksi paling tinggi dibandingkan dengan pakan
ternak dari bahan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar I.2 berikut.

Persentase Produksi Pakan Ternak PT. XYZ

11%
4%
2%
5% 28%

13%

37%

Bungkil Sawit Kulit Kopi Ampas Kecap Dedak Padi


Sekam Mako Onggok Asalan

Gambar I.2 Persentase Produksi Pakan Ternak


(Sumber: PT. XYZ, 2016)

Berdasarkan Gambar I.2, jumlah produksi tertinggi adalah pada produksi pakan
ternak dari kulit kopi dengan persentase sebesar 37%. Tingginya jumlah produksi ini
seiring dengan tingginya permintaan pakan ternak dari kulit kopi pada PT.XYZ.

2
Menurut Doerksen (1993), terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan
untuk proses penggilingan yang efisien pada hammer mill yaitu sifat kerapuhan
bahan yang akan digiling, kecepatan putaran rotor, metoda pemberian makan
(feeding) bahan ke penggiling, kadar air (moisture content) dari bahan yang
digiling, serta instalasi dan maintenance mesin desain saringan, serta desain
hammer. Hammer merupakan bagian utama dalam kerja penggilingan. Ukuran,
jumlah, desain, dan susunan hammer sangat penting untuk mendapatkan ukuran
partikel yang diinginkan. Penempatan dan desain hammer ditentukan berdasarkan
parameter operasi seperti kecepatan putaran rotor, tenaga motor, serta area terbuka
di saringan (Hoque, Sokhansanj, Naimi, Bi, & Lim, 2007). Desain dan
penempatan palu yang optimal memberikan kontak maksimal dengan bahan
pakan. Jumlah hammer, kecepatan putar rotor, tipe dan jumlah dari bahan pakan,
serta area saringan yang tersedia harus dipertimbangkan untuk mendapatkan
konfigurasi yang sesuai (Hoque et al., 2007).

Untuk meningkatkan kapasitas penggilingan suatu bahan pakan diperlukan rancangan


konfigurasi dari komponen yang bekerja pada hammer mill dimana pada studi ini,
komponen yang dijadikan sebagai objek rancangan adalah hammer. Perlu dilakukan
kajian suatu kinerja mesin hammer mill terhadap perubahan desain hammer dalam
melakukan penggilingan bahan-bahan granular yang dilakukan melalui pendekatan
simulasi. Rancangan hammer terdahulu yang didapatkan melalui pengamatan di
lapangan digambarkan pada Gambar I.3 berikut:

Gambar I.3 Rancangan Hammer Terdahulu

Gambar I.3 merupakan rancangan hammer terdahulu yang dipasangkan pada


hammer mill yang didapatkan melalui pengamatan di lapangan dalam melakukan
penggilingan kulit kopi. Pengembangan rancangan hammer dilakukan untuk dapat
meningkatkan kehalusan penggilingan kulit kopi dibandingkan dengan
penggilingan menggunakan rancangan hammer terdahulu.

3
Menurut Steinbach dan Raymond (2000), dalam rangka evaluasi penggunaan
hammer yang akan dipasangkan pada hammer mill terdapat empat faktor yang
harus dipertimbangkan yaitu kekuatan, kapasitas, run time, dan jumlah gaya yang
disampaikan. Semakin besar gaya yang dapat disampaikan oleh hammer semakin
meningkat pula tumbukan atau pemecahan bahan yang digiling. Semua faktor
yang dipertimbangkan tersebut memiliki keterkaitan, seperti untuk meningkatkan
jumlah gaya yang disampaikan, bobot palu akan meningkat sehingga kapasitas
mesin akan turun karena keterbatasan tenaga mesin. Steinbach dan Raymond
(2000) telah melakukan penelitian dan pembaharuan dalam pengembangan desain
hammer pada hammer mill untuk optimalisasi 4 faktor diatas. Elemen hammer
yang dikembangkan adalah pada bagian ujung hammer. Pengembangan tersebut
berupa menambah ketebalan, menerapkan pengelasan, dan membelah ujung
hammer menjadi 2 bagian sehingga ,mata pisau menjadi dua .

Discrete element method (DEM) mengacu kepada suatu teknik komputasi yang
memungkinkan simulasi dan analisis tentang bagaimana suatu bahan yang berupa
butiran dalam jumlah banyak akan berinteraksi dengan peralatan dalam berbagai
kondisi operasi dan proses. Discrete element method menjadi alat yang berguna
untuk memodelkan proses tumbukan, memberikan informasi yang berguna
mengenai pemanfaatan energi, dan prediksi distribusi ukuran produk. Metoda ini
telah diterapkan dalam suatu studi dari G.W. Delaney pada tahun 2015 yang
berhasil melakukan prediksi dari aliran dan distribusi ukuran suatu material dalam
sistem penghancuran partikel pada alat cone crusher.

Simulasi discrete element method perlu dirancang berdasarkan pada faktor-faktor


yang terdapat pada perancangan hammer sehingga dibutuhkan suatu pendekatan
sistematik dalam rangka mengidentifikasi pengaruh dari faktor-faktor rancangan
hammer. Design of Experiment mengacu kepada metoda yang memodelkan efek
dari satu atau lebih faktor proses terhadap keluaran yang dipilih (Dixon, Eatock,
Meenan, & Morgan, 2006). Metode DOE meliputi percobaan-percobaan yang
dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh faktor yang relevan yang memberikan
efek pada output yang dihasilkan. Penerapan design of experiment pada simulasi
discrete element method telah diterapkan pada studi yang dilakukan oleh Simon
Grunditz pada tahun 2015 yang menerapkan simulasi discrete element method

4
untuk menginvestigasi pengaruh dari kecepatan rotor dan geometri rotor terhadap
sistem penghancuran partikel pada alat vertical shaft impact dengan menggunakan
DOE untuk memastikan pengumpulan data dari eksperimen dan memberikan
kesimpulan yang benar karena batasan minimalisasi biaya dan upaya penggunaan
percobaan yang efektif.

Pada mesin hammer mill proses pengecilan ukuran bahan terjadi karena adanya
tumbukan antara bahan dengan hammer yang berputar yang menyebabkan
terjadinya perpecahan pada masing-masing butiran/partikel individual. Dengan
menggunakan discrete element modelling, peristiwa tumbukan pada masing-
masing partikel dapat ditentukan melalui distribusi frekuensi energi yang hilang.
Spektrum energi tumbukan ini memberikan pemahaman berbagai kontribusi
terhadap kehilangan energi secara keseluruhan di dalam mesin giling (Cleary and
Morrison, 2004). Percobaan discrete element modelling telah dilakukan untuk
mengetahui nilai energy loss pada penggilingan menggunakan hammer terdahulu.
Dengan mengikuti aturan pada pemodelan discrete element, rata-rata nilai energy
loss pada partikel kulit kopi yang dihasilkan menggunakan hammer terdahulu
adalah sebesar 60.3 J. Distribusi energy loss menggunakan hammer terdahulu
dapat dilihat pada Gambar I.4 berikut:

Hammer Terdahulu
150,00
Energy Loss
(J) 100,00

50,00

0,00
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00
Time (S)

Gambar I.4 Distribusy Energy Loss (J) Menggunakan Hammer Terdahulu

Gambar I.4 memperlihatkan distribusi energy loss yang yang terjadi pada
penggilingan kulit kopi di dalam hammer mill dengan menggunakan hammer
terdahulu. Dengan melakukan percobaan simulasi penggilingan menggunakan

5
beberapa rancangan hammer yang dikembangkan, hasil energy loss yang dihasilkan
akan berbeda dibandingkan dengan rancangan hammer terdahulu. Sehingga pada
studi ini penggilingan bahan menggunakan hammer mill dimodelkan dan
disimulasikan menggunakan discrete element method untuk mengetahui pengaruh
perubahan rancangan hammer terhadap hasil penggilingan. Sistematika eksperimen
simulasi dilakukan berdasarkan tahapan pada design of experiment untuk dapat
mengumpulkan data dari eksperimen berdasarkan faktor-faktor yang ada hingga dapat
ditarik kesimpulan dari nilai yang dihasilkan melalui simulasi sehingga mendapatkan
perubahan desain pada hammer terdahulu yang membantu menjawab kebutuhan
penggilingan bahan di hammer mill yang digunakan.

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana rancangan hammer pada hammer mill berdasarkan faktor yang
ditentukan agar dapat meningkatkan kehalusan penggilingan bahan pakan?

I.3 Tujuan Penelitian


1. Menentukan rancangan hammer pada hammer mill berdasarkan faktor yang
ditentukan agar dapat meningkatkan kehalusan penggilingan bahan pakan.

I.4 Batasan Masalah


Studi ini memiliki batasan masalah agar lebih terfokus dalam mencapai tujuan.
Batasan-batasan masalah dari studi ini adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan simulasi yang dilakukan tidak dibandingkan dengan eksperimen
nyata di lapangan.
2. Simulasi pada studi ini tidak memodelkan terjadinya perpecahan produk saat
proses penggilingan.
3. Kemampuan simulasi sesuai dengan kapasitas software EDEM versi 2.7 tanpa
iterasi full scale serta perangkat keras yang digunakan dalam melakukan
simulasi dengan spesifikasi CPU processor Intel Core i3 dengan RAM 6Gb
dan VGA Card 2GB.

6
I.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan dari studi ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut pada tahap perancangan desain
hammer atau pemilihan proses parameter dalam proses pengecilan ukuran
menggunakan hammer mill.

2. Dalam industri kedepannya dapat diaplikasikan untuk menentukan rancangan


hammer pada hammer mill yang digunakan untuk penggilingan pakan.

I.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dari penelitian terdiri dari enam bab, yaitu bab
pendahuluan, bab landasan teori, bab metode penelitian, bab pengumpulan dan
pengolahan data, bab hasil eksperimen dan analisis, serta bab kesimpulan dan
saran. Penjelasan dari enam bab tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang dari perancangan hammer.
Setelah itu didapatkan perumusan masalah yang mengantarkan
pada penetapan tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori


Bab ini berisi penjelasan tentang metode pendekatan yang digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan yang sudah didefinisikan pada bab
pendahuluan. Teori yang dibutuhkan membahas tentangi model
simulasi,discrete element method, design of experiment, sistem
penggilingan bahan melalui software serta analisis statistika terhadap
hasil dari rancangan simulasi eksperimen.

Bab III Metode Penelitian


Bab ini membahas tentang model konseptual yang dikembangkan
dalam penelitian. Selanjutnya dari model konseptual tersebut
dikembangkan sistematika pemecahan masalah yang menjabarkan
tahapan perancangan yang dilakukan.

7
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
Bab ini membahas data-data keperluan studi beserta
pengolahannya. Bab ini juga membahas design of experiment
dalam menentukan kombinasi faktor dan level dalam melakukan
simulasi eksperimen serta sistematika jalannya simulasi
eksperimen penggilingan pada discrete element method.

Bab V Hasil Eksperimen dan Analisis


Bab ini akan menampilkan hasil simulasi eksperimen dari setiap
faktor dan kombinasi faktor yang dijalankan. Hasil eksperimen
akan dianalisis menggunakan analisis statistika. Berdasarkan hasil
analisis akan dihasilkan respon terbaik dari masing-masing faktor
kombinasi antar faktor.

Bab VI Kesimpulan dan Saran


Bab ini berisi kesimpulan yang menjawab rumusan masalah
berdasarkan hasil dan analisis pengolahan data. Selain itu terdapat
saran yang berisi masukan untuk peneliti selanjutnya yang ingin
meneruskan dan mengembangkan penelitian ini ke tahap
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai