1
Berdasarkan pernyatan tersebut dapat dikatakan bahwa pengecilan ukuran bahan
pada mesin hammer mill terjadi karena adanya tumbukan yang terus menerus
antara bahan yang dimasukkan dengan hammer yang berputar pada sebuah rotor
dengan kecepatan tinggi. Pada studi di lapangan yang sudah dilakukan,
permasalah yang ditemukan dalam rangka penggunaan mesin hammer mill untuk
produksi pakan ternak adalah kualitas dari produk yang dihasilkan berukuran
cukup besar dan masih diperlukan suatu kegiatan pengembangan agar produk hasil
penggilingan menjadi lebih halus sehingga mampu meningkatkan kualitas produk
perusahaan. Terdapat beberapa macam produk pakan ternak yang diproduksi di
lapangan yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di produksi pakan
ternak, pakan ternak yang diproduksi adalah dari ampas kecap giling, dedak padi
giling, onggok giling, kulit kopi giling, bungkil sawit giling, sekam dan mako.
Berdasarkan data terakhir yang didapatkan di lapangan, produk pakan ternak dari
kulit kopi memiliki jumlah produksi paling tinggi dibandingkan dengan pakan
ternak dari bahan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar I.2 berikut.
11%
4%
2%
5% 28%
13%
37%
Berdasarkan Gambar I.2, jumlah produksi tertinggi adalah pada produksi pakan
ternak dari kulit kopi dengan persentase sebesar 37%. Tingginya jumlah produksi ini
seiring dengan tingginya permintaan pakan ternak dari kulit kopi pada PT.XYZ.
2
Menurut Doerksen (1993), terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan
untuk proses penggilingan yang efisien pada hammer mill yaitu sifat kerapuhan
bahan yang akan digiling, kecepatan putaran rotor, metoda pemberian makan
(feeding) bahan ke penggiling, kadar air (moisture content) dari bahan yang
digiling, serta instalasi dan maintenance mesin desain saringan, serta desain
hammer. Hammer merupakan bagian utama dalam kerja penggilingan. Ukuran,
jumlah, desain, dan susunan hammer sangat penting untuk mendapatkan ukuran
partikel yang diinginkan. Penempatan dan desain hammer ditentukan berdasarkan
parameter operasi seperti kecepatan putaran rotor, tenaga motor, serta area terbuka
di saringan (Hoque, Sokhansanj, Naimi, Bi, & Lim, 2007). Desain dan
penempatan palu yang optimal memberikan kontak maksimal dengan bahan
pakan. Jumlah hammer, kecepatan putar rotor, tipe dan jumlah dari bahan pakan,
serta area saringan yang tersedia harus dipertimbangkan untuk mendapatkan
konfigurasi yang sesuai (Hoque et al., 2007).
3
Menurut Steinbach dan Raymond (2000), dalam rangka evaluasi penggunaan
hammer yang akan dipasangkan pada hammer mill terdapat empat faktor yang
harus dipertimbangkan yaitu kekuatan, kapasitas, run time, dan jumlah gaya yang
disampaikan. Semakin besar gaya yang dapat disampaikan oleh hammer semakin
meningkat pula tumbukan atau pemecahan bahan yang digiling. Semua faktor
yang dipertimbangkan tersebut memiliki keterkaitan, seperti untuk meningkatkan
jumlah gaya yang disampaikan, bobot palu akan meningkat sehingga kapasitas
mesin akan turun karena keterbatasan tenaga mesin. Steinbach dan Raymond
(2000) telah melakukan penelitian dan pembaharuan dalam pengembangan desain
hammer pada hammer mill untuk optimalisasi 4 faktor diatas. Elemen hammer
yang dikembangkan adalah pada bagian ujung hammer. Pengembangan tersebut
berupa menambah ketebalan, menerapkan pengelasan, dan membelah ujung
hammer menjadi 2 bagian sehingga ,mata pisau menjadi dua .
Discrete element method (DEM) mengacu kepada suatu teknik komputasi yang
memungkinkan simulasi dan analisis tentang bagaimana suatu bahan yang berupa
butiran dalam jumlah banyak akan berinteraksi dengan peralatan dalam berbagai
kondisi operasi dan proses. Discrete element method menjadi alat yang berguna
untuk memodelkan proses tumbukan, memberikan informasi yang berguna
mengenai pemanfaatan energi, dan prediksi distribusi ukuran produk. Metoda ini
telah diterapkan dalam suatu studi dari G.W. Delaney pada tahun 2015 yang
berhasil melakukan prediksi dari aliran dan distribusi ukuran suatu material dalam
sistem penghancuran partikel pada alat cone crusher.
4
untuk menginvestigasi pengaruh dari kecepatan rotor dan geometri rotor terhadap
sistem penghancuran partikel pada alat vertical shaft impact dengan menggunakan
DOE untuk memastikan pengumpulan data dari eksperimen dan memberikan
kesimpulan yang benar karena batasan minimalisasi biaya dan upaya penggunaan
percobaan yang efektif.
Pada mesin hammer mill proses pengecilan ukuran bahan terjadi karena adanya
tumbukan antara bahan dengan hammer yang berputar yang menyebabkan
terjadinya perpecahan pada masing-masing butiran/partikel individual. Dengan
menggunakan discrete element modelling, peristiwa tumbukan pada masing-
masing partikel dapat ditentukan melalui distribusi frekuensi energi yang hilang.
Spektrum energi tumbukan ini memberikan pemahaman berbagai kontribusi
terhadap kehilangan energi secara keseluruhan di dalam mesin giling (Cleary and
Morrison, 2004). Percobaan discrete element modelling telah dilakukan untuk
mengetahui nilai energy loss pada penggilingan menggunakan hammer terdahulu.
Dengan mengikuti aturan pada pemodelan discrete element, rata-rata nilai energy
loss pada partikel kulit kopi yang dihasilkan menggunakan hammer terdahulu
adalah sebesar 60.3 J. Distribusi energy loss menggunakan hammer terdahulu
dapat dilihat pada Gambar I.4 berikut:
Hammer Terdahulu
150,00
Energy Loss
(J) 100,00
50,00
0,00
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00
Time (S)
Gambar I.4 memperlihatkan distribusi energy loss yang yang terjadi pada
penggilingan kulit kopi di dalam hammer mill dengan menggunakan hammer
terdahulu. Dengan melakukan percobaan simulasi penggilingan menggunakan
5
beberapa rancangan hammer yang dikembangkan, hasil energy loss yang dihasilkan
akan berbeda dibandingkan dengan rancangan hammer terdahulu. Sehingga pada
studi ini penggilingan bahan menggunakan hammer mill dimodelkan dan
disimulasikan menggunakan discrete element method untuk mengetahui pengaruh
perubahan rancangan hammer terhadap hasil penggilingan. Sistematika eksperimen
simulasi dilakukan berdasarkan tahapan pada design of experiment untuk dapat
mengumpulkan data dari eksperimen berdasarkan faktor-faktor yang ada hingga dapat
ditarik kesimpulan dari nilai yang dihasilkan melalui simulasi sehingga mendapatkan
perubahan desain pada hammer terdahulu yang membantu menjawab kebutuhan
penggilingan bahan di hammer mill yang digunakan.
6
I.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan dari studi ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut pada tahap perancangan desain
hammer atau pemilihan proses parameter dalam proses pengecilan ukuran
menggunakan hammer mill.
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang dari perancangan hammer.
Setelah itu didapatkan perumusan masalah yang mengantarkan
pada penetapan tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan.
7
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
Bab ini membahas data-data keperluan studi beserta
pengolahannya. Bab ini juga membahas design of experiment
dalam menentukan kombinasi faktor dan level dalam melakukan
simulasi eksperimen serta sistematika jalannya simulasi
eksperimen penggilingan pada discrete element method.