Lingkungan Ekonomi Akuntansi
Lingkungan Ekonomi Akuntansi
Tujuan pelaporan keuangan menurut FASB adalah untuk memberikan informasi kepada
para pengguna laporan keuangan yang digunakan sebagai sarana untuk pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, pemahaman atas lingkungan ekonomi, hukum, politik, dan social penting dalam
penetapan standar. Selain itu, pemahaman atas lingkungan akuntansi ini dianggap begitu penting
bagi akuntan karena lingkunganlah yang memberi akuntan harga – harga yang digunakan untuk
mengukur aktiva dan ekuitas yang tercantum dalam neraca.
PEREKONOMIAN SWASTA
Karakteristik perekonomian sebagai perekonomian swasta dan kapitalis membuat FASB
menyatakan bahwa “fungsi pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna
bagi mereka yang membuat keputusan ekonomi tentang badan usaha dan tentang investasi dalam
atau pinjaman kepada badan – badan usaha”. Daftar mereka yang berpotensi membuat keputusan
ekonomi ini mencakup pemilik, pemberi pinjaman, pemasok, pegawai, dan manajemen. Masing
– masingnya dianggap telah melakukan investasi dalam badan usaha dan oleh karenanya,
mempunyai kepentingan dalam hasil investasi itu: pemasok mengharapkan pembayaran, serta
pegawai dan manajemen mengharapkan gaji dan upah. Perusahaan harus menghasilkan cukup
kas untuk memberikan imbalan (return) yang diinginkan atas hasil investasi yang dilakukan
kelompok – kelompok ini.
Efisiensi Pasar
Dalam bentuk teoritisnya, syarat – syarat yang harus ada dalam pasar yang efisien adalah:
1. Tidak ada biaya transaksi dalam memperdagangkan sekuritas.
2. Semua informasi yang ada sama tersedianya bagi semua pedagang tanpa biaya.
3. Semua pedagang mempunyai harapan yang homogeny mengenai implikasi
informasi yang tersedia
Suatu pasar dapat dikatakan efisiensi sehubungan dengan informasi tertentu, jika tidak
mungkin mendapatkan laba abnormal dengan melakukan jual beli berdasarkan informasi
itu.Untuk membalik temuan pasar yang efisien ini tidaklah cukup dengan menunjukan kasus –
kasus di mana diperoleh laba yang berlebihan, karena definisi ini bersifat statistic, yaitu definisi
ini hanya berlaku secara rata – rata.
Definisi efisiensi pasar menurut Fama, walaupun secara intuitif menarik dalam beberapa
hal, juga penuh dengan permasalahan. Bagaimana kita dapat mengatakan informasi sepenuhnya
tercermin dalam harga suatu sekuritas jika kita mengatakan laba abnormal tidak dapat diperoleh,
maka ia harus mendefinisikan laba abnormal.
Para peneliti menghadapi dua sumber kesulitan lainnya dalam menyelidiki efisiensi
pasar.Pertama, hampir semua pengujian mengandalkan model – model penetapan harga yang
teoritis untuk membedakan yang normal dari yang abnormal.Oleh karena itu, pengujian –
pengujian itu merupakan pengujian gabungan atas efisiensi pasar dan model tersebut.Karena
model – model itu sendiri masih dalam pengembangan, hasil – hasil efisiensi pasar harus
diperlakukan sebagai hasil tentative.Kedua, tidak ada harga yang “sebenarnya’ yang dapat
dipakai untuk menguji divergensi. Harga – harga sekuritas hanya merupakan refleksi
sentimentalitas masyarakat tentang masa depan, berdasarkan informasi yang tersedia. Jika
sentimentalitas atau informasi, harga juga harus berubah.Jika sentimentalitas berubah mendadak,
demikian pula harga.
Biaya Historis
Efisiensi pasar oleh sebagian orang dianggap tidak realistis dan bahkan hanya merupakan kajian
akademisnya. Konsep Harga Perolehan menyatakan bahwa aktiva harus dimasukkan kedalam
pembukuan dangan harga perolehan aktiva itu. Biasanya konsep ini dijelaskan sebagai berikut:
biaya historis dianggap mewakili pengukuran harga yang objektif dalam transaksi yang
wajar. … harga yang ditanggung untuk memperoleh suatu aktiva oleh karenanya dapat
diasumsikan mewakili nilai pasar aktiva itu pada saat perolehannya.
MENILAI SEKURITAS
Hipotesis pasar efisien menjelaskan pengaruh informasi yang relevan pada harga-harga sekuritas.
Akan tetapi, untuk menguji efisiensi pasar atau relevansi informasi, diperlukan suatu model
teoritis untuk menjelaskan faktor-faktor atau parameter apa yang menentukan sekuritas dalam
keadaan ekuilibrium. Salah satu model yang telah dikembangkan adalah Capital Asset Pricing
Model (CAPM). Sebelum menguraikan model tersebut, perlu dilihat dahulu teori portofolio yang
menjadi dasar model tersebut.
Teori portofolio
Teori portofolio didasarkan pada dua asumsi dasar mengenai keputusan investasi dalam
ketidakpastian:
1. Investor menghindari resiko (risk averse) dan lebih menyukai imbalan yang lebih besar untuk
tingkat resiko tertentu atau resiko yang lebih rendah untuk tingkat imbalan tertentu.
2. Imbalan sekuritas mempunyai distribusi normal.
Imbalan portofolio adalah angka rata-rata dari imbalan setiap sekuritas; tetapi variansi (ukuran
resiko) portofolio itu tidaklah sama dengan angka rata-rata variansi setiap sekuritas.
Mungkin akan diperlihatkan bahwa portofolio akan mencapai maksismum bila terdapat korelasi
yang sempurna antara sekuritas-sekuritas di dalam portofolio itu. Semakin korelasi anatara
sekuritas-sekuritas itu turun dibawah satu, semakin kecil variansi portofolio. Tetapi memilih
sekuritas yang korelasinya tidak sempurna satu sama lain adalah apa yang dilakukan orang bila
melakukan diversifikasi.
Oleh karena itu, melalui diversifikasi seorang investor individual dapat memperoleh tingkat
resiko (portofolio) yang lebih rendah untuk imbalan yang sama. Karena diversifikasi dengan
mudah tersedia bagi semua investor, pasar tidak akan membayar harga tertentu untuk resiko yang
ditanggung oleh investor yang tidak melakukan diversifikasi.
Pasar sebagai satu kesatuan dapat dipandang sebagai sebuah portofolio sekuritas-sekuritas yang
diperluas sampai mencakup semua sekuritas, yang diberi bobot menurut nilai setiap sekuritas
yang ditentukan dalam keadaan ekuilibrium.Hal ini dikenal sebagai portofolio pasar.Jika semua
investor dapat meminjam dan memberi pinjaman dengan tingkat bunga yang bebas risiko,
mereka dapat meniru semua bauran risiko dan imbalan yang mungkin, dengan hanya memiliki
suatu kombinasi yang sesuai antara utang bebas risiko dan portofolio pasar.
Model pasar
Banyak faktor yang mempengaruhi imbalan dan resiko sekuritas tertentu. Profesor keuangan dari
Stanford, William F. Sharpe, berdasarkan pekerjaan mentor beliau Harry Markowitz,
menyarankan agar faktor-faktor ini dibagi menjadi dua kategori: faktor-faktor yang khusus
bagiperusahaan dan yang dikaitkan dengan pasar. Kategori kedua ini disebut resiko sistematik;
yang pertama disebut resiko spesifik atau nonsistematik. Secara formal, persamaan untuk
imbalan sekuritas ini dapat ditulis sebagai:
“Tingkat imbalan atas aktiva i untuk periode t = tingkat imbalan atas seluruh sekuritas
dalam pasar untuk periode t + gangguan acak dalam proses tersebut untuk periode t”
Persamaan ini dikenal sebagai model pasar (market model) atau persamaan karakteristik
(characteristic equation).Asumsi utama dalam model pasar ini adalah bahwa variasi-variasi
dalam masing-masing sekuritas sebagian besar disebabkan oleh faktor yang melanda seluruh
pasar. Hal ini memungkinkan kita mengganti satu faktor individual dengan satu faktor pasar.
Beberapa Implikasi
Pertama, baik CAPM meupun model penetapan harga opsi menegaskan bahwa yang menjadi,
atau seharga menjadi, perhatian utama para pemegang saham adalah ukuran-ukuran
risiko.Kedua, model penetapan harga sekuritas ini mempertanyakan penekanan ini. Namun, tidak
seperti CAPM, model penetapan harga opsi memperlihatkan adanya kebutuhan akan informasi
tentang risiko total-bukan hanya beta sekuritas. Ketiga, kedua model ini member akuntan suatu
kerangka dasar agar mereka dapat menurunkan teori tentang bagaimana cara terbaik untuk
melaporkan ekuitas.